Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI KEPRIBADIAN MELANIE KLEIN


(Di Buat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Kepribadian)

AYU LESTARI (4519091010)

AHMAD HASAN FAUZI (4519091015)

ALFIAN IRFANULLAH (4519091012)

ALIFWANGSA IDRIS (4519091013)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA
2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C.Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II .....................................................................................................................3

A. Gambaran Umum Teori Relakssi Objek........................................................3


B. Biografi Melanie Klien..................................................................................4
C. Pengantar Teori Relaksasi Objek...................................................................4
D. Kehidupan Psikis Pada Bayi..........................................................................4
E. Posisi..............................................................................................................6
F. Mekanisme Pertahanan Psikis.......................................................................6
G. Internalisasi....................................................................................................7
H. Teori Kedekatan dan Hubungan Orang Dewasa...........................................9

BAB III...................................................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada pembimbing dan teman-teman yang telah

berkontribsui dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun

dengan baik dan rapi.

Kelompok ini berharap semoga makalah “Teori Kepribadian Melanie Klein” bisa

menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis

memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kelompok

sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi

terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, Maret 2020

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam psikologi, tentunya membahas tentang individu atau manusia. Di


dalam diri manusia terdapat satu aspek yang disebut sebagai kepribadian.
Kepribadian sendiri merupakan karakteristik seseorang yang tidak dikenai nilai.
Kepribadian seseorang ini salah satunya terbentuk karena interaksi sosial antar
individu satu dengan individu lain, karena manusia sendiri merupakan mahluk
sosial. Hal ini juga berkaitan dengan hubungan batin diantara ibu dan anaknya
yang sangat kuat. Hubungan antara anak dan ibu tidak dapat dipisahkan satu sama
lain karena keduanya saling membutuhkan. Sehingga munculah teori tentang
relasi objek yang membahas tentang hubungan yang berasal dari kedekatan
seorang ibu dengan anaknya. Beberapa tokoh dunia yang meneliti dan
mengembangkan teori tentang hubungan ibu dan anak ini diantaranya; teori
Melani Klein, Paranoid-Skizoid yaitu tentang kehidupan Psikis bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Gambaran umum mengenai teori relasi objek
2. Biografi Melanie klein
3. Pengantar teori Relasi Objek
4. Kehidupan psikis bayi
5. Posisi
6. Mekanisme pertahanan psikis
7. Internalisasi
8. Teori kedekatan dan hubungan dengan orang dewasa

4
C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Psikologi


kepribadian tentang teori kepribadian Melaine klein dan memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa secara terperinci tentang teori relasi objek milik Melanie klein.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Teori Relasi Objek

Klein menekankan pentingnya empat sampai enam bulan setelah kelahiran. Ia


juga menekankan bahwa dorongan-dorongan pada bayi (lapar, seks, dan lainnya)
dilandasi oleh sebuah objek, yaitu payudara, penis, vagina, dan seterusnya.
Menurut Klein, hubungan anak dengan payudara merupakan dasar dari sebuah
hubungan dan berperan sebagai prototipe dari hubungan selanjutnya, seperti ibu
dan ayah. Kecenderungan awal seorang bayi untuk menghubungkan bagian-
bagian dari suatu objek membuatnya mengalami suatu kondisi tidak realistis atau
serupa dengan khayalan yang memengaruhi hubungan interpersonalnya di
kemudian hari.

Selain teori Klein, ada beberapa teori lain yang juga berpendapat mengenai
pentingnya pengalaman awal seorang anak dengan ibunya. Margaret Mahler
percaya bahwa penginderaan pembentukan identitas seorang anak bergantung
pada tiga tahap hubungan dengan ibunya. Pertama, bayi memiliki kebutuhan dasar
untuk disayangi dan diasuh oleh ibunya; kemudian, mereka mengembangkan
hubungan simbiotik yang aman; dan akhirnya, mereka keluar dari lingkaran
perspektif ibunya dan membangun identitas individualis mereka. Heinz Kohut
berteori bahwa anak mengembangkan pengindraan diri selama periode awal
kehidupan bayi. Hal ini terjadi ketika orang tua dan yang lainnya memperlakukan
mereka layaknya bayi yang bisa mengenali identitas diri mereka sendiri. John
Bowlby menyelidiki kedekatan bayi dengan ibunya. Mary Ainsworth dan
partnernya mengembangkan teknik untuk mengukur tipe gaya kedekatan yang
dikembangkan seorang bayi terhadap orang yang mengasuhnya.

6
B. Biografi Melanie Klein

Melanie Reizes Klein lahir pada tanggal 30 Maret 1882 di Wina, Austria.
Ayahnya Dr. Moriz Reizes adalah seorang dokter yang bekerja dibidang obat-
obatan, yang kemudian bekerja sebagai asisten dokter gigi. Ibunya, Libussa
Deutsch Reizes memiliki sebuah toko tumbuhan dan reptil.

Hubungannya dengan ayah dan ibunya dirasa tidak sehat. Ia merasa diabaikan
oleh ayahnya, yang dipandangnya sebagai sosok yang dingin dan jauh. Sedangkan
dengan ibunya dirasakan sangat kaku, walaupun ia sangat mencintai dan
mengidolakan ibunya.

C. Pengantar Teori Relasi Objek

Teori relasi objek merupakan bagian dari teori Freud mengenai teori insting,
tetapi penyebabnya berbeda setidaknya dalam tiga hal, yaitu:

Teori Freud Teori relasi objek


menekankan dorongan-dorongan menekankan pentingnya pola
biologis yang konsisten dalam hubungan
interpersonal
Bersifat paternal dan menekankan Bersifat maternal yang
pada kekuatan control ayah menekankan keintiman dan
pengasuhan ibu

Lebih memandang kesenangan seksual Lebih memandang kontak dan


sebagai motif utama tingkah laku hubungan sebagai motif utama
manusia tingkah laku manusia

7
D. Kehidupan Psikis pada Bayi

Seorang bayi tidak memulai hidupnya sebagai individu yang kosong. Bayi
membawa presdiposisi untuk mengurangi pengalaman kecemasan yang dihasilkan
oleh dorongan insting hidup dan insting mati.

1. Fantasi

Seorang bayi sudah memiliki fantasi atau khayalan kehidupan yang


aktif. Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketaksadaran insting
id; yang tidak bisa dicampuradukkan dengan fantasi kesadaran yang
dimiliki oleh anak-anak dan orang dewasa. Muncul fantasi ketidaksadaran
lainnya yaitu Oedipus complex atau keinginan anak untuk menghancurkan
salah satu orang tuanya dan untuk terlibat secara seksual dengan orang tua
satunya. Fantasi ini dibentuk melalui kenyataan yang dialami dan
presdiposisi bawaan.

2. Objek

Klein sependapat dengan freud bahwa manusia memiliki dorongan


bawaan atau insting. Insting atau dorongan tersebut berupa objek. Klein
yakin pada masa bayi awal, anak sudah berkaitan dengan objek-objek
eksternal, misalnya dorongan lapar untuk mendapatkan payudara,
dorongan seksual, dan lain-lain baru kemudian bayi mulai berminat
dengan wajah dan tangan ibunya. Dalam khayalan aktifnya, bayi
mengintroyeksikan atau mencapai struktur psikis pada objek-objek
eksternal, misalnya penis ayahnya, tangan, dan wajah ibunya. Mereka juga
berkhayalan dengan menginternalisasikan objek dalam suatu istilah-istilah
yang berwujud dan konkret, contonya mempercayai ibunya akan selalu
didalam dirinya. Klein berpendapat bahwa objek internal mempunyai
kekuatannya sendiri.

8
E. Posisi

Bayi mengatur pengalaman mereka berdasarkan posisi tertentu, dalam


usahanya untuk menghadapi keadaan baik dan buruk atau dalam menghadapi
objek internal dan objek eksternal. Ada dua posisi, yaitu:

1. Posisi Paranoid-Schizoid

Cara bayi untuk mengatur pengalamannnya yang juga mengandung


perasaan paranoid sebagai pelaksana pemisahan objek internal dan
eksternal menjadi objek yang baik dan buruk.

2. Posisi Depresif

Kekhawatiran akan kehilangan objek yang dicintainya bergabung


dengan perasaan bersalah karena menginginkan kehancuran konstitusi
objek. Posisi depresif ini menghilang saat anak berkhayalan bahwa mereka
sudah membuat perbaikan dan mengenali bahwa ibunya tidak akan
menghilang selamanya, tetapi akan kembali setiap kali ia pergi. Saat posisi
depresif menghilang, anak menghapuskan pandangan mengenai ibu baik
dan ibu buruk.

F. Mekanisme Pertahanan Psikis


1. Introyeksi

Khayalan yang diperoleh bayi mengenai persepsi dan pengalaman


mereka dengan objek eksternal, yang asalnya dari payudara ibu.

2. Proyeksi

Khayalan yang dirasakan oleh seseorang dan ransangan yang


sebetulnya dipindahkan pada orang lain, tidak berasal dari dalam diri
sendiri.

9
3. Pemisahan

Memisahkan rangsangan yang tidak sesuai untuk mengatur aspek-


aspek baik dan buruk serta objek eksternal. Apabila pemisahan dilakukan
tidak secara ekstrem dan tidak kaku, maka bisa berdampak positif dan
bermakna, baik pada bayi maupun pada orang dewasa. Serta
memungkinkan seseorang untuk melihat aspek positif dan negatif pada
kepribadiannya sendiri dan membedakan antara kepribadian yang disukai
dan tidak disukai. Sebaliknya, jika pemisahan dilakukan secara berlebihan,
bisa menyebabkan represi patologis.

4. Identifikasi Proyektif

Bayi memisahkan bagian dari diri mereka yang tidak dapat


diterimanya.

G. Internalisasi

Hal ini berati bahwa orang melakukan introyeksi, yaitu memasukkan aspek
eksternal kemudian diolahnya menjadi rangka kerja yang bermakna secara
psikologis.

1. Ego

Klein meyakini bahwa ego atau sifat mementingkan diri sendiri, sudah
matang pada tahap yang jauh lebih awal daripada yang diperkirakan oleh
Freud.

2. Superego

Klein menyimpulkan bahwa semakin dewasa maka superego akan


menghasilkan perasaan bersalah dan inferior , tetapi analisisnya terhadap
anak-anak membuatnya percaya bahwa superego awal yang muncul pada
anak-anak bukan menghasilkan perasaan bersalah tetapi perasaan
terancam. Klein menyatakan bahwa sperego berkembang sejalan dengan

10
perkembangan odipus complex dan akhirnya menyatu dalam perasaan
bersalah yang realiistis setelah oedipus complex berkembang sepenuhnya

3. Oedipus Complex

Klein mengungkapkan bahwa oedipus complex terjadi bersamaan


dengan tahap oral dan anal , dan mencapai puncaknya pada tahap genital,
yaitu sekitar usia tiga atau empat tahun. Klein percaya bahwa bagian
terpenting dari oedipus complex adalah bahwa ketakutan anak akan
adanya ancaman dari orang tuanya karena anak berkhayal mengosongkan
tubuh orang tuanya. Klein juga menekankan pentingnya anak menjaga
perasaan positif terhadap kedua orang tuanya selama tahun Oedipal. Ia
berhipotesis bahwa selama tahap-tahap awal, Oedipus complex
menyediakan kebutuhan yang sama , baik anak laki-laki maupun
perempuan yaitu membangun sifat positif dengan objek yang baik dan
menyenangkan (payudara dan penis) dan menghindari objek yang buruk
dan menakutkan (payudara dan penis)

4. Perkembangan Oedipal pada Perempuan

Perkembangan Oedipal feminin yaitu selama bulan pertama dalam


kehidupan , seorang anak melihat payudara ibunya sebagai objek baik atau
buruk. Pada usia enam bulan melihatnya sebagai hal yang positif,
kemudian melihat ibunya secara keseluruhan. Pada masa ini, seorang bayi
berimajinasi dan berkhayal bahwa penis ayahnya bisa memberikan
beberapa hal kepada ibunya seperti bayi, maka anak perempuan ini
mengembangkan hubungan positif terhadap penis ayahnya dan berkhayal
ayahnya bisa memenuhi dengan bayi-bayi. Namun, anak perempuan ini
akan merasa tersaingi dengan ibunya. Ketika anak perempuan bisa
melewati perkembangan oedipus dengan mulus, maka akan menjadi
feminin dan mengembangkan hubungan positif dengan orangtuanya.
Namun pada situasi yang tidak terlalu ideal bayi perempuan memiliki
paranoid bahwa ibunya akan menyakitinya dengan cara menyakiti dan

11
mengambil bayi-bayinya,kecemasan ini timbul dari dalam diri anak yang
merasa dilukai ibunya. Perasaan ini akan hilang ketika dia melahirkan bayi
yang sehat.

Menurut Klein, rasa iri akan penis datang dari keinginan anak
perempuan untuk diinternalisasi oleh penis ayahnya dan memperoleh bayi
darinya. Khayalan ini menjadi penyebab semua hasrat akan penis
eksternal.

5. Perkembangan Oedipal pada laki-laki

Anak laki-laki memandang payudara ibunya sebagai objek baik dan


buruk. Pada bulan pertama anak laki-laki mengganti tahap oralnya dari
payudara menjadi penis ayahnya. Pada masa ini,anak menjadi feminin
dimana mengadopsi sikap homoseksual pasif terhadap ayahnya, kemudian
menjadi hubungan heteroseksual dengan ibunya. Klein percaya bahwa
posisi homoseksual pasif ini merupakan faktor awal terbentuknya
hubungan heteroseksual yang sehat dengan ibunya. Sederhananya,
seseorang anak laki-laki harus memiliki perasaan yang baik terhadap penis
ayahnya terlebih dahulu , sebelum dia menilai miliknya.

Klein percaya bahwa setiap orang terlahir dengan dua dorongan kuat,
insting hidup dan insting mati. Tahap yang paling penting dalam
kehidupan adalah beberapa bulan pertama yang merupakan tahap dimana
hubungan dengan ibu dan objek signifikan lainnya menjadi model untuk
hubungan interpersonal di kemudian hari. Kemampuan orang dewasa
untuk untuk mencintai atau membenci berasal dari relasi objek yang
didapatkan pada masa-masa awal kehidupannya.

H. Teori Kedekatan dan Hubungan Orang Dewasa

Menurut Larsen, kelekatan antara bayi dan pengasuh utama membutuhkan


kontak fisik dengan seorang ibu yang hangat dan responsif serta hal itu amat
sangat penting untuk perkembangan psikologis bayi.

12
John Bowlby, Teori kedekatan (attachment) menekankan hubungan antara
orang tua dan anak. Cindy Hazan dan Phil Shaver (1987) melakukan kajian klasik
mengenai hubungan orang dewasa. Mereka memperkirakan bahwa tipe kedekatan
awal akan membedakan jenis, durasi, dan stabilitas hubungan percintaan orang
dewasa. Mereka juga memprediksi orang dewsa tipe penghindar akan mengalami
ketakutan akan kedekatan dan kekurangan kepercayaan. Di lain pihak, orang
dewasa yang ambivalen akan bersemangat dan terobsesi dengan hubungan-
hubungan mereka.

Pada kajian lain Hazan dan Shaver menyebutkan bahwa orang dewasa yang
memiliki kedekatan rasa aman memiliki kepercayaan dan kedekatan dalam
hubungan percintaan mereka, dibanding orang-orang tipe pengindar atau orang
cemas-ambivalen. Peneliti juga menemukan bahwa kehidupan percintaan oran
dewasa yang memiliki kedekatan rasa aman akan lebih bertahan lama. Selain itu,
mereka juga memandang hubungan percintaan yang lebih awet dan memiliki
sedikit kecenderungan untuk bercerai dibandingkan dengan orang tipe penghindar
atau cemas ambivalen.

Steven Rholes dan rekan-rekannya melanjutkan penelitian mengenai konsep


kedekatan dan hubungan romantis orang dewasa. Peneliti meramalkan bahwa
individu penghindar, tidak mencari informasi tambahan tentang perasaan dan
mimpi-mimpi terdalam pasangan mereka, sedangkan individu yang bersemangat
akan menyatakan suatu keinginan yang kuat untuk mendapatkan lebih banyak
informasi tentang pasangannya. Untuk menguji perkiraan mereka, rholes dan
rekan-rekannya melibatkan beberapa pasangan dalam sebuah laboratorium
psikologi untuk mengukur kedekatan informasi lainnya. Gaya hubungan diukur
dengan suatu kuesioner yang memuat pertanyaan tentang informasi diri sendiri,
seberapa cemas atau penghindar seseorang dalam hubungan romantis mereka.
Proses pencarian informasi diukur dengan tugas yang terkomputerisasi sehingga
memungkinkan setiap partisipan secara independen menyelesaikan beberapa
pertanyaan tentang hubungan mereka. Sejalan dengan perkiraan mereka dan teori
hubungan secara umum, individu penghindar akan menunjukkan sedikit

13
ketertarikan dalam membaca profil pasangan mereka, sementara individu
pencemas akan berusaha mencari informas tentang pasangannya dan cita-cita
mereka.

Peneliti tidak hanya menghubungkan gaya kedekatan seseorang dengan oran


tua dan pasangannya. Penelitian terbaru juga telah melihat peran gaya kedekatan
diantara para pemimpin dan pengikutnya. Para pemimpin akan berperan sebagai
pengasuh dan sumber keamanan, serupa dengan dukungan yang ditawarkan oleh
para pengasuh dan pasangan romanis. Para peneliti memperkirakan bahwa para
pemimpin gaya kedekatan rasa aman (bukan penghindar bukan pencemas) akan
lebih efektif dibanding dengan pemimpin yang tidak memiliki perasaan aman.

Untuk lebih memahami peran kedekatan dalam kepemimpinan, RRivka


Davidovitz dan rekan-rekannya (2007) mempelajari kelompok militer dan para
prajurit yang sedang bertugas.Prajurit akan menyelesaikan pengukuran tentang
keefektifan tugas mereka, tingkat kohesif unit militer mereka, dan mengukur
kondisi psikologis. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut mendukung
gagasan mengenai pentingnya gaya kedekatan pada berbagai tipe hubungan.
Penemuan terakhir mengenai sosio-emosional cukup mengejutkan para peneliti,
tetapi masuk akal dengan mempertimbangkan penemuan Rholes dan rekan-
rekannya. Gaya kedekatan pejabat tipe pencemas cenderung mencari informasi
mengenai perasaan prajurit mereka dan bagaimana mereka bisa berinterksi dengan
lainnya.

Kedekatan (attachment) merupakan konstruk psikologi kepribadian yang


secara terus menerus menghasilkan banyak penelitian penting. Saat kajian
mengenai teori kedekatan mulai memahami perbedaan dalam hubungan anak-
orang tua, penelitian terkini menyebutkan bahwa dinamika yang sama (gaya
kedekatan rasa aman, penghindar, dan pencemas) dinilai penting untuk memahami
konsep hubungan, mulai dari hubungan pasangan romantis hingga hubungan
pemimpin militer dan prajuritnya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori relasi objek memandang kepribadian manusia sebagai hasil dari


hubungan awal antara ibu dan bayinya yang berusia empat hingga enam bulan
pertama yang merupakan masa paling genting untuk perkembangan kepribadian.
Klein percaya bahwa terdapat representasi internal psikis yaitu merupakan bagian
terpenting dalam objek signifikan awal, seperti pada payudara ibu dan penis ayah.
Menurut Klein, hubungan anak dengan payudara merupakan dasar dari sebuah
hubungan dan berperan sebagai prototipe dari hubungan selanjutnya.
Perkembangan ini mencoba mencari tahu bagaimana gambaran dan pola awal
hubungan diri sendiri dengan orang lain, yang dibangun pada masa kanak-kanak
yang mana bisa mempengaruhi konsep diri kita dan hubungan sosial melalui
tantangan-tantangan hidup dimasa selanjutnya.

Teori relasi objek merupakan bagian dari teori Freud mengenai teori insting,
tetapi penyebabnya berbeda. Teori relasi objek menekankan pada pentingnya pola
yang konsisten dalam hubungan interpersonal sedangkan teori Freud menekankan
dorongan-dorongan biologis, teori relasi objek bersifat maternal yang
menekankan keintiman dan pengasuhan ibu sedangkan teori Freud bersifat
paternal dan menekankan pada kekuatan kontrol ayah, dan yang terakhir teori
relasi objek lebih memandang kontak dan hubungan sebagai motif utama tingkah
laku manusia sedangkan teori Freud lebih memandang kesenangan seksual
sebagai motif utama tingkah laku manusia.

Teori relasi objek telah mendorong munculnya banyak penelitian. Teori relasi
objek memiliki permasalahan dalam hal ketidakmampuannya untuk diulang atau
diuji kebenarannya, seperti halnya teori Freud (teori psikoanalisis ortodoks).

15
Kebanyakan gagasan didasarkan pada apa yang terjadi dalam diri psikis seorang
bayi sehingga asumsi tersebut tidak dapat diulang untuk disangkal atau
dibenarkan. Teori ini hanya memunculkan sedikit hipotesis yang diuji. Di lain
pihak, teori kedekatan dinilai tinggi dalam hal ketidakmampuannya untuk
diulangi. Kegunaan yang paling penting dari teori relasi objek adalah
kemampuannya dalam mengorganisasi atau mengelola informasi tentang perilaku
bayi. Di luar masa kanak-kanak teori relasi objek kurang bermanfaat sebagai
pengorganisasi pengetahuan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fiest, Jess., Fiest, Gregory J. 2010. Teori Kepribadian. Edisi 7 Buku 1. Jakarta:
Salemba Humanika.

Friedman, Howard S., Schustack, Miriam W. 2006. Kepribadian: Teori Klasik


dan Riset Modern. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Larsen, Randy J., Buss, david M. 2002. Personality Psychology: Domain of


Knowledge About Human Nature. New York: McGraw-Hill.

17

Anda mungkin juga menyukai