Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH RUTIN

KEWARGANEGARAAN
PRODI S1 DIKFIS
FMIPA

NEGARA DAN KONSTITUSI

KELOMPOK 4

NAMA MAHASISWA : IFFAH KHAIRIYAH ISMAYANTI (4172121023)


NOVITA DESNALIA S. (4173321034)
RIKA WAHYUNI (4171121028)
DOSEN PENGAMPU : Dra. NURLIANI MANURUNG, M.Pd.
MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWRGANEGARAAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
NOVEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “NEGARA DAN KONSTITUSI”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah penulis yaitu “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”.
Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sekiranya makalah yang
disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 14 Oktober 2018

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Negara .................................................................................. 3
2.2 Unsur-Unsur Negara ........................................................................ 4
2.3 Teori Terbentuknya Negara .............................................................. 5
2.4 Sifat-Sifat Negara .............................................................................. 7
2.5 Tujuan dan Fungsi Negara ................................................................ 8
2.6 Pengertian Konstitusi ........................................................................ 11
2.7 Kedudukan Konstitusi ....................................................................... 12
2.8 Tujuan dan Fungsi Konstitusi ........................................................... 12
2.9 Sejarah Konstitusi di Indonesia ......................................................... 13
2.10 Amandemen atau Perubahan UUD NRI 1945 ................................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .......................................................................................... 15
3.2 Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara
harus tunduk pada kekuasaan rakyat, karena organisasi negara sifatnya mencakup semua
orang yang ada di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.
Sebaliknya negara juga memiliki kewajiban tertentu terhadap orang-orang yang menjadi
anggotanya.
Agar pemerintah suatu negara yang memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan
masyarakat tidak bertindak seenaknya, maka ada sistem aturan yang mengaturnya. Sistem
aturan tersebut menggambarkan suatu hierarki atau tingkatan dari aturan yang paling tinggi
tingkatannya sampai pada aturan yang paling rendah. Aturan yang paling tinggi
tingkatannya dlama suatu negara dinamkan konstitusi atau sering disebut dengan Undang
Undang Dasar.
Saat ini sebagian masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari pancasila
sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan tidak hanya mengabaikan,
tetapi banyak juga yang tidak mengetahui makna dari negara dan konstitusi tersebut.
Terlebih di era-globalisai ini masyarakat dituntut untuk dapat memilah-milah pengaruh
positif dan negatif. Dengan adanya pendidikan tentang dasar negara dan konstitusi
diharapkan masyarakat Indonesia mampu mempelajari, memahami serta melaksanakan
segala kegiatan kenegaraan berlandaskan pada dasar negara dan konstitusi, namun dengan
tidak menghilangkan jati dirinya.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan kostitusi. Dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma hukum yang tertinggi disuatu Negara. Sebagai
norma tertinggi , dasar negara menjadi sumber pembentukan bagi norma-norma hukum
yang ada dibawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar negara.
Konstitusi dalam arti luas adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan
ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara, dan dalam
arti sempit sendiri konstitusi adalah Udang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa
dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi

1
bersumber dari dasar negara, norma hukum dibawag dasar negara isinya tidak boleh
bertentangan dengan norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang
terkandung dalam dasar negara. Dasar Negara merupakan cita hukum dari Negara. Dan
terdapat hubungan yang sangat terkait antara keduanya yang perlu kita ketahui

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Negara?
2. Apakah unsur-unsur Negara?
3. Apakah teori-teori terbentuknya Negara?
4. Apakah sifat-sifat Negara dan apa saja tujuan serta fungsi Negara?
5. Apakah yang dimaksud dengan konstitusi?
6. Bagaiamanakah kedudukan konstitusi pada suatu Negara?
7. Apakah tujuan dan tugas konstitusi?
8. Bagaimanakah sejarah konstitusi di Indonesia?
9. Apakah amandemen atau Peubahan UUD NRI 1945?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
2. Mengetahui makna dari negara dan konstitusi serta tujuan dan fungsi keduanya
3. Mengetahui sejarah konstitusi di Indonesia
4. Mengetahui makna dari amandemen UUD NRI 1945 dan dasar pemikiran
amandemen tersebut

1.4 Manfaat Penulisan


1. Menambah pengetahuan pembaca tentang makna dari negara dan konstitusi
2. Menambah pengetahuan penulis dalam memahami makna dari negara dan
konstitusi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Negara


Secara etimologi, kata negara berasal dari kata staat (Belanda dan Jerman); state
(Inggris); etat (Prancis); statut (Latin). Dalam setiap kata tersebut berarti meletakkan dalam
keadaan ‘berdiri’; ‘menempatkan'; atau ‘membuat berdiri'. Pada zaman Yunani kuno para
ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles (384-522
SM) merumuskan negara dalam bukunya politica yang disebut negara polis, yang saat itu
masih dipahami dalam suatu wilayah terkecil.
Perkembangan selanjutnya timbul konsep negara kerajaan" yang yang dipelopori
oleh Machiavelli (1469-1527) pada zaman renaissance, menyatakan bahwa negara
merupakan suatu kekuasaan dan untuk menjalankan dan mempertahankan kekuasaan
dibutuhkan pemimpin yang kuat (raja). Raja sebagai pemegang kekuasaan negara tidak
mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya pada satu moralitas atau kesusilaan. Oleh
karena itu, raja dapat menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Akibat ajaran ini,
timbul kekerasan dan praktik pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter sehingga berlaku
hukum rimba.
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok orang
yang berada di dalamnya. Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa sansekerta, yaitu
nagari atau nagara yang berarti wilayah atau penguasa. Secara terminologi, negara
diartikan sebagai organisasi di antara suatu masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk
bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintah yang berdaulat.
Beberapa konsep negara menurut beberapa ahli:
a. Roger H.Sotau
Negara adalah sebagai alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas masyarakat.
b. Harold J. Laski
Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dan yang lebih sah lebih agung darpada individu atau kelompok
yang merupakan bagian dari masyarakat itu.

3
c. Logeman
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang dapat mengatur masyarakat dengan
alat-alat perlengkapan sekalipun dengan paksaan.
d. Soekarno
Kekuasaan yang dapat dipaksa sebagai suatu kedaulatan hanya dimiliki oleh
negara. Karena dengan kekuasaan lah negara dapat memaksakan kehendaknya terhadap
siapa saja yang ada di wilayah kedaulatannya.
e. Miriam Budiardjo
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyat nya diperintah (govermed) oleh
sejumlah pejabat dan hasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangannya melalaui penguasaan (kontrol) monipolitis dari kekuasaan yang
sah.
Dari pengertian negara menurut beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa negara adalah suatu organisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk
mengatur bahkan dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak
serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan
masyarakatnya.

2.2 Unsur-Unsur Negara


1. Unsur Konstitutif
Unsur konstitutif adalah unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk
negara. Unsur ini terdiri atas rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat.
Pertama, rakyat yaitu orang-orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah suatu
negara, tunduk pada kekuasaan negara dan mendukung negara yang bersangkutan. Rakyat
diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh satu rasa persamaan dan
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Rakyat merupakan unsur terpenting dalam
suatu negara. Penduduk (warga negara) merupakan unsur pendukung dalam
penyelenggaraan pertahanan negara. Warga negara memiliki peranan penting dalam
menjaga dan mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah dari berbagai ancaman
terutama yang datang dari dalam negeri.
Kedua, wilayah yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat
tinggal bagi rakyat negara. Wilayah mencakup darat, laut, dan udara.wilayah merupakan

4
material atau landasan fisik negara. Wilayah merupakan tempat rakyat menetap dan tempat
pemerintah menyelenggarakan pemerintah negara.
Ketiga, pemerintahan yang berdaulat yaitu penyelenggara negara yang memiliki
kekuasaan menyelenggarakan pemerintah di negara tersebut. Pemerintah memegang
peranan penting dalam kehidupan negara. Pemerintah sebagai penentu kebijakan maupun
sebagai pelaksana dalam arti mengkoordinasikan kegiatan pertahanan negara. Pemerintah
yang berwenang memutuskan dan melaksanakan aspirasi-aspirasi rakyat yang biasanya
dituangkan dalam aturan-aturan yang mengikat baik bagi rakyat maupun bagi pemerintah
itu sendiri.
2. Unsur Deklaratif
Pertama tujuan negara merupakan unsur deklaratif pertama yang menentukan arah
penyelenggara negara.
Kedua, undang undang dasar atau konstitusi negara merupakan perangkat peraturan
yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari berbagai alat kenegaraan. Undang
undang dasar juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan dan memaparkan
hubungan- hubungan diantara mereka.
Ketiga, pengakuan dari negara lain dimaksudkan perbuatan bebas oleh satu negara
atau lebih negara untuk mengakui keberadaan suatu wilayah yang dihuni masyarakat yang
secara politis terorganisasi
Pengakuan ada dua yaitu
a) Pengakuan de facto
Merupakan pengakuan atas fakta adanya suatu negara. Diberikan berdasar realita
jika suatu masyarakat tersebut telah memenuhi syarat utama sebagai sebuah negara.
Pengakuan de facto ada dua : pengakuan de facto bersifat sementara dan pengakuan de
facto bersifat tetap
b) Pengakuan de jure
Merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara berdasar pertimbangan yuridis
menurut hukum. Dengan mendapat pengakuan secara de jure suatu negara mendapat jalan-
haknya disamping kewajibannya sebagai anggota bangsa sedunia.

2.3 Teori Terbentuknya Negara


Menurut Budi Juliardi beberapa teori tentang asal mula terjadinya negara.

5
Teori Terbentuknya Negara
No. Teori Tokoh Penjelasan

1. Hukum Alam Plato dan Aristoteles Sebelum adanya negara, terdapat


wilayah kosong. Lambat laun daerah
kosong tersebut berdatangan manusia,
manusia semakin banyak sehingga
terbentuk negara

2. Ketuhanan Agustinus, Friedrich Terjadinya negara adalah karena


Julius Syah, san kehendak Tuhan yang didasari atas
Kranenburg kepercayaan bahwa segala sesuatu
berasal dari Tuhan dan terjadi atas
kehendak Tuhan

3. Perjanjian Thomas Hobbes, Dinyatakan bahwa sesuai dengan


Masyarakat John Locke, JJ. kodratnta, manusia tidak akan puas
Rousseau, dan dengan sesuatu yang telah
Montesquie diperolehnya. Akibatnya timbul hukum
rimba dimana manusia tang kuat akan
menang, dan manusia yang lemah akan
tertindas, untuk mengatasi itu, manusia
mengadakan perjanjian dan
membentuk sebuah (organisasi) negara
dengan tujuan menciptakan ketertiban
dalam kehidupan

Pembentukan Negara Pada Zaman Modern


No. Bentuk Penjelasan

1. Penguasaan (anexatie) Suatu negara lahir akibat penguasaan suatu


wilayah/bangsa oleh bangsa lainnya.

2. Peleburan (fusi) Suatu negara lahir akibat dari melebarnya dua

6
negara menjadi satu negara

3. Penecahan Suatu negara pecah dan membentuk negara-


negara baru

4. Pemisahan diri Suatu negara terbentuk karena memisahkan diri


dari negara induknya

5. Perjuangan atau revolusi Suatu bangsa membentuk negara merdeka


melalui perjuangan fisik dan non fisik mengusir
penjajah

6. Penyerahan atau pemberian Suatu bangsa membentuk negara merdeka karena


(cessie) kemerdekaannya diberikan/diserahkan negara
lain

7. Pendudukan (occupasi) Pendudukan wilayah yang belum ada


pemerintahan sebelumnya.

2.4 Sifat-Sifat Negara


1) Sifat Memaksa
Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kedaulatan fisik secara legal agar
tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki. Dengan ditaatinya
peraturan perundang undangan, penertiban dalam kehidupan bermasyarakat dapat tercapai
serta dapat mencegah timbulnya anarki. Biasanya sifat paksaan itu tidak begitu menonjol,
akan tetapi di negara negara baru yang kebanyakan belum homogen sifat paksana ini akan
lebih tampak, contoh sifat memaksa antara lain wajib membayar pajak, menaati peraturan
lalu lintas serta peraturan hukum lainnya.
2) Sifat Monopoli
Monopoli berasal dari kata "mono" yang artinya satu dan "poli yang artinya
penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan negara adalah suatu hak tunggal yang
dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan
bersama. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalam
kehidupan bermasyarakat.

7
3) Sikap Mencakup Semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan laku (misalnya
keharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian
memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar lingkup aktivitas negara,
maka usaha negara kearab tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal, atau
dapat yang menganggu cita-cita yang telah tercapai.

2.5 Tujuan dan Fungsi Negara


Mengenai tujuan negara ini, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya yang
beragam, antara lain:
1) Roger HI. Soltau, menyatakan bahwa tujuan negara adalah memungkinkan
rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptenya sebebas mungkin
(Miriam Budiardjo, 2001: 45)
2) Lord Shang, mengemukakan bahwa di dalam setiap negara terdapat subjek yang
selalu berhadapan dan bertentangan, yaitu pemerintah dan rakyat. Yang satu kuat
dan lainnya lemah. Pihak pemerintah harus lebih luat daripada rakyat. Pemerintah
harus selalu berusaha lebih kuat daripada rakyat agar tidak terjadi kekacauan dan
anarki (Solly Lubis, 1990:
3) Niccolo Machiavelli (1429-1527), mengemukakan bahwa pemerintah harus
senantiasa berusaha tetap berada di atas aliran-aliran yang ada dan betapa pun
lemahnya pemerintah harus tetap memperlihatkan bahwa pemerintahlah yang lebih
berkuasa.
4) James Wilfors Garner, menyatakan bahwa tujuan negara ada tiga, yaitu:
a. Tujuan negara yang asli atau yang utama ialah pemeliharaan perdamaian,
ketertiban, keamanan, dan keadilan. Tujuan ini sebenarnya mengutamakan
kebahagiaan individu.
b. Tujuan negara yang sekunder ialah kesejahteraan warga negara. Negara harus
memperhatikan kepentingan bersama. Tujuan ini sebenarnya untuk mengutamakan
kepentingan kolektif
c. Tujuan negara yang disebut tujuan peradaban ialah merupakan tujuan yang
terakhir dan termulia dari negara. Tujuan ini berhasrat memajukan peradaban
manusia dan menginginkan kemajuan negara

8
5) J. Barents menyatakan bahwa tujuan negara itu diklasifikasikan dalam tujuan
negara yang sebenarnya dan tujuan negara yang tidak sebenarnya. Tujuan negara
yang sebenarnya adalah pemeliharaan keamanan dan ketertiban serta
penyelenggaraan kepentingan umum dalam arti luas. Sedangkan tujuan negara yang
tidak sebenarnya adalah pertahanan diri dari kelas yang berkuasa untuk tetap
berada dalam kedudukannya
6) Dante mengemukakan bahwa tujuan negara tidak untuk memperoleh kekuasaan
yang mutlak, tetapi dengan mempersatukan semua negara-negara di bawah satu
kekuasaan seorang raja untuk membawa kemajuan umat manusia di seluruh dunia
terutama dalam mencapai kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.

Teori Tujuan Negara


No. Teori Tokoh Penjelasan

1. Kekuasaan Ajang Yang, Tujuan negara untuk menciptakan


Machiavelli, dan kekuasaan itu sendiri, tetapi
Fridriech Nietzsche kekuasaan itu hanya merupakan
alat belaka untuk mencapai tujuan
sebenarnya yakni kebesaran dan
kehormatan

2. Keamanan Range Alighieri, Negara hanya sebagai alat yang


Thomas Hobbes, dibuat untuk meli dungu dirinya
Montesquie dan dari segala macam ancaman dan
Epicurus bahaya

3. Kemerdekaan Immanuel Kang, Didirikannya negara adalah untuk


Hebert Spencer, dan memperoleh kebanyakan lagi
Jean Bodin kebebasan dan kemerdekaan

4. Kesusilaan Plato Negara bertujuan untuk memajukan


kesusilaan manusia, baik sebagai
perorangan maupun makhluk sosial

5. Kebahagiaan Hartmann, Harold Tujuan negara agar tetap memiliki

9
Joseph Laski, dan wilayah yang dimanfaatkan untuk
John Stuart Mill kepentingan masyarakat sehingga
dapat hidup tentram dan bahagia

6. Keadilan Thomas Aquinas dan Kekuasaan dan hukum negara itu


Aristoteles hanya berlaku selama ia
mewujudkan kebaikan bersama
seperti tang dikehendaki oleh
Tuhan

7. Kesejahteraan Adam Smith Negara bertujuan untuk


mewujudkan kesejahteraan umum

Adapun fungsi Negara Menurut beberapa ahli, antara lain :


1. Jacobsen dan Lipman mengemukakan bahwa fungsi negara dibedakan dalam :
a. Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan hubungan luar
negara dan meliputi pemeliharaan angkatan perang untuk pertahanan terhadap
serangan dari luar ataupun untuk menindak pergolakan dalam negeri
b. Fungsi jasa ialah seluruh aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak
diselenggarakan oleh negara, misalnya pemeliharaan fakir miskin,
pembangunan jalan-jalan, jembatan, dan sebagainya
c. Fungsi perniagaan ialah fungsi yang dapat diselenggarakan oleh individu
dengan motif untuk memperoleh laba apabila fungsi ini tidak dilaksanakan
sendiri oleh negara. Contohnya jaminan sosial, pencegahan pengangguran,
perlindungan deposito di bank, dan sebagainya.
2. Leslie Lipson mengemukakan bahwa fungsi negara yang asli dan tertua ialah
perlindungan. Dalam perkembangannya karena sifat manusia yang selalu
mempunyai kebutuhan yang berkembang, maka menghendaki lebih dari sekedar
keamanan fisik, menghendaki jaminan-jaminan yang memungkinkarn menjalankan
usaha-usahanya dengan wajar, menghendaki dipertahankannya harta benda oleh
negara, menghendaki suatu tertib hukum yang dapat menjamin kehidupannya setiap
hari, maka fungsi negara ini bergeser dan berkembang dari perlindungan ke arah
pemeliharaan ketertiban yang kedua- duanya berdasarkan keadilan.
3. Mac Iver menyatakan bahwa fungsi negara yang pertama adalah memelihara
ketertiban. Ketertiban dipelihara demi perlindungan dan konservasi serta
10
perkembangan. Karena pengaruh perubahan zaman dan kemajuan teknologi, maka
fungsi negara yang kepolisian dan penyelenggaraan keadilan
4. Lloyd Cerbon Ballad mengemukakan bahwa fungsi negara ialah menciptakan
syarat-syarat dan perhubungan-perhubungan yang memuaskan dan konstruktif bagi
semua warga negara. Oleh karenanya secara sosiologis fungsi negara itu ada empat
gol. Besar, yaitu :
a. Fungsi social conservation dari nilai-nilai sosial yang sangat penting bagi suatu
tertib politik dan sosial,
b. Fungsi social control, yaitu mendamaikan, menyesuaikan dan mengkoordinir
sikap-sikap kelompok yang berselisih atau bersaing
c. Fungsi social amelioration yang berhubungan dengan kelompok- kelompok
yang dirugikan, misalnya usaha-usaha meniadakan kemiskinan, pemeliharaan
orang-orang cacat.
d. Fungsi social improvement, yaitu perluasan bidang hidup dari segenap
kelompok, seperti pengajaran dan pendidikan umum, mengembangkan
kesenían, mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah, dan research Negara
dan Konstitusi

2.6 Pengertian Konstitusi


Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki
konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum
dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu negara. Jadi segala praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus
didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis (Constituer) yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan aturan suatu negara (Srijanti et al, 2008). Rukman Amanwinata
(Chaidir, 2007: 21) menjelaskan istilah konstitusi dalam bahasa Indonesia berpadanan
dengan kata "constitution" (bahasa Inggris), "constitutie" (bahasa Belanda), "verfassung"
(bahasa Jerman), "constitutio" (bahasa Latin), "fundamental laws" (Amerika Serikat).
Konstitusi bisa dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-undang dasar.
Hermann Heller mengemukakan tiga pengertian konstitusi, yaitu:

11
1. Die politische verfassung ais gesellschaftlich wirklichkeit.Konstitusi dilihat dalam
arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan sosial politik yang nyata dalam
masyarakat.
2. Die verselb standigte rechtsverfassung.Konstitusi dilihat dalam arti yuridis sebagai
suatu kesatuan kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat.
3. Die geschreiben verfassung.Konstitusi yang tertulis dalam suatu naskah undang-
undang dasar sebagai hukum yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara
(Kusnardi & Ibrahim, 1988:65).
Lebih lanjut menurut Winarno (2008) konstitusi dapat diartikan dalam arti luas dan
sempit, sebagai berikut:
1. Konstitusi dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.
2. Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu undang- undang
dasar. Dalam pengertian ini undang-undang dasar merupakan konstitusi atau
hukum dasar yang tertulis.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian konstitusi
yaitu seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah
dijalankan. Oleh karena itu aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi mengatur
hal-hal yang sangat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dapat dikatakan sebagai
aturan atau hukum dasar yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaran suatu negara.

2.7 Kedudukan Konstitusi


Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam hal tujuan,
bentuk da formal yang sama, yaitu sebagai:
1. Konstitusi sebagai hukum dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-
hal yang mendasar dalam kehidupan suatunegara.
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi, artinya bahwa aturan-aturan yang terdapat
dalam konstitusi, secara hierarki mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap
aturan-aturan lainnya, sehingga aturan-aturan yang lain harus sesuai dengan
undang-undang dasar.

2.8 Tujuan dan Fungsi Konstitusi


Berkaitan dengan tujuan dari konstitusi, Muarice Hauriou menyatakan bahwa
tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban (order), kekuasaan

12
(gezag), dan kebebasan (vrijheid) (Asshiddiqie, 2005). Menurut Jimly Asshiddiqie
(Winarno, 2008) konstitusi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara.
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan warga negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang
dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity).
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of
nation).
8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony).
9. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti
sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luasmencakup bidang sosial ekonomi.
10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering
atau social reform) baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas.

2.9 Sejarah Konstitusi di Indonesia


Konstitusi Indonesia
No. Konstitusi Masa Berlakunya
1. UUD 1945 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
2. UUD RIS (Republik Indonesia 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
Serikat)
3. UUDS 1950 (Undang-Undang 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
Dasar Sementara)
4. UUD 1945 5 Juli 1959 – sekarang
Khusus untuk periode keempat berlaku UUD
1945 dengan pembagian berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemen
2. UUD 1945 yang sudah diamandemen
(tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001,

13
dan tahun 2002)

2.10 Amandemen atau Perubahan UUD NRI 1945


Amandemen dalam bahasa Inggris "amandement" artinya perubahan.
Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan yang mana menjadi hak
parlemen untuk mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan undang-undang dasar.
Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan addendum atau
sisipan dari konstitusi yang asli. Antara bagian perubahan dengan konstitusi aslinya masih
terkait. Nilai-nilai lama dalam konstitusi asli masih tetap ada. Kaitannya dengan masalah
mengapa perlunya dilakukan amandemen UUD 1945 adalah karena kehidupan manusia
yang senantiasa berubah, baik perubahan internal masyarakat maupun kehidupan eksternal
masyarakat. Oleh karena itu, konstitusi sebagai landasan kehidupan bernegara harus
senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan yang terjadi di masyarakat.
Dikdik B. Arif (2014: 112:114) menjelaskan, dasar pemikiran dilakukannya
perubahan UUD 1945 antara lain karena:
1. UUD 1945 membentuk struktur kenegaraan yang bertumpu pada kekuasaan
tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat.
2. UUD 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan
eksekutif (Presiden).
3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu luwes sehingga dapat
menimbulkan lebih dari satu tafsiran.
4. UUD 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden
untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang.
5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup
didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang
demokratis, supremasi hukum, pemberdayan rakyat, penghormatan hak asasi
manusia,dan otonomi daerah.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Negara adalah suatu organisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk
mengatur bahkan dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak
serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan
masyarakatnya.
Konstitusi yaitu seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang
bagaimana pemerintah dijalankan. Oleh karena itu aturan atau hukum yang terdapat dalam
konstitusi mengatur hal-hal yang sangat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dapat
dikatakan sebagai aturan atau hukum dasar yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaran
suatu negara.
Setiap negara pasti memiliki konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara
tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum dasar negara, kostitusi berisi aturan dan
ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi segala
praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus didasarkan pada konstitusi dan tidak
boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan bagi
dari segi isi materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis meminta saran untuk
perbaikan kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gandamana, Apiek. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Medan


: UPT MKU Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai