Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEMAMPUAN PROFESIONAL PEMIMPINAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Etika Profesi Guru’’

Dosen Pengampu : Suhrah S.Pdi.,M.Si.

Disusun oleh :

Muhammad Nashrulloh Al fath

FTK 1121017

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS AL-MAWADDAH WAROHMAH KOLAKA

TAHUN AKADEMI 2023/2024


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sejak dari lahir hingga mati manusia tidak akan dapat hidup sendiri dan
tak akan lepas dari yang namanya hubungan saling bantu membantu antar
manusia oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial yang dalam
kehidupannya saling berkelompok.

Dalam suatu kelompok pastilah ada salah satu diantara beberapa orang
tersebut untuk dijadikan sebagai pacuan atau sebagai panduan dalam menghadapi
semua masalah-masalah yang mungkin timbul dalam realita kehidupan. Dimana
orang tersebut diharapkan mampu memimpin dirinya sendiri keluarga dan
anggota – anggotanya ke jalan yang baik. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan
baik.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Kepemimpinan Pendidikan Yang Profesional ?

2. Bagaimana Ciri-Ciri Kepemimpinan Masa Depan ?

3. Bagaimana Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Penentuan Kebijakan ?

4. Bagaimana Kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Pendidikan Yang Profesional

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-


sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa[1].

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya


diarahkan mencapai tujuan organisasi”.[2]

Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu


keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang”[3]

Jadi dapat disimpulkan bahwa sekumpulan dari serangkaian kemampuan


dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan
dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa Profesionalisme
adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas
keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.

B. Ciri-Ciri Kepemimpinan Masa Depan

menjadi pemimpin yang baik harus memenuhi ciri – cirinya, yaitu[4]:

1. Pemimpin mampu memimpin dirinya sendiri.

Seorang pemimpin sejati harus mengetahui bagaimana caranya memimpin dirinya


sendiri. Tidak hanya memberikan contoh baik kepada karyawannya, tetapi ikut
berperan serta, bekerja, atau terlibat dalam seluruh pekerjaan.

2. Jangan jadikan kerajaan.

Pemimpin yang bijaksana berarti (seakan-akan) Kita telah mempunyai


bakat untuk menduduki posisi tersebut. Tapi ingat, jangan ciptakan sebuah
kerajaan. Pemimpin yang secara kebetulan jadi bos, sering juga secara kebetulan
membentuk suatu sistem aturan yang tidak perlu dan terlalu mengekang. Aturan
bagi karyawan memang perlu, tapi tak perlu berlebihan.

3. Selalu terbuka mencari bentuk baru.

Salah satu kunci keberhasilan dari menjalankan bisnis adalah mengulang-


ulang sesuatu yang terbukti berhasil. Masalahnya, seorang pemimpin yang secara
kebetulan jadi pemimpin, cenderung terus saja mengulang metode tadi dan tak
berani melakukan terobosan baru. Sebaliknya, pemimpin sejati mengakui
keberhasilannya tetapi juga menyadari bahwa selalu ada jalan lain untuk membuat
sesuatu lebih baik lagi.

4. Kepribadian kuat & tanggung jawab.

Memang benar Kita yang memegang kekuasaan. Tapi itu tak berarti Kita
boleh melakukan apa saja tanpa memikirkan tanggung jawabnya. Jangan hanya
menuntut bawahan untuk menyelesaikan tugas dengan baik, tapi Kita pun harus
memberi contoh yang baik. Jangan lupa, Kita adalah panutan mereka.

5. Menuntaskan pekerjaan.

Banyak pemimpin berkata, “permainannya” telah selesai. Padahal, seorang


pemimpin sejati, tidak akan pernah merasa selesai bekerja. Tiap hari pasti ada
masalah baru yang harus segera dituntaskan. Entah komplain dari klien atau
bawahan yang membuat ulah.

6. Beri penghargaan selayaknya.

Pemimpin sejati harus mempunyai tangan yang kuat sepertisi Popeye


setiap kali habis makan bayam. Prestasi yang baik menuntut timbal baik yang riil.
Pemimpin yang mempunyai mata jauh ke depan sangat dikagumi dan dihargai,
tetapi haruslah dengan sesuatu tindakan yang nyata pula, misalnya memberi
promosi, bonus, dan bentuk penghargaan yang nyata atas prestasi karyawan.

7. Tak berhenti belajar.

Jauh sebelum para eksekutif ber-pendapat bahwa keahlian memimpin


berasal dari semacam anugerah yang menakjubkan, tetap saja seorang pemimpin
yang dapat dipercaya juga berarti harus terus dan banyak belajar.

C. Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Penentuan Kebijakan

Pengambilan kebijakan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter


bagi seorang pemimpin. Untuk mengetahui baik tidaknya kebijakan yang diambil
bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui
berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan kebijakan
merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga :

1. Teori kebijakan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis


situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini kebijakan lebih bersifat
perspektif dari pada deskriptif

2. Pengambilan kebijakan adalah proses mental dimana seorang manajer


memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser
jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data;
manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi
terutama informasi bisnisnya.

3. Pengambilan kebijakan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif


tindakan untuk mengatasi masalah.

Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek,


yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan[5]

 Proses pengambilan keputusan, dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:

1. Identifikasi masalah

2. Mendefinisikan masalah

3. Merumuskan masalah

4. penerapan keputusan

5. Evaluasi keputusan

 Gaya pengambilan keputusan, Gaya adalah kebiasaan yang dipelajari. Gaya


pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:

1. Cara berpikir, terdiri dari:

1. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial

2. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.

3. Toleransi terhadap ambiguitas

1. Kebutuhan yang tinggi untuk menata informasi dengan cara


meminimalkan ambiguitas

2. Kebutuhan yang rendah untuk menata informasi, sehingga dapat


memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.
D. Kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan


seseorang ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta memiliki
integritas yang baik saja belum cukup. Agar berhasil, kepala sekolah harus
memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung
jawabnya dengan baik dan benar. [6]

Adapun standar kompetensi kepala sekolah yaitu:

A. Kompetensi kepribadian, meliputi:

1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan


menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah.

2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala


sekolah.

4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai


kepala sekolah.

6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

B. Kompetensi manajerial, meliputi:

1. Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

2. mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.

3. Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara


optimal.

4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi


pembelajar yang efektif.

5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.

6. mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
7. mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal.

8. mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian


dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.

9. mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,


penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas peserta didik.

10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai


dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

11. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang


akuntabel, transparan, dan efisien.

12. Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan


sekolah.

13. Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan


pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah.

14. mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program


dan pengambilan keputusan.

15. memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran


dan manajemen sekolah.

16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan


sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

C. Kompetensi kewirausahaan, meliputi:

1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.

2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi


pembelajaran yang efektif.

3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.

4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi


kendala yang dihadapi sekolah.

5. Memiliki naluri kewirausahaan dan mengelola kegiatan produksi atau jasa


sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
D. Kompetensi supervise, meliputi:

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan


profesionalisme guru.

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan


pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka


peningkatan profesionalisme guru.

E. Kompetensi sosial, meliputi:

1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah.

2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.[7]


BAB III

KESIMPULAN

1. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat


kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana
dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa

Profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi


untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan
agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.

2. menjadi pemimpin yang baik harus memenuhi ciri – cirinya, yaitu :

1. Pemimpin mampu memimpin dirinya sendiri

2. Jangan jadikan kerajaan

3. Selalu terbuka mencari bentuk baru

4. Kepribadian kuat & tanggung jawab

5. Menuntaskan pekerjaan

6. Beri penghargaan selayaknya

7. Tak berhenti belajar.

3. Pengambilan kebijakan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi


seorang pemimpin. Untuk mengetahui baik tidaknya kebijakan yang diambil
bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui
berbagai pertimbangan dalam prosesnya.

Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari


beberapa aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan

4. Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang


ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta memiliki integritas yang
baik saja belum cukup. Agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi
yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan
benar
Adapun standar kompetensi kepala sekolah yaitu:

1. Kompetensi kepribadian

2. Kompetensi manajerial

3. Kompetensi kewirausahaan

4. Kompetensi supervise

5. Kompetensi sosial
DAFTAR PUSTAKA

  Kartini, Kartono. Dr. Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja


Grafindo Persada, 1998
  Asep Suryana, M.Pd, Kepemimpinan Dalam Pendidikan, 2010.
  Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
(Bandung : Remaja Rosdakarya 1991)
  Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2005)
  Wahjo, sumidjo. Kepemimpinan kepala sekolah. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2005)
  Miftah Toha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta 2003: PT
Raja Grafindo)
  Kusnandar. Guru Profesional. (Jakarta 2007: PT Raja Grafindo)
  Musakabe, Herman. Mencari Kepemimpinan Sejati, di Tengah Krisis
dan Reformasi. ( Jakarta : Penerbit Citra Insan Pembaru 2004 )
  Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2007)
  Imam Machali, Ara Hidayat dan, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung:
Pustaka Educa, 2010)

[1] Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung :


Remaja Rosdakarya 1991), 86

[2] Miftah, Toha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta 2003: PT Raja


Grafindo), 5

[3] Kusnandar. Guru Profesional. (Jakarta 2007: PT Raja Grafindo), 46

[4] Musakabe, Herman. Mencari Kepemimpinan Sejati, di Tengah Krisis dan


Reformasi. ( Jakarta : Penerbit Citra Insan Pembaru 2004 ), 182

[5] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), 152

[6] Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya. 2005), 106

[7] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Educa, 2010), 117-118.

Anda mungkin juga menyukai