Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN KINERJA PERSONIL

(Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Produktivitas Dan Kualitas

Pendidik Di Mtsn 3 Medan)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Manajemen Kinerja

Dosen Pengampu:

Drs. H. Makmur Syukri, M.Pd

Oleh:
Kelompok 1

1. Fatimah (0307162077)
2. Fauzan Ahmadi (0307161017)
3. Hafis Hasan (0307163109)
4. Husnan Arya Daulay (0307163125)
5. Kholidah Permata ( 0307161020)
6. Kristanti Widayani (0307161037)
7. Liya Marina (0307162102)
8. Miftahul Khairat ( 0307161047)
9. M. Donny Damara ( 0307162060)
10. Mutiara Ramadani Lubis (0307162069)
11. Murimah syahfitri (0307163115)
12. Nurul ulfa hasibuan (0307162076)
13. Pujiati (0307162101)
14. Tiaz Indriani (0307162093)
15. Zaki irfan (0307162108)
STRATA : S1
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
Semester VII
Lokal: 2

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga laporan mini riset ini yang berjudul “Peran
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Produktivitas Dan Kualitas Pendidik Di MTsN 3
Medan” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh yang telah
membimbing dalam mata kuliah Manajemen Kinerja. Adapun pembuatan tugas laporan mini
riset ini ditunjukan untuk memenuhi tugas kelompok.

Dengan terselesaikannya laporan ini, kami sangat mengharapkan kritik serta saran
dari para pembaca demi kebaikan kedepannya.

Medan, 12 Desember 2019

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Produktivitas ......................................................................................... 3


B. Tipe Produktivitas ................................................................................................... 4
C. Kesalahan Pengertian .............................................................................................. 5
D. Tantangan Mencapai Produktivitas......................................................................... 5
E. Teknik Memperbaiki Produktivitas ........................................................................ 5
F. Keterkaitan Produktivitas........................................................................................ 5
G. Proses Perbaikan Produktivitas ............................................................................... 5
H. Strategi Terhadap SDM .......................................................................................... 6
I. Pengukuran Produktivitas ....................................................................................... 7
J. Kualitas Sebagai Senjata Persaingan ...................................................................... 8
K. Keterlibatan dan Pemberdayaan Pekerja................................................................. 8
L. Perbaikan Berkelanjutan ......................................................................................... 9
M. Biaya Kualitas ......................................................................................................... 9
N. Total Quality Management (TQM) ......................................................................... 10
O. Alat Memperbaiki Kualitas dan Kinerja ................................................................. 12
P. Quality Control Circle ............................................................................................ 13
Q. Standar Kualitas Internasional ................................................................................ 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian 16
B. Hasil Penelitian 16

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 24

B. Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

Lampiran 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan kinerja disetiap perusahaan dituntut untuk mampu


mampu menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi, yaitu barang dan jasa
yang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa
yang berdaya saing tinggi ditentukan oleh tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efsiensi
ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu SDM yang profesional yang
dapat menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Untuk dapat
memiliki SDM yang profesional organisasi dapat melakukan pendidikan dan pelatihan
serta bimbingan bagi SDMnya. Hanya saja untuk menghasilkan prestasi kerja yang tinggi
seorang karyawan tidak saja perlu memiliki keterampilan, tetapi ia juga memiliki
keinginan dan semangan untuk berprestasi tinggi.

Salah satu ukuran keberhasilan kinerja individu, tim atau organisasi terletak pada
produktivitasnya. Apabila produktivitasnya tinggi atau bertambah, maka dinyatakan
berhasil. Namun apabila lebih rendah dari standar atau menurun, dikatakan tidak atau
kurang sukses.1

Kinerja guru merupakan elemen penting dalam pendidikan, selain itu juga
merupakan penentu tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Kinerja guru dilakukan oleh
guru dalam melaksanakan tugas seorang guru sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru
sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan dikarenakan guru merupakan sosok
yang paling sering berinteraksi secara langsung dengan siswa pada saat proses
pembelajaran.

Guru merupakan komponen penting dalam dunia pendidikan, oleh karenanya


perhatian yang lebih perlu diberikan agar dapat menciptakan guru yang berkualitas
sehingga hal tersebut dapat menunjang kinerja guru. Guru juga memegang peran penting
dalam dunia pendidikan khususnya dalam bidang formal disekolah,guru sangat
menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam hal proses belajar mengajar yang
biasa dilaksanakan di sekolah. Keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru dipengaruhi
oleh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu lingkungan sekitar khususnya dalam hal ini
pihak sekolah semisal kepala sekolah yang mampu memotivasi serta memberdayakan
guru agar tercipta kinerja yang baik serta mampu berperan sebagai guru yang

1
Wibowo. 2017. Manajemen Kinerja. Depok: Rajawali Pers. Hal. 93
1
professional disamping guru itu sendiri yang mampu meningkatkan kualitas kerjanya
sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan produktivitas?
2. Apa saja tipe produktivitas?
3. Bagaimana kesalahan pengertian dalam produktivitas?
4. Apa saja tantangan dalam mencapai produktivitas?
5. Bagaimana teknik dalam memperbaiki produktivitas?
6. Bagaimana keterkaitan dalam produktivitas?
7. Bagaimana proses perbaikan dalam produktivitas?
8. Apa saja strategi terhadap SDM dalam meningkatkan produktivitas?
9. Bagaimana sistem pengukuran dalam produktivitas?
10. Apa yang menyebabkan kualitas itu sebagai senjata persaingan?
11. Bagaimana keterlibatan pekerja?
12. Bagaimana perbaikan berkelanjutan dalam kualitas?
13. Apa saja biaya kualitas?
14. Apa itu TQM?
15. Apa saja alat yang memperbaiki kualitas dan kinerja?
16. Apa itu Quality Circle?
17. Bagaimana standar kualitas internasional?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produktivitas

Produktivitas merupakan faktor sangat penting dalam mempertahankandan


mengembangkan keberhasilan suatu organisasi/perusahaan.Sebagaimana yang kita ketahui,
setiap organisasi/perusahaan menginvestasikan sumber sumber vital (sumber daya manusia,
bahan dan uang) untuk memproduksibarang/jasa. Dengan menggunakan sumber-sumber daya
manusia tesebut secara efektif akan memberikan hasil yang lebih baik.

Produktivitas secara teori diartikan sebagai perbandingan antara output (barang dan
jasa) dengan input (tenaga kerja, bahan dan uang). Produktivitas yang rendah merupakan
pencerminan dari organisasi/perusahaan yang memboroskan sumber daya yang dimilikinya.
Dan ini berarti bahwa pada akhirnya perusahaan tersebut kehilangan daya asing dan dengan
demikian akan mengurangi skala aktivitas usahanya. Produktivitas yang rendah dari banyak
organisasi/perusahaan akan menurunkan pertumbuhan industry dan ekonomi suatu bangsa
secara menyeluruh.

Produktivitas merupakan salah satu alat ukur bagi perusahaan dalam menilai prestasi
kerja yang dicapai karyawannya.Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan
hubungan antara modal,tanah, energy yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.2

Produktivitas menurut dewan produktivitas nasional adalah sikap mental yang selalu
berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan esok hari
harus lebih baik dari hari ini.3Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau
meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya
manusia secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara
keluaran dan masukan dalam satuan tertentu.4

Produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan serta


mengutamaakan cara pemanfaatkan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu
barang atau jasa.5Dari pengertian diatas dapat dimengerti bahwa pribadi yang produktif
menggambarkan potensi, persepsi dan kreativitas seorang yang senantiasa ingin
menyumbangkan kemampuannya agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Jadi orang

2
Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty. Hal
281
3
Husein, Umar. 2000. Riset Pemasaran Dan Penilaian Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Hal. 99
4
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas. Bandung: Mandar Maju. Hal 57
5
Hasibuan. 2011. Manajemen Sumber Daya Mausia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 128
3
yang produktif adalahorang yang dapatmemberikan sumbangan yang nyata dan berarti bagi
lingkungan sekitarnya, imaginative dan inovatif dalam mendekati persoalan hidupnya serta
mempunyai kepandaian (kreatif) dalam mencapa tujuan hidupnya. Pada saat bersamaan orang
seperti itu selalu bertanggung jawab dan responsif dalam hubungannya dengan orang lain
(kepemimpinan). Pegawai seperti ini merupakan asset organisasi, yang selalu berusaha
meningkatkan diri dalam organisasinya, dan akan menunjang pencapaian tujuan produktivitas
organisasi.

Seorang karyawan dinilai produktif apabila menghasilkan output yang lebih besar dari
karyawan lainnya untuk satuan waktu yang sama. Dan dapat juga dikatakan bahwa karryawan
menunjukkan tingkat produktivitas yang ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat.

B. Tipe Produktivitas

Menurut Sukaria Sinulingga ukuran produktivitas dikelompokkan atas tiga tipe yaitu
produktivitas total (total productivity), produktivitas total-faktor (total factor productivity) dan
produktivitas parsial (partial productivity).6

1. Produktivitas Total
Produktivitas total adalah rasio total output atau keseluruhan faktor input yang
digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dari pengertian di atas,
produktivitas total mengukur pengaruh bersama (join impact) dari seluruh
sumber daya produksi dalam menghasilkan output.
2. Produktivitas Total Faktor
Produktivitas total faktor merupakan rasio dari output bersih (net output)
terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Net output
dihitung sebagai total output yang dikurangi dengan jumlah bahan dan jasa
yang dibeli.
3. Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor
inputyang digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas
inimengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor
input tertentu yang digunakan. Jika rasio tersebut memperlihatkan
kecenderungan yang meningkat dari periode ke periode berikutnya secara
berkelanjutan maka dapat dikatakan pengelolaan faktor input tersebut dalam
kegiatan produksi telah berjalan dengan baik.

6
Sukaria Sinulingga. 2012.Analisis dan Rekayasa Produktivitas, Medan: USU Press
4
C. Kesalahan pengertian

Prokopenko menilai bahwa sering kali terjadi kesalahan dalam memberikan makna
terhadap pengertian produktivitas sehingga memberikan perswpsi yang salah. Bentuk
kesalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Produktivitas hanya ditentukan oleh labor productivity


2. Menentukan kinerja semata-mata dengan output
3. Kerancuan antara produktivitas dan profitabilitas
4. Kerancuan antara productivitas dan efesiensi
5. Pemangkasan biaya selalu memperbaiki productivitas
6. Produktivitas hanya dapat iaplikasikan untuk produksi.
D. Tantangan mencapai produktivitas

Tanpa adanya kepercayaan produktivitas, pendidikan lebih baik hanya akan


meningkatkan keinginan produktivitas akan menghasilkan quality product yang memuaskan
harapab pelanggan.

E. Teknik memperbaiki produktivitas

Propokenpo menunujukkan adanya beberapa cara untuk memperbaiki produktivitas,


yaitu industrial engineering technique, economic analysis, dan behavioral technique.
industrial engineering technique dilalukan melalui work study, work simplification, dan
pareto analysis. Economic analysis menggunakan management through value analysis, cost-
benefit analysis, zero based budgeting dan cost productivity allocation. Sementara itu,
behavioral technique menggunakan organization development, brainstorming, forced field
analysis, dan nominal group technique.

F. Keterkaitan produktivitas

Produktivitas dapat meningkatkan kepuasan kerja, mendorong terjadinya


penyederhanaan kerja, mendorong terjadinya penyederhanaan kerja, meningkatnya
keterpaduan, dan spesialisasi kerja.

G. Proses perbaikan produktivitas

Setiap organisasi pada umumnya ingin memperbaiki kinerjanya dengan cara


melakukan perbaikan produktivitas, namun usaha tersebut tidak selalu berhasil. Blecher

5
mengungkapkan adanya kesukaran dalam pelaksanaan perbaikan produktivitas karena hal-hal
berikut. 7

1. Perintah dari Manajemen Puncak


2. Definisi dan Rasional Tidak Jelas
3. Komitmen dari Atas Rendah
4. Perangkap Pengangkatan Koordinator
5. Kegagalan Mengukur Kesiapan Organisasi
6. Pengukuran Penggantung
7. Ketidakjelasan Tanggung Jawab dan Akuntanbilitas Rendah
8. Menyenangkan dengan Teknik
H. Strategi terhadap SDM

Akhir-akhir ini semakin disadari bahwa untuk meningkatkan produktivitas, perlu


memberikan perhatian lebih besar pada sumber daya manusia. Mereka ditingkatkan perannya
dengan dilibatkan dalam setiap kegiatan organisasi. Lingkungan kerjanya juga perlu
diperbaiki.

1. Peran Sumber Daya Manusia. Proses manajemen produktivitas yang efektif


tidak layak tanpa komitmen dan pelibatan pekerja pada semua tingkatan.
2. Quality of worklife. Organisasi yang mengenal peranan sumber daya manusia
dan perbaikan produktivitas dan menghargai kekuatan tenaga kerja yang
mempunyai komitmen, terutama arahkan pada sumber daya dan manajemen,
terhadap pengembangan lingkungan di mana pekerja dapat memberika
kontribusi pada perbaikan kinerja pada kapasitas maksimum. Usaha seperti ini
dinamakan sebagai quality of worklife atau strategi pelibatan pekerja.
3. Pelibatan Pekerja. Kekuatan pelibatan pekerja sebenarnya terletak pada
kemampuannya untuk melakukan perubahan budaya dengan memaksakan gaya
manajeman partisipatif dalam organisasi. Terdapat tingkatan perlibatan pekerja
yang berbeda berdasarkan asumsi yang mendukungnya. Lawler Belcher,
membagi tingkat pelibatan tersebut dalam tiga macam pendekatan berikut ini.8
a. The Human Relation Approach
b. The Human Resources Approach
c. The High Involvement Approach
d. Manajemen Partisipatif

7
https://www.academia.edu/21907570/AB_5ENGELOLA_PRODUKTIVITAS
8
https://www.academia.edu/21907570/AB_5ENGELOLA_PRODUKTIVITAS
6
I. Pengukuran produktivitas

Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu dilakukan
sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut
sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan
menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran
diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan
dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar.9

Faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi


kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu: 10

1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh


karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau
ditetapkan oleh perusahan.
2) Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal
ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan.
3) Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan
waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang
disediakan diawal waktu sampai menjadi output.

Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan


dalam tiga jenis yang sangat berbeda.11

1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan


pelaksanaansecara historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan
sekarang ini memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat
atau berkurang serta tingkatannya.

9
Muchdarsyah Sinungan , 2005: 262 dalam jurnal GD. Wayan Darmadi
10
Henry Simamora. 2004. Manajemen sumber daya manusia. Edisi ketiga. Yogyakarta: STIE YPKN.Hal. 612
11
Muchdarsyah Sinungan. 2003. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bandung: Bumi Aksara. Hal 23

7
2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,
proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan pencapaian
relatif.
3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang
terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.

Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah mempertimbangkan


tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada dua
jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas parsial.

Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting untuk mengetahui


produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh mana produktivitas
yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan
sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh perusahaan.

J. Kualitas Sebagai Senjata Persaingan

Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Dalam
bahasa inggris kualitas diistilahkan dengan Quality. Menurut B. Suryobroto, konsep mutu
mengandung pengertian makna derajat keunggulan suatu produk (hasil kerja/ upaya) baik
berupa barang maupun jasa. Mutu mempunyai makna ukuran, kadar, ketentuan dan penilaian
tentang kualitas sesuatu barang maupun jasa (produk) yang mempunyai sifat absolut dan
relatif.12

Kualitas merupkan salah satu indikator penting dalam perusahaan sebagai suatu
senjata persaingan dalam dunia bisnis. Untuk dapat menerapkan kualitas sebagai senjata
persingan, badan usaha dituntut untuk melakukan perencanaan, pengukuran dan pengendalian
biaya kualitas secara benar dan konsisten. Dengan memberikan perhatian ekstra pada
peningkatan kualitas dapat menghasilkan penghematan yang cukup besar, yaitu dapat
meningkatkan produktivitas yang secara langsung juga meningkatkan profitabilitas secara
kemampuan bersaing.13

K. Katerlibatan dan Pemberdayaan Pekerja

12
Rahmat Hidayat dan Candra Wijaya, Ayat-ayat Al-Quran Tentang Manajemen Pendidikan, (Medan: LPPPI,
2017), h. 174-175
13
http://repository.ubaya.ac.id/16593/

8
Keterlibatan dan pemberdayaan pekerja merupakan hal yang penting dalam TQM.
Perberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan, melainkan juga melibatkan mereka
dengan memberikan pengaruh yang sangat berarti. Usaha untuk melibatkan karywan
membawa dua manfaat utama, yaitu untuk meningkatkan perencanaan dan pengambilan
keputusan, serta meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

Teknik untuk memberdayakan pekerja yaitu :

1. Membina jaringan komunikasi yang melibatkan pekerja


2. Membentuk para penyelia yang bersikap terbuka dan mendukung
3. Memindahkan tanggung jawab dari manajer dan tsaf kepada para pekerja di bagian
produksi
4. Membangun organisasi yang memiliki moral yang tinggi
5. Menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim-tim dan lingkaran-lingkaran
kualitas
L. Perbaikan Berkelanjutan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu merupakan proses sistematis dalam
melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus
PDCA (Plan-Do-Check-Act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang
diperoleh.14

Dalam pengelolaan kualitas, dilakukan melalui penggunaan tiga proses manajemen,


yaitu:

1. Perencanaan kualitas: aktivitas pengembangan produk dan proses yang dibutuhkan


untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Pengendalian kualitas: aktivitas evaluasi kinerja kualitas, membandingkan kinerja
nyata dengan tujuan kualitas, dan bertindak berdasarkan perbedaan.
3. Peningkatan kualitas: cara-cara meningkatkan kinerja kualitas ke tingkat yang
lebih dari sebelumnya.
M. Biaya Kualitas

Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan


pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu memahami biaya kualitas.

14
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), h.
33
9
Untuk melakukan segala aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh perusahaan sehubungan
dengan pengembangan kualitas suatu barang yang dihasilkan, perusahaan harus mengeluarkan
biaya-biaya untuk melakukan aktivitas-aktivitas kualitasnya, yang disebut biaya kualitas.
Menurut Hansen dan Mowen, Biaya Kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin
atau yang telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Menurut Garrison, Biaya Kualitas
adalah semua biaya yang harus dikeluarkan karena adanya barang cacat. Sedangkan menurut
Blocher, Biaya Kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan,
pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah dan dengan
opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya
kualitas.15

Berdasarkan definisi diatas di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas adalah
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya barang cacat, dengan kata lain biaya
tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas produk atau mencapai standar yang telah
ditetapkan.

Menurut JM. Juran, biaya kualitas diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:16

1. Biaya pencegahan
Biaya ini merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan pencegahan kecacatan
dan pembatasan biaya kegagalan dan biaya penilaian.
2. Biaya Penilaian
Merupakan biaya-biaya yang dibbutuhkan untuk menentukan kondisi prosuk dan
bahan baku.
3. Biaya Kegagalan Internal
Merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena ditemukannya produk cacat
sebelum diantar kepelanggan.
4. Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan karena adanya produk cacat
yang ditemukan setelah barang diantar kepada pelanggan.
N. Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi


pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik dan
perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses

15
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN, 2010), h. 73
16
Supriyono, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, 1999), h. 10
10
Total Quality Management bermula dari pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Untuk
memahami konsep Total Quality Management maka terlebih dahulu harus memahami
makna dasar dari kualitas dan manajemen agar memperoleh gambaran yang jelas tentang
Total Quality Management.
Pengertian total, dalam bahasa Indonesia sering artikan dengan kata menyeluruh atau
terpadu. Kata total (terpadu) dalam Total Quality Management menegaskan bahwa setiap
orang yang berada dalam organisasi harus terlibat dalam upaya peningkatan secara terus
menerus.17
Konsep Total Quality Management berasal dari tiga kata yaitu total, quality, dan
management. Fokus utama dari TQM adalah kualitas/ mutu. Mutu sebagai tercukupinya
kebutuhan (conformance to requirement).
Unsur ketiga dari Total Quality Management, adalah kata management, yang
merupakan konsep awal dari TQM itu sendiri. Ada banyak definisi manajemen yang telah
dikemukakan oleh para pakar. Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa
Inggris management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan.18
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungannya. Singkatnya TQM merupakan sistem manajemen yang
mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan
dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa
pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada
pihak yang dirugikan.19
Menurut Patricia Kovel-Jarboe, TQM adalah suatu filosofi yang menekankan
perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu,
produktivitas, dan mengurangi pembiayaan. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa TQM
merupakan salah satu cara meningkatkan kinerja terus menerus (continously performance
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu
organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.20
Dengan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa TQM
adalah sebuah pendekatan praktis namun juga strategis dalam menjalankan roda organisasi

17
Ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keuangan Syari’ah. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h. 64
18
Edward Sallis, Total Quality Management in Education; Manajemen Mutu Pendidikan, (Yogyakarta:
IRCiSoD, Cet. IV, 2006), h. 67
19
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa. (Yogyakarta: Andi. 2000), h. 9
20
Vincent Gaspersz, TQM untuk Praktisi Bisnis dan Industri, (Jakarta : Gramedia, 2006), h. 2
11
yang memfokuskan diri pada terpenuhinya ekspektasi pelanggan dan klien dengan
melakukan perbaikan terus menerus serta melibatkan seluruh sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.
O. Alat Memperbaiki Kualitas dan Kinerja
Maksud dari alat dan teknik adalah metode, keahlian, sarana atau mekanisme praktis
yang dapat dipergunakan sebagai pekerjaan atau tujuan tertentu. Dari semua tujuan yang
ada, mereka dipergunakan untuk membuat perubahan yang ada pada zaman saat ini dengan
tujuan positif yang dikenal sebagai peningkatan. Sebuah alat dapat dicontohkan sebagai
sesuatu yang memiliki peran yang jelas, fokus yang sempit dan dipergunakan sendirian tanpa
bantuan peralatan yang lain. Contoh dari alat-alat kualitas antara lain adalah:
1. Diagram Sebab Akibat.
2. Analisa Pareto Diagram hubungan.
3. Peta Kendali.
4. Diagram Alir (flowcharts)
Teknik Pembahasa yang lain, memiliki aplikasi yang lebih luas dari alat, akibatnya
adalah sering dibutuhkan lebih banyak pemikiran, keahlian dan pelatihan untuk menggunakan
teknik secara efektif. Dalam pandangan yang sederhana, teknik adalah kumpulan dari
beberapa alat. seperti, pengendalian proses secara statistik menggunakan sejumlah alat seperti
gambar/bagan, grafik dan histogram, selain pula metode statistika, yang
kesemuanya dibutuhkan untuk penggunaan yang efektif dari teknik SPC tersebut.
Alat dan teknik kualitas memainkan peranan kunci dalam pendekatan organisasi
secara keseluruhan untuk mencapai peningkatan kualitas. Mereka akan membawa beberapa
keuntungan berikut ini:
1. Proses dapat dievaluasi
2. Setiap orang menjadi terlibat dalam proses peningkatan
3. Mereka bisa menyelesaikan problem mereka sendiri
4. Sikap berpikir tentang peningkatan berkelanjutan dapat dikembangkan
Alat dan teknik memerlukan perhatian terhadap sejumlah faktor sukses yang kritis
untuk membuat penggunaan dan aplikasi mereka menjadi efektif dan efisien. Beberapa faktor
tersebut adalah:
1. Komitmen dan dukungan penuh dari manajemen;
2. Pelatihan yang efektif, tepat waktu dan terencana;
3. Kebutuhan yang mendasar terhadap penggunaan alat dan teknik;
4. Tujuan dan sasaran penggunaan yang jelas;
5. Lingkungan yang mendukung;
12
6. Dukungan dari fasilitator yang lain
Bila faktor-faktor sukses tersebut telah dipenuhi, penggunaan alat dan teknik akan
menyediakan sarana untuk mendefinisikan masalah yang sebenarnya, mengindentifikasi akar
penyebabya, mengembangkan dan menguji solusi, dan mengimplementasikan solusi yang
permanen dan valid.
P. Quality Control Circle
Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle) adalah salah satu konsep baru untuk
meningkatkan mutu dalam produktvitas kerja industri/ jasa. GKM adalah suatu teknik
pengawasan kualitas dimana karyawan dan pimpinan bersama-sama mencoba memperbaiki
dan meningkatkan kualitas produksi. GKM mengubah tujuan dari mengawasi kualitas
menjadi meningkatkan kualitas. Melalui GKM, karyawan dan pimpinan melakukan usaha
bersama untuk meningkatkan desain, produktivitas, penekanan biaya produksi, keselamatan
kerja, dan pelayanan purna jual.21
GKM merupakan mekanisme formal yang dilembagakan yang bertujuan untuk
mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kreatifitas di
antara karyawan. Kelompok kecil pekerja terlibat dalam suatu proses pengkajian bersaman
untuk menyingkapkan dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. GKM
harus bekerja secara terus menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
GKM merupakan kelompok orang dalam organisasi yang bertugas mengendalikan
mutu. Kelompok-kelompok kecil karyawan yang melakukan kegiatan pengendalian dan
peningkatan mutu secara teratur, sukarela dan berkesinambungan dalam bidang pekerjaannya
dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian mutu.22
GKM bekerja dengan suka rela tanpa mengharap kontra prestasi seperti gaji dari
organisasi. GKM ini membahas dan menyelesaikan persoalan kerja yang dihadapi, sehingga
mereka mengadakan perbaikan secara terus menerus dengan menggunakan teknik kendali
mutu. Bagi banyak orang peningkatan kualitas identik dengan Gugus Kendali Mutu (quality
circles), kendali mutu adalah fitur penting dari metode pengendalian mutu di jepang, mereka
adalah tim khusus yang dibentuk untuk meningkatkan kualitas. Peningkatan mutu sering
terjadi karena adanya tim yang bekerja tugas tambahan, yang masing-masing dirancang untuk
memecahkan masalah, memperbaiki proses yang ada atau merancang desain yang baru.

21
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan, (Surabaya: Goverment of Indonesia and Islamic
Development Bank, 2014), hal 186
22
Amin Widjaja Tunggal, Ak. Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar, (jakarta: PT RINEKA CIPTA,
1993), hal.15
13
Dalam kerangka Gugus Kendali Mutu, kepala kelompok tidak mempunyai kekuasaan
terhadap anggota lainnya tetapi lebih merupakan seorang moderator pembicaraan yang
memperlancar proses pemecahan persoalan. Kebanyakan organisasi juga menggunakan
fasilitator untuk mempersiapkan program pelatihan, memberikan latihan dan bimbingan terus
menerus bagi para kepala gugus, dan atas permintaan, memberikan latihan bagi anggota team.
Q. Standar Kualitas Internasional
Standard diartikan sebagai kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan
yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-
kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu
untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.

Standardisasi internasional adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu


sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu
standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan
melalui konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut, terutama dari pihak
produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka menyepakati berbagai
spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan
mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan.

Secara umum tujuan penyusunan standar internasional adalah untuk memfasilitasi


perdagangan, pertukaran, dan alih teknologi melalui peningkatan mutu dan kesesuaian
produksi pada tingkat harga yang layak, peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan
lingkungan, dan pengurangan limbah, kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik
dari berbagai komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik, dan
penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan barang dan jasa,
serta peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan. Secara global Standar Kualitas
Internasional terbagi menjadi yaitu:

1. Japan Industrial Standard

a. Menekankan pada perbaikan yang terus menerus dan peran komitmen serta
koordinasi organisasi secara keseluruhan.

b. Disebut Industrial Standard Z8101-1981.

2. Europe’s ISO 9000 Standard

a. Standar kualitas yang dikembangkan oleh Masyarakat Eropa (ME) yang disebut
ISO 9000,9001,9002,9003 dan 9004
14
b. Fokusnya adalah menekankan agar ditetapkan prosedur manajemen kualitas,
melalui dokumentasi yang rinci atas bisnis perusahaan dalam ME, dan
perusahaan akan diberi sertifikat setelah diuji.

c. Beberapa factor yang membuat ISO 9000 menarik adalah: (1) standar ini
diterima oleh seluruh dunia, (2) standar ini sekarang diterapkan pada produk
yang dibuat atau diimport oleh ME, dan (3) taat pada standar ini akan penting
bagi sertifikasi produk.

3. Environmental Management Standard (ISO 1400)

a. Merupakan standar manajemen lingkungan yang ditetapkan oleh ME

b. Terdiri atas lima elemen inti, yaitu (1) manajemen lingkungan (2) auditing,
(3)evaluasi kerja, (4) pemberian label,(5) penilaian atau pengukuran daur hidup
produk.

4. US Standards

AS telah lama mempunyai spesifikasi militer untuk pertahanan yang belakangan


dikembangkan dalam standar kualitas, yang terdiri dari Q90,Q91,Q92,Q93 dan Q94.

a. Q90: berisi tentang overview dan introduksi atas standar yang lain, definisi dan
konsep yang berhubungan dengan kualitas.

b. Q91: standar umum untuk rancangan,pengembangan, manufaktur, instalasi dan


pelayanan produk atau jasa.

c. Q92: lebih detil dari Q91 untuk keterlibatan organisasi dalam produksi, instalasi
dan pelayanan produk dan jasa.

d. Q93: lebih detail dari Q91 keterlibatan khusus organisasi dalam inspeksi dan
pengujian dan juga distributor serta kontraktor yang akan memberikan nilai
tambah.

e. Q93: memberikan petunjuk untuk pengelolaan dan auditing atas suatu system
control kualitas.

f. Q94: memberikan petunjuk untuk penglolaan dan auditing atas suatu system
control kualitas.

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi atau Obyek dalam penelitian ini berada disebuah Madrasah Tsanawiyah Negeri
Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini terletak di jalan Melati 13 Blok X Helvetia Medan.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini mempunyai berbagai
jenjang dan jenis pendidikan yang bersifat formal yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang memadai sebagaimana yang dideskripsikan dalam hasil laporan penelitian ini.
Dengan demikian penulis menganggap lokasi ini sudah strategis untuk melakukan penelitian
sesuai dengan judul.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif


kualitatif. Penelitian dengan metode kualitatif deskriftif menekankan analisis proses dari
berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan anatarfenomena yang
diamati, dan senantiasa menngunakan logika ilmiah.

Menurut Bogdan & Taylor menjelaskan bahwa, penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik
(utuh). Untuk itu, tidak diperbolehkan mengisolasikan individu atau organisasi kedalam
variabel atau Hipotesis, tetapi memandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.23

Berdasarkan hal tersebut penelitian dilakukan dengan metode kualitatif agar diperoleh
data secara alamiah atau natural dan komprehensif yang sesuai dengan latar dan data yang
diperoleh tidak merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tidak ada unsur atau
variabel lain yang mengontrol.

Dari banyak teori yang mendefinisikan tentang kaulitatif J Moeleong memberikan


sintesis bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain, Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

23
Imam Gunawan, (2014), Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, jakarta: Bumi Aksara hal. 80-82

16
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.24

Pendekatan kualitatif ini menurut peneliti sangat relevan, karena bertujuan untuk
mengetahui bagaimana Mengelola Produktivitas dan Kualitas di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini terletak di jalan Melati 13 Blok X Helvetia Medan..
Dan ada beberapa pertimbangan peneliti sehingga menggunakan metode kualitatif dalam
penelitian ini, yaitu mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Moleong berikut ini:

Pertama, menyelesaikan penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan


kenyataan, sebagai sumber data langsung dan peneliti adalah instrumen utamanya.
Kedudukan peneliti sebagai instrumen pengumpulan data lebih dominan dari pada instrumen
lainnya.

Kedua, penelitian kualitatif bersifat deskriptip yaitu data yang terkumpul berbentuk
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, kalaupun ada angka-angka sifatnya sebagai
penunjang. Data yang diperoleh sebagai transkrip interview, catatan lapangan, foto-foto,
dokumen pribadi.

Ketiga, penelitian kualitatif deskriftif lebih menekankan proses kerja, seluruh


fenomena yang cenderung menggunakan pendekatan induktif. Proses penelitian ini
dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data berulang-ulang kelokasi penelitian melalui
kegiatan membuat catatan data dan informasi yang dilihat, didengar serta selanjutnya
dianalisis, kemudian data dan informasi yang dikumpulkan tersebut, dikelompokkan agar
lebih mudah dianalisis kemudian ditemukan makna Mengelola Produktivitas dan Kualitas di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini terletak di jalan Melati 13
Blok X Helvetia Medan.

C. Subjek Penelitian

Subjek merupakan informan yang diperlukan untuk memperoleh informasi dalam


mengungkapkan kasus-kasus yang diperhatikan. Penetapan subjek berdasarkan pada
pertimbangan bahwa subjek benar-benar terkait dengan Mengelola Produktivitas dan Kualitas
di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini terletak di jalan Melati 13
Blok X Helvetia Medan.

24
Lexy J. Moeleong, (2012), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 6

17
Penelitian menetapkan informan atau subjek dengan pertimbangan tertentu, informan
terkait dengan kegiatan Mengelola Produktivitas dan Kualitas di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Medan (MTs Negeri 3 Medan) dan menguasai masalah yang akan diteliti. Adapun
yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri
Medan (MTs Negeri 3 Medan) yang, di dukung dari wakil kepala sekolah, guru beserta staff.

D. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
prosedur pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan.

Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kaulitatif, maka
prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan
studi dokumen (catatan atau arsip).

Sebagaimana dijelaskan oleh Strauss dan Corbin bahwa temuan pendekatan kaulitatif
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Prosedur perolehan
temuan diperoleh dengan cara pengamatan dan wawancara, dokumen, buku, kaset vidio dan
bahkan data yang telah dihitung untuk tujuan lain.25

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara. Adapun prosedur


pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


mengendalikan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Pengertian observasi
ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah
mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari interalisasinya elemen-elemen tingkah laku
manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola kultur tertentu. Menurut Patton
berpendapat bahwa’’observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam
penelitian, apalagi penelitian dengan kualitatif. Untuk memberikan data yang akurat dan
bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh penelitian yang sudah

25
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, (2003), Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, terj. Muhammad Shodiq dan
Imamm Muttaqin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 4

18
melewati latihan-latihan yang memadai, serta mengadakan persiapan yang teliti dan
lengkap.26

Observasi dilakukan untuk melihat dari dekat tentang bagaimana kepala sekolah
dalam Mengelola Produktivitas dan Kualitas Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan (MTs
Negeri 3 Medan). Sebelum turun ke lapangan peneliti terlebih dahulu membuat pedoman
tertulis tentang aspek-aspek yang akan diobservasi, yakni meliputi pedoman literatur
mengenai proses mengelola produktivitas dan kualitas dan selanjutnya pedoman yang akan
diobservasikan akan dikembangkan dilapangan untuk memperoleh data informasi yang
diperlukan.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan
merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas
mungkin kepada subjek penelitian. Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang
paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Peneliti seringkali menganggap
wawancara itu mudah karena dalam kesehariannya, peneliti sering bercakap-cakap dengan
orang untuk mendapatkan informasi yang penting. Kenyataannya tidak semudah itu. Banyak
peneliti mengalami kesulitan mewawancarai orang karena orang menjawab dengan singkat. 27

Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh


pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik
yang di teliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak
dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap kepala
sekolah, guru-guru dan staff di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan (MTs Negeri 3 Medan).
Sebelum turun kelapangan penulis terlebih dahulu menulis pokok-pokok pertanyaan yang
berhubungan dengan judul penelitian.

3. Dokumentasi

Bungin mejelaskan bahwa dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis. Teknik dokumen
meski pada mulanya jarang diperhatikan dalam penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi

26
Imam Gunawan, (2014), Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara hal. 143-144

27
Ibid, hal. 160-161

19
salah satu bagian penting dan tidak terpisahkan dalam penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan
oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang di para peneliti bahwa banyak
sekali data yang tersimpan dalam bentuk dokumen dan artefak. Penggalian sumber data lewat
studi dokumen menjadi pelengkap bagi proses penelitian kaulitatif.28

28
Ibid, hal. 177-178

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGELOLA


PRODUKTIVITAS SUMBERDAYA MANUSIA

Kepemiminan kepala sekolah dalam mengelola sumberdaya manusia mencakup


kepemimpinan dalam mengelola produktivitas sumber daya manusia dan berupa guru dan
siswa. Pengelolaan sumberdaya manusia pendidikan diawali dengan pengrekrutan. Hal ini
di jelaskan Ibu Cici Mahruliana kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan (MTs
Negeri 3 Medan) ini Terletak di Jalan Melati 13 Blok X Helvetia Medan. Yang
menjelaskan sebagai berikut;

“Pengelolaan produktifitas sumberdaya manusia yang


dilakukan oleh kepala madrasah yaitu recrument di swasta
berbeda dengan negeri. Nah, ini untuk itu kami melakukan
seleksi melalui prestasi seperti buk Sri Rahayu salah satu guru
yang berprestasi, ibu ini meraih juara 1 perlombaaan
penulisan buku, sekarang ini bukunya sedang dicetak, yang
berjudul “Goresan Memotivasi”. Ibuk ini S2nya di daerah
Malang, Jawa Timur. Hari itu ke jakarta, ngadakan pameran
di jakarta ibuk ini ikut, pameran lingkungan hidup. Nah, jadi
pameran lingkungan hidup di Jakarta Konvenson mewakili
Sumut, yang hari itu ibuk ini di undang di seminar
Internasional di Bali, sekarang ibuk ini menjadi dosen honor
di UINSU di Jurusan PBI dimulai dari tahun 2011. Ada satu
lagi Pak Ilham yang mengikuti kemah sedunia di Cileunsi,di
taman mekar sari, yang kami bawa gurunya 8 muridnya 5.
Jadi kami ini yang mewakili dari sumut SMA 1, SMA 2 dan
Emsen 3”. (Wawancara dengan Ibu Cici Mahruliana kepala
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan (MTs Negeri 3
Medan) ini Terletak di Jalan Melati 13 Blok X Helvetia
Medan).
Hasil wawancara tersebut di atas menunjukkan bahwa proses rekrutmen tenaga
pendidik di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan dengan melibatkan beberapa orang.
Tahapan yang dilakukan meliputi:

1. pencarian personel, baik secara kualitas maupun kuantitas;


2. pencarian personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah;
3. memutuskan personel yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah; dan
4. kegiatan memilih posisi personil.

21
Proses yang dilakukan tersebut bertujuan agar memenuhi kebutuhan tenaga pendidik
yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik,
sehingga calon yang diterima mampu menunjang cita-cita.

Melalui open rekrutmen yang bagus dari pihak sekolah membuat suatu produktivitas bagi
sekolah dengan mengukir prestasi. Hal ini dijelaskan Ibu Cici Mahruliana kepala
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini Terletak di Jalan
Melati 13 Blok X Helvetia Medan. Yang menjelaskan sebagai berikut

“pengelolaan produktivitas yang dilakukan oleh kepala


madrasah yaitu perencanaan untuk mengikuti segala
perlombaan dan Lomba perpustakaan tingkat provinsi yang
diadakan dinas pendidikan dalam bentuk keseluruhan.
Alhamdulillah, kita mendapat juara 2 sebanyak 2 kali,
sertifikatnya juga ada. Jadi, kenapa kita tidak bisa dapat juara
1? Nah, setelah bapak teliti ternyata kita tidak punya
anggaran. Yang juara 1 itu punya anggaran mencapai 200 juta
satu tahun. Jadi, perpustakaan kita walaupun begini sudah 2
kali juara provinsi. Sertifikatnya ada, nanti boleh kalian foto,
itu ditanda tangani langsung oleh gubernur”.(Wawancara
dengan Ibu Cici Mahruliana kepala Madrasah Tsanawiyah
Negeri 3 Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini Terletak di Jalan
Melati 13 Blok X Helvetia Medan).
Selain itu Ibu Cici Mahruliana kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan (MTs
Negeri 3 Medan) ini Terletak di Jalan Melati 13 Blok X Helvetia Medan. Juga
menjelaskan bahwa

“guru-guru juga pernah Lomba tingkat nasional juga ada,


lomba IMTEK di Jakarta, di gedung Jakarta Convention dan
kita juara 3. Ada 2 kali kita ke Jakarta. Kemudian, ada juga
saya dan pak Ilham. Kita diminta untuk mengikuti lomba
Lingkungan Hidup Sedunia di Taman Mekar Sari di Jonggol,
itu seminggu lamanya. Foto-fotonya juga ada, buktinya ada,
nanti bisa kalian lihat di UKS foto-fotonya”. Selain guru
siswa juga aktif dalam mengitkuti event lomba baik provinsi
nasional bahkan iternasional, pskibra dan lain sebagainya.
(Wawancara dengan Ibu Cici Mahruliana kepala Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Medan (MTs Negeri 3 Medan) ini
Terletak di Jalan Melati 13 Blok X Helvetia Medan).
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan
(MTs Negeri 3 Medan) ini Terletak di Jalan Melati 13 Blok X Helvetia Medanyang
memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas yang dengan bergagai
prestasi.pengendalian SDM berupa guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan (MTs
Negeri 3 Medan) ini Terletak di Jalan Melati 13 Blok X Helvetia Medan dilakukan
melalui lima cara. Kelima cara tersebut antara lain meliputi:
22
a. Menentukan standar-standar untuk melakukan control terhadap:
1. Pengembangan standar kompetensi:
2. Pengembangan standar proses
3. Standar penilaian; dan
4. Standar pendidik;
b. Membandingkan pelaksanaan performance dengan standar;
c. Pengembangan standar proses;
d. Standar penilaian; dan
e. Standar pendidik.

23
BAB V

KESIMPILAN DAN SARAN

Produktivitas merupakan salah satu alat ukur bagi perusahaan dalam menilai prestasi
kerja yang dicapai karyawannya.Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan
hubungan antara modal,tanah, energy yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
Seorang karyawan dinilai produktif apabila menghasilkan output yang lebih besar dari
karyawan lainnya untuk satuan waktu yang sama. Dan dapat juga dikatakan bahwa karryawan
menunjukkan tingkat produktivitas yang ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat.
Sedangkan kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.
Kualitas merupkan salah satu indikator penting dalam perusahaan sebagai suatu senjata
persaingan dalam dunia bisnis.

Dengan memberikan perhatian ekstra pada peningkatan kualitas dapat menghasilkan


penghematan yang cukup besar, yaitu dapat meningkatkan produktivitas yang secara langsung
juga meningkatkan profitabilitas secara kemampuan bersaing.

24
DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal, Ak. 1993. Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar, Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan. Jakarta:
Penerbit Liberty.
Edward Sallis. 2006. Total Quality Management in Education; Manajemen Mutu Pendidikan,
Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. IV.
Fandy Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.
Hanun Asrohah. 2014. Manajemen Mutu Pendidikan, Surabaya: Goverment of Indonesia and
Islamic Development Bank.

Hasibuan. 2011. Manajemen Sumber Daya Mausia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Henry Simamora. 2004. Manajemen sumber daya manusia. Edisi ketiga. Yogyakarta: STIE
YPKN.
Husein, Umar. 2000. Riset Pemasaran Dan Penilaian Konsumen. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
https://www.academia.edu/21907570/AB_5ENGELOLA_PRODUKTIVITAS
http://repository.ubaya.ac.id/16593/
Ismanto. 2009. Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keuangan Syari’ah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
M.N. Nasution. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Muchdarsyah Sinungan. 2003. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bandung: Bumi Aksara.
Muchdarsyah Sinungan , 2005: 262 dalam jurnal GD. Wayan Darmadi.

Mulyadi. 200. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.

Rahmat Hidayat dan Candra Wijaya. 2017. Ayat-ayat Al-Quran Tentang Manajemen
Pendidikan, Medan: LPPPI.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas. Bandung: Mandar Maju.

Sukaria Sinulingga. 2012. Analisis dan Rekayasa Produktivitas, Medan: USU Press.
Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Vincent Gaspersz. 2006. TQM untuk Praktisi Bisnis dan Industri, Jakarta : Gramedia.

25
LAMPIRAN

26
27

Anda mungkin juga menyukai