Anda di halaman 1dari 24

Manajemen Pendidikan Islam

MPI II
Kelompok 3

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Budi, S. Pd. I., M. Pd. I

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

DWI ASRI 0307232038


WISNU FADILLAH 0307232030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATER AUTARA
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karuniaNya kita masih dapat merasakan nikmat
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Sholawat berangkaikan salam marilah kita haturkan kepada ruh
junjungan alam Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan syafaat
dari beliau dihari akhir kelak.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Budi S. Pd. I., M. Pd. I
selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini yang telah mengajarkan kami
dan membimbing kami agar selalu giat dalam menuntut ilmu. Terima kasih
yang sama juga kami ucapkan atas tugas-tugas yang telah diberikan kepada
kami yang kiranya ini akan menjadi tolak ukur bagi kami supaya lebih
meningkatkan kreativitas yang kami miliki dalam mengerjakan tugas-tugas
yang akan datang. Meskipun masih terdapat kesalahan dimana-mana kami
tetap mengharapkan bimbingan dan arahan dari bapak supaya kami dapat
melakukan perbaikan dan penyempuranaan pada tugas yang akan datang.

Medan, 03 April 2024

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Pentingnya Manajemen dalam Lembaga Pendidikan................................................4
B. Lembaga Pendidikan..................................................................................................7
C. Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam.....................................................9
D. Susunan Struktur Organisasi Sekolah.......................................................................11
E. Job Description dalam Organisasi Sekolah...............................................................13
F. Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Sekolah...............................................15
BAB III PENUTUP........................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mengatur
lembaga pendidikan Islam yang sesuai dengan ajaran Islam dengan cara
mengkaji sumber belajar dan faktor-faktor lain yang saling berhubungan
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Makna
definitif ini selanjutnya memiliki implikasi-implikasi yang saling terkait dan
membentuk satu kesatuan sistem dalam manajemen pendidikan Islam itu
sendiri.1

Pendidikan adalah salah satu alat yang paling efektif untuk mengubah
manusia, dampak pendidikan dalam pembentukan kualitas manusia yakni
dua atau tiga kali lebih kuat dibandingkan dengan yang lain. Pendidikan
berperan sebagai fungsi kontrol sosial, pusat pelatihan, tenaga kerja serta
pembentukan sikap. Keberhasilan suatu negara dalam mengembangkan
infrastruktur pedidikannya juga menjadi barometer tingkat kemajuan negara
tersebut. Oleh karena itu, mengingat peran penting pendidikan dalam
kemajuan pertumbuhan suatu bangsa, tidak heran jika banyak negara
memprioritaskan pengembangan pada sektor pendidikan ini.2

Setiap lembaga pendidikan Islam berfungsi sebagai wahana strategis


untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul bagi
pertumbuhan bangsa dan generasi mendatang. Manusia yang telah
mengenyam pendidikan Islam dibedakan oleh kemampuannya untuk
mengabdikan diri semata-mata kepada Allah SWT dan menjalankan tugas
hidupnya sebagai Khalifah fi Al-Ardh, yang meliputi kemampuan

1
Mujammil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007) hal. 10
2
Puspo Dewi Dirgantari, Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Pendidikan Terhadap Kepuasan
Mahasiswa Serta Dampaknya Terhadap Upaya Peningkatan Citra Perguruan Tinggi Negeri
Menuju Word Class University, (Bandung: Studi Pada Mahasiswa Asing di ITB, UNPAD, dan UPI).

1
memakmurkan dan melindungi dunia, berakhlak mulia dan menunjukkan
arah

2
2

rahmat untuk orang-orang. Sebagai hasil dari menerima Islam sebagai


pedoman hidupnya ia dikelilingi oleh alam sesuai dengan tujuan
penciptaannya.

Langkah pertama dalam proses manajemen adalah mengidentifikasi


tujuan atau sasaran organisasi. Maksud dari tujuan adalah untuk
memberikan arah dan tujuan kepada suatu organisasi dan para anggotanya.
Tanpa tujuan yang jelas maka proses manajemen yang baik akan sangat sulit
terbentuk. Tujuan harus di tetapkan dan di sediakan dengan cara yang
memungkinkan untuk digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan atau
kegagalan.3

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan Islam dapat melaksanakan


fungsi kependidikannya perlu didukung dengan manajemen yang baik.
Lembaga pendidikan perlu berkembang maju secara kontinius, hubungan
baik antar guru perlu diciptakan agar terjadi iklim dan suasana kerja yang
positif dan menggairahkan. Demikian pula penataan fisik dan administrasi
atau ketatalaksanaan lembaga pendidikan Islam perlu dibina agar menjadi
lingkungan lembaga pendidikan ynag mampu menumbuhkan kreatifitas,
disiplin, dan semangat belajar yang tinggi bagi para peserta didik.

Setelah bercerita tentang manajemen di dalam berbagai lembaga


pendidikan, khususnya di lembaga pendidikan Islam maka pemakalah tertarik
untuk mengambil sebuah judul “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam”
yang akan diterangkan dalam isi pada makalah ini.

3
George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015) hal.
29.
3

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa manajemen sangat penting dalam lembaga pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam?
3. Bagaimana kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam?
4. Bagaimana susunan struktur organisasi sekolah?
5. Bagaimana job description dalam organisasi sekolah?
6. Apa saja wewenang dan tanggung jawab organisasi di sekolah?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pentingnya manajemen dalam lembaga
pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengertian lembaga pendidikan.
3. Untuk mengetahui kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui susunan struktur organisasi sekolah.
5. Untuk mengetahui job description dalam organisasi sekolah.
6. Untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab organisasi
sekolah.
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA MANAJEMEN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN


Lembaga pendidikan menjadi ujung tombak bagaimana proses
pendidikan itu berjalan dengan baik maka dibutuhkanlah yang namanya
manajemen dalam lembaga pendidikan guna untuk menjaga dan mengelola
lembaga pendidikan itu. Manajemen lembaga pendidikan Islam dapat
didefenisikan sebagai usaha pencapaian tujuan melalui proses kerja sama
dengan mendayagunakan segenap resource ynag dimiliki madrasah,
khususnya sumber daya manusia agar penyelenggaraan sistem pendidikan
dapat berjalan secara efektif dan efisien menurut ukuran-ukuran nilai Islam.
Perkembangan lembaga pendidikan Islam saat ini snagatlah cepat, namun
yang menjadi permasalahan adalah apabila perkembangan tersebut tidak
dibarengi dengan kekuatan pengelolaan. Semakin baik tata kelola dalam
sebuah sekolah tersebut, maka semakin maju lah sekolah yang dinaungi.
Namun, apabila sebuah sekolah tersebut pengelolaannya masih berantakan,
maka yang ada sekolah tersebut akan mengalami penurunan.

Hal ini merupakan resiko ynag seharusnya di antisipasi oleh para pengelola
lembag pendidikan. Dengan mengantisipasi segala kemungkinan yang di
dukung oleh manajemen yang konsisten dan loyalitas, inovatif, ketangguhan,
mengikuti perkembangan zaman, mengikuti kurikulum yang sudah berubah,
mengikuti pola perkembangan yang ada, kreatifitas para pelaku manajemen
dan anggota dan utamanya kesetiaan dalam menjalankan visi misi,
pembangunan kader penerus lembaga yang dibangun 4. Sehingga dengan
menggunakan pola manager yang konsisten, adaptif terhadap perkembangan
zaman, keterlibatan masyarakat, maka dapat diprediksikan lembaga-lembaga

4
Budi, Manajemen Pendidikan Islam, (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya 2022) hal. 30

4
5

pendidikan tersebut akan dapat disurvei dan terhindar dari penurunan minat
terhadap lembaga pendidikan tersebut.

Manajemen dalam lembaga pendidikan pada hakikatnya adalah


usaha-usaha yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan yang di
dalamnya terjadi proses memengaruhi, memotivasi, dan banyak lagi yang di
perlukan dalam melaksanakan pendidikan. Manajemen lembaga pendidikan
merupakan manajemen pada suatu institusi pendidikan sebagai kegiatan
utama yang membedakan satu institusi dengan institusi lain dalam
memenuhi pelayanan kepada manusia dalam bidang pendidikan. Dan pada
hakikatnya objek kajian manajemen lembaga pendidikan merupakan sistem
organisasi pendidikan, yaitu satu kesatuan utuh yang terdiri dari bagian-
bagian yang tersusun secara sistematis, mempunyai hubungan antara satu
dengan lainnya sesuai konteksnya.

Aktifitas manajemen mencakup spektrum yang sangat luas, sebab


dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasi di masa depan,
menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi, mendorong terbiananya kerja
sama antar sesama anggota organisasi serta mengawasi dalam mencapai
tujuan. Dalam melaksanakan suatu organisasi, seorang manajer harus
memiliki dan memahami kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep
tentang manajemen serta dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen.

Manajemen dapat berjalan dalam melaksanakan kegiatannya


bilamana unsur-unsur dan fungsi-fungsi manajemen dapat bergerak sesuai
alurnya. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk
fungsi manajemen, namun demikian, fungsi manajemen dapat ditelaah dari
aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan para manajer, karena fungsi manajer
adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.
6

Firman Allah SWT yang berkenaan dengan perencanaan terdapat dalam


Surah Al-Hasyr ayat 18:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللا‬
‫ِۗاّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬
Artinya: “Hai ornag-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr:18)

Dapat diketahui bahwa Allah memberikan perintah kepada hambaNya


untuk menjalankan setiap perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Dan Allah juga memerintahkan kepada hambaNya untuk memberikan
perhatian (perencanaan) untuk segala aktivitas-aktivitasnya agar dapat
membawa manfaat untuk kedepannya dan disesuaikan dengan syari’at yang
telah ditetapkan. Wujud dari pelaksanaan organizing adalah nampaknya
kesatuan yang utuh, kekompakan, kesetiakawanan, dan terciptanya
mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai
tujuan yang ditetapkan. Proses organizing yang menekankan pentingnya
terciptanya kesatuan dalam segala tindakan. Dalam hal ini Al-Quran telah
menyebutkan beberapa pentingnya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan
bulat dalam suatu organisasi.

Dilihat dari aspek program dan praktek pendidikan Islam yang


dilaksanakan di Indonesia, Muhaimin (2012) menyatakan terdapat lima jenis
pendidikan Islam, yaitu:

1. Pendidikan pondok pesantren.


7

2. Pendidikan madrasah dan lanjutan (STAI/IAIN) atau perguruan


tinggi dibawah naungan departemen keagamaan.
3. Pendidikan umum yang bersifat Islam.
4. Pelajaran agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lemabaga
pendidikan umum.
5. Pendidikan Islam dalam keluarga ke tempat-tempat ibadah dalam
forum kajian keislaman majelis ta’lim.

B. LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
mencapai keberhasilan proses pendidikan karena lembaga berfungsi sebagai
mediator dalam mengatur jalannya pendidikan. Secara etimologi, lembaga
adalah suatu asal, acuan, sesuatu yang memberi bentuk lain pada badan atau
organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau
melakukan suatu usaha.

Lembaga disebut juga institute yaitu sarana atau organisasi untuk


mencapai tujuan tertentu. Menurut pandangan Daud Ali dan Habibah Daud,
lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan sebagai suatu
wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dapat
disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian kongkrit
berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian yang abstrak dengan
adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung
jawab pendidikan itu sendiri.

Secara garis besar, ada tiga jenis lembaga pendidikan Islam, yaitu
lembaga pendidikan Islam formal, lembaga pendidikan Islam non formal, dan
lembaga pendidikan Islam informal.

1. Lembaga Pendidikan Formal


8

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas


disebutkan bahwa lembaga pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Lembaga pendidikan jalur
normal masih terdiri dari lembaga pendidikan pra-sekolah, lembaga
pendidikan dasar (SD/Sederajat), lembaga pendidikan menengah
(SMP/Sederajat), dan lembaga pendidikan tinggi (SMA/Sederajat). Ciri-ciri
pendidikan formal adalah:

a. Pendidikan berlangsung dalam ruang kelas yang sengaja dibuat


oleh lembaga pendidikan formal.
b. Guru adalah orang yang ditetapkan secara resmi oleh lembaga.
c. Memiliki administrasi dan manajemen yang jelas.
d. Memiliki kurikulum formal.
e. Dapat meneruskan pada jenjanng pendidikan yang lebih tinggi.

2. Lembaga Pendidikan Non Formal

Lembaga pendidikan non formal adalah lembaga pendidikan yang


disediakan bagi warga negara yang tidak sempat mengikuti atau
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan
formal. Pada sekarang ini, pendidikan non formal semakin berkembang
karena semakin dibutuhkannya keterampilan pada setiap orang untuk
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Adapun program-program pendidikan non formal yang


disetarakan dengan pendidikan formal contohnya kejar paket A, kejar
paket B, dan kejar paket C. Pendidikan non formal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik melalui pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
9

keterampilan, dan pelatihan kerja, serta pendidikan lainnya. Ciri-ciri


pendidikan non formal adalah:

a. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan masyarakat.


b. Waktu pendidikan singkat dan padat materi.
c. Memiliki manajemen yang terpadu dan terarah.
d. Tidak adanya batas usia.
e. Materi pembelajaran yang praktis disesuaikan dengan kebutuhan
pragmatis.

3. Lembaga Pendidikan Informal

Lembaga pendidikan informal adalah pendidikan yang ruang


lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan masyarakat. Pendidikan
keluarga adalah pendidikan pertama dan utama. Namun pendidikan
informal, khususnya pendidikan keluarga memang belum ditangani
seperti pada pendidikan formal, sehingga masuk akal jika sebagian besar
keluarga belum memahami dengan baik tentang cara mendidik anak-anak
dengan benar. Ciri-ciri pendidikan informal:

a. Pendidikan berlangsung secara terus-menerus tanpa mengenal


tempat dan waktu.
b. Orang tua berperan sebagai guru.
c. Tidak ada manajemen yang baku.

C. KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Dalam prinsip ajaran Islam, kepemimpinan merupakan beban dan
tanggung jawab, bukan keputusan dan rekayasa semata. Pemimpin merujuk
10

pada status, sedangkan kepemimpinan merujuk pada pengaruh yang


ditimbulkan.

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan


sifat kepribadian yang mencakup kewibawaan, yang dapat dijadikan sebagai
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka bersedia
dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan tanpa ada rasa paksaan 5.

Keterampilan pemimpin lembaga pendidikan harus ditunjang oleh


kecerdasannya dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
lembaga tersebut. Permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan
merupakan bagian dari dinamika kepemimpinan.

Kepemimpinan diartikan dengan kemampuan seseorang untuk


menggerakkan semua komponen agar dapat bekerja dengan baik, dan
kegiatan itu haruslah dilakukan oleh seseorang yang mau tampil didepan,
dalam hal ini disebut dengan pemimpin. Lembaga pendidikan tidak akan
berkembang dengan baik jika kepemimpinan kurang diperhatikan.
Kepemimpinan yang sangat efektif akan sangat menopang keberhasilan
suatu lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan
memerlukan seseorang yang mampu dan tangguh dalam memimpin dalam
sebuah lembaga. Seseorang inilah yang disebut dengan pemimpin
pendidikan. Dalam masalah kepemimpinan, Nabi Muhammad SAW
menjelaskan di dalam hadist yang berbunyi:

: ‫ َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلٌم‬،‫َع ْن َع ْبِد ِهَّللا‬

‫ َفاَألِم يُر اَّلِذ ي َع َلى الَّناِس‬،‫ُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َم ْس ُئوٌل َع ْن َر ِع َّيِتِه‬
‫ َو الَّرُجُل َر اٍع َع َلى َأْهِل َبْيِتِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل‬، ‫َر اٍع َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْنُهْم‬

5
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen: Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta: PT Raja
Grapindo Persada, 1995) hal. 25
11

، ‫ َو الَم ْر َأُة َر اِعَيٌة َع َلى َبْيِت َبْع ِلَها َوَو َلِدِه َو ِهَي َم ْس ُئوَلٌة َع ْنُهْم‬، ‫َع ْنُهْم‬
‫ َأَال َفُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم‬،‫َو الَع ْبُد َر اٍع َع َلى َم اِل َس ِّيِدِه َو ُهَو َم ْس ُئوٌل َع ْنُه‬
‫َم ْس ُئوٌل َع ْن َر ِع َّيِتِه‬
“Dari Abdullah, Nabi SAW bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin, dan
setiap kalian akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang imam
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang
laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai
pertanggung jawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah
tangganya, dan ia pun akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang
budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai
pertanggung jawabannya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan
setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya.”

D. SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH


Struktur organisasi merupakan suatu susunan unit-unit kerja dalam
organisasi dan menunjukkan adanya pembagian kerja serta menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
diintegrasikan atau terkoordinasi. Sedangkan menurut Chester I. Bernard
(1961) memberikan suatu pengertian mengenai organisasi adalah suatu
sistem aktivitas kerja sama yang di lakukan oleh dua orang atau lebih. Oleh
karena itu dalam organisasi diperlukan suatu sistem informasi yang dapat
mengolah berbagi macam data yang ada.
Struktur organisasi sekolah dapat diartikan sebagai seperangkat
hukum yang mengatur formasi dan administrasi atau tata laksana organisasi
sekolah. Melalui struktur organisasi setiap komponen sekolah akan
mengetahui tugas tentang tanggung jawabnya. Komponen yang ada di dalam
struktur organisasi di sekolah di sesuaikan dengan kondisi atau kkebutuhan
sekolah. Semakin besar sebuah sekolah maka jumlah siswa semakin banyak
12

dan jumlah guru atau pendidik dan tenaga pendidiknya juga semakin banyak
maka bisa saja struktur organisasinya menjadi semakin kompleks karena
semakin banyak kegiatan-kegiatan penunjang pendidikan yang dibutuhkan.
Sebuah sekolah memiliki bagian pekerjanya masing-masing.
Perubahan terhadap struktur organisasi merupakan jawaban dari
berbagai tekanan baik internal maupun eksternal. Dengan adanya struktur
organisasi sekolah, semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan
lainnya mempunyai tugas wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang
keseluruhan penyelenggaraan manajemen sekolah. Terdapat enam elemen
struktur organisasi sebagai berikut:
1. Kewenangan yang di rumuskan dengan baik.
2. Divisi tenaga kerja berdasarkan fungsi spesialisasi.
3. Sistem aturan yang meliputi hak dan kewajiban pemegang posisi
jabatan.
4. Sistem prosedur untuk menghadapi situasi kerja.
5. Impresonalitas hubungan yang tidak menyenangkan.
6. Seleksi dan promosi karyawan berdasarkan kompetensi teknikal.

Robbins mengatakan bahwa struktur organisasi mempunyai tiga


komponen, yaitu: kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Kompleksitas
berarti dalam struktur organisasi mempertimbangkan tingkat differensiasi
yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau
pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam organisasi serta tingkat sejauh
mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Formalisasi berarti dalam
struktur organisasi memuat tentang tata cara atau prosedur bagaimana suatu
kegiatan itu dilaksanakan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Sentralisasi berarti dalam struktur organisasi memuat tentang kewenangan
pengambilan keputusan.
13

Struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam


suatu organisasi, sehingga struktur organisasi juga sangat berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan, dimana strukur organisasi merupakan alat
untuk mengatur perilaku manusia untuk meningkatkan tujuan Bersama
dalam suatu kegiatan sehingga organisasi yang dilaksanakan memperoleh
pelayanan publik yang baik. Dalam pengendalian pelayanan perlu prosedur
yang runtut yaitu antara lain penentuan ukuran, identifikasi, pemeliharaan
catatan untuk inspeksi dan peralatan uji, penilaian, penjaminan dan
perlindungan. Oleh karena itu struktur organisasi yang demikian akan
berpengaruh positif terhadap pencapaian kualitas pelayanan. Akan tetapi,
apabila struktur organisasi tidak di susun dengan baik maka akan dapat
menghambat kualitas pelayanan publik yang baik. Kualitas pelayanan
merupakan suatu pernyataan tentang sikap, hubungan yang dihasilkan dari
perbandingan antara ekspektasi dengan hasil kerja. Kualitas pelayanan
merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi sebuah harapan.

E. JOB DESCRIPTION DALAM ORGANISASI SEKOLAH


Lingkungan sekolah adalah lingkungan orang-orang yang memiliki
sumber daya manusia yang cukup dalam bidang masing-masing. Untuk itulah
dibutuhkan manajer sumber daya manusia guna mengatur sumber daya
manusia yang memiliki perbedaan-perbedaan meskipun latar belakang
spesialisasi ilmu yang sama. Sumber daya manusia memiliki perbedaan-
perbedaan meskipun latar belakang spesialisasi ilmu yang sama apalagi jika
berangkat dari spesialisasi dan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda.
Manajemen sumber daya manusia merupakan seni sekaligus ilmu.
Dalam organisasi sekolah yang di dalamnya terdapat berbagai tugas
manajemen yang harus dapat di pastikan pembagian tugas dapat
14

terdistribusi dengan baik. Job description (uraian pekerjaan) adalah sebagai


dokumen formal organisasi sekolah yang memuat uraian kerja, maka ini akan
menjadi sangat perlu adanya sehingga dapat dijadikan sebagai dokumen
kontrol pelaksanaan pekerjaan bagi masing-masing pegawai yang sekaligus
dapat dijadikan sebagai control keberhasilan pekerjaan karyawan atau
pegawai tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam job description, yaitu:
1. Perumusan fungsi, tugas, atau kegiatan yang jelas dan tegas.
2. Penempatan orang secara tepat yang berdasarkan pertimbangan yang
objektif.
3. Kejelasan dan ketegasan wewenang serta tanggung jawab.
4. Kejelasan pertanggung jawaban dari masing-masing anggota seperti
laporan kegiatan, keuangan, dan lain-lain.

Dalam organisasi sekolah, job description juga menjelaskan latar


belakang pendidikan, kemampuan, dan kompetensi yang berhubungan
dengan pekerjaan yang harus dimiliki sebelum mengisi jabatan tertentu.
Penyusunan job decscription tenaga kependidikan diperlukan orang yang
benar-benar ahli di bidangnya, dan jabatan yang diberikan kepadanya sesuai
dengan latar belakang pendidikannya. Cara membuat ob description dalam
sekolah adalah dengan melibatkan beberapa langkah yang harus dilakukan
untuk memastikan dokumen ini efektif dan mencakup semua informasi yang
diperlukan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi jabatan, yaitu perlu mengetahui jabatan yang akan
diterangkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tugas, tanggung
jawab, dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi jabatan
tersebut.
15

2. Penulisan job tittle, yaitu judul pekerjaan yang dicari. Harus spesifik,
akurat, dan menarik bagi calon karyawan. Hindari penggunaan istilah
yang tidak relavan atau yang menabur kesulitan.
3. Membuat ringkasan pekrejaan, yaitu dengan membuat gambaran
tentang posisi yang diharapkan. Harus menjelaskan tugas, tanggung
jawab, dan keterampilan yang diperlukan untuk mengisi jabatan
tersebut.
4. Menulis tanggung jawab dan kriteria, maksudnya adalah gambaran
spesifik tentang peran yang diperlukan dan kriteria yang dibutuhkan.
5. Rapi dan terstruktur, yaitu dalam penulisan job description harus
ditulis dengan rapi, jelas, dan terstruktur. Hal ini akan membuat
lembaga pendidikan akan terlihat professional.

F. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI SEKOLAH


Wewenang dan tanggung jawab merupakan dua konsep yang sangat
penting dalam pengelolaan organisasi, termasuk organisasi sekolah.
Wewenang merupakan syarat yang berfungsi sebagai penggerak kegiatan.
Wewenang befungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasi. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang
lain agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu sehingga tujuan dapat
tercapai. Wewenang adalah syarat yang berfungsi sebagai penggerak pada
kegaiatan-kegiatan. Wewenang dapat berupa suatu kekuasaan terhadap
segolongan orang tertentu atau pada suatu bidang.
Sedangkan tanggung jawab adalah tugas dan kewajiban yang
dibutuhkan untuk mengelola dan mengatur suatu kegiatan atau program.
Tanggung jawab berasal dari pemberi perintah dan akan beralih kepada pihak
delegatoris jika ada pendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang
merupakan upaya memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh
delegator (yang memberi wewenang) kepada bawahan yang bertujuan yang
16

bertujuan agar menjadi lebih mudah. Semua posisi dalam organisasi sekolah
bertanggung jawab atas pengelolaan dan pendidikan, serta memiliki tugas
yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, pengelolaan
administrasi, dan pengembangan potensi anak-anak.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen pendidikan Islam merupakan ilmu dan seni mengelola
sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam
secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan Islam melibatkan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
pendidikan Islam. Manajemen pendidikan Islam sangat penting dalam
lembaga pendidikan Islam, sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
kehidupan umat dari keterbelakangan, baik secara moral, materi, dan
spiritual. Prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dengan baik akan
memengaruhi efisiensi pelaksanaan program pendidikan dan meningkatkan
kualitas dan produktivitas pendidikan. Model manajemen tenaga pendidik
dan kependidikan dalam perspektif Al-Qur’an juga dapat diaplikasikan pada
berbagai jenjang pendidikan dan memberikan kontribusi ilmiah bagi
peningkatan kualitas pendidikan Islam melalui kristalisasi prinsip-prinsip Al-
Qur’an.

Dalam lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam,


struktur organisasi dalam lembaga pendidikan harus berperan penting dan
aktif dalam menjalankan wewenang dan tanggung jawabnya demi
memajukan kecerdasan dari para peserta didik.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kesalahan-kesalahan yang kami tuliskan di tiap pembahasannya.
Untuk itu kami meminta kepada dosen pengampu mata kuliah ini agar
kiranya dapat memberikan masukan dan saran yang membangun bagi kami

16
agar menjadi pembelajaran dan perbaikan dalam penyelesaian tugas-tugas
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bafadhol, I. (2017). Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, 6 (11), 14-14.

Budi, Manajemen Pendidikan Islam. Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya. 2022.

Dewi Dirgantari, Puspo. Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Pendidikan Terhadap


Kepuasan Mahasiswa Serta Dampaknya Terhadap Upaya Peningkatan
Citra Perguruan Tinggi Negeri Menuju World Class University. Bandung:
Studi Pada Mahasiswa Asing di ITB, UNPAD, UPI.

Farikhah, S. (2015). Manajemen Lembaga Pendidikan.

Maidiana, M. S. (2021). Ayat-Ayat Tentang Fungsi Manajemen. ALACRITY:


Journal of Education, 87-94.

Nurlia, N. (2019). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Pengukuran Kualitas


Pelayanan. Meraja Journal, 2 (2), 51-66.

Qomar, Mujammil. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga. 2007.

17
18

Anda mungkin juga menyukai