Anda di halaman 1dari 11

TQM Landasan Proses Peningkatan Mutu Pendidikan Berkelanjutan

Ririn Rahma Norannisa1, Muhamad Yasin2


1
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, 2Dosen Pascasarjana iain Kediri
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
Email: alhakimrin0@gmail.com
Email: muhamadyasin@iainkediri.ac.id

Abstract

Efforts to improve the quality of education are related to a management system


that emphasizes school independence and creativity in processing the potential
of educational resources through collaboration with the government and the
community in decision making to meet the goals of improving school quality. To
become a quality educational institution, of course there are efforts made by all
elements of the institution. One of the efforts made is by implementing Total
Quality Management (TQM). The method used by researchers is. with library
methods. (library research) as well as by reviewing various written articles and
documents or files (literature reviews) related to TQM as a basis for the process
of improving the quality of education. The results of this research are regarding
the concept of educational quality. What is the measure of quality education.
Apart from that, the TQM strategy in an institution is to focus on graduate users,
obsession with quality, scientific approach, long-term commitment, teamwork,
continuous improvement, education and training, free and controlled culture,
equality of perception and goals, order and resource empowerment man.

Keywords : Total Quality Manajemen, quality of education

Abstrak

Usaha dalam peningkatan mutu pendidikan berkaitan dengan sistem


pengelolaannya yang menekankan kepada kemandirian dan kreativitas sekolah
di dalam mengolah potensi sumber daya pendidikan melalui kerja sama dengan
pemerintah dan masyarakat di dalam pengambilan keputusan guna memenuhi
tujuan peningkatan mutu sekolah. Untuk menjadi sebuah lembaga pendidikan
yang bermutu, tentunya ada upaya yang dilakukan oleh seluruh elemen lembaga
tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penerapan Total
Quality Management (TQM). Metode yang digunakan peneliti adalah. dengan
metode kepustakaan. (library research) serta dengan melakukan penelaahan
terhadap berbagai tulisan artikel maupun dokumen atau file (review literature)
yang terkait dengan TQM sebagai landasan proses meningkatkan mutu
pendidikan. Hasil dari peniloitian ini adalah mengenai konsep dari mutu
pendidikan. Bagaimana ukuran pendidikan yang berkualitas. Selain itu juga
strategi TQM dalam suatu lembaga adalah dengan fokus pada pengguna lulusan,
obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang,
teamwork, perbaikan secara berkelanjutan, pendidikan dan pelatihan, budaya
bebas dan terkendali, persamaan presepsi dan tujuan, ketertiban dan
pemberdayaanaan sumberdaya manusia.

Kata Kunci : Total Quality Manajemen, Mutu Pendidikan

PENDAHULUAN

Kondisi dunia yang semakin maju dan berkembang menuntut adanya persiapan yang
matang bagi semua manusia untuk masuk di dalamnya. Berbagai tantangan dunia telah
memberikan sinyal bahwa Indonesia sebagai anggota dunia harus mampu menghadapi
berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat dari perkembangan zaman dan globalisasi
yang semantara berjalan. Selain globalisasi, perkembangan teknologi informasi juga menjadi
tantangan besar bagi bangsa Indonesia, tanpa ada upaya yang baik untuk memfilter dengan
baik maka Indonesia akan terbawa dengan arus globalisasi tanpa arah. Oleh sebab itu,
pendidikan perlu dijadikan kekuatan untuk membentengi manusia Indonesia dengan kualitas
iman taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan zaman yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, semakin menuntut peningkatan kualitas pendidikan dalam berbagai aspek.
Peningkatan tersebut tidak hanya pada satu aspek saja, akan tetapi mencakup segala aspek
yang berkaitan dalam proses pendidikan mulai dari masukan (input), proses dan keluaran
(output). Salah satu tolak ukur peningkatan tersebut ada pada perbaikan aspek manajemen
yang baik. Apabila manajemen sudah diterapkan dengan baik maka institusi apapun termasuk
institusi pendidikan akan mampu menghasilkan kinerja dan hasil karya yang bermutu.
Menurut Fattah, manajemen mempunyai peran atau membantu menjelaskan prilaku
organanisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan (satisfaction).1 Hal
ini menunjukkan bahwa manajemen memiliki peran penting untuk mengantarkan kemajuan
organisasi.
Oleh karena itu, persoalan manajemen perlu mendapat perhatian karena memberikan
implikasi pada peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Dalam dunia bisnis dan industri
dikenal istilah Total Quality Management (TQM) yang kemudian diadopsi dalam dunia
pendidikan. Ada yang tetap menggunakan istilah yang sama yaitu Total Quality Management
(TQM), ada pula yang melakukan penyesuaian dengan istilah Total Quality Education
(TQE). Apapun istilah yang digunakan namun ujung dari penerapan istilah tersebut adalah
peningkatan kualitas atau aspek mutu yang semakin baik dari pengelolaan sebuah insitusi
baik bisnis, industri maupun juga pendidikan. Maka dati itu, peran TQM sangat penting
terutama dalam melandasi proses untuk meningkatkan mutu pendidikan berkelanjutan.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research yaitu
penelitian yang menitik beratkan penelaahan terhadap berbagai buku kepustakaan dan
berbagai literatur sebagai sumbernya. Sebagaimana pendapat Tatang M. Amirin bahwa
penelitian kepustakaan adalah penelitian yang menggali data-datanya dari bagan tertulis
khususnya berupa teori-teori. Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah metode dokumentasi2. Metode Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
telah berlalu dimasa-masa sebelumnya, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya
monumental dari seseorang, misalnya buku, catatan harian, biografi, foto, video, film, dan
lain-lain. 3
Penulis menganalisis dan mendeskripsikan tentang konsep TQM sebagai salah satu
landasan proses dalam meningkatkan mutu pendidikan berkelanjutan melalui beberapa teori
dan hasil penelitian dari berbagai sumber, sehingga hasil penulisan artikel ini menarik untuk
dibaca. Data dan informasi terkait fokus penulisan dalam artikel ini bersumber dari buku-
bukudan jurnal-jurnal penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Konsep Mutu Pendidikan
Menurut Deming, mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan
pasar atau konsumen. Secara luas, mutu diartikan sebagai agregat karakteristik dari
suatu produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan.
Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa
tersebut atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa

1
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.11
2
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000),
hlm. 135
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 65
tersebut.4 Dalam hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah pada Q.S: Ar-Ra’du Ayat
11
‫ّللا الَ يُغَيهِ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُغَيهِ ُرواْ َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬
َ ‫إِ َّن ه‬
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri
Ayat tersebut mengandung pesan bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan
suatu bangsa dari kenikmatan dan kesejahteraan yang dinikmatinya menjadi binasa
dan sengsara, melainkan mereka sendiri yang mengubahnya serta kepastian dari Allah
tidak dapat ditolak oleh siapapun.
Pada suatu proses pendidikan yang bermutu meliputi pada input yang dikelola
dengan program-program yang berkualitas hingga menciptakan output yang baik,
bahkan dapat berprestasi sesuai dengan bakat dan minta yang dimiliki. Dengan selalu
membuat perencaaan berdasarkan analisis kebutuhan, maka akan lebih mudah
lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan yaitu menjadikan sekolah yang bermutu.
Mutu hasil pendidikan dalam konteks ini menyangkut berbagai prestasi yang
diperoleh dalam kurun waktu tertentu. Hasil pendidikan dipandang bermutu jika
mampu melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakulikuler pada pesrta didik yang
dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelsaikan program
pembelajaran tertentu.5
Pencapaian dari prestasi sebuah lembaga pendidikan tak lepas dari team work
yang baik pula, seperti pada lingkup sekolah antara waka kurikulum, waka kesiswaan,
humas, sarana dan prasarana, kepala, guru seluruh lapisan dapat berkeja sama untuk
menjalankan program-program unggulan yang telah direncanakan agar dapat
terlaksana dengan baik. Setelah merumuskan sebuah perencanaan dengan baik dalam
suatu lembaga pendidikan, maka fungsi-fungsi dari manajemen sangat berpengaruh
dalam langkah selanjutnya, yaitu pada tahap evaluasi, karena melalui evaluasi yang
dilaksanakan maka kita sebagai pelaksana dapat mengetahui aspek apa saja yang
harus diperbaiki, dan aspek apa saja yang harus dipertahankan. Seperti hal pada suatu
lingkup satuan pendidikan, dengan memperhatikan bagaimana prestasi siswa baik
akademik maupun non akademik yang diperoleh siswa, sehingga dapat membawa

4
Ravik Karsidi, Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan Teknologi Belajar Jarak Jauh, ,
Solo: 28 Mei 2005
5
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 53
nama dari satuan pendidikan tersebut menjadikan salah satu lembaga yang berhasil
dalam pencapaian tujuannya yang termaktub dalam visi dan misi sekolah. 6
Suatu lembaga pendidikan harus menentukan dan merumuskan standar
mutunya melalui analisis sistematis terhadap komponen-komponen system
penyelenggaraan pendidikan yang mencakup masukan, proses, keluaran, dan dampak.
Komponen standar mutu ini dapat didasarkan pada PP Nomor 19 Tahun 2005, kriteria
BANPT, ISO 900:2000. Standar adalah tolak ukur yang harus dipenuhi dalam sebuah
institusi untuk digunakan sebagai dasar dalam merancang, melaksanakan, memonitor
dan menilai mutu kinerja, kadaan, dan perangkat kependidikan, serta untuk
menentukan peringkat mutu daam suatu lembaga pendidikan. Implementasi
manajemen mutu merupakan proses yang dirancang untuk membantu
mengimplementasikan mutu di sekolah. Untuk mencapainya, ada 5 standar yang harus
dimiliki, diantaranya: 1) Kepercayaan meningkat 2) Keterbukaan meningkat 3) Mutu
kinerja 4) Komitmen 5) Perbaikan berkelanjutan. Lembaga pendidikan harus
menentukan standar dalam mencapai mutunya. Mutu pendidikan dilembaga
pendidikan, selain dari 5 standar yang harus dimiliki juga harus merujuk pada delapan
standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, kompetensi
lulusan, kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan, serta dilakukan evaluasi untuk
mengukur mutu sesuai dengan standar pendidikan nasional tersebut
B. TQM Landasan Proses Peningkatan Mutu Pendidikan Berkelanjutan
Total Quality Management adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan
daya saing, efektivitas dan fleksibelitas dari keseluruhan organisasi. TQM adalah
sistem manajemen yang fokus pada orang yang bertujuan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan pengeluaran biaya yang rendah. Macdonald (1993, p.6)
menyatakan bahwa ”TQM is therefore a change agent which is aimed at providing a
customer–driven organisation”. TQM adalah agen perubahan yang ditujukan untuk
mengarahkan organisasi agar berorientasi pelanggan. Dengan demikian semua
aktivitas dalam organisasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan. Total Quality Management tidak bekerja untuk kepentingan orang lain,
tetapi fokus pada kepentiangan pelanggan. Pemahaman ini tidak hanya diperuntukkan
bagi manajer senior saja, melainkan untuk semua orang yang ada dalam organisasi.

6
Nur Aimmatul Aula, dkk, Pengembangan Mutu sEkolah melalui Pendekatan TQM, dalam Jurnal
TQM bertujuan untuk memenuhi harapan pelanggan, dan jika memungkinkan bisa
melebihinya. Selain harapan pelanggan terus berubah dan meningkat dari waktu ke
waktu, dan karenanya TQM merupakan filosofi dari perbaikan terus-menerus
(continuous improvement). TQM sendiri bukan menjadi tujuan akhir, tetapi tujuan
antara yang masih mengalami proses yang panjang.
Manajemen Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit,
khususnya di lingkungan berbagi badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah
terbukti keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya
masing–masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif. Kondisi seperti ini telah
mendorong berbagai pihak untuk mempraktekannya di lingkungan organisasi
nonprofit termasuk di lingkungan lembaga pendidikan. TQM adalah manejemen
fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada
peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat
yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan
pembangunan masyarakat (community development). Konsepnya bertolak dari
manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya
yang dimiliki, yang harus diintegrasi pula dengan pentahapan pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen, agar terwujud kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang
berkualitas. Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu terpadu harus dilakukan melalui
tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis dengan
metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan.
Penerapan Manajemen Mutu terpadu di sekolah tidak terlepas bagaimana
upaya kepala sekolah mampu mengendalikan mutu pengelolaan sekolah tersebut
secara terpadu. Pengendalian mutu terpadu merupakan suatu sistem yang paling
efektif untuk mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan
kualitas, dan perbaikan kualitas dari berbagai level organisasi sehingga meningkatkan
produktivitas. 7 Dari pernyataan tersebut tersirat bahwa seharusnyalah seorang kepala
sekolah harus dapat melaksanakan pengendalian mutu secara terpadu agar terjadi
peningkatan hasil yang lebih baik dan efektif.
Ada beberapa pertimbangan yang dijadikan landasan penerapan TQM di
lembaga pendidikan. Para pendidik harus mempunyai tanggung jawab terhadap tugas
pokok mereka secara proaktif. Mereka harus mengembangkan proses pemecahan

Manajemen Pendidikan Islam, hlm. 42


masalah yang masuk akal dan dapat mengidentifikasi serta menuju pada penyebab
utamanya. Sekolah harus mampu menjadi organisasi percontohan dan dapat
mengukur apa saja yang berfungsi dengan baik dan apa yang tidak, sehingga akan
didapatkan suatu sistem yang baik dalam kelembagaan sekolah.
Ada empat alasan utama dalam adopsi TQM di lembaga pendidikan, antara
lain:8 Pertama, para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsi
mereka, karena para pendidik merupakan faktor utama bagi peningkatan sekolah. Para
pendidik harus mengendalikan proses penyelesaian masalah yang berdampak pada
lingkungan belajar di sekolah. Kedua, pendidikan membutuhkan proses pemecahan
masalah yang peka dan fokus pada identifikasi dan penyelesaian penyebab utama
yang menimbulkan masalah tersebut. Semua akar dalam masalah pendidikan bersifat
sistemik, yaitu berasal dari akar masalah yang berada dari komunitas sekolah dan
berimplikasi pada kegiatan belajar mengajar di sekolah itu sendiri. Ketiga, organisasi
sekolah harus menjadi model organisasi belajar semua organisasi. Keempat, melalui
integrasi TQM di lembaga pendidikan, masyarakat dapat menemukan mengapa sistem
pendidikan yang ada saat ini tidak berjalan dengan baik. Berdasarkan alasan tersebut,
jelaslah bahwa penerapan TQM dalam dunia pendidikan merupakan memerlukan
adanya pengelolaan yang baik dan profesional, manajemen organisasi yang baik dan
penyediaan personil yang memadai dalam menjalankan proses yang baik sehingga
menghasilkan output yang bermutu dan berkualitas tinggi.
Pertanyaannya adalah bagaimana menjalankan pengendalian mutu tersebut,
Hasibuan mengatakan bahwa dasar utama menjalankannya adalah mentalitas,
kecakapan, dan manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan
kualitas kerja. 9. Untuk menerapkan TQM di sekolah diperlukan syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Seluruh SDM (perangkat sekolah) yang turut serta dalam proses kegiatan
(pengelolaan sekolah) harus mengerti dan menghayati arti TQM, mampu, bermental
baik, dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penyelesaian pekerjaannya.
2. TQM sebagai totalitas pengendalian terhadap mutu produk (lulusan) secara bertahap
dan merupakan rangkaian suatu proses diharuskan agar setiap kelompok kerja (guru)
bekerja benar dalam rangkaian terpadu dari gugus kendali mutu tersebut.

7
Malayu SP Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,((Jakarta: Bumi Aksara, 2000) hal. 219
8
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cet. 9, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal.
483-484.
3. Seluruh mata rantai dalam subsistem harus mampu bekerja efisien dan efektif dengan
didukung sikap mental positif dari setiap individu anggotanya. Sikap mental positif
adalah kesediaan untuk bekerja produktif dalam spirit kerjasama yang kuat, untuk
mencapai mutu kerja yang tinggi.
4. Sarana, prasarana, dan Lingkungan kerja harus mendukung pelaksanaan TQM. Setiap
individu karyawan harus mengetahui dan berpartisipasi dalam mengerjakan pekerjaan
secara benar, sehingga barang/jasa (lulusan) yang dihasilkan bermutu tinggi.
Beberapa strategi sebagai komponen TQM dalam peningkatan mutu
pendidikan berkelanjutan diuraikan secara rinci berikut ini: 10
1. Fokus pada pengguna lulusan
Pengguna lulusan pada suatu lembaga pendidikan terdiri dari pelanggan
internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal berpengaruh terhadap kualitas
manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan kualitas lulusan.
Pelanggan eksternal berpengaruh terhadap kualitas lulusan suatu lembaga
pendidikan.
Karakteristik lembaga pendidikan yang berfokus pada pelanggan adalah; (1)
visi, misi, komitmen dan suasana lembaga pendidikan, (2) menyesuaikan diri
dengan pengguna lulusan, (3) keinginan untuk mengidentifikasi dan mengatasi
permasalahan pengguna lulusan, (4) memanfaatkan informasi dari pengguna lulusan,
(5) mendekati pengguna lulusan,(6) memiliki kemampuan dan pemberdayaan
personel sekolah, dan (7) perbaikan kualitas proses dan kualitas lulusan secara terus
menerus. Ketujuh karakteristik di atas berfokus pada pengguna lulusan dapat
dilakukan dengan cara mengevaluasi diri secara internal dan eksternal.
2. Obsesi terhadap kualitas
Penerapan TQM pada lembaga pendidikan harus terobsesi terhadap mutu
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan secara internal dan eksternal.
Penjaminan mutu internal meliputi; (1) kebijakan dan prosedur penjaminan mutu,
(2) pemantauan terhadap program secara berkala, (3) evaluasi personel lembaga
pendidikan, (4) kualitas guru/ staf, (5) sumber belajar, (6) sistem informasi,
(7) informasi publik. Penjaminan mutu eksternal meliputi; (1) Penerapan prosedur,
(2) pengembangan proses, (3) kriteria terhadap keputusan, (4) proses sesuai dengan

9
Malayu SP Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,... hal. 220
10
Hasnadi, Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan, dalam Jurnal SAP, vol.
6 no. 2, 2021, hlm. 144
tujuan yang ingin dicapai, (5) pelaporan, (6) tindak lanjut, (7) peninjauan terhadap
pelaksanaan secara berkala, dan (8) analisis seluruh sistem. Obsesi terhadap mutu
pada lembaga pendidikandiharapkan dapat melebihi dari mutu yang diharapkan oleh
pengguna lulusan.
3. Pendekatan Ilmiah
Penerapan TQM pada lembaga pendidikan membutuhkan pendekatan ilmiah
untuk mendesain tugas setiap personel lembaga pendidikan dan mendesain proses
pengambilan keputusan serta pemecahan masalah yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas. Langkah-langkah untuk melakukan
pendekatan ilmiah dalam TQM adalah; pengumpulan data, mengidentifikasi
sumber dari penyebab suatu masalah, menghasilkan solusi yang tepat, dan
merencanakan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
4. Komitmen jangka panjang
Komitmen jangka panjang dan berkelanjutan dibutuhkan dalam penerapan
TQM dan harus menjadi sebuah budaya pada lembaga pendidikan untuk mencapai
mutu. Komitmen seluruh personel lembaga pendidikan tentang pentingnya mutu dan
melakukan upaya-uapaya peningkatan mutu sangat mempengaruhi keberhasilan
lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Komitmen staf dan
organisasi berpengaruh terhadap kinerja staf dan kinerja manajemen mutu. Oleh
karena itu, komitmen untuk menjaga mutu dan meningkatkan mutu pendidikan
sangat dibutuhkan secara jangka panjang.
5. Teamwork
Teamwork dan kemitraan perlu dijalin dan dibina antar personel lembaga
pendidikan, orang tua siswa, lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, serta
masyarakat di lingkungan lembaga pendidikan, sehingga berdampak pada efektivitas
dan kepuasan tim . Keberhasilan teamwork dapat dilakukan dengan cara;
kepemimpinan, kepercayaan, saling membutuhkan, saling melengkapi,
menggunakan bahasa komunikasi yang baik, kemampuan pemecahan masalah,
kemampuan mengelola konflik, danevaluasi yang berkelanjutan.
6. Perbaikan sistem secara berkelanjutan
Perbaikan sistem secara berkelanjutan memiliki dampak positif terhadap
manajemen organisasi yang memiliki pedoman dan program kerja secara
berkelanjutan dalam pengelolaan organisasi. Upaya perbaikan dan peningkatan
mutu dapat dilakukan melalui supervisi pendidikan yang dilakukan secara
demokratis, komprehensif, konstruktif, objektif,dan berkesinambungan. Oleh
karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara berkelanjutan sehingga mutu
pendidikan yang dicapai dapat meningkat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna
lulusan.
7. Pendidikan dan pelatihan
Lembaga pendidikan yang menerapkan TQM akan memberikan kesempatan
bagi seluruh personil sekolah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
merupakan sebagai faktor fundamental. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan teknisnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
8. Budaya bebas dan terkendali
Penerapan konsep TQM pada lembaga pendidikan memiliki budaya lembaga
pendidikan yang melibatkan dan memberdayakan personel sekolah dalam
pengambilan keputusan serta pemecahan masalah. Keterlibatan personel sekolah
dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat meningkatkan rasa memiliki
dan tanggungjawab personel sekolah terhadap pencapaian tujuan dan mempengaruhi
kualitas lembaga pendidikan.
9. Persamaan persepsi dan tujuan
Persamaan persepsi dan tujuan lembaga pendidikan perlu dilakukan agar
penerapan TQM dapat diterapkan dengan baik. Pimpinan lembaga pendidikan
perlu mengarahkan seluruh staf kepada tujuan yang sama tentang usaha-usaha yang
dilakukan. Persepsi personel lembaga pendidikan memberikan kontribusi secara
signifikan terhadap komitmen organisasidalam mencapai tujuan.
10. Keterlibatan dan pemberdayaan sumberdaya manusia
Keterlibatan dan pemberdayaan sumber daya manusia pada lembaga
pendidikan sangat penting dilakukan dalam penerapan TQM. Keterlibatan personel
sekolah dapat bermanfaat untuk meningkatkan keputusan, rencana, dan perbaikan
yang lebih baik dan lebih efektif. Keterlibatan personel sekolah juga bermanfaat
untuk meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab atas keputusan yang
melibatkan personel yang harus melaksanakannya. Keterlibatan karyawan
berpengaruh terhadap kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan.
Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia hendaknya dilakukan secara bersama
antara pemerintah, sekolah dan masyarakat yang memiliki peran yang sangat penting
dalam rangka pencapaian mutu pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Aula, Nur Aimmatul, dkk. Pengembangan Mutu Sekolah melalui Pendekatan TQM,
dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, hlm. 42
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik. Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Hasnadi.2021. Total Quality Management: Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan.
dalam Jurnal SAP, vol. 6 no. 2
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nanang Fatah. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai