Anda di halaman 1dari 20

EKONOMI BISNIS DIGITAL

CRITICAL BOOK REPORT


DOSEN PENGAMPU:

Dr. BONARAJA PURBA, M.Si/ Dr. HAIKAL RAHMAN, M.Si

DISUSUN OLEH :
Nama : Eido Arguna Nababan
Prodi/Kelas : Ilmu Ekonomi/C

ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bisnis Digital
mengenai Critical Book Report.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan
. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, Critical Book Report ini dapat
terselesaikan. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu Saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
meningkatkan mutu penulisan selanjutnya.

Akhir kata semoga tugas Critical Book Report ini bermanfaat untuk kalangan
umum maupun pendidikan .

Medan, Oktober 2020

Penulis

Eido Arguna Nababan

DAFTAR ISI
2
Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4

1.1 Critical Book Review............................................................. 4


1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review (CBR)..................... 4
1.3 Manfaat Critical Book Review (CBR).................................... 5
1.4 Identitas Buku......................................................................... 5

BAB II Ringkasan Isi Buku.......................................................................... 8

2.1 Buku Utama............................................................................ 8


2.2 Buku Pembanding .................................................................. 10

BAB III Pembahasan...................................................................................... 15

3.1 Kritik Buku Utama................................................................. 16


3.2 Kritik Buku Pembanding ....................................................... 17

BAB IV Penutup.............................................................................................. 18
4.1 Kesimpulan............................................................................. 18
4.2 Saran....................................................................................... 19

Daftar Pustaka ................................................................................................ 20

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1. Critical Book Review

Review adalah sebuah ringkasan, tinjauan dari beberapa sumber entah dari film,

buku, berita dan lainnya. Critical Review berarti penulisan yang menharuskan untuk

meringkas dan mengevaluasi tulisan. Tugas critical review bisa berupa buku, bab, atau

artikel. Dalam menulis critical book review, diharuskan untuk membaca secara seksama

dan juga membaca tulisan lain yang serupa agar dapat memberikan tinjauan dan evaluasi

yang lebih komprehensif, obyektif dan faktual.

Mengkritik buku dilakukan untuk menjelaskan kondisi buku yang dikritik seperti

kelebihan dan kekurangan isi buku sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan atau

ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Critical book berarti mengkritik isi

buku. Mengkritik disini bukan mengkritik segi negatif dari suatu hal atau menjatuhkan dan

menaikkan nilai suatu buku. Namun dalam hal ini penulis harus paham banyak perspektif

untuk bisa memberikan evaluasi atau keputusan, sehingga kritik bisa

dipertanggungjawabkan.

1.2. Tujuan Penulisan Critical Book Review (CBR)

Critical Book Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan tugas

mata kuliah Ekonomi Industri Magister Ilmu Ekonomi Sumatera Utara untuk membuat

Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat atau

membandingkan lima buku yang baik dan yang benar dan mengetahui kelemahan dan

kebebihan dari masing-masing buku tersebut.

1.3. Manfaat Critical Book Review (CBR)

4
Manfaat penulisan Critical Book Review ( CBR), yaitu :

1) Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari

sebuah buku atau hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.

2) Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.

3) Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut dibuat.

4) Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara

penulisan, isi, dan substansi buku.

1.4. Identitas Buku

5
1. Buku Utama

1. Judul Buku : Ekonomi Industri – Teori dan Kebijakan

2. Pembahasan : Diferensiasi Produk

3. ISBN :978.623.218.324.7

4. Edisi terbit : November 2019

5. Penulis Buku : Dr.Ahmad Albar Tanjung, M.Si.

Dr.Dede Ruslan,M.Si.

6. Penerbit : Prenadamedia Group

2. Buku Pembanding

6
1. Judul Buku : Manajemen Pemasaran – Teori dan Implementasi

2. Pembahasan : Diferensiasi Produk

3. ISBN : 978.979.29.5829.4

4. Edisi terbit : 2016

5. Penulis Buku : Dr. Sudaryono

6. Penerbit : C.V ANDI OFFSET

BAB II
RINGKASAN ISI
7
2.1 BUKU UTAMA

Diferensiasi produk dapat diartikan sebagai suatu strategi perusahaan untuk

membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing mengenai atribut produk

termasuk harga yang dipandang penting oleh banyak konsumen. Diferensiasi produk

adalah salah satu bentuk utama dari kompetisi nintarif yang terbuka bagi oligopolies yang

berusaha untuk tidak terlibat dalam persaingan harga yang merusak. Terdapat dua jenis

diferensiasi produk, yaitu: Diferensiasi horizontal dan diferensiasi vertical.

A. Diferensiasi Horizontal

Diferensiasi produk horizontal adalah produk atau layanan memiliki kualitas

keseluruhan yang sama atau serupa, tetapi menawarkan kombinasi karakteristik yang

berbeda. Misalnya, Ford Focus, Vauxhall Astra, Honda CRV, Volksswagen Golf dan

Toyota Avanza semuanya adalah merek atau model mobil yang serupa, tetapi masing

masing menawarkan paket atribut yang sedikit berbeda. Sebagian besar pengemudi mobil

dikelas yang relevan akan mengekspresikan preferensi yang mendukung salah satu merek

atau model ini, tetapi [pengemudi yang berbeda mungkin mengekspresikan preferensi

yang berbeda. Sehingga diferensiasi produk horizontal dapat diartikan pada saat

perusahaan menawarkan berbagai produk untuk merespon selera konsumen yang berbeda

beda.

B. Diferensiasi Vertikal

Diferensiasi produk vertical adalah dimana suatu produk atau layanan berbeda

dalam kualitas keseluruhan dari yang lain. Misalnya, satu merek jus buah mungkin

memiliki kandungan buah yang lebih tinggi dan kadar gula yang lebih rendah daripada

merek lain, dan karenanya dapat diakui sebagai merek berkualitas lebih tinggi oleh semua

konsumen. Jika harga merek buah tinggi dan merek gula tinggi sama, sebagian besar atau

8
semua konsumen akan membeli merek buah tinggi. Diferensiasi produk vertical dapat

diartikan ketika suatu perusahaan merespon konsumen yang memiliki kemampuan

membayar kualitas barang dengan membayar kualitas beda pada produk yang sama.

C. Diferensiasi Produk dan Strategis

Karakteristik yang membedakan produk dan layanan yang berbeda dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: alami dan strategis. Dengan diferensiasi produk alami,

karakteristik yang berbeda ini muncul dari atribut atau karakteristik alami buakan dari

tindakan pemasok. Adapun diferensiasi produk strategis, karakteristik yang diciptakan

oleh pemasok: misalnya, melalui keputusan untuk menciptakan merek baru dan

mempromosikannya hanya melalui iklan atau jenis kegiatan pemasaran lainnya.

Factor – factor diferensiasi produk alami, antara lain:

1. Variasi geografis, lokasi penjual secara otomatis membedakan suatu produk atau

layanan dipikiran konsumen;

2. Penggunaan teknologi baru, teknologi baru dapat digunakan untuk membedakan

suatu produk: misalnya, melalui penambahan fitur internet dan email ke telepon

seluler.

3. Merek dan merek dagang, merek dan merek dagang digunakan secara luas untuk

membedakan produk serupa.

4. Perbedaan komunitas atau Negara, disini Negara atau komunitas asal adalah

atribut penentu yang membedakan barang dan jasa. Dengan kata lain produk dan

layanan dari bagian dunia tertentu dianggap berbeda dan berkualitas lebih tinggi.

5. Selera dan preferensi konsumen. Konsumen sendiri memiliki atribut, selerea, dan

preferensi yang berbeda. Akibatnya, karakteristik produk yang paling diinginkan

bervariasi dari satu konsumen ke konsumen lainnya.

9
Adapun factor factor diferensiasi produk strategis adalah:

1. Variasi factor input. Input factor seperti tenaga kerja dan modal jarang homogen.

Ini menciptakan peluang untuk hasil akhir yang diproduksi menggunakan factor

factor produksi yang berbeda untuk dipasarkan akan berbeda dari perusahaan lain.

2. Layanan tambahan. Layanan tambahan sering dapat digunakan untuk

membedakan produk. Bahkan jika produk yang sama tersedia dari dua pemasok,

kondisi sekitar penjualan mungkin berbeda. Pemasok dapat membedakan produk

produk mereka dengan menawarkan kredit yang lebih murah, waktu pengiriman

lebih cepat atau layanan purna jual yang lebih komperhensif.

3. Tingkat perubahan diferensiasi produk. Produk dengan umur alami yang pendek

dapat mengalami keusangan terencana, terutama dalam kasus dimana produk

menyumbang proporsi yang relative kecil dari sebagian besar anggaran konsumen;

4. Ketidaktahuan konsumen. Ketidaktahuan dipihak konsumen dapat memungkinkan

perusahaan untuk melebih lebihkan sejauh mana diferensiasi produk dan layanan

meraka.

2.2 BUKU PEMBANDING

Diferensiasi produk dapat diartikan sebagai kemampuan produsen untuk

menciptakan perbedaan, baik secara fisik maupun non fisik, antara produsen tersebut dan

produk subtitusinya sehingga konsumen tidak lagi menganggap kedua jenis produk

10
tersebut identik aatau mendekati sama. Clarkson dan Miller (1982), mengacu pada Bain

(1968), menyatakan bahwa diferensiasi produk cenderung lebih konsektual untuk diamati

dalam konteks industry barang konsumsi (dibandingkan dengan industry barang

produksi).

Diferensiasi produk dapat dikelompokkan menjadi diferensiasi produk horosontal

dan diferensiasi produk vertical. Diferensiasi produk vertical mengacu pada adanya

perbedaan kualitas secara keseluruhan antara suatu produk dengan produk lainnya

(misalnya produk susu dengan kandungan lemak rendah dan pada susu biasa). Sementara

itu, diferensiasi horizontal mengacu pada adanya perbedaan sejumlah karakteristik antara

suatu produk dengan produk lainnya, namun kualitas produk tersebut secara keseluruhan

hamper sama (misalnya mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Daihatsu Terios, Nissan

Livina, dan produk sejenis dikelasnya.

Clarkson & Miller (1982) mengemukakan sejumlah bentuk aktivitas diferensiasi

produk yang umum dilakukan oleh perusahaan.

1. Aspek Geografis. Factor yang menjadi sumber pembeda produk dilihat dari aspek

geografis adalah lokasi penjualan atau produksi. Contohnya adalah lokasi lokasi penjualan

minimarket yang mendekati tempat tinggal konsumen.

2. Aspek fisik. Yaitu karakteristik (atribut) dan kualitas produk. Contohnya adalah mobil

merk X dijual dengan banyak pilihan warna, dilengkapi dengan mesin yang relative lebih

irit atau interior yang relative lebih luas dari pada mobil sekelas lainnya.

3. Aspek preferensi atau subyektifitas konsumen. Factor yang menjadi sumber pembeda

terkait aspek ini adalah pandangan (loyalitas) konsumen terhadap produk.contoh aktifitas

yang dilakukan untuk mewujudkan diferensiasi dalam aspek preferensi konsumen ini

adalah dengan membangun image suatu produk kepada konsumen melalui proses

pengiklanan, promosi, pengemasan yang elegan dan pemberian label.

11
4. Aspek pelayanan konsumen. Factor yang menjasi sumber pembeda terkait aspek ini

adalah adanya pelayanan yang baik bagi konsumen, seperti staf yang terlatih, antrian yang

pendek, pemrosesan dan prosedur yang sederhana. Contoh, Bank Mandiri yang pertama

kali menerapkan pelayanan yang ramah bagi konsumennya melalui staf yang sopan,

menyapa, dan mengarahkan nasabah yang ingin melakukan transaksi.

Selain beberapa bentuk upaya diferensiasi produk tersebut, masih terdapat berbagai

macam bentuk upaya diferensiasi produk yang dapat dikembangkan oleh perusahaan.

Berbasis pada Lipczynski, et al (2005), sejumlah upaya tersebut dapat ditempuh dengan

mengembangkanb sejumlah sumber diferensiasi produk, seperti 1) penentuan lokasi, 2)

penerapan teknologi baru, 3) pengkombinasian atau [emvariasian berbagai jenis input, 4)

pemberian jasa tambahan/pelengkap untuk setiap transaksi pembelian, dan 5) penciptaan

image positif produk bagi konsumen.

Tingkat diferensiasi produk dapat diindikasikan oleh tingkat elastisitas harga silang

(cross price elasticity of demand) dan tingkat loyalitas konsumen terhadap suatu merek

(brand loyalty). Cross price elasticity of demand merupakan presentase perubahan

permintaan produk ketika terjadi perubahan harga produk substitusinya sebesar 1 persen.

Sementara itu, brand loyalty menunjukkan perilaku konsumen ketika dihadapkan pada

kondisi untuk memilih berbagai jenis barang yang ditawarkan oleh sejumlah konsumen.

Dalam konteks bisnis yang semakin kompetitif, produsen, dan pemasok “dipaksa”

mencari cara baru untuk membedakan berbagai penawaran yang mereka ciptakan bagi

pelanggan (Ulaga dan Eggert, 2006; Skarp dan Gadde, 2008). Berbagai strategi pasar

perusahaan menawarkan pedoman yang dapat memperkuat posisi pasar perusahaan dan

meningkatkan diferensiasi yang unggul atau bersaing (Jacob dan Ulaga, 2008).

12
Dari segi internal perusahaan, fungsi pemasaran perlu memberikan dukungan bagi

diferensiasi. Fungsi pemasaran juga perlu melakukan berbagai inovasi pemasaran untuk

mengambangkan dan mempertahankan keunggulan berdasarkan strategi diferensiasi.

Keunggulan bersaing diperoleh dengan menawarkan konsumen nilai yang lebih besar

seperti harga yang murah atau manfaat lebih banyak. Dalam pemasaran, strategi membuat

perbedaan pada produk dan jasa disbanding pesaing disebut diferensiasi (differentiation)

sebagai langkah awal strategi penetapan posisi (positioning).

Diferensiasi diperlukan agar pelanggan dan mitra bisnis lebih tertarik dangan produk,

jasa, atau distribusi suatu perusahaan dibandingkan produk perusahaan lain. Namun bukan

berarti diferensiasi hanya sekedar “asal berbeda”, tapi ini harus memiliki karakteristik lebih

unggul dari pesaing dan bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau mitra

bisnis.

Jenis dan Masalah Diferensiasi

Miller (1988) menjelaskan bahwa keunikan sebagai bagian dari diferensiasi bisa saja

berbasis inovasi atau berbasis citra. Kotler dan Amstrong (2012) menjelaskan beberapa jenis

diferensiasi yang dapat diterapkan perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing

yaitu: diferensiasi produk, difernsiasi jasa/layanan, diferensiasi saluran/distribusi,

diferensiasi orang (personil), dan diferensiasi citra.

Diferensiasi produk dilakukan pada aspek wujud fisik produk, seperti fitur, kinerja,

warna kemasan, daya tahan, rasa, corak, dan disain. Kemasan produk bisa dimodifikasi agar

terlihat menarik, segar, dan berbeda dari pesaing. Mobil Toyota dan Mobil Honda sering

dinilai melakukan face lift (perubahan desain) untuk penyegaran agar konsumen tidak

merasa bosan. Perubahan ini hanya dilakukan dari segi tampilan saja, jarang sekali

melakukan perubahan besar sampai ke mesin dan rangka mobil yang memerlukan biaya

besar.

13
Diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik.

Diferensiasi memerlukan penelitian pasar yang cukup serius agar bisa benar - benar

berbeda, juga diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk biasanya

hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa

mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.

Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai

keinginan konsumen potensial yang dituju. Jika pasar melihat produk memiliki perbedaan

dibandin produk pesaing, anda akan lebih mudah mengambangkan bauran pemasaran

(marketing mix)untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi

yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke factor lain, seperti karakteristik

produk, strategi distribusi atau variable variable promotif lainnya. Kelemahan diferensiasi

adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar – besaran.

Product Bundling

Product Bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan beberapa produk

dalam satu paket.strategi ini sangat umum digunakan dalam bisnis paket liburan, paket

shampoo dan conditioner, atau perangkat lunak (software).

Lini Produk

Lini produk adalah kelompok produk yang berhubungan erat karena memiliki fungsi

serupa, dijual kepada kelompok pelamggan yang sama, dipasarkan melalui jenis took yang

sama, atau masuk pada kisaran harga yang sudah ada. Misalnya General Motors membuat

lini mobil, Nike membuat beberapa lini sepatu atletik, dan Motorola membuat beberapa lini

produk telekomunikasi (Thamrin Abdullah, 2012). Dalam mengembangkan strategi lini

produk, pemasaran menghadapi sejumlah keputusan sulit: panjang lini produk,

memperpanjang kebawah, memperpanjang ke atas, memperpanjang kedua arah, mengisi lini

produk, modernisasi lini produk, dan menonjolkan lini produk.

14
Dalam strategi diferensiasi, perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan

barang dengan karakteristik tertentu yang khas yang pada akhirnya mengakibatkan barang

tersebut dianggap unik dan bahkan eksklusif oleh konsumen. Manajemen memiliki banyak

pilihan pendekatan (dan teknik) dalam menerapkan strategi diferensiasi, antara lain melalui:

rasa. Desain, citra prestos, reputasi, teknologi, pelayanan konsumen, jaringan distribusi,

ketersediaan suku cadang, kualitas, dan keragaman jenis barang. Akan tetapi nampaknya

strategi diferensiasi hanya dapat menjadi keunggulan bersaing dalam waktu yang relative

panjang dika didasarkan pada kualitas, teknologi, dan pelayanan konsumen. Pendekatan

yang lain hanya memiliki siklus kehidupan yang relative pendek.

Strategi diferensiasi baru berhasil diterapkan jika meajemen mampu memenuhi

persyaratan organisatoris, sumber daya manusia, dan sumber dana yang diperlukan.

Perusahaan hendaknya memiliki keunggulan penelitian dasar dan kepemimpinan teknologi

yang pada gilirannya mampu menghasilkan (merekayasa) produk baru yang berkualitas dan

dinilai unik oleh konsumen. Perusahaan hendaknya memiliki keunggulan dalam manajemen

pemasaran dan secara khusus dapat membangun kerjasama yang harmonis dengan sluran

distribusi yang terkait. Dalam implementasinya, manajemen hendaknya mampu

mengkoordinasi berbagai aktivitas manajemen fungsional yang pokok: penelitian dan

pengembangan, rekayasa produk baru, dan pemasaran.

Jika strategi ini berhasil diterapkan, biasanya perusahaan mampu mempraktekkan

kebijaksanaan harga premium. Akibatnya, perusahaan tersebut mampu memperoleh laba

lebih besar disbanding rata-rata industry. akan tetapi hendaknya juga diingat bahwa

biasanya diferensiasi juga mengakibatkan peningkatan biaya. Oleh karena itu, manejemen

hendaknya membandingkan kemungkinan peningkatan laba yang diperoleh dan sekaligus

meningginya biaya yang harus ditanggung. Disamping itu, biasanya perusahaan yang

berhasil menerapkan strategi diferensiasi juga mampu mendapatkan loyalitas merek yang

15
tinggi, karena ketertarikan dan ketrikatan konsumen yang amat tinggi terhadap barang yang

dihasilkan. Apalagi jika pilihan strategi tersebut tak segera diikuti oleh perusahaan lain.

Namun demikian ini tidak berarti penerapan strategi diferensiasi tanpa mengandung

resiko. Peratama, sekiranya pembeli tidak melihat keunikan yang signifikan pada barang

tersebut, strategi diferensiasi amat dengan mudah dapat ditandingi oleh strategi harga

murah. Diferensiasi gagal menimbulkan efek perbaikan kualitatif bagi pembeli barang

tersebut – misalnya pada peningkatan status. Kedua, strategi diferensiasi juga tak hendak

menghasilkan keuntungan yang optimum jika imitasi terhadap barang tersebut dapat dengan

mudah dan cepat dilakukan. Dengan demikian, diferensiasi hamper selalu menuntut

keunikan yang berkelanjutan yang berjangka relative panjang. Terakhir, strategi diferensiasi

juga tak mudah diterapkan jika perbedaan antara harga premium yang ditawarkan dengan

harga barang pesaing yang menggunakan strategi keunggulan biaya terendah terlampau

jauh. Kesalahan ini lebih mudah terjadi karena mudah terjadi karena perusahaan melakukan

diferensiasi secara berlebihan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kritik Buku Utama

16
Buku utama dengan judul “Ekonomi Industri – Teori dan kebijakan´merupakan buku

karangan Dr. Ahmad Albar Tanjung, M.Si dan Dr. Dede Ruslan, M.Si yang terdapat

didalamnya pembahasan tentang diferensiasi produk. Buku ini diterbitkan oleh

Prenadamedia Group dengan tebal buku 192 halaman.

Dari segi isi, buku ini sangat direkomendasikan karna penyajiannya yang lengkap,

didalamnya terdapat pengertian dari diferensiasi produk, jenis-jenis diferensiasi produk

yang dijelaskan dengan sangat rinci. Termasuk didalamnya contoh-contoh yang dapat

membuat pembaca semakin mengerti dengan pembahasan yang disuguhkan. Juga terdapat

persamaan-persamaan, kurva, dan gambar yang membuat buku ini menjadi pedoman

penulis sebagai buku utama dalam makalah ini.

Dari segi penulisan, buku ini menggunakan kata yang sederhana dengan penyusunan

kata yang rapih sehingga pembaca akan cepat memahami isi buku. Dengan penyajian yang

sederhana ini maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini.

3.2 Kritik Buku Pembanding

Buku pembanding 3 dengan judul “Manajemen Pemasaran – Teori dan Implementasi”

merupakan buku karangan Dr.Sudaryono yang juga terdapat didalamnya pembahasan

tentang diferensiasi produk. Buku ini diterbitkan oleh C.V Andi Offset.

17
Pembahasan tentang diferensiasi pada buku ini sangat sedikit, hanya terdapat

pengertian, dan tujuan. Informasi yang diberikan pada buku ini tentang diferensiasi produk

tidak lengkap. Dari segi penulisan, buku ini menggunakan kata yang sederhana dengan

penyusunan kata yang rapih sehingga pembaca akan cepat memahami isi buku. Dengan

penyajian yang sederhana ini maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini.

Buku ini menyuguhkan diferensiasi produk sebagai salah satu dari strategi pemasaran

untuk meningkatkan keuntungan suatu perusahaan. Terdapat juga pembahasan tentang

keunggulan dari diferensiasi produk. Terdapat gambar dan grafik pada buku ini menjadikan

buku ini memiliki nilai tambah.

Dari segi penulisan, buku ini juga menggunakan kata yang sederhana dengan

penyusunan kata yang rapih sehingga pembaca akan cepat memahami isi buku. Dengan

penyajian yang sederhana ini maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

18
Diferensiasi produk dapat diartikan sebagai suatu strategi perusahaan untuk

membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing mengenai atribut produk

termasuk harga yang dipandang penting oleh banyak konsumen. Diferensiasi produk dapat

dikelompokkan menjadi diferensiasi produk horosontal dan diferensiasi produk vertical.

Diferensiasi produk vertical mengacu pada adanya perbedaan kualitas secara keseluruhan

antara suatu produk dengan produk lainnya. Diferensiasi horizontal mengacu pada adanya

perbedaan sejumlah karakteristik antara suatu produk dengan produk lainnya, namun

kualitas produk tersebut secara keseluruhan hampir sama.

Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai

keinginan konsumen potensial yang dituju. Jika pasar melihat produk memiliki perbedaan

dibandin produk pesaing, anda akan lebih mudah mengambangkan bauran pemasaran

(marketing mix)untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi

yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke factor lain, seperti karakteristik

produk, strategi distribusi atau variable variable promotif lainnya. Kelemahan diferensiasi

adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar – besar

4.2 Saran

Sebaiknya buku utama dan buku pembanding bisa saling mengisi kekurangan dari

buku masing-masing. Sehingga buku tersebut dapat meningkatkan semangat dan kreatifitas

pembacanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L., Kusuma, S., E. 2014. Ekonomika Industri: Pendekatan Struktur, Perilaku, dan

Kinerja. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Muhammad, S. 2017. Manajemen Strategik: Konsep dan Alat Analisis. UPP STIM YKPN,

Yokyakarta.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran: Teori dan Implimentasi. C.V Andi Offset,

Yogyakarta.

Tanjung, A.A., Ruslan, D. 2019. Ekonomi Industri: Teori dan Kebijakan. Prenadamedia

Group, Jakarta.

Wibowo, A., I dkk. 2014. Sari-sari Pemasaran & Aplikasinya di Dunia Bisnis. Prasetiya

Mulya Publishing, Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai