Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)

Nama Mahasiswa : Ines Amelia


NIM /Prodi : 5173343021/ Pend. Tata Busana
Judul Buku 1 : Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat
dan pendidikan
Nama Pengarang 1 : Prof. Dr. H. Jalaluddin
Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed.
Penerbit/Thn Terbit/jlh hlm : PT. RajaGrafindo Persada/2014/244
Judul Buku 2 :
Nama Pengarang 2 :
Penerbit/Thn Terbit/jlh hlm :

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pengetahuan maupun

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk bentuk maupun menambah isi makalah agar
lebih baik lagi.

Karena keterbatasan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 1

C. Manfaat 1

BAB II ISI BUKU

BAB III PEMBAHASAN i

A. Keunggulan ii

B. Kelemahan 1

BAB IV PENUTUP 1

A. Kesimpulan 1

B. Rekomedasi 1

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan penulisan CBR


Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah kepemimpinan dalam
dua/lebih buku yang berbeda.

1.3. Manfaat CBR


• untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan.
• Untuk mengetahui metode dan sifat-sifat seorang pemimpin.
• Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam pemimpin.

1.4. Identitas buku


• Judul : Kepemimpinan dalam organisasi
• Edisi : Ketiga 2008
• Pengarang : Noorsyamsa Djumara
• Penerbit : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
• Kota terbit :New York Chicago San Francisco Lisbon london
• Tahun terbit : 2008
• ISBN : 979-8619-61-7

BAB II
ISI
2.1. BUKU I
2.1.1. BAB I

1
Kata “Kepemimpinan” terjemahan dari bahasa Inggris “Leadership”
yang menurut Ensiklopedi Umum dalam tahun 1993 penerbit Yayasan Kanisius
diartikan sebagai “hubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia,
karena ada kepentingan yang sama”. Stephen Covey seorang “guru” di bidang
manajemen menyatakan bahwa pemimpin yang berhasil di abad 21 adalah yang
mempunyai visi, keberanian serta kerendahan hati untuk terus menerus belajar dan
mengasah kecakapan dan emosinya. Seorang pemimpin yang cerdas bukanlah suatu
jaminan untuk memimpin suatu unit organisasi yang efektif dan efisien, karena
seorang pemimpin selain memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memimpin
juga dituntut berperilaku sebagai panutan dan tauladan bagi bawahannya. Guna
memahami siapa dirinya, maka seorang pemimpin perlu menggali potensi-potensi
yang ada pada dirinya dan berlatih untuk menyempurnakannya sehingga mampu
berperan sebagai seorang pemimpin yang berprinsip dan efisien. Materi pokok yang
dibahas dalam modul ini adalah:
1. Prinsip dasar yang efektif;
2. Gaya kepemimpinan;
3. Kecerdasan Emosional (EQ);
4. Penerapan dan pengembangan kepemimpinan yang efektif.
Intinya adalah Modul ini membahas pengertian tentang dasar kepemimpinan yang
efektif, gaya kepemimpinan serta pengertian EQ (Emotional Quotient) atau
kecerdasan emosional yang mempengaruhi kepemimpinan.

2.1.2. Prinsip Dan Dasar Kepemimpinan Yang Efektif (BAB II)

Kepemimpinan akan berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan


oleh seorang pemimpin. Lalu siapakah pemimpin tersebut ? Menurut Hamhiel dan
Coons, pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya. Menurut
Panji Anoraga yang disebut pemimpin adalah seseorang yang aktif dalam membuat
terlaksana, bertugas sebagai koordinator, mengusahakan dan melaksanakan suatu
kerja untuk mencapai tujuan bersama (Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan,
halaman 23). DR. Winardi, SE dalam bukunya Pengantar Ilmu Manajemen (suatu
pendekatan sistem) mengatakan bahwa “seorang pemimpin adalah seseorang yang

2
karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi
dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha
bersama ke arah pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
Dalam fungsi bersifat interpersonal meliputi 3 (tiga) macam peran seperti :
a. Figurehead Sebagai pimpinan satuan organisasi kadang-kadang harus tampil
dalam berbagai upacara resmi dan undangan
b. Berperan sebagai Leader (penggerak) Dalam hal ini seorang manajer harus
mampu memberikan bimbingan sehingga bawahan dapat dibina dan dikembangkan
dalam pelaksanaan tugas.
c. Berperan sebagai Liaison (penghubung) Dalam hal ini manajer harus
mengembangkan hubungan kerjasama, bukan hanya dengan bawahan melainkan
lingkungan kerja di luar satuannya dalam saling tukar.
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen
akan berhasil dengan baik apabila seorang pemimpin mampu melaksanakan tugas
dan peranannya secara baik. Di samping itu juga menerapkan kepemimpinan
berprinsip. Kepemimpinan berprinsip adalah suatu gagasan alternatif yang
ditawarkan kepada para pemimpin untuk mengatasi problemproblem manajerial.
Dalam hal ini lebih menitikberatkan pada perbaikan perilaku manusia yang berada di
belakang kemudi organisasi sebagai tumpuan harapan perbaikan kinerja organisasi.
Kepemimpinan berprinsip mempunyai ciri-ciri yang berorientasi kepada
pembangunan dan kebersamaan. Orientasi pembangunan diterapkan ke dalam
pembangunan diri dan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk selalu belajar,
memperbaiki karakter dan mengarahkan visi ke depan. Sementara orientasi
kebersamaan diwujudkan dalam sikap toleransi, sinergi dan 24 Kepemimpinan
Dalam Organisasi pelibatan staf dan karyawan maupun mitra kerja di dalam
pemecahan masalah-masalah yang ada. Orientasi pembangunan merupakan hal yang
amat positif sebagai landasan perjuangan suatu organisasi.

2.1.3. Pendekatan Gaya Kepemimpinan (BAB III)

Pendekatan Teori Sifat (Traits Theory), Pendekatan teori ini lebih


menekankan pada atribut-atribut/ciriciri pribadi yang dimiliki oleh seorang
pemimpin. Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang

3
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau watak, kualitas pribadi yang dimiliki oleh
seorang pemimpin. Kualitas tersebut menyangkut aspek fisik dan psikis.
Pendekatan Perilaku (Behaviour Theory) Teori ini dikembangkan mulai awal
tahun 50-an, akibat ketidak puasan dari teori sifat. Teori ini lebih menitikberatkan
pada keberhasilan seorang pemimpin dipengaruhi oleh perilaku seorang pemimpin.
Pendekatan Situasional Pendekatan teori ini lahir karena teori sifat dan
pendekatan perilaku tidak banyak memberikan jawaban dalam gaya kepemimpinan.
Mengapa demikian? Karena keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berasal dari dirinya, namun juga variabel-variabel lain, di
antaranya adalah visi dan misi organisasi, sifat pekerjaan, lingkungan organisasi serta
karakteristik individu yang terlibat dalam organisasi.
Pendekatan Situasional Pendekatan teori ini lahir karena teori sifat dan
pendekatan perilaku tidak banyak memberikan jawaban dalam gaya kepemimpinan.
Mengapa demikian? Karena keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berasal dari dirinya, namun juga variabel-variabel lain, di
antaranya adalah visi dan misi organisasi, sifat pekerjaan, lingkungan organisasi serta
karakteristik individu yang terlibat dalam organisasi. Pendekatan ini memberikan
arti yang cukup banyak bagi pemimpin dalam prakteknya, yaitu dengan memasukan
38 Kepemimpinan Dalam Organisasi pertimbangan situasi secara keseluruhan dalam
rancangan kegiatan.
2.1.4. Kecerdasan Emosional (BAB IV)
Emosi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti menggerakkan,
bergerak ditambah awalan-me untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan
bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Sedangkan
menurut Oxford English Dictionary yang dimaksud dengan emosi adalah “setiap
kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat
dan meluap-luap”. Sedangkan menurut Prof DR Sarlito Wirawan Sarwono
mengatakan bahwa yang disebut dengan emosi adalah sisi lain dari kepribadian yang
diwujudkan dalam perasaan/affect yang positif maupun negatif dan ditampilkan
dalam berbagai perilaku seperti senyum, tawa, teriak, tangis, agresi dan lain
sebagainya. Menurut Descrates tahun l596-l650 mengatakan bahwa pada dasarnya
dalam diri setiap manusia terdapat 6 (enam) emosi dasar yaitu : 1. Joy (senang); 2.

4
Sorrow( sedih); 3. Love (Cinta); 4. Desire (hasrat); 5. Rage (marah); 6. Wonder
( kagum).
ciriciri pemimpin yang cerdas secara emosi antara lain:
1. Mampu menyadari dirinya sendiri termasuk di dalamnya mampu
mengidentifikasi diri dan efeknya, menilai diri sendiri secara teliti termasuk
kekuatan dan kelemahan dirinya serta percaya kepada dirinya sendiri dalam
arti memiliki harga diri dan kemampuan diri.
2. Mampu mengendalikan diri Pemimpin tipe ini harus mampu mengelola
emosinya secara efektif, memiliki kejujuran dan integritas yang tinggi,
bertanggung jawab, mampu melakukan adaptasi dengan baik serta terbuka
terhadap hal-hal yang baru.
3. Memotivasi diri dengan efektif Memiliki kebutuhan akan berprestasi yang
tinggi (Needs Achievement), ingin menjadi yang terbaik, komitmen pada
sasaran kelompok dan organisasi, berinisiatif dan selalu memanfaatkan
kesempatan serta selalu “optimis”.
4. Memiliki kepekaan terhadap orang lain Seorang pemimpin harus mampu (1).
memahami orang lain baik perilaku, perasaan, pandangan serta potensi yang
dimiliki oleh anak buahnya serta mampu memberdayakan secara maksimal;
(2). berorientasi pada pelayanan dalam artian mampu mengantisipasi,
mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain; (3).
mengembangkan orang lain yakni sadar akan kebutuhan orang lain dan
mengusahakannya; (4). 62 Kepemimpinan Dalam Organisasi mampu
mengatasi keragaman serta (5). kesadaran politis yakni mampu membaca arus
emosi kelompok dan kekuasaan.
5. Memiliki keterampilan sosial Seorang pemimpin perlu memiliki kecakapan
membina hubungan dengan orang lain.
Emosi adalah sisi lain dari kepribadian yang diwujudkan dalam
perasaan/affect yang positif maupun negatif dan ditampilkan dalam berbagai
perilaku. Modul Diklatpim Tingkat III 69 Kecerdasan emosi sesungguhnya berkaitan
dengan pikiran rasional, sedangkan spiritual intelegence adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai yaitu kecerdasan untuk

5
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya.

2.2. BUKU II

2.2.1. Manusia: berpikir dan Berperilaku (BAB I)

Berpikir adalah kegiatan manusia yang paling utama. Sederhananya, setiap


perilaku manusia yang bertujuan, selalu diawali dari proses berpikir. Dengan
perkataan lain, perilaku kita biasanya didasari oleh pencapaian suatu tujuan yang
kurang jelas dan tidak dimengertioleh orang lain. Berdasarkan pengakuan bahwa
manusia pada dasarnya adalah makhluk yang penuh dengan kekurangan , maka
kadang-kadang seseorang terdorong untuk mengubah perilaku-perilakunya yang
dirasa kurang baik atau kurang sesuai dan mengubah perilakunya dengan lebih baik
lagi.

Kaitannya dengan seorang pemimpin adalah Seorang pemimpin apa pun


definisinya pada dasarnya perlu sekali untuk mengetahui dan memperkirakan
perilaku atasan, bawahan, maupun rekan sederajatnyadalam usaha mencapai tujuan.

2.2.2. Perilaku Manusia (BAB II)

Sesuai dengan kodratnya, manusia memang makhluk yang sangat kompleks.


Menurut J.L.Holland ada enam dimensi perilaku manusia:

1. Realistic, seorang yang realis adalah orang yang berhasil mencapai kesuksesan
dalam hidupnya dengan cara mencari objektivitas dan tujuan serta tugas yang
konkret.
2. Intellectual, seorang intelektual adalah orang yang berhasil mencapai
kesuksesan dalam hidupnya melalui pemanfaatan intelegensinya dengan cara
memanfaatkan gagasan-gagasan, kata-kata, dan symbol-simbol.
3. Social, orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya dengan cara
memilih pekerjaan yang membutuhkan kemampuan interpersonal dan minat
berinteraksi dengan orang lain.
4. Conventional, berhasil mencapai kesuksesan hidup dengan cara memilih
tujuan dan tugas sesuai peraturan dan kaidah.
6
5. Enterprising, berhasil mencapai kesuksesan hidup dengan cara memilih tujuan
dan tugas yang memperkenankan pemunculan kapasitas bekerja yang tinggi.
6. Artistic, berhasil mencapai kesuksesan hidup dengan menggunakan perasaan,
emosi, intuisi, dan imajinasinya

Di hubungkan dengan cara memimpin, maka sesuai dengan watak manusia, orientasi
sesorang didalam memimpin akan berakibat pada cara memimpinnya yang berbeda.
Secara ekstrem terdapat dua macam pendekatan yang berbeda, yaitu otokratis dan
demokratis. Otokratis yaitu berorientasi pada pekerjaan, pelaksanaan tugas,
sedangkan yang demokratis berorientasi pada hubungan kemanusiaan.

2.2.3. Pemimpin dan kepemimpinan (BAB III)

Sebuah oranisasi harus memiliki visi, misi, dan

BAB III
PEMBAHASAN

7
1.1. Keunggulan
1.1.1 Buku I
Berdasarkan buku yang telah dibaca dapat beberapa keunggulan yang ditemukan
diantaranya:
1. Buku memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca
2. Buku menampilkan gambar dan warna sehingga memiliki ketertarikan bagi
sipembaca
3. Buku terlihat lebih simple karena buku lebih banyak menjelaskan ke inti dari
menjahit
4. Buku tersebut menjelaskan lebih detail bagaimana menjahit dengan gampang.

3.1.2. Buku II

1.2. Kelemahan
1.2.1. Buku I
1. Buku tersebut tidak menampilkan hasil dari akhir jahitan
2. Buku tidak memiliki latar belakang
3. Buku tidak memiliki kesimpulan dan saran

3.2.2. Buku II

8
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. www.computer1001.com/2008/11/cara-membuat-dan- mengatur-posisi-


nomor.html. Diakses pada tanggal 14 September 2017.

Emanmendrofa.2014.blogspot.co.id?2014/11/cara-membuat-letak-nomor-halaman-
yang.html. Diakses pada tanggal 14 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai