Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Analisis Managemen Mutu pada Pendidikan Dasar


Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

“Filsafat Pendidikan Dasar”

Disusun oleh:
Nurul Aulia Azizah
Dosen pengampu :
Rokim, M.Pdi
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

PANCAWAHANA BANGIL

Desember 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur
kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan menyelesaikan makalah Filsafat Pendidikan Dasar yang Insya Allah
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali pihak yang telah
membantu.
Untuk itu tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Dosen Rokim, M.PdI. Mata kuliah Filsafat Pendidikan Dasar yang telah
memberikan pengarahan dan penyusunan dalam laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi keberlangsungan proses
belajar mengajar di kelas khususnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Pasuruan, 23 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
A. Pengetian Menejemen Mutu Pendidikan..........................................3
B. Strategi dan Teknik Manajemen Peningkatan Mutu atau TQM.......4
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam Peningkatan Mutu........7
BAB III PENUTUP.................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen itu merupakan proses, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan


dalam upaya mencapai tujuan secara efisien. Pengelolaan di sekolah
mendorong terwujudnyanya fleksibilitas atau keluwesan-keluwesan kepada
sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru,
siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh
masyarakat, ilmuan, pengusaha dan sebagainya), untuk meningkatkan mutu
sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan
perundang-
undangan yang berlaku.
Mewujudkan mutu pendidikan dan memberikan pelayanan yang
memuaskan pelanggan bukanlah pekerjaan yang mudah dan membutuhkan
tahapan dan proses yang berkelanjutan. Lembaga pendidikan dikatakan
bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi
harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang terkait,
seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja sebagai
pengguna lulusan. Untuk memberikan jaminan terahadap mutu, lembaga
pendidikan harus melalukan pengelolaan lembaga yang berorientasi pada
mutu. Mutu pendidikan perlu dikelola dengan tertib dan kontinyu agar
membawa hasil yang memuaskan. Maka diperlukan manajemen mutu
pendidikan.

B. Rumusan Masalah

iv
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari menejemen mutu?
2. Bagaimana strategi dan teknik manajemen peningkatan mutu?
3. Apa faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan mutu?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang teleh ditentukan sebelumnya


maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui mutu Pendidikan.
2. Untuk mengetahui strategi dan teknik manajemen peningkatan mutu.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
peningkatan mutu.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Menejemen Mutu Pendidikan

Manajemen itu merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam


upaya mencapai tujuan secara efisien. Manajemen di sekolah merupakan
suatu
proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti
guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yaitu
mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pengelolaan di sekolah mendorong terwujudnyanya fleksibilitas atau
keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan
masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuan, pengusaha dan
sebagainya), untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggung jawab
untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan
dan tuntutan sekolah dan masyarakat atau stakeholder yang ada.

vi
Dengan demikian sekolah memiliki kemandirian lebih besar dalam
mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu, menyusun
rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan mutu, dan
melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki fleksibilitas
pengelolaan sumber daya sekolah, dan memiliki partisipasi yang lebih besar
dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.
Sedangkan dalam konteks pendidikan, menurut Kementrian
Pendidikan Nasonal yang dikutipoleh Mulyasa, pengertian mutu mencakup
input, proses, dan output pendidikan. Input pendidikan merupakan sesuatu
yang harus tersedia karena dibutuhkan demi berlangsungnya suatu peroses.
Sementara proses pendidikan merupakan perubahansesuatu menjadi sesuatu
yang lain. Selanjutnya, output pendidikan merupakan kinerja sekolah, yaitu
prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan prilaku sekolah. Oleh sebab
itu, mutu dalam dunia pendidikan dapat dinyatakan lebih mengutamankan
padakeberhasilan siswa. Dengan kata lain, program perbaikan sekolah
dilakukan lebih secarakreatif dan konstruktif.
Manajemen mutu pendidikan adalah suatu cara dalam mengelola
lembaga pendidikan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan
secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas lembaga pendidikan.

B. Strategi dan Teknik Manajemen Peningkatan Mutu atau TQM

Ada empat teknik TQM yang dapat dikembangkan dalam menetapkan


manajemen peningkatan mutu yaitu: school review, benchmarking, quality
assurance, dan quality control.
School review adalah proses yang mengharuskan keterkaitan seluruh
komponenlembaga pendidikan bekerja sama dengan berbagai pihak yang
memiliki keterkaitan,misalnya orang tua, atau tenaga professional, untuk
mengevaluasi keefktifan kebijakanlembaga pendidikan, program dan

vii
pelaksanaannya, serta mutu lulusannya. Denganmetode ini, kita dapat
membeberkan kelemahan, kekuatan, prestasi lembaga pendidikandan
memberikan rekomendasi untuk penyusunan perencanaan strategis
pengembanganlembaga pendidikan di masa mendatang.
Benchmarking merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik
proses,maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu, untuk
kepentingan praktis.Dengan demikian, standar tersebut direfleksikan dalam
realitas yang ada.
Quality assurance artinya bahwa konsep ini mengandung jaminan
bahwa proses yang berlangsung dilaksanakan sesuai dengan standard dan
prosedur yang telahditetapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan hasil (out
put) yang memenuhi standaryang ditentukan pula.
Quality control merupakan suatu sistem yang untuk mendeteksi
terjadinya penyimpangan kualitas out put yang tidak sesuai dengan standar.
Konsep ini berorientasi pada out put untuk memastikan apakah output sesuai
dengan standar. Oleh karena itu,konsep ini menuntut adanya indikator yang
pasti dan jelas.
menurut Purwati terdapat empat pendekatan dalam meningkatkan
mutu pendidikan yaitu: 1) suatu lembaga pendidikan harus
memformulasisikan visi apa yang dimaksud kualitasdan bagaimana dapat
dicapai. 2) menejemen ikut terlibat secara aktif. 3) lembaga pendidikan harus
cermat dan berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisasikanupaya
perbaikan mutu dengan langkah awal yang betul-betul efektif dan 4)
pengendaliandilakukan seluruh proses. Dalam memformulasikan strateginya,
Menejemen peningkatan mutu menggunakanmodel pendekatan menejemen
strategis yaitu suatu pendekatan yang sistematis bagi suatutanggung jawab
menejemen, mengkondisikan organisasi ke posisi yang dipastikanmencapai
tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan

viii
danmembuat lembaga pendidikan menjamin tercapainya mutu dan melalui
pendekatan iniharus dipastikan tujuan tercapai.
Terdapat lima langkah formulasi strategi yaitu, perumusan visi dan
misi yaitu pencitraan bagaiman sekolah seharusnya nereksistensi, asesmen
lingkungan eksternalyaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu
pendidikan yang dapatdisediakanoleh lembaga pendidikan, asesmen
organisasi yaitu merumuskan danmemberdayakan sumber daya sekolah secara
optimal, perumusan tujuan kusus yaitu penjabaran dari pencapaian visi dan
misi yang ditampakkkan dalam tujuan sekolah dantujuan tiap- tiap mata
pelajaran, penetuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepatuntuk
mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan
prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan.
Penerapan TQM yang efektif juga harus memperhatikan beberapa
aspek yang mempengaruhi mutu, yaitu: culture, commitment, dan
communication Sedangkan menurut Mulyasa, terdapat tiga dimensi utama
yang harus dperhatikan yang akanmenetukan keberhasilan, ketiga dimensi itu
adalah, koordinasi, komuniasi, dan supervisi. Budaya yang dimaksud di sini
meliputi asumsi-asumsi, nilai-nilai dan aturan yangmengikat kebersamaan
dalam organisasi.
Keberhasilan TQM dari suatu organisasi ditentukan oleh bagaimana
organisasi menciptakan budaya seperti: (a) inovasi dipandanng sebagai nilai
yang tertinggi; (b) status dinomorduakan, yang yang dipentingkan adalah
performansi dan kontribusi; (c) kepemimpinan adalah suatu kunci dari
kegiatan/tindakan, bukan posisi; (d) ganjaran dibagi rata melalui kerja tim; (e)
pemberdayaan untukmencapai tujuan yang menantang didukung oleh
pengembangan yang berkelanjutan dankeberhasilan seharusnya merupakan
iklim untuk memotivasi diri sendiri.
Keberhasilan TQM suatu organisasi seharusnya melahirkan rasa
kebanggaan dankesempatan untuk berkembang bagi orang-orang di dalamnya

ix
(staf dan klien), sehinggamereka merasa memiliki dalam mewujudkan tujuan
organisasi bersama di antara semuastaf administrasi dan dosen. Komitmen
berarti juga keterlibatan menanggung resikodalam mencapai tujuan, menuntut
kerja yang sistematik dengan meneruskan informasimengenai adanya
kesempatan melakukan inovasi dan pengembangan.
Komunikasi diantara anggota tim memiliki kekuatan, walaupun
sederhana, tetapiefektif. Komunikasi harus didasarkan pada kenyataan dan
pengertian yang murni, bukannya asumsi, apalagi humor.
Penerapan TQM di lembaga pendidikan mengarahkan peningkatan
organisasi berkelanjutan, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia
untuk meningkatkansemua aspek organisasi, dan mengarah kepada
terpenuhinya kebutuhan klien saat ini dan saat mendatang.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam Peningkatan Mutu

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem


manajemenkualitas dunia, sehingga diperlukan perubahan besar dalam budaya
dan sistem suatuorganisasi seperti lembaga pendidikan. Ada 10 faktor yang
harus diperhatikan oleh penyelenggara pendidikan di lembaga agar dapat
memenuhi standar total quality managemen yaitu:
 Kepuasan Klien
Dalam istilah bisnis, klien adalah orang yang membeli dan menggunakan
produk perusahaan. Sedangkan di sini adalah siswa,orang tua dan
masyarakat atau stake holder, Tujuan bisnis pada hakekatnya adalah
untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Dalam penerapan
TQM di lembaga pendidikan, kualitas ditentukan oleh pelanggan yaitu
siswa, dan kita juga harus berupaya menciptakan kepuasan siswa.
 Obsesi terhadap Kualitas
Dalam era globalisasi lembaga pendidikan menghadapi persaingan ketat
denganlembaga pendidikan dari seluruh Indonesia. Meningkatnya

x
intensitas dan persainganmenyebabkan setiap lembaga pendidikan harus
berusaha meningkatkan kualitas agarkepuasan pelanggan terwujud.
Kerangka dalam kualitas harus didasarkan pada duaalasan pokok, yaitu:
(1) orientasi pemasaran, lembaga pendidikan harus dapatmemenuhi
semaksimal mungkin kebutuhan dan persyaratan yang
ditetapkanstakeholder; dan (2) orientasi internal lembaga pendidikan,
lembaga pendidikan harus menghindari kerugian, pemborosan dan jatuh.
Diupayakan maksimalisasi setiap staf, karyawan, dan guru penghematan
energi sumber daya manusia dan mengidentifikasi peluang pemecahan
masalah.
 Pendekatan Ilmiah
Melalui manajemen kepemimpinan yang baik keputusan yang kadang
kala bersifatsubjektif bisa diminimumkan. Salah satu kuncinya sukses
dalam TQM adalahmenggunakan pendekatan ilmiah, dalam pendekatan
ilmiah, pengambilan keputusandidasarkan pada data, mencari sumber
penyebab dan mengupayakan solusi dalamwaktu yang singkat.
 Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Oleh
karena itudibutuhkan budaya yang baru pula. Agar penerapan TQM dapat
berjalan denganlancar, maka perubahan budayanya pun harus diupayakan
dengan komitmen jangka panjang di lembaga pendidikan Manajemen
puncak memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
perubahan budaya yang menghargai peningkatan kualitassecara terus
menerus dalam jangka panjang.
 Kerjasama Tim
Tim merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama.
Disebut tim jikamemiliki karakteristik sebagai berikut: (1) semua
anggotanya harus memahami danmenyepakati misinya agar tim dapat
bekerja dengan efektif; (2) semua anggotamenaati peraturan yang

xi
berlaku; (3) ada pembagian tanggungjawab dan wewenangyang adil bagi
setiap anggota tim; dan (4) setiap anggota beradaptasi terhadap
perubahan yang positif di mana setiap anggota saling membantu dalam
beradaptasi
 Perbaikan secara Berkesinambungan
Perbaikan secara kesinambungan merupakan unsur paling fundamental
dalam TQM.Perbaikan berkesinambungan akan berhasil dengan baik bila
disertai dengan usahasumber daya manusia yang tepat, kepercayaan diri,
praktis karena faktor manusiamerupakan dimensi terpenting dalam
perbaikan kualitas dan produktivitas, di Jepangdikenal konsep Kaizen.
 Pendidikan dan Pelatihan
Pelatihan berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan staf administrasi
dan guru yang telah dilakukan dan apa yang sudah dilatihkan dapat
diaplikasikan dengansegera. Dengan demikian, materi pelatihan harus
bersifat praktis. Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Walaupun
pendidikan lebih bersifat filosofis dan teoritis,meskipun demikian
pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yakni pembelajaran

xii
xiii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen mutu pendidikan adalah suatu cara dalam mengelola


lembaga pendidikan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan
secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas lembaga pendidikan.
Manajemen peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari
berbagai faktor yang perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah klien (pelanggan),
kepemimpinan, tim, proses danstruktur.
Ada empat teknik TQM yang dapat dikembangkan dalam menetapkan
manajemen peningkatan mutu yaitu: school review, benchmarking, quality
assurance, dan quality control.
Terdapat empat pendekatan dalam meningkatkan mutu pendidikan
yaitu : 1, suatulembaga pendidikan harus memformulasisikan visi apa yang
dimaksud kualitas dan bagaimana dapat dicapai. 2. menejemen ikut terlibat
secara aktif. 3. lembaga pendidikan haruscermat dan berhati-hati dalam
merencanakan dan mengorganisasikan upaya perbaikan mutudengan langkah
awal yang betul-betul efektif dan 4. pengendalian dilakukan seluruh proses.
Ada 10 faktor yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pendidikan
di lembaga agardapat memenuhi standar total quality management yaitu:
kepuasan klien, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka
panjang, kerja sama tim, perbaikan secaraberkesinambungan, pendidikan dan
pelatihan

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Hosnan “Manajemen Peningkatan Mutu” materi kuliah , 2014M.


Hosnan dan Suherlan “Kamus Profesional Guru”, Jakarta: 2011

Edward Sallis “ Total Quality Management ini Education”

terj. Menejemen MutuPendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD, 2007

Syaiful Sagala “Menejemen Strategik dalam Peningkatan Mutu


Pendidikan” Bandung: Alfabeta, 2009

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan


Insoneia.

Manajemen Pendidikan :Bandung; Alfabeta, 2014.

xv

Anda mungkin juga menyukai