LEADERSHIP
Dosen Pengampu:
Paijan, SE, MM
Disusun Oleh :
Benny Isnandi 43118110335
Indah Widiastuti 43118110311
Fitria Indah Sari Rachman 43118110327
Muhammad Daffa Ferdyansyah 43118110320
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah ”Kepemimpinan Team”. Makalah ini di susun untuk
memenuhi salah satu TUGAS BESAR 1 mata kuliah LEADERSHIP.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap
penyusun. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu
persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………
Kesimpulan………………………………………………………………………
Saran…………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
3
BAB I
DEFINISI DAN FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN
Untuk lebih memahami dan mengerti tentang kepemimpinan dapat kita lihat
pendapat lain dari Theo Haiman dan William G. Scott yang dikutip oleh Sutarto (1998 :
63) dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar kepemimpinan administrasi :
“Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan, dipimpin dan dipengaruhi
dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.”
Kepemimpinan timbul jika ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama
lain. Sebagai contoh jika bahaya mengancam suatu kelompok dan kelompok tersebut
4
berubah menjadi massa yang mulai bertindak sendiri – sendiri maka tindakannya sulit
ditebak karena bersifat terpencar.
Jadi agar kepemimpinan menjadi operasional, maka diperlukan adanya interaksi dinamis
dari ketiga macam faktor yang disebut tadi.
5
Untuk memulai pemahaman tentang Pemimpin ini, perlu memperhatikan
pengertian tentang pemimpin :
Menurut Hersey dan Blanchard, “Pemimpin adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang
telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi”.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga
macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:
alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),
aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga
setiap orang menuju kearah yang sama).
allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan
mengubah cara mereka bekerja).
Sedangkan yang dipimpin adalah seorang atau sekelompok orang yang
merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap
melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan.
Fungsi pokok pemimpin dalam management organisasi di bagi dalam empat kategori,
yaitu :
1) Planing (Perencanaan )
2) Organizing (Pengorganisasian)
6
orang atau individu, ada kerja sama, dan ada tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
Fungsi kepemimpinan bagi pemimpin adalah implementasi aransemen yang
sudah disusun pemimpin melalui dukungan orang lain.
Fungsi pengendalian/ pengawasan bagi pemimpin adalah : kemampuan
pemimpin dalam melakukan fungsi – fungsi pengendalian yaitu : Tani Handoko
(1997:359-160) mendefinisikan pengendalian sebagai suatu proses untuk
menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Hal
ini berarti berkenaan dengan cara – cara membuat kegiatan – kegiatan sesuai
yang direncanakan.
1. Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader is born
and not made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para
penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin
akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.
2. Teori Sosial. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang
mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan
pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung
kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran
teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa
seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah
memiliki bakat kepemimpinan.
4. Teori Trait : Teori ini mempercayai bahwa pemimpin memiliki cara yang
bervariasi karena mereka memiliki karakteristik atau disposisi yang sudah
7
melekat dalam dirinya. Ada 5 karakteristik yang utama menurut teori ini, yaitu :
1) percaya diri, 2) empati, 3) ambisi, 4) ember diri, 5) rasa ingin tahu.
Teori ini mengatakan bahwa anda dilahirkan sebagai pemimpin dan bahwa
kepemimpinan tidak dapat dipelajari.
5. Teori Situational : Teori ini menekankan bahwa pemimpin muncul dalam
situasi yang berbeda untuk menyesuaikan perbedaan kebutuhan dan lingkungan.
8
BAB II
Organisasi Sebagai Pemimpin
9
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana sumber kuasa
atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi otoritas berada di tangan
pemimpin, karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya
serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui
ancaman dan hukuman. Perilaku demokratis; perilaku kepemimpinan ini memperoleh
sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Hal ini terjadi jika bawahan
dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinannya berusaha
mengutamakan kerjasama dan team work untuk mencapai tujuan, di mana si pemimpin
senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya. Kebijakan di sini
terbuka bagi diskusi dan keputusan kelompok.
Model Kepemimpinan Ohio
Struktur inisiasi mengacu kepada perilaku pemimpin dalam menggambarkan
hubungan antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola
organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik.
Model Kepemimpinan Likert (Likert’s Management System).
Likert dalam Stoner (1978) menyatakan bahwa dalam model kepemimpinan
dapat dikelompokkan dalam empat sistem, yaitu sistem otoriter, otoriter yang bijaksana,
konsultatif, dan partisipatif.
Model Kepemimpinan Managerial Grid
Dalam model manajerial grid yang disampaikan oleh Blake dan Mouton dalam
Robbins (1996) memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya
terhadap tugas dan perhatian pada orang.
Model Kepemimpinan Kontingensi
Menurut model kepemimpinan ini, terdapat tiga variabel utama yang cenderung
menentukan apakah situasi menguntungkan bagi pemimpin atau tidak. Ketiga variabel
utama tersebut adalah : hubungan pribadi pemimpin dengan para anggota kelompok
(hubungan pemimpin-anggota); kadar struktur tugas yang ditugaskan kepada kelompok
untuk dilaksanakan (struktur tugas); dan kekuasaan dan kewenangan posisi yang
dimiliki (kuasa posisi).
10
Model Kepemimpinan Tiga Dimensi
Model tiga dimensi ini, pada dasarnya merupakan pengembangan dari model
yang dikembangkan oleh Universitas Ohio dan model Managerial Grid. Perbedaan
utama dari dua model ini adalah adanya penambahan satu dimensi pada model tiga
dimensi, yaitu dimensi efektivitas, sedangkan dua dimensi lainnya yaitu dimensi
perilaku hubungan dan dimensi perilaku tugas tetap sama.
11
4) Pendidikan
5) Ciri-ciri biologis
12
Pemimpin modern
14
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (leadership style), yakni pemimpin yang menjalankan
fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya
tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas
atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana pembedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada
imbalan atau reward (baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah digunakan
gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya, jika pendekatannya menekankan pada
hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi,
tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Kepemimpinan Efektif
Pada tataran yang lebih tinggi, kepemimpinan dapat dijabarkan sebagai
serangkaian perilaku yang jarang dapat ditiru oleh kebanyakan orang. Di antara kedua
pandangan ini terdapat hubungan yang khas dan unik di antara orang yang memimpin
dan yang mengikuti. Pemikiran terkini menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
suatu proses dan bukan kedudukan, dan bahwa kepemimpinan terutama menyangkut
pengelolaan hubungan. Sambil belajar dan membaca lebih lanjut mengenai
kepemimpinan, Anda akan segera menemukan bahwa terdapat demikian banyak
pandangan dan rumusan, tanpa ada aturan yang mutlak.
Tugas Kepemimpinan
Kepemimpinan ditinjau dari sisi struktur inisiasi dan konsideransinya, maka
dalam model manajerial grid yang disampaikan oleh Blake dan Mouton dalam Robbins
(1996) memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap
tugas dan perhatian pada orang.
15
Menurut Blake dan Mouton ini, kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi empat
kecenderungan yang ekstrim dan satu kecenderungan yang terletak di tengah-tengah
keempatnya, adalah :
1. Impoverished leadership (Kepemimpinan yang Tandus), dalam kepemimpinan
ini si pemimpin selalu menghidar dari segala bentuk tanggung jawab dan
perhatian terhadap bawahannya.
2. Team leadership (Kepemimpinan Tim), pimpinan menaruh perhatian besar
terhadap hasil maupun hubungan kerja, sehingga mendorong bawahan untuk
berfikir dan bekerja (bertugas) serta terciptanya hubungan yang serasi antara
pimpinan dan bawahan.
3. Country Club leadership (Kepemimpinan Perkumpulan), pimpinan lebih
mementingkan hubungan kerja atau kepentingan bawahan, sehingga hasil/tugas
kurang diperhatikan.
4. Task leadership (Kepemimpinan Tugas), kepemimpinan ini bersifat otoriter
karena sangat mementingkan tugas/hasil dan bawahan dianggap tidak penting
karena sewaktu-waktu dapat diganti.
5. Middle of the road (Kepemimpinan Jalan Tengah), di mana si pemimpin cukup
memperhatikan dan mempertahankan serta menyeimbangkan antara moral
bawahan dengan keharusan penyelesaian pekerjaan pada tingkat yang
memuaskan, di mana hubungan antara pimpinan dan bawahan bersifat
kebapakan.
16
BAB III
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir
dari proses internal (leadership from the inside out).
17
BAB IV
Daftar Pustaka
18