Anda di halaman 1dari 20

KONSEP PSIKOLOGI SOSIAL

di susun untuk memenuhi TUGAS


Mata kuliah : Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Dadan, S.H.I., M.Ag
Di susun oleh kelompok 1 :
Cecep Maulana Mubarok ( 2121.017.1)
Gisni Qodariah ( 2121.005.1)
Nendah Mustikasari ( 2121.008.1 )
Rama Septiansyah ( 2121.036.1 )

HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM KH. RUHIAT CIPASUNG
2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Psikologi Sosial ini

tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Dadan Hadiansyah .,M.Ag, selaku

Dosen Mata Kuliah Psikologi Sosial yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami ambil. Kami

juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan makalah ini, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa dinantikan. Akhirnya,

semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan nilai guna bagi kemajuan pendidikan.

Cipasung, Oktober 2023

i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Psikologi Sosial Menurut Para Ahli...........................................................3
B. Konsep Dasar Psikologi Sosial...................................................................6
C. Sejarah Perkembangan Psikologi Sosial....................................................11
D. Persamaan dan Perbedaan Psikologi Sosial dan Sikologi Kejiwaan.........13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Mereka tidak dapat hidup

sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Dimanapun dia berada manusia,

tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat Mereka membutuhkan orang lain

seperti saudara, teman, dan masyarakat dalam proses sosialnya. Dalam interaksinya

mereka saling mempengaruhi. Pengaruh yang diharapkan dalam psikologi sosial adalah

yang memiliki peran untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Konsep dasar psikologi sosial berpusat pada manusia yang memiliki potensi untuk

selalu mengalami proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan

lingkungannya. Manusia memiliki potensi yang menuntut untuk terus-menerus

berkembang. Perkembangan yang tidak menyeimbangkan potensi yang dimiliki akan

dapat berakibat pada Ketidak stabilan pada salah satunya dan dapat menimbulkan

masalah.

Oleh karena itu psikologi sosial mengarah kepada penyempurnaan perilaku

individu dan masyarakat. Implementasi psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat

diharapkan penerapannya dapat membantu dalam membantu memecahkan problematika

sosial yang terjadi pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana Psikologi Sosial Menurut Para Ahli

B. Bagaimana Konsep Dasar Psikologi Sosial

C. Bagaimana Sejarah Perkembangan Psikologi Sosial

1
D. Bagaimana perbedaan dan persamaan antara Psikologi Sosial dan Psikologi

Kejiwaan

C. Tujuan Masalah

A. Agar kita mengetahui pengertian psikologi sosial menurut para ahli

B. Agar kita mengetahui konsep dasar dari Psikologi Sosial

C. Agar kita mengetahui Sejarah perkembangan psikologi sosial

D. Agar kita mengetahui perbedaan dan persamaan dari psikologi sosial dan

psikologi kejiwaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PSIKOLOGI SOSIAL MENURUT PARA AHLI

Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti dampak atau

pengaruh sosial terhadap perilaku manusia. Bidang ini sangat luas, mencakup berbagai

bidang studi dan beberapa disiplin ilmu.

Psikologi sosial juga digunakan dalam berbagai disiplin dan industri; banyak

orang memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi sosial bahkan tanpa menyadari hal itu

ketika mereka mencoba untuk mengendalikan kelompok, pengaruh pendapat seseorang,

atau menjelaskan mengapa seseorang berperilaku dengan cara tertentu.

Akar psikologi sosial diletakkan di akhir 1800-an, ketika psikologi sebagai suatu

disiplin yang berkembang di Eropa. Ketika Perang Dunia Pertama banyak psikolog

melaju ke Amerika Serikat, psikologi sosial mulai muncul sebagai suatu disiplin yang

berbeda di tahun 1920.

Salah satu pengaruh utama di lapangan adalah Kurt Lewin, yang disebut “bapak”

psikologi sosial oleh beberapa orang; lain psikolog sosial terkenal termasuk Zimbardo,

Asch, Milgram, Festinger, Ross, dan Mischel.

Berikut ini akan kami sampaikan definisi dan pengertian psikologi sosial menurut

para ahli di bidangnya masing-masing.

1 . Menurut Sherif & Musfer (1956), psikologi sosial adalah ilmu tentang pengalaman

dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus sosial. Dalam definisi ini,

stimulus sosial diartikan bukan hanya manusia, tetapi juga benda-benda dan hal-hal lain

yang diberi makna sosial.

3
2 . Menurut Show & Costanzo (1970), psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari perilaku individual sebagai fungsi stimulus-stimulus sosial. Definisi ini tidak

menekankan stimulus eksternal maupun proses internal, melainkan mementingkan

hubungan timbal balik antara keduanya. Stimulus diberi makna tertentu oleh manusia dan

selanjutnya manusia bereaksi sesuai dengan makna yang diberikannya itu.

3 . Menurut Gordon Allport (1985), psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang

berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku

seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara:

a) secara nyata atau aktual

b) dalam bayangan atau imajinasi

c) dalam kehadiran yang tidak langsung (implied)

4 . Menurut David O Sears (1994), psikologi sosial adalah ilmu yang berusaha secara

sistematis untuk memahami perilaku sosial, mengenai:

a) bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi sosial

b) bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita

c) bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi sosial

5 . Menurut Baron & Byrne (2006), psikologi sosial adalah bidang ilmu yang mencari

pemahaman tentang asal mula dan penyebab terjadinya pikiran serta perilaku individu

dalam situasi-situasi sosial. Definisi ini menekankan pada pentingnya pemahaman

terhadap asal mula dan penyebab terjadinya perilaku dan pikiran.

Sarlito Wirawan, setelah menyimpulkan beberapa definisi dan pengertian psikologi sosial

menurut para ahli membedakan tiga wilayah studi psikologi sosial, yaitu sebagai berikut:

4
a) Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi tentang

persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat). Walaupun topik-topik ini bukan

monopoli dari psikologi sosial, namun psikologi sosial tidak dapat menghindar dari

studi tentang topik-topik ini.

b) Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial dan

sebagainya.

c) Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan, komunikasi, hubungan

kekuasaan, otoriter, konformitas (keselarasan), kerja sama, persaingan, peran dan

sebagainya.

Seorang psikolog sosial melihat pada sikap, keyakinan, dan perilaku baik individu

maupun kelompok. Bidang ini juga dikaji interaksi interpersonal, menganalisis cara

seseorang berinteraksi dengan orang lain, baik secara tunggal atau dalam bentuk

kelompok besar. Psikolog sosial juga membahas pengaruh budaya seperti iklan, buku

perilaku, film, televisi, dan radio, melihat cara ini dampak pengaruh di mana manusia.

Seperti banyak ilmuwan, psikologi sosial seperti menggunakan metode empiris

untuk melakukan penelitian di bidang mereka. Metode ini sering melibatkan eksperimen

yang dapat membawa isu-isu etis yang kompleks. Salah satu percobaan paling terkenal

psikologi sosial adalah Stanford Penjara Percobaan, yang akhirnya ditutup karena keluar

kendali. Psikolog Sosial mengandalkan upaya komite etika dan panel review untuk

memastikan bahwa pekerjaan mereka secara etis diizinkan, dengan harapan menghindari

pengulangan percobaan dipertanyakan.

Penelitian psikologi sosial dapat menjelaskan mengapa orang-orang membentuk

massa, bagaimana kelompok membuat keputusan, yang kondisi sosial dapat

menyebabkan perilaku menyimpang, dan berbagai hal lain.

5
Psikolog sosial ini terus-menerus belajar lebih banyak tentang perilaku manusia

dan ilmu balik interaksi manusia, memandang segala sesuatu dari mengapa orang gagal

untuk membantu orang yang membutuhkan dengan apa yang menyebabkan orang untuk

menyesuaikan diri, bahkan dalam situasi etis meragukan.

B. KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyce” dan “logos” yang berarti jiwa

dan ilmu. Berdasarkan kedua pengertian itu, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi

adalah ilmu pengetahuan tentang jiwa (ilmu jiwa). (Walgito,2002:1)

Psikologi sosial merupakan salah satu cabang dari psikologi. Psikologi merupakan

disiplin ilmu yang memusatkan pengkajian pada pemahaman terhadap proses mental

(kejiwaan) dan perilaku individu. Sedangkan psikologi sosial lebih memfokuskan proses

kejiwaan dan perilaku antar pribadi (interpersonal behavior). Dengan kata lain, psikologi

sosial mengkaji tentang proses kejiwaan dan perilaku sosial manusia sebagai makhluk

sosial.

Konsep dasar psikologi sosial, yaitu:

1. Emosi terhadap objek sosial

Emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional,

yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan

atau pergolakan pikiran,perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-

luap. Emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas,suatu keadaan

biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Tiap individu normal memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat

dikembangkan. Kadar potensi tersebut bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya

6
bergantung pada kondisi kesehatan, maupun mental psikologisnya. Mereka yang

kesehatan jasmani dan rohaninya prima atau baik, maka peluang pengembangan potensi

psikologisnya lebih baik daripada mereka yang kurang sehat. Selain daripada hal tersebut,

faktor lingkungan juga sangat berpengaruh.

Ketajaman emosi dan reaksi emosional seseorang, sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal seperti telah dijelaskan. Emosi dan reaksi emosional dengan

pengendalinya, sangat penting kedudukannya dalam kehidupan sosial termasuk dalam

interaksi sosial. Emosi dengan reaksi emosional , merupakan konsep dasar psikologi

sosial yang peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya.

Perhatian dan minat seseorang terhadap sesuatu benda, fenomena sosial, interaksi sosial

dan lain-lainnya. Tinggi-rendahnya, terkendali-tidaknya emosi seseorang, sangat

berpengaruh terhadap perilaku sosial yang bersangkutan.

Oleh karena itu, emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajib diberi santapan

dengan berbagai pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan.

2. Perhatian dan Minat

Perhatian dan minat dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM),

khususnya berkenaan dengan peningkatan kualitas kemampuan intelektual, perhatian dan

minat tersebut, memegang peranan yang sangat bermakna. Tanpa perhatian dan minat dari

SDM yang bersangkutan, pengembangannya mustahil tercapai secara optimal. Oleh

karena itu, kita sebagai guru nantinya wajib memperhatikan minat peserta didik, agar

tujuan instruksional dan tujuan pendidikan dapat direalisasikan seoptimal mungkin.

3. Kemauan

Kemauan sebagai konsep dasar psikologi sosial, merupakan suatu potensi

pendorong dan dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang

7
diinginkan. Kemauan yang kuat, merupakan modal dasar yang berharga dalam

memperoleh suau prestasi. Anda tentu ingat akan ungkapan “dimana ada kemauan, disitu

ada jalan”. Kemauan yang terbina dan termotivasi pada diri seseorang termasuk pada diri

kita sendiri dan semuanya, menjadi landasan yang kuat mencapai sesuatu, terutama

mencapai cita-cita luhur yang menjadi idaman masing-masing. Orang-orang yang

kemauannya lemah, bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi.

4. Motivasi

Motivasi sebagai suatu konsep dasar, selain timbul dari dalam diri individu

masing-masing, juga datang dari lingkungan, khususnya lingkungan sosial dan budaya.

Seperti telah dikemukakan di atas, motivasi diri itu juga merupakan kekuatan yang

mampu mendorong kemauan. Jika kita memiliki motivasi diri yang kuat, mempunyai

harapan yang kuat juga berkemauan keras mencapai suatu cita-cita.

Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk memotivasi peserta didik

dengan berbagai cara, agar mereka memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai suatu

potensi sesuai dengan cita-citanya. Dalam hal ini kita selaku guru IPS berperan sebagai

motivator bagi peserta didik yang menjadi tanggung jawab kita.

5. Kecerdasan dalam menangani persoalan sosial

Kecerdasan sebagai potensi psikologis bagi seorang individu, merupakan modal

dasar mencapai suatu prestasi akademis yang tinggi dan untuk memecahkan

permasalahan sosial. Kecerdasan sebagai unsur kejiwaan dan aset mental, tentu saja tidak

berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan unsur-unsur potensi psikologis lainnya.

Dibandingkan dengan potensi psikologis yang lain, kecerdasan ini relatif lebih mudah

dipantau, dievaluasi dari ungkapan perilaku individu, selaku guru tentu saja dan perilaku

peserta didik.

8
Potensi dan realisasi kecerdasan yang karakternya kognitif, relatif lebih mudah

diukur. Sedangkan potensi dan realisasi mental yang sifatnya afektif, lebih sukar

dievaluasi dibandingkan dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan sebagai konsep dasar

psikologi sosial, memiliki makna yang mendalam bagi seorang individu, karena

kecerdasan tersebut menjadi unsur yang utama kecendekiaan. Sedangkan kecendekiaan;

merupakan modal yang sangat berharga bagi SDM menghadapi kehidupan yang penuh

masalah dan tantangan seperti yang kita alami saat ini.

6. Penghayatan

Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan menuntut suasana yang tenang

adalah penghayatan. Proses ini tidak hanya sekadar merasakan, memperlihatkan, dan

menikmati melainkan lebih jauh dari pada itu. Hal-hal yang ada diluar diri kita menjadi

perhatian yang mendalam, dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan

kesan yang juga sangat mendalam pada diri kita masing-masing. Proses penghayatan ini

tidak dapat dilepaskan dari kondisi diri kita yang penuh kesadaran. Tanpa kesadaran,

penghayatan itu sukar terjadi atau sukar kita lakukan.

7. Kesadaran

Dengan penuh kesadaran kita dapat melakukan penghayatan tentang sesuatu,

contohnya berkenaan dengan penghayatan Pancasila. Hasil penghayatan yang mendalam,

meningkatkan kesadaran kita tentang sesuatu tadi, khususnya berkenaan dengan

Pancasila. Oleh karena itu, proses kejiwaan yang tersimpan pada konsep dasar

penghayatan, sukar dipisahkan dari konsep kesadaran.

Dua konsep ini sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sebagai

contoh dapat dikemukakan tentang kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga

Negara. Kesadaran tersebut tidak cukup hanya merasakan, memahami dan memikirkan

9
tentang hak dan kewajiban itu, melainkan lebih jauh lagi menghayatinya. Dengan

penghayatan tersebut kesadaran akan bermakna dan mendalam, sehingga mampu

memenuhi serta melaksanakan apa yang menjadi kewajiban tersebut.

8. Harga diri dan sikap mental

Harga diri dan sikap mental, merupakan dua konsep dasar yang mencirikan

manusia sebagai makhluk hidup yang bermartabat. Oleh karena itu, harga diri ini jangan

dikorbankan hanya untuk sesuatu yang secara moral tidak berarti. Harga diri kita yang

terbina dan terpelihara, merupakan martabat kemanusiaan masing-masing yang selalu

akan diperhitungkan oleh pihak atau orang lain. Harga diri yang dikorbankan sampai kita

tidak memiliki harga diri di mata orang lain, akan menjatuhkan martabat kita yang tidak

jarang dimanfaatkan orang lain untuk memperoleh keuntungan.

9. Kepribadian

Konsep dasar yang merupakan komprehensif adalah kepribadian. Secara singkat,

Brown & Brown (1980:149) mengemukakan bahwa “kepribadian tidak lain adalah pola

karakteristik , sifat, atau atribut yang dimiliki individu dari waktu ke waktu”. Sedangkan

Honel Hart (Fairchild, H.P. dkk.:1982:218) secara lebih rinci mengemukakan:

“kepribadian yaitu organisasi gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina

secara mendasar oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psikofisikal

organisme tunggal dan yang secara sosial ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang

terpadu dengan semua penyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu berdasarkan

keperluan serta kemungkinan dari lingkungan sosialnya.”

Konsep dasar kepribadian itu bersifat unik yang memadukan potensi internal

sebagai warisan biologis dengan faktor eksternal berupa lingkungan yang demikian

10
terbukanya. Pada kondisi kehidupan yang demikian terbuka terhadap pengaruh orang

yang sedang mengarus secara global, faktor lingkungan itu sangat kuat.

Oleh karena itu pendidikan sebagai salah satu faktor lingkungan, wajib terpanggil

dan berperan aktif memberikan pengaruh positif aktif-kreatif terhadap pembinaan peserta

didik. Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda yang menjadi subjek pembangunan

masa yang akan datang, wajib memiliki kepribadian yang kukuh-kuat, beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar selalu siap serta sigap menghadapi

masalah tantangan-persaingan.

Secara ideal SDM yang memiliki kepribadian yang sedemikian itu, dapat

diandalkan sebagai penyelamatan kehidupan yang telah makin menyimpang dan

kebenaran yang hakiki yang “mengorbankan nilai-nilai moral demi mencapai tujuan

material semata”. Panggilan dan tugas pendidikan memang berat, namun sangat mulia.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SOSIAL

Disiplin dalam ilmu psikologi sosial yang belum tertata mapan disebut dengan ilmu

empiris. Sejarah psikologi sosial sudah terdapat sejak zaman Yunan klasik yang masuk ke

dalam disiplin ilmu filsafat. Tokoh-tokoh yang masuk ke dalam metafisika rasional

psikologi sosial seperti Plato dan Aristoteles. Perkembangan ilmu psikologi sosial ini

dapat ditemukan pada pemikir filsuf Prancis serta Bapak Sosiologi Auguste Comte pada

19 M. Auguste Comte dipandang sebagai salah satu tokoh yang meletakkan dasar

perkembangan dari ilmu psikologi sosial empiris yang muncul pada abad 20 M.

A . Munculnya Buku Psikologi Sosial

Sebagai ilmu empiris yang memang berdiri sendiri, kelahiran dari psikologi sosial

ditandai dengan adanya kemunculan 2 buku psikologi sosial yaitu Introduction to Social

Psychology yang ditulis William McDougall (1980), seorang pakar ilmu psikologi dan

11
Social Psychology yang ditulis A. Ross (1990). Selain itu di tahun 1924, Floyd Allport

menulis sebuah buku dengan judul Social Psychology. Buku ini menjelaskan mengenai

perilaku sosial yang berkaitan dengan topik konformitas sosial, kemampuan individu saat

memahami emosi orang lain, dan pengaruh audiens kepada kinerja penyelesaian tugas.

B . Menyebarnya Ahli Psikologi di Negara Barat

Pada masa Perang Dunia II terjadi, banyak ahli-ahli psikologi Amerika Serikat dan Eropa

yang terlibat langsung di dalam perang serta memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan

yang dimilikinya dalam psikologi untuk bisa memenangkan peperangan. Setelah

mengalami masa kemunduran yang cukup lama dikarenakan Perang Dunia II, psikologi

sosial mulai berkembang lagi lebih lanjut pada masa pertengahan tahun 1940an. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya penelitian pada kepada pengaruh kelompok perilaku individu,

perilaku sosial, pengembangan teori disonasi kognitif, hubungan ciri-ciri kepribadian oleh

Leon Festinger pada tahun 1957.

C . Pengembangan Psikologi Terapan

Setelah masa Perang Dunia selesai, pakar psikologi sosial yaitu Kurt Levin mempelopori

pengembangan ilmu psikologi sosial menuju ke arah bidang-bidang yang mana lebih

terapan. Berdasar ide dari Kurt Lewin, yang mengembangkan ilmu sosiologi sosial ke hal

yang lebih bermanfaat langsung untuk kesejahteraan manusia, untuk itu lah didirikan

organisasi Society for the Psychological Study of Social Issues.

Pada tahun 1960an, pakar psikologi sosial mulai mengarahkan fokusnya pada topik

persepsi sosial, kemenarikan dan cinta, agresi, membantu orang lain yang memang

membutuhkan, dan pengambilan keputusan di dalam sebuah kelompok.

D . Munculnya beragam topik Psikologi Sosial

12
Pada tahun 1970, pakar psikologi mulai mengembangkan topik-topik yang baru berkaitan

dengan proses atribusi, diskriminasi jenis kelamin, dan perilaku lingkungan. Pada masa

tahun 1990an, pakar psikologi sosial mulai mengembangkan ilmu psikologi sosial

menjadi lebih nyata dalam berbagai ilmu terapan seperti bidang media, bidang kesehatan,

perilaku organisasi, dan proses hukum.

D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PSIKOLOGI SOSIAL DAN SIKOLOGI

KEJIWAA

Psikologi sosial mempelajari tentang perilaku dan juga pemikiran dari

individu dimana ilmu lebih berfokus pada aktivitas fisik untuk membuat seseorang

melakukan sesuatu.

Psikologi kejiwaan adalah tingkat kecerdasan, sifat dan perilaku, serta

kepribadian seperti emosi,adaptasi dan minatnya terhadap sesuatu. juga emosional

yang dapat di terka dengan pikiran yang selaras menimbulkan gerak berupa

tindakan.

Jadi, psikologi sosial dan sikologi sama – sama melihat hubungan manusia dan

fungsi manusia, perspektifnyalah yang berbeda.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sarlito Wirawan, setelah menyimpulkan beberapa definisi dan pengertian psikologi

sosial menurut para ahli membedakan tiga wilayah studi psikologi sosial, yaitu

sebagai berikut:

a) Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi tentang

persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat). Walaupun topik-topik ini bukan 1) .

monopoli dari psikologi sosial, namun psikologi sosial tidak dapat menghindar dari

studi tentang topik-topik ini.

b) Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial dan

sebagainya.

c) Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan, komunikasi, hubungan

kekuasaan, otoriter, konformitas (keselarasan), kerja sama, persaingan, peran dan

sebagainya.

2) Konsep dasar psikologi sosial, yaitu: Emosi terhadap objek sosial, Perhatian dan

Minat, kemauan, motivasi, Kecerdasan dalam menangani persoalan sosial,

penghayatan, kesadaran, Harga diri dan sikap mental, kepribadian.

3) . Akar psikologi sosial diletakkan di akhir 1800-an, ketika psikologi sebagai suatu

disiplin yang berkembang di Eropa. Ketika Perang Dunia Pertama banyak psikolog

melaju ke Amerika Serikat, psikologi sosial mulai muncul sebagai suatu disiplin yang

berbeda di tahun 1920.

14
Salah satu pengaruh utama di lapangan adalah Kurt Lewin, yang disebut “bapak”

psikologi sosial oleh beberapa orang; lain psikolog sosial terkenal termasuk

Zimbardo, Asch, Milgram, Festinger, Ross, dan Mischel.

B. SARAN

Bagi mahasiswa hendaknya mengetahui dan bisa mempelajari konsep-konsep dasar

psikologi sosial dengan baik, dan mencari referensi yang lebih banyak, lebih menarik

dan lebih lengkap, agar dapat menghasilkan makalah yang lebih baik

15
DAFTAR PUSTAKA

https://maglearning.id/2021/11/03/pengertian-psikologi-sosial-menurut-para-ahli/?amp

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ilham Darizki. 2012. Perkembangan sosial dan emosi.(http://ilhamdarizki.blogspot.com).

(Online) Di akses tanggal 20 Maret 2013.

Samlawi, Fakih dan Bunyamin Maftuh. 1998. Konsep Dasar IPS. Bandung:Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan

Guru Sekolah Dasar ( Primary School TeacherDevelopment Project)

https://dosenpsikologi.com/perkembangan-psikologi-sosial

16

Anda mungkin juga menyukai