ORGANISASI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. KH. Hasan Baharun, M.Pd.
Di susun oleh :
IDA MAIMUNA
NIM. 2352600058
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga Makalah “MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN
PRILAKU” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga shalawat serta salam
dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, atas segenap keluarga, para
sahabat dan mereka yang senantiasa .
Harapan penulis dengan diselesaikanya makalah ini, semoga memberi
manfaat baik untuk diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam tentang
pemeriksaan diagnostik pada sistem pencernaan atau pun untuk pembaca yang bisa
menjadikan makalah ini sebagai referensi.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain
tidak lepas dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. . selaku Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton.
2. Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd.. Direktur Program Pasca Sarjana
3. Dr. H. Ahmad Fawaid, M.Th.I, S. Ag.,M. Pd I Selaku Dekan Fakultas Agama
Islam.
4. Orang tua selaku pemberi dukungan moral dan material.
5. Rekan-rekan Pasca Sarjana Universitas Nurul Jadid Paiton.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyajikan yang terbaik, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ruang dan waktu. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar total quality control (TQC)
dalam pendidikan ?
2. Apakah pengertian dan manfaat total quality control (TQC) dalam
pendidikan ?
3. Sistem manajemen total quality control (TQC) dalam pendidikan ?
4. Penerapan dan pemecahan masalah dalam total quality control (TQC)
dalam pendidikan ?
4
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui Apakah yang dasar-dasar total quality control (TQC)
dalam pendidikan ?
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengertian dan manfaat total quality control
(TQC) dalam pendidikan ?
3. Untuk mengetahui Sistem manajemen total quality control (TQC) dalam
pendidikan?
4. Untuk mengetahui Penerapan dan pemecahan masalah dalam total quality
control (TQC) dalam pendidikan ?
1.4.Manfaat
1. Agar kita bisa mengetahui dasar-dasar total quality control (TQC) dalam
pendidikan
2. Agar kita bisa mengetahui mengetahui Bagaimana pengertian dan manfaat
total quality control (TQC) dalam pendidikan
3. Agar kita mengetahui mengetahui Sistem manajemen total quality control
(TQC) dalam pendidikan
4. Agar kita mengetahui Bagaimana mengetahui Penerapan dan pemecahan
masalah dalam total quality control (TQC) dalam pendidikan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pelanggan pendidikan dalam proses pendidikan. Mutu adalah hal yang
esensial sebagai bagian dalam proses pendidikan. Sebagai sebuah yang esensial,
maka manajemen mutu terpadu dalam pendidikan haruslah menempatkan
pelanggan dan produk. Oliver berpendapat, agar dalam bidang pendidikan tercapai
kebutuhan pelanggan hari ini dan mendatang, maka diperlukan pengembangan
kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar yang
diteliti (Syafaruddin, 2002:47). Untuk mengembangkan kurikulum secara terus
menerus berdasarkan suara hati dari pasar, maka lembaga pendidikan/sekolah wajib
melakukan survei tentang apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan. Pelanggan
disini mengacu pada peserta didik, tenaga pendidik/guru, staf sekolah,
serta survei kebutuhan pengguna lulusan sekolah. Setelah ini ditemukan, maka
selanjutnya sekolah dapat menetapkan seperangkat rencana pengembangan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar kepada siswa dalam proses belajar-
mengajar.
7
Model implementasi TQM tersebut dimulai dari tujuan utama TQM itu
sendiri. Tujuan utama dari TQM yaitu meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan di segala komponen pendidikan secara berkelanjutan dan bertahap.
Sedangkan prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap lembaga pendidikan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan berfokus pada pelanggan pendidikan,
peningkatan kualitas melalui proses serta melibatkan seluruh tim yang ada secara
menyeluruh. Agar berhasil, implementasi TQM di bidang pendidikan harus juga
didukung dengan adanya peningkatan kualitas pendidikan secara berkelanjutan,
melalui: kepemimpinan, pendidikan dan latihan, dukungan struktur, komunikasi,
penghargaan dan pengakuan, serta pengukuran.
melalui pelibatan seluruh karyawan dan staf bidang pendidikan serta perbaikan
secara terus menerus, demi tercapainya organisasi pendidikan yang bermutu, yang
Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh
pengikut.
8
C. Implementasi TQM dalam Pendidikan
Kata implementasi berarti penerapan; penggunaan implemen dalam kerja;
pelaksanaan; pengerjaan hingga menjadi terwujud; pengejawantahan; dan
penerapan implemen. Sedangkan TQM (Total Quality Management) menurut
Hardjosoedarmomemberikan pengertian yang cukup menyeluruh, bahwa
TQM adalah penerapan metodekuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan
untuk: 1) memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi, 2)
memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, dan 3) memperbaiki
upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan
waktu yang akan datang.
Sementara itu, menjelaskan bahwa TQM adalah satu himpunan prinsip-
prinsip, alat- alat dan prosedur-prosedur yang memberikan tuntunan dalam
praktik penyelenggaraan organisasi. TQM melibatkan seluruh anggota
melibatkan seluruh komponen dalam organisasi untuk bersama-sama
berkontribusi dalam kebijakan organisasi yang berorientasi pada perbaikan
mutu produk untuk kepuasan pelanggan (customer).
Dalam dunia pendidikan, TQM mengarahkan pada kepuasan
pelanggan baik pelanggan dalam (internal customer) maupun pelanggan luar
(eksternal customer). Pelanggan dalam seperti kepala sekolah, guru, staf dan
penyelenggara institusi. Sedangkan pelanggar luar seperti masyarakat,
pemerintah dan dunia industri. Jadi suatu institusi atau lembaga pendidikan
dikatakan bermutu apabila mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan
dalam dan pelanggan luar atas jasa yang diberikan.
Ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penerapan
TQM di dunia pendidikan, yaitu:
1. Perbaikan secara terus menerus (continous improvement). Konsep ini
mengandung pengertian bahwa pihak pengelola senantias melakukan
berbagai perbaikan dan peningkatan terus menerus untuk menjamin
semua komponen penyelenggaraan pendidikan telah mencapai standar
mutu yang ditetapkan. Konsep ini juga berarti bahwa institusi pendidikan
senantiasa memperbaharui proses berdasarkan kebutuhan dan tuntutan.
9
2. Menentukan Standar Mutu, (Quality assurance). Paham ini digunakan
untuk menentukan standar-standar mutu dari semua komponen yang
bekerja dalam proses produksi atau tranformasi lulusan institusi
pendidikan. Standar ini meliputi kepemilikan kemampuan dasar
pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan, kurikulum, dan evaluasi.
3. Perubahan Kultur (change of culture). Pimpinan institusi pendidikan
harus mampu membangun kesadaran para anggotanya akan pentingnya
mempertahankan dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Perubahan Organisasi (upside-down-organization). Penerapannya dalam
lingkungan sekolah bisa terlaksana dalam bentuk perubahan struktur
organisasi sekolah dalam manajemen berbasis sekolah. Awalnya dalam
struktur konvensional dari atas ke bawah, maka dalam struktur baru bisa
berubahandari bawah ke atas.
5. Mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the
customer). Hubungan yang baik antara institusi pendidikan dengan
masyarakat, orang tua siswa dan pihak lain, maka institusi atau
lembaga pendidikan harus mampu menjalin hubungan yang baik
dengan “pelanggannya”.
Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak
mungkin tercapai manajemen mutu terpadu. Dalam perjalanan manajemen mutu
ini muncul juga istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) yang mengacu pada
manajemen sumber daya di tingkat sekolah dan bukan di suatu sistem atau tingkat
sentralistik atau terpusat. Melalui MBSbeberapa sekolah diberikan pengawasan
lebih besar, pengelolaan anggaran danpengembangan staf, sampai pada aspek
10
kurikulum berbasis sekolah yang berarti bahwa masing-masing sekolah
memutuskan bahan-bahan ajar apa yang akan digunakan.12
Kemampuan sekolah untuk menjalankan suatu manajemen yang baik akan
sangat bergantung pada kesiapan dan kemampuan setiap komponen dalam
menjalankan tugasnya pada bidang masing-masing. Terkadang manajemen tidak
dapat berjalan baik bukan karena
kesalahan dalam implementasi namun karena ketidaksiapan dari komponen
pendidikan untukmelaksanakan perannya. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu
untuk meninjau kesiapan seluruh komponennya, baik staf, guru, siswa, kurikulum,
seluruh sistem yang saling berkaitan dalam mengefektifkan manajemen mutu
terpadu.
Ada beberapa pertimbangan yang dijadikan landasan penerapan TQM di
lembaga pendidikan. Para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas
mereka secara proaktif. Mereka harus mengembangkan proses pemecahan
masalah yang masuk akal dan dapat mengidentifikasi serta menuju pada penyebab
utamanya. Sekolah harus mampu menjadi organisasi percontohan dan dapat
mengukur apa saja yang berfungsi dengan baik dan apa yang tidak, sehingga akan
didapatkan suatu sistem yang baik dalam kelembagaan sekolah. Ada empat alasan
utama dalam adopsi TQM di lembaga pendidikan, antara lain:13
Pertama, para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsi
mereka, karena para pendidik merupakan faktor utama bagi peningkatan sekolah.
Para pendidik harus mengendalikan proses penyelesaian masalah yang berdampak
pada lingkungan belajar di sekolah.
Kedua, pendidikan membutuhkan proses pemecahan masalah yang peka
dan fokus pada identifikasi dan penyelesaian penyebab utama yang menimbulkan
masalah tersebut. Semua akar dalam masalah pendidikan bersifat sistemik, yaitu
berasal dari akar masalah yangberada dari komunitas sekolah dan berimplikasi
pada kegiatan belajar mengajar di sekolah itusendiri.
Ketiga, organisasi sekolah harus menjadi model organisasi belajar semua
organisasi.
Keempat, melalui integrasi TQM di lembaga pendidikan, masyarakat dapat
menemukan mengapa sistem pendidikan yang ada saat ini tidak berjalan dengan
baik.
11
Berdasarkan alasan tersebut, jelaslah bahwa penerapan TQM dalam dunia
pendidikan merupakan memerlukan adanya pengelolaan yang baik dan
profesional, manajemen organisasi yang baik dan penyediaan personil yang
memadai dalam menjalankan proses yang baik sehingga menghasilkan output
yang bermutu dan berkualitas tinggi.
Organisasi dalam mengendalikan dan secara kontinu meningkatkan bagaimana
kerja harus dilakukan dalam upaya mencapai harapanpengguna atau pelanggan
(customer) mengenai mutu produk atau jasa yang dihasilkan organisasi.10 Dari
beberapa pengertian ini, dapat dipahami bahwa Implementasi Total Quality
Management (TQM) adalah penerapan atau pengejawantahan konsep
manajemen yang
12
total terhadap suatu hal yang sangat bermanfaat bagi kepentingan bersama.
13
BAB V
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa manajemen mutu terpadu adalah
keinginan seseorang untuk melalukan sesuatu secara total dan sebaik-baiknya
dalam pengelolaan mutu pendidikan agar terintegritas dengan baik secara efektif
dan efisien sehingga tujuan yang telah ditetapkan bersama-sama dapat berjalan
dengan baik sehingga apabila terdapat kendala dapat diatasi secara tanggap karena
telah paham dengan keadaan yang sudah ada. Dalam hal perwujudannya di
lembaga sekolah sendirisangat dibutuhkan peran aktif dari orang tua, siswa, guru
bahkan staf yang menaungi sekolah yang dimaksud. Hal ini dilakukan agar
pencapaian mutu sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik dan tentunya sesuai
dengan hasil yang diharapkan pada awalnya.
14
Daftar Pustaka
15