Anda di halaman 1dari 16

DESAIN MODEL PENINGKATAN MUTU GURU DALAM

PERSPEKTIF MANAJEMEN ORGANISASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Manajemen Diklat di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Tarbiyah IAIN Bone.

Oleh :

Kelompok 3

AFRILIANA RISKYANI D
862312022063
SALMUDDIN
862312022072
IIN RESKI AMELIA
862312022079
NURFADILLAH
862312022084

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam atas

segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan

sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan

nabi Muhammad SAW. Makalah dengan judul “Desain Model Peningkatan Mutu

Guru Dalam Perspektif Manajemen Organisasi” disusun untuk memenuhi salah

satu tugas mata kuliah “Manajemen Diklat”. Meski telah kami susun secara

maksimal, akan tetapi kami sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa

makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik

dari pembaca agar kami dapat mengambil pelajaran sehingga hasil penulisan kami

selanjutnya dapat lebih baik lagi. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami

berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat

kepada setiap pembacanya. Dan bernilai ibadah disisi Allah SWT.

Watampone, 27 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Mutu Guru............................................................................................ 3

B. Manajemen Organisasi..........................................................................7

C. Manajemen Organisasi dalam Peningkatan Mutu Guru.......................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................11

B. Saran.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan. Mereka

merupakan aktor utama yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dan

bertanggung jawab dalam mentransfer ilmu pengetahuan, membentuk keterampilan,

serta menanamkan nilai-nilai positif.

Namun, realita di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat berbagai

permasalahan terkait mutu guru. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain

kurangnya kompetensi pedagogis, rendahnya motivasi, dan minimnya peluang untuk

pengembangan profesional secara berkelanjutan.

Upaya untuk meningkatkan mutu guru telah dilakukan melalui berbagai

program seperti pelatihan, workshop, dan sertifikasi. Namun, seringkali program-

program tersebut bersifat parsial dan kurang terintegrasi dengan manajemen

organisasi secara menyeluruh. Padahal, peningkatan mutu guru membutuhkan

pendekatan yang komprehensif dan sistematis, yang melibatkan seluruh elemen

dalam organisasi pendidikan.

Manajemen organisasi merupakan sebuah perspektif yang dapat memberikan

kontribusi signifikan dalam peningkatan mutu guru. Dengan menerapkan prinsip-

prinsip manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi,

organisasi pendidikan dapat mengembangkan model peningkatan mutu guru yang

terintegrasi dan berkelanjutan.

1
2

Melalui pendekatan manajemen organisasi, peningkatan mutu guru dapat

dilakukan secara terstruktur dan terkoordinasi, dengan melibatkan berbagai

pemangku kepentingan seperti pimpinan sekolah, pengawas, orangtua, dan

masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk merancang sebuah model peningkatan

mutu guru dalam perspektif manajemen organisasi yang dapat diterapkan secara

efektif di lingkungan pendidikan. Model ini diharapkan dapat memberikan solusi

komprehensif dalam menghadapi tantangan terkait mutu guru, sehingga dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik secara

signifikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas Penulis mendapatkan beberapa Rumusan

Masalah Diantaranya :

1. Apa Itu Mutu Guru?

2. Apa Itu Manajemen Organisasi?

3. Bagaimana Manajemen Organisasi dalam Peningkatan Mutu Guru?

C. TujuanPenulisan

Berdasarkan Rumusan masalah diatas penulis memberikan tujuan penulisan

diantaranya:

1. Untuk Mengetahui Apa Itu Mutu Guru

2. Untuk Mengetahui Apa Itu Manajemen Organisasi

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Manajemen Organisasi dalam Peningkatan

Mutu Guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mutu Guru

1. Pengertian Mutu Guru

Menurut Drs. H.A. Ametembun, guru adalah semua orang yang

berwenang dan bertanggungjawabterhadap pendidikan murid, baik secara

individual ataupun klasik, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Hawi,

2013). Pengertian dan definisi guru adalah unsur penting di dalam

keseluruhan sistem pendidikan.Karena itu peranan dan kedudukan guru

demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik harus diperhitungkan

dengan sungguh-sungguh.Pengertian dan definisi guru bukan hanya

sebatas pegawai yang hanya melakukan tugas tanpa ada rasa

tanggungjawab terhadap disiplin ilmu yang dipikulnya.Di dalam

pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang bisa dilaksanakan

yaitu tugas profesional, tugas kemasyarakatan dan tugas manusiawi.

Bila melihat jauh kearah sub-sistem yang selalu menjadi kendala

dan sekaligus menjadi penentu berhasil tidaknya pendidikan, maka simbol

“guru” selalu muncul ke permukaan yang menjadi topik diskusi, seminar,

dan pertemuan lainnya yang selalu actual dibahas lantaran permasalahan

yang dihadapi tenaga edukatif itu tidak pernah selesai (Idris, 2009). Guru

bagi siswa adalah resi spiritual yang mengeyangkan diri dengan ilmu.

Guru adalah pribadi yang mengagungkan akhlak siswanya. Guru adalah

pribadi penuh cinta terhadap anak didiknya. Guru memang menempati

3
4

kedudukan yang terhormat di masyarakat, kewibaanlah yang

menyebabkan guru dihormati dan diterima(Hawi, 2013).

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, menjadi guru harus memenuhi

beberapa persyaratan, yaitu: a) Taqwa Kepada Allah Swt, b) berilmu, c)

sehat jasmani, dan d) berkelakuan baik. Sebagai tambahan adalah untuk

menjadikan Output yang siap pakai, maka lebih diutamakan adalah mutu

guru, pemerintah dalam hal ini Depdiknas, tidak perlu lagi menyibukkan

diri dengan urusan-urusan yang sebenarya bisa dinomor sepuluhkan,

seperti KBK, MBS, semuanya itu akan sia-sia belaka dan tidak akan

membuahkan hasil nyata tanpa guru bermutu(Hawi, 2013).

Mutu merupakan interaksi awal yang mewarnai pandangan

pelanggan tentang keseluruhan organisasi, dan kemudian organisasi harus

menemukan cara untuk memotivasi pekerja garis depan agar selalu

menyampaikan hal yang terbaik kepada pelanggan. Tujuan analisis mutu

adalah lebih tepat digunakan untuk melihat pendidikan sebagai sebuah

industri jasa dari pada sebagai sebuah proses produksi. Pandangan

semacam ini sangat dibutuhkan institusi untuk mendefinisikan jasa dan

standar yang akan mereka berikan(Sallis, 2014).

Guru merupakan tenaga professional sebagai penentu mutu dalam

pendidikan. Seorang guru harus memiliki ketrampilan manajemen dan

mampu mengembangkan dalam proses pembelajaran dengan siswa. Selain

itu, guru juga harus memiliki profesi terdidik dan terlatih secara akademik

dan profesioanal serta mendapatkan pengakuan dari diknas. Dikatakan


5

guru bermutu yaitu guru yang dapat mencetak dan menjadikan peserta

didik sesuai dengan yang diharapkan oleh lembaga pendidikan

tersebut.dengan melakukan pembelajaran terhadap siswa dan control mutu

yang dilakukan oleh guru ini dapat meningkatkan pendidikan nasional.

2. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

melakukan profesi keguruannya.Kompetensi juga mengacu pada

kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan

(Hawi, 2013). Peningkatan profesionalisme dan mutu kinerja staf di suatu

organisasi seperti sekolah, merupakan upaya peningkatan mutu

Sumberdaya manusia dalam organisasi sekolah tersebut. Melalui

peningkatan profesionalisme dan kinerja guru dalam merencanakan,

melaksanakan, menilai proses dan hasil pembelajaran di kelas akan

meningkat. Kondisi akan berkaitan dan berpengaruh terhadap peningkatan

mutu pendidikan di tingkat institusi, regional, dan nasional.

Menurut Sudjana (1989) terdapat sepuluh kompetensi yang harus

dikuasai dan diterapkan oleh guru professional dalam pembelajaran siswa

atau peserta didik di kelas yang mencakup: (1) menguasai bahan atau

materi pelajaran, (2) menelola program belajar mengajar, (3) mengelola

kelas, (4) menggunakan media atau sumber belajar, (5) menguasai

landasan pendidikan, (6) mengelola interaksi belajar mengajar, (7) menilai

prestasi belajar siswa, (8) mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan

konseling, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (10)


6

memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan

pengajaran(Nurhayati, 2013).

Deskripsi tentang kesepuluh kompetensi guru tersebut di atas telah

mengalami penyederhanaan dan penyempurnaan, yaitu menjadi empat

kompetensi utama yang harus dikuasai oleh para guru, yaitu meliputi:

kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan professional (UURI No.

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

3. Karasteristik Guru yang Bermutu

Guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakn proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi para

pendidik di jenjang pendidikan tinggi (UU RI No. 20 th 2003 Bab XI pasal

39 tentang sistem pendidikan nasional). Oleh karena itu guru wajib

mengembangkan kemampuan profesionalnya agar dapat meningkatkan

kinerja dalam melaksanakan tugasnya(Nurhayati, 2013).

Menurut Muhaimin, bergantung pada profesionalitas dan etos kerja

yang dibangunnya karena eksistensi guru dalam perspektif kependidikan

islam adalah orang yang memiliki karakteristik-karakteritik sebagai

berikut: (1) komitmen terhadap profesionalitas, mutu proses dan hasil

kerja, melekat pada dirinya sikap dedikatif dan perbaikan yang terus

menerus. (2) menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta

menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, baik secara teoritis maupun


7

praktis (pengalihan ilmu pengetahuan, internalisasi, dan implementasi). (3)

mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, mengatur,

dan memelihara kreasi itu bagi kemanfaatan diri, masyarakat, dan alam

sekitarnya. (4) mampu menjadikan dirinya sebagai model, pusat anutan

teladan, dan konsultan bagi peserta didik, dan (5) mampu

bertanggungjawab dalam membangun peradaban di masa depan(Idris,

2009).

B. Manajemen Organisasi

1. Pengertian

Secara etimologi, manajemen (bahasa Inggris) berasal dari kata to

manage, dalam Webster‟s New cooleglate Dictionary, kata manage dijelaskan

berasal dari bahasa Itali “Managlo” dari kata “Managlare” yang selanjutnya kata

ini berasal dari bahasa Latin Manus yang berarti tangan (Hand). Kata manage

dalam kamus tersebut diberi arti: membimbing dan mengawasi, memperlakukan

dengan seksama, mengurus perniagaan atau urusan-urusan, mencapai urusan

tertentu(Sukarna, 1992).

Sedangkan secara terminologi, ada beberapa definisi mengenai

manajemen, diantaranya yang dikemukakan oleh George R. Terry, manajemen

adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau

pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan organisasi atau maksud

yang nyata(Sukarna, 1992).

Adapun pengertian organisasi menurut para ahli diantaranya dikemukakan

oleh Siagian, dalam bukunya Filsafat Administrasi, menjelaskan organisasi

seperti berikut setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
8

bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang

telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang atau beberapa orang yang

disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan(Siagian,

2006).

2. Fungsi Manajemen Organisasi

Fungsi manajemen adalah rangkaian berbagai kegiatan yang telah

ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara yang satu

dengan lainnya yang dilaksanakan oleh orang-orang dalam organisasi atau

bagian-bagian yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan. Fungsi

manajemen beraneka ragam seperti perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pengarahan, motivasi, komunikasi, kepemimpinan,

penanggungan resiko, pengambilan keputusan dan pengawasan(Sukarna,

1992).

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang

ditampilkan seorang manajer/pimpinan, yaitu: perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading),

memberikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (directing),

memfasilitasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering) dan

pengawasan (controlling) (Syukur, 2011). Oleh karena itu, manajemen

diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan

mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan

organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Efektif berarti melakukan

pekerjaan yang benar sesuai ketentuan (doing the right things), sedangkan

efisien berarti melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right).


9

C. Manajemen Organisasi dalam Peningkatan Mutu Guru.

Manajemen organisasi berperan penting dalam upaya peningkatan

mutu guru secara sistematis dan berkelanjutan. Berikut adalah penerapan

prinsip-prinsip manajemen organisasi dalam konteks peningkatan mutu guru:

1. Perencanaan (Planning)

a. Menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas dalam peningkatan mutu

guru di lingkungan organisasi pendidikan.

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan kesenjangan kompetensi guru saat ini.

c. Merumuskan strategi dan program peningkatan mutu guru yang sesuai

dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia.

d. Menyusun rencana aksi yang terukur dan dapat dievaluasi secara

berkala.

2. Pengorganisasian (Organizing)

a. Membentuk tim atau unit khusus yang bertanggung jawab dalam

mengelola program peningkatan mutu guru.

b. Mendefinisikan peran, tanggung jawab, dan wewenang setiap anggota

tim secara jelas.

c. Mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan, seperti anggaran,

fasilitas, dan tenaga ahli.

d. Membangun struktur organisasi yang mendukung komunikasi dan

kolaborasi yang efektif.

3. Pelaksanaan (Actuating)

a. Mengimplementasikan program peningkatan mutu guru sesuai dengan

rencana yang telah disusun.


10

b. Memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada guru dalam

proses peningkatan mutu.

c. Menerapkan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-

centered learning) untuk meningkatkan kompetensi mereka.

d. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mendukung

pengembangan profesional guru.

4. Pengawasan dan Evaluasi (Controlling)

a. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program peningkatan mutu

guru secara berkala.

b. Mengumpulkan data dan umpan balik dari berbagai pemangku

kepentingan (guru, peserta didik, orangtua, dan lainnya).

c. Menganalisis kekuatan, kelemahan, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan program.

d. Melakukan penyesuaian atau perbaikan terhadap program berdasarkan

hasil evaluasi.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen organisasi secara

efektif, organisasi pendidikan dapat membangun sistem peningkatan mutu

guru yang terstruktur, terintegrasi, dan berkelanjutan. Hal ini akan

berkontribusi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan

mencapai tujuan pendidikan secara lebih optimal.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mutu guru dapat didefinisikan sebagai seperangkat karakteristik atau

kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru yang memenuhi kriteria dan standar

tertentu untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik

secara profesional. Kompetensi guru mengacu pada seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang

guru dalam melaksanakan tugas keprofesiannya. Terdapat empat kompetensi utama

yang harus dimiliki oleh guru.

Manajemen organisasi adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien. Adapun fungsi manajemen beraneka ragam

seperti perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, motivasi,

komunikasi, kepemimpinan, penanggungan resiko, pengambilan keputusan dan

pengawasan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen organisasi secara efektif,

organisasi pendidikan dapat membangun sistem peningkatan mutu guru yang

terstruktur, terintegrasi, dan berkelanjutan. Hal ini akan berkontribusi dalam

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan secara

lebih optimal.

11
B. Saran

Makalah ini masih berada di bawah kata sempurna maka dari itu penulis

berharap pembaca memberikan saran maupun kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini dan demi bergunanya makalah ini di masa yang akan

dating.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hawi, A. (2013). Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Raja Grafindo


Persada.
Idris, A. B. & M. (2009). Menjadi Guru Unggul. AR_RUZZ Media Group.
Nurhayati, A. H. &. (2013). Manajemen Mutu Pendidikan. Alfabeta.
Sallis, E. (2014). Total Quality Management in Education. Routledge.
Siagian, P. (2006). Filsafat Administrasi. Gramediana.
Sukarna. (1992). Dasar‐dasar Manajemen. Mandar Maju.
Syukur, F. (2011). Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah. Pustaka
Rizki Putra.

13

Anda mungkin juga menyukai