Anggota:
SD. 5E
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”Kepemimpinan Kepala Sekolah”. Sholawat serta salam tidak lupa kami junjungkan
untuk Nabi Muhammad ﷺyang telah memberikan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makalah ini dibuat oleh Kelompok 4 sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan di Sekolah Dasar di Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andi
Ardhila Wahyudi, S.Pd, M.Si Selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Pendidikan di
Sekolah Dasar yang telah membimbing demi lancarnya tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya oleh
karena itu kami mengharapkan saran ataupun kritikan yang bersifat konstruktif dari pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tengah persaingan global ini, diakui atau tidak, lembaga pendidikan atau
sistem persekolahan dituntut untuk mengemuka dengan kinerja kelembagaan yang
efektif dan produktif. Kepala sekolah sebagai penanggungjawab pendidikan dan
pembelajaran di sekolah hendaknya dapat meyakinkan kepada masyarakat bahwa segala
sesuatunya telah berjalan dengan baik, termasuk perencanaan dan implementasi
kurikulum, penyediaan dan pemanfaatan sumber daya guru, rekruitmen sumber daya
murid, kerjasama sekolah dan orang tua, serta sosok outcome sekolah yang
prospektif. Untuk memenuhi tuntutan ini, kepala sekolah harus memiliki bekal yang
memadai, termasuk pengetahuan yang profesional, kepemimpinan instruksional,
ketrampilan administrative, dan ketrampilan sosial.
Kepala sekolah merupakan unsure vital bagi efektivitas lembaga pendidikan.
Tidak akan pernah kita jumpai sekolah yang baik dengan kepala sekolah yang buruk atau
sekolah yang buruk dengan kepala sekolah yang baik. Kepala sekolah yang baik akan
bersikap dinamis untuk menyiapkan berbagai macam program pendidikan. Bahkan,
tinggi rendahnya mutu suatu sekolah akan dibedakan oleh kepemimpinan di sekolah.
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam
situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru
dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para
guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif
dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja
sama dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga pendidikan.
Manajer sekolah adalah pemimpin yang berhubungan langsung dengan sekolah.
Ia adalah panglima pengawal pendidikan yang melaksanakan fungsi kontrol berbagai
pola kegiatan pengajaran dan pendidikan di dalamnya. Suksesnya sebuah sekolah
tergantung pada sejauh mana pelaksanaan misi yang dibebankan di atas pundaknya,
kepribadian, dan kemampuannya dalam bergaul dengan unsur-unsur masyarakat. Oleh
sebab itu, kepala sekolah harus berupaya mewujudkan kondisi sosial yang mendukung
kegiatan sekolah yang dipimpinnya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah?
2. Bagaimana kualitas dan perilaku kepala sekolah?
3. Apa peran dan tanggung jawab kepala sekolah?
4. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang menjadi konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah.
2. Mengetahui kualitas dan perilaku kepala sekolah.
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab kepala sekolah.
4. Mengetahui peran kepala sekolah sebagai supervisor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Visi yang kuat tentang masa depan sekolah, dan dorongan terhadap semua saf untuk
berkarya menuju perwujudan visi tersebut.
2. Harapan yang tinggi terhadap prestasi murid dan kinerja staf.
3
3. Pengamatan terhadap guru di kelas dan pemberian balikan positif dan konstruktif
dalam rangka pemecahan masalah dan peningkatan pembelajaran.
4. Dorongan untuk memanfaatkan waktu pembelajaran secara efisien dan merancang
prosedur untuk mengurangi kekacauan.
5. Pemanfaatan sumber-sumber material dan personol secara kreatif.
6. Pemantauan terhadap prestasi murid secara individual dan kolektif dan
memanfaatkan informasi untuk membimbing perencanaan intruksional.
4
Kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai;
stateperson leadership, educational leadership, administrative leadership, supervisory
ledership, and team leadership (Sergiovanni, 1987). Adapun mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan agar lembaga dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut Stoner dalam bukunya “Management”, ada delapan macam fungsi
seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi yaitu bahwa para
manajer :
1. Bekerja dengan, dan melalui orang lain.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai
persoalan.
4. Berpikir secara realistik dan konseptual.
5. Adalah juru menengah.
6. Adalah seorang politisi.
7. Adalah seorang diplomat.
8. Pengambil keputusan yang sulit.
Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut tentu saja
berlaku bagi setiap manajer dari organisasi apapun, termasuk kepala sekolah. Sehingga
kepala sekolah yang berperan mengelola kegiatan sekolah harus mampu
mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-hari. Walaupun pada
pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sumber daya manusia, seperti
para guru, staf, siswa dan orang tua siswa, dana, sarana serta suasana dan faktor
lingkungan di mana sekolah itu berada.
Menurut Paul Hersey Cs. Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial
paling tidak diperlukan tiga macam bidang ketrampilan, yaitu : technical skills, human
skills dan conceptual skills. Ketiga ketrampilan manajerial tersebut berbeda-beda sesuai
tingkat kedudukan manajer dalam organisasi. Agar seorang kepala sekolah secara
efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus
memahami dan mampu mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai
yang terkandung di dalam ketiga ketrampilan tersebut.
5
a. Technical Skills
1) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk
melaksanakan kegiatan khusus.
2) Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan
yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang
bersifat khusus tersebut.
b. Human skills
1) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama;
2) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa
mereka berkata dan berperilaku;
3) Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif;
4) Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis dan
diplomatis;
5) Mampu berperilaku yang dapat diterima.
c. Conceptual skills
1) Kemampuan analisis;
2) Kemampuan berpikir rasional;
3) Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi;
4) Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu
memahami berbagai kecenderungan;
5) Mampu mengantisipasikan perintah;
6) Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-
problem sosial.
Dengan dikemukakannya pemikiran para pakar seperti Stoner, Herseyes mampu
memperluas serta lebih memantapkan wawasan manajerial setiap kepala sekolah,
sehingga lahirlah pola piker, sikap dan perilaku kepala sekolah yang efektif, sekaligus
terwujudnya sekolah yang efektif pula.
6
Sehubungan dengan itu, maka kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya
pandai meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana yang diperlukan bagi
kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu tercapai dengan
maksimal. Dalam melaksanakan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah perlu
memperhatikan prisnsip-prinsip sebagai berikut :
1. Supervisi harus bersifat konstruktif dan kreatif sehingga menimbulkan dorongan
untuk bekerja.
2. Realitas dan mudah dilaksanakan.
3. Menimbulkan rasa aman kepada guru/karyawan.
4. Berdasarkan hubungan professional.
5. Harus memperhitungkan kesanggupan dan sikap guru/pegawai.
6. Tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan kegelisahan bahkan
sikap anipati dari guru.
7. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan dari
kekuasaan pribadi.
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan yang dimiliki oleh kepala
sekolah untuk memberikan pengaruh kepada orang lain melalui interaksi individu dan
kelompok sebagai wujud kerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah” ini,
kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan baik itu dalam pembahasan materi maupun
dalam kesalahan pengetikan dan penyusunan sehingga makalah ini jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritikan maupun saran kepada dosen dan
teman-teman sekalian untuk membangun penyempurnaan makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Winardi, SE. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Cetakan I dan II. Jakarta 2000
Prof. Soetjipto, Raflis Kosaso, M.Sc. Profesi Keguruan . Jakarta : Bineka Cipta 10
November 1994