KELAS : R2K
NPM : 202101500719
NO. ABSEN : 03
BAB VI
Yang dimaksud dengan motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan oleh Sartain dalam
bukunya Psychology Understanding of Human Behavior: Motif adalah suatu
pernyataan yang kom pleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku
perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. (Perhatikan perbuat an-perbuatan tukang
beca, mahasiswa dan petani tersebut di atas).
Sartain menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yang sama. la
mengatakan: pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan
yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap
suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang
menentukan/membatasi tingkah laku organisme itu. Jika yang kita tekankan ialah
faktanya/obyeknya, yang menarik orga nisme itu, maka kita pergunakan istilah
"perangsang" (incentive).
Kebutuhan (need). Pengertian motif tidak dapat dipisahkan daripada kebutuhan
(need). Seseorang atau suatu organisme yang berbuat/melakukan sesuatu, sedikit-
banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya.
Dalam pelajaran tentang motivasi, kadang-kadang kata "kebutuhan" itu diberi arti
yang khusus. Sartain menggunakan istilah "kebutuh an" (need) itu hanyalah sebagai
suatu istilah yang berarti suatu kekurangan tertentu di dalam sesuatu organisme.
Contoh: Seekor binatang yang berkeliaran mencari mangsanya, berarti bahwa
binatang itu lapar: ada kekurangan (makanan) di dalam tubuhnya. Bagi manusia,
istilah "kebutuhan" itu sudah mengandung arti yang lebih luas lagi, tidak hanya
bersifat fisiologis tetapi juga psikis
2. Klafikasi motif motif
a. Sartain membagi motif² menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut :
- physiological drive dan -social motives
Yang dimaksud dengan physiological drive ialah dorongan. dorongan yang bersifat
fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus, lapar seks, dan sebagainya. Sedangkan social
motives ialah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain
dalam masyarakat; seperti: dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik
(etika), dan sebagainya.
Woodworth mengadakan klasifikasi motif-motif sebagai berikut:
Mula-mula ia membedakan/membagi motif-motif itu menjadi dua bagian: unlearned
motives(motif-motif pokok yang tidak dipelajari) dan learned motives (motif-motif
yang dipelajari). Motif yang tidak dipelajari merupakan motif yang pokok, yang biasa
disebut drive (dorongan). Yang termasuk ke dalam unlearned motives ialah motivf-
motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan/kebutuhan-kebutuhan
dalam tu buh, seperti: lapar, haus, sakit, dan sebagainya yang semu nya itu
menimbulkan dorongan dalam diri untuk minta supaya dipenuhi, atau menjauhkan
diri daripadanya.
Perasaan suka dan tidak suka menurut Woodworth adalah merupakan aspek-aspek
yang didasari daripada motif-motif untuk mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari
sesuatu Apa yang disukainya mendorong seseorang untuk mendekati mencapainya,
dan apa yang tidak disukainya menimbulkan dorongan pada seseorang untuk
menghindari/menjauhinya.
Selanjutnya Woodworth menyatakan bahwa motif-motif pada seseorang itu
berkembang melalui kematangan, latihan, dan melalui belajar. Dengan melalui latihan
kehidupan sehari-hari, maka unlearned motives pada seseorang makin berkembang
dan mengalami perubahan-perubahan seperti berikut:
1) Tujuan-tujuan dan motif-motif menjadi lebih mengkhusus.
2) Motif-motif itu makin berkombinasi menjadi motif-motif yang lebih kompleks.
3) Tujuan-tujuan perantara, dapat menjadi/berubah menjadi tujuan yang sebenarnya.
4) Motif-motif itu dapat timbul karena adanya perangsang perangsang baru
(perangsang buatan): motif-motif wajar dapat berubah menjadi motif bersyarat.
3). Motif Obyektif: ialah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau
tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita (kita menyadarinya). Contoh: motif menyelidiki, meng gunakan
lingkungan. Emergency motives dan objective motives adalah motif motif yang
tergantung pada hubungan-hubungan individu dengan lingkungannya.
Disebut motif intrinsik jika yang mendorong untuk bertindak jalah nilai-nilai
yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.
Konflik pada no. 1 tersebut dapat terjadi, bila dua motif yang bertentangan satu
sama lain mendorong seseorang kepada obyek tujuan yang sama.
Pada konflik no. 2 divergent approach-approach conflict terdapat dua motif dan
dua tujuan yang bersaingan satu sama lain dalam satu saat yang sama.
Kesulitan dalam mendefinisikan arti motivasi seperti dikata kan oleh Atkinson
dalam bukunya, An Introduction to Motivation - adalah karena istilah itu tidak
memiliki arti yang tetap di dalam psikologi kontemporer. Itulah pula sebabnya
maka - seperti telah dikemukakan di muka - Sartain menggunakan kata motive
dan drive untuk pengertian yang sama.
Sampai di sini jelas kiranya perbedaan antara motif dan motivasi serta pengertian
motivasi itu sendiri, yaitu: suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melaku kan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
8. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan
atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu.
Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari
oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh
karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan
memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian
orang yang akan dimotivasi.
9. Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah:
a. Teori Hedonisme
b. Teori Naluri
tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri - yaitu:
dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, dorongan nafsu (naluri)
mengembangkan diri, dan dorongan nafsu (naluri)
mengembangkan/mempertahankan jenis
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan kebiasaan ataupun
tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari
mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu,
menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana
yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari
kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari
lingkungan kebudaya an di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori
ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin ataupun seorang pendidik akan memo tivasi anak buah atau anak
didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar
latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
Teori ini merupakan perpaduan antara "teori naluri" dengan "teori reaksi yang
dipelajari". Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
menurut teori ini, bila seorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi
anak buahnya, ia harus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri
dan juga rekasi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
e. Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori
ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya
adalah untuk memenuhi kebutuh annya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan
psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun
pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha
mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan kebutuhan orang yang akan
dimotivasinya.
(2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin
keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,
kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb.
(3) Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa
setia kawan, kerjasama.
F: Fisiologis.
kesimpulan :
Dari beberapa teori motivasi yang telah diuraikan, kita menge tahui bahwa tiap-
tiap teori memiliki kelemahan dan kekurangan nya masing-masing. Namun, jika
kita hubungkan dengan manusia sebagai pribadi dalam kehidupannya sehari-hari,
teori-teori motiva si yang telah dikemukakan ternyata memiliki hubungan yang
komplementer yang berarti saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu,
dalam penerapannya kita tidak perlu terpaku atau hanya cenderung kepada salah
satu teori saja. Kita dapat mengambil manfaat dari beberapa teori sesuai dengan
situasi dan kondisi seseorang pada saat kita melakukan tindakan motivasi.
Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang. escorang. [15.53,
19/6/2022] fira: Untuk mengembangkan motivasi yang baik pada anak-anak didik
kita, di samping kita harus menjauhkan saran-saran atau sugesti yang negatif
yang dilarang oleh agama atau yang bersifat arang asosial dan dursila, yang lebih
penting lagi adalah membina pribadi anak didik agar dalam diri anak-anak
terbentuk adanya motif motif yang mulia, luhur, dan dapat diterima itu, berbagai
usaha dapat kita lakukan. Kita dapat mengatur masyarakat. Untuk dan
menyediakan situasi-situasi - baik dalam lingkungan keluarga maupun i sekolah
yang memungkinkan timbulnya persaingan atau kompetisi yang sehat antar anak
didik kita, membangkitkan self-competition dengan jalan menimbulkan perasaan
puas terha dap hasil-hasil dan prestasi yang telah mereka capai, betapa pun kecil
atau sedikitnya hasil yang dicapai itu. Membiasakan anak didik mendiskusikan
suatu pendapat atau cita-cita mereka masing masing dapat pula memperkuat
motivasi yang baik pada diri mereka. Tunjukkan kepada mereka dengan contoh-
contoh kong kret sehari-hari dalam masyarakat bahwa dapat tercapai atau
tidaknya suatu maksud atau tujuan sangat bergantung pada motivasi apa yang
mendorongnya untuk mencapai maksud atau tujuan itu.
Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada motivasi
ekstrinsik oleh karena itu, bangunkanlah moti si intrinsik pada anak-anak didik
kita. Jangan hendaknya anak mau belajar dan bekerja hanya karena takut
dimarahi, dihukum mendapat angka merah, atau takut tidak lulus dalam ujian.
BAB VII
1.Pengertian Belajar
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan
atau kematangan tidak
dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus
merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama
periode waktu itu berlang sung sulit ditentukan