“PSIKOLOGI SOSIAL”
Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini akan membahas tentang PERSEPSI SOSIAL.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materi dengan ini penulis berharap makalah ini dapat
diterima oleh dosen pengampu Psikologi Sosial, dan dapat membantu teman-teman
mahahasiswa lain dalam memahami Persepsi Sosial.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para mahasiswa dan teman-teman. Kepada Dosen kami minta masukannya demi
pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover…................................................................................................................1
Kata Pengantar….................................................................................................2
Daftar Isi…............................................................................................................3
Bab I Pendahuluan...............................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaaat.................................................................................5
Bab II Pembahasan..............................................................................................6
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..15
B. Daftar Pustaka.........................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu berita (http://efekgila.com/persepsi-dan-fakta-freeport-
indonesia/) terdapat suatu persepsi social tentang keberadaan Freeport di
tanah Papua. Rata-rata rakyat Indonesia percaya, kerjasama itu lebih
menguntungkan perusahaan asal Amerika Serikat sekalipun kini dilabeli
sebagai PT Freeport Indonesia (PTFI). Faktanya, emas memang diangkut ke
Negeri Paman Sam. Kehidupan warga asli Papua, amat timpang bila
dibanding kemakmuran perusahaan AS itu, yang berkilau laksana emas
mereka gali.
4
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian persepsi sosial
2. Untuk mengetahui proses persepsi sosial
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sosial
4. Untuk mengetahui macam-macam persepsi sosial
5. Untuk mengetahui bias yang dapat terjadi di persepsi social
C. Tujuan
1. Sebagai tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
2. Mempelajari tentang persepsi sosial lebih mendalam sehingga dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kehidupan kita.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk mempermudah
pembaca memahami materi tentang Persepsi Sosial yang dibuat dengan
penjelasan yang lebih mudah dipahami oleh pembaca, serta untuk
memahami sub materi dari persepsi sosial, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi sosial, macam-macam persepsi sosial dan bias yang
dapat terjadi di persepsi sosial yang dibuat dengan bahasa yang lebih mudah
dipahami
5
BAB II
PEMBAHASAN
Persepsi social adalah aktivitas mempersepsikan orang lain dan apa yang
membuat mereka terkenal. Melalui persepsi social, kita berusaha mencari tahu
dan mengerti orang lain. Sebagai bidang kajian, persepsi social adalah studi
sebagaimana orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang orang
lain (Teiford, 2008). Teori-teori dan penilitian persepsi social berurusan dengan
kodrat, penyebab-penyebab, dan konsekuensi dari persepsi terhadap satuan-
satuan social, seperti diri sendiri, individu lain, kategori-kategori social, dan
kumpulan atau kelompok tempat seseorang tergabung atas kelompok lainnya.
Persepsi social juga merujuk pada bagaimana orang mengerti dan
mengategorisasi dunia. Seperti persepsi lain, persepsi social merupakan sebuah
konstruksi sehingga hasil konstruksi, pengetahuan dan pemahaman yang
diperoleh dari persepsi social tidak selalu sesuai dengan kenyataannya.
6
Secara umum, persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses
pencarian informasi untuk dipahami, jadi melalui persepsi sosial kita harus
berusaha mencari tahu danmemahami orang lain. Adanya suatu usaha-usaha
untuk mengetahui dan mencangkup dalam suatu persepsi social, yaitu:
1. Mengetahui apa yang dipikirkan, dipercaya, dirasakan, diminati, dikehendaki,
dan didambakan orang lain.
2. Membaca apa yang ada di dalam diri orang lain berdasarkan ekspresi wajah,
tekanan suara, gerak gerik tubuh, kata-kata, dan tingkah laku mereka.
3. Menyesuaikan tindakan sendiri dengan keberadaan orang lain berdasarkan
pengetahuan dan pembacaan terhadap orang tersebut.
Persepsi social merupakan proses yang berlangsung pada diri kita untuk
mengetahui dan mengevaluasi orang lain. Dengan prose situ, kita membentuk
kesan tentang orang lain. Kesan yang kita bentuk didasarkan pada informasi
yang tersedia di lingkungan, sikap kita terdahulu tentang rangsang-rangsang
yang relavan, dan mood kita saat ini. Contohnya, tentang keberadaan Freeport
yang adanya Pengusiran Warga Papua, persepsi kita kehidupan masyarakat
setempat juga terancam dengan keberadaan PTFI asal Amerika tersebut, karena
masyarakat yang bukan pekerja PTFI bisa di usir, bahkan di tembak jika
mendekati area pertambangan tanpa izin. walaupun masyarakat Papua hanya
mencari hasil hutan di Sekitar PTFI tetapi fakta tidak ada pengusiran terhadap
pemilik hak ulayat. Hak ulayat suku Amungme dan Kamoro dilindungi dan
ditegakkan oleh perjanjian yang ditandatangani oleh PTFI dan kedua suku pada
tahun 1974, 1997, 2000, dan 2001 yang pelaksanaannya masih terus dilakukan
sampai saat ini. Di bawah perjanjian, kedua suku tersebut mendapatkan bantuan
dalam pembangunan perumahan, tempat beribadah, gedung multifungsi dan
infrastruktur lainnya serta Dana Perwalian. Sampai dengan Januari 2012, jumlah
Dana Perwalian yang dibayarkan PTFI kepada dua suku tersebut adalah USD
29,9 juta.
7
Proses persepsi sosial dimulai dari pengenalan terhadap tanda-tanda
nonverbal atau tingkah laku nonverbal yang ditampilkan orang lain. Tanda-tanda
nonverbal ini merupakan informasi yang dijadikan bahan untuk mengenali dan
mengerti orang lain secara lebih jauh. Dari informasi-informasi nonverbal, kita
membuat penyimpulan-penyimpulan tentang apa kira-kira yang sedang dipikirkan
dan dirahasiakan orang lain.
8
Saluran kominikasi nonverbal
Ketika seseorang mengalami prasaan tertentu, apa yang mereka rasakan
terlihat dalm tingkah laku nonverbal mereka secara sadar maupun tidak sadar.
Aktivitas nonverbal pada tubuh disebut saluran-saluran nonverbal. Dengan
kondisi psikologis kita sering kali justru tampil melalui lima saluran dasar:
ekspresi wajah (facial expressions), kontak mata (eye contact), gerak tubuh
(body movements), postur (posture), dan sentuhan (touching).
9
berkesimpulan bahwa dia tidak ramah, tidak menyukai kita, atau mungkin
cuma sekedar pemalu (Zimbardo, 1977; Baron & Byrne, 2003).
4. Sentuhan
Sentuhan orang lain pada kita, dapat membantu memahami apa yang
dirasakan orang lain terhadap kita. Pemahaman terhadap apa yang hendak
diungkapkan melalui sentuhan bergantung pada beberapa faktor yang terkait
dengan
1. siapa yang menampilkan sentuhan.
2. jenis kontak fisik dan (konteks yang ada pada saat sentuhan
ditampilkan).
10
3. Konteks yang ada pada saat sentuhan ditampilkan (situasi bisnis,
situasi social, atau ruang praktik dokter).
11
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial
Di atas telah dijabarkan bahwa apa yang ada dalam diri individu akan
mempengaruhi dalam individu mengadakan persepsi, ini merupakan faktor
internal. Selain itu ada juga faktor eksternal yang mempengaruhi proses
persepsi, yaitu:
Faktor Penerima. Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) yang
tinggi dan selalu merasa diri secara mental sehat, cenderung melihat orang
lain dari sudut tinjauan yang bersifat positif dan optimistik, dibandingkan
seseorang yang memiliki konsep diri rendah. Nilai dan sikap seseorang tidak
pelak lagi memberikansumbangan bagi pendapat seseorang tentang orang
lain. Pengalaman di masa lalu sebagai bagian dasar informasi juga
menentukan pembentukan persepsi seseorang. Kondisi kesehatan fisik dan
psikis seseorang juga sangat mempengaruhi hasil persepsi.
Faktor Situasi. Definisi situasi adalah makna yang diberikan individu terhadap
suatu keadaan atau interpretasi individu terhadap faktor-faktor sosial yang
ditemui pada ruang dan waktu terttentu (Dr. Fattah Hanurawan, 2010).
Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah menjadi
tiga, yaitu seleksi, kesamaan, dan organisasi. Secara alamiah, seseorang
akan memusatkan perhatian pada objek-objek yang disukai ketimbang objek-
objek yang tidak disukai. Unsur kedua yaitu kesamaan. Kesamaan adalah
kecenderungan dalam persepsi sosial untuk mengklasifikasikan orang-orang
ke dalam suatu kategori yang kurang lebih sama. Unsur yang ketiga yaitu
organisasi perseptual. Dalam proses persepsi sosial, individu cenderung
memahami orang lain sebagai objek persepsi yang bersifat logis, teratur, dan
runtut.
Faktor Objek. Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu
adalah orang lain. Beberapa ciri yang terdapat dalam diri objek sangat
memungkinkan untuk dapat memberi pengaruh yang menentukan terhadap
terbentuknya persepsi sosial. Ciri pertama adalah keunikan, ciri kedua adalah
kekontrasan, dan ciri ketiga adalah ukuran dan intensitas yang terdapat
dalam diri objek.
12
D. Macam-macam Persepsi Sosial
Persepsi Sosial sebenarnya dibagi menjadi dua, yaitu persepsi terhadap
objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap
manusia biasa kita kenal dengan persepsi interpersonal, yang akan dibahas
sebagai berikut :
Persepsi Objek
Persepsi objek merupakan sebuah proses persepsi yang menggunakan
benda sebagai objek, bukan manusia. Stimulus yang ditangkap bukan dari
komunikasi nonverbal, melankan dari gelombang cahaya, gelombang suara,
temperatur, dll. Objek yang kita persepsi tidak memberikan reaksi kepada kita
dan kita juga tidak memberikan reaksi emosional kepada objek tersebut, dan
objek yang kita jadikan sebagai bahan persepsi relatif tetap.
Persepsi objek terdiri 3 jenis, yaitu :
Persepsi Jarak
Contoh :awan semakin kita memandang jauh semakin nampak rendah
seolah-olah kita dapat menggapainya
Persepsi Gerak
Contoh : saat kita berada di dalam kereta dan bersebelahan dengan rumah
penduduk atau pohon terkadang kita bingung, kita yang bergerak atau rumah
penduduk itu yang bergerak
Persepsi Total
Pada persepsi total baru akan tampak jelas kalau dilihat secara keseluruhan
Persepsi Interpersonal
Persepsi interpersonal merupakan proses presepsi dimana manusia
merupakan objeknya. Stimulus disampaikan melalui lambang-lambang verbal
maupun nonverbal. Reaksi dari yang dipersepsi ada kemungkinan bias, karena
manusia selalu berubah-ubah.
13
E. Bias dalam Persepsi Sosial
Kita sering menilai orang berdasarkan penampilan pertamanya. Orang yang
menampilkan kesan baik pada saat pertama kali bertemu, cenderung kita
anggap baik untuk seterusnya. Bias seperti ini disebut dengan Efek Halo. Kita
juga cenderung menilai orang yang menampilkan kesan buruk pada saat
pertama kali bertemu dengannya, sebagai orang yang buruk seterusnya. Bias
seperti ini disebut Negativitas. Kecenderungan untuk menempatkan faktor
internal atau penyebab disposisional, cukup besar ditampilkan oleh banya
orang. Fenomena yang ditandai oleh kecenderungan tidak memperhatikan
faktor penyebab eksternal disebut Jones (Sarlito & Eko, 2009) sebagai Bias
Korespondensi. Penelitian Gilbert dan Malone (Sarlito & Eko, 2009)
menunjukan bukti-bukti dari adanya kecenderungan menunjuk factor
disposisional sebagai penyebab tampilnya tingkah laku, bahkan dalam situasi
yang jelas penyebabnya. Dalam psikologi social, bias seperti ini merujuk pada
kesalahan atribusi fundamental, yaitu kecenderungan untuk mempersepsikan
orang lain sebagaimana yang ditampilkan karena sifat-sifat yang dimiliki
orang lain. Bias persepsi lain yang cenderung kita lakukan adalah in-group
bias (bias terhadap kelompok sendiri) atau in-group favoritism (favoritisme
terhadap kelompok sendiri). Dengan kata lain. Kita cenderung menyukai
anggota-anggota kelompok sendiri dibandingkan dengan anggota-anggota
kelompok lain (Allen & Wilder, 1975; Billig & Tajfel, 1973; Brewer, 1979;
Tajfel, 1970; Wilder, 1981; Sarlito & Eko, 2009). Bias dalam persepsi social
dapat juga terjadi karena adanya asimetri antara kelompok sendiri dengan
kelompok lain (in-group-out-group asymetry), yaitu orang cenderung
mempersepsikan kelompok sendiri dengan cara dan standart
mempersepsikan orang lain. Lokasi serta pergerakan dari individu dan
kelompok dalam lingkungan menghasilkan asimetri dan hubungan-hubungan
topografis.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Penerbit Andy Yogyakarta
Baron, R.A. dan Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Sarwono, Sarlito W. 2002. Psikologi Sosial, Individu Dan Teori Teori Psikologi Sosial.
Sarwono, S.W. dan Meinarno, E.A. 2009. Psikologi Sosial. Salemba Humanika.Jakarta
Hanurawan, Fattah, 2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya
Offset. Bandung
http://efekgila.com/persepsi-dan-fakta-freeport-indonesia/
16