Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP DASAR TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN SEKOLAH & MADRASAH

NAMA : MUHAMAD ALI MURTADO


NIM : 22AF10008
PRODI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS KEAGAMAAN ISLAM


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHOZALI
UNUGHA CILACAP

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Evaluasi
Kurikulum” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kurikulum. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bpk Muhammad Anis Afiqi S.H.,M.Pd selaku
Dosen Mata Kuliah Manajemen Kurikulum yang telah memberikan tugas ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusun makalah dapat dibuat dengan baik.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari, bahwa masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca agar memanfaatkan serta
memahami isi dari makalah ini. Kami menyadari sekali, dalam proses penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan baik dari tata bahasa maupun teknik penulisan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami harap kritik dan saran guna membantu kami dalam
proses perbaikan kelemahan-kelemahan tulisan dalam makalah ini.

2
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A.Latar Belakang................................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
C.Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Kurikulum Teknologi Dan Kejuruan.........................................................................5
B. Kurikulum Teknologi Dan Kejuruan...............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap Pendidikan adalah proses pengembangan individu secara utuh yang mencakup aspek
kognisi, afeksi, dan psikomotor sehingga dapat membentuk pribadi yang berpengetahuan,
berkarakter, dan terampil.

Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar ingin bekerjasama yang didasarkan kepada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing,
mengkoordinir serta menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu
pendidikan dan pelaksanaan pendidikan agar kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif
didalam pencapaian tujuan – tujuan pendidikan dan pengajaran.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Konsep Dasar Kurikulum Teknologi Dan Kejuruan?

2. Memahami Apa sajakah Model-Model kepemimpinan Kepala Sekolah?

C.Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Kurikulum Teknologi Dan Kejuruan

2. Untuk Mengetahui Model-Model Kepemimpinan Kepala Sekolah

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kepemimpinan dalam Pendidikan
Kepemimpinan menurut Tead Terry Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau
seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
lain dalam mencapai tujuan – tujuan yang di inginkan kelompok. Kepemimpinan menurut
Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya.
Menurutnya, kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Sedangkan kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-
kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan serta pengajaran.

Menurut Syafaruddin (2010) bahwa kepemimpinan pendidikan yang dijalankan oleh


kepala sekolah atau pempinan lembaga pendidikan lainnya mengandung unsur-unsur, yaitu :

a. Proses mempengaruhi para guru, pegawai, dan murid-murid serta pihakterkait (komite
sekolah dan orang tua siswa).

b. Pengaruh yang dimaksudkan agar orang lain melakukan tindakan yang diinginkan.

c. Berlangsung dalam organisasi sekolah untuk mengelola aktivitas pembelajaran.

d. Kepala sekolah diangkat secara formal oleh pejabat kependidikan atau yayasan bidang
pendidikan.

e. Tujuan yang akan dicapai melalui proses kepemimpinannya yaitu tercapainya tujuan
pendidikan lulusan berkepribadian baik dan berkualitas.

f. Aktivitas kepemimpinan lebih banyak orientasi hubungan.

Kepemimpinan pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut: kepemimpinan


pendidikan sebagai manajer, sebagai pemimpin, dan sebagai pendidik. Akan tetapi, secara lebih
rinci Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) membagi fungsi kepemimpinan pendidikan
menjadi tujuh yaitu :

a) Sebagai pendidik (educator)

b) Manajer

c) Administrator

d) Supervisor (penyelia)

e) Leader (pemimpin)

5
f) Inovator, dan

g) motivator.

B. Model – Model Kepemimpinan Kepala Sekolah


Pemimpin yang memiliki komitmen kualitas dan selalu memperbaruinya sangat
diharapkan kehadirannya oleh lembaga pendidikan dalam setiap jenjang. Era desentralisasi adalah
sebuah era dimana terjadi banyak perubahan yang memberikan peluang besar kepada para
pemimpin untuk mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan.

Seorang pemimpin menggunakan model-model kepemimpinan sesuai dengan


karakteristiknya, situasi, dan tujuan yang ingin dicapai. Model kepemimpinan adalah strategi
seorang pemimpin untuk mengarahkan, memotivasi, membimbing dan mengelola anggotanya
untuk mencapai tujuan bersama. Berikut beberapa model-model kepemimpinan :

1.) Model Kepemimpinan Transformasional

Model kepemimpinan transformasional merupakan tanggapan terhadap tantangan zaman


yang penuh dinamika. Model kepemimpinan ini tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan
penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang terbaik
sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia,
kinerja dan pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh. Yang menjadi titik tekan
dalam kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin selalu mengarah kepada perubahan dalam
organisasi sekolah untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan transformasional berorientasi kepada proses membangun komitmen


menuju sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Teori kepemimpinan transformasional mempelajari cara para pemimpin
mengubah budaya organisasi dan menata struktur organisasi serta melakukan strategi-strategi
manajemen untuk mencapai sasaran organisasi (Rohmat, 2010: 66).

2.) Model Kepemimpinan Visioner

Pada dasarnya, orang yang merumuskan visi adalah pemimpin melalui kinerja
kepemimpinannya. Visi diciptakan bukan semata-mata untuk menciptakan sistem pendidikan
yang berkualitas yang mampu bertahan dan berkembang memenuhi tuntutan dan idealisme,
tetapi dapat mengakomodasi kepentingan hubungan baik di antara personel Kepemimpinan
visioner salah satunya ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas
sehingga dari rumusan visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari
pengembangan lembaga yang dipimpinya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model kepemimpinan visioner merupakan


suatu model kepemimpinan yang mana pemimipin adalah sosok yang memiliki kemampuan
dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan / mensosialisasikan / mentransformasikan dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita
organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel.aga
yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta dalam meniti karirnya.

6
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model kepemimpinan visioner merupakan
suatu model kepemimpinan yang mana pemimipin adalah sosok yang memiliki kemampuan
dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan / mensosialisasikan / mentransformasikan dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita
organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel.

3.) Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Pemimpin pendidikan yang bergaya laissez faire akan memberikan kebebasan yang
sangat longgar terhadap guru, staf administrasi dalam menjalankan tugas serta dilibatkan dalam
beberapa pengambilan keputusan (Rohmat, 2010: 66). Pemimpin bersifat pasif dan membiarkan
bawahannya berbuat sekehendaknya, pemimpin sama sekali tidak memberi kontrol dan koreksi
terhadap pekerjaannya, pembagian tugas, dan kerja semua diserahkan kepada bawahannya tanpa
petunjuk atau saran. Dalam hal ini pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya
kepada anggotanya untuk berpendapat maupun bertindak dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.

Sedangkan Wirawan mengemukakan ada empat pola perilaku pemimpin atau model
kepemimpinan dalam memimpin para guru, yaitu otokratik, paternalistik, partisipatif dan
demokratik, dengan pembahasan sebagai berikut:

1) Model Otokratik

Model kepemimpinan otokratik adalah suatu model kepemimpinan yang menempatkan


sosok pemimpin pada kekuasaan mutlak, sementara para anggota tidak mempunyai kebebasan
untuk menggunakan kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya. Di antara indikator dari gaya
kepemimpinan ini ialah:

a. Visi dan misi organisasi ditentukan oleh pemimpin;

b. Para pengikut hanya pelaksana keputusan;

c. Pemimpin mempunyai wewenang untuk menghukum bawahan yang tidak mematuhi perintah;

d. Komunikasi dilakukan secara formal melalui jalur birokrasi dan hirarki dari atas ke bawah;

e. Komunikasi dari bawah ke atas hanya dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
aktivitas;

f. Kreativitas dan inovasi para pengikut rendah;

2) Model Paternalistik

Model kepemimpinan paternalistik adalah model kepemimpinan yang menganggap


pemimpin sebagai orangtua dan anggotanya sebagai anak yang perludibimbing ke arah
kedewasaan. Di antara indikator dari model kepemimpinan ini ialah:

a. Visi, misi dan tujuan organisasi ditentukan sepenuhnya oleh pemimpin;

b. Kebebasan pemimpin untuk menggunakan kekuasaannya tinggi, sedangkan anggota rendah;

c. Anggota melaksanakan keputusan berdasarkan petunjuk atasan;

7
d. Pemimpin melaksanakan prinsip-prinsip ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan
tut wuri handayani;

e. Komunikasi dua arah, dari atas memberikan petunjuk dan dari bawah menanyakan: apa yang harus
dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan kapan akan dilakukan;

3) Model Partisipatif

Model kepemimpinan partisipatif adalah model kepemimpinan yang terletak di tengah-


tengah, yaitu jumlah kekuasaan dan kebebasan antara pemimipin dan anggota sama besar. Pada
prosesnya, pemimpin dan anggota harus berpartisipasi aktif dalam menyusun perencanaan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya. Model kepemimpinan ini disebut juga model
kepemimpinan gotong royong, yakni pemimpin dan anggota sama-sama menggotong dan sama-
sama meroyong kegiatan dan hasilnya. Di antara indikatornya ialah:

a. Visi, misi, tujuan dan strategi organisasi ditentukan oleh pemimpin atas bantuan para
pengikutnya;

b. Jumlah kekuasaan dan kebebasan pemimpin dan anggota sama besar;

c. Pembuatan keputusan mengenai kebijakan dan aktivitas pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
pemimpin bersama-sama dengan anggotanya;

d. Pemimpin mendelegasi sebagian tugasnya kepada para anggota;

e. Kreativitas dan inovasi anggota sedang.

4) Model Demokratik

Model kepemimpinan demokratik adalah model kepemimpinan yang menempatkan


jumlah kekuasaan dan kebebasan para anggota lebih besar dari pada pemimpin. Model
kepemimpinan ini menyajikan ruang kesetaraaan dalam pendapat, sehingga guru, staf, dan
pegawainya memiliki hak yang sama untuk berkontribusi dalam tanggung jawab yang di
embannya(Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, 2014: 200).

Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan


nasihat dan sugesti bawahan. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dan tugas untuk
mengarahkan, mengontrol, dan mengevaluasi serta mengkoordinasi berbagai pekerjaan yang
diemban guru, staf, dan pegawainya. Secara definitif, demokrasi artinya dari, oleh dan untuk
rakyat. Maka, di antara indikator model kepemimpinan ini ialah:

a. Visi, misi, tujuan dan strategi dibuat oleh para anggota dibantu oleh para pemimpin;

b. Anggota memiliki kekuasaan dan kebebasan lebih besar dari pada pemimpin;

c. Proses pembuatan keputusan dilakukan melalui musyawarah dan voting;

d. Rencana kegiatan disusun dan dilaksanakan oleh para anggota di bawah koordinasi pemimpin;

e. Komunikasi berlangsung secara formal dan informal baik secara vertikal maupun horizontal;

f. Pemberdayaan para anggota tinggi

8
PENUTUP

1.Kesimpulan
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-
kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan serta pengajaran. Seorang pemimpin menggunakan model-model kepemimpinan
sesuai dengan karakteristiknya, situasi, dan tujuan yang ingin dicapai. Model kepemimpinan
adalah strategi seorang pemimpin untuk mengarahkan, memotivasi, membimbing dan
mengelola anggotanya untuk mencapai tujuan bersama.

2.Saran
Saran dari kami sebagai penyusun makalah ini kepada pembaca yaitu supaya makalah ini
dijadikan sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan tentang materi yang dibahas.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
jangan jadikan makalah ini hanya sebagai satu patokan saja, tapi cari referensi lain juga untuk
semakin menambah wawasan pembaca terkait materi ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lailatu Rohmah, M.S.I. ( 2020 ). KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS


SEKOLAH/MADRASAH. Diakses pada tanggal 04 September 2022.

Purba, S., Cendana, W., Darmawati, D., Salamun, S., Kato, I., Prijanto, J. H., ... & Sianipar, P.
(2021). Kepemimpinan Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.

Kuswaeri, I. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Tarbawi: Jurnal Keilmuan


Manajemen Pendidikan, 2(02), 256472.

Sanjani, M. A. (2018). Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah. Jurnal Serunai Administrasi


Pendidikan, 7(1).

Fitriatin, Y. (2020). Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesional


Guru. Indonesian Journal of Education Management &

Administration Review, 3(2), 111-116. Mukti, N. (2018). Kepemimpinan Visioner Kepala


Sekolah. Jurnal Kependidikan, 6(1), 71-90

10

Anda mungkin juga menyukai