Anda di halaman 1dari 18

REKAYASA IDE

TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI

Diajukan Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Teori dan Perilaku Organisasi
Yang Diampu Oleh:
Hilma Harmen,SE.,MBA

Disusun Oeh Kelompok 1 :

 Christine Sari Siringoringo 7193510003


 Natasha Rame Simanullang 7193210021
 Oki Ramawati 7193510005
 Putri Manik 7193510055

Manajemen A 2019

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan

berkat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini

guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori dan Perilaku Organisasi. Harapan

penulis semoga makalah Rekayasa Ide ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca secara umum dan bagi penulis khususnya. Serta wawasan

sekaligus pemahaman terhadap penelitian yang penulis paparkan. Pada kesempatan ini

penulis sangat berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Hilma

Harmen,SE.,MBA atas bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Rekayasa Ide ini.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman, penulis menyadari bahwa

penyusunan Rekayasa Ide ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat

berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat penelitian.......................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN .......................................................................................3
2.1 Permasalahan Umum...................................................................................................3
2.2 Identifikasi Permasalahan ...........................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................7
SOLUSI DAN PEMBAHASAN ...............................................................................................7
3.1 Solusi Dan Pembahasan Permasalahan......................................................................7
3.2 Solusi Dan Pembahasan Permasalahan.......................................................................7
3.3 Solusi Dan Pembahasan Permasalahan.......................................................................7
BAB IV......................................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan................................................................................................................18
4.2 Saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekolompok
tujuan. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana semua orang
berkumpul, berkerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Upaya untuk mendorong para pegawai mencapai
hasil kerja yang optimal salah satunya adalah dengan memiliki kompetensi yang baik.

Perilaku Organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana


orang-orang bertindak dalam organisasi. Hakekat yang mendasar dari perilaku organisasi itu
terletak pada ilmu perilaku itu sendiri, yang dikembangkan dengan pusat perhatian pada
tingkah laku manusia dalam organisasi. Dalam hal ini pimpinan mewakili sistem administrasi
atau sistem manajeman dan peranan mereka adalah mendayagunakan perilaku organisasi
dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Kinerja adalah suatu kondisi yang harus diketahui
dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu
instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta
mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana permasalahan perbedaan prinsip-prinsip perilaku organisasi
2. Bagaimana Permasalahan Komunikasi dalam suatu kelompok atau divisi kerja
tertentu terjadi kegagalan mencapai proses kinerja
3. Bagaimana Permasalahan Hambatan Dalam mencapai keberhasilan kinerja yang
optimal
4. Bagaimana Permasalahan tahap pengembangan atau pembentukan kelompok/divisi
kerja
1.3 Tujuan
1. Mengetahui solusi dan pembahasan permasalahan perbedaan prinsip-prinsip perilaku
organisasi
2. Mengetahui solusi dan pembahasan Permasalahan Komunikasi dalam suatu kelompok
atau divisi kerja tertentu terjadi kegagalan mencapai proses kinerja
3. Mengetahui solusi dan pembahasan Permasalahan Hambatan Dalam mencapai
keberhasilan kinerja yang optimal
4. Mengetahui solusi dan pembahasan tahap pengembangan atau pembentukan
kelompok/divisi kerja
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
2.1 Permasalahan umum

Perilaku organisasi merupakan sebuah bidang interdisipliner yang ditujukan untuk


memahami dan mengelola pegawai dengan lebih baik. Artinya, perilaku organisasi
berorientasi pada penelitian dan penerapan. Tiga tingkat dasar analisis dalam perilaku
organisasi adalah individu, kelompok, dan organisasi (Kreitner dan Knicki, 2014).Perilaku
Organisasi adalah penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang, individu, dan kelompok
bertindak dan bereaksi dalam suatu organisasi, untuk mencapai dan mencapai kualitas kinerja
tertinggi, dan hasil yang dominan. Perilaku Organisasi mempelajari pengaruh dan dampak
yang dimiliki individu, kelompok, dan struktur organisasi terhadap perilaku di dalam
organisasi untuk tujuan meningkatkan efektivitas organisasi.

Kinerja karyawan adalah tingkat keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugas


dan tanggung jawabnya. Kinerja karyawan secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal (Ismail, 2006). Faktor internal merupakan faktor yang berasal
dari dalam diri karyawan, yang meliputi kepuasan kerja dan komitmen organisasional.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri karyawan, yang
meliputi kepemimpinan, keamanan dan keselamatan kerja, serta budaya organisasi.

    Salah satu cara bagi suatu organisasi untuk menjadi lebih inovatif adalah dengan
memanfaatkan karyawannya sendiri untuk berinovasi. Semua organisasi dan kelompok
mengalami hubungan langsung antara kepuasan kerja, dan kinerja. Untuk memaksimalkan
kinerja mereka dalam suatu sistem, penting untuk mengembangkan kinerja antar pribadi yang
optimal. Revolusi industri menciptakan keinginan akan keterampilan keras untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai.

    Dahulu orang atau karyawan yang bekerja dibagian produksi dan distribusi tidak
diharuskan berpikir atau berkomunikasi satu sama lain. Sekarang, karyawan tidak hanya
dituntut untuk mempelajari keterampilan teknis baru tetapi juga bagaimana berkomunikasi,
bernegosiasi, mendesentralisasi, dan memotivasi satu sama lain untuk menunjang organisasi
ke arah yang lebih baik. dalam dunia bisnis saat ini, Perilaku Organisasi adalah alat penting
untuk mengelola tim yang efektif dan itu membantu untuk memahami perilaku manusia
dalam suatu organisasi. Implementasi soft skill harus mendapatkan penekanan yang lebih
tinggi dalam proses pendidikan dan pelatihan organisasi, tetapi tidak menghilangkan hard
skill yang dimiliki hanya saja melengkapi keterampilan hard skill

Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan di mana para karyawan memandang pekerjaannya (Handoko, 1998,
dalam Widodo, 2006)

2.2 Identifikasi Permasalahan

1. Permasalahan Perbedaan Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu system studi dari sifat organisasi,
misalnya seperti, bagaimana organisasi itu dimullai, tumbuh, dan berkembang serta
bagaimana pengaruhnya terhadap onggota-anggota organisasi selain individu-individu,
kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lain, serta intitusi-institusi yang lebih 
besar.
perinsip-perinsip prilaku organisasi berbeda beda setiap individu memiliki pemikiran yang
berbeda beda pula dalam organisasi, seorang memimpin harus bisa membuat suatu tim
menjadi kompak dalam suatu organisasi yang terdiri dari anggota-anggota yang memiliki
perinsip yang berbeda-beda.

Menurut Thoha (2014:36) bahwa terdapat prinsip-prinsip perilaku organisasi antara lain :

a) Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama.

b) Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.

c) Orang berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.

d) Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa


lalu kebutuhannya.

e) Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang.

f) Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang.

2. Permasalahan Komunikasi dalam suatu kelompok atau divisi kerja tertentu terjadi
kegagalan mencapai proses kinerja yang telah di tetapkan
Karena, kurangnya komunikasi, kurang koordinasi dengan yang lainnya dan kerja sama
sehingga terjadi ketidak sesuaian/timbulnya kendala.

Komunikasi merupakan kegiatan manusia untuk dapat berhubungan satu dengan yang lain
secara langsung, maka dapat dikatakan bahawa keterampilan dalam berkomunikasi
merupakan hasil dari pembelajaran manusia. Keinginan untuk saling berhubungan satu sama
lain merupakan hakekat naluri dan sifat sosial manusia, manusia merupakan mahkluk social
yang hidup selalu berkawan dan berkelompok, serta bersosialisasi, dengan adanya naluri dan
sifat social, maka komunikasi dapat dikatakan sebagai bagian dari hakikat kehidupan manusia
dalam bermasyarakat dan tidak dapat dipisahkan.

3. Permasalahan Hambatan Dalam mencapai keberhasilan kinerja yang optimal

Beberapa kesalahan yang berakibat pada hancurnya pekerjaan impian tersebut antara lain:

1. Melakukan hal-hal yang salah untuk mendapatkan yang diinginkan Banyak orang
tidak bisa mengidentifikasi apa yang benar-benar mereka inginkan dalam hidup
mereka. Terkadang emosi membuat Anda tidak bisa berpikir jernih dalam hal
pekerjaan. Namun, ada beberapa orang yang benar-benar memahami tujuan hidup
mereka, dan dapat mengartikulasikan dengan jelas arah tujuan mereka, dan
melakukannya dengan baik. Hanya saja, di antara mereka masih banyak yang tidak
bisa mengambil langkah yang tepat untuk mencapainya. "Misalkan, banyak orang
terutama perempuan yang mengalami stres saat bekerja. Dalam kondisi putus asa
mereka memutuskan untuk berwirausaha. Ini tidaklah salah, namun sebaiknya tidak
dilakukan sebagai pelarian, dan berharap tidak akan menemui hambatan atau bebas
stres. Tidak semua orang bisa sukses dalam berwirausaha terutama jika mereka hanya
membuatnya sebagai pelarian. Wirausaha juga membutuhkan komitmen dan usaha
keras," tukasnya. Sebenarnya mereka tahu apa yang mereka inginkan, tapi salah
mengambil langkah untuk mendapatkannya. Setelah salah langkah dan gagal, banyak
orang yang menyerah dan berhenti bergerak maju.
2. Terlalu cepat menyerah "Kita semua tahu, banyak orang yang ingin memberikan
kontribusi kepada dunia dengan cara yang berbeda. Namun masalahnya, mereka ingin
melakukannya dan diakui sekarang juga. Mereka tidak sabar untuk berjuang
mewujudkannya, dan menginginkan cara yang instan tanpa membuat komitmen,"
tukas Caprino. Orang-orang yang berada di bagian tertinggi dalam perusahaan, dan
memiliki kontribusi yang besar bagi orang lain, sebenarnya juga memiliki komitmen
jangka panjang. Mereka telah bekerja selama bertahun-tahun untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan keahlian untuk mencapai posisi tersebut. Mereka
sudah menunjukkan komitmen dan keberanian yang luar biasa untuk melawan
ketidakmampuan dan ketakutan mereka agar mereka lebih sukses. Sadarilah, tidak ada
kesuksesan yang instan, karena kesuksesan butuh kerja keras dan komitmen untuk
mewujudkannya. Jadi jangan terlalu cepat menyerah dan berhenti berusaha untuk
mendapatkan kesuksesan Anda.
3. Karier dan "panggilan jiwa" Pekerjaan dengan panggilan jiwa sangatlah berbeda.
Banyak orang berpikir karier mereka adalah panggilan jiwa. Seringkali panggilan jiwa
bukanlah dalam bentuk pekerjaan ideal, melainkan hobi yang dilakukan sebagai
pengisi waktu luang. Kunci untuk menciptakan karier yang memuaskan adalah
dengan menemukan jalan untuk membuat Anda bergairah, terarah, dan termotivasi
untuk menjadi apapun yang ingin Anda raih. Berhentilah mengharapkan apa yang
dimiliki orang lain, dan ciptakan versi terbaik diri Anda.
4. Terlalu takut melangkah Kendala terbesar yang sering dihadapi dalam mencapai
impian karier adalah ketakutan atau ketidakmauan untuk melakukan langkah yang
besar. "Kenyataannya, Anda tidak dapat melangkah dari titik A ke Z tanpa mengubah
diri Anda sendiri," tambah Caprino. Untuk memiliki karier yang bagus, Anda harus
berani mengambil langkah maju, berani ambil resiko, dan memperluas diri Anda jauh
melampaui zona nyaman Anda dalam bekerja. Lakukan saja beberapa langkah positif
yang bisa membantu Anda mencapai kesuksesan.

4. Permasalahan tahap pengembangan atau pembentukan kelompok/divisi kerja

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 5 (lima) Tahap Perkembangan Kelompok
yang dimaksud oleh Bruce Tuckman :

Tahap Pembentukan (Forming)

Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok kerja, para anggota mulai
mempelajari tugas yang diberikan dan berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming
ini dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak
terlalu jelas mengenai Tujuan dan Objective kelompok, merasa kebingungan, masih
menyembunyikan perasaan masing-masing, keterlibatannya masih kurang.

Tahap timbulnya Konflik (Storming)


Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut Tuckmen disebut dengan
Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka cenderung akan mempertahankan
pendapat mereka sendiri, menolak batasan-batasan yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap
Individu mereka.  Tahap Storming ini dikarakteristikan oleh konflik Intra Kelompok.
Beberapa tanda-tanda bahwa Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya
kemarahan, perasaan menyebalkan, ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat / konfilik dan
kegagalan.

Tahap Normalisasi (Norming)

Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu Tahap terbentuk hubungan yang
dekat antar anggota kelompok dan menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara
komunikasi yang tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan.
Tanda-tanda Kelompok berada di Tahap Norming adalah adanya peninjauan ulang dan
penjelasan mengenai Objective/Tujuan Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama
antar anggota kelompok, mulai dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat meng-
identifikasi-kan kekuatan dan kelemahan.

Tahap berkinerja (Performing)

Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana semua anggota kelompok telah
dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada tahap ini, semua anggota memiliki
kebersamaan, Percaya diri, kreatif, Inisiatif dan semangat yang tinggi serta Sukses.

Tahap Pembubaran (Adjourning)

Tahap ini dikhususkan untuk Kelompok-kelompok kerja yang bersifat sementara. Setelah
suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan berhasil dituntaskan, kelompok kerja
tersebut akan dibubarkan.
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. Solusi Dan Pembahasan Permasalahan Perbedaan Prinsip-prinsip Perilaku


Organisasi
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia, ialah dengan menganalisis prinsip-
prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian dari padanya. Dengan mengetahui
prinsip dasar dari manusia atau individu, organisasi akan lebih mudah dalam mengetur
baik dalam hal penempatan posisi kerja maupun dalam hal lainnya. Perilaku Organisasi
dapat mencapai apa yang diharapkan dengan berdasarkan pada prinsip dasar perilaku
orgnisasi seperi yang dikemukakan oleh Thoha (2014:36) sebagai berikut:
A. Manusia berbeda perilaku, karena kemampuannya tidak sama prinsip dasar
kemampuan ini sangat peting diketahui untuk memahami mengapa seseorang
berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lainnya. Karena terbatasnya
kemampuan dua orang pegawai akan memerlukan waktu yang berbeda dalam
menyeleaikan tugasnya. Perbedaan kemampuan ini beranggapan karena sejak
lahir manusia ditakdirkan tidak sama kemampuannya. Ada lagi yang beranggapan
karena kecerdasan , didikan pengalaman dan daya serap informasi pegawai dari
suatu gejala. Karena perbedaan kemampuan ini dapat dipergunakan untuk
memprediksi pelaksanaan dan hasil kerja seseorang yang bekerja sama di dalam
suatu orang tertentu.
B. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda. Manusia berperilaku karena
didorong oleh srangkaian kebutuhan untuk mencapai beberapa tujuan, dorongan
ini menyebabkan seseorang itu berperilaku. Kebutuhan adalah beberapa
pernyataan dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk
bekerja tergantung pada motivasinya. Sesuatu yang dapat memotivasi seseorang
yaitu pemberian penghrgaan berupa 29 materi seperti kenaian gaji, tunjangan dan
pemberian penghargaan berupa non materi seperti kenaikan pangkat dan
penghargaan serta pengakuan. Pemahaman kebutuhan yang berbeda dari
seseorang bermanfaat untuk memahami konsep perilaku organisasi. Hal ini bisa
dipergunakan memprediksi dan menjelaskan perilaku yang berorientasi tujuan di
dalam kerja sama organiasi.
C. Orang berfikir masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.
Kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilakunya masing-masing. Seseorang
dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat
perilaku yang dipilihnya. Orang berfikir dengan masa depan, dan membuat pilihan
diantara sejumlah besar rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya adalah
dengan mnggunakan teori expentacy. Teori ini berdasarkan atas proporsi yang
sederhana yaki bahwa seseorang memilih berperilaku membuat pilihsn tentang
bagaimana bertindak. Cara untuk menjelaskan bagaimana seseorang sedemikian
karena ia yakin dapat mengarahkan untuk mendapatkan sesuatu
hasil(upah/hadiah). Teori ini berdasarkan suatu anggapan yang menunjukan
bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah yang akan
diikuti oleh seseorang manakala ia mmempunyai kesempatan untuk membuat
pilihan mengenai prilakunya.
D. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman
masalalu dan kebutuhannya. Memahami lingkungan adalah suatu proses yang
aktif Dimana seseorang mencoba membut lingkungannya itu mempunyai arti
baginya. Proses yang aktif ini melibatkan seseorang individu mengakui secara
selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya
dalam hubungannya dengan pengalaman masalalu, dan mengevaluasi apa yang
dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya.
Lingkungan memberikan lebih banyak kepada manusia objek dan peisiwa
dibandingkan dengan kemampuan manusia, seseorang didalam memahami suatu
organisasi 30 pada suatu saat tertentu, ia tidak mengetahui banyak aspek dari
lingkungannya.aspek-aspek lingkungan yang diketahui adalah merupakan
peristiwa itu sendiri, dan merupkan jaga bagian dari masa lalu seseorang. Suatu
objek yang teristimewa di dalam suatu organisasi biasanya banyak dikenal terjadi
pada proses-proses kerja yang biasa dikenal oleh banyak orang.Proses belajar di
masa lalu dari seseorang anggota organisasi akan berpengaruh di dalam
menentukan apa yang.
E. Seseorang mempunyai reaksi senang atau tidak senang Orang-orang jarang
bertindak netral mengenai suatu hal yng mereka ketahui atau mereka alami.
Mereka jadi cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan
cara senag atau tidak senang. Selanjutnya evaluasi merupakan salah satu faktor
tersulit dalam mempengaruhi perilaku nya di masa yang akan datang perassaan
senang atau tidak senang ini kan menjadikan seseorang berbuat yang berbeda
dengan orang lain di dalam rangka menanggapi sesuatu hal. Kepuasan dan ketidak
puassan ini ditimbulkan karena adanya perbedaan dari sesuatu yang diterma
dengan sesuatu yang diharapkan seharusnya dditerima sehingga imbul lah rasa
tidak puas terhadap apa yang diterima.
F. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang Bahwa perilaku
sesorang itu adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu denga
lingkungannya. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya
adapula karena kebutuhannya dan ada pula dipengaruhi oleh lingkungannya.

2. Solusi Dan Pembahasan Permasalahan Komunikasi dalam suatu kelompok atau


divisi kerja tertentu terjadi kegagalan mencapai proses kinerja yang telah di
tetapkan
Pentingnya komunikasi dalam suatu kelompok adalah komunikasi dalam suatu
organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian informasi antar
anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu.
Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensikronkan seluruh aspek
untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi.
Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi
tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh
anggota organisasi yang dapat berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi
tugas kerja atau mungkin pembagian tugas kerja.Dalam sebuah organisasi perusahaan,
komunikasi efektif memiliki peran yang sangat penting, karena bermanfaat untuk:
Meningkatkan produktivitas. Mengatasi atau menghindari konflik. Membantu
mengembangkan potensi setiap karyawan sehingga dapat meminimalis konflik dalam
sebuah kelompok
Manfaat komunikasi (Roobin dan Judge, 2011):
1. Mengurangi ketidak pastian
2. Memecahkan masalah
3. Meningkatkan keyakinan
4. Pengawasan situasi
5. Umpan balik.
Tujuan Komunikasi dalam Organisasi:

1. Menciptakan pengertian yang sama atas setiap pesan dan lambang yang
disampaikan
2. Merangsang pemikiran pihak penerima untuk memikirkan pesan dan rangsang yang
diterima
3. Melakukan suatu tindakan yang selaras sebagaimana yang diharapkan dengan
adanya penyampaian pesan tersebut, yaitu dengan melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.
4. Memahami orang lain

Dimulai dari hal-hal kecil yang berpotensi membuat kesalahan komunikasi ,


suatu tujuan organisasi akan terhambat. Maka peran teknologi juga sangat
diperhitungkan dalam suatu organisasi. Bisa berupa pesan singkat atau blackberry
messenger dan panggilan langsung melalui telepon. Upayakan berikan jalaur
komunikasi terbaik bagi partner kerja kita demi mecegah ambiguilitas misalnya
melalui panggilan telepon atau pesan singkat jika hanya memberikan informasi
yang simple. Hal ini dikarenakan karena dalam jalur komunikasi yang kita buat
pasti selalu ada hambatan yang tidak akan kita tahu. Baik dari permasalahan
teknologi itu sendiri misalnya signal trouble yang biasanya terjadi karena daerah
tertentu masih belum memasuki jangkauan coverage yang luas.
Karena apabila kita mebahas tentang hambatan , pasti akan banyak sekali yang
termauk dalam hambatan dalam proses komunikasi. Menurut kami, hambatan yang
memicu terjadinya kesalahan komunikasi berawal dari pembawaan individual
masing-masing atau mereka para pelaku organisasi itu sendiri. Yang paling nyata
adalah sifat dan kebutuhan suatu individu itu sendiri , biasanya berupa emosi, rasa
tertutup, atau rasa ingin dihormati . Misalnya suatu individu pasti punya rasa untuk
ingin di hargai sehingga konflik yang akan timbul disini adanya kurangnya rasa
saling kepercayaan yang antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnyayang berakibat miss communication atau miss understanding.  Untuk itu
sikap jujur dan transparan dalam berorganisasi patut dijunjung tinggi dalam
kehifupan berorganisasi, karena kerja tim sangat berpenguruh.
3. Solusi Dan Pembahasan Permasalahan Hambatan Dalam mencapai
keberhasilan kinerja yang optimal

Langkah pertama yang sebaiknya diambil adalah membuat skala prioritas yang
tepat. Dengan mulai menyusun skala prioritas ini, maka seseorang dapat
berkonsentrasi pada hal yang terpenting sehingga tujuan yang dicapai dapat
terpenuhi sesuai dengan deadline yang ditentukan. Selanjutnya, langkah kedua
adalah berani berbagi dengan rekan kerja. Hal ini umumnya jarang dilakukan
karena masing-masing orang menyusun prioritas agar terlihat menonjol bukan
untuk meningkatkan kinerja tim. Akibatnya, hasil yang diharapkan tentu saja tidak
akan tercapai. "Dari kecil kita diajari untuk mengerjakan semuanya sendiri.
Contohnya ujian. Namun saat bekerja itu tidak bisa seperti itu. Dalam sebuah tim,
penting bekerjasama dan bukan berkompetisi dengan sesama anggota tim," jelas
Van Der Westhuizen. Langkah ketiga adalah bersiap untuk tantangan tak terduga.
Dalam perjalanan sebuah pekerjaan tentu tidak akan semulus yang dibayangkan.
Untuk itu, tidak ada salahnya bersiap akan kemungkinan terburuk sehingga saat
itu terjadi, anda dan tim kerja sudah tahu rencana pengganti yang akan diambil
untuk mengatasinya. Kemudian langkah keempat adalah disiplin pada diri sendiri.
Saat ini gangguan terbesar saat bekerja adalah keberadaan teknologi. Bukannya
fokus menyelesaikan tugas, seseorang biasanya malah asyik untuk berbalas pesan
di Yahoo Messenger atau membuka facebook atau malah sibuk memperbarui
status di twitter. "Jika ingin mendapat hasil optimal maka disiplin untuk tidak
mengindahkan notifikasi yang masuk. Atau dimatikan saja terlebih dahulu agar
produktivitas terjaga," ungkap Van Der Westhuizen. Yang terakhir, tentu saja
bekerja sesuai porsi. Keinginan untuk mencapai target yang maksimal terkadang
membuat seseorang lupa untuk beristirahat atau rehat sejenak agar energi yang
dibutuhkan dapat kembali lagi. Padahal terlalu keras bekerja juga dapat
mengakibatkan hasil yang dicapai tidak optimal karena fisik dan otak tidak lagi
mendukung sehingga tidak konsentrasi dan muncul banyak kesalahan.
4. Solusi Dan Pembahasan Permasalahan tahap pengembangan atau
pembentukan kelompok/divisi kerja
Tahapan Perkembangan kelompok Pada dasarnya suatu kelompok dibentuk,
kemudian pada suatu waktu tertentu bubar. Namun yang terpenting dari itu adalah
bagaimana proses suatu kelompok dapat terbentuk sampai pada bubarnya
kelompok. Terdapat tiga pendapat mengenai tahapan perkembangan kelompok,
yaitu pendapat yang dikemukakan oleh Bruce W. Tuckman, dan pendapat yang
dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (Walgito, 15 2007:18) serta pendapat
yang dikemukakan oleh Fisher pada tahun 1970 dan dinamakn Fisher models
(dalam Adnan, dkk, 2013). Bruce W. Tuckman mengatakan ada lima tahapan
perkembangan kelompok, yaitu forming, storming, norming, performing, dan
adjourning (Johnson & Johnson, 2000 dalam Walgito, 2007:18).
1. Forming Tahapan dimana anggota kurang yakin untuk menentukan
tempatnya dalam kelompok serta prosedur dan aturan-aturan dalam
kelompok. Pada periode ini ada banyak ketidak jelasan mengenai struktur,
tujuan dan kepemimpinan dalam kelompok. Dalam melaksanakan tugas-
tugas kelompok, anggotanya lebih peduli untuk mengenal sifat dan potensi
masing-masing anggotanya (Kreitner & Kinicki, 2004, dalam Setiyadi &
Pasaribu, 2005).
2. Storming Pada tahapan ini mulai timbul berbagai macam konflik karena
anggota menentang pengaruh kelompok dan kurang sesuai dalam
menyelesaikan berbagai tugas. Dua hal yang sekiranya dibutuhkan untuk
tetap melanjutkan kelompok adalah dengan menemukan solusi dari konflik
sekitar power dan structure dan juga berusaha menggantikan sikap
permusuhan dengan sikap saling menerima dan memiliki (Kreitner &
Kinicki, 2004 dalam Setiyadi & Pasaribu, 2005)
3. Norming Pada tahap ini kelompok membuat beberapa kesepakatan
mengenai peran, struktur, dan norma yang digunakan sebagai acuan dalam
berperilaku yang tepat. Pada tahapan ini komitmen dan kohesi antar
anggota kelompok meningkat. 16
4. Performing Anggota kelompok menjadi cakap dalam kerja sama untuk
mencapai tujuan kelompok dan menjadi fleksibel dalam pola kerja sama.
Pada kelompok kerja yang permanen tahap ini merupakan tahap terakhir
yang hanya butuh untuk dipertahankan seterusnya (Greenberg & Baron,
2003 dalam Setiyadi & Pasaribu, 2005)
5. Adjourning Kelompok telah mencapa misi dan juga tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Pada tahap ini kelompok bisa bubar yang
disebabkan oleh beberapa hal. Apabila kelompok tersebut bubar,
pemimpin kelompok dapat memberikan reward terhadap anggota-
anggotanya (Greenberg & Baron, 2003 dalam Setiyadi & Pasaribu, 2005)
Pendapat lain tentang tahapan perkembangan kelompok yang
dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (2000, dalam Walgito, 2007:19 )
mengidentifikasikan ada tujuh tahapan dalam perkembangan kelompok,
yaitu defining and structuring prosedure, conforming to procedures and
getting acquainted, recognizing mutually and building trust, rebelling and
differentiating, comitting to and taking ownership for the goals,
procedures, and other member, functioning maturely and productively, dan
terminating

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku organisasi merupakan sebuah bidang interdisipliner yang ditujukan
untuk memahami dan mengelola pegawai dengan lebih baik. Artinya, perilaku
organisasi berorientasi pada penelitian dan penerapan. Perilaku Organisasi adalah
penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang, individu, dan kelompok bertindak
dan bereaksi dalam suatu organisasi, untuk mencapai dan mencapai kualitas kinerja
tertinggi, dan hasil yang dominan. Perilaku Organisasi mempelajari pengaruh dan
dampak yang dimiliki individu, kelompok, dan struktur organisasi terhadap perilaku
di dalam organisasi untuk tujuan meningkatkan efektivitas organisasi.
Jadi, dari pengertian serta pembahasan yang ditulis dalam rekayasa ide ini
maka ada bebrapa masalah yang timbul pada bagian perilaku dalam organisasi, baik
itu dalam sebuah perusahaan, ataupun oranganisasi lainnya.

B. Saran
Semoga dengan adanya penelitian rekayasa ide ini dalam bentuk makalah ini
dapat menjadikan kita lebih memahami lagi tentang perilaku organisasi atau perilaku
yang akan terjadi pada organisasi tersebut. Dan semoga untuk penelitian berikutnya
agar lebih baik lagi dan dapat membahasa lebih banyak lagi tentang permasalahan
yang terjadi dalam organisasi sehingga banyak solusi yang timbul akibat masalah
tersebut sehingga kita lebih banyak mengetahui dan memahami tentang perilaku
organisasi atau perilaku yang terjadi dalam organisasi. Dan semoga apa yang
dipaparkan dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi setiap pembaca
khususnya bagi para penulis.
DAFTAR PUSTAKA

http://bahtiarekosa.blogspot.com/2018/11/makalah-teori-dan-perilaku-organisasi.html

http://journal.stiem.ac.id/index.php/jurman/article/view/200

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwj37e3_-
_7tAhUu6XMBHd0oB20QFjAIegQIChAC&url=https%3A%2F%2Focw.upj.ac.id%2Ffiles
%2FTextbook-MGT303-Modul.pdf&usg=AOvVaw0UUvW4Vs76yDxBqKJrPI_M

http://inezjohn.blogspot.com/2011/09/arti-penting-komunikasi-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai