Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Dalam Mata Kuliah Elektronika Dasar

Dosen Pengampu:
Drs. Khairul Amdani, M.Si

IFFAH KHAIRIYAH ISMAYANTI


(4172121023)
FISIKA DIK C 2017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MARET 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan izin-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book
Report ini. Adapun penulisan makalah critical book report ini bertujuan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah "Elekronika Dasar”. Critical book report ini berjudul "Dioda
Semikonduktor”.
Critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk melengkapi
kekurangan critical book report ini guna penyusunan critical book report selanjutnnya.
Semoga penulisan critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 23 Maret 2019


Penulis

IFFAH KHAIRIYAH

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 1
1.3 Manfaat.............................................................................................. 1
1.3 Identitas Buku ................................................................................. 2
BAB II RINGKASAN BUKU
2.1 Ringkasan Isi Buku........................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Buku ............................................................................. 14
3.2 Kelemahan Buku............................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 15
4.2 Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Rangkaian pembentuk gelombang terdiri dari rangkaian penggunting,
pengapit diode, pengapit bertegangan panjar, dan pelipat dua tegangan. Ada
beberapa jenis rangkaian penggunting, yaitu penggunting dioda seri, penggunting
diode sejajar, penggunting terpanjar dan pengiris. Untuk diode silikon, tegangan
potong mempunyai nilai kira-kira 0,6 V, dan pada dioda germanium bernilai kira-
kira 0,3 V.
Pada sambungan p-n terjadi daerah pengosongan dimana tak ada pembawa
muatan bebas. Di dalam daerah pengosongan terdapat medan listrik, sehingga
daerah ini berupa kapasitor yang berisi muatan. Pada keadaan tegangan panjar
mundur daerah pengosongan melebar.

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pada Critical Book Report ini, yaitu :
1. Mengkritisi/membandingkan satu topic materi kuliah mengenai dioda sebagai
semikonduktor pada pembelajran dalam buku.
2. Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari buku yang menjadi buku yang baik
dalam proses belajar mengajar mengenai elektronika dasar.
Memenuhi Mata Kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Dosen Drs. Khairul
Amdani, M.Si

I.3 Manfaat
Adapun Manfaat dari pada dilakukannya Critical Book Report ini, yaitu :
1. Memahami denganjelasmateri yang terkandung di dalam buku ini.
2. Untuk menambah wawasan tentang mengetahui buku yang tepat.
3. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karyas serupa yang lebih
baik dan bermutu.

I.4 Identitas Buku


Judul Buku : Elektronika : Teori Dasar Dan Penerapannya
Penulis : Sutrisno
Tahun Terbit : 1986

1
Tempat : Bandung
Penerbt : ITB Bandung

BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Isi Buku


Dioda adalah suatu komponen elektronika yang dapat melewati arus pada
satu arah saja. Ada berbagai macam dioda, yaitu dioda tabung, dioda sambungan p-
n, dioda kontak titik dan sebagainya. Dioda memegang peranan amat penting dalam
elektronika, di antaranya adalah untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan
bolak-balik, untuk mengesan gelombang radio, untuk membuat berbagai bentuk
gelombang isyarat, untuk me- ngatur tegangan searah agar tidak berubah dengan
beban maupun dengan per- ubahan tegangan jala-jala (PLN), untuk saklar
elektronik, LED, laser semikon- duktor, mengesan gelombang mikro dan lain-lain.

 Sambungan P-N

2
Bentuk dioda yang lazim digunakan terdiri dari semikonduktor jenis p yang
dibuat bersambung dengan semikonduktor jenis-n. Penyambungan ini dilakukan
waktu penumbuhan kristal. Secara skematis dioda sambungan p-n dapat dilukiskan
seperti pada gambar:

Muatan yang dilingkarin


menandakan ion, dan muatan ini tetap
ditempat tidak bergerak meskipun diberi
muatan listrik. Tanda + dan - dalam kotak
persegi menyatakan pembawa muatan
intrinsik yaitu yang berasal dari ikatan
kovalen pada atom silikon, yang menjadi bebas muatan yang lain adalah muatan
bebas, yaitu lubang yang dihasilkan oleh atom akseptor pada bahan jenis-p, dan
elek tron bebas yang berasal dari atom donoi. Pembawa muatan bebas ini adalah
pembawa muatan ekstrinsik.

 Ciri Dioda Sambungan P-N


Ciri (karakteristik) dioda adalah hubungan antara arus dioda dan beda
tegangan antara kedua ujung dioda. Untuk dioda sambungan pn, lengkung cirinya
adalah seperti pada gambar 4.8 Pada lengkung ciri dioda, arus dioda iD = 0 jika vP
= 0. Ini sesuai dengan yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu pada keadaan tanpa
tegangan ( VD) arus
minoritas dan arus
mayoritas memiliki besar
yang sama tetapi arah berlawanan, sehingga arus total pada keadaan tanpa tegangan
panjar sama dengan nol.

 Persamaan Dioda

3
Pada tegangan maju bukit potensial sambungan p-n berkurang menjadi V h =
Vh0 . Disini Vh0 adalah tinggi bukit potensial tanpa panjar dan V adalah beda
tegangan pada dioda. Sesuai dengan statistik Boltzman, banyaknya elektron pada
bagian P yang menpunyai energi diatas V h sebanding dengan e-qvh/kT atau secara
matematis np = nn e-qVh/kT.
Kemudian pn = pp e-qVh/kT . Arus yang disebabkan difusi pembawa muatan np dan pn disebut
arus injeksi. Besar arus injeksi II ialah
II = k (np + pn) = K (Nd + Na) e -qVh/kT
II = -IS eqv/kT
Arus total yang mengalir dalam keadaan tegangan maju adalah
I = II + IS = -IS (eqv/kT - 1)
qV / kT
I I =−I S e ............................(4.2)
arus total yang mengalir dalam keadaan tegangan maju adalah
I I =I I + I s =−I S =−I S (e qV /kT −1) ....................................(4.3)
Persamaan 4.3. disebut persaman dioda, dan memberikan bentuk fungsi
teoritis untuk ciri dioda dengan tegangan maju. Jika dibandingkan dengan lengkung
ciri dioda yang sebenarnyaada beberapa penyimpangan. Ini ditunjukkan pada
gambar berikut ini.

Pada tegangan maju lengkungan ciri sebenarnya lebih condong daripada


lengkungan teori, sebab hambatan oleh kebocoran arus melalui perduktor dalam dioda,
yang dapat dibayangkan sebagai suatu hambatan Rs. Nilai Rs kira- kira 10 Ω
.penyimpangan berikutnya adalah untuk tegangan mundur, lengkungan-lengkungan teori,
sebab hambatan oleh kebocoran arus melalui permukaan dioda. Hambatan ini dapat
dibayangkan sebagai suatu hamabatan Rsh yang dipasang paralel dengan dioda.

 Pengaruh Suhu Pada Lengkung Ciri Dioda


Tampak pengaruh suhu terhadap lengkungan ciri dioda terdapat pada tegangan
potong dan pada arus penjenuhan. Jika suhu dinaikkan, tegangan berkurang, tetapi arus
penjenuhan bertambah, dan kemiringan lengkung ciri pada tegangan mundur pun

4
qV h /kT
bertambah. Pengaruh suhu oleh fungsi eksponensial e yang berasal dari arus
injeksi tidaklah terlalu besar.

 Garis Beban Pada Rangkaian Dioda


Kita perlu satu informasi lagi yang dapat kita peroleh deengan hukum
kirchoff pada rangkaian (4.12).
VDD = VD + iD RL atau
−V D V DD
iD = +
RL RL

 Penyearahan Arus Bolak-Balik

Misalkan sumber tegangan VDD diganti dengan sumber tegangan bolak-balik,


terlihat seperti gambar diatas, bentuk isyarat keluaran dapat diperoleh secara grafik.
Pada saat t2 , VDD = VP , arus dioda id(t) ditentuka oleh titik q2. Untuk ,mendapatkan
V0 (t2) kita buat grafik id terhadap V0 dan diperoleh bentuk syarat keluaran. Untuk mendapat
tegangan keluaran yang benar-benar merupakan bagian positif daripada isyarat masukan
diperlukan dioda dengan ciri seperti gambar berikut

Penyearah di bawah ini disebut dengan penyearah setengah gelombang.


Kita dapat memperoleh penyearah gelombang penuh dengan dua cara :
 cara pertama memerlukan transformator dengan sadapan pusat (center tap-CT)

penyearah seperti ini disebut penyearah gelombang penuh

5
Jika isyarat masukan sedang positif, arus akan melalui dioda D 1 dan mengalir. Jika
isyarat masukan negatif , dioda D2 menghantar dan jalan arus seperti gambar di atas.
 Cara lain untuk mendapatkan gelombang penuh adalah dengan menggunakan
empat dioda. Penyearah seperti ini disebut penyearah jembatan. Untuk penyearah
jembatan, tampak transformator tak memerlukan adanya CT. Bahkan bila dioda
yang digunakan mempunyai kemampuan tegangan yang cukup, tanpa transformator
pun penyearah ini dapat digunakan.

 Penyearah dengan Tapis


Agar tegangan dc yang dihasilkan penyearah arus bolak balik dapat lebih
rata,digunakan tapis lolos rendah dengan menggunakan kapasitor seperti pada
gambar.

Keluaran penyearah penuh

(a) Tanpa kapasitor tapis


(b) Dengan kapasitor tapis
Gambar diatas menunjukan bentuk tegangan dc V0 jika C tak dipasang dan
bila kapasitor C dipasang.Dengan adanya C,tegangan keluaran tak segera turun
walaupun tegangan masuk.Hal ini disebabkan karena kapasitor memerlukan waktu
( τ=RC) untuk mengosongkan muatannya.Sebelum tegangan pada kapasitor turun
banyak,tegangan pada kapasitor keburi naik lagi.Tegangan berubah yang terjadi
disebut tegangan riak,dengan nilai puncak ke puncak dinyatakan sebagai
Vrpp.Kualitas rangkaian tapis dinyatakan oleh nisbah riak puncak ke puncak.
tegangan Vrpp
Jadi pprr =
tegangan dc rata rata
Secara kasar lengkung pengosongan muatan pada kapasitor dapat
digantikan dengan garis singgung pada t = 0.Garis singgung ini mempnyai
kemiringan
Sehingga Δt == RLC
Vrpp T /2
= atau
Vp RLC

6
1
Vrpp = Vp (untuk gelombang penuh)
2 f RL C
Untuk setengah gelombang
1
Vrpp = Vp
f RL C

 Rangkaian setara dioda


Ada 2 macam rangkaian setara
(1)Rangkaian setara dc untuk isyarat besar
(2)Rangkaian setara ac atau rangkaian setara isyarat kecil
Rangkaian setara dc untuk arus 6mA ciri maju untuk dioda dapat digantikan dengan garis
lurus A.

Hambatan dc dioda adalah kebalikan kemiringan garis putus-putus

Rangkaian setara dioda


Dengan memberi tegangan panjat maju atau mundur dioda dapat digunakan
sebagai saklar.Penggunaan dioda untuk membentuk gelombang mudah dipahami
dengan gambar diatas.

 Rangkaian Setara AC
iD = ID(q) + iD
vD = VD (q) + vd
VD (q) adalah nilai vDjika tak ada isyarat VD
q = titik kerja (vD= 0)
Hubungan antara iDdanvD dapat dinyatakan oleh kemiringan garis singgung
lengkung ciri pada titik q.Atau iD = gf vD ; dengan gf = konduktansi maju isyarat
kecil.
Kebalikan gf disebut hambatan maju isyarat kecil.

25
Sebagai contoh jika dioda diberi arus panjar =2mA,maka hambatan isyarat kecil rf =
2
= 12,5Ω
vd dv D
Hambatan isyarat kecil dioda adalah rd = =
id diD

7
V D (q)
Hambatan setara dc pada keadaan maju adalah rf =
I D (q )

(a) Rangkaian untu menentukan hambatan isyarat kecil


vd
(b) Lengkung ciri dioda untuk menentukan rd =
id

 Rangkaian Pembentuk Gelombang


1. Rangkaian Penggunting
Ada beberapa jenis rangkaian penggunting, yaitu :
a. Penggunting dioda seri
Jika arus penjenuhan dan tegangan potong pada diode diabaikan. Untuk diode
silikon, tegangan potong mempunyai nilai kira-kira 0,6 V, dan pada dioda
germanium bernilai kira-kira 0,3 V.
Tampak tegangan keluaran menjadi kurang dari tegangan masukan karena
adanya tegangan potong dan karena kecondongan ciri statik dioda. Makin besar
nilai RL makin condong garis beban, dan diode akan beroperasi pada daerah arus
kecil. Nilai RL menentukan arus yang melalui diode dan harus dipilih agar arus
kurang dari arus maksimum dioda.

b. Penggunting dioda sejajar


Resistor RL dan dioda D membentuk suatu pembagi tegangan. Hambatan
dioda rD kecil jika anoda positif, dan bernilai besar jika anoda negatif. Pada saat

rD
anoda positif, arus sebesar seluruhnya melalui diode. Sehingga resistor
RL
yang boleh dipasang pada keluaran paralel dengan dioda, harus mempunyai nilai
jauh lebih besar daripada nilai hambatan mundur daripada diode, agar tegangan
keluaran tak terpengaruh oleh hambatan ini.

c. Pengiris

8
Jika pada rangkaian penggunting terpanjar kekutuban baterai dibalikkan,
maka pada pengiris kita peroleh rangkaian seperti pada gambar

Gambar 4.40 Rangkaian pengiris


d. Penggunting dioda zener
Dengan dioda zener kita dapat membuat penggunting terpanjar tanpa
baterai.

2. Pengapit Dioda
Suatu rangkaian pengapit adalah rangkaian yang dapat membuat agar
puncak tegangan bolak balik berada pada suatu tingkat tertentu. Rangkaian ini
disebut juga dengan nama pemulih dc atau pemulih dasar.
Pada saat t=0 isyarat masukan tiba-tiba berubah positif. Dioda
mendapat tegangan panjar maju sehingga mempunyai hambatan rF yang rendah
( ≅ 100 o h m . Arus transien akan naik dengan segera, dan kemudi turun dengan
tetapan waktu τ F =r F C . Padda saat yang sama kapasitor C terisi hinggga
mempunyai beda tegangan sebesar V m .

3. Pengapit Bertegangan Panjar


Dengan membalikkan diode pada gambar kita dapatkan tingkat dc pada
keluaran naik, sehingga bagian bawah isyarat terapit pada V = 0. Dengan membuat
rangkaian seperti gambar kita dapat membuat apitan pada suatu nilai tegangan
yang positif.

4. Pelipat Dua Tegangan


dioda D1 bekerja sebagai penyearah setengah gelombang bertapis, dan diode
D2 bekerja sebagai suatu pengapit bertegangan panjar. Sedangkan pada gambar 4.48
dioda D1 bekerja sebagai pengapit dan D2 bekerja sebagai penyearah atau lebih
tepat sebagai saklar pengisi kapasitor C2. Jika V a <V b saklar dioda D2 mati,
sedangkan jika V a >V b saklar dioda D2 terpasang.

9
Dimana D1 bekerja sebagai penyearah tapis C1 , sedangkan D2

berkerja sebagai pengapit terpanjar sebesar V m , dan dioda D3 bekerja


sebagai saklar untuk mengisi kapasitor C3 .Rangkaian diatas dapat diteruskan
untuk membuat pelipat –n. jika n genap kita harus mulai dengan mengapit, dan
jiika ganjil kita mulai dengan suatu penyearah setengah gelombang bertapis.

 Kapasitansi Sambungan P-N


Pada sambungan p-n terjadi daerah pengosongan dimana tak ada pembawa
muatan bebas. Di dalam daerah pengosongan terdapat medan listrik,
Dapat ditunjukkan bahwa :
1) q N d Ln=q N a L p agar netral
1/ 2
2 ∈V h
2)
L p=
( (
q N a 1+
Na
Nd )) 1/ 2
2∈V h
3)
Ln =
( ( N
q N d 1+ d
Na ))
∈ = permivitas listrik
Hubungan diatas dapat diartikan sebagai berikut :
N a Lp
1) Ln = , yaitu makin besar N d maka Ln makin sempit
Nd
2)dan 3) L p ∝ V 1/h 2
V h=V h o +V bat untuk tegangan panjar mundur
V h=V h o −V bat untuk tegangan panjar maju
Pada keadaan tegangan panjar mundur daerah pengosongan melebar.

Kapasitansi sambungan
Kapasitansi sambungan dapat ditentukan sebagai berikut :
dQ
C=
dV
dQ /d L p
¿
d V h /d L p
1 /2
q Na E

(( ) )
−1/ 2
¿ ≅K Vh
Na
2 1+ V
Nd h
Kapasitansi sambungan menggangu pada operasi dengan isyarat frekuensi tinggi.

 Dioda Zener

10
Jika tegangan mundur pada dioda P-N diperbesar, pada suatu nilai tegangan
maka harus mundur naik dengan cepat sekali, seperti pada gambar 4.54. Tegangan
mundur yang terjadi disebut tegangan balik puncak (PIV). Peristiwa ini terjadi
karena dadalnya ikatan kovalen silikon didalam daerah pengosongan pada
sambungan p-n.

Pada keadaan Zener, medan listrik yang tinggi dalam daerah pengosongan
menyebabkan elektron pada ikatan kovalen dapat menjadi elektron bebas. Pada
mekanisme ini tegangan Dadal atau PIV berkurang dengan naiknya suhu
mekanisme kedua yaitu dada konsen terjadi karena elektron bebas mendapat
percepatan cukup tinggi sehingga jika menumbuk atom akan terjadi elektron bebas
pada mekanisme yang terakhir ini tegangan dada bertambah jika suhu naik.
Tegangan Dadal dapat diatur dengan mengubah konsentrasi donor dan akseptor.
Diode yang digunakan pada daerah dada disebut dioda zener. Diode ini
digunakan untuk pengaturan tegangan agar sumber tegangan searah tak berubah
tegangan keluarannya jika diambil arusnya dalam batas-batas tertentu. Diode zener
dibuat agar mempunyai tegangan Dadal disebut tegangan zener pada nilai tertentu
antara 3 volt dan 100 volt.
Parameter dioda zener
Beberapa parameter dioda zener yang penting adalah:
1. Tegangan Dadal
2. Koefisien suhu (perubahan tegangan zener terhadap suhu)
3. Kemampuan daya (lesapan daya maksimum)
4. Hambatan isyarat kecil r z , yaitu hambatan zener terhadap perubahan tegangan
kecil, atau untuk isyarat ac kecil.

 Dioda Zener Untuk Pengaturan Tegangan


Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh dengan tapis pada keadaan
beban ringan (arus beban kecil atau R L besar) adalah seperti pada gambar 4.58 a

11
Tampak bahwa :
a. V turun jika arus beban I L diperbesar
b. tegangan riak membesar dengan arus beban IL atau jika RL diperkecil. ini juga
dapat dipahami dari hubungan antara tegangan riak dengan RL Seperti telah dibahas

1
dahulu yaitu V rpp = V
f RL C p
Riak dapat diperkecil dengan menggunakan kapasitansi yang besar pada
beban arus yang besar. akan tetapi penurunan tegangan searah pada arus beban
besar tetap terjadi. penyearah di atas dikatakan tidak mempunyai pengaturan
tegangan.
Suatu penyearah dengan pengaturan tegangan, mempunyai tegangan
keluaran yang tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu. Tanpa pengaturan,
penurunan tegangan keluaran oleh arus beban terjadi karena penyearah mempunyai
hambatan-dalam yang terdiri dari hambatan gulungan transformator dan hambatan-
dalam diode. Pada arus beban yang besar terjadi jatuh tegangan pada hambatan-
dalam ini sehingga tegangan keluaran berkurang (gambar 4.59).

Nilai hambatan keluaran R0 dapat ditentukan dengan mengukur V0

sebagai fungsi arus beban I L . Hal ini dapat dilihat pada lengkungan
pembebanan dalam gambar 4.60. kemiringan grafik lengkung pembebanan tak lain
adalah hambatan keluaran R0 .
Pengaturan tegangan dapat dibuat dengan menggunakan dioda zener ini dilakukan seperti
pada gambar 4.61.

12
Dengan membuat Va lebih besar dari tegangan zener, maka dioda zener
bekerja pada daerah dadal sehingga tegangan keluaran tetap untuk berbagai nilai
arus beban, selama V b tidak kurang dari 12 volt.
Dari gambar 4.61 tampak
I S=I D + I L
Sehingga, V D =V D=V a−I S RS =V a−I D R S−I L R S
( V a−I L R S ) V D
Atau I D = −
RS RS

BAB III
PEMABAHASAN

3.1 Keunggulan Buku


 Menjelaskan lietarsi membaca yang sangat jelas
 Memasukkan beberapa grafik pada dioda semikonduktor
 Menjeaskan dampak membaca dengan sangat jelas
 Menambah tips cara menambah minat baca siswa

3.2 Kekurangan Buku


 Sampul kurang menarik , terlampau simpel
 Menggunakan literasi lama
 Tidak adanya pencantuman gambar, table dan grafik dalam penjelasan mate

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis buku ini, maka dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
mengkritik buku ini bertujuan untuk menemukan keunggulan dan kelemahan buku
demi terwujudnya pemahaman terhadap kary atulis yang berkualitas sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia. Buku ini dinilai telah layak untuk
digunakan sebagai sumber belajar karena telah memenuhi kriteria yang diharapkan
dari sebuah karya tulis berupa buku.

4.2 Saran
Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi
penampilan dan juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh
karya tulis berupa buku yaitu :Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti
kaidah-kaidah penulisan yang telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran
dan pengembangan materi yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 1986. Elektronika : Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB Bandung

15

Anda mungkin juga menyukai