Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyusunan Psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu berasal dari kata psyche yang artinya jiwa, roh, sukma, atma atau nafas hidup dan logos yang artinya ilmu atau studi. Jadi secara etimologis (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakanya. Adapun persoalan-persoalan pokok yang dibicarakan dalam Psikologi Pendidikan ini diantaranya mengenai Motivasi yang akan dipresentasikan oleh kami. Selain itu, yang melatarelakangi penulisan ini adalah karena diwajibkannya setiap kelompok untuk membuat makalah sebagai bahan presentasi dan diskusi untuk

memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan.

B. Rumusan Masalah Dalam makalah sederhana ini penyusun mengidentifkasi beberapa hal hingga menjadi beberapa rumusan masalah yang dianggap penting dalam penyusunan makalah ini. Rumusan masalah makalah adalah sebagai berikut: Apa pengertian dari motivasi? Bagaimana teori-teori tentang motivasi? Apa saja jenis-jenis motivasi? Bagaimana cara pengukuran motivasi? Bagaimana usaha untuk membangkitkan motivasi?

C. Tujuan Penulisan Makalah Selain untuk mendapatkan nilai dari dosen pengampu mata kuliah ini, tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang konsep dasar motivasi dalam psikologi sebagai bahan acuan bagi kami dan rekan-rekan ketika nanti terjun menjadi seorang pendidik, sehingga bisa memahami peserta didik dari sisi psikologi terutama bagaiman untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik tersebut. Selain itu ada beberapa tujuan yang ingin disampaikan penyusun dalam menyusun makalah ini,diantaranya:
1

Untuk mengetahui pengertian dari motivasi. Untuk mengetahui teori-teori tentang motivasi. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis motivasi. Untuk mengetahui bagaimana cara pengukuran motivasi. Bagaimana usaha untuk membangkitkan motivasi?

D. Metode penyusunan Metodologi penyusunan makalah ini adalah studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan beberapa referensi dari buku-buku ataupun artikel yang dapat dipercaya kebenarannya. Selain itu, kami pun menjadikan artikel dari situs online sebagai referensi tambahan kami untuk mendapatkan hasil yang objektif.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motivation. Kata motivation bila kita ambil awalan dan akhirannya, maka akan terbentuk kata motion yang berarti gerakan. Motivation berasal dari dua suku kata yaitu, motive (alasan) dan action (tindakan, kerja nyata). Jadi, orang-orang yang memiliki motivasi untuk menggapai sesuatu akan selalu: bergerak, mengambil tindakan, dan kerja-kerja nyata untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Menurut Anthony Robbins,Emotion creates motion, motion createsemotion. Perasaan termotivasi akan mendorong kita untuk melakukan sebuah tindakan. Dan sebaliknya, tindakan akan menciptakan perasaan termotivasi (semangat). Jadi, ketika kita tidak bersemangat, ambilah sebuah tindakan terlebih dahulu, dan semangat akan datang dengan sendirinya. Motivasi berdasarkan sumber munculnya secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu eksternal motivasi dan internal motivasi.Eksternal motivasi adalah sumber-sumber motivasi yang bersifat sebagai suatu pemancing motivasi yang datangnya dari luar, biasanya berupa incentive motivation (hadiah) atau fear motivation (rasa takut). Sedangkan, Internal motivasi adalah motivasi atau inspirasi yang datangnya dari dalam hati dengan didasari kesadaran rasional untuk mencapai sebuah tujuan. Internal motivasi lebih dikenal sebagai self motivation (motivasi diri). Berbicara tentang eksternal motivasi, ada dua hal dalam hal ini yang bisa membuat seseorang bergerak untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam banyak kasus, fear motivation (rasa takut) lebih ampuh dari pada incentive motivation (hadiah) untuk memaksa orang bertindak. Tapi perlu dipahami bahwa fear motivation sifatnya sementara, ketakutannya hilang orang-orang akan kembali ke zona amannya.

B. Teori-Teori Motivasi Salah satu ahli yang mengemukakan teori yang banyak digunakan orang tentang motivasi ini adalah A.H. Maslow. Menurut Maslow motivasi dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis yang mengikuti suatu hirarki (jenjang) tertentu. Artinya motivasi yang didasari kebutuhan yang lebih rendah merupakan motivasi yang mendesak
3

sifatnya (lebih darurat) sehingga perlu di prioritaskan. Akan tetapi kalau kebutuhankebutuhan pada tingkat rendah, sebagian besar telah terpenuhi, maka akan timbul kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi yang akan memotivasi tingkah laku dan kebutuhan yang lebih rendah ini tidak lagi mendorong tingkah laku. Menurut Crider (1983), motif atau driving state dapat timbul karena stimulus internal stimulus external, ataupun interaksi antara keduanya. Misalnya keinginan untuk mendapatkan makanan atau minuman timbul karena factor internal, yaitu kebutuhan fisiologis. Disamping itu kebutuhan untuk mendapatkan restu (approval) adalah dari stimulus external, yaitu keadaan social. Kadang-kadang motif timbul dari interaksi keduanya, missal kebutuhan akan makan timbul karena stimulus internal, namun apa yang akan dimakan dan bagaiman makanya, merupakan hal yang dipengaruhi oleh lingkungan, dipengaruhi oleh faktor belajar. Mengenai motif ini ada beberapa teori yang diajukan yang memberi gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus internal dan external. Teori-teori tersebut adalah : (1) Teori Insting (2) Teori Dorongan (3) Teori Insentif (4) Teori Atribusi (5) Teori Kongnitif.

C. Jenis-Jenis Motif Dalam masalah motif terdapat adanya bermacam-macam motif, namun ternyata pendapat ahli yang satu dapat berbeda dengan pendapat ahli yang lain. Disamping itu ada ahli yang menekankan pada sesuatu macam motif, tetapi juga ada ahli yang menekankan pada macam motif yang lain. Usman Effendi dan Juhata S. Praja dalam buku pengantar psikologi motif itu dapat dikelompokan kedalam : 1. Motif Dasar (basic motive) atau dorongan-dorongan biologis (biological drive) Sesuai dengan namanya motif dasar merupakan motif yang berasal dari kebutuhan biologis atau dorongan keinginan yang bersifat organism (jasmaniah). Oleh karenanya motif dasar ini merupakan motif yang tidak dipelajari artinya motif yang dimiliki individu sebagai pembawaan (instingtif) tanpa usaha belajar dari individu.

Dalam perkembangan selanjutnya terdapat perbedaan antara motif dasar pada hewan dan motif dasar pada manusia. Pada hewan, motif dan kegiatanya pada tingkat motif dasar (statis). Beberapa motif dasar (biological drives) yang dimiliki manusia dan juga hewan antara lain : a. Motif dasar untuk makan, minum, bernafas (hunger, thirst, breath) b. Motif dasar untuk perlindungan diri/ rasa aman (security drives) c. Motif dasar untuk beristirahat dan bergerak (rest n activity drives) d. Motif dasar untuk memperkembangkan turunan (sex drives) 2. Motif Sosial (social motive), Motif social adalah jenis motif yang dipelajari (learned motive). Motif social itu dapat berbeda-beda pada setiap bangsa dan kelompok masyarakat, sebab motif ini merupakan perkembangan dari pada motif dasar yang dipengaruhi oleh nilainilai social, adat istiadat, kultur masyarakat, lingkungan, letak geografis dan sebagainya. Motif dasar untuk memiliki rasa aman, berkembang menjadi motif untuk memiliki rumah gedung yang kokoh kuat, memiliki senjata, belajar olahraga beladiri dan sebagainya. Motif untuk memperkembangkan keturunan, berkembang menjadi motif untuk memiliki dan berpakaian yang bagus, menjalin hubungan yang baik antara jenis kelamin, bersolek dan sebagainya. Motif dasar untuk bergerak dan beristirahat berkembang menjadi motif untuk bermain, bekerja, memelihara kesehatan dan sebagainya. Walaupun motif social ini bervariasi pada setiap lingkungan social tapi ada beberapa motif social yang sifatnya umum, artinya motif-motif itu terdapat pada berbagai lingkungan social, diantaranya adalah : a. Motif untuk dikenal (need for recognition) b. Motif untuk dibutuhkan (need to be need) c. Motif untuk memeperoleh penghargaan dan perlakuan yang sama dengan orang lain. d. Motif untuk berkelompok (berorganisasi dan bermasyarakat) e. Motif untuk memperoleh status social. f. Motif-motif social yang berhubungan dengan system-sistem nilai (value system) Contoh-contoh lainya yaitu jenis-jenis motif yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis dalam bukunya yang berjudul Psychology sebagai berikut :
5

a. Organic Needs (kebutuhan-kebutuhan organik) b. Emergency motives (motif darurat) Motif ini timbul jika individu menghadapi situasi darurat dan membutuhkan tindaka-tindakan yang cepat misalnya ada bahaya, orag tua sakit dan rintanganrintangan lainya. Yang termasuk kedalam kelompok motif ini yaitu : Escape motive, yaitu motif untuk melepaskan diri dari keadaan bahaya. Insentive dari motif ini adalah mencapai keselamatan dan kelangsungan hidup. Jenis motif ini timbul pada waktu individu berada dalam situasi yang sangat berbahaya dan mengancam kelangsungan hidupnya. Combat motive, yaitu motif untuk melawan dan mempertahankan diri misalnya keinginan dan semangat memenangkan suatu pertandingan. Effort motive/mastery motive, yaitu motif untuk mengatasi rintangan. Insentif dari motif ini ialah mencapai sukses dalam suatu pekerjaan, atau dalam mengatasi rintangan-rintangan. Misalnya mahasiswa yang selalu tidak lulus dalam ujian-ujian ia akan berusaha untuk mencari menemukan metode belajar yang lebih baik. Pursuit motive, yaitu motif untuk mengejar atau mencari sesuatu objek yang dianggap dapat melangsungkan hidup. Misalnya mahasiswa mencari ilmu pengetahuan sekalipun umpamanya ia harus meninggalkan orangtua dan kampung halamanya. 3. Motif Objektif Motif ini timbul dan ditunjukan untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungan. Yang termasuk jenis motif ini antara lain : a. Exploration motive, yaitu motif menyelidik idengan tujuan untuk memperoleh suatu kebenaran yang lebih objektif. b. Manipulation motive, motif ini bertujuan untuk memanfaatkan sesuatu yang ada dari lingkungan sehingga dapat berguna bagi kelangsungan hidupnya. c. Inters atau minat, yaitu memusatkan kegiatan mental dan perhatian terhadap suatu objek yang banyak sangkut pautnya dengan keadaan diri individu. suatu klub sepak bola untuk

D. Pengukuran Motif Di atas telah dijelaskan adanya jenis-jenis motif. Persoalan yang timbul sekarang bagaimanakah kekuatan motif itu? atau bagaimanakah kekuatan motif yang satu terhadap motif yang lainnya. Jawaban terhadap masalah yang dilotarkan itu maka beberapa eksperimen tentang pengukuran kekuatan motif telah banyak dilakukan oleh banyak ahli, terutama dilakukan terhadap binatang (tikus) sebagai suatu study perbandingan salah satu alat yang sering digunakan untuk mengukur kekuatan motif adalah sangkar kegiatan (activity cage) yaitu sebuaha sangkar yang memungkinkan tikus melakukan berbagai kegiatan yang dapat diukur. Alat yang lain juga dapat digunakan, misalnya obstruction method yaitu metode penghalang atau rintangan. Bentuk dari pada obstruction method itu terjadi dari dua kotak dipisahkan dengan sebuah saluran kecil dan dalam saluran itu ada lilitan kawat / ruji dibuat dari kawat, yang dapat dialiri stroom yang dapat di ubah-ubah voltagenya. Bagian di bawah ini kiranya dapat memberi gambaran sederhana yang jelas tentang obstruction method itu.

Kotak A

Kawat

Kotak B

Pelaksanaan percobaannya sebagai berikut: tikus (biasanya tikus putih yang digunakan) disimpan di salah satu kotak misalnya di kotak A dan di kotak lain (Kotak B) diletakan incentifnya, berupa makan, minuman, atau benda-benda lain yang dapat di gunaka sebagai penarik sehingga tikus mau melewati rintangan kawat yang di stroom untuk mencapai incentif itu. Kekuatan motif dari tikus dapat dilihat dari dasarnya kekuatan stroom yang dapat diatasinya dalam usaha mencapai incentif, makin besar volage yang dapat dilaluinya, berarti makin kuat motifnya. Hasil penelitian terhadap binatang (tikus) ini dapat diterapkan kepada kegiatan manusia. Kekuatan motif itu dapat diukur dengan melihat besar kecil rintangan yang dapat diatasinya. Makin banyak dan besar rintangan yang dapat diatasinya menunjukan makin besar motif seseorang. Dari berbagai usaha pengukuran motif ini dapat ditaruk suatu kesimpulan tentang adanya derajat naik turunya kekuatan motif (goal gradient)

yaitu makin dekat kepada tujuan, makin besar kekuatan motif. Jadi makin dekat masamasa ujian bagi seseorang mahasiswa biasanya makin rajin belajar.

E. Usaha untuk Membangkitkan Motif (Motivasi) Motif mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan individu. Agar kegiatan individu itu memberikan hasil yang efektif maka perlu adanya motif yang kuat dan perlu adanya usaha-usaha untuk membangkitkan motivasi. Jadi motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi dan situasi sehingga individu itu melakukan kegiatan apa yang dapat dilakukanya. Bentuk-bentuk usaha untuk membangkitkan motivasi antara lain adalah : 1. Kompetisi/persaingan (competition) Kompetisi ini ada dua macam, yaitu pertama; kompetisi dengan prestasi sendiri. Dalam pengertian individu itu harus mengetahui prestasi yang telah dicapainya., kemudian ia berusaha untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapai itu. Kedua; kompetisi dengan orang lain. Individu mempelajari dan membandingkan prestasi yang telah dicapainya dengan prestasi yang telah dicapai oleh orang lain, sehungga usaha untuk mencapai tujuan akan makin kuat. 2. Pace making (mendekatkan tujuan) Tujuan dari suatu kegiatan sering kali sangat jauh dan kalau melihat tujuan yang terlalu jauh itu pada umunya unduvidu malas untuk mencapainya. Agar tujuan itu tidak tampak jauh maka untuk membangkitkan semangat harus ada tujuantujuan sementara yang dekat. Penentuaj tujuan sementara ini disebut pace maker. 3. Tujuan yang jelas dan diakui Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Kalau tujuan itu jelas dan berarti bagi individu, ia akan berusaha mencapainya. Dengan perkataan lain dapat dirumuskan, semakin jelas dan berarti tujuan yang ingin dicapai itu, semakin besar kekuatan motif untuk mencapainya. 4. Minat Suatu kegiatan akan berjalan dengan lancar apabila ada motif, dan itu akan bangkit apabila ada minat yang besar. Minat ini dapat ditimbulkan dengan cara sebagai berikut :

Membangkitkan menghargai sebagainya;

suatu

kebutuhan, untuk

misalnya

kebutuhan penghargaan

untuk dan

keindahan,

mendapatkan

Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau; Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik nothing sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan menimbulka rasa puas.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan a. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motivation. Kata motivation bila kita ambil awalan dan akhirannya, maka akan terbentuk kata motion yang berarti gerakan. Motivation berasal dari dua suku kata yaitu, motive (alasan) dan action (tindakan, kerja nyata). Jadi, orang-orang yang memiliki motivasi untuk menggapai sesuatu akan selalu: bergerak, mengambil tindakan, dan kerja-kerja nyata untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. b. Teori-teori Motivasi Mengenai motif ini ada beberapa teori yang diajukan yang memberi gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus internal dan external. Teori-teori tersebut adalah : (1) Teori Insting, (2) Teori Dorongan, (3) Teori Insentif, (4) Teori Atribusi, (5) Teori Kongnitif. c. Jenis-jenis Motif Motif Dasar (basic motives) Motif Sosial (social motives) Motif Objektif

d. Pengukuran Motif Kekuatan motif itu dapat diukur dengan melihat besar kecil rintangan yang dapat diatasinya. Makin banyak dan besar rintangan yang dapat diatasinya menunjukan makin besar motif seseorang. Dari berbagai usaha pengukuran motif ini dapat ditaruk suatu kesimpulan tentang adanya derajat naik turunya kekuatan motif (goal gradient) yaitu makin dekat kepada tujuan, makin besar kekuatan motif. Jadi makin dekat masa-masa ujian bagi seseorang mahasiswa biasanya makin rajin belajar. e. Usaha Membangkitkan Motif Kompetisi / persaingan (competition) Pace Making (mendekatkan tujuan) Tujuan yang jelas dan diakui Minat

10

B. Saran Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari sisi referensi maupun cara penulisan atau penyusunanya, maka dari itu kami harapkan masukan (saran) untuk perbaikan pada makalah-makalah selanjutnya baik dari dosen pengampu mata kuliah ataupun dari rekan-rekan pembaca. Kami akan terima dengan lapang dada setiap kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk perubahan kearah yang lebih baik.

11

DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah, S.Ag. M.SI. Psikologi Umum. 2012 Desmita, Psikologi Perkembangan, 2012, Rosda, Bandung. Drs. H. Abu Ahmadi. Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. 2004. Rineka Cipta. Jakarta. Dr. Lynn Wilcox. Personality Psychotherapy. 2006. IRCiSoD. Jogjakarta. Drs. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. 2003. Rineka Cipta. Jakarta. Drs. H. Abu Ahmadi. Psikologi Umum. 1998. Rineka Cipta. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai