i
KATA PENGANTAR
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Umum II program
studi Psikologi. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya pada Ibu
Rika Dwi Agustiningsih S.Psi., M. Psikolog selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi
Umum II.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini .
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan
sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
perasaan, dan keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat,
akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah
yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Interaksi social terbentuk
karena dipengaruhi oleh tindakan social, kontak social, dan komunikasi social.
Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari
masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu
dengan yang lain warga-warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau
perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu
sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Psikologi Sosial ?
2. Bagaiman Pengertian Psikologi menurut para ahli?
3. Apa saja yang mencakup ruang lingkup Psikologi Sosial?
4. Apakah Hubungan Psikologi Sosial dengan Ilmu lain ?
5. Bagaimana cara menerapkan Psikologi Sosial dalam masyarakat ?
6. Bagaimana cara menganalisa masalah – masalah sosial ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Psikologi Sosial
2. Mengetahui pengertian Psikologi menurut para ahli
3. Mengetahui apa saja yang berkaitan dengan ruang lingkup Psikologi Sosial
4. Untuk mengetahui Hubungan Psikologi Sosial dengan Ilmu lain
5. Untuk mengetahui cara menerapkan Psikologi Sosial
6. Untuk mengetahui cara menganalisa masalah – masalah sosial
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
terkenal psikologi sosial adalah Stanford Penjara Percobaan yang dilakukan oleh dr.
Philip Zimbardo , yang akhirnya dihentikan karena keluar kendali.
Psikologi sosial (Baron, 2012) merupakan kerangka ilmiah atau ilmu pengetahuan
yang berusaha secara sistematik untuk mempelajari perilaku dan pemikiran individual
dalam konteks situasi sosial (social behaviour).
Fokus utama psikologi sosial adalah pada pemahaman mengenai bagaimana dan
mengapa individu berperilaku, berpikir dan memiliki perasaan tertentu dalam konteks
situasi sosial.
Jones & Gerard menjelaskan psikologi sosial adalah sub disiplin dan psikologi,
khususnya ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu-individu sebagai fungsi dari
rangsangan-rangsangan situasi sosial.
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai macam proses interaksi sosial yang
dibedakan dalam 3 (tiga) pola hubungan yaitu:
1. Interaksi yang terjadi bila seorang individu berhubungan dengan orang lain
(antar individu). Orang lain dimaksud dapat hadir secara nyata maupun berupa pilihan
alternatif-alternatif saja. Misalnya ketika seseorang yang akan menghadiri acara
pernikahan, memilih-milih pakaian apa yang akan dikenakan pada acara tersebut.
Maka ia akan mempertimbangkan juga orang-orang lain yang akan hadir dalam acara
itu baik tamu lain atau tuan rumah. Tamu lain atau tuan rumah itu tidak hadir secara
nyata pada saat ia berpakaian.
3
3. Interaksi yang terjadi karena hubungan antar kelompok (2 orang atau lebih) Misalnya
kerjasama regional, internasional dan sebagainya.
Sikap kita.
Budaya
Tekanan konformitas
Persuasi
Kelompok-kelompok manusia.
Prasangka
Agresi
Bantuan
Michener & Delamater (dalam Dayakisni, 2006:7) menyatakan terdapat empat fokus utama
dalam psikologi sosial yaitu:
4
3. Pengaruh individu anggota-anggota (kelompok) terhadap kelompoknya sendiri.
Sementara Baron & Byrne (2012) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
sosial dapat dikategorikan ke dalam lima faktor utama yaitu:
2. Proses kognitif dasar, seperti ingatan dan penalaran yakni proses yang mendasari
pikiran, keyakinan, ide dan penilaian yang tentang orang lain yang dimiliki individu.
5
Psikologi kepribadian adalah ilmu psikologi yang mempelajari tentang
keunikan keunikan dari invidu. Psikologi kepribadian membandingkan individu
satu dengan individu yang lain. Psikologi kepribadian terkadang berlawanan
dengan psikologi sosial namun saling berkaitan satu sama lain. Contonya: ketika
kita berada di antara sebuah kelompok sosial kita harus mengenal kepribadian dari
kelompok sosial tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam
bergaul.
4. Psikologi Sosial dengan Psikologi Abnormal
Psikologi abnormal adalah ilmu psikologi yang mempelajari keabnormalan
seseorang. Psikologi abnormal berkaitan dengan psikologi sosial dan psikologi
kepribdian. Contoh hubungan psikologi abnormal dengan psikologi sosial yaitu
bagaimana sikap seseorang dalam lingkungan kita.
5. Psikologi Sosial dengan Psikologi Klinis
Psikologi klinis adalah ilmu psikologi yang menerapkan psikologi untuk
memahami dan memulihkan kondisi psikologis seseorang dan mencagah
terjadinya keabnormalan. Psikologi klinis berhubungan dengan psikologi
abnormal dan psikologi sosial. Contoh hubungannya dengan psikologi sosial yaitu
untuk memulihkan kondisi psikologis seseorang, kita dapat meminta bantuan pada
orang-orang terdekatnya, sehingga diketahui latar belakang sosial dan penyebab
dia mengalami gangguan psikologis.
6. Psikologi Sosial dengan Psikologi Umum
Psikologi umum adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dengan
lingkungannya. Psikologi umum jelas sangat berkaitan dengan psikologi sosial.
Contohnya saja ketika kita ingin mengetahui tentang lingkungan disekitar kita
makan kita harus mengetahui aspek-aspek psikologisnya dulu.
6
Relevansi ini hendaknya juga menyangkut metodologinya. Kritik yang sering muncul
adalah topik penelitiannya relevan, namun metodologinya tidak seiring sejalan , atau
sebaliknya. Hasilnya sama saja, yaitu tidak diperhatikan oleh masyarakat dan hanya
menjadi penghuni perpustakaan saja.
Menerapkan psikologi sosial berarti menerangkan tingkah laku sosial yang
nyata dengan menggunakan teori yang diperoleh dari penelitian dalam laboratorium.
Namun timbul berbagai problem mengenai metode ekperimen dalam laboratorium ini.
Problem pertama, bahwa hasil dari penelitian laboratorium biasanya artificial
(buatan), bukan berasal dari lingkungan yang nyata. Aibatnya para ahli
mengalami kesulitan dalam melakukan generalisasi.
Problem kedua adalah masalah-masalah sosial itu penyebabnya dari berbagai
faktor. Sedangkan penelitian dalam laboratorium hanya mengukur dua atau
tiga variable saja. Dikahwatirkan hasil penelitian tidak dapat “memotret”
keadaan yang sebenarnya.
Problem ketiga, adalah bahwa hasil dari laboratorium kebanyakan lebih
merupakan tiruan atau cerminan dari cara-cara orang berprilaku umumnya.
Jarang ada hasil penelitian yang menawarkan bentuk-bentuk prilaku sosial
yang baru.
Problem keempat adalah yaitu beberapa teori dalam psikologi sosial
mengontrol beberapa prilaku sosial. Ini karena dikhawatirkan prilaku itu dapat
menganggu jalannya eksperimen.
Bagaimanapun juga hasil penelitian psikologi sosial tetap bermanfaat bagi kita
semua dalam memahami fenomena psikologi sosial yang ada disekliling kita. Saran
dari masyarakat untuk menerapkan psikologi sosial ada dua. Pertama, sebaiknya
penelitian psikologi sosial dilakukan di lapangan saja (real setting) bukan hanya di
laboratorium. Kedua, agar memperbaiki interaksi sosial. Tuntutan kedua dari
masyarakat terhadap psikologi sosial adalah masalah validitas alat pengukur dan
metodologinya. Belum jelas apakah yang diukur oleh alat pengukur itu dan apa yang
diukur. Jika pengukurannya tidak valid maka hasil penelitiannya sulit akan dipercaya.
Pada tahun 1973 Catwright telah mengupas 169 penelitian tentang keberanian
mengambil resiko (risky-shift-phenomeneon) pada umumnya, penelitian itu
mengemukakan bahwa individu lebih berani mengambil keputusan yang beresiko
7
tinggi ketika ia berada dalam sebuah kelompok, daripada ketika ia sendirian. Hampir
semua penelitian itu ternyata :
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lainnya,
dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya. Ilmu
tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-
situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan sebagainya. Dalam kehidupan
sehari-hari, hubungan diantara manusia tersebut ternyata tidak selamanya berjalan lancar.
Adakalanya muncul kesalah pahaman, perselisihan, pertengkaran, permusuhan, bahkan
peperangan. Disitulah Psikologi Sosial akan berperan dalam menghadapi permasalahn-
permasalahan tersebut.
Sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, psikologi sosial bertujuan untuk mengerti suatu
gejala atau fenomena. Dengan mengerti suatu fenomena, kita dapat membuat peramalan-
peramalan tentang kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana hal itu akan
terjadi. Selanjutnya, dengan pengertian dan kemampuan peramalan itu, kita dapat
mengendalikan fenomena itu sampai batas-batas tertentu. Inilah sebetulnya tujuan dari ilmu,
termasuk psikologi sosial.
B. Saran
Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Bagi para
pembaca dan rekan-rekan lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh
maka kami mengharapkan dengan rendah hati agar membaca buku-buku ilmiah yang berkaitan
dengan makalah ini
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Baron, Robert, A., & Byrne. D. (2012). Psikologi Sosial jilid 2. Jakarta: Erlangga.
2. Dayakisni, T., & Hudaniah. (2003). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.
10