Anda di halaman 1dari 15

PEMBIAYAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS/MUTU PENDIDIKAN

Abdurrahman, Eva Zakiyatul Fakhiroh


Institut Agama Islam Negeri Madura
Email: abdurrahmantbi@gmail.com, evazakiyatul13@gmail.com

Abstrak
Pendidikan yang bermutu merupakan pendidikan yang mampu menciptakan
lulusan yang memiliki kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi akademik
maupun kompetensi kejuruan. Peningkatan mutu pendidikan bagi sebuah
lembaga pendidikan saat ini merupakan prioritas utama. Tujuan artikel ini yaitu
untuk mengetahui bagaimana pembiayaan dan peningkatan kualitas/mutu
pendidikan. Dalam proses pencapaian hasil mutu semua stakeholder lembaga
harus berkolaborasi dalam rangka menggerakkan seluruh kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai mutu yang ditentukan. Penyelenggaraan manajemen
mutu dalam dunia pendidikan menjadi acuan dalam mencapai cita-cita nasional
Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa secara maksimal dan
berkualitas melalui peningkatan fungsi pendidikan.
Kata Kunci: Pembiayaan, Mutu, Pendidikan

Abstract
Quality education is education that is able to produce graduates who have the ability
or competence, both academic competence and vocational competence. Improving the
quality of education for an educational institution is currently a top priority. The
purpose of this article is to find out how to finance and improve the quality of education.
In the process of achieving quality results, all institutional stakeholders must
collaborate in order to mobilize all their capabilities to achieve the specified quality.
The implementation of quality management in the world of education is a reference in
achieving Indonesia's national ideals, namely to educate the nation's life optimally and
with quality through improving the function of education.
Keywords: Financing, Quality, Education
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam perkembangan
suatu bangsa. Hal ini dikarenakan pendidikan berperan dalam mendorong kemajuan dan
pertumbuhan bangsa. Program yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan
bangsa menjadi salah satu aspirasi utama negara, sebagaimana tercantum dalam pembukaan
undang-undang dasar Republik Indonesia. Sejumlah langkah telah dilakukan oleh pemerintah
dan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan.1
Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan dengan
kemampuan dan kompetensi yang mencakup baik aspek akademik maupun kejuruan. Selain
itu, pendidikan tersebut juga didasari oleh kemampuan personal dan sosial, serta didukung oleh
nilai-nilai moral yang tinggi. Secara keseluruhan, pendidikan tersebut bertujuan untuk
membekali siswa dengan keterampilan hidup (life skill) yang komprehensif, sehingga
menghasilkan manusia yang utuh atau memiliki kepribadian yang terintegrasi (integrated
personality), yang mampu menggabungkan iman, ilmu, dan amal. Mutu atau kualitas sebuah
lembaga pendidikan dapat dianggap baik jika lulusannya berhasil mencapai target atau standar
yang ditetapkan oleh lembaga tersebut.
Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan prioritas utama bagi sebuah lembaga
pendidikan pada saat ini. Fokus pada peningkatan mutu pendidikan menjadi aspek yang paling
penting dalam membangun sistem pendidikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, para
pendidik atau tenaga kependidikan perlu mengadopsi prinsip manajemen yang memungkinkan
perubahan dan pengembangan menuju pendidikan yang berkualitas. Pendidikan memainkan
peran yang sangat besar dalam persiapan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang handal, yang tidak hanya mampu bersaing secara sehat, tetapi juga memiliki nilai
kebersamaan yang tinggi dengan sesama manusia. Ilmu pendidikan termasuk dalam kategori
ilmu pengetahuan yang bersifat praktis, karena ilmu tersebut difokuskan pada praktik dan
tindakan yang memengaruhi peserta didik.
Pentingnya mencapai kualitas pendidikan menjadi suatu hal yang harus diupayakan.
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kurikulum, kebijakan pendidikan,
fasilitas pendidikan, penggunaan teknologi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, serta
sumber daya manusia. Pendidikan memiliki peran penting dalam persiapan generasi
mendatang yang dapat berperan aktif dalam kehidupan beragama, bernegara, dan berbangsa.

1
Mokh. Fakhruddin Siswopranoto, “Standar Mutu Pendidikan,” Al-Idaroh: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan
Islam, 1, 6 (Maret 2022): 18.
Tugas berat pendidikan ini mengimplikasikan kebutuhan akan pendidikan berkualitas yang
membentuk karakteristik bangsa yang intelek, unggul dalam berbagai bidang, serta mendorong
perilaku, etika, dan moral yang baik sebagai bekal menghadapi era globalisasi.2
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif jenis library research. Penelitian
jenis ini meruapakan serangkaian aktivitas yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka,
pembacaan, pencatatan, serta pengolahan bahan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian
yang memanfaatkan sumber kepustakaan untuk mendapatkan data penelitiannya.
Dalam hal ini, penelitian dilakukan dengan berbagai telaah, mencatat terkait
pembiayaan dan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data-data yang relevan, selanjutnya akan dilakukan analisisis data dengan cara
pembacaan cermat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengertian Pembiayaan Pendidikan
Keuangan adalah salah satu sumber pendukung untuk sekolah menuju kelangsungan
hidup dan produktivitas dalam mengawasi pelatihan. Menurut KBBI online, pendanaan
mencakup semua biaya.3
Hasbullah menyatakan bahwa pembiayaan sekolah adalah proses pemungutan biaya
dan pengawasan anggaran pendapatan dan belanja pendidikan. Akibatnya, sejumlah uang
dihabiskan untuk berbagai inisiatif pendidikan, termasuk gaji guru, peningkatan peralatan
profesional, pembelian alat dan buku pelajaran, alat tulis, kegiatan ekstrakurikuler, manajemen
pendidikan, dan pengawasan pendidikan.4 Dengan demikian, pembiayaan pendidikan adalah
uang yang diberikan kepada sekolah untuk membantu setiap aspek proses pembelajaran dan
untuk berbagai tujuan dalam pengelolaan pendidikan.5
Kemudian Harsono dalam bukunya yang berjudul Administrasi Penunjang Pendidikan,
biaya dapat diartikan sebagai berbagai macam biaya yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pelatihan.

2
Arnita Niroha Halawa dan Dety Mulyanti, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Kualitas Mutu
Instansi Pendidikan Dan Pembelajaran,” Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan dan Bahasa, 2, 2 (Mei 2023):
58–59.
3
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (n.d). Pendanaan. In Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kbbi.kemendikbud. go.id.
4
Mohammad Rojii, dkk, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam (Sidoarjo: Umsida Press, 2020), 17.
5
Ade Milliani dkk, “Teori dan Konsep Dasar Pembiayaan (cost) dalam Pendidikan Islam,” Jurnal Intelegensia,
2, 6 (Desember 2018).
Sementara Hallak dalam bukunya Analisis Biaya dan Pengeluaran Pendidikan, biaya
pendidikan juga dapat diibaratkan sebagai kegiatan yang dikeluarkan untuk pendidikan, baik
berupa barang maupun tenaga (yang dapat dinilai dengan uang) atau dalam bentuk uang.
Artinya bahwa pendanaan, baik berupa uang, tenaga, maupun barang, merupakan salah
satu sumber daya yang secara langsung dapat menunjang efektivitas dan pelaksanaan
manajemen pendidikan. Apalagi ketika diterapkan MBS yang menuntut sekolah mampu
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan
dana secara transparan di depan masyarakat dan pemerintah.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan adalah dana yang diberikan kepada
sekolah untuk membantu setiap aspek proses dan kegiatan pembelajaran serta untuk berbagai
tujuan dalam pengelolaan pendidikan.
Kualitas/Mutu Pendidikan
Kualitas atau mutu berarti berkaitan pada kepuasan pelanggan sepenuhnya. Nasution
mengutip Garvin yang mengatakan bahwa kualitas adalah kondisi dinamis yang melibatkan
produk, orang atau tenaga kerja, proses dan tugas, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Kesesuaian dengan persyaratan, atau kesesuaian dengan apa yang diminta atau standar,
adalah bagaimana Crosby mendefinisikan kualitas.6 Manajemen mutu pendidikan adalah
ikhtiar dalam meningkatkan mutu pendidikan madrasah melalui pendekatan balanced
scorecard.
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan mutu sebagai
ukuran baik buruknya suatu benda; kecepatan tingkat atau derajat (kecemerlangan,
pengetahuan, dan lain-lain). Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa kualitas adalah tindakan
atau tingkat suatu barang sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau dinormalisasi untuk
memenuhi loyalitas konsumen.
Unsur-unsur pelaku yang terlibat dalam proses pencapaian hasil mutu harus
berkolaborasi dalam rangka menggerakkan seluruh kemampuan lembaga pendidikan untuk
mencapai mutu yang ditentukan. Mereka tidak boleh bersaing satu sama lain dengan cara yang
membuat sulit untuk mendapatkan hasil yang baik ini. Mereka adalah satu kesatuan yang harus
bekerja sama dan tidak bisa dipisahkan.7

6
Baharun H. Zamroni, Manajemen Mutu Pendidikan Ikhtiar Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah
Melalui Pendekatan Balanced Scorecard (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2017), 11.
7
Slamet Margono, Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (Bogor: Institut
Pertanian Bogor, 2007), 13.
Jadi kualitas/mutu adalah ukuran dan cara sejauh mana lembaga mampu mengelola
seluruh potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses
pembelajaran, sarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan masyarakat
untuk kepuasan pelanggannya.
Pembiayaan Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada input, proses, dan output. Dalam buku
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah yang diberikan oleh Badan Diklat, disebutkan bahwa salah
satu sumber data yang signifikan adalah aset yang tersedia dan disiapkan. Agar sekolah dapat
melaksanakan proses pendidikan, sumber daya input sangat menentukan. Tujuan sekolah tidak
akan terwujud jika sumber daya yang dimilikinya tidak sesuai dengan tugasnya. Aset dirangkai
menjadi dua, yaitu SDM khusus dan sisa aset (uang tunai, perlengkapan bahan, peralatan
material, dan lain-lain).8
Sekolah memiliki karakteristik yang beragam, antara lain tingkat efektifitas proses
belajar mengajar yang tinggi, manajemen tenaga pengajar yang efisien, budaya mutu,
manajemen yang transparan, evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan, dan sebagainya.
Sedangkan output sekolah adalah prestasi yang dihasilkan oleh manajemen sekolah dan proses
pembelajaran. Secara umum, hasil dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hasil prestasi
akademik dan hasil prestasi non akademik.
Biaya adalah salah satu masukan yang sangat penting, sebagaimana dijelaskan dalam
buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Nilai ekonomi dari input atau sumber
pendidikan tertentu yang mempengaruhi mutu lulusan yang dihasilkan oleh sekolah disebut
sebagai biaya pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa
sebagai komponen utama dalam penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas. lulusan
yang berkualitas, tergantung pada kualitas pendidikannya. Saifudin menegaskan bahwa
pembiayaan pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang.9 Analisis
manajemen pembiayaan pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
menurut perspektif ekonomi Islam.
Pembiayaan pendidikan ini mutlak diperlukan untuk program sekolah, pengadaan
sarana dan prasarana, gaji guru dan pegawai, pencapaian visi dan misi sekolah, serta produksi
sumber daya manusia yang berkualitas. Kegiatan belajar mengajar dengan jelas menunjukkan
hubungan antara pendanaan sekolah dan kualitas pendidikan. Selain itu, hal ini tidak dapat

8
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Jakarta: Depdiknas, 2001).
9
Saifudin, “Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
Menurut Perspektif Ekonomi Islam,” diakses 15 Mei 2033, http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/1869.
dipisahkan dari prosedur pengelolaan. Akibatnya, proses belajar mengajar sekolah akan gagal
jika dana tidak dikelola secara efektif dan efisien untuk mendukung tujuan pendidikan.
Sekolah juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan pengelolaan pembiayaan
pendidikan yang efektif.
Sekolah dapat dibantu dalam mencapai tujuannya dengan melaksanakan tugas
pengelolaan pembiayaan pendidikan yang meliputi perencanaan, pembukuan, penggunaan
dana atau belanja, pencatatan, pemantauan, dan pertanggungjawaban. Untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, kepala sekolah, komite sekolah, guru, dan karyawan berkolaborasi
mengelola keuangan sekolah.
Manajemen pembiayaan merupakan sebuah proses dalam mengoptimalkan sumber
dana yang ada, mengalokasikan dana yang tersedia dan mendistribusikannya sebagai
fasilitas atau sarana pendukung proses pembelajaran sehingga tercipta proses pembelajaran
yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, fokus manajemen pembiayaan pendidikan pada
bagaimana sumber dana yang ada mampu dikelola secara profesional sehingga memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan.10
Dalam definisi ini ada tiga kata kunci dalam manajemen pembiayaan pendidikan,
yaitu optimalisasi sumber dana, alokasi dan distribusi. Tiga kata kunci inilah yang pada
akhirnya menjadi fungsi dari pembiayaan pendidikan itu sendiri. 1) optimalisasi sumber
dana fungsi manajemen pembiayaan adalah bagaimana lembaga pendidikan mampu
mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan pendidikan yang diperoleh. 2) alokasi
alokasi dalam manajemen pembiayaan pendidikan merupakan proses financial decision.
Disinilah kebijakan alokasi pembiayaan pendidikan ditentukan. Kebijakan dalam
menentukan alokasi ini harus mengedepankan program prioritas dalam sebuah proses
pendidikan. 3) distribusi, merupakan proses penyaluran dana sesuai dengan alokasi yang
telah ditentukan. Dalam fungsi manajemen pembiayaan pendidikan, dikatakan bahwa dana
(biaya) memainkan peran penting dalam pendidikan pada tiga area; pertama, ekonomi
pendidikan dalam kaitannya dengan pengeluaran masyarakat secara keseluruhan; kedua,
keuangan sekolah kaitannya dengan kebijakan sekolah untuk menerjemahkan uang
terhadap layanan kepada peserta didik dan ketiga, pajak administrasi bisnis sekolah yang
harus diorganisir secara langsung berkaitan dengan tujuan kebijakan.

10
A. Riadi, “Pendidikan Karakter Di Madrasah/Sekolah. Ittihad,” Jurnal Ittihad, 26, 14 (2016),
https://doi.org/10.18592/ittihad.v14i26.868.
Pusat perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah bagaimana mengalokasikan
sumber-sumber terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam mungkin tak
terhingga.Untuk menjalankan fungsi manajemen pembiayaan secara efektif, maka kita
harus memerhatikan prinsip-prinsip yang menjadi dasar pengelolaannya. Diantara prinsip
manajemen pembiayaan pendidikan adalah: 1) akuntabilitas (accountability) 2) transparan
3) integritas 4) konsistensi 5) efektif dan efisien.
Pada prinsipnya sumber pembiayaan pendidikan bisa diperoleh dari berbagai
sumber selama sumber itu diperoleh secara halal dan bisa dipertanggungjawabkan. Biaya
dalam pendidikan meliputi biaya langsung dan biaya tak langsung. Biaya langsung terdiri
dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan
belajar peserta didik berupa pembelian alat-alat belajar, biaya tranportasi, gaji guru, baik
yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun peserta didik itu sendiri.11
Dukungan finansial yang cukup akan mempermudah proses manajerial suatu
lembaga pendidikan untuk berbuat banyak dalam upaya memajukan lembaga pendidikan
yang dipimpin. Keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan
dalam penyelenggaraan pendidikan.12
Kedua hal tersebut merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya
kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah/madrasah bersama komponen-
komponen lainnya. Pembiayaan pendidikan sangat terkait dengan kepercayaan masyarakat
untuk turut andil dan merasa memiliki lembaga tersebut, oleh karenanya jika
madrasah/lembaga ingin mendapatkan dana dari partisipasi masyarakat maka
madrasah/lembaga harus memiliki program yang bagus. Kepercayaan memang dapat
membangunkan kesadaran seseorang untuk memberikan bantuan dana.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas/Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan tidak dapat dikatakan sempurna karena kualitas pendidikan bersifat
abstrak yang disesuaikan dengan perkembangan dunia yang dinamis. Oleh karenanya,
manajemen pendidikan perlu dikelola dengan sebaik- baiknya guna mempercepat kemajuan
pendidikan bangsa. Sistem manajemen mutu juga menawarkan pemerataan kualitas pendidikan
di seluruh penjuru nusantara.
Penyelenggaraan manajemen mutu dalam dunia pendidikan menjadi acuan dalam
mencapai cita-cita nasional Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa secara maksimal

11
A. Riadi.
12
Nurhayati, “Manajemen Pembiayaan Pendifikan dalam Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan Islam,”
Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2, 3 (Juli 2022): 59.
dan berkualitas melalui peningkatan fungsi pendidikan. Secara konseptual, manajemen mutu
terpadu berakar pada manajemen, yaitu suatu proses atau rangkaian kegiatan yang
mengintegrasikan potensi sumber daya yang ada, kemudian mengoptimalkannya melalui
fungsi manajemen untuk mencapai proses. Setiap tahapan kegiatan, strategi dan kebijakan
dalam manajemen mutu terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan
(termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis, dan metode produksi barang atau jasa yang
tepat.13
Dalam peningkatan mutu pendidikan dapat dipengaruhi oleh faktor input pendidikan
dan faktor proses manajemen pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input pendidikan terdiri dari seluruh
sumber daya sekolah yang ada. Komponen dan sumber daya sekolah menurut Subagio
Admodiwirio terdiri dari manusia (man), dana (money), sarana dan prasarana (material) serta
peraturan (policy).14 Dari pengertian diatas maka input pendidikan yang merupakan faktor
mempengaruhi mutu pendidikan dapat berupa:
a. Sumber Daya Manusia
Sebagai pengelola sekolah yang terdiri dari: 1) Kepala sekolah, merupakan guru
yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. 2) Guru, bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. 3) Tenaga
administrasi.
b. Sarana dan Prasarana
Oemar Hamalik mengemukakan sarana dan prasarana pendidikan, merupakan
media belajar atau alat bantu yang pada hakekatnya akan lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan.
c. Kesiswaan
Siswa sebagai peserta didik merupakan salah satu input yang turut menentukan
keberhasilan proses pendidikan. Penerimaan peserta didik didasarkan atas kriteria
yang jelas, transparan dan akuntabel.

13
Murniati A.R. dkk, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Kejuruan Pengembangan Sekolah Menengah
Kejuruan Sebagai Sekolah Berbasis Sistem Ganda (Dual-Based-System) dan Kewirausahawan (School-Based-
Entrepreneurship) (Yogyakarta: Deepublish, 2021), 141.
14
Hendrik A.E Lao, Manajemen Pendidikan (Klaten: Lakeisha, 2021), 15.
d. Keuangan (Anggaran Pembiayaan)
Salah satu faktor yang memberikan pengaruh tehadap peningkatan mutu dan
kesesuaian pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Sekolah harus
mimiliki dana yang cukup untuk menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena itu
dana pendidikan sekolah harus dikelola dengan transparan dan efesien.
e. Kurikulum
Salah satu aplikasi atau penerapan metode pendidikan yaitu kurikulum
pendidikan. Pengertian kurikulum adalah suatu program atau rencana
pembelajaran.15 Kurikulum merupakan komponen substansi yang utama di sekolah.
Prinsip dasar dari adanya kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional dan untuk menghasilkan
mutu sumber daya manusia yang unggul serta mengejar ketertinggalan di segala
aspek kehidupan yang disesuaikan dengan perubahan global dan perkembangan ilmu
pngetahuan dan teknologi.
f. Partisipasi atau Peran Serta Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan diharapkan menjadi tulang
punggung, sedangkan pihak pemerintah sebatas memberikan acuan dan binaan
dalam pelaksanaan program kegiatan sekolah.
g. Kebijakan Pendidikan
Salah satu peran pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
melakukan desentralisasi pendidikan. Dengan adanya desentralisasi tersebut, maka
berbagai tantangan untuk pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan
mengharuskan adanya reorientasi dan perbaikan sistem manajemen
penyelenggaraan pendidikan.16
Mutu dan kualitas pendidikan harus ditanamkan dengan baik sejak dalam
tingkat jenjang pendidikan sekolah dasar. Mutu dan kualitas pendidikan yang baik dan
berkompeten harus ditanamkan, diajarkan, dan direalisasikan sejak dini. Yaitu sejak
peserta didik berada pada jenjang sekolah dasar. Karena pada jenjang ini merupakan

15
Hendrik A.E Lao, 16.
16
Hendrik A.E Lao, 17.
awal atau pondasi setiap pengetahuan pendidikan yang didapat. Oleh karena itu mutu
dan kualitas pendidikan dijenjang sekolah dasar haruslah memilikiki standar kualitas
yang baik dan kompeten. Sehingga peserta didik memiliki bekal yang baik untuk
nantinya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kualitas pendidikan mengantarkan peserta didik untuk dapat menempuh
pendidikan selanjutnya dengan mudah dan mampu mengikuti setiap proses
pembelajaran dengan baik. Kualitas pendidikan yang baik akan tercipta dari dukungan
dari seluruh pihak yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan kata lain kualitas
pendidikan mencakup seluruh peran yang ada. Keberhasilan kualitas dan mutu
pendidikan dapat dilihat hasilnya dari capaian atau kualitas yang didapatkan.17
Rendahnya kualitas dan mutu pendidikan masih banyak terjadi di sekolah-sekolah dasar
karena banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu;
a. Pendidik/Guru
Pendidik memiliki peran vital terhadap kualitas pendidikan. Semua
masukan yang terjadi di dalam pendidikan dalam kegiatan belajar-mengajar
dimulai dari guru, jika guru mampu melaksanakan kewajibannya dengan
baik serta memiliki kreatifitas daya tarik, juga kompetensi yang baik pula
secara terstruktur pendidik akan mengikuti setiap pembelajaran dari pendidik
dengan baik dan kondusif. Namun berlaku kebalikan, jika pendidik
melaksanakan dengan tidak baik maka peserta didik pula akan menghasilkan
kualitas yang rendah pula.
b. Pemerintah dan Sistem Pendidikan
Pemerintah juga memjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya
kualitas pendidikan di jenjang Sekolah Dasar. Pemerintah menjadi
penanggung jawab penuh terhadap terselenggaranya pendidikan Sekolah
Dasar. Program yang dibuat oleh pemerintah akan diterapkan dalam
pendidikan Sekolah Dasar.
c. Sarana dan Prasarana yang Tersedia
Dalam era modern gobalisasi ini, Semua Lembaga Pendidikan dituntut
untuk menggunakan Tehnologi, Informasi, dan Komunikasi dengan baik agar
tercipta keefektifitasan. Namun kendala terjadi dijenjang Sekolah Dasar,

17
Harlen Simanjuntak, Mutu Pendidikan untuk Jenjang Sekolah Dasar (Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media,
2022), 48.
masih ada sebagian Sekolah Dasar yang belum memiliki sarana prasarana
tersebut dan belum mampu untuk menggunakannya dengan baik.18
d. Biaya Pendidikan
Sesuai Tujuan Pendidikan Nasional Pemerintah memang memberikan
anggaran biaya pendidikan kepada Sekolah Dasar dalam bentuk Dana BOS.
Namun faktanya bantuan tersebut tidak mampu untu menutupi seluruh
kegiatan yang berlangsung dalam Sekolah. Untuk itu dengan keterbatasannya
Sekolah Dasar hanya mampu mengoptimalkan dana tersebut sehingga
kualitas pendidikan kurang maksimal.
e. Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua biasanya hanya menyerahkan anaknya secara keseluruhan
kepada pihak sekolah namun ketika dirumah orang tua tidak memberikan
pengajaran dirumah. Padahal waktu yang tersedia lebih banyak berada dalam
lingkungan keluarga dan Masyarakat dari pada berada di sekolah. Tanpa ada
kerja sama antara pihak sekolah dan masyarakat tersebut membuat kualitas
pendidikan jenjang Sekolah Dasar menjadi kurang maksimal.
f. Siswa/Peserta Didik
Obyek utama dari pendidikan adalah siswa/peserta didik, peserta didik
menjadi standar atau acuan untuk menilai kualitas pendidikan. Jika peserta
didik tidak memikili rasa ingin belajar yang tinggi, peserta didik tersebut
akan cenderung untuk seenaknya dalam mengikuti pembelajran kelas.19
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu
pendidikan yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kesiswaan , keuangan (anggaran
pembiayaan), kurikulum, partisipasi atau peran serta masyarakat dan kebijakan pendidikan.
Indikator Standar Mutu Pendidikan
Secara nasional standar mutu pendidikan merujuk kepada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
meliputi:20
a. Standar Kompetensi Lulusan
Merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan.

18
Harlen Simanjuntak, 49.
19
Harlen Simanjuntak, 50.
20
Mokh. Fakhruddin Siswopranoto, “Standar Mutu Pendidikan,” 25.
b. Standar Isi
Merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
c. Standar Proses
Merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Merupakan kriteria mengenaipendidikan penjabatan dan kelayakan maupun
mental, sertapendidikan dalam jabatan.
e. Standar Sarana dan Prasarana
Merupakan kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustkaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar Pengelolaan
Merupakan kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar Pembiayaan
Merupakan kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar Penilaian Pendidikan
Merupakan kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik
Jadi indikator dari standar mutu ada 8 standar yang terdiri dari standar kompetensi
lulusan, satndar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Karakteristik Sekolah Bermutu
Sekolah merupakan lembaga yang memiliki tugas pokok untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Dalam suatu lembaga persekolahan terdapat banyak aktivitas dan orang yang
sangat tergantungdi dalamnya. Untuk itu, agar sekolah dapat memberikan jaminan bagi
kehidupan di dalamnya, sekolah harus memiliki sejumlah instrumen yang menjadi jaminannya.
Jaminan tersebut memberikan ciri eksistensi dari sekolah, dan hal ini tergantung pada kualitas
yang dimilikinya. Karena bagaimanapun suatu sekolah akan lebih maju dibandingkan dengan
lainya apabila sekolah tersebut memiliki mutu yang tinggi.
Mutu sebuah sekolah dapat dipandang dari sisi kualitatif dan sisi kuantitatif. Dari sisi
kualitatif sekolah yang bermutu dilihat dari kualitas individu yang tercermin dari keahlian yang
dimilikinya serta perilaku yang diperlihatkan, dari sisi kuantitatif dapat dilihat dari jumlah
lulusan dan nilai yang diperolehnya. Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui beberapa
cara, yaitu sebagai berikut :
a. Meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian daerah
yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes bakat (scholastic
aptitude test), sertifikasi kompetensi dan profil portofolio (portofolio profile).
b. Membentuk kelompok sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui
belajar secara kooperatif (cooperative learning).
c. Menciptakan kesempatan belajar baru di sekolah dengan mengubah jam sekolah
menjadi pusat belajar sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam-jam libur.
d. Meningkatkan pemahaman dan penghargaan melalui penguasaan materi (mastery
learning) dan penghargaan atas pencapaian prestasi akademik.
e. Membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan menawarkan kursus- kursus yang
berkaitan dengan keterampilan memperoleh pekerjaan, bertindak sebagai sumber
kontak informal tenaga kerja, membimbing siswa menilai pekerjaan-pekerjaan,
membimbing siswa membuat daftar riwayat hidupnya dan mengembangkan
portofolio pencarian kerja.
Untuk memandang mutu dari sebuah lembaga persekolahan sebenarnya dapat kita lihat
secara komprehensif, yaitu dimulai dari ketersediaan sarana prasarana penunjang,
profesionalisme pengajar dan staf, budaya organisasi yang kondusif, kepemimpinan yang
berkualitas, pengelolaan keuangan yang transparan. Apabila unsur-unsur tersebut
memperlihatkan performa yang maksimal, maka sekolah yang berkualitas yang mengarah pada
lembaga dapat diwujudkan.
Dalam konteks pengajaran di sekolah, upaya meningkatkan mutu pengajaran tidak bisa
dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas. Secara
mikro peningkatan mutu sangat berkaitan dengan perilaku profesional yang dilakukan guru
dalam proses pengajaran. Hal ini merupakan refleksi komitmen guru untuk mengendalikan
implementasi nilai, sikap, dan perilaku profesionalnya.21
KESIMPULAN
Pembiayaan adalah dana yang diberikan kepada sekolah untuk membantu setiap aspek
proses dan kegiatan pembelajaran serta untuk berbagai tujuan dalam pengelolaan pendidikan.
kualitas/mutu adalah ukuran dan cara sejauh mana lembaga mampu mengelola seluruh
potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran,
sarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan masyarakat untuk kepuasan
pelanggannya.
Tiga kata kunci fungsi dari pembiayaan pendidikan itu sendiri. 1) optimalisasi
sumber dana fungsi manajemen pembiayaan adalah bagaimana lembaga pendidikan mampu
mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan pendidikan yang diperoleh. 2) alokasi
alokasi dalam manajemen pembiayaan pendidikan merupakan proses financial decision.
Disinilah kebijakan alokasi pembiayaan pendidikan ditentukan. Kebijakan dalam
menentukan alokasi ini harus mengedepankan program prioritas dalam sebuah proses
pendidikan. 3) distribusi, merupakan proses penyaluran dana sesuai dengan alokasi yang
telah ditentukan. Dalam fungsi manajemen pembiayaan pendidikan, dikatakan bahwa dana
(biaya) memainkan peran penting dalam pendidikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu pendidikan yaitu sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, kesiswaan , keuangan (anggaran pembiayaan), kurikulum,
partisipasi atau peran serta masyarakat dan kebijakan pendidikan
Indikator dari standar mutu ada 8 standar yang terdiri dari standar kompetensi lulusan,
satndar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, yaitu meningkatkan
ukuran prestasi akademik, membentuk kelompok sebaya untuk meningkatkan gairah
pembelajaran, menciptakan kesempatan belajar baru di sekolah, meningkatkan pemahaman
dan penghargaan melalui penguasaan materi (mastery learning) dan penghargaan atas
pencapaian prestasi akademik dan membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan
menawarkan kursus- kursus yang berkaitan dengan keterampilan memperoleh pekerjaan.

21
Mokh. Fakhruddin Siswopranoto, 26–27.
DAFTAR PUSTAKA
A. Riadi. “Pendidikan Karakter Di Madrasah/Sekolah. Ittihad.” Jurnal Ittihad, 26, 14 (2016).
https://doi.org/10.18592/ittihad.v14i26.868.
Ade Milliani dkk. “Teori dan Konsep Dasar Pembiayaan (cost) dalam Pendidikan Islam.”
Jurnal Intelegensia, 2, 6 (Desember 2018).
Arnita Niroha Halawa dan Dety Mulyanti. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan
Kualitas Mutu Instansi Pendidikan Dan Pembelajaran.” Inspirasi Dunia: Jurnal Riset
Pendidikan dan Bahasa, 2, 2 (Mei 2023).
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (n.d). Pendanaan. In Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kbbi.kemendikbud. go.id.

Baharun H. Zamroni. Manajemen Mutu Pendidikan Ikhtiar Dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balanced Scorecard. Tulungagung:
Akademia Pustaka, 2017.
Depdiknas. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas, 2001.
Harlen Simanjuntak. Mutu Pendidikan untuk Jenjang Sekolah Dasar. Pasuruan: CV Penerbit
Qiara Media, 2022.
Hendrik A.E Lao. Manajemen Pendidikan. Klaten: Lakeisha, 2021.
Mohammad Rojii, dkk. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam. Sidoarjo: Umsida Press,
2020.
Mokh. Fakhruddin Siswopranoto. “Standar Mutu Pendidikan.” Al-Idaroh: Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan Islam, 1, 6 (Maret 2022).
Murniati A.R. dkk. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Kejuruan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Sebagai Sekolah Berbasis Sistem Ganda (Dual-Based-System)
dan Kewirausahawan (School-Based-Entrepreneurship). Yogyakarta: Deepublish,
2021.
Nurhayati. “Manajemen Pembiayaan Pendifikan dalam Meningkatkan Mutu Lembaga
Pendidikan Islam.” Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2, 3 (Juli 2022).
Saifudin. “Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif Ekonomi Islam.” Diakses 15 Mei 2033.
http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/1869.
Slamet Margono. Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu.
Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2007.

Anda mungkin juga menyukai