1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Kepemimpinan Pendidikan” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat-Nya, baik berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Administrasi dan supervisi
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
lebih maju di masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Kepemimpinan Pendidikan” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
Kesimpulan.........................................................................................................
..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan penting dalam membentuk baik dan buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Sekolah sebagai organisasi, didalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing-masing
baiksecara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerja sama untuk mencapai
tujuan.Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang terdiri dari
kepala sekolah, guru-guru, staf ,peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa .Kepemimpinan
telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja
manajer akan tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu
mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan
ditetapkan bersama
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat
koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan
sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala
sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan
kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan
sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil Keberhasilan pendidikan di
sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga
kependidikan yang tersedia di sekolah.Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
4
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru.Kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa
2004:25).Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas
kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.Dalam
perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan
perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan Pendidikan adalah suatu rasa kemampuan dan kesiapan dalam diri
seseorang untuk melaksanakan fungsi dan tujuan dari kepemimpinan itu sendiri, yaitu dapat
mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan jika perlu
memaksa orang lain dalam kelompok yang dipimpinnya agar mampu menerima dengan baik
pengaruh yang ia berikan atau “tularkan” tersebut, dan untuk selanjutnya agar dapat terbentuk
sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkannya dalam
mendirikan sebuah kepemimpinan yang sesuai, efektif, dan efisien memakai berbagai jalan
sesuai dengan tipe kepemimpinan yang digunakannya saat memimpin. Di bawah ini merupakan
beberapa definisi kepemimpinan ialah
1) Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang mana intinya kepemimpinan itu tidak bisa
semenamena, harus didasarkan atas nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat,
5) Kepemimpinan terjadi pada kelompok, yang mana secara umum melibatkan pemberian
pengaruh terhadap tingkah laku anggota kelompok dalam hubungannya dengan pencapaian
tujuan-tujuan kelompok
6
Pada hakikatnya, tiap individu manusia itu merupakan pemimpin, minimal memimpin dirinya
sendiri menuju jalan yang benar. Bisa jadi pula sebagai pemimpin keluarga, masyarakat sekitar,
maupun agama, nusa, bangsa, dan /atau negaranya, tergantung kepada kemampuan personalianya
dalam memipin tersebut. Namun, apapun itu yang dipimpin hendaknya seorang pemimpin
memiliki kesadaran diri untuk menginternalisasi dan mengaktualisasi pemikiran-pemikirannya
yang baik dalam kehidupan, sehingga nilai manfaatnya dapat pula dirasakan dan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya.
Namun, kebanyakan di zaman sekarang ini, ditemukannya calon pemimpin yang terlalu
banyak mengiming-imingi masyarakat dengan berbagai hal yang akan banyak menguntungkan
masyarakat, sehingga tak sedikit masyarakat yang tergiur. Contoh halnya pada rencana
pengadaan Kartu PraKerja bagi masyarakat yang telah mengenyam penidikan tertentu, namun
sampai saat ini pengaktualisasi dan/atau perealisasinya belum kelihatan. Pemimpin yang baik,
seharusnya tidak perlu beriming-iming hal-hal yang muluk-muluk yang bisa dikata “diluar
logika” mengingat negara kita yang ekonominya masih belum stabil di era ini, hendaknya
pemimpin lebih mengutamakan hal ekonomi saja dulu dengan membangun lapangan kerja,
merekrut lebih banyak rakyar indonesia, ketimbang mendatangkan pekerja dari luar negeri. Toh,
di Indonesia ini amat banyak pengangguran terdidik, akan lebih baik pemimpin untuk melakukan
hal tersebut dengan real, ketimbang mengiming-imingi masyarakat dengan Kartu Pra-Kerja.
Kepemimpinan dapat diperkirakan ideal jika memiliki beberapa maupun keseluruhan faktor
berikut:
1) Kepemimpinan merupakan pembentukan awal dan pemeliharaan struktur dalam harapan dan
interaksi.
2) Kepemimpinan merupakan pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan
tertentu.
3) Kepemimpinan merupakan peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan berada diatas
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
7
5) Kepemimpinan merupakan perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitasaktivitas
suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
Hakikat dan arti kepemimpinan dapat didasarkan atas tiga komponen yaitu ciri atau sifat
lembaga atau jabatan, tabiat atau watak seseorang, dan kategori tingkah laku aktual.
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi yang dipimpinnya, guna
pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercepai secara
efektif dan efisien pada instansi yang dipimpinnya
ada dua fungsi kepemimpinan pendidikan berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
* Memikir Disini, seorang pemimpin dituntut adanya kemampuan untuk merumuskan dengan
teliti tujuan kelompok, dan menjelaskannya kepada kelompok, agar anggota-anggota kelompok
tersebut selalu dapat fokus untuk bekerja sama mencapai tujuan itu.
* Memberi Dorongan Seorang pemimpin hendaknya memberi dorongan kepada para anggota
kelompok serta menjelaskan situasi yang dimaksudkan untuk dapat menemukan rencana-rencana
kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik untuk masa yang akan datang, guna
kesejahteraan kelompok itu sendiri juga.
8
dan diambil keputusan mengenai hasil terbaik. Diharuskan seorang pemimpin menyanggupinya,
mengenai segala hal di bawahannya, tidak hanya ingin menang sendiri, tapi juga dituntut
kerjasama antara atasan dengan bawahan. Bekerja hendaknya memepertimbangkan perkiraan
batas kemampuan anggota, tidak hanya ingin menguasai sendiri, tetapi ikut bertanya tentang
kesanggupan anggotanya tersebut
* Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama kelompok demi terwujudnya tujuan bersama.
* Mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, baik fasilitas
maupun situasi.
Ngalim Purwanto menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemimpin, sebagai berikut :
1.Keahlian dan Pengetahuan Keahlian dan pengetahuan yang dimaksud di sini adalah latar
belakang pendidikan atau ijazah yang dimilikinya, sesuai tidakna latar belakang pendidikan itu
dengan tugas-tugas kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabannya, pengalaman kerja
sebagai pemimpin, apakah pengalaman yang telah dilakukannya mendorong dia untuk
memperbaiki dan mengembangkan kecakapan dan keterampilanya dalam memimpin.
2.Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabatannya. Tiap
organisasi atau lembaga yang tidak sejenis memiliki tujuan yang berbeda, dan menuntun cara-
cara pencapaian tujuan yang tidak samma.Oleh karena itu, tiap jenis lembaga memerlukan
perilaku dan sikap kepemimpinan yang berbeda pula.
9
3.Sikap-sikap Kepribadian Pemimpin Kita mengetahui bahwa secara psikologi manusia itu
berbeda-beda sifat, watak, dn kepribadiannya. Ada yang selalu bersikap keras dan tegas, tetapi
ada pula yang lemah dan kurang berani. Dengan adanya perbedaan-perbedaan watak dan
kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing pemimpin, meskipun beberapa orang pemimpin
memiliki latar pendidikan yang sama dan diserahi tugas pemimpin dalam lembaga yang sejenis,
karena perbedaan kepribadiannya akan menimbulkan perilaku dan sikap yang berbeda pula
dalam menjalankan kepemimpinannya.
4.Sikap-Sikap kepribadian Pengikut Tentang sifat-sifat pengikut, yaitu mengapa dan bagaimana
anggota kelompok menerima dan mau menjalankan perintah atau tugas-tugas yang diberikan
oleh pemimpin
1. Tipe otoriter (the autocratic style of leadership) Pada kepemimpinan yang otoriter, semua
kebijakan dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaannya ditugaskan kepada
bawahannya. Semua kebijakan yang ada, dilakukan tanpa mengonsultasikannya dulu dengan
orangorang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter berpikir bahwa maju mundurnya organisasi
hanya tergantung pada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak
boleh dibantah. Kepemimpinan otoriter ini merupakan kepemimpinan yang baik apabila
pemimpinnya juga memiliki kepribadian yang baik, dan mengutamakan rakyat, dan sebaliknya.
Kepemimpinan otoriter ini kurang bagus karena berkesan pemimpin hanya mengutamakan
argumen pribadinya ketimbang bawahannya, padahal tidak selamanya argumen pemimpin atau
atasan itu baik, mungkin akan baik baginya tetapi belum tentu baik bagi bawahannya.
2.Tipe Laissez faire (laissez-faire style of leadership) Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap anggota staf mengenai prosedur, dan
apa yang akan dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil
keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak sepenuhnya
dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu. Pemimpin ingin turun tangan bilamana
diminta oleh staf, apabila mereka meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang
bersifat teknis, maka barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang
10
dikatakannya sama sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima atau menolak
pendapat tersebut. Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan
menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (Kepala Sekolah),
tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan selagi anggota/guru-guru dalam sekolah
tersebut menghendakinya. Tipe kepemimpinan ini terlihat cenderung pemimpin sedikit bekerja,
hanya saat diminta andil oleh bawahannya saja. Tipe kepemimpinan ini kurang baik karena
seharusnya seorang pemimpin ikut andil dari awal sampai selesainya permasalahan, bukan hanya
menjadi pemberi pendapat bila diminta, tentu saja nantinya dikhawatirkan pemimpin tidak dapat
mengerti sebenarnya apa pokok dari permasalahan yang sebenarnya
3. Tipe demokratis (democratic style of leadership) Dalam tipe kepemimpinan ini seorang
pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan,
kepala sekolah yang bersifat demikian akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru
yang ada dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya. Tipe demokratis ini dinilai amat baik,
karena hasil keputusannya diambil dari kata mufakat hasil musyawarah bersama-sama
menyatukan pemikiran pemerintah/atasan juga masyarakat/bawahan, atau jika di sekolah maka
kepala sekolah dan guru-guru yang bermufakat.
1. Kepemimpinan Visioner adalah Seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin yang Visioner
dalam menghasilkan pendidikan yang produktif, bila selama melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai sebagai seorang pemimpin dapat mengelola proses pendidikannya yang tersedia (jika
memungkinkan mengadakan sumber daya yang baru) telah berhasil menciptakan output yang
sesuai dengan visi yang ditetapkan dan berdaya guna menjadi SDM yang handal sesuai dengan
harapan atau keinginan stakeholder/pengguna jasa pendidikan, dimana hasilnya dapat
menciptakan lulusan yang memiliki benefit terhadap individu yang melakukannya berupa
kemampuan atau keahlian yang relevan dengan kehidupan dan dapat menolong diri dan keluarga
dalam kehidupannya. Agar menjadi pemimpin yang visioner, maka seseorang harus :
11
* Memahami konsep visi maksudnya Visi adalah idealisasi pemikiran tentang masa depan
organisasi yang merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang menciptakan budaya
dan perilaku organisasi yang maju dan antisipasi terhadap persaingan global sebagai tantangan
zaman.
* Memahami karakteristik dan unsur visi yaitu Memperjelas arah dan tujuan, mudah dimengerti
dan diartikulasikan, Mencerminkan citacita yang tinggi
2. Kepemimpinan Transformasional yaitu dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan dan
transformasioanal. Kepemimpinan sebagaimana yang telah dijelaskan diawal merupakan setiap
tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan dan
mempengaruhi orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Istilah
transformasi berasal dri kata transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah
sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi menjadi realita,
atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual.Burns orang yang disebut-sebut sebagai
yang pertama kali menggagaskannya, mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai
“a process in which leaders and followers raise to higher leves of morality and motivation”.Gaya
kepemimpinan semacam ini akan mampu membawa kesadaran para pengikut dengan
memunculkan ide-ide produktif, hubungan yang sinergikal, kebertanggungjawaban, kepedulian
edukasional dan cita-cita bersama, pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasikan perubahan
lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori
perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu untuk kreatif dan inovatif
serta membangun kerja sama yang solid.
12
kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.Pemimpin transformasioal sesungguhnya
merupakan agen perubahan, karena memang erat kaitannya dengan transformasi yang terjadi
dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah berperan sebagai katalis perubahan, bukanya
sebagai control perubahan. Seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas,
memiliki gambaran holistik tentang bagaimana organisasi dimasa depan ketika semua tujuan dan
sasarnnya telah tercapai. Karakteristik pemimpin trasformasional, menurut Aan Komariah dan
Cepi Triatna adalah sebagai berikut :
1. Pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya memperbaiki dan
mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi di masa datang. Dan oleh karena itu
pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin visioner.
2. Pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu yang memberi
peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin
transformasional karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada.
Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal
mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
2. Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan
pelanggan
3. Membangkitkan komitmen yang lebih tinggi kepada para anggotanya terhadap organisasi
13
5.Meningkatkan kepuasan pekerja melalui pekerjaan dan pemimpin
1. Mengacu pada nilai-nilai agama yang ada dalam organisasi atau bahkan suatu negara
3.Karena sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperlihatkan sistem
yang lebih besar yang ada diatasnya seperti sistem negara
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16