Dosen Pengampu:
Drs. Khairul Amdani, M.Si
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan izin-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book
Report ini. Adapun penulisan makalah critical book report ini bertujuan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah "Elekronika Dasar”. Critical book report ini berjudul "Dioda
Semikonduktor”.
Critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk melengkapi
kekurangan critical book report ini guna penyusunan critical book report selanjutnnya.
Semoga penulisan critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.
IFFAH KHAIRIYAH
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pada Critical Book Report ini, yaitu :
1. Mengkritisi/membandingkan satu topic materi kuliah mengenai dioda sebagai
semikonduktor pada pembelajran dalam buku.
2. Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari buku yang menjadi buku yang baik
dalam proses belajar mengajar mengenai elektronika dasar.
Memenuhi Mata Kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Dosen Drs. Khairul
Amdani, M.Si
I.3 Manfaat
Adapun Manfaat dari pada dilakukannya Critical Book Report ini, yaitu :
1. Memahami denganjelasmateri yang terkandung di dalam buku ini.
2. Untuk menambah wawasan tentang mengetahui buku yang tepat.
3. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karyas serupa yang lebih
baik dan bermutu.
1
Tempat : Bandung
Penerbt : ITB Bandung
BAB II
RINGKASAN BUKU
Sambungan P-N
2
Bentuk dioda yang lazim digunakan terdiri dari semikonduktor jenis p yang
dibuat bersambung dengan semikonduktor jenis-n. Penyambungan ini dilakukan
waktu penumbuhan kristal. Secara skematis dioda sambungan p-n dapat dilukiskan
seperti pada gambar:
Persamaan Dioda
3
Pada tegangan maju bukit potensial sambungan p-n berkurang menjadi V h =
Vh0 . Disini Vh0 adalah tinggi bukit potensial tanpa panjar dan V adalah beda
tegangan pada dioda. Sesuai dengan statistik Boltzman, banyaknya elektron pada
bagian P yang menpunyai energi diatas V h sebanding dengan e-qvh/kT atau secara
matematis np = nn e-qVh/kT.
Kemudian pn = pp e-qVh/kT . Arus yang disebabkan difusi pembawa muatan np dan pn disebut
arus injeksi. Besar arus injeksi II ialah
II = k (np + pn) = K (Nd + Na) e -qVh/kT
II = -IS eqv/kT
Arus total yang mengalir dalam keadaan tegangan maju adalah
I = II + IS = -IS (eqv/kT - 1)
qV / kT
I I =−I S e ............................(4.2)
arus total yang mengalir dalam keadaan tegangan maju adalah
I I =I I + I s =−I S =−I S (e qV /kT −1) ....................................(4.3)
Persamaan 4.3. disebut persaman dioda, dan memberikan bentuk fungsi
teoritis untuk ciri dioda dengan tegangan maju. Jika dibandingkan dengan lengkung
ciri dioda yang sebenarnyaada beberapa penyimpangan. Ini ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
4
qV h /kT
bertambah. Pengaruh suhu oleh fungsi eksponensial e yang berasal dari arus
injeksi tidaklah terlalu besar.
5
Jika isyarat masukan sedang positif, arus akan melalui dioda D 1 dan mengalir. Jika
isyarat masukan negatif , dioda D2 menghantar dan jalan arus seperti gambar di atas.
Cara lain untuk mendapatkan gelombang penuh adalah dengan menggunakan
empat dioda. Penyearah seperti ini disebut penyearah jembatan. Untuk penyearah
jembatan, tampak transformator tak memerlukan adanya CT. Bahkan bila dioda
yang digunakan mempunyai kemampuan tegangan yang cukup, tanpa transformator
pun penyearah ini dapat digunakan.
6
1
Vrpp = Vp (untuk gelombang penuh)
2 f RL C
Untuk setengah gelombang
1
Vrpp = Vp
f RL C
Rangkaian Setara AC
iD = ID(q) + iD
vD = VD (q) + vd
VD (q) adalah nilai vDjika tak ada isyarat VD
q = titik kerja (vD= 0)
Hubungan antara iDdanvD dapat dinyatakan oleh kemiringan garis singgung
lengkung ciri pada titik q.Atau iD = gf vD ; dengan gf = konduktansi maju isyarat
kecil.
Kebalikan gf disebut hambatan maju isyarat kecil.
25
Sebagai contoh jika dioda diberi arus panjar =2mA,maka hambatan isyarat kecil rf =
2
= 12,5Ω
vd dv D
Hambatan isyarat kecil dioda adalah rd = =
id diD
7
V D (q)
Hambatan setara dc pada keadaan maju adalah rf =
I D (q )
rD
anoda positif, arus sebesar seluruhnya melalui diode. Sehingga resistor
RL
yang boleh dipasang pada keluaran paralel dengan dioda, harus mempunyai nilai
jauh lebih besar daripada nilai hambatan mundur daripada diode, agar tegangan
keluaran tak terpengaruh oleh hambatan ini.
c. Pengiris
8
Jika pada rangkaian penggunting terpanjar kekutuban baterai dibalikkan,
maka pada pengiris kita peroleh rangkaian seperti pada gambar
2. Pengapit Dioda
Suatu rangkaian pengapit adalah rangkaian yang dapat membuat agar
puncak tegangan bolak balik berada pada suatu tingkat tertentu. Rangkaian ini
disebut juga dengan nama pemulih dc atau pemulih dasar.
Pada saat t=0 isyarat masukan tiba-tiba berubah positif. Dioda
mendapat tegangan panjar maju sehingga mempunyai hambatan rF yang rendah
( ≅ 100 o h m . Arus transien akan naik dengan segera, dan kemudi turun dengan
tetapan waktu τ F =r F C . Padda saat yang sama kapasitor C terisi hinggga
mempunyai beda tegangan sebesar V m .
9
Dimana D1 bekerja sebagai penyearah tapis C1 , sedangkan D2
Kapasitansi sambungan
Kapasitansi sambungan dapat ditentukan sebagai berikut :
dQ
C=
dV
dQ /d L p
¿
d V h /d L p
1 /2
q Na E
(( ) )
−1/ 2
¿ ≅K Vh
Na
2 1+ V
Nd h
Kapasitansi sambungan menggangu pada operasi dengan isyarat frekuensi tinggi.
Dioda Zener
10
Jika tegangan mundur pada dioda P-N diperbesar, pada suatu nilai tegangan
maka harus mundur naik dengan cepat sekali, seperti pada gambar 4.54. Tegangan
mundur yang terjadi disebut tegangan balik puncak (PIV). Peristiwa ini terjadi
karena dadalnya ikatan kovalen silikon didalam daerah pengosongan pada
sambungan p-n.
Pada keadaan Zener, medan listrik yang tinggi dalam daerah pengosongan
menyebabkan elektron pada ikatan kovalen dapat menjadi elektron bebas. Pada
mekanisme ini tegangan Dadal atau PIV berkurang dengan naiknya suhu
mekanisme kedua yaitu dada konsen terjadi karena elektron bebas mendapat
percepatan cukup tinggi sehingga jika menumbuk atom akan terjadi elektron bebas
pada mekanisme yang terakhir ini tegangan dada bertambah jika suhu naik.
Tegangan Dadal dapat diatur dengan mengubah konsentrasi donor dan akseptor.
Diode yang digunakan pada daerah dada disebut dioda zener. Diode ini
digunakan untuk pengaturan tegangan agar sumber tegangan searah tak berubah
tegangan keluarannya jika diambil arusnya dalam batas-batas tertentu. Diode zener
dibuat agar mempunyai tegangan Dadal disebut tegangan zener pada nilai tertentu
antara 3 volt dan 100 volt.
Parameter dioda zener
Beberapa parameter dioda zener yang penting adalah:
1. Tegangan Dadal
2. Koefisien suhu (perubahan tegangan zener terhadap suhu)
3. Kemampuan daya (lesapan daya maksimum)
4. Hambatan isyarat kecil r z , yaitu hambatan zener terhadap perubahan tegangan
kecil, atau untuk isyarat ac kecil.
11
Tampak bahwa :
a. V turun jika arus beban I L diperbesar
b. tegangan riak membesar dengan arus beban IL atau jika RL diperkecil. ini juga
dapat dipahami dari hubungan antara tegangan riak dengan RL Seperti telah dibahas
1
dahulu yaitu V rpp = V
f RL C p
Riak dapat diperkecil dengan menggunakan kapasitansi yang besar pada
beban arus yang besar. akan tetapi penurunan tegangan searah pada arus beban
besar tetap terjadi. penyearah di atas dikatakan tidak mempunyai pengaturan
tegangan.
Suatu penyearah dengan pengaturan tegangan, mempunyai tegangan
keluaran yang tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu. Tanpa pengaturan,
penurunan tegangan keluaran oleh arus beban terjadi karena penyearah mempunyai
hambatan-dalam yang terdiri dari hambatan gulungan transformator dan hambatan-
dalam diode. Pada arus beban yang besar terjadi jatuh tegangan pada hambatan-
dalam ini sehingga tegangan keluaran berkurang (gambar 4.59).
sebagai fungsi arus beban I L . Hal ini dapat dilihat pada lengkungan
pembebanan dalam gambar 4.60. kemiringan grafik lengkung pembebanan tak lain
adalah hambatan keluaran R0 .
Pengaturan tegangan dapat dibuat dengan menggunakan dioda zener ini dilakukan seperti
pada gambar 4.61.
12
Dengan membuat Va lebih besar dari tegangan zener, maka dioda zener
bekerja pada daerah dadal sehingga tegangan keluaran tetap untuk berbagai nilai
arus beban, selama V b tidak kurang dari 12 volt.
Dari gambar 4.61 tampak
I S=I D + I L
Sehingga, V D =V D=V a−I S RS =V a−I D R S−I L R S
( V a−I L R S ) V D
Atau I D = −
RS RS
BAB III
PEMABAHASAN
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis buku ini, maka dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
mengkritik buku ini bertujuan untuk menemukan keunggulan dan kelemahan buku
demi terwujudnya pemahaman terhadap kary atulis yang berkualitas sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia. Buku ini dinilai telah layak untuk
digunakan sebagai sumber belajar karena telah memenuhi kriteria yang diharapkan
dari sebuah karya tulis berupa buku.
4.2 Saran
Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi
penampilan dan juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh
karya tulis berupa buku yaitu :Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti
kaidah-kaidah penulisan yang telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran
dan pengembangan materi yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1986. Elektronika : Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB Bandung
15