Anda di halaman 1dari 14

PENDANAAN, SARANA DAN PRASARANA

Annisa Fhaudhila Khairi1


1
Magister Manajemen Pendidikan Islam–Universitas PTIQ Jakarta

ABSTRAK
Dalam proses pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya dukungan dari biaya yang dapat
membantu proses pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dalam peneyelenggaraan
pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pembiayaan pendidikan. Pembiayaan
pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) jangka Panjang. Pembiayaan
pendidikan ini sangat diperlukan untuk program sekolah, pengadaan sarana dan prasarana, gaji guru,
gaji pegawai, keperluan untuk menunjang tercapainya visi dan misi sekolah dan menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas. Biaya dalam pendidikan memiliki cakupan yang luas, yakni semua
jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidika, baik dalam bentuk uang
maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Dalam pengetian ini misalnya, iuaran
siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya.
Tulisan ini membahas tentang pendanaan sarana dan prasarana pendidikan. Adapun metode yang
digunakan adala metode kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan (library research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku,
catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.

Kata Kunci : Sarana dan Prasarana.

ABSTRACT
In the educational process will not be able to run without the support of funds that can help the
educational process, so that education can run well. In the implementation of education, finance and
financing are very decisive potentials and are an integral part of the study of education financing
management. Education funding is a long-term investment in human resources (HR). This education
funding is very necessary for school programs, procurement of facilities and infrastructure, teacher
salaries, employee salaries, the need to support the achievement of the school's vision and mission
and create quality human resources. Costs in education have a broad scope, namely all types of
expenses relating to the implementation of education, both in the form of money and goods and labor
that can be valued in money. In this sense, for example, student fees are clearly costs, but physical
facilities, school books and teachers are also costs. This paper discusses the funding of educational
facilities and infrastructure. The method used is library research. Library research, namely research
carried out using literature (library), either in the form of books, notes, or research reports from
previous researchers.
Keywords: Facilities and Infrastructure.

1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah faktor penting dalam untuk mewujudkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas. Dalam proses pendidikan, pendidikan tidak akan dapat berjalan
tanpa adanya dukungan dari biaya yang dapat membantu proses pendidikan, agar
pendidikan dapat berjalan dengan baik. Pembiayaan pendidikan merupakan investasi

PAGE \* MERGEFORMAT 2
sumber daya manusia (SDM) jangka panjang. Pembiayaan pendidikan ini sangat
diperlukan untuk program sekolah, pengadaan sarana dan prasarana, gaji guru, gaji
pegawai, keperluan untuk menunjang tercapainya visi dan misi sekolah dan menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam peneyelenggaraan pendidikan, keuangan
dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pembiayaan pendidikan. Komponen
keuangan dan pembiayaan pada satu sekolah merupakan komponen produksi konsumtif
yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya atau dana.
Pembiayaan pendidikan merupakan komponen yang pentimg dan tidak dapat terpisahkan
dalam penyelenggaraan proses belajarmengajar di sekolah.
Dalam rangka pembentukan potensi sumber daya manusia (SDM), penggunaan
anggaran atau pembiayaan pendidikan yang efektif dan efisien dapat menghasilkan SDM
yang tepat guna dan berhasil. Salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan
pendidikan, terletak pada kemampuan SDM dalam mengelola dana yang tersedia dengan
mengacu pada kebutuhan pokok dan skala prioritas program pembangunan pendidikan
dari tahun ke tahun secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perencanaan
program yang ingin dicapai. Biaya pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor, antara
lain: besar kecilnya sebuah institusi pendidikan, jumlah siswa, tingkat gaji guru atau
dosen yang disebabkan oleh bidang keahlian atau tingkat pendidikan, ratio siswa
berbanding guru/dosen, kualifikasi guru, tingkat pertumbuhan penduduk (khususnya di
negara berkembang), perubahan kebijakan dari penggajian/pendapatan (revenue theory
of cost). Pembiayaan Pendidikan.

2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research) merupakan
kajian literatur dengan mengkaji buku-buku sejarah yang berkaitan dengan penelitian.
Penelitian kepustakaan ialah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan data
pustaka yang memanfaatkan sumber pustaka untuk mendapatkan data penelitian, dengan
melakukan kegiatan membaca, mengolah, dan mencatat bahan penelitian. 1 Yang mana
jenis penelitian kepustakaan ini tidak perlu melakukan riset untuk terjun langsung ke
lapangan, hanya mengumpulkan beberapa rujukan buku yang diperlukan dalam
penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif
Kualitatif adalah suatu penelitian, tentang peristiwa apa saja yang dialami sabyek
penelitian contohnya, sikap atau perbuatannya, motivasi dan lain sebagainya dimana ia
memaparkannya berupa kata-kata yang jelas dan bahasa yang mudah dipahami dengan
merujuk atau memanfaatkan berbagai metode alamiah.2

3. PEMBAHASAN
1
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 2.
2
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2007),h. 6.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3.1 Kecukupan dan Kewajaran Dana Sarana dan Prasarana
Dalam proses pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya dukungan
dari biaya yang dapat membantu proses pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan
dengan baik. Pembiayaan pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia
(SDM) jangka panjang. Pembiayaan pendidikan ini sangat diperlukan untuk program
sekolah, pengadaan sarana dan prasarana, gaji guru, gaji pegawai, keperluan untuk
menunjang tercapainya visi dan misi sekolah dan menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pembiayaan hampir dikatakan sebagai ruh dalam dunia pendidikan,
sebab tanpa biaya proses pendidikan di sekolah akan sulit berlangsung. Maka dari itu
sumber pembiayaan tidak lepas dari ruang lingkup kependidikan. 3 Upaya yang paling
utama dalam mendukung kelancaran proses pelaksanaan pendidikan adalah
pembiayaan yang memadai. Menyinggung masalah pembiayaan erat kaitannya
dengan anggaran. Setiap anggaran pada dasarnya terdiri dari pendapatan dan
pengeluaran. Sedangkan pendapatan ditentukan oleh besarnya dana yang diterima
oleh lembaga dari sumber dana. Oleh karena itu setiap lembaga harus memaksimalkan
potensi dan peluang dari stakeholder yang memungkinkan untuk dijadikan sumber
pendanaan.
Mengingat bahwa undang undang sisdiknas dalam pasal 46 ayat 1 berbunyi
pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
pemerintah Daerah, dan masyarakat.4 Pasal 31 ayat 4 Undang-Undang Dasar 1945
memberikan amanat kepada pemerintah negara Indonesia untuk menetapkan anggaran
pendidikan sebesar 20% dari anggaran belanja negara. Dalam pembahasan undang-
undang tersebut tentu saja mengatur bagaimana pemerintah mendukung dan
memfasilitasi terciptanya pendidikan dengan memperhitungkan bagaimana proses
tersebut berlangsung, itu dengan dukungan aturan yang berlaku di Indonesia sehingga
sesungguhnya pendidikan ialah hak seluruh warga Indonesia yang tidak terhalangi
lagi dengan keterbatasan biaya.5 Pada hakikatnya pembiayaan pendidikan sebagai
wujud dari implementasi konsep manajemen berbasis sekolah menampilkan konsep
pengelolaan anggaran pendidikan dengan tujuan untuk menggunakan sumber-sumber
pembiayaan secara efektif dan efisien dengan harapan tujuan pendidikan dapat
tercapai secara optimal. Untuk mengatasi masalah keterbatasan dana lembaga
harus mampu membuat keputusan dengan tetap berpedoman pada peningkatan
mutu. Apabila suatu lembaga dihadapkan pada kebutuhan dengan pembiayaan
terbatas maka lembaga perlu mempertimbangkan skala prioritas yang
diasumsikan memiliki pengaruh yang dominan terhadap peningkatan mutu
Pendidikan.6

3
Ahmad Ridwan, Halimatussa'diyah, Analisis Sumber Pendana Pendidikan Yayasan
Perguruan Islam Al Kautsar Kecamatan Medan Johor, Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keislaman Volt. 4
Nomor 1 Januari Sampai Juli 2022, hal 19.
4
Hadi Saputra, Aspek Finansial Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Alhadi Volume 5 Nomor 2
Januari-Juni 2020, Hal 18.
5
Anisa Apriani Dkk, Sumber Dana Pendidikan Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan
Di Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Vol. No. 03 2022, Hal 5.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3.2 Proses Perencanaan Pemerolehan Dana
Menurut Gunawan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu usaha
merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang sudah disusun
sebelumnya. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tidak bisa dilaksanakan oleh
kepala sekolah saja tetapi harus dilakukan oleh semua pihak terkait yang bisa
membantu dalam proses pengadaan sarana dan prasarana tersebut. 7 Pengadaan adalah
kegiatan untuk menghadirkan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Terdiri dari buku-buku alat pelajaran dan alat-alat
kantor serta. Semua sarana dan prasarana yang dimiliki harus dipakai sesuai dengan
kegiatannya, misal kegiatan praktek IPA harus dilakukan di laboratorium IPA.
Pemeliharaan merupakan kegiatan terus menerus dalam rangka mengusahakan barang
agar tetap dalam keadaan baik atau. Dan semua barang dapat mempertahankan umur
pemakaian yang maksimal lewat proses inventarisasi. 8 Sarana dan prasarana dalam
menunjang proses pendidikan Islam dinilai sangat penting. Hal ini sesuai dengan
aturan undang-undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang berbunyi bahwa setiap satuan pendidikan formal dan non
formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, sosial,
emosional dan kewajiban peserta didik. Kehadiran sarana pendidikan mutlak
diperlukan dalam proses pendidikan sehingga bagian-bagian yang tercantum di
dalamnya wajib terpenuhi dalam melakukan proses pendidikan, tanpa sarana
Pendidikan, proses pendidikan akan menghadapi beberapa kesusahan.9
Menurut Sutopo sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan
dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah
seperti gedung ruangan meja kursi alat peraga buku pelajaran dan lain-lain sedangkan
prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan seperti jalan menuju
sekolah halaman sekolah tata tertib sekolah dan lain-lain. 10 Proses pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan Islam meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi kegiatan, pengadaan barang, pembagian dan penggunaan
barang inventarisasi, perbaikan barang dan tukar tambah maupun penghapusan
barang.
Elit dan moisher menyatakan bahwa secara umum tahapan-tahapan dalam proses
perencanaan adalah sebagai berikut:
6
Mujayaroh, Pengelolaan Dan Pengalokasian Dana Pendidikan Di Lembaga Pendidikan. Jurnal
Of Islamic Education Volume 1 Nomor 1 2020 ,Hal 4.
7
Miftah Farid , Afifah Laili Sofi Alif, Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jurnal
Online Koper Tais Wilayah IV Februari 2020, Hal 11.
8
Tubagus Djaber Abeng Elong, Manajemen Sarana Dan Prasarana Di Lembaga Pendidikan,
Jurnal Pendidikan Islam Iqro vol.11 Nomor 1 7, hal 17
9
Anas Tri Ridho, Dina Yuliana Dkk, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Islam
Dalam Mendukung Proses Belajar Siswa , Jurnal Of Education Volume 05, No 3, Maret-April 2023,
Hal. 9
10
Miftah Farid Afifah Laili Sofi Alif, Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan......Hal, 11

PAGE \* MERGEFORMAT 2
a. menetapkan secara sementara tujuan-tujuan didasarkan pada kebutuhan
Pendidikan
b. Menetapkan keadaan sekarang dari Pendidikan dalam masyarakat
c. Merumuskan suatu program khusus tentang tujuan-tujuan bagi sekolah
d. Menetapkan rangkaian tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan
e. Mewujudkan rencana menjadi Tindakan
f. Mengadakan penilaian secara terus-menerus
g. Merencanakan kembali bilamana penilaian menyatakan ini perlu atau tidaknya.

Proses rencana pengadaan prasarana, apabila denah tersedia untuk membeli


barang maka sekolah dapat membeli kebutuhan pengadaan barang tentu dengan
memperhatikan langkah-langkah perencanaan Produk sendiri, pengadaan barang
dengan produk sendiri akan lebih efektif dan efisien. Sekolah dapat memanfaatkan
potensi yang dimiliki peserta didik. Dibawah pengawasan guru, peserta didik dapat
diarahkan untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh sekolah produk
yang dihasilkan bisa dilakukan dengan mengadakan praktek. Bila hasil produksi,
maka produk dari peserta didik dapat diletakkan di unit produksi yang konsumennya
adalah warga sekolah. Langkah ini sangat perlu dilakukan karena di samping
mengurangi beban pembiayaan juga menjadi wadah untuk mengasah life skill bagi
peserta didik. Hibah sekolah dapat menerima hibah barang dari pihak lain barang
hibah yang diterima nantinya disortir untuk menentukan barang yang masih layak
pakai dan barang yang sudah tidak layak pakai, bisa dari orang tua murid atau
instansi/lembaga/ sekolah lain yang sudah tidak membutuhkan.11

3.3 Proses dan Sumber Dana untuk Pengadaan Sarana


Biaya dalam pendidikan memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk
uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang. Dalam
pengetian ini misalnya, iuaran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik,
buku sekolah dan guru juga adalah biaya.12
Faktor internal dan eksternal merupakan potensi sumber daya, yang dijadikan
kekuatan dan terselenggaranya pendidikan yang harus dikelola secara optimal. Faktor
internal berkaitan dengan, manajemen, sumber daya manusia, sumber dana, sarana
dan prasarana. Adapun faktor eksternal berkenaan dengan masyarakat konsumen,
kebijakan pemerintah, perekonomian, sosial budaya, politik, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kedua faktor tersebut, saling berinteraktif dan saling ketergantungan atau
saling mempengaruhi satu sama lain, teristimewa berkenaan dengan rasa tanggung
jawab penyelenggara pendidikan. Orang tua siswa sebagai elemen masyarakat
mempunyai tanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan melalui kontribusi
11
Tubagus De Jaber Abeng Elong , Manajemen Sarana Dan Prasarana Di Lembaga Pendidikan.....hal, 18.
12
Badrut Tamam, Reorientasi Pendanaan Pendidikan Dalam Membangun Mutu Sekolah, dalam jurnal Misykat Al-
Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat, Vol 29, No 2,Tahun 2018, h.40.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
dana, sangat dipengaruhi oleh tingkat penghasilannya. Bagi orang tua yang
berpenghasilan tinggi, kontribusi dana bukanlah suatu persoalan, akan tetapi bagi
sebagian orang tua yang berpenghasilan rendah maka kontribusi dana adalah suatu
beban.
Secara garis besar penggunaan dana atau pembiayaan pendidikan di dapat
dibedakan menjadi dua,yaitu:13
a. Pengeluaran operasional (revenue expenditure), yaitu pengeluaran yang dilakukan
untuk semua kegiatan yang mendukung proses kegiatan mengajar,gaji guru ,
penyusutan aktiva tetap, biaya listrik dan telepon
b. Pengeluaran modal (capitalexpenditure) merupakan pengeluaran yang dilakukan
untuk membiayai barang modal aktiva tetap seperti membeli tanah, membangun
lokal pesantren atau sekolah dan membeli peralatan perlengkapan pendidikan.
Sulistiorini menguraikan bahwa hal-hal yang berpengaruh terhadap dana
pendidikan terutama dalam pembiayaan pendidikan tidak pernah tetap dan akan
selalu berkembang dari tahun ke tahun. Secara garis besar perubahan pembiayaan
pendidikan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal dipengaruhi oleh:


a. Berkembangnya demokrasi Pendidikan
b. Kebijakan pemerintah
c. Tuntutan akan Pendidikan
d. Adanya inflasi,

Sedangkan faktor internal dipengeruhi oleh:


a. Tujuan Pendidikan
b. Pendekatan yang digunakan
c. Materi yang disajikan
d. Tingkat dan jenis

Anwar mengemukakan terdapat 4 persoalan pendanaan pendidikan, yaitu:14

a. Kemampuan manajemen
b. Peningkatan kualitas
c. Kesinambungan, dan
d. Akuntabilitas.

13
Ahmad Fauzi, Manajemen dan Sumber Dana Pondok Pesantren, dalam jurnal Tasyri’:
Volume 24, No 1, April Tahun 2017, h. 67.
14
Ahmad Fauzi, Manajemen dan Sumber Dana Pondok Pesantren,… h.68.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Adapun solusi yang lain agar manajemen sekolah menjadi lebih berkembang
perlu menerapkan antara lain:
a. Menerapkan manajemen secara professional
b. Menerapkan kepemimpinan kolektif
c. Menerapkan demokratisasi kepemimpinan
d. Menerapkan manajemen struktur
e. Menanamkan sosio-egalitarianisme
f. Menghindarkan pemahaman yang tidak mensucikan agama
g. Memperkuat penguasaan epistimologi dan metodologi
h. Mengembangakan sentra-sentra perekonomian
i. Mengadakan pembaruan secara kesinambungan.

Pendanaan penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama


antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan orangtua. Tanggung
jawab pemerintah memberikan dana penyelenggaraan pendidikan adalah
merupakan tanggung jawab sosial yang diemban oleh negara dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai investasi sumber daya manusia jangka
panjang. Perwujudan tanggung jawab negara dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui pendidikan dinyatakan dalam pengalokasian dana pendidikan oleh
pemerintah (APBN) sebesar 20%.15
Komitmen negara tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 46
dan Pasal 49 ayat (1), Perubahan UUD 1945 ke IV Pasal 31 ayat (4), dan
keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang pengucapan putusan perkara
No. 24/PUU-V/2007. Sedangkan tanggung jawab pendanaan pendidikan oleh
masyarakat diwujudkan dalam bentuk partisipasi masyarakat secara kelembagaan
mendirikan satuan pendidikan, peserta didik, dan orang tua atau wali peserta
didik yang membiayai penyelenggaraan di tingkat satuan pendidikan.
Selain dana BOS yang menjadi bantuan rutin yang dikeluatkan oleh
pemerintah pusat, bantuan pemerintah yang lain dalam sektor pendidikan
digolongkan menjadi Jenis bantuan sosial di bidang Pendidikan dan Kebudayaan
meliputi:
a. Pembangunan fisik dan non fisik Gedung Sekolah
b. Rehabilitasi fisik
c. Pengadaan sarana dan prasarana
d. Pelaksanaan kegiatan lainnya di bidang pendidikan dan kebudayaan; dan
e. Beasiswa, yang diterjemahkan dalam Kartu Indonesia Pintar dan Kartu
beasiswa lainnya.

15
Badrut Tamam, Reorientasi Pendanaan Pendidikan Dalam Membangun Mutu Sekolah,
dalam jurnal,.. h.36

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Demikian bantuan pembiayaan pemerintah dibidang pendidikan, namun tidak
sedikit pembiayaan tersebut tidak merata, sehingga bagi beberapa lembaga
pendidikan tidak merasakan perubahan pendidikan baik berstatus Negeri dan
Swasta.
Pada dasarnya pembiayaan pendidikan ini bukan hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah pusat tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah I
dan II (provinsi dan kabupaten/kota). Kondisi ini sebagaimana ditegaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan pasal
2 ayat (1) “Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.” Implementasi perundang-
undangan yang dimaksud memerlukan tekad yang kuat dari pemerintah dan
pemerintah daerah. Hal tersebut di atas disebut dengan otonomi daerah. Otonomi
daerah memiliki arti setiap lembaga pendidikan memiliki wewenang untuk dapat
mengelola lembaga pendidikannya serta mengelola dana pendidikan yang
bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat demi
terciptanya pendidikan bermutu yang berorientasi pada pendidikan unggul
berbasis masyaraka.16

Partisipasi masyarakat dalam memberikan dukungan dana dan sumber daya


pendidikan lainnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
penyelenggaraan pendidikan, sangat diperlukan dan harus terus digalakkan.
Partisipasi dilembagakan dalam bentuk Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah/Madrasah (pasal 56). Lembaga ini bersifat mandiri dan tidak mempunyai
hubungan hirarkis dengan dana pendidikan di daerah. Peran lembaga ini adalah
memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,
serta pengawasan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan pada tingkat
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Bersama lembaga ini, diharapkan
nantinya penyelenggaraan dan atau satuan pendidikan dapat mendorong
masyarakat baik secara perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi,
pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan Pendidikan.
Yayasan memiliki peran penting dalam memajukan pendidikan, khususnya di
madrasah madrasah yang sebagian besar merupakan madrasah swasta. Fungsi
pembinaan yayasan sudah dilakukan, terutama dalam pembinaan sumber daya
manusia (SDM), pembinaan managerial kepada kepala dan juga pengelolaan
keuangan.17 Kemudian selain mempunyai peran, yayasan juga mempunyai fungsi
adapun fungsi dari yayasan yaitu sebagai sarana yang bersifat non profit, yayasan
mempunyai fungsi untuk membangkitkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu
yayasan mempunyai fungsi memberikan perlindungan, bantuan dan juga
16
Badrut Tamam, Reorientasi Pendanaan Pendidikan Dalam Membangun Mutu Sekolah,…
h.39
17
Ahmad Ridwan ,Halimatun Sakdiyah, Analisis Sumber Pendana Pendidikan Yayasan Perguruan
Islam Al Kautsar Kecamatan Medan, hal.26

PAGE \* MERGEFORMAT 2
pelayanan pada bidang sosial, keagamaan dan juga kemanusian Dalam sebuah
yayasan tentunya akan ada organ yayasan yang nantinya berperan aktif dalam
penyelenggaran Yayasan.
3.4 Menganalisis Kekuatan dan Kelemahan dalam Pemerolehan Sumber Dana
Madrasah (lembaga pendidikan islam) sebagai salah satu jenis lembaga pendidikan
sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dengan lembaga pendidikan sekolah
lainya yang berada dibawah pembinaan kemendikbud. Agar pendidikan di madrasah menjadi
efektif maka diperlukan sarana pendidikan yang lengkap dan tertata dengan baik sehingga
bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin demi menunjang proses belajar mengajar yang
berkualitas.
Pada umumnya, masalah yang dihadapi madrasah adalah persoalan pembiayaan
pendidikan. Apabila dilihat dari aspek penyebabnya, hasil penelitian Puslitbang Pendidikan
Agama Dan Keagamaan tahun 2006 tentang pembiayaan pendidikan di madrasah
menyebutkan bahwa kesulitan yang dihadapi madrasah dalam pengelolaan pembiayaan
pendidikan ternyata berawal dari persoalan penggalian dana itu sendiri. Kendala utamanya
adalah karena terbatasnya sumber dana yang dapat digali. Selama ini sumber dana utama
operasional masdarasah, rata-rata diperoleh dari iuran SPP siswa. Sumber dana ini
merupakan sumber dana tetap, meskipun secara nominal sebenarnya jumlah dana yang dapat
dikumpurkan tidak seberapa, mengingat kebanyakan madrasah berada di pinggiran
kota/pedesaan dan melayani pendidikan bagi siswa yang berasal dari keluarga tingkat
ekonomi kurang mampu; seperti petani, buruh, dan pegawai rendah lainnya.
Pendeknya, madrasah memperoleh pemasukan dari komponen SPP dalam jumlah
yang tidak besar karena madrasah sendiri harus menetapkan besaran biaya SPP yang sesuai
dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di mana ia berada. Namun hal ini sudah
mengalami perubahan seiring dengan kebijakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
yang diberikan kepada seluruh Sekolah Dasar dan Menengah. Namun hal ini tetap saja tidak
bisa menutup pembiayaan pendidikan yang diperlukan.
Sumber dana lainnya adalah bantuan yang diberikan masyarakat berupa zakat, infak,
dan shadaqah (ZIS). Sumber dana ini terbilang tidak tetap. Selain itu, jumlah dan
keberadaannya tidak dapat dipastikan. Ini dapat dimengerti, mengingat masalah pengelolaan
zakat dan peruntukannya sendiri. Bantuan lain yang bersifat insidental adalah bantuan yang
diberikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
Sebagaimana halnya dengan ZIS, bantuan pemerintah dan pemerintah daerah, seperti Dana
Alokasi Khusus, Dana Imbal Swadaya, BOMM, BOP, BKG, dan BKS, selain lebih bersifat
insidental dan tidak menyeluruh, juga tidak seluruh madrasah memperolehnya. Biasanya,
berbagai bantuan tersebut diperoleh setelah madrasah mengajukan permohonan kepada
pemerintah daerah. Selanjutnya, dalam berbagai kasus yang terjadi di berbagai daerah, hanya
beberapa madrasah tertentu yang mendapatkannya.
Dalam hal ini, faktor kedekatan unsur penyelenggara madarasah dengan pihak
pemerintah daerah sangat berpengaruh terhadap kelancaran bantuan tersebut. Adapun
madrasah yang tidak memiliki akses kepada pihak-pihak tertentu sangat sulit
mendapatkannya. Di sisi lain, persoalan SDM yang bisa dikatakan belum memadai, selain
keterbatasan pengetahuan mengenai sirkulasi dan pengaturan mengenai anggaran dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 2
pembiayaan, merupakan suatu kekurangan yang menyebabkan tidak adanya analisis yang
panjang mengenai, bagaimana, mengapa, dan seperti apa pembiayaan itu dilakukan. Hal ini
diperparah dengan ketertutupan akses yang menyebabkan tidak adanya usaha untuk mencari
dan mengembangkan peluang. Alhasil, lembaga bersifat eksklusif, hanya mengandalkan dana
dari pemerintah.
3.5 Pengelolaan Sumber Dana dan Pengadaan Sarana-Prasarana
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan tujuannya secara umum yaitu
memberikan fasilitas dan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana di
sekolah dalam rangka terealisasinya proses pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien.
Secara terperinci tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai
berikut:
a. Agar mengusahakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan sistem
perencanaan dan pengadaan yang terstruktur dan seksama.
b. Mengusahakan penggunaan sarana dan prasarana atau kelengkapan sekolah/madarasah
secara tepat dan efisien.
c. Agar memberi jaminan kesiapan operasional peralatan supaya mendukung lancarnya
pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
d. Untuk mengusahakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga
keadaanya selalu dalam kondisi siap pakai ketika dibutuhkan oleh semua personil
sekolah.
Adapun manfaatnya dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai
berikut:
a. Menyiapkan data dan informasi dalam upaya penentuan dan penyusuanan rencana barang
yang di perlukan
b. Menyajikan data dan informasi supaya dijadikan bahan atau pedoman dalam pengarahan
pengadaan barang
c. Menyajikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam penyaluran
barang
d. Menyajikan data dan informasi dalam penentuan keadaan barang (sudah lama, rusak)
sebagai dasar penambahan atau penghapusan barang
e. Menyajikan data dan informasi dalam rangka membantu pengawasan dan pengendalian
barang
f. Menyajikan data dan imformasi dalam mengontrol dan mengevaluasi saran prasarana
dalam sebuah lembaga tersebut.

3.5 Peran Masyarakat, Individu, Pemerintah dalam Pendanaan Pendidikan Agama


Islam
Hakikat sumber pembiayaan mencerminkan bahwa pembiayaan pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, peran serta orang tua, masyarakat dan
pemerintah sangat diperlukan dalam menunjang proses pendidikan.18 Menurut Umberto
Sihombing dan Indardjo, sumber pembiayaan pendidikan itu tidak bisa dipisahkan dari tiga

18
Muhammad Tsaqif, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2021, 27-30

PAGE \* MERGEFORMAT 2
faktor yang saling berkaitan yaitu peran orang tua, masyarakat dan pemerintah. sebagaimana
dijelaskan di bawah ini:

A. Peran orang tua

Peran orang tua siswa sebagai sumber pembiayaan pendidikan cukup potensial di luar
pemerintah. orang tua siswa pada umumnya tidak keberatan menyediakan sebagian biaya
penyelenggaraan pendidikan dengan harapan bahwa anaknya akan memperoleh pelayanan
pendidikan yang layak dengan kualitas baik. Sikap orang tua siswa yang demikian dapat
membantu pemerintah dalam pembiayaan pendidikan, mengingat pemerintah memiliki
banyak keterbatasan dalam hal pembiayaan pendidikan.
B. Peran Masyarakat
Peran serta masyarakat yaitu ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan
mengembangkan pendidikan nasional. Bentuk peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan dapat dikategorikan antara lain:
1. penyelenggaraan: pendirian dan pengelolaan satuan pendidikan pada jalur sekolah
(pendidikan formal), jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) dan jalur
keluarga (informal), pada semua jenis sekolah kecuali sekolah kedinasan.
2. ketenagaan bantuan tenaga kependidikan dan tenaga pendidik dan bimbingan, bantuan
tenaga ahli dalam pengelolaan.
3. pengadaan: pembangunan gedung, ruang kelas, bahan-bahan bacaan dan bahan praktik.
4. pengadaan bantuan dana dalam bentuk sumbangan, pinjaman, beasiswa
5. praktik: pemberian kesempatan kepada para peserta didik untuk praktik kerja, magang,
dana tau latihan kerja
6. bantuan teknis: pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan
kebijaksanaan dana tau penyelenggaraan pendidikan, pemberian bantuan dan kerja sama
dalam kegiatan penelitian dan pengembangan.19
Pada tingkat sekolah, biaya pendidikan diperoleh dari subsidi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, iuran siswa, dan sumbangan masyarakat. Dalam hal ini yang tercatat
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), sebagian besar biaya pendidikan
ditingkat sekolah negri berasal dari pemerintahan pusat, sedangkan bagi sekolah swasta
berasal dari para siswa atau yayasan. Dalam konteks pembiayaan pendidikan bagi sekolah
islam (madrasah) swasta, konsep School Levy dapat diadaptasi untuk memenuhi kekurangan
biaya pendidikan, khususnya untuk memberikan insentif (gaji) bagi guru dan tenaga
kependidikan. Di sinilah madrasah (sekolah) swasta harus lebih kreatif untuk mencari
alternatif-alternatif pembiayaan pendidikan agar proses kegiatan belajar dan mengajar dapat
berjalan dengan baik, efektif dan efisien.20

19
Muhammad Tsaqif, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2021, 27-32
20
Nenden Quratul Aini, Wia Adawiyah M, Ara Hidayat. Pembiayaan Pendidikan Alternatif di Madrasah
Tsanawiyah PPTQ Assalam Bandung Perspektif Analisis School Levy. Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Konsep School Levy mengadaptasi strategi pembiayaan pendidikan di sekolah
Amerika yang bersumber dari pajak. Dikatakan levy karena pemungutan dana diambil dari
pajak, sehingga School Levy juga dikenal dengan School Tax Levies, yaitu sekolah yang
menggunakan pajak untuk memenuhi pembiayaan pendidikan. Di Amerika Serikat, sekolah-
sekolah secara khusus mendapatkan biaya pendidikan yang bersumber dari pajak rumah,
tanah, properti, serta kekayaan.21 Konsep School Levy ini menekankan pembiayaan
pendidikan melibatkan dari masyarakat mampu melalui pajak yang dibayarkan kepada
pemerintah, khususnya orang tua peserta didik.
Ide utama School Levy dipandang mirip dengan ide yang ada dalam konsep zakat,
infak, sedekah, dan wakaf dalam Islam, yaitu ide kepedulian terhadap sesama yang
diwujudkan dengan saling berbagi. Konsep zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF)
memiliki nilai kepedulian sosial, termasuk kepedulian dalam pendidikan.22
Konsep School Levy memiliki ciri-ciri (karakteristik) sebagai berikut:
(1) penarikan dana dari pajak untuk sekolah dilakukan setiap tahun,
(2) terjadi peningkatan penarikan sebesar 2-3% akibat inflasi pada tahun sebelumnya,
(3) terjadi peningkatan biaya operasional sekolah publik untuk taman kanak-kanak, pra
sekolah, penasihat komputer, layanan kesehatan dan pelatihan guru,
(4) gaji menjadi kesepakatan besar atas perekrutan pajak, dan
(5) kenaikan gaji guru rata-rata naik 2.5% sampai 5% per tahun.23
Karakter School Levy ini dapat disimpulkan bahwa sumber pembiayaan pendidikan
diterima oleh sekolah melalui pajak, khususnya pajak properti. Pajak langsung didistribusikan
ke sekolah-sekolah. Berbeda dengan pembiayaan pendidikan Indonesia yang melalui
anggaran APBN 20% yang bersumber dari pemasukan negara, tidak hanya pajak. Setelah
masuk ke kas negara, baru negara mendistribusikan anggaran APBN 20% untuk pembiayaan
pendidikan nasional.

C. Peran pemerintah
Amanat rakyat yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 menekankan
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pendidikan bangsa, dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional. Dalam mengembang tugas ini, pemerintah menyusun satu sistem
pendidikan, yang menjadi acuan bagi setiap pengembang dan pelaksana pendidikan. Dalam
amandemen UUD 1945, kemudian didukung dengan UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 49
ayat 1 dengan tegas dikatakan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Islam Volume 5, Nomor 1, Mei 2020

21
Cindi Kranz, ‘Schools Levy Activist Compete to Attention Enquirer Staff Writer’, 2009. [10 Oktober 2019]
22
Nenden Quratul Aini, Wia Adawiyah M, Ara Hidayat. Pembiayaan Pendidikan Alternatif di Madrasah
Tsanawiyah PPTQ Assalam Bandung Perspektif Analisis School Levy. Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam Volume 5, Nomor 1, Mei 2020. h. 72
23
Linda Cagnetti, ‘School Levies, Informed Voter Are Better’s Votter. Here’s to Primer to Help You’, 2002.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
Undang-Undang Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan
bahwa dana pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
masyarakat. Untuk mendanai pendidikan ini, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus
mengalokasikan paling tidak 20% dari anggaran tahunan (APBN/APBD) untuk membiayai
investasi, operasional dan biaya personil. Alokasi pendidikan 20% dari belanja APBN sekitar
Rp. 492.5 Triliun yang terdiri dari beberapa kelompok yaitu melalui belanja pemerintah pusat
sebesar Rp. 163.1 T, melalui transfer ke daerah Rp. 308.4 T, dan melalui pembiayaan Rp. 21
T.
Dilihat dari tingkat makro (nasional), sumber-sumber biaya pendidikan berasal dari:
1) Pendapatan negara dari sektor pajak (yang beragam jenisnya).
2) Pendapatan dari sektor non-pajak, misalnya dari pemanfaatan sumber daya alam dan
produksi nasional lainnya yang lazim dikategorikan ke dalam “gas” dan “non-migas”.
3) Keuntungan dari ekspor barang dan jasa.
4) Usaha-usaha negara lainnya, termasuk dari investasi saham pada perusahaan negara
(BUMN).
5) Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri (loan) baik dari lembaga-
lembaga keuangan internasional (seperti Bank Dunia, ADB, IMF, IDB, JICA) maupun
pemerintah, baik melalui kerjasama multilateral maupun bilateral. Kemudian
sebagaimana yang dirumuskan oleh Nanang Fattah sumber-sumber keuangan sekolah
juga dapat bersumber dari orang tua, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia
usaha, dan alumni.

DAFTAR PUSTAKA
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2007
Ridwan, Ahmad, Halimatussa'diyah. 2022. Analisis Sumber Pendana Pendidikan Yayasan
Perguruan Islam Al Kautsar Kecamatan Medan Johor, Jurnal Ilmu Pendidikan Dan
Keislaman.
Saputra, Hadi. 2020. Aspek Finansial Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Alhadi
Anisa Apriani Dkk. 2022. Sumber Dana Pendidikan Berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan Di Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Pendidikan
Mujayaroh.2020. Pengelolaan Dan Pengalokasian Dana Pendidikan Di Lembaga Pendidikan.
Jurnal Of Islamic Education

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Farid, Miftah, Afifah Laili Sofi Alif. 2020. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Jurnal Online Koper Tais Wilayah
Elong, Tubagus Djaber Abeng. Manajemen Sarana Dan Prasarana Di Lembaga Pendidikan,
Jurnal Pendidikan Islam Iqro.
Ridho, Anas Tri, Dina Yuliana Dkk. 2023. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Islam Dalam Mendukung Proses Belajar Siswa , Jurnal Of Education
Tamam, Badrut. 2018. Reorientasi Pendanaan Pendidikan Dalam Membangun Mutu Sekolah,
dalam jurnal Misykat Al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat.
Fauzi, Ahmad. 2017. Manajemen dan Sumber Dana Pondok Pesantren, dalam jurnal Tasyri’

PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai