Anda di halaman 1dari 22

KEPEMIMPINAN DALAM SUPERVISI

MATA KULIAH TEORI DAN PRAKTIK SUPERVISI PENDIDIKAN


Dosen pengampu: Dr. Happy Fitria, M.Pd., CIQnR

Disusun oleh kelompok 1 :


Feri (PLG 3/ 20226013127)
Lisnawati (PLG 3/ 20226013067)
Tsali Tsatul Mukarromah (PLG 3/ 20226013101)

MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
limpahan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah “Kepemimpinan dalam Supervisi”. Makalah ini disusun dalam rangka
pemenuhan tugas dalam mata kuliah Teori dan Praktik Supervisi Pendidikan.
Harapan kami dengan adanya tugas tersebut sebagai mahasiswa, kami
dapat mengetahui lebih banyak terkait gambaran materi yang diberikan oleh
dosen pengampu.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran pembaca sangat
kami harapkan untuk penyusunan yang lebih baik di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua.

Palembang, 28 September 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga sekolah merupakan pusat belajar bagi semua manusia yang
ingin memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dalam dunia pendidikan terdapat supervisi pendidikan atau yang
lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan dan hal ini berkonsep dasar yang
saling berkaitan. Pendidikan tidak sama dengan mengajar, pendidikan adalah
suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh tenaga pendidik kepada siswa
dengan memberikan stimulus positif yang mencakup pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Setiap lembaga pendidikan dalam menjalankan proses pembelajaran
tentunya tidak akan bisa terlepas dari permasalahan-permasalahan, termasuk
pendidik sebagai stakeholder penting dalam pemebelajaran juga tidak luput dari
problem-problem mengajar, karena itu dibutuhkan pengalaman, masukan,
bantuan, dan pendapat dari orang lain (supevisor) guna memecahkan,
memberikan alternatif solusi atas persoalan yang dihadapi pendidik. Supervisor
disini adalah Kepala sekolah dan pengawas lain yang berada dalam lingkup
pendidikan, sehingga kualitas pengajaran dan pendidikan dapat ditingkatkan.
Diketahui disini kepala sekolah sebagai pemimpin yang memiliki tugas untuk
mengawasi segala hal yang berkaitan dengan sekolah, sehingga masalah-
masalah yang ada dapat tertatasi dan tidak menghalangi tercapainya tujuan
pendidikan secara optimal.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki
peran penting dalam melakukan fungsi manajemen lembaga sekolah yaitu
fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan dan wawasan terkait
pengawasan dan supervisi begitu dibutuhkan oleh kepala sekolah karena
palaksanaan pengawasan yang baik tentu dilakukan oleh seorang pemimpin
yang baik pula.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pemimpin dan kepemimpinan?
2. Apa saja teori kepemimpinan?
3. Bagaimana struktur organisasi dan gaya kepemimpinan dalam supervisi?
4. Bagaimana peran dan fungsi kepemimpinan dalam supervisi pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui terkait pemimpin dan kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui tentang teori kepemimpinan.
3. Untuk memahami struktur dan gaya kepemimpinan supervisi.
4. Untuk memahami peran dan fungsi kepemimpinan dalam supervisi
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemimpin dan Kepemimpinan


Pada dasarnya pemimpin dan kepemimpinan berkaitan satu sama lain.
Pemimipin berasal dari kata “leader” dan kepemimpinan dari kata “leadership”
dalam konsep bahasa inggris. Dalam bukunya (Sule & Priansa, 2018)
memaparkan pemimpin sebagai individu yang memiliki kemampuan serta
memanfaatkan kemampuanya melalui sikap dan perilaku yang mengarahkan
dan memotivasi individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan organisasi
melalui kesatuan pemahaman dan kerjasama. (Cortellazzo et al., 2019) pada
karyanya mencantumkan pemimpin dipahami sebagai orang yang memimpin
suatu kelompok orang, organisasi, atau memberdayakan transformasional
proses mereka. Lalu, (Sintani et al., 2022) mendefinisikan pemimpin sebagai
seseorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran tertentu”.
Dapat dimaknai bahwa pemimpin adalah setiap orang yang memiliki
kemampuan dan mampu memanfaatkannya dalam mengarahkan dan
memotivasi banyak orang sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil tertentu.
Sementara itu, kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh oleh
pemimpin dengan kejelasan keakuratan komunikasi dapat mempengaruhi
perilaku orang yang dipimpinnya dengan fokus mengarah pada tujuan (Sule &
Priansa, 2018). Hal yang sama juga dikemukakan (Sintani et al., 2022) dalam
bukunya dimana kepemimpinan adalah suatu cara bagaimana seorang
pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk mencapai tujuan organisasi melalui
hubungan yang baik dengan bawahan. Lalu, kepemimpinan menurut (Kristiawan
et al., 2019) dijabarkan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kelompok
dengan berbagai metode yang telah ditetapkan dan memanfaatkan segala
sumber daya yang ada menuju pencapaian sasaran secara efektif dan efisien.
Diketahui bahwa kepemimpinan merupakan hal yang dilakukan pemimpin yaitu
memanfaatkan semua kemampuan dan sumber daya yang ada untuk
mempengaruhi orang-orang yang dipimpinya agar berjalan fokus untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Selanjutnya, dari pemaparan sebelumnya dapat dipahami bahwa
pemimpin adalah orang yang punya daya untuk mempengaruhi dan
kepemimpinan adalah cara orang tersebut menggunakankan kemampuannya
untuk mempengaruhi orang banyak dalam mencapai tujuan tertentu, sehingga
keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain seperti ketika berbicara tentang
seorang pemimpin tentu saja akan berkaitan dengan bagaimana orang tersebut
memimpin orang lain, karena keberhasilan sebuah kelompok biasanya
berhubungan dengan pemimpin yang dapat mengarahkan kelompok sehingga
dapat mencapai tujuan yang diingikan dengan efektif dan efisien. Jika
dihubungkan dalam dunia pendidikan, individu yang menjadi seorang motivator,
penggerak, dan yang mempengaruhi seorang tenaga pendidikan adalah kepala
sekolah yang menjadi pemimpin dalam lingkup sekolah. Dalam hal ini kepala
sekolah tentu perlu melakukan pengawasan dan evaluasi berkala agar program
sekolah berjalan secara optimal.

B. Teori Kepemimpinan
Banyak teori-teori kepemimpinan yang sudah berkembang dan dikenal
hingga saat ini. Teori kepemimpinan begitu beragam bergantung dari mana
prespektif kepemimpinannya, yang penting di sini adalah seorang pemimpin
memiliki kemampuan manajer dalam memimpin suatu organisasi dan
memanfaatkan teori kepemimpinan tersebut (Kristiawan et al., 2019). Pada buku
oleh (Sule & Priansa, 2018) terdapat teori pemimpin dan kepemimpinan,
beberapa diantaranya yaitu :
1. Teori genetik yang memahami bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan
dibentuk yang artinya seseorang menjadi kepemimpinan diakibatkan oleh
dirinya yang dulu merupakan keturunan seorang pemimpin.
2. Teori sosial yang memahami bahwa pemimpin itu dibentuk, setiap orang
memiliki potensi untuk menjadi pemimpin sehingga faktor situasi, kondisi,
dan lingkungan merupakan faktor pendukung berkembangnya potensi
pemimpin yang dimiliki seseorang.
3. Teori ekologi yang memahami bahwa seorang pemimpin yang baik jika ia
dilahirkan sebagai seorang pemimpin dan memperoleh pembelajaran,
pendidikan, dan pengalaman untuk menjadi seorang pemimpin.
4. Dll.
Sejalan dengan pemaparan sebelumnya (Anggraini et al., 2022)
menyebutkan tiga teori munculnya pemimpin, diantaranya :
1. Teori genetis menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir
jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
2. Teori sosial menyatakan bahwa pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan
dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin
melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan
sendiri
3. Teori ekologis atau Sintetis menyatakan bahwa seseorang akan sukses
menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan
lingkungan.
Sementara, dalam (Sintani et al., 2022) disebutkan terdapat teori baru yang
berkembang dan terus dikaji, seperti berikut ini :
1. Teori atribusi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan semata-mata adalah
suatu atribusi yang dibuat orang mengenai individu lain.
2. Teori kepemimpinan kharismatik, yaitu kepemimpinan diperoleh seseorang
karena kelebihan (kharisma) yang dimilikinya dibanding kebanyakan orang
lain. Kharismatik dapat berasal dari berbagai sumber, seperti kealiman,
kesaktian, pendidikan, dan lain-lain.
3. Kepemimpinan transaksional lawan transformasional. Kepemimpinan
transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi
pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas
peran dan tuntutan tugas. Sedangkan, pemimpin transformasional,
merupakan pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan
intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki kharisma.

C. Struktur Organisasi dan Gaya Kepemimpinan dalam Supervisi


Dalam sebuah organisasi atau lembaga diperlukan adanya pembagian
tugas yang jelas setiap anggotanya, sehingga perlu dibentuk struktur dalam
organisasi agar lebih memudahkan jalannya mencapai tujuan. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor
kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang akan dikerjakan
(Kristiawan et al., 2019). pembentukan susunan organisasi yang berbeda-beda
satu dengan yang lain, hal ini bergantung pada keadaan dan kebutuhan
lembaga masing-masing. Pada lingkungan sekolah terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi perbedaan dalam susunan organisasi suat sekolah, yaitu
besar kecilnya sekolah, letak sekolah, dan jenis serta tingkatan sekolah.
Dalam struktur organisasi atau lembaga tentu saja terdapat seorang
yang diberi wewenang dan tugas untuk memimpin termasuk lembaga sekolah.
kepala sekolah diberi tugas dan wewenang untuk memimpin sekolah yang mana
menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dengan
optimal, salah satunya adalah menjamin proses belajar-mengajar terselenggara
dengan baik (Baharuddin & Nursita, 2020). Melakukan pengawasan terhadap
rekan-rekan guru termasuk dalam salah satu tanggung jawab kepala sekolah. Ini
secara tidak langsung membantu pemimpin sekolah yang tertuju pada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah lainnya di dalam
menciptakan tujuan-tujuan pendidikan.
Pendidik atau guru akan dapat mencapai kepuasan kerja dengan adanya
peranan dari pemimpin ideal yang mampu menerapkan gaya kepemimpinan
yang tepat bergantung pada kondisi atau kebutuhan dan masalah yang dihadapi
lembaga. Blanchard yang dikutip dalam (Baharuddin & Nursita, 2020)
memaparkan terdapat empat gaya dari sebuah kepemimpinan, diantaranya:
1. Directing, gaya ini digunakan untuk menyelesaikan tugas yang sulit dan
bawahan yang belum berpengalaman dan termotivasi dalam mengerjakan
tugas tersebut. Pimpinan mengarahkan apa yang perlu dan harus dikerjakan
2. Coaching, pemimpin yang menggunakan gaya ini berciri khas selalu
memberikan arahan secara rinci, instruksi secara jelas, dan mengawasi
pekerjaan bawahannya dari jarak dekat
3. Supporting, dalam gaya ini pemimpin memberikan fasilitas dan juga bantuan
kepada bawahan dalam pelaksanaan tugasnya
4. Delegating, pemimpin dalam gaya ini cenderung mendelegasikan tanggung
jawab dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaannya.
Pemimpin atau kepala sekolah akan mampu memilih gaya yang sesuai
kebutuhan, serta kemampuan guru dan bawahan/stafnya. Setiap gaya
kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan bisa diterapkan sangat
bergantung pada kondisi dan situasi, serta pengalaman pengikut dan tugas yang
perlu dilaksanakan.

D. Peran dan Fungsi Kepemimpinan dalam Supervisi Pendidikan


Peranan kepemimpinan bagi seorang pemimpin memiliki arti yang luas,
dengan kepemimpinan yang sesuai maka seorang pemimpin akan dapat
bertindak dan mempengaruhi rekan atau bawahannya, karena pemimpin
berperan sebagai pelaku, perencana, pembuat keputusan, pelapor, pengawas,
dll. Sementara, fungsi kepemimpinan pada dasarnya meliputi fungsi pada
manajemen (Kristiawan et al., 2019), yaitu : planning, organizing, actuating dan
controlling yang semuanya saling berkaitan guna untuk tercapainya tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, kalau dalam suatu sekolah untuk tercapainya visi
dan misi sekolah tersebut. Lalu, fungsi kepemimpinan menurut (Sule & Priansa,
2018) dalam bukunya, meliputi: perencanaan, pemrakarsaan, pengendalian,
pendukung, penginformasian, dan pengevaluasian. Selanjutnya Stoner (2006)
menyebutkan bahwa pemimpin memiliki dua fungsi pokok, yakni : fungsi yang
berorientasi pada tugas atau berfokus pada penyelesaian masalah dan fungsi
pemeliharaan hubungan atau fungsi sosial dalam kelompok (Sule & Priansa,
2018).
Dari pemaparan singkat sebelumnya kita mengetahui bahwa peranan
dan fungsi kepemimpinan itu sendiri sungguh beragam, dan hal ini juga
bergantung dari sisi mana kita menilai kepemimpinan dan penerapanya. Terkait
dengan supervisi, maka fungsi yang dijalankan adalah fungsi pengendalian atau
pengawasan dilingkungan sekolah.
Selanjutnya, dalam pengawasan lingkungan sekolah pemimpin masing-
masing lembaga memiliki cara pelaksanaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga masing-masing. Seperti pelaksanaan supervisi oleh kepala
sekolah di TK Super Brilliance Kids Palembang, dimana kepala sekolah
melakukan supervisi 1 bulan sekali dengan instrumen yang dapat dilihat pada
(lampiran 1). Lalu, di SDN 20 Palembang kepala sekolah juga melakukan
supervisi 1 bulan sekali bisanya pada awal atau akhir bulan dengan instrumen
yang dapat dilihat pada (lampiran 2) dan untuk supervisi oleh pengawas kepada
kepala sekolah dilakukan 1 tahun selama dua kali. Sementara, di SMAN 27 OKI
Kec. Cengal Kab. OKI, kepala sekolah melakukan supervisi setahun sekali
dengan instrument yang dapat dilihat pada (lampiran 3), terdapat langkah-
langkah supervisi sebagai berikut : Langkah – Langkahnya :
1.Observasi Kelas :
Kepala sekolah mengunjungi kelas –kelas yang diajari guru- guru untuk
mengamati langsung pengajaran mereka.Selama observasi,kepala sekolah
dapat memperhatikan teknik pengajaran,interaksi dengan siswa, dan keefektifan
metode pembelajaran yang digunakan.

2. Tinjauan Rencana Pelajaran:


Kepala sekolah dapat meminta guru untuk mengirimkan rencana
pelajaran mereka sebelumnya. Mereka kemudian meninjau rencana tersebut
untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran dan kurikulum sesuai dengan
standar sekolah dan peraturan pemerintah.

3. Penggunaaan Bahan Pengajaran:


Kepala sekolah dapat memeriksa bahan ajar yang digunakan oleh
guru,seperti buku teks,materi presentasi,dan sumber daya pendidikan lainnya.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan tersebut relevan dan
mendukung pembelajaran siswa.

4. Pertemuan Evaluasi Kinerja:


Kepala sekolah dan guru dapat melakukan pertemuan evaluasi kinerja
secara berkala.Selama pertemuan ini,mereka membahas perkembangan
guru,tantangan yang dihadapi,dan rencana perbaikan yang diperlukan.

5. Pemberian Umpan Balik:


Setelah observasi kelas atau evaluasi kinerja, kepala sekolah
memberikan umpan balik konstruktif kepada guru.Umpan balik ini mencakup
pijian atas keberhasilan dan saran untuk perbaikan.

6. Pengembangan Propesional :
Kepala sekolah dapat mengidentifikasi peluang pengembangan
professional untuk guru, seperti pelatihan tambahan atau workshop. Mereka
juga dapat mendukung guru dalam merencanakan pengembangan karier
mereka.

7. Penyusunan Tindak Lanjut :


Setelah melakukan supervise, kepala sekolah dan guru dapat bersama-
sama menyusun rencana tindak lanjut yang mencakup langkah-langkah kongkrit
untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di kelas.

8. Monitoring Kinerja Berkelanjutan :


Kepala sekolah terus memantau kinerja guru secara berkelanjutan dan
memberikan dukungan ketika diperlukan. Mereka juga dapat melakukan
supervise tak terjadwal sesuai kebutuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemimpin adalah orang yang punya daya untuk mempengaruhi dan
kepemimpinan adalah cara orang tersebut menggunakankan kemampuannya
untuk mempengaruhi orang banyak dalam mencapai tujuan tertentu. Jika dikaitkan
dalam dunia pendidikan, individu yang menjadi seorang motivator, penggerak, dan
yang mempengaruhi seorang tenaga pendidikan adalah kepala sekolah yang
menjadi pemimpin dalam lingkup sekolah. Lalu, teori dasar munculnya pemimpin
ada tiga, yaitu teori genetis (pemimpin dilahirkan), teori sosial (pemimpin dapat
disiapkan karena setiap orang memiliki potensi untuk jadi pemimpin), teori ekologi
(gabungan teori genetis da sosial). Pemimpin atau kepala sekolah akan mampu
memilih gaya yang sesuai kebutuhan, serta kemampuan guru dan
bawahan/stafnya. Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangann
bisa diterapkan sangat bergantung pada kondisi dan situasi, serta pengalaman
pengikut dan tugas yang perlu dilaksanakan (kebutuhan). Seorang pemimpin akan
dapat bertindak dan mempengaruhi rekan atau bawahannya, karena pemimpin
berperan sebagai pelaku, perencana, pembuat keputusan, pelapor, pengawas, dll.
Lalu, fungsi kepemimpinan meliputi: perencanaan, pemrakarsaan, pengendalian,
pendukung, penginformasian, dan pengevaluasian. Peranan dan fungsi
kepemimpinan sungguh beragam tergantung dari kepemimpinan tersebut
dimanfaatkan. Jika dihubungkan dengan supervisi di sekolah maka fungsi
kepemimpinan sendiri adalah fungsi pengendalian, dimana pemimpin berwenang
untuk mengawasi dan mengendalikan bawahanya agar keberjalanan mencapai
tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Implementasi supervisi di setiap
lembaga berbeda-beda anatara satu dengan yang lain disesuaikan dengan
kemampuan pemimpin dan kebutuhan lembaga.

B. Saran
Menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka kedepanya akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Kritikan maupun saran yang membangun terhadap penulis dapat disampaikan saat
menanggapi dalam forum pembahasan makalah ini. Dan diharapkan melalui
hadirnya makalah ini pembaca dapat menjadikan ini sebagai sumber wawasan
dalam pembuatan makalah serupa yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, M., Samosir, F. S., & Nihaya, W. (2022). Pelatihan Kepemimpinan Bagi
Kepala Sekolah (Melalui Kajian Teori-Teori Kepemimpinan Yang Sesuai
Leadership Training for School Principles ( Through the Study of Leadership
Theories Applicable To Schools. Abdi Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
1(1), 10–17.

Baharuddin, & Nursita, L. (2020). Kepemimpinan Dalam Supervisi Pendidikan. Jurnal


Idaarah, IV(2), 253.

Cortellazzo, L., Bruni, E., & Zampieri, R. (2019). The Role of Leadership in A Digitalized
World: A Review. Frontiers in Psychology, 10(AUG), 1–21.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01938

Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., Fitria, H., & Refika, N. (2019). Supervisi Pendidikan (Issue
April). Alfabeta. www.cvalfabeta.com

Sintani, L., Fachrurazi, & Mulyadi. (2022). Dasar Kepemimpinan (P. T. Cahyono (ed.)).
Yayasan Cendikia Mulia Mandiri.

Sule, E. T., & Priansa, D. J. (2018). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi


(Membangun Organisasi Unggul di Era Perubahan) (Anna (ed.); 1st ed.). PT
Refika Aditama.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai