Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Pengantar Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dra. Zuraini M, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5

Pobri Shifa Acha (2006102020103)


Nabilah Zulfa Nibras (2006102020092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kepemimpinan Pendidikan” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen Pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Dra. Zuraini M, M.Pd karena
beliau telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun laporan makalah ini.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada orang tua yang selalu mendoakan kami, dan pihak-
pihak lain yang turut membantu penyusunan laporan makalah ini sehingga dapat dinikmati
oleh mahasiswa lainnya.

Akhir kata, kami bersedia menerima baik kritik maupun saran yang dapat membangun
baik penulis maupun pembaca agar dapat berkarya dengan lebih baik lagi. Selain itu kami
meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk di waktu yang akan datang. Terima kasih.

Tertanda

Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan


pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercepai secara
efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan definisi kepemimpinan Pendidikan?
2. Apa sajakah gaya kepemimpinan pendidikan?
3. Apa fungsi kepemimpinan Pendidikan?
4. Apa tugas dan fungsi kepala sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan definisi kepemimpinan Pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam gaya kepemimpinan Pendidikan.
3. Untuk mengetahui fungsi kepemimpina Pendidikan
4. Untuk mengetahui tugas dan fungsi kepala sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan yang


dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan jika perlu memaksa orang lain atau kelompok agar dapat
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Beberapa definisi kepemimpinan yang dikutip dari Purwanto, 2012:26-27 adalah:

1. Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat atau watak yang
memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normatif (Etzoni),
2. Pemimpin adalah individu di alam kelompok yang memberikan tugas- tugas
pengarahan dan pengordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok
(Fiedler),
3. Kepemimpinan dalam organisasi-organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan
pembuatan keputusan-keputusan (Dubin),
4. Hakikat kepemimpinan organisasi adalah penambahan pengruh terhadap dan di atas
pelaksanaa mekanis pengarahan-pengarahan rutin dari suatu organisasi (Ketz dan
Kahn),
5. Kepemimpinan terjadi di dalam kelompok dua orang yang lebih, dan pada umumnya
melibatkan pemberian pengaruh terhadap tingkah laku anggota kelompok dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan-tujuan kelompok (House dam Baetz).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya
kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya
agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan


pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercepai secara efektif
dan efisien.
B. Gaya Kepemimpinan

Untuk membuat setiap anggota dalam sebuah organisasi mau mengikuti dan
mendukung apa yang menjadi sebuah tujuan, maka diperlukan yang Namanya
kepemimpinan. Karena, gaya kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang
terpenting. Untuk kelangsungan organisasi tersebut, termasuk organisasi dengan Pendidikan,
seperti sekolah maupun Lembaga Pendidikan lainnya.

Dan berikut gaya kepemimpinan yang cocok untuk pendidik:

1. Gaya kepemimpinan militeristis


Pemimpin dengan gaya seperti ini kerap bersikap layaknya berada dalam militer.
Pemimpin akan membentuk sebuah sistem Pendidikan yang memiliki tingkat disiplin
yang sangat tinggi. Sering mengadakan berbagai jenis upacara. Selain itu, semua yang
terlibat dalam organisasi pendidkan tersebut, baik itu rekan kerja maupun para murid
biasanya diharuskan memiliki sikap yang formal.
Gaya kepemimpinan ini memang sangat baik untuk menciptakan Lembaga
Pendidikan yang disiplin dan teratur. Namun bukan berarti gay aini bisa cocok untuk
semua situasi. Karenan kekurangan gay aini adalah situasi yang akhirnya menjadi
kaku. Sehingga kurang cocok untuk murid yang masih anak-anakdan memerlukan
lingkungan yang menyenangkan.
2. Gaya kepemimpinan kharismatis
Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin akan menjadi sosok yang begitu
dikagumi oleh para pengikutnya (Partner kerja maupun murid yang ia pimpin dalam
sebuah Lembaga). Pemipin yang berkharisma dikenal memiliki daya tarik yang luar
biasa. Charisma yang dimiliki pemimpin ini pada dasarnya tidak hanya karena satu
hal yang spesifik saja.
Dalam dunia Pendidikan, gaya kepemimpinan ini tentu sangat baik. Terlebih bagi
tenaga pengajar yang hamper setiap harinya bertemu dengan banyak murid yang
memiliki bermacam perilaku. Pengajar akan menjadi lebih gampang dalam menuntun
dan mengajarkan mereka kea rah yang seharusnya mereka ambil.
3. Gaya kepemimpinan Lazes Faire
Pemimpin yang menganut gaya lazes faire kerap menjadi pemimpin yang
disenangi; oleh para karyawan maupun anak didik yang ia pimpin. Karena, pemimpin
ini pada dasarnya memberi cukup banyak kebebasan kepada para guru maupun staf
yang ada.
Khususnya dalam mengerjakan tugas mereka. Selain itu, pemimpin juga biasanya
akan melibatkan semua pihak Ketika hendak mengambil sebuah keputusan, terlepas
dari jabatan apa yang dimiliki oleh orang tersebut. Hal ini sesuai dengan nilai yang
dianut oleh gaya lazes faire. Yaitu nilai dimana manusia memiliki rasa solidaritas
dalam kehidupan Bersama, serta memilliki kesetiaan pada organisasi maupun kepada
sesame.
Mereka juga meyakini bahwa pada dasarnya manusia akan patuh akan norma dan
peraturan yang telah dijadikan komitmen bersama.
4. Gaya kepemimpinan Pendidikan demokratis
Pemimpin dengan gaya demokratis pada dasarnya akan berusaha untuk membuat
semua pengikutnya ikut berpartisipasi. Bagi pemimpin tersebut, keputusan dan suara
dari setiap orang merupakan sesuatu yang sangat penting dan layak untuk
dipertimbangkan. Tentu saja, dalam Lembaga Pendidikan gaya kepemimpinan seperti
ini cukup baik untuk diterapkan.
Sebab pemimpin menjadi lebih paham akan keadaan dan situasi yang terjadi di
Lembaga tersebut, karena ia mampu mendapat lebih banyak informasi yang
sebelumnya ia belum ketahui. Kekurangan yang dimiliki oleh pemimpin juga bisa
diatasi dengan adanya orang-orang yang mendukungnya dari bawah.
Namun taka da gaya kepemimpinan yang sempurna. Gaya ini pun memiliki
kekurangannya. Terlebih pada keadaan ini mana adanya tuntutan pengambilan
keputusan cepat oleh pemimpin tersebut. Gaya ini akan sedikit lambat bergerak.

Dan sebenarnya masih banyak macam-macam gaya kepemimpinan Pendidikan,


seperti gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan delegative, gaya
kepemimpinan birokratis, gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan moralis,
gaya kepemimpinan administrative, dan lain sebagainya.

C. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan


Seperti fungsi kepemimpinan pada umumnya, yaitu mengusahakan agar kelompok
yang dipimpinnya dapat mewujudkan tujuan dengan baik melalui Kerjasama yang produktif
dalam segala situasi. Menurut Sondang S. P. Siagan (1999) fungsi-fungsi kepemimpinan
meliputi:
1. Pimpinan sebagai penentu arah
Setiap organisasidibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu. Arah
yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa
sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang
tersedia. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut adalah pemimpin dalam
organisasi tersebut.
2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
Kebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada pihak luar agar
pihak luar tersebut mempunyai pengetahuan yang tepat tentang kehidupan organisasi
yang bersangkutan, dan yang paling bertanggung jawab sebagai wakil dan juru bicara
organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak tersebut adalah pemimpin
organisasi.
3. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif
Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam dilakukan melalui proses
komunikasi. Interaksi yang terjadi antara sesame anggota dalam suatu organisasi
dimungkinkan karena komunikasi yang efektif. Komunikasi sangat diperlukan
pimpinan sebagai diperlukan pimpinan dalam menyampaikan suatu keputusan dalam
rangka pengendalian dan pengawasan, pengerahan bawahan dan menyampaikan
informasi kepada pihak lain.
4. Pimpinan sebagai mediator
Dalam kehidupan organisasional, selalu ada saja situasi konflik yang harus
diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun dalam hubungan ke dalam organisai.
Fungsi pimpinan sebagai mediator dalam hal ini difokuskan pada penyelesaian
konflik yang mungkin timbul dalam organisasi. Dan konflik tersebut merupakan
tantangan yang harus dihadapi pimpinan, secara rasional, objektif, efektif dna tuntas,
dituntut kemampuannya untuk berbagai sebagai seorang mediator yang handal.
5. Pimpinan sebagai integrator
Adanya pembagian tugas, system alokasi daya, dana, dan tenaga, serta
diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan keterampilan dapat menimbulkan sikap,
perilaku dan tindakan yang berkotak-kotak. Oleh karena itu diperlukan integrator
terutama pada hirarki puncak, yaitu pimpinan. Hanya pimpinanlah yang berada ”di
atas semua orang dan semua satuan kerja yang memungkinkannya menjalankan
peranan integrative yang didasarkan pada pendekatan yang holistik.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keefektivan
kepemimpinan dapat disoroti dari segi penyelenggaraan fungsi-fungsi kepemimpinan yang
bersifat hakiki, yaitu sebagai penentu arah yang hendak ditempuh melalui proses
pengambilan keputusan, sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam organisasi dalam
usaha pemeliharaan hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan diluar organisasi,
sebagai komunikator yang efektif, sebagai mediator yang rasional, objektif dan netral sertaa
sebagai integrator. Dengan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut, seorang pimpimnan dapat
menggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya.

D. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki tugas dan fungsinya, yaitu Educator, Manager, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator, yang biasa disingkat menjadi EMASLIM. Dan
uraiannya sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator)


a. Membimbing guru dalam hal Menyusun dan melaksanakan program pengajaran,
mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program pengajaran dan remedial.
b. Membimbing karyawan dalam hal Menyusun program kerja dan melaksanakan
tugas sehari-hari.
c. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, OSIS dan mengikuti lomba di
luar sekolah.
d. Mengembangkan staf melalui Pendidikan atau Latihan, pertemuan, seminar dan
diskusi, menyediakan bahan bacaan, memperhatikan kenaikan pangkat,
mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon Kepala Sekolah.
e. Mengikuti perkembangan Iptek melalui Pendidikan/Latihan, pertemuan, seminar,
diskusi dan bahan-bahan.
2. Kepala Sekolah sebagai Manajer (Manger)
a. Mengelola adaministrasi kegiatan belajar dan bimbingan konseling dengan
memiliki data lengkap kegiatan belajar mengajar dan kelengkapan administrasi
bimbingan konseling.
b. Mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data administrasi kesiswaan
dan kegiatan ekstrakurikuler secara lengkap.
c. Mengelola administrasi ketenagaan dengan memiliki data administrasi tenaga guru,
karyawan (TU/laboran/teknisi/pustakawan).
d. Mengelola administrasi keuangan, baik administrasi keuangan rutin, dna lainnya
e. Mengelola administrasi sarana dan prasarana baik administrasi geddung/ruang,
mebelair, alat laboratorium, perpustakaan.
3. Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi (Administrator)
a. Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka Panjang.
b. Menyusun organisasi ketenagaan di sekolah, baik Wakasek, Wali kelas, Ka Tu.
c. Menggerakkan staf/guru/karyawan dengan cara memberikan arahan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas.
d. Mengoptimalkan sumber daya manusia secara optimal, memanfaatkan sarana
prasarana secara optimal dan merawat sarana prasarana millik sekolah.
4. Kepala Sekolah sebagai Penyelia (Supervisor)
a. Menyusun program supervise kelas, kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya.
b. Melaksanakan program supervisi, baik supervise kelas, dadakan, kegiatan
ekstrakurikuler dan lain-lain.
c. Memanfaatkan hasil supervise untuk meningkatkan kinerja guru/karyawan dan
untuk pengembangan sekolah
5. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader)
a. Memiliki kepribadian yang kuat, jujur, percaya diri, bertanggung jawab, berani
mengambil resiko dan berjiwa besar.
b. Memahami kondisi anak buah, baik guru, karyawan, dan anak didik.
c. Memiliki visi dan memahami visi sekolah yang diemban.
d. Mampu mengambil keputusan baik urusan intern maupun ekstern
e. Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis.
6. Kepala Sekolah sebagai Pembaharu (Inovator)
a. Mampu mencari, menemukan dan mengadopsi gagasan baru dari pihak lain.
b. Mampiu melakukan pembaharuan di bagian kegiatan belajar mengajar dan
bimbingan konseling, pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan karyawan,
kegitan ekstrakurikuler dan mampu melakukan pembaharuan dalam menggali
sumber daya manusia di Dewan Sekolah dan masyarakat.
7. Kepala Sekolah sebagai Pendorong (Motivator)
a. Mampu mengatur lingkungan kerja.
b. Mampu mengatur pelaksanaan suasana kerja yang memadai.
c. Mampu menrerapkan prinsip memberi penghargaan maupun sanksi hukuman yang
sesuai dengan aturan yang ada.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar
mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif untuk
mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki oleh perencana,
pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk mempengaruhi orang-orang dan
mekanisme kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dan selain itu, dengan demikian untuk memahami konsepsi kepemimpinan sebagai
proses membutuhkan pemahaman pemimpin, pengikut, situasi dalam rangka meningkatkan
efektivitas pribadi melalui membangun kredibilitas, kebiasaan dan proaktivitas dalam usaha
mewujudkan kepemimpinan yang efektif sebagai suatu pemahaman kedalam konsepsi proses
bukan posisi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. https://123dok.com/document/q5m7lvry-tugas-dan-fungsi-kepala-sekolah-
emaslim.html
2. https://osf.io/mukg5/download/?format=pdf
3. https://www.academia.edu/9653715/
Kepemimpinan_Pendidikan_MAKALAH_
4. https://www.finansialku.com/kepemimpinan-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai