Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MAKALAH

“ EVALUASI PEMIMPIN EFEKTIF ( KEPALA SEKOLAH YANG


EFEKTIF ) ”

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M. Pd., Ph.D / Dr. H.


Sakerani, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10

8A PG-PAUD

Norlena 1810126120008

Noor Annisa Aliana 1810126220018

Siti Hadijah 1810126320042

Yunika Ariyanti 1810126320044

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkam rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami di beri
kemampuan untuk dapat membuat makalah ini untuk memenuhi tugas.

Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini belum sepenuhnya


sempurna dan masih jauh dari apa yang di harapkan, baik dalam bentuk penyajian
maupun dalam bentuk penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan
dari dosen dan pembaca demi perbaikan makalah ini selanjutnya, kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Kepemimpinan Pendidikan”
yakni Ibu Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M. Pd., Ph. D. dan Bapak Dr. H. Sakerani,
M.Pd. Harapan kami dalam makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya,
khususnya lagi kami sebagai pelajar dan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan lebih tinggi lagi. Demikian kata pengantar kami sampaikan atas
perhatian bapak dan pembaca sekalian kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banjarmasin, 09 Mei 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
A.Latar Belakang..................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.............................................................................................5
C.Tujuan...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian Pemimpin Yang Efektif.................................................................6
B. Kriteria Pemimpin Yang Efektif........................................................................
C. Perilaku Pemimpin Yang Efektif.......................................................................
D. Cara Mengambil Keputusan Yang Baik Bagi Seorang Pemimpin....................
E. Gaya Kepemimpinan Yang Efektif....................................................................
F. Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah............................................................
G. Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan...............................................................
H. Kepala Sekolah Yang Efektif............................................................................
I. Peran Kepala Sekolah Terhadap Guru................................................................
J. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A.Kesimpulan.........................................................................................................
B.Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir-akhir ini banyak terjadi masalah krisis kepemimpinan,
banyak yang mengatakan bahwa sekarang sangat sulit mencari calon-calon
pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang sekarang cendrung
mementingkan diri sendiri dan kurang peduli pada kepentingan orang lain,
dan kepentingan lingkungannya. Krisis kepemimpinan ini disebabkan
karena makin langkanya kepedulian pada kepentingan orang banyak, dan
kepentingan lingkungannya. Sangat sulit mencari pemimpin atau calon
pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab.
Kredibilats itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan untuk menegakan
etika memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji, besikap teguh
dalam pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk
menyimpang. Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya
mengandalkan bakat atau keturunan akan tetapi pemimpin juga harus
memiliki kredibilitas dan integritas dalam bertahan, serta melanjutkan misi
kepemimpinannya. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok atau individu dan mengarahkannya untuk
mencapai suatu tujuan, kepemimpinan dilembaga pendidikan berkaitan
dengan bagaimana kepala sekolah mampu mendorong kinerja para guru
serta menunjukan sifat yang bersahabat, dekat, perhatian, serta penuh
pertimbangan terhadap para guru baik secara kelompok maupuan secara
individual. Pemimpin adalah orang yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khususnya kecakapan kelebihan di suatu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain utuk bersama-sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan bagian terpenting dalam
pelaksanaan pengelolaan sekolah.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti pemimpin yang efektif?
2. Apa saja kriteria pemimpin yang efektif?
3. Bagaimana perilaku pemimpin yang efektif?
4. Bagaimana cara mengambil keputusan seorang pemimpin?
5. Bagaimana gaya kepemimpinan yang efektif?
6. Bagaimana kinerja kepemimpinan kepala sekolah?
7. Apa saja kriteria keberhasilan kepemimpinan?
8. Apa yang dimaksud dengan kepala sekolah yang efektif?
9. Apa saja peran kepala sekolah terhadap guru?
10. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
guru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pemimpin yang efektif.
2. Untuk mengetahui apa saja kriteria pemimpin yang efektif.
3. Untuk mengetahui bagaimana prilaku pemimpin yang efektif.
4. Untuk mengetahui cara mengambil keputusan seorang pemimpin.
5. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan yang efektif.
6. Untuk mengetahui kinerja kepemimpinan kepala sekolah.
7. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan kepemimpinan.
8. Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah yang efektif.
9. Untuk mengetahui peran sekolah terhadap guru.
10. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin Yang Efektif


Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan orang lain melakukan tindakan untuk mencapai tujuan
bersama. Kepemimpinan menurut Handoko (2003:294) adalah, “
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar
bekerja mencapai tujuan.
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu
mempengaruhi anggota group yang lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang sangat menarik
dan paling banyak dibahas dalam manajemen, sehingga sebagai definisi
disampaikan oleh para praktisi organisasi maupun para pakar sumber daya
manusia untuk menunjukkan arti pentingnya kepemimpinan dalam suatu
organisasi.
Kepemimpinan menurut Johns (1996) didefinisikan sebagai
pengaruh agar pribadi individu mengusahakan pencapaian tujuan organisasi
diatas tujuan yang lain dalam konteks organisasional.
Menurut Stoner (19995), kepemimpinan dapat dartikan sebagai
suatu proses pengarahan dan sekelompok orang yang saling berhubungab
tugasnya. Sedang kan kepemimpinan menurut (Luthans, 1981) didefinisikan
sebagai suatu interaksi antar anggota suatu kelompok, dimana pemimpin
merupakan agen perubahan dan merupakan orang yang prilakunya akan
lebih memengaruhi orang lain yang memengaruhi mereka.
Menurut Bolden (ibid., 2004) kepemimpinan adalah fenomena
kompleks yang menyentuh begitu banyak proses mengaruhi, dimana orang
terinspirasi untuk bekerja mencapai tujuan kelompok tidak melalui paksaan
tapi melalui motivasi personal.
Kepemimpinan merupakan unsur penting sebab organisasi
membutuhkan sosok yang mampu mengatur secara arif dan bijaksana,

6
bagaimana seharusnya organisasi beroperasional. Keberhasilan sebuah
lembaga baik lembaga pemerintah maupun swasta, sangat tergantung pada
kemampuan leadership (kepemimpinan). Kemampuan ini sangat penting
terutama dalam menentukan keputusan-keputusan mendesak seperta dalam
upaya memecahkan masalah dengan segala tantangan yang ada. Ia juga
dituntut mampu mengantipasi perubahan zaman dan tantangan yang datang
tiba-tiba, mengoreksi kesalahan, memperkuat kelemahan dan sanggup
membawa organisasi mencapai tujuan dalam jangka waktu yang sudah
ditentukan.
Seorang pemimpin tidak jatuh dari langit, ia harus tumbuh dalam
pribadi seseorang atau ia diciptakandengan cara menanamkan kompetensi
kepemimpinan tertentu melalui pembinaan baik melalui pendidikan,
pelatihan, kaderisasi dan pengalaman hidup sehari-hari. Proses itu dilalui
oleh seorang pemimpin karena kepemimpinan merupakan tugas dan
tanggung jawab yang sangat besar. Kepemimpinan seseorang akan
memberikan sumbangan besar terhadap pembangunan sesuai dengan
kompetensinya. Selain itu seorang pemimpin dipengaruhi oleh sifat,
kebiasaan,tempramen watak dan gaya kepemimpinannya berbeda dengan
orang lain.
Pemimmpin yang mampu mentrasfer nilai-nilainya pada bawahan
sehingga menjadi contoh bagaimana mereka memberikan pelayanan publik
dengan baik, disamping itu pemimpin memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam organisasi, sebab keberhasilan organisasi dalam mencapai
kinejra yang tinggi sangatstrategis dalam tergantung pada keberadaan
pemimpinan (Siswanto, 2002:89).
Kepemimpinan yang efektif merupakan pimpinan yang mampu
memotivasi bawahannya untuk terus berjuang menuju kesuksesan, memiliki
semangat kerja, produktif, berorientasi terhadap hasil dan tentunya akan
memberikan dampak positif kepada perusahaan atau kelompok yang sedang
dipimpin. Kepemimpinan yang efektif ditambah dengan dukungan dengan

7
bawahan atau partner kerja yang selalu bekerja untuk maju tentunya akan
memberikan dampak positif pada ruang lingkup internal maupun eksternal.
Seorang pemimpin yang baik dalam memimpin kelompok besarr
maupun kepemimpinan kelompok kecil sudah seharusnya memiliki
visi.dengan ditegaskannya dan dibentuknya visi yang disetujui oleh semua
pihak, maka perputaran roda perusahaan, lembaga atau kelompok akan lebih
mudah. Seorang pemimpin sanngat dilarang jika hanya berkutat pada
konsep awal yang menjadi rencana kerja. Ada baiknya jika pemimpin harus
selalu memiliki cara berpikir transformasional dimana selalu memiliki ide-
ide perubahan maju rencana atau konsep yang lebih baik.
Dengan begitu, bawahan dan karawan juga akan terdorong untuk
menciptakan ide-ide baru serta meningkatkan kreativitas. Pemimpin yang
efektif akan tercipta jika kondisi kantor nyaman dan menyenangkan. Tak
hanya kondisi kantor tetapi juga hubungan antara pemimpin dan karyawan.
Pemberian batasan antara karyawan dan pemimpin memang diperlukan
untuk membatasi hak-hak karyawan dalam menyuarakan ide atau
keluhannya.
Kepemimpinan yang efektif adalah dimana kepemimpinan
tersebut meotivasi bawahannya untuk terus berjuang menuju kesuksesan,
memiliki semangat bekerja, proaktif, berorientasi, pada hasil dan tentunya
akan memberikan dampak positif kelompok yang sedang mimpin.
Kepemimpinan yang efektif ditambah dengan dukungan dari bawahan atau
mitra kerja yang selalu bekerja untuk maju tentunya akan memberikan
dampak positif pada ruang lingkup internal maupun eksternal.
Pemimpin yang efektif dibutuhkan oleh semua tim. Hal ini
disebabkan karena pemimpin yang baik akan membawa timnya ke dalam
jalan yang terang dan kesuksesan. Akan tetapi menjadi seorang pemimpin
bukan hal yang murah karena salah langkah kamu bisa kehilangan rasa
hormat dari tim kamu. Menjadi seorang pemimpin yang efektif memilki
cara yaitu sebagai berikut:

8
1. Attitude yang tenang dan positif ini disebabkan karena attitude yang
positif
Seorang pemimpin akan lebih dihargai jika mereka memiliki
attitude yang lebih tenang dan lebih positif.
2. Membuka komunikasi
Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan tim nya merupakan
pemimpin yang lebih mendorong tim nya untuk untuk bisa menjadi
seperti pemimpin juga
3. Mengajari bukan memerintah
“Be a leader not a boss” merupakan ungkapan yang tepat untuk
menggambarkan hubungan antara atasan dan timnya. Seorang leader
akan mengajari dan memimpin, memberikan contoh mengenai
bagaimana sesuatu berlangsung dan diselesaikan sedangkan pemerintah
akan membuat tim bekerja sendiri
4. Memberikan pandangan mengenai gol dan ekspektasi
Dapat memberikan penjelasan mengenai gol dan ekspektasi dari
kegiatan usaha yang sedang dilakukan oleh tim. Dengan memberikan
informasi mengenai gol dan juga ekspektasi pemimpin bisa
menyamakan persepsi anatara satu tim dengan tim lainnya dan bisa
mendorong tim pemimpin untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih
keras.
5. Memberikan dan meminta feedback
Seorang pemimpin yang efektif akan selalu memberikan feedback
mengenai hasil kerja dari tim yang dimilikinya.

Beberapa orang berpendapat bahwa seorang pemimpin yang efektif


dapat menyebabkan pengikutnya secara tidak sadar dengan kemampuan
dirinya berkorban demi organisasi (Bass, 1985 dalam Locke, et al, 1991).
Definisi yang lebih baik dari pemimpin efektif mengerjakan dengan
menghargai bawahannya dengan kemampuan mereka dalam mencapai visi
yang telah diformulasikan dan bekerja untuk mewujudkannya.

9
WA. Gerungan menyebutkan ada 3 ciri kepemimpinan yang efektif
yaitu:
1. Penglihatan sosial artinya suatu kemampuan untuk melihat dan
mengerti gejala-gejala yang timbul dalam masyrakat sehari-hari.
2. Kecakapan berfikir abstrak dalam arti seorang pemimpin harus
mempunai otak yang cerdas, integensi yang tinggi. Seorang pemimpin
harus dapat menganalisa dan memutuskan adanya gejala yang terjadi
dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan orientasi.
3. Keseimbangan emosi orang yang mudah naik darah, membuat ribut
menandakan emosinya belum menetap dan tidak memilki keseimbngan
emosi.

Efektivitas pemimpin dalam menghadapi aktivitas organisasai


sekarang ini sangat ditentukan oleh kualitas hubungan (relasi) antra
pemimpin dan bawahan. Hubungan yang terjalin antara pemimpin dengan
bawahan hendaknya tidak hanya sebatas hubungan kerja formal dimana
pemimpin bertindaksebagai atasan bagi bawahan mereka dalam organisasi,
namun hubungan tersebut harus terjalin scara luas dimana pemimpin harus
bertindak sebagai partner bagi bawahan mengatasi sebagai hambatan yang
dapat memotivasi bawahan untuk berprestasi dalam bekerjanya.

Efektifnya seorang pemimpin dituntut memiliki kemampuan untuk


membantu anggotanya agar memounyai kemampuan mengatasi kekurangan
dan kelebihannya, sehingga dapat terhindar dari kemungkinan gagal dalam
melaksanakan tugasnya. Semakin mampu mengurangi berbagai kelemahan
yang ada pada dirinya, berarti sebagai manusia akan mampu mengingatkan
efisieensi dan efektif dalam melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.

B. Kriteria Pemimpin Yang Efektif


Pemimpin yang efektif kelihatnya tidak memunyai sifat-sifat yang
berbeda dengan mereka yang tidak efektif sehingga para ahli berprilaku
menagement tidak lagi meneliti tentang apa persyaratan (Kriteria) seorang
pemimpin yang efektif melainkan para ahli ini meneliti tentang hal-hal yang

10
dilakukan oleh pemimpin yang efektif. Bagaimana mereka mendelengan
tugas, bagaiman mereka mengambil keputusan, bagaimana mereka
berkomuniskasi dan memotivasi para bawahan seorang pemimpin memang
harus memiliki Kwalitas tertentu (Kriteria tertetu) namun disamping itu ada
cara yang terbaik untuk memimpin tidak seperti kwalitaspemimpin, maka
prilaku pemimpin merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, jadi seseorang
dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan bisa menjadi pemimpin yang
efektif. Prilaku pemimpin ini disebut juga gaya pemimpin (Style of
Leadership).

Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampu memimpin


para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan mampu juga untuk
menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai interaksi antar personnel
yang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan
keadaan sebagai sifat yang berguna bagi pemimpin yang dapat di timbangkan
adalah:

1. Keinginan untuk menerima tanggung jawab


Apabila seorang pemimpin menrima kewajiban untuk mencapai
suatu tujuan, berarti ia bersedia untuk bertanggung jawab kepada
pemimpinnya atas apa-apa yang dilakukan bawahannya. Disini
pemimpin harus mampu mengatasi bawahannya, mengatasi tekanan
kelompok informal bahkan kalau perlu juga harus serikat buruh.
2. Kemampuan untuk bisa “perceptive”
Perceptive menunjukkan kemampuan untuk mengamati atau
menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Setiap pimpinan haruslah
mengenai tujuan organisasi sehingga mereka bisa bekerja untuk
membantu mencapai tujuan tersebut. Disini ia memerlukan kemampuan
untuk memahami bawahan, sehingga ia dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan mereka juga serta berbagaiambisi yang ada. Pemimpin harus
juga mempunyaipersepsi introprksi (menilai diri sendiri).
3. Kemampuan untuk bersikap objektif

11
Merupakan kemampuan untuk melihat suatu pristiwa atau
merupakan perluasan dari kemampuan perceptive. Apabila perceptive
menimbulkan kepekaan terhadap fakta, kejadian dan kenyataan-
kenyataan yang lain.
4. Kemmapuan untuk menentukan piorits
Seorang pemimpin yang pandai adalah seorang yang mempunyai
kemampuan untuk memiliki dan menentukan mana yang penting dan
mana yag tidak penting. Kemampuan ini sangat diperlukankarena pada
kenyataannya sering masalah-masalah yang harus dipecahkan bukan
datang satu persatu tetapi sering kali masalah datang bersamaan dan
berkaitan antara satu dengan yang lainnya
5. Kemmapuan untuk berkomunikasi
Menurut Robert P. Neuschel (dalam Susanto, 2010:25-26)
mengemukakan sepuluh kriteria terpenting sebagai pemimpin yang
efektif, sebagai berikut:
1) Memiliki kapasitas untuk memotivasi atau memberi inspirasi,
menciptakan kesenangan, mengacu orang, dan menumbuhkan
semangat
2) Mempunyai rasa percaya diri dan atusiasme
3) Peka kepa orang lain, empati, dan melindungi pengikut mereka
4) Memiliki kecerdasan dan pengetahuan, persepsi tentang kompetensi
5) Hadir disaat-saat penting. Berada bersama bawahan ketika keadaan
terasa sulit bagi bawaan
6) Menghindari tampil arogan
7) Tidak pernah takut dan ragu-ragu
8) Tidak pernah merendahkan atau meremehkan
9) Bersikap terbuka
10) Bersifat efektif dalam memutuskan tanpa terburu-buru dan tentatif,
membuat keputusan dengan sanagt meyakinkan tetapi tidak arogan.

12
C. Perilaku Pemimpin Yang Efektif
Pemimpin yang efektif mampu mengkomunikasikan tujuan dan
tenggat waktu yang jelas pada tim, namun memberikan kebebasan pada
karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai cara mereka. Berikan
tantangan dengan harapan tinggi dan semangat agar karyawan bisa lebih
kreatif dan inovatif.

Setiap pemimpin yang efektif harus bisa mengarahkan seluruh tim


untuk melakukan yang terbaik dan mencapai tujuan. Untuk
itu pemimpin sangat perlu memiliki fokus yang baik. Baik fokus secara tim
maupun fokus secara personal. Harus ada prioritas yang menjadi tujuan
bersama agar tim tidak kehilangan arah.

Seorang pemimpin dapat mempergunakan sejumlah prilaku atau


gaya yang berbeda dalam memengaruhi dari pengikutnya (Wirawan, 2014).
Teori prilaku pemimpin mengkaji dampak prilaku pemimpin terhadapprestasi
kerja dan keputusan kerja karyawan.

Sedangkan menurut Miswan (2012:6), Perilaku


kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang fokusnya tidak pada sifat-sifat
atau karakteristik pemimpin tetapi pada tindakan interaksi terhadap orang-
orang yang ada disekitar kerjanya dan pada sekelompok orang/bawahan.
Teori kepemimpinan adalah teori adalah teori yang mengemukakan bahwa
prilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin.

Filosofi pola pokir teori prilaku berdasarkan bahwa pemimpin


berhubungan dengan prilaku (behavior) seseorang pemimpin. Pendekatan ini
mempunyai anggapan bahwa setiap orang individu yang dapat
memperagakan prilaku-prilaku tertentu akan muncul dan berpotensi menjadi
pemimpin dalam situasi apapun dimana berbeda. Perilaku pemimpin yang
efektif yaitu:

1. Merencanakan kegiatan kerja

13
Perencanaan adalah suatu proses dalam menentukan apa yang
sebenarnya sangat ingin dicapai di masa depan dan juga menetapkan
berbagai langkah yang diperlukan guna mencapai tujuan tujuan tersebut.
2. Memantau operasi dan kinerja
Pemantauan kinerja yang menyeluruh adalah bukti nyata dari
tanggung jawab dan transparansi dari tugas manajer, dimana kedua hal
terberat sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan dan keharmonisan
kerja. 
3. Klasifikasi peran dan tujuan pemimpin
Dimana peran dan tujuannya adalah untuk mencapai target (goal)
yang telah ditentukan. Bertanggung jawab memotivasi bawahan,
penempatan, pelatihan dan membagi tugas kepada staf.
4. kepemimpinan yang mendukung
Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mendukung orang
lain, bawahan atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan
sang pemimpin.
5. Memberikan pujian dan tanggapan
Pujian dan tanggapan merupakan pernyataan yang menyatakan
penghargaan atau keunggulan sebuah hal tertentu. Jadi, kalimat pujian itu
digunakan untuk memuji suatu hal yang emang layak untuk dipuji.
Misalnya, pada tugas prakarya sekolah, temanmu membuat karya yang
bagus sekali. Nah, kamu bisa mengungkapkan pujian untuk karya
temanmu itu, ya.

Perilaku kepemimpinan ada tiga macam, yaitu perilaku instruktif,


konsultatif, partisipatif, dan delegatif.

1. Kepemimpinan instruktif
kepemimpinan instruktif adalah gaya yang menekankan instruksi
atau pengarahan langsung dari atasan pada bawahan (-bawahan baru).
Biasanya sifat instruksi atau pengarahan itu sendiri sangat spesifik.

14
Seperti tugas apa yang harus dilakukan, bagaimana hingga kapan harus
dilakukan
2. Kepemimpinan konsultatif
kepemimpinan konsultatif adalah dibangun di atas gaya direktif,
otoriter dan lebih banyak melakukan interaksi dengan para staf dan
anggota organisasi. Fungsi pemimpin lebih banyak berkonsultasi,
memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka
mencapai tujuan.
3. Kepemimpinan delegtatif
kepemimpinan delegatif berfokus pada pendelegasian inisiatif
kepada anggota tim. Ini bisa menjadi strategi yang berhasil jika anggota
tim kompeten, bertanggung jawab, dan lebih suka terlibat dalam
pekerjaan individu

Kepemimpinan yang efek harus memberikan pengarahan terhadap


usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan agar berjalan dengan efektif adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Tujuan
2. Komunikasi
3. Kepercayaan
4. Akuntabilitas (Pertanggung Jawaban)

Selanjutnya Andri Wongso mamaparkan delapan prilaku


kepemimpinan yangefektif yaitu:

1. Vision (Vision)
2. Transformasional (Trasnformational)
3. Menyeimbangkan antara hadiah dan hukuman (Balancing between
Reward and Punishment)
4. Pendengar yang baik (Good Listener)
5. Manajemen kemarahan (Anger Management)

15
6. Berorientasi disiplin (Discipline Oriented)
7. Kontrol sibermetik (Cybermetics Control)
8. Meritokrasi (Meritocracy)

Edwin Ghiselli mengemukakan 6 macam prilaku kepemimpinan


efektif sebagai berikut:

1. Kemampuan dalam kedudukan nya sebagai pengawas (supervisory


ability): mencangkup pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manjemen,
terutama pengarahan dan pengawan pekerjaan orang lain
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan: mencangkup pencarian
tanggung jawab dan keinginan sukses
3. Kecerdasan, mecangkupkebijakan, pemikiran kreatif dan daya pkir
4. Ketegasan (decisiveness): adalah kemampuan untuk membuat keputusan-
keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cepat, tepat,
akurat.
5. Inisiatif: adalah kemampuan untuk bertindak tidak tergantung,
mengembangkanserangkaian kegiatan dan menentukan cara-cara baru,
inovasi, pembaharuan, perubahan.

Keith Davis mengikhtisarkan 4 prilaku yang mempunyai pengaruh


terhadp kesuksesan kememimpinan efektif dalam organisasi sebagai berikut:

1. Kecerdasan
2. Kedewasaan dan keluasan rangsangan berprestasi
3. Sikap-sikap hubungan manusiawi

Terdapat dua penelitian yang terbesar dan terkenal yang pernah


dilakukan yaitu:

1. Kepemimpinan dariOgio State University


Penelitian kepemimpinan ini diinisiatif oleh Fleishmn yang
menjelaskan bahwa para bawahan memandang prilaku atasannya

16
berkaitan dengan dua dimensi atau kategori arti dariprilaku yaitu disebut
sebagai consideration dan initiaing structure (Yuki, 1994). Pertama,
pertimbangan (consideration adalah melihat sejauh mana seorang
pemimpin bertindak dengan cara ramah dan mendukung, memperhatikan
perhatian terhadap bahwahan dan memperhatikan kesejahteraan mereka.
Kedua, prakarsa struktur (initiating structure) adalah prilaku dimana
pemimpin yang mengorganisasi dann menetapkan hubungan dalam
kelompok tersebut, cenderung membentuk pola dan saluran komunikasi
serta menunjukkan cara-carapenyelesaian pekerjaan ( Luthan, 2002).
2. Kepemimpinan dari Michigan
Pada tahun 1947, para peneliti yang d prakarsai Likert memulai
penelitian tentang cara terbaik mengelola upaya orang-orang untuk
mncapai sasaran prestasi dan keputusan yang diharapkan. Dimana
penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara prilaku pemimpin,
proses kelompok, dan ukuran-ukuran mengenai kineja kelompok.
Selanjutnya penelitian kepemimpinan ini menjelaskan tiga jenis perilaku
kepemimpinan yang efektif yaitu:
a. Perilaku yang yang berorientasi pada tugas
Pemimpin yang efektif tidak tidak menggunakan waktu dan usaha-
usahanya dengan menggunakan pekerjaan yang sama seperti para
bawhannya. Pemimpin ini lebih efektif berkonsentrasi pada
mengkoordinasi kegiatan para bawahan dan memamandu para
bawahan dalam menetapkan tujuan-tujuan kinerja yang tinggi,
namaun realitis.
b. Perilaku yang berkonsentrasi pada hubungan
Pemimpin yang efektif berprilaku yang berorientasi pada tugas
yang tidak terjadi dengan mengkorbankan perhatian terhadap
hubungan antar manusia. Dengan kepemimpinan yang efektif,
termasuk memperhatikan kepercayaan dan rasa percaya, bertindak
ramah dan penuh perhatian sertamenunjukkan apresiasi.

17
Dalam teori prilaku (behavior theory) terdapat dua gaya
kepemimpinan sebagai berikut:

1. Gaya berorientasi pada tugas (task oriented)


2. Gaya berorientasi pada orang (people oriented)

Dari beberapa penelitian menunjukkan gaya pemimpin makin


tinggi perhatian pada tugas, maka produktivitas organisasi makin miningkat.
Begitu pula ya pemimpin makin tinggi perhatian pada orang, maka
produktivitas organisasi makin menjadi meningkat.

D. Cara Mengambil Keputusan Yang Baik Bagi Seorang Pemimpin


Membuat keputusan yang baik bagi seorang pemimpin didasari oleh
ketegasan dan kualitas. Ketegasan menyeimbangkan kebutuhan untuk
bertindak dengan menggunakan penilaian yang baik. Waspadai tanda-tanda
bahwa keputusan tidak sempurna, karena hanya sedikit keputusan. Jangan
biarkan keadaan sulit atau takut gagal menghalangi Anda membuat keputusan
yang diperlukan. Jadi dalam membuat keputusan, seorang pemimpin tidak
hanya melihat dari sudut pandang pribadi saja. Tetapi melainkan harus
memperhatikan beberapa pandangan orang lain agar keputusan yang diambil
dapat diterima oleh semua pihak yang bersangkutan. Bagimana cara
melakukan pengambilan keputusan yang baik.

Maka dari itu ada beberapa Kualitas kepemimpinan yang baik ditentukan
oleh:

1. Kesetiaan: Ketidaksepakatan belum tentu tidak setia, Tindakan tegas


harus diambil untuk membebaskan dari orang-orang yang tidak
melihat suatu nilai dan menumbangkan tujuan kita
2. Keberanian: Pemimpin harus memiliki rasa tanpa takut, menerima
risiko kepemimpinan, Bertindak dengan percaya diri dan unggul
pada saat ketidakpastian atau bahaya.

18
3. Keinginan: Inheren ( berhubungan erat) harus komitmen untuk
mempengaruhi orang.
4. Stamina emosional: Miliki stamina untuk pulih dengan cepat dari
kekecewaan, Bounce kembali dari keputusasaan, Melaksanakan
tanggung jawab kantor mereka tanpa menjadi terdistorsi dalam
pandangan mereka.
5. Stamina fisik: Pemimpin harus memelihara tubuh mereka dengan
kebutuhan dasar dan sehat, Tubuh yang tidak digunakan dengan baik
menjadi disalahgunakan, Tubuh yang sehat mendukung pikiran yang
sehat
6. Empati: Apresiasi untuk dan pemahaman tentang nilai-nilai orang
lain, Kepekaan terhadap budaya, keyakinan, dan tradisi lain.
7. Ketegasan: Mengetahui kapan harus bertindak dan kapan tidak
bertindak dan mempertimbangkan semua fakta yang ada dalam
situasi.
8. Antisipasi: Harus mengantisipasi pikiran, tindakan dan
konsekuensinya.
9. Waktu: Mendapatkan kualitas kepemimpinan ini dengan
menerapkan pelajaran yang dipelajari melalui kegagalan dari waktu
sebelumnya.
10. Daya saing: Keinginan intrinsik untuk menang, Tidak penting untuk
menang sepanjang waktu.
11. Kepercayaan diri: Pelatihan dan pengalaman yang tepat berkembang
dalam kepemimpinan sebuah perasaan pribadi yang menjamin.
12. Akuntabilitas: Belajar untuk mempertanggungjawabkan tindakan
pribadi dan rekan kerja adalah hal mendasar bagi kepemimpinan,
Pemimpin tidak boleh memuji atau menyalahkan orang lain atas apa
yang mereka capai atau gagal capai.
13. Tanggung jawab: Pemimpin hanya diperlukan ketika seseorang
harus bertanggung jawab untuk melihat bahwa tindakan dilakukan
dan arah diikuti.

19
14. Kredibilitas: Kata-kata dan tindakan harus bisa dipercaya oleh teman
dan musuh, Harus dipercaya memiliki kecerdasan dan integritas
untuk memberikan informasi yang benar.
15. Keuletan: Dorongan pantang menyerah untuk menyelesaikan tugas.
16. Ketergantungan: Seorang pemimpin tidak dapat mengamati setiap
tindakan rekan-rekannya; Oleh karena itu, mereka harus bergantung
pada mereka untuk menyelesaikan sesuatu.
17. Penatagunaan: Harus melayani dengan cara yang mendorong
kepercayaan diri dan kesetiaan.

E. Gaya Kepemimpinan Yang Efektif


Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang pemimpin
yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya,  apa yang dipilih oleh
pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi
anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinan, namun gaya mana yang
terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Untuk memahami gaya kepemimpinan,
sedikitnya dapat dikaji dari tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat,
perilaku dan situasional.
1. Pendekatan sifat
Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat
seseorang berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu
merupakan pusat kepemimpinan. Kepemimpinan dipandang sebagai suatu yang
mengandung lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu.
Penganut pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan sifat-sifat kepribadian
yang dimiliki oleh pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil.
2. Pendekatan perilaku
Setelah pendekatan sifat kepribadian tidak mampu memberikan jawaban
yang memuaskan, perhatian para pakar berbalik dan mengarahkan studi mereka
kepada perilaku pemimpin. Studi ini memfokuskan dan mengindentifikasi
perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang

20
lain (pengikut). Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas
keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin.
3. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku,
keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal
ini kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi dari pada sebagai kualitas
pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-
orang dalam situasi tertentu.

Menurut Handoko.(1987:293) Gaya kepemimpinan adalah suatu cara


pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Jika kepemimpinan terjadi dalam
suatu organisasi dan seorang pemimpin perlu mengembangkan staf dan
membangun iklim motivasi yang menghasilkan gaya kepemimpinannya.
Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan
mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi
menjadi amat penting kedudukannya. Kepemimpinan dapat akan menjadi
efektif jika gaya kepemimpinan yang dilakukan sesuai dengan lingkungan yang
ada dalam organisasi, baik karyawan, sarana prasarana, lingkungan sosial dan
sebagainya. 
Pendidik berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, memberi teladan dan
menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Gaya kepala sekolah sangat mempengaruhi perilaku bawahannya, tetapi


bila perilaku bawahan belum tentu dapat mempengaruhi perilaku atasannya.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah suatu pola perilaku konsisten yang
ditunjukkan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain ketika pemimpin berusaha
memengaruhi kegiatan orang lain.

21
Kepemimpinan kepala sekolah juga merupakan cara kepala sekolah
dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan
mengerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain untuk bekerja
serta guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Mulyasa (2013:7) menyatakan:

1. Efektivitas belajar dan pembelajaran yang tinggi,


2. Kepemimpinan yang kuat dan demokratis,
3. Manajemen tenaga kependidikan yang efektif dan profesional,
4. Timbuhnya budaya mutu, serta
5. Teamwork yang cerdas, kompak dan dinamis.

Menurut Surya (Kunandar 2009:47) “Guru yang profesional akan


tercermin dalam pelaksanan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode”. Guru profesional mempunyai
tanggung jawab pribadi, sosial, intektual, moral, dan spiritual. Kinerja yang
baik dapat dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Usman (2012:63) “Kinerja
adalah prestasi yang dapat dicapai oleh seseorang organisasi berdasarkan
kriteria dan alat ukur tertentu".

Keberadaan pemimpin yang efektif dan dinamis dalam struktur


organisasi sangat strategis. Karena dengan adanya komitmen yang tinggi
seorang pemimpin untuk meningkatkan kualitas para bawahannya, maka
diharapkan akan meningkat pula kualitas bawahannya. Pemimpin yang efektif
dan dinamis akan mampu mengendalikan, mengarahkan dan memotivasi
bawahannya ke arah tercapainya produktivitas kerja pegawai, seperti yang
diharapkan oleh pemimpin dalam suatu organisasi.
Perilaku kepemimpinan yang ditampilkan dalam proses manajerial secara
konsisten disebut sebagai gaya (style) kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
yang dimaksud sebagai cara berperilaku yang khas dari seorang pemimpin
terhadap para anggota kelompoknya. Secara umum, Karwati dan Priansa
(2013:178-179) mengemukakan tiga gaya kepemimpinan kepala sekolah yang
paling luas dikenal adalah gaya kepemimpinan otokratis, demokratis dan

22
laissez faire". Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk
meminpin sekolah, bertanggung jawab atas tercapainya visi, misi, tujuan,
peran, dan mutu pendidikan di sekolah. Karwati dan Priansa (2013:179)
menyatakan “empat pola perilaku kepemipinan yang lazim digunakan oleh
kepala sekolah, yaitu gaya kepemimpinan perilaku instruktif, konsultatif,
partisipatif, dan delegatif". Gaya kepemimpinan yang dimaksud sebagai cara
berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap para anggota
kelompoknya. Hersey dan Blanchard (Wahyudi 2012:123) mengemukakan
bahwa: Gaya kepemimpinan yang efektif itu berbeda-beda sesuai dengan
“kematangan" bawahan. Kematangan atau kedewasaan menurutnya bukan
dalam arti usia atau stabilitas emosional melainkan keinginan untuk
berprestasi, kesediaan untuk menerima tanggungjawab, dan mempunyai
kemampuan serta pengalaman yang berhubungan dengan tugas. Gaya
kepemimpinan pendidikan adalah cara seseorang pemimpin lembaga
pendidikan dalam mengatur. mengarahkan. Dan membimbing guru agar
mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

F. Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah


Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat sekolah,
sehingga ia juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu
membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan kerja secara profesional serta
menghindarkan diri dari aktivitas yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada
disekolah menjadi sangat membosankan.
Kepala sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang
memiliki peran besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah,
sedangkan guru berada posisi lain yang berperan besar dalam keberhasilan
proses belajar mengajar di dalam kelas disamping peran siswa, karyawan
sekolah dan juga orang tua siswa. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang
didalamnya terdapat juga kepribadian, ketrampilan dalam mengelola sekolah
termasuk dalam menangani masalah yang timbul disekolah, gaya

23
kepemimpinan serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia sangat
menentukan atau memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas proses
belajar dan mengajar di sekolah.
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik serta mampu melaksanakan
peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin sekolah. Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran
yang sangat besar. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah
kebijakan menuju sekolah dan pendidikan secara luas.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan untuk
menggerakkan tenaga kependidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan Kepala
Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk
mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program
yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam mengarahkan visi dan
misi pemimpin harus tnenetapkan tujuan ke arah kegiatan yang tepat dan
memerintahkan untuk bergerak.
Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolah
akan tampak dari apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk dikedepankan
karena apa yang telah dikerjakan kepala sekolah melalui kebijakan yang telah
ditetapkan akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis para guru, siswa dan
karyawan sekolah. Guru akan dapat melaksanakan tugas dengan penuh rasa
tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kepala
sekolah. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah dalam memimpin agar tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik ia juga harus memperhatikan
secara kultural, baik bagi guru, siswa, karyawan sekolah, orang tua siswa serta
lingkungan masyarakat.
Menurut Wahjosumidjo (2010:81) kepala sekolah yang berhasil apabila
mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang komplek dan
unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang
yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

24
Menurut Wahjosumidjo (2008:102) bahwa kepemimpinan kepala sekolah
terdiri dari :
a. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (struktur initiang) yang
meliputi : mengutamakan pencapaian tujuan, menilai pelaksanaan tugas
bawahan, menetapkan batas-batas waktu pelaksanaan tugas, menetapkan
standar tertentu terhadap tugas bawahan, memberi petunjuk-petunjuk kepada
bawahan, melakukan pengawasan secara ketat terhadap tugas.
b. Kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia yang meliputi :
melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, bersikap bersahabat,
membina hubungan kerjasama dengan baik, memberikan dukungan terhadap
bawahan, menghargai ide atau gagasan, memberi kepercayaan terhadap
bawahan.
Menurut Mulyono ( 2008:143) kepemipinan kepala sekolah merupakan
ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk mencapai tujuan dalam
meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan
para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan
penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok.
Menurut Mulyasa, dalam Deni Koswara (2008:57) kepemimpinan
seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan keperibadian kepala
sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat yang jujur, percaya
diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar,
emoso yang stabil dan teladan.
Berdasarkan penjelasan di atas yaitu, seorang kepala sekolah pada
hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang
pengendali. Keberadaan seorang kepala sekolah diperlukan untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan dimana di dalam organisasi yang di
pimpinnya berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang
menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir sumber daya
manusia. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat berdasarkan

25
kriteria, mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. Kepala sekolah dapat
menjelaskan tugas dan pekerjaannya sesuai waktu yang telah ditetapkan,
mampu membangun hubungan yang harmonis dengan guru dan masyarakat
dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab
dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga
guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik
dapat belajar dengan tenang. Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat
bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru dan staf TU.
Maka dari itu Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu
bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang
kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik
dan peserta didik dapat belajar dengan tenang. Disamping itu kepala sekolah
dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru dan
staf TU.
Peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka
dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam
berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap
positif terhadap pekerjaannya dan meningkatkan kompetensi profesionalnya.

26
G. Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan
Merujuk pada kebijakan pemerintah tentang Peraturan Menteri tentang
pendidikan nasional dapat diketahui bahwa terdapat tujuh peran utama kepala
sekolah di dalam institusi pendidikan yang di pimpinnya, yaitu sebagai 1)
Educator, 2) Manajer, 3) Administrator, 4) Supervisor, 5) Leader, 6) Pencipta
iklim kerja, 7). Wirausahawan.
Berdasarkan hal di atas, maka kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki
tujuh peran kepemimpinan. Adapun salah satu unsur utama dari kepemimpinan
kepala sekolah adalah gaya kepemimpinannya sebagai top leader dan
pemimpin di sekolah yang dipimpinnya. Sebagai top leader di sekolah salah
satu tugas yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru.
Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan
memberikan ruang kreatifitas melalui penghargaan atau kepuasan dan materi.
Sebagai top leader, kepala sekolah pada hakikatnya selalu dituntut untuk
mengetahui atau menebak kebutuhan, keinginan, dan harapan guru guru agar
kinerja mereka dapat meningkat sekaligus memberikan hasil dan mutu
pendidikan yang baik pada tingkat pelayanan kepada public Sebagai pemimpin
kepala sekolah mestinya dapat menumbuh suburkan
kreativitas sekaligus mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru.
Dalam teori kepemimpinan kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu
kepemimpinan yang berorientasi pada sumber daya manusia. Dalam rangka
meningkatkann kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan
kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian kepala
sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat sifat sebagai berikut:
a) jujur
b) percaya diri
c) tanggung jawab
d) berani mengambil resiko

27
e) berjiwa besar;
f) emosi yang stabil
g) teladan.
Maka darin itu kita dapat melihat kriteria keberhasilan kepemimpinan.
Menurut Katini Kartono (1982: 228) Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya
diukur dari produktivitas dan efekvitas pelaksanan tugas-tugas yang diberikan
pada dirinya. Bila produktivitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan
efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedangkan apabila
produktivitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam
jangka waktu yang tertentu, maka yang disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk
keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut :
1) miningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh
organisasi (aspek ekonomis dan teknis); 2) semakin rapinya sistem
administrasi dan makin efektifnya manajemen yang meliputi a) pengelolaan
sumber daya manusia, alam, dana, sarana, dan waktu yang semakin ekonomis dan
efesien; b) the ringht man in the ringht place, dengan delegantion of
authority/pendelegasian wewenang yang luas c) Struktur organisasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi, nada intergrasi dan semua bagian; d) target dan sasaran
yang ingin dicapai selalu terpenuhi sesuai dengan ketentuan jadwal waktu; e)
organisasi dengan cepat dan tempat dapat menyesuaikan diri pada tuntutan
perkembangan dan perubahan dari luar organisasi (masyarakat,situasi,dan kondisi
sosial politik dan ekonomis); 3) Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas
manusia atau aspek sosial yang lebih human sifatnya. a) terdapat iklim psikis
yang mantap, sehingga orang merasa aman dan senang berkerja; b) ada disiplin
kerja, disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggung jawab, dan moral yang tinggi
dalam organisasi; c) terdapat suanan saling mempercayai, kerja sama
kooperatif,dan etik kerja yang tinggi; d) komunikasi formal dan noformal yang
lancar dan akrab; e) ada kegairahan kerja dan royalitas tinggi terhadap organisasi;
f) tidak banyak terdapat penyelewemgan dalam organisasi; g) ada jaminan-
jaminan sosial yang memuaskan.

28
H. Kepala Sekolah Yang Efektif
Merujuk pada kebijakan pemerintah tentang Peraturan Menteri tentang
pendidikan nasional dapat diketahui bahwa terdapat tujuh peran utama kepala
sekolah di dalam institusi pendidikan yang di pimpinnya, yaitu sebagai 1)
Educator, 2) Manajer, 3) Administrator, 4) Supervisor, 5) Leader, 6) Pencipta
iklim kerja, 7). Wirausahawan.
Berdasarkan hal di atas, maka kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki
tujuh peran kepemimpinan. Adapun salah satu unsur utama dari kepemimpinan
kepala sekolah adalah gaya kepemimpinannya sebagai top leader dan pemimpin
di sekolah yang dipimpinnya. Sebagai top leader di sekolah salah satu tugas yang
harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan
dan pengembangan profesi para guru.
Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan
memberikan ruang kreatifitas melalui penghargaan atau kepuasan dan materi.
Sebagai top leader, kepala sekolah pada hakikatnya selalu dituntut untuk
mengetahui atau menebak kebutuhan, keinginan, dan harapan guru guru agar
kinerja mereka dapat meningkat sekaligus memberikan hasil dan mutu
pendidikan yang baik pada tingkat pelayanan kepada publik.
Sebagai pemimpin kepala sekolah mestinya dapat menumbuh suburkan
kreativitas sekaligus mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru. Dalam
teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu
kepemimpinan yang berorientasi pada sumber daya manusia. Dalam rangka
meningkatkann kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan
kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan
dengan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat
sifat sebagai berikut:
a) jujur;
b) percaya diri;
c) tanggung jawab;
d) berani mengambil resiko;

29
e) berjiwa besar; f) emosi yang stabil; g) teladan. 2 Sebagai seorang pimpinan di
organisasinya (lembaga pendidikan) seorang pemimpin (kepala sekolah) harus
mampu melaksanakan kepemimpinannya dengan baik serta memiliki sebuah
performance dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin,
khususnya untuk mempengaruhi bawahannya, sangat penting untuk bisa
mempengaruhi bawahannya supaya kerjasama dan kinerja yang baik dapat
tercapai, dalam mempengaruhi tersebut diperlukan sebuah model atau gaya di
dalam mempengaruhi bawahannya, yaitu salah satunya dalam penggunaan gaya
di dalam kepemimpinannya.
Dalam penggunaan gaya tersebut harus dilihat pada konteks bagaimana
digunakannya. Artinya gaya kepemimpinan itu tidak hanya digunakan satu ragam
tapi beragam sesuai dengan tingkat kebutuhan pada lembaga yang dipimpinnya.
Untuk mengetahui apa saja gaya kepemimpinan yang ada dalam dunia
pendidikan tersebut, dalam tulisan ini penulis hanya akan membahas mengenai
teori teori dari para ahli tentang gaya kepemimpinan yang diharapkan mampu
menjadi pedoman bagi stakeholder di organisasi yang dipimpinnya. Menurut
Ahmad (2016: 101)
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan bagian terpenting dalam
pelaksanaan pengelolaan sekolah. Pengelolaan sekolah yang dipimpin oleh kepala
sekolah akan tergambar atau tercermin dari hasil belajar siswa. Ada berapa hal
yang dapat mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah antara lain, (1) harus
memiliki pengetahuan tentang manajemen, (2) memiliki ketahananmalangan
dalam melaksanakan tugas lain, (3) memiliki budaya organisasi.
Menurut (UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Permendiknas No.
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Profesi Guru, dan
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah),
salah satu simpul yang sangat strategis dan sejalan dengan tuntutan pembaharuan
sistem manajemen sebagai upaya membangun standarisasi pendidikan nasional di
era global adalah masalah profesionalisme guru dan kepemimpinan pendidikan.
Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas sangat membutuhkan guru yang

30
profesional sehingga nantinya akan menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas
juga.
Menjadi guru yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa ada
upayauntuk meningkatkannya, salah satunya denganadanya dukungan dari kepala
sekolah yangmerupakan pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini,
karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program
pendidikan di sekolah.
I. Peran Kepala Sekolah Terhadap Guru
Peran Kepala Sekolah Terhadap Guru Menurut Ahmad (2016: 92) dilihat
dari lingkup tugas, maka kepala sekolah,bertanggungjawab terhadap
kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran disekolah nya. Disamping
itu kepala sekolah juga betugas sebagai motivator artinya sebagai penggerak
dan pengarah perilaku personal lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran.secara rinci depdiknas dalam buku pedoman peneilaian kinerja
kepala sekolah dasar, mengemukakan tugas dan fungsi-fungsi kepala sekolah
adalah:

1. Melaksanakan bimbingan, pembinaan, motivasi, pengayoman kepada guru


dan tata usaha dalam pelaksanaan belajar mengajar;
2. mendorong meningkatkan kemampuan guru dan staf tata usaha melalui
penataran, pelatihan dan pendidikan lanjutan;
3. secara terus menerus membina dan mengevaluasi pelaksaan penerimaan
tugas guru dan tata usaha secara objektif.

J. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesional Guru


Menurut Kunandar (2007: 45) profesionalisme berasal dari kata profesi
yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Menurut
Yamin (2007:3) profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni
pekerjaan berdasarkan keahlian,kemampuan, teknik, dan prosedur
berlandaskan intelektualitas. Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang

31
mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang
diperolah melaluiproses pendidikan secara akademis.

Ada lima komponen penentu kualitas proses belajar-mengajar yang telah


ditetapkan di sekolah menurut Depdikbud RepublikIndonesia dalam Ahmad
(2016:3), yaitu :

1. Profesionalisme guru
2. Manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
3. Sarana belajar dan buku,
4. Fisik sekolah, dan
5. Partisipasi masyarakat. Kelima komponen tersebut memengaruhi proses
belajar mengajar yang merupakan inti proses pendidikan pada sistem
persekolahan.

Hasil dari proses belajar yang baik adalah lulusan yang bermutu dan siap
untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Yang berperan dalam mendidik siswa
adalah guru, terlebih guru yang profesional bisa mendidik siswa dengan lebih
baik lagi. Guru yang profesional, pengembangannya tidak luput dari peran
kepala sekolah sebagai pemimpin disekolah.

Kepala sekolah memiliki tugas mengembangkan profesionalisme guru.


Dalam Departemen Pendidikan Nasional (2006) terdapat hubungan tujuh peran
utama kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru yang akan
diuraikan secara ringkas yaitu sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah Sebagai Educator


Fungsi kepala sekolah sebagai edukator adalah menciptakan iklim
sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,
memberikan dorongan kepada guru serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik. Sebagai edukator, kepala sekolah perlu
selalu berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui
pengalamannya semasa menjadi guru, wakil kepala sekolah atau anggota
organisasi kemasyarakatan.

32
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Fungsi kepala sekolah sebagai manajer adalah dengan memiliki
strategi yang tepat untuk memberdayakan guru melalui persaingan yang
menghasilkan kerja sama, memberikan kesempatan kepada guru untuk
meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh guru
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Sebagai
manajer, kepala sekolah mau dan mampu mendayagunakan sumber daya
sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuannya.
Ini harus dilaksanakan Menurut Ahmad (2013:47) sesuai dengan fungsi-
fungsi dasar dan tanggungjawabnya terhadap perencanaan (planing),
pengorganisasian (organizing), menggerakkan (actuating) serta
mengawasi (controling) agar tercapainya tujuan organisasi. Kepala
sekolah mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir
secara analitik, konseptual, harus senantiasa berusaha menjadi juru
penengah dalam memecahkan berbagai masalah, dan mengambil
keputusan yang memuaskan stakeholders sekolah.
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Fungsi kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan
erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.
Secara spesifik, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan untuk
mengelola kurikulum, mengelola administrasi kearsipan, dan administrasi
keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien
agar dapat menunjang produktivitas sekolah.
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi
guru. Menurut Ahmad (2013) supervisi merupakan program yang
dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader

33
Fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu
memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan
kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan
mendelegasikan tugas. Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin
dapat dianalisis dari aspek kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan
dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan kepribadian kepala sekolah
sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifatnya yang: (1) jujur, (2)
percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani mengambil risiko dan
keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
Dalam implementasinya, kepala sekolah sebagai pemimpin dapat
dianalisis dari tiga gaya kepemimpinan, yakni demokratis, otoriter dan
bebas. Jika kepala sekolah yang memiliki tiga gaya sebagai pemimpin,
maka dalam menjalankan roda kepemimpinannya dapat menggunakan
strategi yang tepat sesuai tingkat kematangan para tenaga kependidikan
dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan perilaku hubungan.
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Fungsi kepala sekolah sebagai inovator dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan akan tercermin dari caranya
melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional, obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable,dan
fleksibel. Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari,
menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah. Kepala
Sekolah Sebagai Motivator. Fungsi kepala sekolah sebagai motivator,
kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi
kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya. Dorongan dan penghargaan merupakan dua sumber motivasi
yang efektif diterapkan oleh kepala sekolah.
Dalam upaya mengembangkan profesionalisme guru, upaya kepala
sekolah adalah menyelenggarakan sistem penilaian portofolio dalam
konteks persiapan sertifikasi guru untuk memperoleh sertifikat pendidik.

34
Oleh karena itu penilaian portofolio guru dibatasi sebagai penilaian
terhadap karir prestasi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai agen
pembelajaran. Menurut Andayani (2008:4) dengan adanya penilaian
fortopoliomelalui Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dalam
bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), diharapkan dapat meningkatkan
dan mengembangkan keprofesionalan guru dalam mengelola
pembelajaran. Sebagai dasar untuk menentukan tingkat profesionalitas
guru, portofolio terdiri atas 10 komponen, yaitu (1) Kualifikasi akademik,
(2) Pendidikan dan Latihan, (3) Pengalaman mengajar, (4) perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas,
(6) prestasi akademik, (7) Karya pengembanagn profesi, (8) keikutsertaan
dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi dibidang kependidikan
dan sosial, dan (10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Sepuluh komponen portofolio merupakan refleksi dari empat
kompetensi guru. Setiap komponen portofolio dapat
memberikangambaran satu atau lebih kompetensi gurupeserta sertifikasi,
dan secara akumulasi darisebagian atau keseluruhan komponenportofolio
mereflesikan keempat kompetensiguru yang bersangkutan adalah
kompetensipedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi
anggota group yang lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang sangat menarik dan
paling banyak dibahas dalam manajemen, sehingga sebagai definisi
disampaikan oleh para praktisi organisasi maupun para pakar sumber daya
manusia untuk menunjukkan arti pentingnya kepemimpinan dalam suatu
organisasi. Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampu memimpin
para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan mampu juga untuk
menangani hubungan antar karyawan.
Pemimpin yang efektif mampu mengkomunikasikan tujuan dan tenggat
waktu yang jelas pada tim, namun memberikan kebebasan pada karyawan
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai cara mereka. Berikan tantangan dengan
harapan tinggi dan semangat agar karyawan bisa lebih kreatif dan inovatif.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk lebih
memahami pembelajaran yang membahas tentang evaluasi pemimpin efekrif
(tugas kepala sekolah). Kami menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca supaya dalam pembuatan makalah dikemudian hari dapat lebih baik
lagi.

36
DAFTAR PUSTAKA

37

Anda mungkin juga menyukai