Disusun oleh:
Nurul Aulia Azizah
Dosen pengampu :
Rokim, M.Pdi
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
PANCAWAHANA BANGIL
Desember 2022
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi keberlangsungan proses
belajar mengajar di kelas khususnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
A. Pengetian Menejemen Mutu Pendidikan..........................................3
B. Strategi dan Teknik Manajemen Peningkatan Mutu atau TQM.......4
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam Peningkatan Mutu........7
BAB III PENUTUP.................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
iv
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari menejemen mutu?
2. Bagaimana strategi dan teknik manajemen peningkatan mutu?
3. Apa faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan mutu?
C. Tujuan Penulisan
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Dengan demikian sekolah memiliki kemandirian lebih besar dalam
mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu, menyusun
rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan mutu, dan
melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki fleksibilitas
pengelolaan sumber daya sekolah, dan memiliki partisipasi yang lebih besar
dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.
Sedangkan dalam konteks pendidikan, menurut Kementrian
Pendidikan Nasonal yang dikutipoleh Mulyasa, pengertian mutu mencakup
input, proses, dan output pendidikan. Input pendidikan merupakan sesuatu
yang harus tersedia karena dibutuhkan demi berlangsungnya suatu peroses.
Sementara proses pendidikan merupakan perubahansesuatu menjadi sesuatu
yang lain. Selanjutnya, output pendidikan merupakan kinerja sekolah, yaitu
prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan prilaku sekolah. Oleh sebab
itu, mutu dalam dunia pendidikan dapat dinyatakan lebih mengutamankan
padakeberhasilan siswa. Dengan kata lain, program perbaikan sekolah
dilakukan lebih secarakreatif dan konstruktif.
Manajemen mutu pendidikan adalah suatu cara dalam mengelola
lembaga pendidikan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan
secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas lembaga pendidikan.
vii
pelaksanaannya, serta mutu lulusannya. Denganmetode ini, kita dapat
membeberkan kelemahan, kekuatan, prestasi lembaga pendidikandan
memberikan rekomendasi untuk penyusunan perencanaan strategis
pengembanganlembaga pendidikan di masa mendatang.
Benchmarking merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik
proses,maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu, untuk
kepentingan praktis.Dengan demikian, standar tersebut direfleksikan dalam
realitas yang ada.
Quality assurance artinya bahwa konsep ini mengandung jaminan
bahwa proses yang berlangsung dilaksanakan sesuai dengan standard dan
prosedur yang telahditetapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan hasil (out
put) yang memenuhi standaryang ditentukan pula.
Quality control merupakan suatu sistem yang untuk mendeteksi
terjadinya penyimpangan kualitas out put yang tidak sesuai dengan standar.
Konsep ini berorientasi pada out put untuk memastikan apakah output sesuai
dengan standar. Oleh karena itu,konsep ini menuntut adanya indikator yang
pasti dan jelas.
menurut Purwati terdapat empat pendekatan dalam meningkatkan
mutu pendidikan yaitu: 1) suatu lembaga pendidikan harus
memformulasisikan visi apa yang dimaksud kualitasdan bagaimana dapat
dicapai. 2) menejemen ikut terlibat secara aktif. 3) lembaga pendidikan harus
cermat dan berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisasikanupaya
perbaikan mutu dengan langkah awal yang betul-betul efektif dan 4)
pengendaliandilakukan seluruh proses. Dalam memformulasikan strateginya,
Menejemen peningkatan mutu menggunakanmodel pendekatan menejemen
strategis yaitu suatu pendekatan yang sistematis bagi suatutanggung jawab
menejemen, mengkondisikan organisasi ke posisi yang dipastikanmencapai
tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan
viii
danmembuat lembaga pendidikan menjamin tercapainya mutu dan melalui
pendekatan iniharus dipastikan tujuan tercapai.
Terdapat lima langkah formulasi strategi yaitu, perumusan visi dan
misi yaitu pencitraan bagaiman sekolah seharusnya nereksistensi, asesmen
lingkungan eksternalyaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu
pendidikan yang dapatdisediakanoleh lembaga pendidikan, asesmen
organisasi yaitu merumuskan danmemberdayakan sumber daya sekolah secara
optimal, perumusan tujuan kusus yaitu penjabaran dari pencapaian visi dan
misi yang ditampakkkan dalam tujuan sekolah dantujuan tiap- tiap mata
pelajaran, penetuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepatuntuk
mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan
prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan.
Penerapan TQM yang efektif juga harus memperhatikan beberapa
aspek yang mempengaruhi mutu, yaitu: culture, commitment, dan
communication Sedangkan menurut Mulyasa, terdapat tiga dimensi utama
yang harus dperhatikan yang akanmenetukan keberhasilan, ketiga dimensi itu
adalah, koordinasi, komuniasi, dan supervisi. Budaya yang dimaksud di sini
meliputi asumsi-asumsi, nilai-nilai dan aturan yangmengikat kebersamaan
dalam organisasi.
Keberhasilan TQM dari suatu organisasi ditentukan oleh bagaimana
organisasi menciptakan budaya seperti: (a) inovasi dipandanng sebagai nilai
yang tertinggi; (b) status dinomorduakan, yang yang dipentingkan adalah
performansi dan kontribusi; (c) kepemimpinan adalah suatu kunci dari
kegiatan/tindakan, bukan posisi; (d) ganjaran dibagi rata melalui kerja tim; (e)
pemberdayaan untukmencapai tujuan yang menantang didukung oleh
pengembangan yang berkelanjutan dankeberhasilan seharusnya merupakan
iklim untuk memotivasi diri sendiri.
Keberhasilan TQM suatu organisasi seharusnya melahirkan rasa
kebanggaan dankesempatan untuk berkembang bagi orang-orang di dalamnya
ix
(staf dan klien), sehinggamereka merasa memiliki dalam mewujudkan tujuan
organisasi bersama di antara semuastaf administrasi dan dosen. Komitmen
berarti juga keterlibatan menanggung resikodalam mencapai tujuan, menuntut
kerja yang sistematik dengan meneruskan informasimengenai adanya
kesempatan melakukan inovasi dan pengembangan.
Komunikasi diantara anggota tim memiliki kekuatan, walaupun
sederhana, tetapiefektif. Komunikasi harus didasarkan pada kenyataan dan
pengertian yang murni, bukannya asumsi, apalagi humor.
Penerapan TQM di lembaga pendidikan mengarahkan peningkatan
organisasi berkelanjutan, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia
untuk meningkatkansemua aspek organisasi, dan mengarah kepada
terpenuhinya kebutuhan klien saat ini dan saat mendatang.
x
intensitas dan persainganmenyebabkan setiap lembaga pendidikan harus
berusaha meningkatkan kualitas agarkepuasan pelanggan terwujud.
Kerangka dalam kualitas harus didasarkan pada duaalasan pokok, yaitu:
(1) orientasi pemasaran, lembaga pendidikan harus dapatmemenuhi
semaksimal mungkin kebutuhan dan persyaratan yang
ditetapkanstakeholder; dan (2) orientasi internal lembaga pendidikan,
lembaga pendidikan harus menghindari kerugian, pemborosan dan jatuh.
Diupayakan maksimalisasi setiap staf, karyawan, dan guru penghematan
energi sumber daya manusia dan mengidentifikasi peluang pemecahan
masalah.
Pendekatan Ilmiah
Melalui manajemen kepemimpinan yang baik keputusan yang kadang
kala bersifatsubjektif bisa diminimumkan. Salah satu kuncinya sukses
dalam TQM adalahmenggunakan pendekatan ilmiah, dalam pendekatan
ilmiah, pengambilan keputusandidasarkan pada data, mencari sumber
penyebab dan mengupayakan solusi dalamwaktu yang singkat.
Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Oleh
karena itudibutuhkan budaya yang baru pula. Agar penerapan TQM dapat
berjalan denganlancar, maka perubahan budayanya pun harus diupayakan
dengan komitmen jangka panjang di lembaga pendidikan Manajemen
puncak memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
perubahan budaya yang menghargai peningkatan kualitassecara terus
menerus dalam jangka panjang.
Kerjasama Tim
Tim merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama.
Disebut tim jikamemiliki karakteristik sebagai berikut: (1) semua
anggotanya harus memahami danmenyepakati misinya agar tim dapat
bekerja dengan efektif; (2) semua anggotamenaati peraturan yang
xi
berlaku; (3) ada pembagian tanggungjawab dan wewenangyang adil bagi
setiap anggota tim; dan (4) setiap anggota beradaptasi terhadap
perubahan yang positif di mana setiap anggota saling membantu dalam
beradaptasi
Perbaikan secara Berkesinambungan
Perbaikan secara kesinambungan merupakan unsur paling fundamental
dalam TQM.Perbaikan berkesinambungan akan berhasil dengan baik bila
disertai dengan usahasumber daya manusia yang tepat, kepercayaan diri,
praktis karena faktor manusiamerupakan dimensi terpenting dalam
perbaikan kualitas dan produktivitas, di Jepangdikenal konsep Kaizen.
Pendidikan dan Pelatihan
Pelatihan berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan staf administrasi
dan guru yang telah dilakukan dan apa yang sudah dilatihkan dapat
diaplikasikan dengansegera. Dengan demikian, materi pelatihan harus
bersifat praktis. Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Walaupun
pendidikan lebih bersifat filosofis dan teoritis,meskipun demikian
pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yakni pembelajaran
xii
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xiv
DAFTAR PUSTAKA
xv