REVIEW
MK. EVALUASI
PROSES DAN HASIL
BELAJAR FISIKA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas “CRITICAL
JOURNAL REVIEW”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya
yaitu matakuliah “EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR FISIKA”. Saya
sangat berharap makalah critical journal review ini dapat berguna bagi saya dan orang lain.
Semoga critical journal review sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang
membacanya. Saya menyadari bahwa makalah critical journal review ini masih jauh dari
kesempurnaan. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari penulisan
pada makalah ini.
Sekiranya makalah yang saya susun dapat berguna bagi saya sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
IFFAH KHAIRIYAH I.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Judul Judul : Pentingnya Asesmen Autentik dan Alternatif dalam
Pembelajaran Biologi
Jurnal : Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist”
Volume dan Hal. : Vol. 01, No. 2, Hal. 169-177
Penulis : I Wayan Karmana
Tahun : 2013
ISSN : 2338-5006
Jurnal Pembanding
Judul : Penilaian Autentik dan Relevansinya dengan Kualitas Hasil
Pembelajaran (Persepsi Dosen dan Mahasiswa IKIP PGRI
Bojonegoro)
Jurnal : Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial
Volume dan Hal. : Vol. 27, No. 1, Hal. 92-103
Penulis : Siti Ermawati dan Taufiq Hidayat
Tahun : 2017
ISSN : 1412-3835
2
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
1. Asesmen Efektif.
Asesmen yang mampu mengungkap ketiga aspek tujuan pembelajaran (afektif,
kognitif, dan psikomotorik) yaitu asesmen autentik dan asesmen alternatif.
Suatu asesmen dikatakan autentik bilamana asesmen itu melibatkan peserta didik
pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Grant menyatakan asesmen
dikatakan autentik jika asesmen itu memeriksa/menguji secara langsung perbuatan atau
prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak. Bentuk penerapan
3
asesmen autentik secara umum yaitu: portofolio, perbuatan atau kinerja (performance),
proyek, dan respon tertulis secara luas. Sementara itu prinsip-prinsip dan ciri-ciri asesmen
autentik menurut Nurhadi, dkk adalah:
mengukur semua aspek pembelajaran meliputi proses, kinerja dan produk;
dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran;
menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber;
tes hanya salah satu alat pengumpul data;
tugas yang diberikan harus mencerminkan kehidupan siswa yang nyata; dan
penilaian menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian, bukan kuantitas.
Asesmen alternatif adalah asesmen yang lain dari yang lazimnya. Bentuk-
bentuknya antara lain: asesmen kinerja, observasi, kegiatan bertanya, presentasi dan
diskusi, proyek dan investigasi, portofolio dan jurnal, wawancara dan konferensi, dan
asesmen diri sendiri. Corebima menyatakan bahwa asesmen alternatif tidak otomatis
tergolong asesmen autentik, bagaimanapun suatu asesmen alternatif tergolong autentik atau
tidak ditentukan oleh manajemen pelaksanaan asesmen alternatif tersebut, Sebagai contoh
misalnya portofolio seorang peserta didik yang hanya sekedar hasil editing
dari portofolio temannya tentu tidak tergolong asesmen autentik.
Format asesman alternatif lebih difokuskan dan dipusatkan kepada siswa dan
bersifat autentik. Asesmen alternatif lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghasilkan berbagai solusi dari suatu masalah, selain itu juga mengoreksi dan menjawab
yang benar. Sementara itu format asesmen tradisional seperti pilihan ganda, benar-salah,
dan siswa-siswa memungkinkan maju menunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang
didapatnya. Non tradisional, yaitu format alternatif asesmen memberikan peluang yang
lebih besar kepada siswa-siswa untuk menunjukkan apa yang dipelajari, bagaimana mereka
belajar, dan bagaimana mereka menghubungkan pengetahuan dengan dunia nyata.
4
Menurut Haryati, ada tujuh teknik asesmen yang dapat dikembangkan (termasuk
dalam pembelajaran biologi) yang berorientasi asesmen autentik dan asesmen alternatif
dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Unjuk Kerja.
Teknik asesmen yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan suatu hal atau kegiatan tertentu.
2. Kerja Proyek
Teknik asesmen berupa tugas untuk mengetahui beberapa kompetensi yang harus
diselesaikan peserta didik dalam periode atau waktu tertentu.
3. Tes Tertulis
Teknik asesmen, di mana guru mengajukan pertanyaan atau soal-soal yang
dilakukan secara tertulis, dan jawaban diberikan dalam bentuk tertulis.
4. Produk
Teknik asesmen yang berupa penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk yang dibuat oleh peserta didik.
5. Portofolio
Teknik asesmen yang menilai kumpulan karya/tugas dari peserta didik.
6. Sikap
Teknik asesmen yang menilai sikap peserta didik.
7. Penilaian Diri
Teknik asesmen, di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri terkait
dengan kompetensi yang sedang dipelajarinya.
5
GBPP dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang biasanya harus dibuat oleh guru
sendiri.
Berdasarkan tujuan pembelajaran khusus tersebut, maka guru dapat
mengembangkan alat evaluasi (asesmen). Setiap tujuan pembelajaran minimal dapat
dikembangkan menjadi sebuah soal yang merupakan alat atau instrument untuk
mengetahui tingkat penguasaan peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa arti tujuan pembelajaran adalah menyiratkan tingkat
penguasaan yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik yang nantinya dapat
diketahui dari proses penilaian (asesmen, pengukuran, dan evaluasi) baik menyangkut
aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik dalam berbagai bentuk baik yang bersifat autentik
ataupun alternatif.
6
1) Pertanyaan lisan di kelas; materi yang ditanyakan berupa konsep, prinsip atau
teorema yang dapat dilakukan di awal atau akhir pelajaran.
2) Ulangan harian; dilakukan secara periodik setelah menyelesaikan satu atau dua
pokok bahasan.
3) Tugas individu; jika menginginkan tingkat berpikir yang aplikatif, analisis, sintesis
dan evaluasi serta mencipta.
4) Tugas kelompok; ingin menilai kerjasama peserta didik dalam suatu tim.
5) Ujian block, bertujuan untuk melakukan asesmen terhadap materi yang diajarkan
dalam bentuk block dari materi yang telah ditetapkan indikator-indikatornya.
6) Ujian semester; dilakukan pada akhir semester.
7
6. Mengubah Keberadaan Suatu Tugas
Dalam hal ini instrumen yang digunakan berupa tugas dalam berbagai bentuknya
yang merupakan alat pengukuran serta akan menghasilkan data kuantitatif berupa skor.
Terkait dengan hal itu untuk mengubah keberadaan suatu tugas agar menghasilkan skor,
untuk selanjutnya dilakukan evaluasi (dasar pengambilan keputusan), maka harus
dilakukan penskoran terhadap tugas.
Alat yang digunakan untuk membantu guru melakukan penyekoran adalah rubrik
penyekoran. Rubrik penyekoran adalah suatu set kriteria yang digunakan untuk menyekor
atau menempatkan posisi siswa pada suatu tugas (tes, portofolio, atau kinerja). Rubrik
penyekoran mendeskripsikan tingkat kinerja yang diharapkan dicapai secara relatif bila
dibandingkan dengan standar pencapaian yang diinginkan.
Menurut Hart, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
a) Menekankan penyekoran berdasarkan suatu standar.
b) Mengungkap dan mengidentifikasi kekuatan siswa dan bukannya menunjukkan
kelemahan mereka.
c) Diskor berdasarkan standar kinerja yang jelas, bukan dengan kurva normal atau
acuan norma
d) Mengakses proses dan kompetensi secara luas.
e) Menggalakkan siswa untuk melakukan kebiasaan menilai diri sendiri.
8
“dunia nyata” yang mendemonstrasikan aplikasi yang bermakna dari pengetahuan dan
keterampilan, serta sikap, yang mereka butuhkan untuk digunakan di dalam kehidupan.
Penilaian autentik melibatkan berbagai bentuk pengukuran kinerja yang
mencerminkan belajar, prestasi, motivasi, dan sikap siswa pada kegiatan yang relevan
dengan pembelajaran Dengan penilaian autentik, peserta didik dilibatkan dalam tugas-
tugas autentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Tugas yang diberikan dapat
berupa replika atau analogi dari permasalahan yang dihadapi oleh orang dewasa atau
profesional dalam bidangnya. Penilaian autentik meminta siswa untuk mendemonstrasikan
keterampilan atau prosedur dalam konteks dunia nyata.
Beberapa karakteristik penilaian autentik antara lain;
berpusat pada peserta didik,
merupakan bagian terintegrasi dari pembelajaran,
bersifat kontekstual dan bergantung pada konten pembelajaran,
merefleksikan kompleksitas belajar,
menggunakan metode/prosedur yang bervariasi,
menginformasikan cara pembelajaran atau program pengembangan yang
seharusnya dilakukan, dan
bersifat kualitatif
Penilaian autentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-
macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia
nyata. Dalam suatu proses pembelajaran nyata, penilaian autentik mengukur, memonitor
dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan
psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun
berupa perubahan dan perkembangan aktifitas, dan perolehan belajar selama proses
pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas.
Penilaian berfungsi untuk membantu dalam menyebarkan peserta didik menjadi
kelompok, meningkatkan metode pembelajaran, mengukur kesiapan peserta didik (sikap,
mental, dan material), dan memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam
meningkatkan kompetensinya, memberikan informasi yang dapat membantu pendidik
dalam melaksanakan pendidikan yang lebih baik, dan dalam membuat keputusan mengenai
keberlanjutan studi dan evaluasi program pembelajaran.
Adapun lokasi diadakannya penelitian yaitu di IKIP PGRI Bojonegoro yang
berlokasi di Jl. Panglima Polim No.46 Bojonegoro dengan partisipan yaitu dosen (N=4)
9
dan mahasiswa (N=14) dari 4 Program Studi (Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bahasa
Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan).
Adapun hasil dan pembahasan dari penelitian tersebut, yaitu
1. Penerapan Penilaian Autentik di IKIP PGRI Bojonegoro
Metode penilaian autentik menggunakan beberapa aspek untuk menilai hasil
belajar mahasiswa, diantaranya; kinerja mahasiswa (student’s performance), produk yang
dihasilkan mahasiswa (product), portofolio, dan sikap (attitude).
Beberapa dosen di IKIP PGRI bojonegoro telah menerapkan metode penilaian
auntentik di dalam pembelajaran yang dilakukan. Mereka berupaya untuk menilai proses
dan hasil belajar mahasiswa dengan menilai aspek kognitif, afektif, dan psimotorik
mahasiswa secara proporsional.
Untuk melakukan penilaian hasil belajar ini, dosen tidak hanya diharuskan untuk
menentukan aspek-aspek apa saja yang perlu dinilai, tetapi juga mengetahui cara untuk
menilai aspek-aspek tersebut. Hasil penelitian menunjukkan beberapa cara yang dilakukan
dosen dalam menilai aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek keterampilan. Penilaian
aspek pengetahuan dilakukan dengan cara menilai tugas harian, ujian harian, ujian tengah
semester, dan ujian akhir semester. Penilaian aspek afektif dilakukan dengan cara
mengamati sikap mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas, seperti motivasi belajar,
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, kedisiplinan, kesopanan, dan kejujuran dalam
mengerjakan tugas atau ujian. Sedangkan penilaian aspek psikomotorik dilakukan dengan
cara menilai partisipasi aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran seperti keaktifan
bertanya, mengemukakan pendapat, maupun kinerja presentasi, serta hasil kreatif karya
mahasiswa.
Dalam pandangan dosen, penilaian auntetik memiliki beberapa manfaat bagi
mahasiswa antara lain :
Meningkatkan kedisiplinan mahasiswa
Memotivasi untuk mengerjakan tugastugas kuliah dengan serius
Meningkatkan keaktifan/ partisipasi mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran
Meningkatkan kualitas hasil belajar mahasiswa Memotivasi mahasiswa untuk
belajar sungguh-sungguh
Melatih mahasiswa berpikir kreatif
10
Dalam proses penerapan penilaian autentik, dosen mengalami beberapa kendala
antara lain; Pertama, banyaknya aspek yang harus dinilai membuat persoalan menjadi
kompleks. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi dosen, sehingga terkadang penerapan
auntentik tidak berjalan secara optimal. Kedua, penilaian auntentik membutuhkan banyak
waktu. Dosen harus meluangkan banyak waktu untuk melakukan penilaian ini, sebab
penilaian tidak hanya dilakukan di akhir perkuliahan, tetapi juga dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung. Ketiga, beberapa dosen belum mengetahui instrumen yang
tepat untuk menilai hasil belajar siswa, terutama instumen untuk menilai aspek afektif dan
psikomotorik. Hal ini salah satunya disebabkan karena sediktinya buku literatur tentang
teknik dan instrumen penilaian auntetik di perguruan tinggi. Penilaian auntentik yang
tidak dilengkapi dengan instrumen yang tepat dapat menimbulkan penilaian yang
cenderung subyektif.
11
Meningkatkan intensitas belajar.
Membentuk sikap yang lebih baik.
Mahasiswa akan lebih memahami dan menghargai sebuah proses belajar
12
dan tidak menawarkan kemungkinan lain yang dapat dipilih. Jawaban mahasiswa
dengan model ini memang seragam, dan itu memudahkan kita mengolahnya, tetapi
itu menutup kreativitas mahasiswa untuk mengkreasikan jawaban atau kinerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, penilaian autentik di perguruan tinggi sesungguhnya
menekankan pada kualitas hasil belajar mahasiswa dan tidak berfokus pada seberapa tinggi
nilai yang mdiperoleh mahasiswa.
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
Pada jurnal pembanding, hanya membahas mengenai asesmen autentik dan tidak
membahas asesmen alternatif. Dan objek penelitian dari kedua sumber juga tidak saling
berhubungan sehingga tidak bisa dibandingkan.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Ada tiga istilah penting yang sangat terkait dengan aspek penilaian yang selama ini
sering tercampur aduk dan kurang dipahami betul perbedaannya. Istilah yang dimaksud
adalah pengukuran, asesmen, dan evaluasi.
Menurut Hart, asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang peserta
didik, berkenaan dengan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka dapat lakukan,
sedangkan evaluasi didefinisikan sebagai proses penafsiran (interpretasi) serta pembuatan
keputusan berkenaan dengan informasi asesmen tersebut. Sementara itu pengukuran
(measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik
dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu
atau pengukuran terkait erat dengan proses pencarian (penentuan) nilai kuantitatif.
Penilaian dibedakan menjadi penilaian tradisional dan penilaian autentik. Penilaian
tradisional pada umumnya hanya membutuhkan respon peserta didik atas pertanyaan yang
diajukan, jawaban atas pertanyaan telah distrukturisasi oleh guru, dan peserta didik
diharapkan menjawab sesuai dengan struktur tersebut Sedangkan penilaian auntentik
adalah sebuah bentuk penilaian dengan meminta peserta didik untuk menunjukkan tugas
“dunia nyata” yang mendemonstrasikan aplikasi yang bermakna dari pengetahuan dan
keterampilan, serta sikap, yang mereka butuhkan untuk digunakan di dalam kehidupan.
4.2 Rekomendasi
Dari kedua jurnal yang telah direview, saya merekomendasikan jurnal utama
sebagai bahan referensi. Karena pada jurnal utama lebih focus pada asesmen autentik dan
alternatif dibandingkan dengan jurnal pembanding.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ermawati, Siti dan Hidayat, Taufik. (2017). Penilaian Autentik dan Relevansinya dengan
Kualitas Hasil Pembelajaran (Persepsi Dosen dan Mahasiswa IKIP PGRI
Bojonegoro). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 27 (1) : 92-103
Karmana, I Wayan. (2013). Pentingnya Asesmen Autentik dan Alternatif dalam
Pembelajaran Biologi. Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist”. 1(2) : 169-177
i