Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

Jalan Nangka No. 58, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan –


12530
Telp. (021) 7818718
Jalan Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur
Telp. (021) 87797409
Fax. (021) 78835283 – website: www.unindra.ac.id
UJI T UNTUK DATA TUNGGAL DAN DATA BERPASANGAN

A. UJI T UNTUK DATA TUNGGAL (ONE SAMPLE T-TEST)


Pengujian rata-rata data tunggal bertujuan untuk menguji apakah nilai tengah atau rata-rata
populasi (µ) berbeda nyata dengan nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding atau
hypothesized value ( μ0 ). Hipotesis nol (H0) untuk Uji T data tunggal adalah rata-rata populasi
sama dengan nilai tertentu sedangkan hipotesis satunya (H 1) adalah nilai tengah atau rata-rata
populasi berbeda nyata dengan μ0 .

H0 : µ= μ0

H1 : µ≠ μ0

Sekedar review, hipotesis statistik adalah suatu pernyataan tentang nilai suatu parameter
populasi. Hipotesis nol (H0) adalah suatu pernyataan yang bersifat status quo artinya tidak ada
perbedaan atau perubahan sedangkan H1 atau hipotesis tandingan atau hipotesis kerja adalah
pernyataan lain yang dapat diterima jika H0 ditolak
Formulasi Uji T untuk data tunggal adalah :
x −μ 0
t hitung =
(s / √ n)
dengan x adalah rata-rata sample, μ0 adalah nilai parameter, s adalah standar deviasi
(simpangan baku) sample dan n adalah jumlah sample.
Contoh soal
Seorang mahasiswa melakukan penelitian tentang galon berisi susu murni yang rata-rata isinya
10 liter. Pada penelitian ini, diambil sampel secara acak sebanyak 10 botol yang kemudian
diukur isinya dengan hasil pengukuran sebagai berikut:
Galon ke- Volume
1 x 1 =10,20
2 x 2 =9,70
3 x 3 =10,10
4 x 4 =10,30
5 x 5 =10,10
6 x 6 =9,80
7 x 7 =9,90
8 x 8 =10,40
9 x 9 =10,30
10 x 10 =9,80
10
Jumlah/ ∑ x i
i=1 100,6
Rata-Rata/ x =¿) 10,06
10
Ragam/ s =( ∑ ( x i−x ) /( n−1))
2 2

i=1 0,06
Simpangan Baku/ s =√ s 2
0,25
Penyelesaian
1. Hipotesis
H0 : µ= μ0 =10 liter
H1 : µ≠ μ0 ≠10 liter
2. Uji Statistik t
Uji t digunakan jika jumlah sample yang diteliti kurang dari 30 (n<30). Jika nilai α tidak
diketahui maka kita gunakan α = 0,05
3. Wilayah Kritik : t hitung < t ∝ atau t >−¿)
,(n−1) hitung
2

dengan adalah derajat bebas pertama dan n−1 adalah derajat bebas kedua maka H 0
2
diterima
x −μ 0 10,06−10
4. t hitung = = = 0,772
( s / √ n ) ( 0,25/ √10 )
5. t tabel = t ∝ ,(n−1)=t 0,05 ,(10−1)= 2,262
2 2

6. Karena t hitung= 0,772 < t tabel=2,262 maka H0 diterima artinya pernyataan bahwa rata-rata
isi galon susu murni adalah 10 liter dapat diterima
B. UJI T UNTUK DATA BERPASANGAN (PAIRED SAMPLE T-TEST)

Uji T untuk data berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan saling tidak bebas yang ketidakbebasan ini dicirikan dengan
adanya hubungan nilai pada setiap sampel yang sama atau berpasangan. Ciri yang paling sering
ditemui pada kasus berpasangan adalah satu individu (objek pengamatan) diberi dua perlakuan
yang berbeda, perlakuan yang pertama biasanya berupa kontrol artinya objek pengamatan
tersebut tidak diberikan perlakuan sama sekali. Objek pengamatan yang mendapat perlakuan
kontrol berfungsi sebagai data dasar (baseline) yang digunakan sebagai pembanding terhadap
perlakuan kedua.
Pada penelitian mengenai efektifitas pemberian suatu merek obat tertentu, peneliti
menerapkan kontrol pada perlakuan pertama dan pada perlakuan kedua barulah objek
pengamatan diberikan suatu tindakan pemberian obat. Kinerja obat dapat diketahui dengan
cara membandingkan kondisi objek penelitian ketika sebelum dan sesudah diberi obat. Contoh
lain yang dapat dianggap sebagai data berpasangan adalah perbedaan antara tinggi badan
seorang ayah dan seorang anaknya.
Formulasi Uji T untuk data berpasangan adalah :
d−μ d
t hitung =
( s d / √n )
n

d= ∑
( x n 2−x n 1)
i=1
n

sd =
√ ∑ (d i−d)2
( n−1)

dengan μd adalah nilai rata-rata perbedaan d populasi dari keseluruhan pasangan data,
biasanya bernilai 0, x n 2 adalah data perlakuan kedua pada sampel ke-n, x n 1adalah data
perlakuan kontrol pada sampel ke-n, d adalah nilai rata-rata dari d, sd adalah simpangan baku
dari d, dan n adalah banyaknya pasangan data.
Asumsi yang dibutuhkan dalam Uji T data berpasangan adalah 1) sampel data mengandung
unsur berpasangan, 2) sampel diambil secara acak dan 3) sampel berdistribusi atau menyebar
normal.
Jenis Uji
Dua Arah Pihak Kanan Pihak Kiri
Keputusan: Tolak H0 H0 : µd =0 H0 : µd =0 H0 : µd =0
jika µ
H1 : d ≠ 0 H1 : µd >0 H1 : µd <0
|t |>t
(
α
2
,n−1) |t |>t (α ,n−1) |t |<−t (α , n−1 )
Interpretasi hasil pengujian:
1. a. Tentukan taraf nyata/nilai signifikasi (α)
b. Tentukan derajat bebas/degree of freedom (df)= n-1
2. Bandingkan nilai t hitung dengan t tabel=t α / 2 ,n−1
3. Jika ¿ t hitung ∨¿ > t tabel=t α ,n−1 maka H0 ditolak, µd ≠ 0 artinya terdapat perbedaan yang nyata
2
antara x 2 dan x 1
4. Jika ¿ t hitung ∨¿ < t tabel=t α ,n−1 maka H0 diterima, µd =0 artinya tidak terdapat perbedaan yang
2
nyata antara x 2 dan x 1

Contoh soal
Sebuah ujian pendahuluan (pretest) tentang pemahaman mengenai aplikasi Microsoft diberikan
kepada peserta sebuah pelatihan. Pelatihan yang diberikan kepada 17 guru di sebuah SMU
Swasta adalah pelatihan bagaimana mengoperasikan dan menggunakan aplikasi Microsoft
dalam rangka menyiapkan bahan ajar dan menyusun administrasi kepegawaian. Setelah
pelatihan selesai dilaksanakan, peserta pelatihan diberi ujian akhir (posttest) mengenai materi
yang telah diberikan. Uji t untuk data berpasangan digunakan untuk menguji pengaruh yang
diberikan oleh pelatihan terhadap kemampuan guru dalam mengoperasikan dan menggunakan
aplikasi Microsoft.
Peserta ke- Pretest(x1) Postest(x2) d= Postest-Pretest
1 x 11= 50,00 x 21 = 70,00 (70-50) = 20,00
2 x 12 = 55,00 73,00 (73-55) = 18,00
3 x 13 = 55,00 82,00 (82-55) = 27,00
4 x 1 4= 45,00 79,00 (79-45) = 34,00
5 x 15 = 48,00 77,00 (77-48) = 29,00
6 x 16 = 60,00 80,00 (80-60) = 20,00
7 x 17 = 53,00 75,00 (75-53) = 22,00
8 x 18 = 47,00 72,00 (72-47) = 25,00
9 x 19 = 52,00 68,00 (68-52) = 16,00
10 x 110 = 62,00 92,00 (92-62) = 30,00
11 x 111= 57,00 76,00 (76-57) = 19,00
12 x 112= 43,00 72,00 (72-43) = 29,00
13 x 113 = 49,00 68,00 (68-49) = 19,00
14 x 114 = 54,00 71,00 (71-54) = 17,00
15 x 115 = 56,00 70,00 (70-56) = 14,00
16 x 116 = 61,00 90,00 (90-61) = 29,00
17 x 117 = 41,00 69,00 (69-41) = 28,00
Rata-ratad =¿) 23,29
17
Ragam = sd ¿( ∑ ( d i −d ) /(n−1))
2 2

i=1 35,22

Simpangan Baku = sd = s 2d 5,93

Penyelesaian
1. Hipotesis
H0 : µd =0
H1 : µd ≠ 0
2. Uji Statistik t paired test
Jika nilai α tidak diketahui maka kita gunakan α=0,05, derajat bebas = (n-1) = (17-1)=16
3. Wilayah Kritik : ¿ t hitung ∨¿ t ∝ atau ¿ t hitung ∨¿−t ∝
,(n −1 ) ,(n−1)
2 2

dengan adalah derajat bebas pertama dan n−1 adalah derajat bebas kedua
2
d−μ d 23,29−0 23,29
4. t hitung= = = = 16,193
( s d / √n ) ( 5,93/ √ 17 ) ( 5,93/ √17 )
5. t tabel = t α/ 2 ,(n−1)=t 0,05/ 2 ,(17−1) = 2,120
6. Karena t hitung= 16,193 > t tabel=2,120 maka H0 ditolak artinya terdapat perubahan
kemampuan dan pemahaman mengenai aplikasi Microsoft setelah dilakukan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai