Diajukan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Total Quality Control
dan Aplikasi TQC Dalam Organisasi” dengan keadaan sehat dan dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Danjuga semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan juga bagi para
pembacanya
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran demi terbangunnya makalah kami di kemudian hari.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................8
PENDAHULUAN.................................................................................................................................8
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................8
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................8
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................9
1.4 Manfaat penulisan..................................................................................................................9
BAB II.................................................................................................................................................10
PEMBAHASAN.................................................................................................................................10
2.1 Sejarah Total Quality Contol (TQC)....................................................................................10
2.2 Total Qualty Control (TQC)................................................................................................10
2.2.1 Mentalitas Dasar............................................................................................................10
2.2.2 Sistem Manajemen.........................................................................................................16
2.2.3 Sarana.............................................................................................................................22
2.2.4 Pendekatan Penerapan dan Pengembang....................................................................24
BAB III................................................................................................................................................35
KESIMPULAN...................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................36
3
BAB I
PENDAHULUAN
Total Quality Control (TQC) lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan
kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. Total Quality Control
(TQC) menghendaki komitmen total dari manajemen sebagai pimpinan organisasi dimana
komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan dalam semua level atau
departemen dalam organisasi. Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “the way of
life“, maka budaya harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota
organisasi dari level paling bawah sampai pimpinan puncak.
4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah Total Quality Control (TQC)
2. Untuk mengetahui pengertian Total Quality Control (TQC)
3. Untuk mengetahui aplikasi Total Quality Control (TQC) dalam organisasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Mentalitas dasar adalah sikap mental yang mendasari cara berpikir dan bertind
ak dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari serta sikap yang menunjang sesuai denga
n persyaratan di dalam penerapan system manajemen.
6
A. Kesadaran Berkualitas (Quality Consciousness)
Dalam pengertian Total Quality Control, kualitas adalah kepuasan pelanggan a
tau “user satisfaction”. Pengertian kualitas telah bergeser dimana standar atau spesifik
asi produk bukan lagi merupakan tujuan, tetapi merupakan sarana yang terus menerus
dikembangkan untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kualitas, yaitu:
1. Kualitas berarti kepuasan pelanggan
Dalam pengertian klasik, kualitas adalah kepuasan terhadap standar. D
alam pengertian Total Quality Control, kualitas adalah kepuasan pelan
ggan atau kesesuaian untuk dipakai. Apabila pelanggan puas maka pel
anggan akan tetap membutuhkan produk kita. “kualitas dahulu – kuant
itas menyusul”
3. Konsep market-in
Konsep market in menanamkan pola berfikir dan bertindak berdasarka
n kebutuhan atau kepentingan pelanggan yang memakai produk kita
(market in, not product out) dengan tujuan untuk memberikan kepuasa
n yang optimal kepada pelanggan melalui produk.
Untuk dapat menerapkan konsep ini perlu kita teliti dengan pertanyaa
n-pertanyaan mendasar seperti:
Apakah produk kita?
Siapakah pelanggan kita?
7
Apakah pelanggan kita puas?
Adakah cara lain untuk meningkatkan kepuasan pelanggan?
B. Siklus PDCA
1. Pengendalian adalah PDCA
Dalam melakukan tindakan pada tahap “ACTION” perlu dipikirkan dan dilaku
kan 2 macam tindakan yaitu:
8
C. Pengendalian Berdasarkan Fakta
Seringkali kita alami bahwa di dalam memecahkan masalah, pihak yang satu deng
an pihak yang lain bersitegang untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Yang
keras bicaranya, ngotot dan yang kuat posisinya akan keluaar sebagai pemenang. Wala
upun pada dasarnya atau dalam hati mereka menolak karena posisinya kalah akhirnya t
erpaksa setuju. Setelah berselang beberapa waktu ternyata masalah tersebut masih mer
upakan masalah, tidak ada pemecahan yang tuntas. Bahkan kadang-kadang yang sudah
baikpun dapat kembali menjadi masalah.
Pada umumnya kesalahan terjadi dengan tidak sengaja. Oleh sebab itu janganl
ah kita memarahi/menyalahkan seseorang terlebih dahulu, tetapi cari dulu penyebab y
ang sebenarnya. Dengan hanya memarahi/menyalahkan orang lain yang cenderung ser
ingkali kita lakukan, tidak membuat keadaan bertambah baik dan tidak menyelesaikan
permasalahan, bahkan membuat keadaan memburuk dan dapat menimbulkan masala
h-masalah baru yang tidak kita kehendaki.
Dengan demikian:
9
Suasan harmonis dengan hubungan yang baik tetap terjaga
Penyebab permasalahan dapat terungkap dengan jelas sehingga masalah da
pat diselesaikan dengan baik.
Hasil kerja kelompok yang efektif akan lebih besar dan lebih baik dari pada ga
bungan hasil sendiri-sendiri. Ciri-ciri kerja kelompok yang efektif menurut McGregor
adalah sebagai berikut:
Syarat untuk mencapai kerja kelompok dan partisipasi yang efektif (11K)
1. Komitmen/kesungguhan
2. Kesatuan tujuan/keserasian
10
3. Kepercayaan
4. Keterbukaan
5. Keyakinan & kebanggaan
6. Ketergantungan/ saling membutuhkan
7. Komunikasi dua arah
8. Kesabaran
9. Kebijaksanaan
10. Ketabahan
11. Kredibialitas
11
c. Proses penilaian (Check)
d. Tindakan perbaikan (Action)
e. Kerja sama (Team work)
contoh WBAWI:
12
- To be an internasional standard instalment sales finane company
3. Vision
Merupakan pernyataan umum tentang arah yang harus ‘dilihat’ dan ditemp
uh/dicapai di masa yang akan datang sehubungan dengan usaha untuk mencapai A
im yang telah di tentukan:
Biasanya vision ini ditentukan berdasarkan rencana seorang entrepreneur
Contoh Vision:
-Astra harus masuk ke bidang Agri-business
-Melakukan industrialisasi dan export melalui kerjasama dengan principal atau me
njadi bagian industry global
4. Mission
Merupakan penjelasan singkat tentang cara Aim yang telah di tentukan.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam merumuskan mission ini adalah :
- Harapan pelanggan
- Identitas perusahaan
- Dilakukan terus menerus
Contoh Mission :
- Menyediakan produk yang berkualitas dan jasa pelayanan yang baik
- Mendukung pertumbuhan penjualan produk Astra dan penetrasi pasar mela
lui instalment sales kepada masyarakat umum
5. Key Result Area (KRA)
Merupakan bidang-bidang esensial atau vital yang harus dimanajemeni untuk
menunjang keberhasilan business yang dijalankan.
Secara keseluruhan Astra mempunyai 9 KRA yang harus dimanajemeni, yaitu :
1. Market and Product
2. Customer Satisfaction
3. Technology
4. Profitability and productivity
5. Financial
6. Management Improvement
7. Human Resources Development
8. Social Responsibility
9. Physical Resources
13
6. Five Year Policy
Merupakan pengarahan yang tegas tentang sasaran perusahaan yang akan dica
pai dalam jangka waktu lima tahun mendatang yang di dalamnya terkandung 3 unsur
pokok berikut:
- Guidelines : sasaran/pengarahan yang bersifat kualitatif
- Objectives : sasaran yang bersifat kuantitatif, dapat diukur dan mampunyai
deadlines
- Strategic Measures : tindakan yang bersifat strategis yang harus dillakukan dalam r
angka mencapai objectives
B. Activity Management
Activity Plan
Management Graph
14
Dalam proses penerapan dan pengendalian Activity Management, pelaksanaan
nya di- dasarkan atas policy yang telah dirumuskan oleh Top Management. Untuk itu
dalam proses pembuatannya diperlukan dokumen kerja sebagai berikut:
3. Association Chart
4. Activity Plan
6. Management Graph
C. QCC Management
QCC Management didefinisikan sebagai daya upaya untuk mengendali
kan kegiat- an QCC sehingga menunjang rencana kegiatan perusahaan. Sedan
gkan pengertian dasar QCC (Quality Control Circle) adalah sekelompok kecil
orang (4 - 10 orang) yang melaksanakan kegiatan peningkatan dan pengendali
an kualitas di dalam unit kerja yang sama.
Ide pokok di balik kegiatan QCC antara lain :
a. Menghormati individu dan membangun suatu tempat kerja yan
g menyenangkan
b. Memperlihatkan kemampuan individu sepenuhnya, dan akhirny
a menggambarkan adanya kemungkinan yang tidak terbatas
c. Menyumbang kepada peningkatan dan pengembangan perusaha
an
Ada beberapa sasaran yang ingin dicapai melalui aktivitas QCC yaitu:
Peningkatan kreativitas
16
E. Diagnosis dan Review
1. Diagnosis
Definisi Diagnosis adalah evaluasi periodik oleh Top Management 2 at
au 3 level di atas yang didiagnosis), untuk melihat kesinambungan antara Polic
y Management dan Activity Management, termasuk implementasinya. Manfaa
t Diagnosis, antara lain:
1. Mencek pelaksanaan Company Policy di Department ("menyambun
g" atau tidak)
2. Membina komunikasi
3. Memonitor implementasi policy
Mekanisme pelaksanaan Diagnosis adalah
1. Menentukan tema diagnosis
2. Melaksanakan diagnosis
3. Menentukan dan melaksanakan cara penanggulangan
2. Review
1. Activity Plan
2. Table of Control and Check points
3. Management Graph Past Notulen
1. Tentukan PIC
2. Susun COE
17
F. Calendar Of Events
Calendar of Events (COE) adalah daftar yang memuat rencana pertemuan sela
ma satu tahun. COE merupakan bagian dalam proses planning.
Manfaat COE, antara lain :
a. Efisiensi waktu
b. Memperkuat komitmen untuk hadir dalam pertemuan
COE dibuat atas dasar kesepakatan bersama dalam menentukan waktu pertem
uan. Dalam COE tercantum :
a. Waktu
b. Tempat
c. Peserta
d. PIC
e. Materi atau agenda acara
Realisasi pelaksanaan COE harus dimonitor dan dibuat profilnya, kemudian m
em- berikan feedback-nya kepada orang-orang yang seharusnya hadir dalam masing-
masing pertemuan.
2.2.3 Sarana
A. Sumbang Saran
Dalam melakukan sumbang saran, ada 4 prinsip yang perlu diikuti yaitu:
Di samping itu agar pelaksanaan sumbang saran dapat dilakukar dengan baik,
diharapkan tata tertib di bawah ini dapat diikuti, yaitu:
18
2. Satu orang satu ide setiap kali berputar
19
Langkah 5. Melaksanakan penanggulangan
Langkah 7. Standarisasi
20
Kurang waktu, karena terlalu sibuk
Merasa cocok dengan sistem manajemen yang ada / lama
Bahanliteratur ATQC tidak mencakup semua kegiatan yang sangat bervaria
si.
Salah satu teori yang dibicarakan di sini adalah teori perubahan dari Elton Ma
yo. Menurut teori perubahan yang terjadi dalam siklus atau perubahan berikut:
Perubahan pengetahuan
Perubahan sikap
Perubahan tingkah laku individu / kelompok
Perubahan pengetahuan adalah yang paling mudah dilalui, dan terus
meningkat kesulitannya untuk penyelesaian perubahan berikutnya. Siklus perubahan
ini ada 2 macam, sesuai dengan Arah perubahannya yaitu:
1. Siklus perubahan partisipatif
2. Siklus perubahan direktif
21
Dengan memperhatikan kekuatan & kelemahan siklus kedua tersebut dan
faktor- faktor penentunya, maka dapat dhentukan strategi / cara yang akan ditermpuh
sehingga peru- bahan dilakukan dengan mudah dan diterima oleh semua pihak.
22
Berdasarkan siklus perubahan tersebut di atas maka hal-hal penting yang perlu
dipertimbangkan dalam penerapan ATOC adalah:
1. Komitmen, Involvement dan Leadership Pimpinan
2. Organisasi
3. Pelatihan Yang Masif
4. Informasi
5. Program Peningkatan Dana Investasi Terpadu
6. Prosedur Operasi Standar
Penjelasan lebih lanjut dari ke-enam poin berikut diatas sebagai berikut:
23
menyetujui TCS dan tanggung jawab jalannya system
Pimpinan telah mengalokasikan orang dan anggaran untuk program ATQC
Persetujuan Total Program Peningkatan Tahunan dan penyebaran tanggung
jawabnya Keterlibatan-nya:
Involvement:
partisipasi dalam proses Rencana dan Tinjauan dari Manajemen Kebijakan
ATQC
Ikut mendengarkan dalam rapat Komite / Tim ATOC atau rapat- rapat Komite /
Tim / Forum ATQC diperusahaannya.
Leadership:
Memimpin/menghadiri forum-forum formal/informal
memberikan teladan dalam praktek kerja
2. Organisasi (Organizaton)
Yang mengatur dengan organisasi di sini adalah badan-badan yang mengatur
dalam rangka membantu manajemen puncak di dalam penerapan dan pengembangan
sistem manajer ATOC, sehingga ada kesinambungan dan konsistensi penerapan
sistem manajemen manajemen ATOC. Dalam rangka
memperkenalkan dan menerapkan sistem manajemen ATOC diperlukan organ-organ /
badan-badan yang membuat sistem tersebut berjalan dan terus menerus
diperbaikildikembangkan. Ada beberapa organ yang dapat dibuat di perusahaan
yaltu:
a. Komite Pengarah (Steering Committee)
Komite Pengarah dipimpin oleh para pemimpin tertinggi perusahaan
dan beranggotakan pimpinan puncak dan pimpinan menengah, terutama yang
memegang kendali kunci. Jika ini mendukung kebijakanpengarahan,
malakukan pengecekan dan anggota mendukung penerapan sistem manajemen
ATQC
b. Komite Pelaksana (Organizing Committee)
Komite Pelaksana beranggotakan pimpinan menengah dan rasource
orang. dan ini digunakan sebagai pelaksana harian penerapan sistem
manajemen ATQC.
b.1. Pelatihan Bidang / Pelatihan Bertugas melaksanakan pelatihan dalam
bidang ATQC, misalnya;
24
Pelatihan untuk fasilitator Pelatihan QCC
Pelatihan untuk pemimpin QCC, dan lain-lain
b.2.Bidang Promosi
Bertugas melaksanakan promosi ATOC
b.3 Bidang QCC Bertugas mengembangkan QCC dan melaksanakan /
melakukan administrasi pelac- sanaan QCC
b.4. Bidang Standarisasi Bertugas mengumpulkan dan mengevaluasi
standardisasi hasil-hasil perbaikan dan-bersama-sama dengan fungsi-garis
mengevaluasinya menjadi standar baru.
b.5. Bidang Kebijakan Manajemen / Manajemen Kegiatan Bertugas
mengkoordinir proses pembuatan kebijakan / kebijakan hingga pembuatan
rencana kegiatan, bersama pencekan pelaksanannya.
b.6. Sistem Saran Bidang Bertugas mengkoordinir dan melakukan
administrasi terhadap sistem penyediaan sa- ran yang dilaksanakan
perusahaan.
25
Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh petatar setelah selesai
mengikuti latihan. - Dalam kondisi bagaimana petatar harus dapat
melaksar akannya.
Standar atau kriteria yang menunjukkan tingkah laku yang dapat
diterima baik selama pelatihan atau pada akhir program pelatihan
Sasaran yang jelas dapat diberikan konsistensi dalam menyusun
program pelatihan.
b. Materi
Materi yang disiapkan / disiapkan haruslah disesuaikan dengan target
dari pelatihan.
c. Metode
Cara penyampaian pelatihan memegang peranan penting dalam
pelatihan sa- saran. Metode yang dapat digunakan misalnya: kuliah, diskusi,
peran utama, latihan, dan sebagainya. Tentunya metode yang partisipatif,
yang dapat menarik minat dan keikutsertaan dari peserta pelatihan akan lebih
baik.
d. Instruktur
yang mempertimbangkan perannya sebagai katalisator proses belajar,
maka instruktur perlu memahami dan memahami akan minat dari peserta
pelatihan, yang dapat dilihat dari tingkah laku peserta dalam kelompok,
hubungan antar peserta dan juga partisipasi dalam kelompok. Ini terkait
minat dari peserta pelatihan. Faktor dominan yang menentukan tercapainya
sasarar belajar.
e. Peserta Dengan Partisipasi Terhadap Peserta Agar Sedapat mungkin
mendapat Peserta yang Homogen dan dengan memperhatikan faktor-faktor
lain seperti terse- but di atas, maka Diperkirakan sasaran pelatihan dapat
berjalan dengan baik.
2. Evaluasi Pelatihan.
Untuk itu perlu ditentukan ukuran dari kebutuhan tersebut. Program
Diperlukan untuk Meningkatkan dan Mempercepat Baiki yang akan datang.
Beberapa hal yang dapat dijadikan ukuran evaluasi:
A. Reaksi
26
Disini mendukung pelatihan peserta pelatihan. Dengan de- mikian
yang dievaluasikan adalah perasaan / pendapat dari peserta. Misalnya: reak- si
terhadap, subjok, teknik dan penampilan / kinerja
B. Pelajaran
Inilah yang membantah, fakta dan teknik yang dapat dipahami dan
diterima oleh peserta. Melakukan evaluasi terhadap pelajaran dapat dengan
cara: Melihat hasil kerja di dalam kelas melakukan tes tertulis
C. Tingkah laku
Masalah tingkah laku ada masalah dengan penerapan pengetahuan dari
prinsip dan konsep dalam bidang tertentu. Tidak jarang orang menguasai dan
mema- hami pengetahuannya tetapi tidak mempraktekkannya. Penilaian
sistematika harus dilakukan atas hasil kerja sebelum dan sesudah pelatihan.
D. Hasil:
Targetkan pelatihan dapat diumumkan dalam hasil seperti
meningkatkan et-siensi dan sebagainya. Masalah adalah masalah yang jauh
lebih penting dibandingkan dengan faktor-faktor lain terhadap perubahan
hasil. Karena itu biasanya dilakukan dilakukan melalui tiga ukuran pertama
tadi. Karena sulit untuk disetujui, karena hasil suaru / kejadian hanya terkait
oleh beberapa faktor, evaluasi tetap relevan untuk dilaksanakan. Program
pelatihan ATQC yang disetujui dengan baik, diadakan, dan dilaksanakan
secara masif, akan membuat seluruh karyawan dapat terlibat dan
menggunakan ATOC secara konsistensia demi pengembangan kemampuan
mereka sendiri.
4.Informasi (Information)
Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga memberikan arti. Dengan
menggu- nakan informasi yang tepat maka setiap jajaran dapat mengambil keputusan
cepat dan tepat. Kita tahu salah satu mentalitas dasar yang harus dimiliki oleh seluruh
jajaran karyawan adalah berbicara dengan data dan fakta, sehingga dengan demikian
sesuatunya menjadi jelas. Dengan membiasakan diri mengumpulkan dan mengguna-
kan data, maka dapat dihasilkan informasi yang berkualitas tinggi. Informasi yang
merupakan dasar pengambilan keputusan yang cepat dan tepat diperlukan dalam
penerapan sistem manajemen ATQC.
27
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kualitas informasi, yang ditentukan oleh:
Kualitas data.
Data yang berkualitas adalah data yang dapat dipertanggungjawabkan
(dapat diandalkan) dan sudah diseleksi sehingga sesuai dengan informasi yang
akan dihasilkan (valid).
Kualitas Proses Untuk melakukan pengolahan dengan baik maka metoda
statistika dibutuhkan.
Waktu penyampaian. Dengan kemajuan teknologi saat ini kita dapat
menggunakan alat bantu komputator, yang dapat mengolah data secara
cepat dan akurat.
2. Pengguna / pengguna yang tepat.
Informasi yang berkualitas akan dapat menghasilkan keputusan yang tepat
jika digunakan oleh pengguna yang tepat.
3. Digunakan secara tepat.
Faktor ketiga sangat menentukan hasil keputusan yang berkualitas tinggi,
cepat dan tepat, dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian,
tanggung jawab untuk kemajuan perusahaan dan karyawan dapat dirasa- kan. Hal
ini akan menambah kepercayaan karyawan untuk menerapkan ATQC secara kon-
sisten.
28
6.Prosedur Operasi Standar
SOP yang dimaksudkan prosedur / cara kerja / operasi dari suatu kegiatan tertentu
yang ditetapkan sebagai formal (tertulis) dan legal (disahkan pejabat yang diundang). SOP
dilakukan untuk mempertahankan hasil kerja dengan kualitas yang dikehendaki dan dapat
dilakukan oleh orang lain. Untuk dapat dipertanggungjawabkan, suatu kegiatan yang
dilakukan oleh seorang ba- gian / karyawan dari suatu perusahaan haruslah melalui suatu
aturan dasar / prosedur yang telah ditentukan. Prosedur-prosedur tersebut, atau yang dikehal
dengan SOP, dapat ditentukan setelah disetujui antara lain:
a. Prosedur itu merupakan hasil analisis. Kegiatan yang menghasilkan keluaran dengan
kitasitas yang optimal.
b. Prosedur itu tidak menyimpang dari kegiatan yang telah dilakukan.
c. Prosedur itu tidak berbelit, rumit sehingga dapat diterima penerima tanggung jawab.
d. Prosedur itu harus dipahami oleh bagian-bagian yang terkait dengan kegia- tan, dan
ditetapkan secara formal dan legal.
e. Prosedur itu tidak menyimpang dari hukum yang berlaku. Dalam prosedur bisnis hari-
hari prosedur operasi standar sudah menjadi hal yang baik, contohnya:
prosedur surat-surat berharga
prosedur masalah-masalah kepersonaliaan
prosedur pembelian barang-barang prosedur penetapan kebijakan umum, dan lain-
lain.
SOP berisikan hal-hal sebagai berikut :
1. Sasaran dari kegiatan-kegiatan tersebut
2. Pedoman umum
3. Petunjuk pelaksanaan
4. Formulir-formulir yang digunakan
5. Contoh penggunaan
SOP yang selalu up to date akan membuat pengaturan keteraturan pelaksanaan
kegiatan di perusahaan. Pola yang teratur ini akan meningkatkan moral karyawan untuk
melaksanakan setiap kegiatan yang benar-benar berhasil. Ini merupakan sarana penciptaan
Lingkungan yang mendukung penerapan ATQC.
29
BAB III
KESIMPULAN
Total Quality Control adalah tentang penerapan prinsip manajemen mutu terhadap
proses bisnis mulai dari tahap perancangan sampai pada pengiriman barang ke pengguna
akhir. Ini mencakup berbagai teknik Jepang yang terkait dengan manajemen mutu seperti
Kaizen, Kaikaku,Kakushin, 5S, Genbashugi yang mengungkapkan berbagai cara untuk
meningkatkan produktivitas organisasi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi. Dudi (2000) Buku Pedoman Astra Total Quality Control (ATQC) PT ASTRA
INTERNATIONAL
Sumandi. Konsep Mutu dalam ISO-9000 dan Total Quality Control Jurnal. Diakses pada
tanggal 9 Maret 2020 19:58 Wib
Penyusun (2006) Total Quality Manajemen.Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim
Armstrong, M. (2001). Buku Pegangan Teknik Manajemen. London: Kogan Page Ltd
31