Dosen:
Rini Setyaningsih,M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 4:
Ayu Lassandari (12110322205)
Eti Komariah (12110322454)
Sahrul Ramadan (12110312688)
Serly Meilani (12110322446)
Puji syukur kehadiran Allah, SWT; karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Kepemimpinan dalam Konteks Manajemen Berbasis Sekolah “ dengan baik
meskipun terdapat banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kepemimpinan dalam Konteks
Manajemen Berbasis Sekolah “. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat untuk di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Kepemimpinan (Leadership)...............................................................................3
B. Ciri Keefektifitas Pemimpin................................................................................5
C. Pengembangan Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 6
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah persekolahan di Indonesia sudah dimulai sejak jaman
penjajahan dengan segala permasalahannya. Sejak Indonesia merdeka,
ekspektasi negara, masyarakat, dan keluarga terhadap sekolah sedemikian
besar, sehingga setiap pemerintahan di negara ini selalu menjadikan isu
pendidikan dan sekolah menjadi sentral untuk menunjukkan kepada
masyarakat bahwa negara sangat “concern” dalam rangka legitimasi
pemerintahannya.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Untuk mengetahui ciri keefektifan pemimpin
3. Untuk mengetahui pengembangan dalam MBS
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang
berasal dari kata leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an, sedangkan
kata leadership muncul belakangan sekitar tahun 1700-an. Literatur tentang
kepemimpinan jumlahnya sangat banyak dan definisi kepemimpinan
bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep
kepemimpinan itu sendiri.
Untuk lebih jelasnya, maka perlu kiranya mencermati dialog antara the
manager and the sage dalam buku “Handbook of Leadership Development”,
berikut: Dialog di atas menunjukkan bahwa pengalaman merupakan faktor
yang penting dalam pengembangan kepemimpinan, walaupun tidak semua
pengalaman dapat menjadi guru yang baik. Berdasar penelitian kunci utama
pengembangan kepemimpinan adalah penilaian, tantangan, dan dukungan.
Faktor keturunan ternyata hanya memberikan sumbangan yang kecil bagi
4
kepemimpinan seseorang, sebagian besar karena faktor pengalaman sesudah
dewasa. (Mulyo Prabowo, 2010)
5
c. Memenangi dukungan, memanfaatkan gaya dan aktivitas yang paling
cocok untuk mereka sebagai individu.
d. Secara alami lebih terfokus untuk menjadi daripada melakukannya,
pemimpin mengambil waktu untuk benar-benar tahu diri mereka
sendiri.
e. Tahu bagaimana mereka bekerja, pemimpin belajar dari keberhasilan
dan kegagalan, mengasah kemampuan, mengintegrasikan pengalaman,
keteranpilan, kompetensi dan kesadaran dirinya.
f. Secara alami tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan.
g. Tidak mencoba menjadi orang lain, seorang pemimpin memahami
bahwa bekerja untuk diri sendiri hanya seketika berada pada posisi
terbaiknya.
h. Mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektivitas alam, pemimpin
tidak hanya menghargai orang lain, melainkan juga bergantung pada
orang lain untuk mengisi kekosongan.
i. Menarik orang lain, pemimpin dari orang-orang ingin bekerja untuk
dengan mereka.
j. Mengembangkan kekuatan, dimana pemimpin membangun kekuatan
diri sendiri sambil berusaha untuk memperbaiki kelemahannya. (Feska
Ajepri, 2016)
6
otomatis harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan yang Sesuai dengan
amanat UU tersebut, maka paradigma pendidikan berubah dari yang bersifat
sentralistik menuju ke arah desentralistik. Perubahan paradigma ini
mempunyai dampak yang luas di bidang pendidikan dan persekolahan di
Indonesia.Seluruh institusi pendidikan siap atau tidak harus mulai merubah
dan berubah sesuai dengan ketentuan undang-undang. Berlandaskan
ketentuan UU No. 20 Tahun 2003 diluncurkan kebijakan tentang
persekolahan, yakni Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sebelum
desentralisasi, beberapa sekolah di Indonesia sudah ada yang melaksanakan
proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara mandiri dan mereka
mampu mengatasi banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengembangan sekolah secara internal.. Sekarang ini beberapa propinsi di
Indonesia mulai mencoba menerapkan MBS karena dukungan yang diberikan
dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan.. Pelaksanaan MBS sekarang
terbukti dapat mengubah kebudayaan dan sistem, sehingga sekolah
berkembang efektif dan "sustainable". Terjadi transformasi yang sangat luar
biasa bagi perkembangan sekolah Seluruh komponen persekolahan yakni
kepala sekolah, para guru, komite sekolah dan masyarakat harus berbenah
diri. terlibat dan berperan dalam rangka meningkatkan kualitas mutu
sekolah. . Sesuai dengan etos MBS peran setiap pihak sangat diperlukan
dalam setiap pengambilan keputusan di sekolah, melalui proses terbuka,
diskusi dan saling tukar pikiran dalam rangka mendukung guru di lapangan
dan proses belajar- mengajar secara maksimal. Di dalam MBS, tidak ada
peserta (stakeholder) yang dianggap superior. Semua stakeholder, Dewan
Pendidikan, guru baru, atau orang tua yang petani, masing-masing membawa
input (pengalaman) dan kebutuhan mereka ke meja diskusi untuk mencari
jalan terbaik bagi keperluan mereka sendiri. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa kebijakan MBS adalah kebijakan yang mendorong
kemandirian dan memberdayakan potensi sekolah-sekolah di Indonesia.
Keterlibatan maksimal dari berbagai pihak, antara lain Kepala Sekolah, guru,
orang tua, Dewan Pendidikan, dan Dinas Pendidikan di daerah benar- benar
7
diharapkan bagi suksesnya MBS dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
(Mulyo Prabowo, 2010)
8
Adapun Saud menyatakan beberapa karakteristik dasar diantaranya
yaitu, pemberian otonomi yang luas kepada sekolah, partisipasi
masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi, kepemimpinan
sekolah yang demokratis dan profesional, serta adanya teamwork yang
tinggi dan profesional. Pada tataran ini, apabila manajemen berbasis
lokasi lebih difokuskan pada tingkat sekolah, maka MBS akan
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada.
9
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia,
meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
peyelenggaran pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama,
meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan
pemerintah tentang mutu sekolahnya, serta meningkatkan kompetensi
yang sehat antarsekolah tetang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Dalam hal ini bukan hanya instansi yang bersifat komersial yang
dituntut untuk berkompetisi, akan tetapi lembaga pendidikan juga
dituntut untuk bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain guna
menawarkan jasa yang mempunyai kesesuaian dan keserasian dengan
kebutuhan masyarakat sebagai unsur edukasi. Oleh sebab itu lembaga
pendidikan harus memiliki sistem manajemen pendidikan yang baik dan
mampu menyongsong era kompetisi. Jika pendidikan ingin dilaksanakan
secara terencana dan teratur maka berbagai eleman yang terlibat dalam
kegiatan perlu dikenali. Untik itu, diperlukan pengkajian usaha
pendidikan sebagai suatu sistem.
10
Kajian yang dirumuskan oleh BPPN dan Bank Dunia merumuskan
beberapa faktor yang berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah
(MBS) dintaranya adalah:
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan sebnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Kepemimpinan yang Efektif memilik pengaruh besar terhadap peningkatan
mutu sekolah. Kepemimpinan mempengaruhi perilaku orang lain kearah
tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan seesorang pemimpin.
Penerapan kepemimpinan sangat ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan
anggota/bawahan dan sumber daya pendukung organisasi. Kepemimpinan
dalam bidang pendidikan lebih mengarah kepada pemberdayaan seluruh
potensi organisasi dan menmpatkan bawahan sebagai penentu keberhasilan
pencapaian organisasi, maka sentuhan terhadap faktor-faktor yang dapat
menimbulkan moral kerja dan semangat untuk berprestasi menjadi perhatian
utama. Perasaan dihargai, dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan bidang tugasnya dan perhatian pimpinan terhadap keluhan,
kebutuhan, saran dan pendapat bawahan merupakan pra syarat bagi
terciptanya iklim kerja yang kondusif. Melaksanakan program-program untuk
merealisasikan rencana jangka pendek manajemen berbasis sekolah. Dalam
pelaksanaan, semua input yang diperlukan untuk berlangsungnya proses
(pelaksanaan) manajemen berbasis sekolah harus siap. Jika input tidak
siap/tidak memadai, maka tujuan situasional tidak akan tercapai. Yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan adalah pengelolaan kelembagaan,
pengelolaan program, dan pengelolaan proses belajar mengajar.
13
DAFTAR PUSTAKA