Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
Tahun Akademik 2019-2020
Disusun Oleh:
C. Uji-t
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan
(kesamaan) antara dua buah data. Salah satu teknis analisis statistik untuk menguji kesamaan dua
rata-rata ini ialah uji t (t test) karena rumus yang digunakan disebut rumus t. Rumus t sendiri
banyak ragamnya dan pemakaiannya disesuaikan dengan karakteristik kedua data yang akan
dibedakan.
Uji kesamaan dua rata-rata atau uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya
perbedaan (kesamaan) dua kelompok data. Agar uji kesamaan rata-rata dapat dilakukan, maka
beberapa persyaratannya haruslah dipenuhi terlebih dahulu yaitu masing-masing datanya dipilih
secara acak, berdistribusi naormal, dan homogen. Uji t tersebut banyak sekali ragamnya,
sehingga penggunaanya disesuaikan dengan karakteristik datanya. Uji t tersebut terbatas untuk
mencari perbedaan dua kelompok data saja. Kelompok data yang dicari perbedaanya sebaiknya
tidak terlalu besar perbedaan jumlah anggota sampelnya. 3 (Husaini Husman, M.Pd, R. Purnomo
Setiady Akbar, S.Pd., M.Pd, Pengantar Statistika, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hal. 145)
Ada beberapa persyaratan yang dipenuhi sebelum uji t dilakukan. Persyaratannya adalah :
a. Dua masing-masing berdistribusi normal.
b. Dua dipilih secara acak.
c. Data masing-masing homogen.
Kegunaan t-tes sebagai alat analisis data, dapat dipakai untuk menguji satu sampel atau
dua sampel. Khusus untuk pengujian dua sampel, t-tes dapat dipakai untuk menguji dua sampel
yang bebas dan atau dua sampel yang berkorelasi. Sedangkan untuk pengujian sampel bebas
(independent sample), t-tes dapat dipakai menganalisis untuk varian yang bersifat homogeny
ataupun heterogen. 4 (Bambang Soepono, M.Pd, Statistik Terapan Dalam Penelitian Ilmu-ilmu
Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, hal. 134)
Penggunaan t-tes untuk kepentingan analisis data, bertolak pada harga rata-rata (mean)
dari suatu skor atau nilai. Berkaitan dengan jumlah dan jenis sampel di atas, maka t-tes ini dapat
dipakai untuk menganalisis data yang mempunyai satu rata-rata dan atau selisih dua rata-rata,
baik itu rata-rata skor dari sampel independen (bebas) dengan kasus sampel besar atau kecil
maupun sampel besar (=/>30) ataupun sampel kecil.
1. Rumus-rumus untuk Uji-t
a. Jika kedua data sampel independen (tidak berkorelasi), maka rumus yang digunakan
adalah rumus uji t Fisher’s dengan bentuk:
t= X
͞ 1 – ͞X2………
√∑X21 + ∑χ22 n1 + n2
n1 + n2 + n3 n1 n2
t= ͞χ1 – ͞χ2……..
√∑
͞ χ21 + ∑χ22
n1(n1 – 1)
b. Jika kedua data sampel dependen (berkorelasi), maka rumus yang digunakan adalah rumus
uji t Fisher’s dengan bentuk:
t= ͞ χd…………..
√ ∑χ2d
n1 + (n1 -1)
Di mana : t = rata-rata perbedaan n dari pengamatan yang dipasangkan.
c. Jika σ tidak diketahui dan sampelnya bebas dan kecil, maka perbedaan dua rata-rata
dihitung dengan rumus :
t = χ - µ0
s
√n
d. Jika kedua sampelnya dependen dalam observasi yang berpasangan maka rumusnya adalah:
t = ͞B
s
B..
√n
Dimana : µB = µ1 - µ2
H2 : µB =0
H0 : µB =0
B1 = χ1 – y1
B2 = χ2 – y2
Bn = χn - yn
Data B1, B2, …….. Bn ; menghasilkan rata-rata B dan simpangan baku
S
.
B
e. Jika diketahui dan sampelnya besar, maka digunakan rumus:
Zhitung = ͞χ1 - ͞χ2
σ√1 + 1
n1 n2
t = ͞χ1 - ͞χ2
σ√1 + 1
n1 n2
Keterangan :
t : Koefisien t
α : Mean (rerata) sampel
u : Mean (rerata) populasi
Sx : Standars kesasatan mean.
Adapun rumusan untuk mencari standars kesesatan mean, dapat dipakai rumusan sebagai
berikut:
X – t0, 05 S/√ n
R.15c: Batas minimum interval rerata sampel.
Keterangan :
X : rerata populasi
t 0,05 : taraf signifikansi dalam tabel berdasarkan db=n-1
S : standar deviasi populasi
n : jumlah kasus sampel
X + t 0, 05 S/ √ n
R.15d: Batas maksimum interval rerata sampel
Keterangan: notasi sama dengan rumus 15c.
X + 1, 97 . σ/ √ N
R.15f: Batas maksimum interval rerata sampel (kecil).
Keterangan:
X : rerata atau mean populasi
a : standar deviasi populasi
n : jumlah kasus pada sampel
2) t-tes untuk analisa Dua Kasus Sampel
Fungsi t-tes dalam pembahasan berikut adalah untuk menguji perbedaan dua rerata
(mean) dari dua sampel yang diambil dari suatu populasi yang berdistribusi normal, dan
pengambilan sampel tersebut dilakukan secara random atau acak. Seperti telah dikemukakan di
atas, bahwa perhitungan t-tes ini data yang akan dianalisis harus berskala interval atau rasio.
a. t-tes untuk Dua Sampel yang berhubungan (Correlated Sample)
Kondisi sampel yang berhubungan ini, dapat berupa dua sampel yang divalidasikan
(berkondisi sama) terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan, dapat pula dua sampel ini
datanya berpasang-pasangan, dan kemungkinan sampai dalam hal ini hanya satu, namun diberi
perlakuan dua kali, sehingga uji beda meannya dikenakan pada sampel dengan perlakuan
(treadment) X dan sampel yang sama namun mendapatkan perlakuan Y. Formulasi rumusnya
sebagai berikut:
t= ͞X1 – X
͞ 2………….
∑ D2 – ( ∑D) 2/ N
N (N – 1)
Keterangan:
t : Koefisien t
͞ X1 : rerata atau mean sampel pertama
͞ X2 : rerata atau mean sampel kedua
D : beda antara skor sampel pertama dan kedua
N : jumlah pasangan sampel
F = S12 / S22
R.15h: Uji homogenitas varians
Keterangan:
F : Koefisien F tes
S12 : varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar
S22 : varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
catatan : Usahakan pembilang lebih besar daripada pembagi, sehingga diperoleh
harga positif.
Tes signifikansi untuk menetapkan apakah data dari sampel tersebut bervarians homogen atau
heterogen, dapat digunakan tabel kritik F (terlampir) dengan terlebih dahulu menetapkan derajat
kebebasannya, yaitu menggunakan ketentuan sebagai berikut (n1 – 1) dan (n2 - 1), jika F
observasi (hasil perhitungan di atas) harganya lebih kecil daripada harga kritik F dalam tabel
utnuk taaraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi 0.05), maka varians-varians pada sampel
tersebut adalah homogen, sebaliknya jika F observasi atau hasil perhitungan ternyata sama atau
lebih besar daripada harga F dalam tabel, maka dapat ditegaskan bahwa varians pada sampel
tersebut heterogen.
Dengan teridentifikasinya sifat varians pada sampel penelitiannya, maka akan dapat
menentukan rumusan t-tes dua sampel terpisah secara tepat. Berikut ini disajikan formulasi
rumusan-rumusan t-tes untuk sampel terpisah dengan varians yang heterogen dan yang bersifat
homogen.
1. t-tes untuk sampel terpisah dengan varians heterogen
Formulasi rumusan untuk menghitung besarnya koefisien t pada dua sampel terpisah
(independent) dengan varians heterogen, adalah sebgai berikut:
t= X1 – X
͞ 2……….
√S12 / n1 + S22/ n2
R.15i : Uji-t dua sampel terpisah dengan carians heterogen
Keterangan:
͞ X1 : rerata sampel pertama (yang memiliki nilai besar)
͞ X2 : rerata sampel kedua (yang memiliki harga kecil)
S12 : varians sampel pertama
S22 : varians sampel kedua
n1 dan n 2 : jumlah kasus pada sampel pertama dan kedua.
Untuk tes signifikansi terhadap hasil perhitungan koefisien t dapat dilakukan
dengan menggunakan formulasi rumusan talpha sebagai berikut:
t alpha = (S12 / n1 ) (t1) + (S22 / n2) (t2) R.15j: Tes signifikansi dengan t
alpha
S12 / n1 + S22 / n2
Keterangan:
t1 : harga t pada tabel kritik dengan db = n1 – 1
t2 : harga pada tabel kritik dengan db = n2 – 1
catatan: besarnya taraf kepercayaan dapat menggunakan 95% dan atau 99%.