Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Dalam Mata Kuliah Elektronika Dasar

Dosen Pengampu:
Drs. Khairul Amdani, M.Si

IFFAH KHAIRIYAH ISMAYANTI


(4172121023)
FISIKA DIK C 2017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MARET 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan izin-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book
Report ini. Adapun penulisan makalah critical book report ini bertujuan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah "Elekronika Dasar”. Critical book report ini berjudul "Dioda
Semikonduktor”.
Critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk melengkapi
kekurangan critical book report ini guna penyusunan critical book report selanjutnnya.
Semoga penulisan critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 23 Maret 2019


Penulis

IFFAH KHAIRIYAH

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 1
1.3 Manfaat ............................................................................................. 1
1.3 Identitas Buku ................................................................................. 2
BAB II RINGKASAN BUKU
2.1 Ringkasan Isi Buku ........................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Buku ............................................................................ 14
3.2 Kelemahan Buku ............................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15
4.2 Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Rangkaian pembentuk gelombang terdiri dari rangkaian penggunting, pengapit
diode, pengapit bertegangan panjar, dan pelipat dua tegangan. Ada beberapa jenis
rangkaian penggunting, yaitu penggunting dioda seri, penggunting diode sejajar,
penggunting terpanjar dan pengiris. Untuk diode silikon, tegangan potong mempunyai nilai
kira-kira 0,6 V, dan pada dioda germanium bernilai kira-kira 0,3 V.
Pada sambungan p-n terjadi daerah pengosongan dimana tak ada pembawa muatan
bebas. Di dalam daerah pengosongan terdapat medan listrik, sehingga daerah ini berupa
kapasitor yang berisi muatan. Pada keadaan tegangan panjar mundur daerah pengosongan
melebar.

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pada Critical Book Report ini, yaitu :
1. Mengkritisi/membandingkan satu topic materi kuliah mengenai dioda sebagai
semikonduktor pada pembelajran dalam buku.
2. Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari buku yang menjadi buku yang baik
dalam proses belajar mengajar mengenai elektronika dasar.
Memenuhi Mata Kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Dosen Drs. Khairul
Amdani, M.Si

I.3 Manfaat
Adapun Manfaat dari pada dilakukannya Critical Book Report ini, yaitu :
1. Memahami denganjelasmateri yang terkandung di dalam buku ini.
2. Untuk menambah wawasan tentang mengetahui buku yang tepat.
3. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karyas serupa yang lebih
baik dan bermutu.

1
I.4 Identitas Buku
Judul Buku : Elektronika : Teori Dasar Dan Penerapannya
Penulis : Sutrisno
Tahun Terbit : 1986
Tempat : Bandung
Penerbt : ITB Bandung

2
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Isi Buku


Dioda adalah suatu komponen elektronika yang dapat melewati arus pada satu arah
saja. Ada berbagai macam dioda, yaitu dioda tabung, dioda sambungan p-n, dioda kontak
titik dan sebagainya. Dioda memegang peranan amat penting dalam elektronika, di
antaranya adalah untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak-balik, untuk
mengesan gelombang radio, untuk membuat berbagai bentuk gelombang isyarat, untuk me-
ngatur tegangan searah agar tidak berubah dengan beban maupun dengan per- ubahan
tegangan jala-jala (PLN), untuk saklar elektronik, LED, laser semikon- duktor, mengesan
gelombang mikro dan lain-lain.

 Sambungan P-N
Bentuk dioda yang lazim digunakan terdiri dari semikonduktor jenis p yang dibuat
bersambung dengan semikonduktor jenis-n. Penyambungan ini dilakukan waktu
penumbuhan kristal. Secara skematis dioda sambungan p-n dapat dilukiskan seperti pada
gambar:

Muatan yang dilingkarin menandakan ion, dan muatan ini tetap ditempat tidak
bergerak meskipun diberi muatan listrik. Tanda + dan - dalam kotak persegi menyatakan
pembawa muatan intrinsik yaitu yang berasal dari ikatan kovalen pada atom silikon, yang
menjadi bebas muatan yang lain adalah muatan bebas, yaitu lubang yang dihasilkan oleh
atom akseptor pada bahan jenis-p, dan elek tron bebas yang berasal dari atom donoi.
Pembawa muatan bebas ini adalah pembawa muatan ekstrinsik.

 Ciri Dioda Sambungan P-N


Ciri (karakteristik) dioda adalah hubungan antara arus dioda dan beda tegangan
antara kedua ujung dioda. Untuk dioda sambungan pn, lengkung cirinya adalah seperti
pada gambar 4.8 Pada lengkung ciri dioda, arus dioda iD = 0 jika vP = 0. Ini sesuai dengan
yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu pada keadaan tanpa tegangan ( VD) arus minoritas

3
dan arus mayoritas memiliki besar yang sama tetapi arah berlawanan, sehingga arus total
pada keadaan tanpa tegangan panjar sama dengan nol.

 Persamaan Dioda
Pada tegangan maju bukit potensial sambungan p-n berkurang menjadi Vh = Vh0 .
Disini Vh0 adalah tinggi bukit potensial tanpa panjar dan V adalah beda tegangan pada
dioda. Sesuai dengan statistik Boltzman, banyaknya elektron pada bagian P yang
menpunyai energi diatas Vh sebanding dengan e-qvh/kT atau secara matematis np = nn e-qVh/kT.
Kemudian pn = pp e-qVh/kT . Arus yang disebabkan difusi pembawa muatan np dan pn disebut
arus injeksi. Besar arus injeksi II ialah
II = k (np + pn) = K (Nd + Na) e -qVh/kT
II = -IS eqv/kT
Arus total yang mengalir dalam keadaan tegangan maju adalah
I = II + IS = -IS (eqv/kT - 1)
𝐼𝐼 = −𝐼𝑆 𝑒 𝑞𝑉/𝑘𝑇 ............................(4.2)
arus total yang mengalir dalam keadaan tegangan maju adalah
𝐼𝐼 = 𝐼𝐼 + 𝐼𝑠 = −𝐼𝑆 = −𝐼𝑆 (𝑒 𝑞𝑉/𝑘𝑇 − 1) ....................................(4.3)
Persamaan 4.3. disebut persaman dioda, dan memberikan bentuk fungsi teoritis
untuk ciri dioda dengan tegangan maju. Jika dibandingkan dengan lengkung ciri dioda
yang sebenarnyaada beberapa penyimpangan. Ini ditunjukkan pada gambar berikut ini.

4
Pada tegangan maju lengkungan ciri sebenarnya lebih condong daripada
lengkungan teori, sebab hambatan oleh kebocoran arus melalui perduktor dalam dioda,
yang dapat dibayangkan sebagai suatu hambatan Rs. Nilai Rs kira- kira 10 𝛺
.penyimpangan berikutnya adalah untuk tegangan mundur, lengkungan-lengkungan teori,
sebab hambatan oleh kebocoran arus melalui permukaan dioda. Hambatan ini dapat
dibayangkan sebagai suatu hamabatan Rsh yang dipasang paralel dengan dioda.

 Pengaruh Suhu Pada Lengkung Ciri Dioda


Tampak pengaruh suhu terhadap lengkungan ciri dioda terdapat pada tegangan
potong dan pada arus penjenuhan. Jika suhu dinaikkan, tegangan berkurang, tetapi arus
penjenuhan bertambah, dan kemiringan lengkung ciri pada tegangan mundur pun
bertambah. Pengaruh suhu oleh fungsi eksponensial 𝑒 𝑞𝑉ℎ/𝑘𝑇 yang berasal dari arus injeksi
tidaklah terlalu besar.

 Garis Beban Pada Rangkaian Dioda


Kita perlu satu informasi lagi yang dapat kita peroleh deengan hukum kirchoff pada
rangkaian (4.12).
VDD = VD + iD RL atau
𝑉𝐷 𝑉𝐷𝐷
𝑖𝐷 = − +
𝑅𝐿 𝑅𝐿

 Penyearahan Arus Bolak-Balik

Misalkan sumber tegangan VDD diganti dengan sumber tegangan bolak-balik,


terlihat seperti gambar diatas, bentuk isyarat keluaran dapat diperoleh secara grafik.
Pada saat t2 , VDD = VP , arus dioda id(t) ditentuka oleh titik q2. Untuk
,mendapatkan V0 (t2) kita buat grafik id terhadap V0 dan diperoleh bentuk syarat keluaran.
Untuk mendapat tegangan keluaran yang benar-benar merupakan bagian positif daripada
isyarat masukan diperlukan dioda dengan ciri seperti gambar berikut

5
Penyearah di bawah ini disebut dengan penyearah setengah gelombang. Kita dapat
memperoleh penyearah gelombang penuh dengan dua cara :
 cara pertama memerlukan transformator dengan sadapan pusat (center tap-CT)

penyearah seperti ini disebut penyearah gelombang penuh

Jika isyarat masukan sedang positif, arus akan melalui dioda D1 dan mengalir. Jika
isyarat masukan negatif , dioda D2 menghantar dan jalan arus seperti gambar di atas.
 Cara lain untuk mendapatkan gelombang penuh adalah dengan menggunakan
empat dioda. Penyearah seperti ini disebut penyearah jembatan. Untuk penyearah
jembatan, tampak transformator tak memerlukan adanya CT. Bahkan bila dioda
yang digunakan mempunyai kemampuan tegangan yang cukup, tanpa transformator
pun penyearah ini dapat digunakan.

 Penyearah dengan Tapis


Agar tegangan dc yang dihasilkan penyearah arus bolak balik dapat lebih
rata,digunakan tapis lolos rendah dengan menggunakan kapasitor seperti pada gambar.

Keluaran penyearah penuh

6
(a) Tanpa kapasitor tapis
(b) Dengan kapasitor tapis
Gambar diatas menunjukan bentuk tegangan dc V0 jika C tak dipasang dan bila
kapasitor C dipasang.Dengan adanya C,tegangan keluaran tak segera turun walaupun
tegangan masuk.Hal ini disebabkan karena kapasitor memerlukan waktu ( τ=RC) untuk
mengosongkan muatannya.Sebelum tegangan pada kapasitor turun banyak,tegangan pada
kapasitor keburi naik lagi.Tegangan berubah yang terjadi disebut tegangan riak,dengan
nilai puncak ke puncak dinyatakan sebagai Vrpp.Kualitas rangkaian tapis dinyatakan oleh
nisbah riak puncak ke puncak.
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑉𝑟𝑝𝑝
Jadi pprr = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑐 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎

Secara kasar lengkung pengosongan muatan pada kapasitor dapat digantikan


dengan garis singgung pada t = 0.Garis singgung ini mempnyai kemiringan
Sehingga Δt == RLC
𝑉𝑟𝑝𝑝 𝑇/2
=𝑅 atau
𝑉𝑝 𝐿𝐶

1
Vrpp = 2𝑓𝑅 Vp (untuk gelombang penuh)
𝐿𝐶

Untuk setengah gelombang


1
Vrpp = 𝑓𝑅 Vp
𝐿𝐶

 Rangkaian setara dioda


Ada 2 macam rangkaian setara
(1)Rangkaian setara dc untuk isyarat besar
(2)Rangkaian setara ac atau rangkaian setara isyarat kecil
Rangkaian setara dc untuk arus 6mA ciri maju untuk dioda dapat digantikan dengan garis
lurus A.

Hambatan dc dioda adalah kebalikan kemiringan garis putus-putus

7
Rangkaian setara dioda
Dengan memberi tegangan panjat maju atau mundur dioda dapat digunakan sebagai
saklar.Penggunaan dioda untuk membentuk gelombang mudah dipahami dengan gambar
diatas.

 Rangkaian Setara AC
iD = ID(q) + iD
vD = VD (q) + vd
VD (q) adalah nilai vDjika tak ada isyarat VD
q = titik kerja (vD= 0)
Hubungan antara iDdanvD dapat dinyatakan oleh kemiringan garis singgung
lengkung ciri pada titik q.Atau iD = gf vD ; dengan gf = konduktansi maju isyarat kecil.
Kebalikan gf disebut hambatan maju isyarat kecil.

25
Sebagai contoh jika dioda diberi arus panjar =2mA,maka hambatan isyarat kecil rf = 2

= 12,5Ω
𝑣𝑑 𝑑𝑣𝐷
Hambatan isyarat kecil dioda adalah rd = =
𝑖𝑑 𝑑𝑖𝐷
𝑉𝐷 (𝑞)
Hambatan setara dc pada keadaan maju adalah rf = 𝐼𝐷 (𝑞)

(a) Rangkaian untu menentukan hambatan isyarat kecil


𝑣𝑑
(b) Lengkung ciri dioda untuk menentukan rd = 𝑖𝑑

 Rangkaian Pembentuk Gelombang


1. Rangkaian Penggunting
Ada beberapa jenis rangkaian penggunting, yaitu :

8
a. Penggunting dioda seri
Jika arus penjenuhan dan tegangan potong pada diode diabaikan. Untuk diode
silikon, tegangan potong mempunyai nilai kira-kira 0,6 V, dan pada dioda
germanium bernilai kira-kira 0,3 V.
Tampak tegangan keluaran menjadi kurang dari tegangan masukan karena
adanya tegangan potong dan karena kecondongan ciri statik dioda. Makin besar
nilai RL makin condong garis beban, dan diode akan beroperasi pada daerah arus
kecil. Nilai RL menentukan arus yang melalui diode dan harus dipilih agar arus
kurang dari arus maksimum dioda.

b. Penggunting dioda sejajar


Resistor RL dan dioda D membentuk suatu pembagi tegangan. Hambatan
dioda rD kecil jika anoda positif, dan bernilai besar jika anoda negatif. Pada saat
𝑟𝐷
anoda positif, arus sebesar seluruhnya melalui diode. Sehingga resistor yang
𝑅𝐿

boleh dipasang pada keluaran paralel dengan dioda, harus mempunyai nilai jauh
lebih besar daripada nilai hambatan mundur daripada diode, agar tegangan
keluaran tak terpengaruh oleh hambatan ini.

c. Pengiris
Jika pada rangkaian penggunting terpanjar kekutuban baterai dibalikkan,
maka pada pengiris kita peroleh rangkaian seperti pada gambar

Gambar 4.40 Rangkaian pengiris


d. Penggunting dioda zener
Dengan dioda zener kita dapat membuat penggunting terpanjar tanpa baterai.

2. Pengapit Dioda

9
Suatu rangkaian pengapit adalah rangkaian yang dapat membuat agar puncak
tegangan bolak balik berada pada suatu tingkat tertentu. Rangkaian ini disebut juga dengan
nama pemulih dc atau pemulih dasar.
Pada saat 𝑡 = 0 isyarat masukan tiba-tiba berubah positif. Dioda mendapat
tegangan panjar maju sehingga mempunyai hambatan 𝑟𝐹 yang rendah ( ≅ 100 𝑜ℎ𝑚. Arus
transien akan naik dengan segera, dan kemudi turun dengan tetapan waktu 𝜏𝐹 = 𝑟𝐹 𝐶.
Padda saat yang sama kapasitor C terisi hinggga mempunyai beda tegangan sebesar 𝑉𝑚 .

3. Pengapit Bertegangan Panjar


Dengan membalikkan diode pada gambar kita dapatkan tingkat dc pada keluaran naik,
sehingga bagian bawah isyarat terapit pada V = 0. Dengan membuat rangkaian seperti
gambar kita dapat membuat apitan pada suatu nilai tegangan yang positif.

4. Pelipat Dua Tegangan


dioda D1 bekerja sebagai penyearah setengah gelombang bertapis, dan diode D2
bekerja sebagai suatu pengapit bertegangan panjar. Sedangkan pada gambar 4.48 dioda D1
bekerja sebagai pengapit dan D2 bekerja sebagai penyearah atau lebih tepat sebagai saklar
pengisi kapasitor C2. Jika 𝑉𝑎 < 𝑉𝑏 saklar dioda D2 mati, sedangkan jika 𝑉𝑎 > 𝑉𝑏 saklar
dioda D2 terpasang.
Dimana D1 bekerja sebagai penyearah tapis 𝐶1 , sedangkan 𝐷2 berkerja sebagai
pengapit terpanjar sebesar 𝑉𝑚 , dan dioda 𝐷3 bekerja sebagai saklar untuk mengisi kapasitor
𝐶3 .Rangkaian diatas dapat diteruskan untuk membuat pelipat –n. jika n genap kita harus
mulai dengan mengapit, dan jiika ganjil kita mulai dengan suatu penyearah setengah
gelombang bertapis.

 Kapasitansi Sambungan P-N


Pada sambungan p-n terjadi daerah pengosongan dimana tak ada pembawa muatan
bebas. Di dalam daerah pengosongan terdapat medan listrik,
Dapat ditunjukkan bahwa :
1) 𝑞 𝑁𝑑 𝐿𝑛 = 𝑞 𝑁𝑎 𝐿𝑝 agar netral
1/2
2∈𝑉ℎ
2) 𝐿𝑝 = ( 𝑁
)
𝑞 𝑁𝑎 (1+ 𝑎 )
𝑁𝑑

10
1/2
2∈𝑉ℎ
3) 𝐿𝑛 = ( 𝑁 )
𝑞 𝑁𝑑 (1+ 𝑑 )
𝑁𝑎

∈ = permivitas listrik
Hubungan diatas dapat diartikan sebagai berikut :
𝑁𝑎 𝐿𝑝
1) 𝐿𝑛 = , yaitu makin besar 𝑁𝑑 maka 𝐿𝑛 makin sempit
𝑁𝑑
1/2
2)dan 3) 𝐿𝑝 ∝ 𝑉ℎ
𝑉ℎ = 𝑉ℎ𝑜 + 𝑉𝑏𝑎𝑡 untuk tegangan panjar mundur
𝑉ℎ = 𝑉ℎ𝑜 − 𝑉𝑏𝑎𝑡 untuk tegangan panjar maju
Pada keadaan tegangan panjar mundur daerah pengosongan melebar.

Kapasitansi sambungan
Kapasitansi sambungan dapat ditentukan sebagai berikut :
𝑑𝑄
𝐶=
𝑑𝑉
𝑑𝑄/𝑑𝐿𝑝
=
𝑑𝑉ℎ /𝑑𝐿𝑝
1/2
𝑞 𝑁𝑎 𝐸 −1/2
=( 𝑁
) ≅ 𝐾𝑉ℎ
2 (1 + 𝑁𝑎 ) 𝑉ℎ
𝑑

Kapasitansi sambungan menggangu pada operasi dengan isyarat frekuensi tinggi.

 Dioda Zener
Jika tegangan mundur pada dioda P-N diperbesar, pada suatu nilai tegangan maka
harus mundur naik dengan cepat sekali, seperti pada gambar 4.54. Tegangan mundur yang
terjadi disebut tegangan balik puncak (PIV). Peristiwa ini terjadi karena dadalnya ikatan
kovalen silikon didalam daerah pengosongan pada sambungan p-n.

Pada keadaan Zener, medan listrik yang tinggi dalam daerah pengosongan
menyebabkan elektron pada ikatan kovalen dapat menjadi elektron bebas. Pada mekanisme
ini tegangan Dadal atau PIV berkurang dengan naiknya suhu mekanisme kedua yaitu dada
11
konsen terjadi karena elektron bebas mendapat percepatan cukup tinggi sehingga jika
menumbuk atom akan terjadi elektron bebas pada mekanisme yang terakhir ini tegangan
dada bertambah jika suhu naik. Tegangan Dadal dapat diatur dengan mengubah
konsentrasi donor dan akseptor.
Diode yang digunakan pada daerah dada disebut dioda zener. Diode ini digunakan
untuk pengaturan tegangan agar sumber tegangan searah tak berubah tegangan keluarannya
jika diambil arusnya dalam batas-batas tertentu. Diode zener dibuat agar mempunyai
tegangan Dadal disebut tegangan zener pada nilai tertentu antara 3 volt dan 100 volt.
Parameter dioda zener
Beberapa parameter dioda zener yang penting adalah:
1. Tegangan Dadal
2. Koefisien suhu (perubahan tegangan zener terhadap suhu)
3. Kemampuan daya (lesapan daya maksimum)
4. Hambatan isyarat kecil 𝑟𝑧 , yaitu hambatan zener terhadap perubahan tegangan
kecil, atau untuk isyarat ac kecil.

 Dioda Zener Untuk Pengaturan Tegangan


Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh dengan tapis pada keadaan beban
ringan (arus beban kecil atau 𝑅𝐿 besar) adalah seperti pada gambar 4.58 a

Tampak bahwa :
a. 𝑉turun jika arus beban 𝐼𝐿 diperbesar
b. tegangan riak membesar dengan arus beban 𝐼𝐿 atau jika 𝑅𝐿 diperkecil. ini juga dapat
dipahami dari hubungan antara tegangan riak dengan 𝑅𝐿 Seperti telah dibahas dahulu yaitu
1
𝑉𝑟𝑝𝑝 = 𝑓𝑅 𝑉𝑝
𝐿𝐶

Riak dapat diperkecil dengan menggunakan kapasitansi yang besar pada beban arus
yang besar. akan tetapi penurunan tegangan searah pada arus beban besar tetap terjadi.
penyearah di atas dikatakan tidak mempunyai pengaturan tegangan.

12
Suatu penyearah dengan pengaturan tegangan, mempunyai tegangan keluaran yang
tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu. Tanpa pengaturan, penurunan tegangan
keluaran oleh arus beban terjadi karena penyearah mempunyai hambatan-dalam yang
terdiri dari hambatan gulungan transformator dan hambatan-dalam diode. Pada arus beban
yang besar terjadi jatuh tegangan pada hambatan-dalam ini sehingga tegangan keluaran
berkurang (gambar 4.59).

Nilai hambatan keluaran 𝑅0 dapat ditentukan dengan mengukur 𝑉0 sebagai fungsi


arus beban 𝐼𝐿 . Hal ini dapat dilihat pada lengkungan pembebanan dalam gambar 4.60.
kemiringan grafik lengkung pembebanan tak lain adalah hambatan keluaran 𝑅0 .
Pengaturan tegangan dapat dibuat dengan menggunakan dioda zener ini dilakukan seperti
pada gambar 4.61.

Dengan membuat 𝑉𝑎 lebih besar dari tegangan zener, maka dioda zener bekerja
pada daerah dadal sehingga tegangan keluaran tetap untuk berbagai nilai arus beban,
selama 𝑉𝑏 tidak kurang dari 12 volt.
Dari gambar 4.61 tampak
𝐼𝑆 = 𝐼𝐷 + 𝐼𝐿
Sehingga, 𝑉𝐷 = 𝑉𝐷 = 𝑉𝑎 − 𝐼𝑆 𝑅𝑆 = 𝑉𝑎 − 𝐼𝐷 𝑅𝑆 − 𝐼𝐿 𝑅𝑆
(𝑉𝑎 −𝐼𝐿 𝑅𝑆 ) 𝑉
Atau 𝐼𝐷 = − 𝑅𝐷
𝑅𝑆 𝑆

13
BAB III
PEMABAHASAN

3.1 Keunggulan Buku


 Menjelaskan lietarsi membaca yang sangat jelas
 Memasukkan beberapa grafik pada dioda semikonduktor
 Menjeaskan dampak membaca dengan sangat jelas
 Menambah tips cara menambah minat baca siswa

3.2 Kekurangan Buku


 Sampul kurang menarik , terlampau simpel
 Menggunakan literasi lama
 Tidak adanya pencantuman gambar, table dan grafik dalam penjelasan mate

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis buku ini, maka dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
mengkritik buku ini bertujuan untuk menemukan keunggulan dan kelemahan buku demi
terwujudnya pemahaman terhadap kary atulis yang berkualitas sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional bangsa Indonesia. Buku ini dinilai telah layak untuk digunakan
sebagai sumber belajar karena telah memenuhi kriteria yang diharapkan dari sebuah karya
tulis berupa buku.

4.2 Saran
Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi penampilan dan
juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh karya tulis berupa buku
yaitu :Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang
telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran dan pengembangan materi yang sesuai
dengan konsep yang ditawarkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 1986. Elektronika : Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB Bandung

16

Anda mungkin juga menyukai