Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam


kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Dalam
sebuah organisasi diperlukan seorang pemimpin yang memiliki kecakapan dan
kebijaksanaan agar suatu organisasi tersebuta dapat mencapai tujuan yang telah
dicapai bersama. Karena keberhasilan suatu kelompok itu terletak pada
pemimpinnya. Dalam perkembangannya, masih banyak yang tidak mengertia akan
makna kepemimpinan dalam suatu kelompok atau organisasi. Hal ini yang terkadang
menjadi permasalahan dalam sebuah kelompok yang berakibat pada keberhasilan
suatu kelompok tersebut.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi atau kelompok


memerlukan pendekatan-pendekatan yang konkret. Banyak pemimpin yang
memerintah secara semena-mena karena tidak mengetahui apa sebenarnya
pemimpin itu dan apa saja fungsi dan tugas ddari pemimpin tersebut.

1.2 TUJUAN
1. Memenuhi salah satu syarat dalaM penyelesaian tugas pokok Mata Kuliah
Kepemimpinan
2. Menambah wawasan Pembaca mengenai arti Kepemimpinan
3. Meningkatkan motivasi Pembaca mengenai kepemimpinan agar mampu
menjadi pemimpin yang diharapkan
4. Menguatkan pemahaman Pembaca mengenai makna kepemimpinan

1.3 MANFAAT
1 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan
2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritis buku
3. Menumbuhkan pola pikir yang kreatif dan kemauan dalam membaca buku
1.4 IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA (Buku Satu)
1. Judul : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
2. Edisi : Enam (6)
3. Pengarang/Editor : Wahjosumidjo
4. Penerbit : Rajawali Pers
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2008
7. ISBN : 978-421-670-4

BUKU KEDUA (Buku Pembanding)

1. Judul : DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN

ADMINISTRASI

2. Edisi : -
3. Pengarang/Editor : Drs. Sutarto
4. Penerbit : Gajah Mada University Pers
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit : 1989
7. ISBN : 979-420-039-5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama : Kepemimpinan Kepala Sekolah

Penulis : Wahjosumidjo

BAB I PENDAHULUAN

Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin harus menimbulkan kemauan yang


kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada bawahan dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing dan memberikan bimbingan dan mengarahakan para
bawahan serta memberikan dorongan, mamacu dan berdiri di depan demi kemajuan
dan memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan.

Apabila seorang kepala sekolah ingin berhasil menggerakkan bawahnnya, maka


seorang kepala sekolah harus :

- Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau
bertindak keras
- Mampu melakukan tindakan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan
semangat dan percaya diri
- Mampu membujuk bawahan, sehingga bawahan yakin apa yang dilakukan
adalah benar.

BAB II TINJAUAN TEORITIK

Kepemimpinan menurut Robert Tannenbaum, Irving R. Weschler, dan Fred


Massarik (1961) adalah Leadership is interpersonal influence exercised in a
situation, and directed, through the communication procees, toward the attainment of
a specified goal or goals. ( Kepemimpinan adalah saling pengaruh antar pribadi,
dilatih dalam situasi dan diarahkan, melalui proses komunikasi untuk mencapai
tujuan atau tujuan-tujuan khusus.

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam satu


kelompok melibatkan interaksi antara 2 orang atau lebih dn didalamnya juga
melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja digunakan oleh
pemimpin terhadap bawahannya.
Hampir seluruh penelitian kepemimpinan dapat dikelompokkan ke dalam 4
macam pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan pengaruh kewibawaan


Keberhasilan seorang pemimpin dipandang dari segi sumber dan terjadinya
sejumlah kewibawaan yang ada pada para pemimpin dan dengan cara
pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut.
b. Pendekatan sifat
Pendekatan ini menekankan pada kualitas pemimpin. Keberhasilan pemimpin
ditandai oleh daya kecakapan luar biasa yang dimiliki oleh pemimpin seperti :
- Tidak kenal lelah atau penuh energi
- Intuisi yang tajam
- Tinjauan ke masa depan yang tidak sempit
- Kecakapan meyakinkan yang sangat menarik
c. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku menekankan pentingnya perilaku yang dapat diamati
atau yang dilakukan oleh para pemimpin dari sifat-sifat pribadi atau sumber
kewibawaan yang dimilikinya.

Ada empat macam tugas penting seorang pemimpin, yaitu :

1) Mendefiniskan misi dan peranan organisasi


2) Pengejawantahan tujuan organisasi
Dalam fungi ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan ke dalam tatanan
atau keputusan terhdapa sarana untuk mencapai tujuan yang direncanakan
3) Mempertahankan keutuhan organisasi
4) Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi
d. Pendekatan situasional
Keberhasilan Kepemimpinan pada hakikatnya berkaitan dengan tingkat
kepedulian seorang pemimpin terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah
dicapai oleh organisasi dan pembinaan terhadap organisasi. Saat sistem
kepemimpina sudah melenceng, ada 3 macam pendekatan untuk memperbaiki
kepemimpinan, yaitu :
a. Seleksi
b. Pelatihan
c. Rekayasa situasi
Organisasi
Ada beberapa definisi tentang organisasi antara lain :
1. Organisasi adalah satu kebersamaan dan interaksi serta saling
ketergantungan individu-individu yang bekerja ke arah tujuan yang
bersifat umum dan hubungan kerja samanya telah diatur sesuai dengan
struktur yang telah ditentukan.
2. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja sama
melalui pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat
umum.

BAB III KEPEMIMPINAN KUNCI KEBERHASILAN KEPALA SEKOLAH

Sekolah bersifat kompleks dan unik. Karena sifatnya tersebut, sekolah sebagai
organisasi memerlukan tingkat koordianasi yan tinggi, Keberhasilan sekolah adalah
keberhasilan kepala sekolah. Dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang
sebagai pejabat formal, dapat juga dipandang sebagai manajer, pemimpin, pendidik
dan juga sebagai staf.

1. Kepala sekolah sebagai staf


Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-
orang atas tanpa ddidasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun
yang akan menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta
persyaratan-persyaratan tertentu seperti latar belakang pendidikan,
pengalaman, usia, pangkat, dan integritas.
2. Kepala sekolah sebagai Manajer
Seorang kepala sekolah dikatakan sebai manajer karena pada hakikatnya
kepala sekolah adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang
pengendali. Agar kepala sekolah secara efektif mampu melaksanakan
tugasnya sebagai manajer, ada tindakan-tindakan atau perilakuyang harus
dipahami terlebih dahulu oleh kepala sekolah, yaitu:
A. Technical Skills
- Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur untuk
melakukan kegiatan khusus
- Kemampuan untuk memanfaatkan serta memberdayakan sarana
B. Human Skills
- Kemampuan memahami perilaku manusia dan proses kerja sama
- Kemampuan memahami isi hati, sikap, dan motif orang lain
- Kemampuan berkomunikasi secara jelas
- Kemampuan menciptakana kerja sama yang efektif, kooperatif, psikis
dan diplomatis
- Mampu berperilaku yang dapat diterima
C. Conceptual Skills
- Kemampuan analisis
- Kemampuan berpikir rasional
- Mampu mengantisipasi perintah
- Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi
- Mampu mengenali berbagai macam kesempatan dan problem sosial
- Mampu menganalisis berbagai kejadian

3. Kepala sekolah sebagai seorang Pemimpin


Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu :
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-
masing
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para anggotanya dengan
memacu demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam
mencapai tujuan.
4. Kepala sekolah sebagai Pendidik
Maksudnya adalah kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan,
dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu :
a. Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia
b. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu
perbuatn
c. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, keshatan
dan penampilan manusia secara naluriah.
d. Artistik, hal-hal yang berkaitan dengankepekaan manusia terhadap seni
dan keindahan
5. Kepala sekolah sebagai Staf
Kepala sekolah berperan sebgai staf karena keberadaan kepala sekolah di
dalam lingkungan organisasi yang lebih luas atau di luar sekolah berada di
bawah kepemimpinan pejabat lain, baik langsung maupun tidak langsung.

BAB IV SEKOLAH MERUPAKAN ORGANISASI YANG KOMPLEKS DAN UNIK

Indikasi-indikasi dalam kehidupan sekolah, yaitu :

a. Sekolah sebagai sebuah organisasi, dimana menjadi tempat untuk mengajar


dan belajar serta tempat untuk menerima dan emberi pelajaran, terdapat
orang atau sekelompok otrang yang melakukan hubungan kerjasama.
b. Sekolah merupaka tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai
sumber daya manusia dalam satuan kerja masing-masing mempunyai
hubungan atau terikat dalam kerjasama untuk mencapai tujuan.

Tujuan pendidikan di Indonesia adalah sebagai suatu usaha sadaruntuk


memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
mengembangkan ddirinya secara terus menerus dari satu generasi ke generasi
berikutnya menurut berbagai sumber dari tingkat Undang-Undang Dasar,
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, dll. Sekolah merupaka agen perubahan. Proses perubahan ini dapat
dikaji melalui rumusan fungsi dan tujuan pendidikan yang terdapat pada
beberapa dokumen, yaitu :

a. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta


meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehdupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.
b. Peendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negar, dll serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pendidikan menengah (Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1990
tentang Pendidikan Dasar).
c. Pendidikan Menengah Umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan
meningkatkan kemampuan siswa sebagai angggota mayarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan
alam sekutarnya ( Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990).

BAB V TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH

Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan


bahwa pelaksanaan ketentuan yang menyangkut pengelolaa, penilaian, bimbingan,
pengawasan dan pengembangan bagi sekolah-sekolah yang diselnggarakan oleh
pemerintah, menjadi tanggung jawab pemerintah.

Diantara penyelenggaraan pembinaan yang harus selalu dibina secara terus


menerus oleh kepala sekolah adalah :

a. Program pengajaran
b. Sumber daya manusia
c. Sumber daya yang bersifat fisik
d. Hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat

Selain itu dalam bidang pengajaran, ada 4 fae proses pembinaan pengajaran,
yaitu:

1. Penilaian sasaran program, dalam fase ini perlu diuji keadaan program
pengajaran dengan tuntutan masyarakat dan kebutuhan mereka yang belajar
2. Merencanakan perbaikan program, dalam tahap ini perlu dibentuk struktur
yang tepat, mengusahakan dan memanfaatkan informasi, serta mengadakan
spesifikassi sumber-sumber yang diperlukan untuk program
3. Melaksanakan perubahan program termasuk memotivasi para guru,
pustakawan, laboran, dan para tenaga administrasi, membantu program
pengajaran,dan melibatkan masyarakat.
4. Evaluasi perubahan program, dalam fase ini perlu perhatian untuk
merencanakan evaluasi dan penggunaan alat ukur yang tepatuntuk hail
pengajaran.
Pembinaan siswa yaitusuatu usaha agar para siswa cepat tumbuh dan
berkembang sebagaia manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan
pendidikan nasonal yang berdasarkan Pancasila. Tujuan pembinaankesiswaan
adalah :
a. Mengusahakan agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional
b. Meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan
mebina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha dan
pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional
c. Menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh negatif
yang datang dari luar maupun dari dalam sekolah
d. Memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang pencapaian
kurikulum
e. Menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara
f. Meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat serta nilai-nilai 45
g. Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani

BAB VI MENINGKATKAN HUBUNGAN KERJA SAMA SEKOLAH DENGAN


MASYARAKAT

Masyarakat memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kegiatan di sekolah.


Lingkungan dimana sekolah berada merupakan masyarakat yang bersifat kompleks,
terdiri dari berbagai macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan
bersifat unik sebagai latar belakang dimensi budaya yang beraneka ragam.

Berdasarkan laporan hasil studi, dikatakan bahwa keberhasilan pendidikan para


siswa, pertumbuhan perkembangan kognitif para siswa sangat ditentukan oleh :

1. Pengaruh yang sangat kuat dari dorongan keluarga dan masyarakat


2. Sikap dan kehidupan rumah tangga dan keluarga
3. Sikap positif dari para siswa terhadap keluarga dan rumah tangga
4. Peranan orang tua sebagai pengembang yang menunjukkan sikap positif
terhadap sekolah dan pendidikan, serta kepedulian dan perasaan tertarik
terhaddap pelajaran anak-anaknya, para guru dan kurikulum.

Dalam rangka berkomunikasi efektif dengan masyarakat dapat


dilaksanakan melalui berbagai cara, antara lain ;

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)


OSIS dapat menjadi wadah dalam membina dan mengembangkan minat, bakat,
serta keterampilan dalam membantu tercapainya program-program
kurikulum. Dalam pelaksanaanya OSIS memerlukan dukungan dari
masyarakat, sererti kegiatan pertukaran siswa antar wilayah, wisata siswa,
dsb.
2. Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mempertajam program kurikuler,
sekaligus untuk meningkatkan nilai-nilai kepribadian sekolah, moralitas, budi
pekerti luhur, kesadaran berbangsa dan bernegara para siswa.
Disamping kedua media tersebut hubungan antara seko,ah dengan masyarakat
secara efktif dapat dilaksanakan melalui pressrealese, program radio dan
televisi serta melalui media cetak seperti buletin sekolah dsb.

BAB VII MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Kepemimpina kepala sekolah selalu ditekankan kepada pentingnya 3


kemampuan dasar, yaitu :

a. Conceptual Skills
b. Human Skills
c. Technical Skills
Adapun cara meingkatkan kualitass kepemimpina kepala sekolah adalah :
1. Seleksi Kepala sekolah
Seorang kepala sekolah haruslah melewati tahp penyeleksian agar
kedepannya mampu melaksanakan tugas sebagai seorang kepala sekolah
2. Pengangkatan dan Penempatan Kepala Sekolah
Kepala sekolah yang sudah melewati tahap penyeleksian dipetimbangkan.
Setelah dikeluarkannya keputusan oleh pemerintah barulah calon kepala
sekolah ini dilakukan pengangkatan dan penempatan tugasnya berdasarka
dengan keputusan pemerintah.
3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Tujuan utama darikegiatan ini adalah untuk memperoleh kecakapan
khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan
tugas-tugas kepemimpinan sekolah.
4. Komputerisasi di Sekolah
Dalam operasi dalam kehidupann sehari-hari sudah banyak yang
menggunakan sistem komputerisasi. Adapun hal yang perlu dipahami dari
kegunaan komputerisasi tersebut adalah ;
a. Menerima data
b. Mengelola data menjadi data yang handal
c. Menyimpan data ke dalam satu master file
d. Menghasilkan berbagai laporan dari file

BAB VIII PENAMPILAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang kepala sekolah berhasil


memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan sekolah dikarenankan faktor
kekuatan, atau potensi berupa :

1. Kewibawaaan (Power)
Dapat mempengaruhi orang lain bahakan menggerakkan, memberdayakan
segala sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sekolah sesuai dengan
keinginan kepala sekolah.
2. Sifat-sifat dan keterampilan
Sifat-sifat misalnya :
- Menyesuaikan diri - Percaya Diri
- Kerja sama - Sabar/Tahan uji
- Berpengaruh - Bersedia bertanggung jawab
- Energik - Mampu mengambil keputusan

Keterampilan misalnya :
- Kreatif - Kemampuan Berkomunikasi
- Diplomatis dan Taktis - Konseptual
- Lancar Berbicara - Cerdik
- Kemampuan Meyakinkan - Kemampuan Mengatur
3. Perilaku (Behavior)
Ada tiga pola dasar perilaku pemimpin, yaitu :
a. Perilaku pemimpin yang mengutamakan tugas
b. Perilaku pemimpin yang mementingkan hubungan kerja sama
c. Perilaku pemimpin yang mengutamakan hasil
Dari ketiga pola tersebut, diharapkan kepala sekolah dapat
menyeimbangkan dari ketiga pola tersebut, artinya perilaku
kepemimpinan kepala sekolah harus mampu mewujudkan tercapainya
tugas, hubungan kerja sama dan hasil secara seimbang.
4. Fleksibilitas
Merupak tingkat kelenturan kepemimpinan seorang kepala sekolah untuk
beradaptasi dengan lingkungan atau situasi sekolah yang di dalamnya SDM
bekerja antar sesama agar dapat diberdayagunakan dalam mencapai tujuan
sekolah.
Ada 5 sasaran poko yang harus selalu dibina oleh setiap kepala sekolah, yaitu:
a. Program Pengajaran
b. Sumber Daya Manusia (Staf)
Meliputi guru pustakawan, Laboratorium, Tenaga Administrasi, dll.
c. Kesiswaan
d. Anggaran Belanja dan Fasilitas

BAB IX TINJAUAN MENYELURUH DAN IMPLIKASINYA

Mengulas kembali isi dari buku ini dari makna kepemimpinan yang telah
dijabarkan oleh para cendekiawan. Kemudian makna keberadaan kepala sekolah
disamping perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah juga berfungsi
sebagai seorang pejabat formal, sebagai manajer, sebagai pendidik dan sebagai staf.

Tentang keberadaan sekolah, disamping peranan utama sebagai tempat


proses belajar mengajar, yaitu terwujudnya sekolah sebagai wawasan
wiyatamandala, namun juga sebagai sistem sosial, sistem terbuka, dan agen
perubahan.

Ada beberapa cara untuk melakukan pembinaan kualitas kepala sekolah, yakni
melaluiseleksi, pengangkatan dan penempatan, pendidikan dan pelatihan, dan
evaluasi terhadap penampilan kepala sekolah. Setelah beberapa cara diatas, terdapat
evaluasi tindak lanjut sebagai usaha untuk mengetahui perilaku seorang alumni yang
telah atau baru saja selesai mengikuri program pelatihan kepala sekolah

Dua hal yagng diperoleh sebagai hasil evaluasi tindak lanjut adalah :

1. Mengetahui dengan pasti berhasil tidaknya sutu program pelatihan yang telah
dilaksanakan.
2. Sebagai sumber informasi untuk memperoleh gambaran maupun laporan
tentang kekurangan-kekurangan pelatihan yang telah dilaksanakan, seperti
sususnan muatan, teknologi pelatihan, sarana pendukung, suasana, tenaga
pengajar, evaluasi dan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur hubungan
kerja sama dan sebagainya.

2.2. Ringkasan Buku Pembanding : Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi

Penulis : Drs. Sutarto

BAB I URAIAN AWAL

Tiada organisasi tanpa pimpinan.Courtois berpendapat bahwa kelompok


tanpa pimpinan seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau,
anarki. Sebagian besar umat manusia memerlukan pimpinan, bahkan mereka tidak
menghendaki yang lain dari itu, demikian pendapat Yung. Dalam beberapa
pengerrtian organisasj ditegaskan adanya kepemimpinan sebagai salah satu faktor
organisasi. Misalnya pendapat Ralph Currier Davis menyatakan Organization is any
group of individual that is working toward some common end under leadership.
(Organisasi adalah suatu kelompok orang yang sedang bekerja ke arah tujuan
bersama di bawah kepemimpinan).
Tentang kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang harus ada dalam
organisasi sekali lagi Ralph Currier Davis bersama-sama dengan Alan C. Filley
memberikan definisi organisasi sebagai berikut : It has been pointed out that an
organization consist of a group of individduals cooperating under the direction of
executive leadership toward the accomplishment of certain common objectives.
(Telah dinyatakan bahwa suatu organisasi terdiri dari sekelompok orang yang
bekerja dibawah pengarahan kepemimpinan eksekutif bagi pencapaian tujuan-tujuan
umum yang pasti).

Dari bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


merupakan masalah sentral dalam kepengurusan organisasi. Maju mundurnya,
tumbuh kembangnya organisasi, serta tercapai tidaknya tujuan organisasi sebagian
ditentukan oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi
tersebut.

Ada 7 macam sumber daya kepemimpinan menurut berbagai ahli, yaitu :

1. Daya Memaksa : Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku


bawahannya dengan menggunakan ancaman dan hukuman.
2. Daya hubungan : Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya dengan menggunakan adanya hubungan baik dirinya dengan
orang-orang tertentu yang dipandang penting atau berpengaruh.
3. Daya Menghargai : Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya dengan memberikan imbalan berupa upah, kenaikan pangkat,
kedudukan, dipenuhi keinginannya, dan lain-lain.
4. Daya Sah : Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya dengan menggunakan kedudukannya yang resmi dalam
organisasi
5. Daya kharisma : Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya berdasarkan ciri khas kepribadian tertentu
6. Daya informasi : Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya dengan menggunakan kelebihannya memiliki berbagai
keterangan yang diperlukan.
7. Daya ahli : Kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya dengan menggunakan kelebihan kecakapan atau ketrampilan
dalam bidang tertentu.

BAB II Pengertian Kepemimpinan

Beberapa ahli berpendapat mengenai kepemimpinan, yaitu :

Ordway Tead (1953)


Leadership is the activity of influencing peopleto cooperate toward
some goal which come to find desirable. (Kepemimpinan adalah
aktivitas mempengaruhi orang-orang agar bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan).
James M. Black (1961)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang
lain supaya bekerjasama di bawah pimpinannya sebagai satu tim untuk
mencapai tujuan tertentu.
William G. Scott (1962)
Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang
diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan.
R. D. Agarwal (1982)
Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain untuk
mengarahkan kemauan mereka, kemampuan dan usaha untuk
mencapai tujuan pimpinan. Dalam hubungan dengan organisasi,
kepemimpinan terletak pada mempengaruhi usaha individu dan
kelompokuntuk mencapai tujuan organisasi secara optimal.
Dari beberapa macam pendapat tentang kepemimpinan dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah, rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain
dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
BAB III BERBAGAI PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

1. Robert J. Thierauf, Robert C. Klekamp, dan Daniel W. Geeding


Mereka berpendapat bahwa pendekatan kepemimpinan dapat dibedakan
menjadi 5 macam, yaitu :
Teori Kepemimpinan Awal :
a. Pendekatan turun temurun
b. Pendekatan Sifat fisik
c. Pendekatan Latihan
Teori Kepemimpinan Sifat
Teori Kepemimpinan Situasional
Teori Kepemimpinan Kontingensi
Teori Kepemimpinan Path-Goal
2. Herbert G. Hicks & Ray Gullet
Kedua pengarang tersebut juga mengemukakan adanya pendekatan dan
gaya kepemimpinan. Adapun pendapat mereka tentang berbagai
pendekatan kepemimpinan adalah :
Pendekatan Kepemimpinan Sifat atau Pramuka
Pendekatan kepemimpinan Kontingensi atau Situasional
Teori Siklus Kehidupan
Teori Path-Goal

Sedangkan pendapat mereka tentang gaya kepemimpinan adalah :

a. Kepemimpinan Otokratis
b. Kepemimpinan demokratis atau partisipasi
c. Kepemimpinan kebebasan

Dari berbagai pendapat para ahli tentang pendekatan kepemimpinan


dapat disimpulkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Pendekatan sifat
2. Pendekatan perilaku
3. Pendekatan kontingensi
4. Pendekatan terpadu
BAB IV PENDEKATAN SIFAT

Pada mulanya timbul suatu pemikiran bahwa pemimpin dilahirkan, bukan


dibuat. Pemikiran ini disebut dengan pemikiran Hereditary (turun-temurun).
Kemudian muncul pendapat bahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan.
Dengan demikian setiap orang dapat dilatih menjadi pemimpin atau memiliki potensi
sebagai pemimpin.

Para pengarang pada umumnya memilki pandangan perlunya seorang


pemimpin itu mempunyai sifat-sifat tertentu. Pandangan semacam ini dinamakan
pendekatan sifat.

Secara ringkas, Sifat-sifat yang sebaiknya ada pada pemimpin adalah :

- Bijaksana - Setia
- Percaya diri - Tegas
- Berilmu - Mampu Berkomunikasi
- Berkemauan keras - Berdaya tangkap tajam
- Bertindak Adil - Memiliki rasa tanggung jawab
- Berani - Mampu membuat keputusan

Dari beberapa sifat tersebut tidak akan ditemukan pemimpin yang memiliki
keseluruhan sifat tersebut. Melainkan hanya memiliki beberapa sifat saja, itu pun
akan penonjolannya akan berbeda antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya.

Namun, ada juga pemimpin yang malah memiliki sifat yang seharusnya tidak
ada pada pemimpin, seperti sifat tidak tegas, tidak komunikatif, mementingkan diri
sendiri, dan lain-lain. Oleh krena itu, tidak semua pemimpin dapat memiliki sifat yang
baik namun banyak juga pemimpin yang memiliki sifat yang tidak layak dikatakan
sebagai pemimpin.

BAB V PENDEKATAN PERILAKU

Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau


kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap daan bertindak pemimpin yang
bersangkutan. Gaya bersikap tersebut dapat tampak dari cara memberikan perintah,
memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, dan lain-lain.
Apabila dalam melakukan sebuah kegiatan pemimpin bersikap tegas, keras,
sepihak, yang bersalah dihukum, maka kepemimpinan tersebut dinamakan gaya
kepemimpinan otoriter. Sedangkan jika pemimpin melakukan sebuah kegiatan
dengan halus, simpatik, membangun hubungan serasi, menghargai pendapat, dll,
maka gaya kepemimpinan tersebut dinamakan gaya kepemimpinan demokratis.

a. Studi kepemimpinan universitas Lowa menyatakan bahwa kepemimpinan


yang bergaya otoriter itu adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan segala
cara yang diputuskan oleh pemimpin. Sedangkan Kepemimpinan bergaya
demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersam dengan cara yang ditentukan
oleh pemimpin dan bawahan.
b. Studi Kepemimpinan Universitas Ohio menyatakan bahwa ada dua macam
perilaku kepemimpinan, yaitu struktur tugas dan tenggang rasa. Artinya
pelaksanaan perilaku yang satu tidak mempengaruhi pelaksanaan perilaku
yang lain.
c. Studi kepemimpinan Universitas Michigan menyatakan bahwa ada dua
macam perilaku kepemimpinan, yaitu terpusat pada pekerjaan dan
terpusat pada pegawai. Pada umumnya perilaku kepemimpinan ini
memiliki ciri-ciri yang sam dengan perilaku kepemimpinan universitas
Ohio. Namun, perbedaannya terdapat pada kegiatan pemimpinnya.
Seorang pemimpin yang berperilaku terpusat pada pekerjaan dengan
derajat yang tinggi akann berakibat perilaku terpusatnya pada pegawai
berderajat rendah.
d. Managerial Grid (Jaringan Manajerial)
Pendekatan perilaku kepemimpinan ini njuga dibagi 2, yaitu perilaku
pemimpin perhatian terhadap produksi dan perhatian terhadap orang-
orang. Antara perilaku perhatian terhadap produksi dan perilaku
perhatian terhadap orang dapat saling berpengaruh. Seorang pemimpin
dapt sekaligus berperilaku memperhatikan produksi dan memperhatikan
orang dengn derajat sama tinggi atau dengan derajat berbeda.
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku

Kedua buku yang bertemakan kepemimpinan ini meneurt saya sangat bagus.
Meskipun pembahsan selanjutnya dari kedua buku ini berbeda namun pengertian
tentang kepemimpinan di dalam kedua buku ini saling berirngan. Di awal, kedua
buku ini sudah menjelaskan konsep dari kepemimpinan dan arti kepemimpinan.
Sehingga dapat memberikan pandangan awal kepada pembaca tentang
kepemimpinan.

Pada buku Kepemimpinan Kepala Sekolah karya Wahjosumidjo, pengertian


kepemimpinan dibahas secara terperinci pada bab ke 2 diman didalamnya dijelakan
pengertian kepemimpinan menurut ahli dan pendektan serta gaya kepemimpinan.
Namun apay yang dijelaskan pada buku tersebut tidak terlalu mendalam mengenai
kepemimpinan tersebut melainkan hanya dasar-dasarnya saja.

Sedangkn pada buku kedua yaitu buku Dasar-Dasar Administrasi karya Drs.
Sutarto lebih menjelaskan secara terperinci mengenai kepemimpinan di satu bab.
Kemudian mengenai pendekatan-pendekatannya dibab 4,5, ddan 6. Sehingga
pengertian kepemimpinan ini lebih jelas dan terperinci pada buku Dasar-Dasar
kepemimpinan Administrasi tersebut.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku

Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah yang ditulis oleh Wahjosumidjo ini


sangat bagus dari segi isi, pembahasan, ketatabahasannya dan tampilannya. Namun,
jika ditinjau lebih dalam lagi materi ddalam buku ini sering terbolak balik tanpa
memberikan penjelasan. Misalnya pada bab 2 masalah pendekatan kepemimpinan
dijelaskan kembali pada bab 8 tanpa memberikan info yang jelas. Sehingga membuat
pembaca bingung pada pembahsannya. Namun buku ini memberikan kelengkapan
mengenai makna kepemimpina secar menyeluruh.

Buku Dasar-dasar kepemimpinan Administrasi karya Drs. Sutarto juga sudah


menjelaskan secara rinci mengenai makna kepemimpinan hingga pada perincian
pendekatannya. Namun, dalam buku ini banyak ungkapan-ungkapan yang
menggunakan bahasa inggris dan ukuran atau tata penulisannya membuat pembaca
bingung pada pembagian dari materi-materi yang disampaikan dan tata bahasa yang
digunakan masih terlalu baku sehingga bisa membuat pembaca tidak paham akan
makna nya. Buku ini lebih menjelaskan kepada penjelasan dari kepemimpinan secara
rinci sehingga lebih bisa dijadikan acuan dalam proses belajar.
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari kedua buku yang telah saya bandingkan saya menyimpulkan bahwa buku
petama yairtu buku Kepemimpinan Kepala Sekolah karya Wahjosumidjo kajian
teoritisnya lebih kepada makna dan maksud dari kepala sekolah . Buku tersebut
kurang memberikan penjelasan tentang makna kepemimpinan. Sedangkan Buku
Dasar-Dasar Administrasi karya Drs. Sutarto lebih menjeelaskan secara terperinci
makna dari kepemimpinan. Walau demikian tata bahasa yang digunakan masih sulit
untuk dipahami.

4.2 Rekomendasi

Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan dalam memahami
makna akan kepemimpinan. Namun, jika untuk memahami makna kepemimpinan
lebih rinci lagi saya merekomendasikan buku Dasar-Dasar Kepemimpinan
Administrasi karya Drs. Sutarto. Karena isinya yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Gafindo Press.

Sutarto, Drs. 1989. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai