Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 1979-732X

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMP

Erviana Yulianti (SMP Negeri 6 Kota Lubuklinggau)


e-mail: ervianayulianti653@yahoo.com
Aliman (Prodi MAP FKIP Unib)
Osa Juarsa (Prodi MAP FKIP Unib)

Abstract:

The Objective of this study is to describe Education financial management at Junior high School
2 lubuklinggau city. The study applied the descriptive qualitative method. The subject of this
study are headmaster, treasures, teacher parents and school committee, Data Collection was use
through interview, Observation, and decomentation through interview, Observation and
documentation technigues. The result of study showed: (1) Finacial planning education created 1
year budget. (2) Implementation of the financing done by RAPBS and reported on a quarterly
basis. (3) Monitoring and evaluation of education financing is done periodically.

Keywords: educational financial management, junior high school

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengelolaan keuangan Pendidikan di SMP
Negeri 2 kota Lubuklinggau. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah kepala sekolah, harta, guru orang tua dan komite sekolah, Pendataan itu
digunakan melalui wawancara, observasi, dan dekumentasi . Hasil penelitian menunjukkan (1)
pendidikan perencanaan Finacial dibuat anggaran 1 tahun. (2) Pelaksanaan pembiayaan dilakukan
sesuai dengan RAPBS dan dilaporkan setiap tiga bulan. (3) Pemantauan dan evaluasi
pembiayaan pendidikan dilakukan secara berkala.

Kata kunci: manajemen pembiayaan pendidikan, sekolah menengah pertama

PENDAHULUAN dengan masyarakat, kebijakan pemerintah,


Lembaga pendidikan memiliki tanggung perekonomian, sosial-budaya, politik, serta
jawab berat dalam mewujudkan cita-cita luhur perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mem- Biaya merupakan salah satu faktor penting
bentuk kepribadian bangsa yang berbudi luhur, yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan.
sehingga pendidikan dapat didefinisikan sebagai Pendidikan yang bernilai strategis itu tidak akan
faktor penting untuk mewujudkan sumber daya berjalan tanpa dukungan biaya yang memadai.
manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan Dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak ada
juga merupakan sarana strategis guna pening- kegiatan pendidikan tanpa biaya. Biaya itu
katan mutu sumber daya manusia baik dalam diperlukan untuk memenuhi keberagaman
pembangunan suatu bangsa maupun dalam kebutuhan yang berkenaan dengan kelangsungan
tatanan global. Sumber daya manusia menjadi proses pendidikan.
modal dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, Dinamika pendidikan dilihat dari segi
sedangkan sumber-sumber modal dan materi pembiayaan pendidikan berhubungan dengan:
merupakan faktor-faktor produksi yang hanya (1) jumlah pembiayaan sekolah swasta; (2)
dapat diaktifkan oleh sumber daya manusia. penggajian staf pengajaran; (3) pembiayaan dan
Terdapat sejumlah faktor internal dan penerimaan pendapatan; dan (4) kembalian dari
eksternal yang mempengaruhi sekaligus pembiayaan pendidikan yang meningkat.
merupakan potensi sumber daya pendidikan. Indiyanto (2001:1-2) menyatakan bahwa
Faktor internal berkaitan dengan manajemen kebijakan pendidikan masih diarahkan pada
sumber daya manusia, sumber dana, sarana dan empat tema kebijakan, yaitu peningkatan
prasarana. Sedangkan, faktor eksternal berkenaan pemerataan pendidikan, peningkatan mutu

296
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 297

pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, Oleh karena itu, pendidikan tanpa didukung
dan peningkatan efisiensi pendidikan. Salah satu biaya yang memadai, proses pendidikan di
unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah sekolah tidak akan berjalan sesuai harapan.
agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak Penerapan peraturan dan sistem
didik yang baik adalah dari segi pembiayaan. manajemen pembiayaan yang baku dalam
Manajemen biaya pendidikan sangat penting lembaga pendidikan tidak dapat disangkal lagi.
hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan Permasalahan yang terjadi di dalam lembaga
sekolah. Beragam sumber yang dimiliki oleh terkait dengan manajemen pembiayaan
suatu sekolah, baik dari pemerintah maupun pendidikan diantaranya sumber dana yang
pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana terbatas, pembiayaan program yang kurang jelas,
pihak ketiga lainnya mengalir masuk, harus tidak transparan, tidak mendukung visi, misi,
dipersiapkan sistem pengelolaan pembiayaan dan kebijakan sebagaimana tertulis dalam
yang profesional dan jujur. Kondisi di lapangan rencana strategis lembaga pendidikan. Disatu
memperlihatkan bahwa tidak semua kalangan sisi, lembaga pendidikan perlu dikelola dengan
dapat memperoleh pendidikan yang bermutu dan tata pamong yang baik sehingga menjadikan
bekualitas karena mahalnya biaya yang harus lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai
dikeluarkan. Kondisi inilah kemudian malfungsi dan malpraktik pendidikan yang
mendorong dimasukkannya Peraturan Peme- merugikan pendidikan. Perkembangan dunia
rintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun dalam bidang pendidikan dengan mudah dapat
2008 tentang Pendanaan Pendidikan pasal 80 dikatakan bahwa masalah pembiayaan menjadi
ayat \DQJ EHUEXQ\L ´ $QJJDUDQ EHODQMD XQWXN masalah yang cukup pelik untuk dipikirkan oleh
melaksanakan fungsi pendidikan pada sektor para pengelola pendidikan. Masalah
pendidikan dalam anggaran pendapatan dan pembiayaan pendidikan akan menyangkut
belanja negara setiap tahun anggaran sekurang- masalah tenaga pendidik, proses pembelajaran,
kurangnya dialokasikan 20% dari belanja sarana prasarana, pemasaran dan aspek lain
QHJDUD´ +DO LQL GLWXMXNDQ DJDU PDV\DUDNDt dapat yang terkait dengan masalah keuangan. Fungsi
menikmati pelayanan pendidikan, khususnya pembiayaan tidak mungkin dipisahkan dari
pendidikan dasar. Sumber daya pendidikan yang fungsi lainnya dalam pengelolaan sekolah. Oleh
dianggap penting adalah uang. Pendidikan tidak karena itu, dapat dikatakan bahwa pembiayaan
akan berjalan tanpa adanya biaya atau uang. menjadi masalah sentral dalam pengelolaan
Uang ini termasuk sumber daya yang langka dan kegiatan pendidikan. Ketidakmampuan suatu
terbatas. Sehingga, uang perlu dikelola dengan lembaga untuk menyediakan biaya, akan
efektif dan efisien agar membantu pencapaian menghambat proses belajar mengajar.
tujuan pendidikan. Pendidikan yang berkualitas Hambatan pada proses belajar mengajar
merupakan suatu investasi yang mahal. dengan sendirinya menghilangkan kepercayaan
Kesadaran masyarakat untuk menanggung masyarakat pada suatu lembaga. Namun, bukan
biaya pendidikan pada hakekatnya akan berarti bahwa apabila tersedia biaya yang
memberikan suatu kekuatan pada masyarakat berlebihan akan menjamin bahwa pengelolaan
untuk bertanggungjawab terhadap penyeleng- sekolah akan lebih baik. Pada tingkat sekolah
garaan pendidikan. (satuan pendidikan), pembiayaan pendidikan
Pendidikan dipandang sebagai sektor diperoleh dari subsidi pemerintah pusat,
publik yang dapat melayani masyarakat dengan pemerintah daerah, iuran siswa, dan sumbangan
berbagai pengajaran, bimbingan dan latihan masyarakat. Sejauh tercatat dalam Rencana
yang dibutuhkan oleh peserta didik. Salah satu Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah (RAPBS), sebagian besar biaya pendidikan di
agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat,
didik yang baik adalah dari segi pembiayaan. sedangkan pada sekolah swasta berasal dari para
Manajemen pembiayaan pendidikan sangat siswa atau yayasan. Partisipasi masyarakat di
penting hubungannya dalam pelaksanaan dalam penyelenggaraan pendidikan telah
kegiatan sekolah. diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 20
Berbagai upaya dalam mencapai tujuan Tahun 2003 pasal 8, yang disebutkan bahwa
pendidikan baik yang bersifat kuantitatif maupun ³PDV\DUDNDW EHUKDN EHUSHUDQ VHUWD GDODP
kualitatif, tetap saja biaya pendidikan memiliki perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
peran yang sangat penting dan menentukan. HYDOXDVL SURJUDP SHQGLGLNDQ´ VHUWD SDVDO \DQJ
298 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 4, Juli 2017, hlm. 296-303

EHUEXQ\L ³PDV\DUDNDW EHUNHZDMLEDQ PHPEHULNDQ tetapi dalam prakteknya sekolah swasta hanya
dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan mendapatkan porsi anggaran yang jauh lebih
pendiGLNDQ´ kecil daripada sekolah negeri. Selain itu,
Tingginya biaya pendidikan yang mekanisme penyaluran dana BOS bagi sekolah
ditanggung orangtua disebabkan banyaknya swasta dan sekolah negeri sangat berbeda. Di
komponen biaya pendidikan yang menjadi SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau contohnya,
beban orangtua, seperti biaya transportasi bagi sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah
siswa, biaya pembelian seragam, pembayaran yang besar dan maju di Kota Lubuklinggau.
SPP, dan lainnya. Alokasi anggaran pendidikan Disekolah ini kegiatan Ektrakulikuler dan Mutu
dari pemerintah lebih banyak dialokasikan untuk Pendidikan didalam maupun luar sekolah dapat
komponen biaya penunjang, yang menyangkut berjalan dengan baik dengan prestasi-prestasi
penyediaan sarana dan prasarana, seperti gaji yang membanggakan, pemberian reward pada
guru, pengembangan fisik sekolah, serta peng- siswa yang berprestasi dalam bidang akademik
adaan buku pelajaran. Pengelolaan pembiayaan maupun nonakademik dalam berbagai kategori
secara umum sebenarnya telah dilakukan dengan di akhir tahun pelajaran, pemberian reward pada
baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi guru dan karyawan yang berprestasi, dan lain
pelaksanaannya yang beragam antara sekolah sebagainya. Untuk mendukung kelancaran
yang satu dengan yang lainnya. Adanya kegiatan- kegiatan sekolah tersebut tentunya
keragaman ini bergantung kepada besar kecilnya membutuhkan biaya yang memadai yang
tiap sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah. besarnya lebih besar dari sekolah menengah
Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung pertama lainnya.Dan pembiayaan pada sekolah
masyarakatnya masih tergolong rendah, SMP Negeri 2 ini tidak semuanya kebutuhan
manajemen pembiayaan pendidikan pun masih dapat terpenuhi baik dalam ketersediaan bahan-
sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah bahan pelajaran dan kegiatan Penunjang lainnya.
biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, Selain masalah pembiayaan diatas tidak hanya
tentu saja manajemen pembiayaan cenderung besarnya dana yg diberikan ketepatan dalam
lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena mengalokasikan dana-dana tersebut apakah
sekolah harus mampu menampung berbagai sudah tepat guna.
kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
masyarakatnya. untuk melakukan penelitian lebih tentang
Berdasarkan fakta di lapangan yang manajemen pembiayaan pendidikan sekolah di
dilakukan mengungkapkan bahwa sekolah tidak SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau. Sehingga
terlepas dari manajemen pembiayaan karena dalam hal ini, penulis menulis artikel
dibutuhkan untuk operasional sekolah mulai dari ´0DQDMHPHQ 3HPELD\DDQ 3HQGLGLNDQ GL 603
penggajian tenaga pendidik, TU sampai Negeri 2 .RWD /XEXNOLQJJDX´
menambah/memperbaiki fasilitas sekolah guna Berdasarkan uraian tersebut diatas tujuan
meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah itu yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
sendiri, dan untuk, membiayai kebutuhan (1) Untuk mendeskripsikan bagaimana Peren-
sekolah yang lain. Pihak sekolah mengakui canaan Pembiayaan Pendidikan di SMP Negeri
bahwa untuk menjalankan itu semua para orang 2 Kota Lubuklinggau; (2) Untuk Mendes-
tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam kripsikan Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan
melaksanakan tujuan sekolah yang dalam hal ini di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau; (3) Untuk
adalah masalah pembiayaan. Mendeskripsikan Monitoring Evaluasi Pembiayaan
Terlebih di sekolah swasta, meskipun Pendidikan di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau;
sudah mendapat dana BOS namun untuk (4) Untuk Mendeskripsikan Hambatan dan
menunjang operasional yang lain orang tua tetap Dukungan Manajemen Pembiayaan Pendidikan
memberikan dana tiap bulannya (SPP). Menurut di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau.
Wijaya dalam jurnal penilitiannya yang berjudul
´,PSOLNDVL 0DQDMHPHQ .HXDQJDQ 6HNRODK METODE
7HUKDGDS .XDOLWDV 3HQGLGLNDQ´ PHQjelaskan Penelitian yang digunakan adalah
bahwa meskipun pemerintah telah memenuhi deskriptif kualitatif yang mengacu pada
amanat konstitusi Undang-undang Nomor 20 penjelasan tentang Manajemen Pembiayaan
Tahun 2003 tentang alokasi APBN maupun Pendidikan. Dengan memfokuskan penelitian
APBD sebesar 20% untuk sektor pendidikan, ini, penulis akan menggunakan metodelogi
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 299

penelitian deskriptif melalui pendekatan penggadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana,


kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini dapat bahan-bahan dan alat pelajaran, Honorarium dan
dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu, manusia, kesejahteraan.
suasana yang diamati, dan dokumen-dokumen. Perencanaan keuangan sekolah disesuai-
Subyek dalam penelitian ini sebagai sumber data kan dengan rencana pengembangan sekolah
dan sumber data manusia adalah orang atau secara keseluruhan. Keputusan Menteri
sumber yang dapat memberikan informasi Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) Nomor
tentang Manajemen Pembiayaan Sekolah. 056/U/2001 menya-takan penyelenggaran
Informan penelitian adalah kepala sekolah, wakil pendidikan disekolah meliputi: (1) Pelayanan
kepala sekolah, bendahara, guru dan staf tata yang bersifat teknis edukatif untuk proses belajar
usaha. Teknik pengumpulan data dalam mengajar baik teori maupun praktek untuk
penelitian ini adalah dengan 3 cara yaitu seluruh mata pelajaran dan penilaian hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi. belajar; (2) Pelayanan yang bersifat menunjang
Dalam penelitian ini, melakukan análisis data untuk oporasional ruang belajar dan kegiatan
melalui tekhnik deskriptif kualitatif dengan ekstrakulikuler; (3) Pengadaan dan perawatan
langkah-langkah: pengumpulan data, reduksi buku pelajaran, peralatan pendidikan, alat
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. pelajaran, peralataan laboratorium dan
keterampilan; (4) Pengadaan dan perawatan
HASIL DAN PEMBAHASAN sarana kegiatan penunjang seperti saran
Hasil administrasi, gedung sekolah, ruang kelas,
Dalam kaitannya dengan proses fasilitas sekolah, dan lingkungan; (5) Penyediaan
penyusunan anggaran, dalam buku Manajemen daya dan jasa seperti listrik, telepon, gas, dan air;
pendidikan, Lipham mengungkapkan 4 fase (6) Perjalanan dinas kepala sekolah; (7)
kegiatan pokok: merencanakan anggaran, memp- Pelayanan masyarakat, pemberdayaan komite
ersiapkan anggaran, mengelola pelaksanaan sekolah, kegiatan sosial; (8) Penyelenggaran
anggaran, dan menilai pelaksanaan anggaran. lomba yang dikuti siswa atau guru; (9)
RAPBS perlu memperhatikan asas anggaran, Pelayanan habis pakai untuk keperluan sekolah
yaitu: (1) asas kecermatan; (2) asas terpe-rinci; seperti surat kabar; (10) Penyediaan gaji guru
(3) asas keseluruhan; (4) asas keterbukaan; 5) dan non-guru, tunjangan, honorium, lembur,
asas periodik; 6) asas pembenaan. Masalah- transportasi, insentif dan lainnya yang
masalah terkait dengan penyusuan RAPBS. menunjang kegiatan. Berdasarkan komponen
Salah satu implikasi dari penerapan Manajemen penyelenggara pendidikan tersebut, tiap sekolah
Berbasis Sekolah sebagaimana diamanatkan menentukan program prioritas yang perlu
dalam perundang-undangan sistem pendidikan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran.
adalah diharus-kannya pimpinan sekolah Monitoring adalah upaya pengumpulan
(terutama kepala sekolah) untuk mengemban informasi secara berkelanjutan yang ditujukan
tanggung jawab yang lebih besar dalam proses untuk memberikan informasi kepada pengelola
pengembangan RAPBS. Oleh karena itu, program guna kepentingan tentang indikasi awal
pimpinan itu disarankan menyadari berbagai kemajuan dan kekurangan pelaksanaan program.
masalah yang harus mereka hadapi untuk Evaluasi adalah Kegiatan yang terjadwal
melaksanakan tangung jawab yang besar itu. untuk menilai secara objektif kinerja atau
Penyusunan anggaran dan pendapatan kesuksesan program yang sedang berjalan atau
rencana kegiatan atau program yang telah telah selesai, khususnya untuk menjawab
disusun dan kemudian diperhitungkan beberapa pertanyaan tentang seberapa jauh kontribusi
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan program terhadap pencapaian hasil/
kegiatan tersebut, berdasarkan dari dana yang dampak yang telah ditetapkan.
tersedia dan melaksanakan kegiatan tersebut, Monitoring Evaluasi merupakan satu
bukan berdasarkan dari dana yang tersedia dan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk
bagaimana dan tersebut dihabiskan. Penyusunan mengetahui dan menganalisa kekuatan dan
rencana anggaran pendapatan (RAP) dan kelemahan dari tiap-tiap kegiatan yang
rencana angaran belanja (RAB), biasanya diselenggarakan oleh satuan pendidikan guna
dikembangkan dalam format-format yang memberikan pelayanaan dan kualitas yang
meliputi: (1) sumber pembiayaan; (2) penge- terbaik bagi konsumen dalam hal ini siswa dan
luaran untuk kegiatan belajar mengajar, wali murid yang bersangkutan. Kegiatan
300 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 4, Juli 2017, hlm. 296-303

pengawasan pelaksanaan anggaran dilakukan untuk pihak sekolah. Selain itu juga dana yang
dengan maksud untuk mengetahui: (1) digunakan harus berdasarkan juklak bukan
kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan kebutuhan sekolah sebenarnya sebenarnya
ketentuan yang telah ditetapkan dan sesuai sehingga dana BOS cederung terbatas untuk
dengan prosedur yang berlaku; (2) kesuaian dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan siswa.
yang dicapai baik bidang terkait, administrasif
maupun operasional denga peraturan yang Pembahasan
ditetapkan; (3) kemanfaatan sarana yang ada Pengawasaan keuangan di sekolah
(manusia, biaya, perlengkapan dan organisasi) dilakukan oleh kepala sekolah dan instansi
secara efektif dan efisien; (4) sistem yang lain vartikal di atasnya, serta aparat pemeriksaan
ada perubahan sistem guna mencapai hasil yang keuangan pemerintah,pembiayaan sekola yang
telah sempurna. bersumber dari pemerinta, seperti dana BOS
Berdasarkan sifatnya, kegiatan monitoring diawasi oleh Dinas Pendidikan kota Lubuk-
dapat dibedakan menjadi monitoring internal dan linggau. Tujuan pengawasan keuangan ini ada
monitoring eksternal. Monitoring internal adalah lah untuk menjaga dan mendorong agar; (a)
monitoring yang dilakukan oleh Tim Manajemen pelaksanaan anggaraan dapat berjalan sesuai
BOS Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi dan dengan rencana yang telah didiskusikan; (b)
Tingkat Kabupaten/Kota. Monitoring internal ini pelaksanaan sesuai dengan peraturan instruksi
bersifat supervisi klinis, yaitu melakukan serta atas asas-asas yang telah ditentukan; (c)
monitoring dan ikut menyelesaikan masalah jika kesulitan dan kelemaan bekerja dapat dicegah
ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan dan ditanggulangi; (d) pelaksanaan tugas dapat
program BOS. Monitoring lebih bersifat evaluasi berjalan dengan efisien, efektif dan tepatwaktu.
eksternal terhadap pelaksanaan program dan Pengawasan yang dilakukan untuk melihat
Melakukan analisis terhadap dampak program, apakah dana tersebut sudah ggtepaat dallaam
kelemahan dan rekomendasi untuk perbaikan penggunaannya dan admistrasi keuangannya
program. Monitoring eksternal ini dapat sudahh tertib atu belum dan apakah sudah sesuai
dilakukan oleh Balitbang atau lembaga dengan aturan yang berlaku, ciri-ciri pengawasan
independen lainnya yang kompeten. yang baik adalah; (a) menemukan fakta
Komponen utama yang akan dimonitor pelaksanaan tugas; (b) mencega penyimpangaan
adalah: alokasi dana sekolah, penerima bantuan, dan penyeleweng susunan rencana; (c) diaraahh
penyaluran dan penggunaan dana, pelayanan dan kan padaa masa sekarang; (d) meningkatkkan
penanganan pengaduan, dan administrasi efisiensi; (e) menemukan kesalahan; (f)
keuangan. Pengawasan keuangan memiliki membimbing pelaksanaaan melaksanakan tugas.
fungsi mengawasi perencanaan keuangan dan Berdasarkan temuan penelitian menunjukan
pelak-sanaan penggunaan keuangan, sudah bahwa pengawasan pembiayaan di SMP Negeri
sesuai dengan juknis atau belum sehingga untuk 2 Kota Lubuklinggau secara internal dilakukaan
melakukan pengawasan yang tepat, kepala ole Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, dan
sekolah di tuntut untuk memahami pekerjaan pengawasan juga tidak terlalu ketat, karena
yang dilakukan oleh pelaksanaan administrasi bendahara yang mengatur laporan ke Dinas
keuangan, memahami peraturan pemerintah Pendidikan, kemudian untuk pengawasan
yang mengatur penggunaan dan pertanggung external yang dilakukan oleh inspektorat
jawaban serta pengadministrasian keuangan. dilakukan tiga kali dalam setahun, dan instansi
Hambatan yang sering terjadi adalah yang berwenang. Bagian akhir dari pengelolaan
sering keterlambatan dana masuk (cair) sehingga BOS adalah penyusunan laporan Pelaporan
untuk proses pembelajaran siswa, ekstra keuangan BOS merupakan perwujudan dari
kulikuler dan kegiatan lainnya menjadi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana
terhambat. Proses pencairan dana yng sering BOS terhadap publik. Transparansi keuangan
terlambat membuat sekolah kesulitan dalam diperlukan untuk meningkatkan dukungan
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan sesegera orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam
mungkin untuk digunakan siswa. Selain itu penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
belum adanya kewenangan sepenuhnya yang sekolah.
diberikan bendahara sekolah dalam mengelola Dana yang bersumber dari sekolah di
dana pendidikan menyebabkan sekolah perlu SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau, dana yang
menunggu dana cair kemudian baru digunakan bersumber dari pemerintah yaitu dana BOS
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 301

penggunaannya kurang disampaikan atau 7. Pembiayaan seluruh kegiatan di sekolah


dialokasikaan kepada masyarakat karena pada yang berhubungan dengan proses pem-
pumumnya masyarakat tidak mengetahui berapa belajaran dan yang mendukungnya dapat
penerimaan dana BOS dan untuk apa saja terpenuhi;
kegunaannya, tetapi masyarakaat juga tidak 8. Meringankan beban biaya operasi sekolah
terlalu mempermasalakan hal tersebut itu bagi siswa di sekolah swasta.
mungkin terjadi karena masyarakat percaya
bahhwa pengunaan dana tersebut sudah benar. Kelemahan dan kerugian dana BOS
Monitoring dan evaluasi dalam satuan Selain manfaat dan keuntungan yang
pendidikan merupakan bagian yang terpenting diperoleh dana BOS, terdapat kemungkinan
dalam sebuah instansi/sekolah. Monitoring dan kelemahan dan kekurangannya. Penyebab utama
evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan dari kelemahan ini dapat terjadi karena kelalaian
informasi yang digunakan untuk pengambilan dan kurangnya pengawasan dan tanggung jawab
keputusan. Tujuan utama dari monitoring dalam masing-masing pihak. Di bawah ini adalah
sebuah penyelenggara pendidikan adalah untuk rinciannya:
menyajikan informasi tentang pelaksanaan 1. Pemerintah dan perencana kebijakan APBN
program atau kegiatan sebagai umpan balik bagi KDUXV ³SXVLQJ´ PHPLNLUNDQ GDQ PHQ\HGLD-
pelaksana kegiatan tersebut, sebagai contoh pada kan pengalokasian dana BOS yang 20% dari
bagian akademik dapat digunakan untuk keseluruhan APBN;
mengawasi penggunaan dan pendistribusian 2. Peluan baru terjadinya nasional korupsi oleh
buku-buku pelajaran dan sebagainya kepala sekolah dan pengurus BOS, misalnya
Kegiatan pengawasan pelaksanaan mark-up dan biaya untuk hal-hal yang fiktif;
anggaran dilakukan dengan maksud untuk 3. Tambahan tugas ekstra bagi kepala sekolah
mengetahui: (1) kesesuaian pelaksanaan anggaran dan guru yang ditunjuk sebagai pegurus
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan %26 7DSL DGD ³KRQRUQ\D´ NRN MDGL tidak
sesuai dengan prosedur yang berlaku; (2) akan menjadi beban yang memberatkan
kesuaian yang dicapai baik bidang terkait, 4. Kemungkinan munculnya profesi ganda
administrasif maupun operasional denga (PNS-businesman) oknum pegawai UPTD/
peraturan yang ditetapkan; (3) kemanfaatan dinas pendidikan yang nakal. Biasanya
sarana yang ada (manusia, biaya, perlengkapan mengatasnamakan kedinasan dalam membuat
dan organisasi) secara efektif dan efisien; (4) kesepakatan agar pihak sekolah order
sistem yang lain ada perubahan sistem guna barang/jasa keperluan sekolah melalui
mencapai hasil yang telah sempurna. mereka dengan harga yang terbilang tidak
murah;
Keuntungan dan manfaat dana BOS adalah: 5. Kemungkinan prestasi belajar siswa
1. Kemungkinan terlaksananya program menurun. Kok bisa?! Sebelum ada dana
pemerintah wajar 9 tahun yang bermutu; BOS, siswa dipunguti biaya untuk biaya
2. Terlaksananya program pemerataan dan operasional sekolah. Karena uang tersebut
perluasan akses, program peningkatan mutu, adalah hasil keringat orang tuanya maka
relevansi dan daya saing, serta program tata siswa diwanti-wanti untuk belajar bersungguh-
kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik; sungguh;
3. Seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri 6. 6LVZD WLGDN PHUDVD ³PHPLOLNL´ EXNX-buku
bebas dari pungutan terhadap biaya operasi dan penunjang pelajaran lainnya di sekolah,
sekolah; karena diberikan secara gratis. Ini terlihat
4. Tidak ada siswa miskin putus sekolah karena dari cepat rusaknya barang-barang tersebut
tidak mampu membayar iuran yang sebelum tahun pelajaran berakhir, bahkan
dilakukan oleh sekolah; ada yang hilang;
5. Tidak ada tamatan SD/setara, tidak dapat 7. Minimnya sosialisasi secara off-line
melanjutkan ke SMP/setara, atau untuk membuat masyarakat masih banyak yang
kedepannya tidak ada lagi pendidikan bingung tentang dana BOS;
terakhir anak Indonesia hanya tamatan SD; 8. Meneruskan poin 7 di atas; karena masih
6. Meningkatnya pemberdayaan sekolah dalam banyak yang bingung, maka transparansi
rangka peningkatan akses, mutu dan dana BOS yang diharapkan terjadi tidak
manajemen sekolah; akan terwujud.
302 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 4, Juli 2017, hlm. 296-303

Perlu ditegaskan kembali bahwa kemung- BOS di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau
kinan terjadinya kelemahan atas adanya dana dilaksanakan secara per bulan, triwulan, dan
BOS adalah karena kelalaian, kurangnya/ per tahun dengan format penyusunan
lemahnya pengawasan dan tanggung jawab laporan mengikuti petunjuk penyusunan
masing-masing pihak. laporan serta mengedepankan transparansi
dan akuntabilitas publik terutama terhadap
SIMPULAN DAN SARAN orang tua siswa;
Simpulan 4. Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan
Simpulan umum masalah ini menunjukan pendidikan di SMP Negeri 2 Kota Lubuk-
bahwa manajemen pembiayaan di SMP Negeri 2 linggau. Kegiatan memonitor kegiatan yang
Kota Lubuklinggau selalu mengikuti prosedur berkenaan dengan kegiatan pertanggung
dan aturan yang berlaku. Sumber pembiayaan jawaban penerimaan, penyimpanan dan
yang berasal dari pemerintah, yaitu dana rutin pembayaran atau penyerahan uang yang
dan dana bantuan operasional sekolah (BOS), dilakukan bendaharawan kepada pihak-
pengalokasian, realisasi penempaatan dan pihak yang berwenang selain itu dilakukan
tanggung jawabnnya berdasarkan petunjuk dan evaluasi, untuk memperbaiki jika ada
buku pedeman penggunaan BOS bukan kesalahan untuk ditindaklanjuti. Secara
berdasarkan kebutuhan sekolah. internal, Dinas Pendidikan Kota Lubuk-
Simpulan secara khusus dapat diuraikan linggau belum melakukan pengawasan
sebagai berikut: secara menyeluruh terhadap pembiayaan
1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan SMP sekolah di SMP Negeri 2 kota lubuk-
Negeri 2 Lubuklinggau disusun oleh kepala linggau, Dinas Pendidikan hanya melihat
sekolah dengan melibatkan bendahara, pembukuan dan laporan pertanggung
dewan guru, pengurus dan ketua komite jawaban yang dilaporkan oleh sekolah saja.
serta wali murid mengenai kegiatan-kegiatan Pengawasan secara eksternal oleh inspek-
yang akan dilakukan selama periode torat dilakukan dilakukan secara periodik;
anggaran, Semua sumber dinyatakan dalam 4. Hambatan dan dukungan dalam upaya
bentuk uang sebab uang pada dasarnya pemecahan permasalahan dalam pembiayaan
merupakan pernyataan financial, memfor- sekolah di SMP Negeri 2 Lubuklinggau
mulasikan anggaran dalam bentuk format adalah pada kesulitan dalam penyusunan
yang telah disetuju bersama, dengan RAPBS, untuk itu dilakukan upaya dengan
melakukan revisi usulan anggaran, meminta pihak Dinas Pendidikan Kota
persetujuan revisi anggaran, pengesahan Lubuklinggau agar dapat melakukan
Anggaran.yang kemudian dirangkum dalam realisasi dan memberikan pembinaan
RAPBS. tentang pembuatan RAPBS kepada kepala
2. Pelaksanaan pembiayaan pendidikan di SMP sekolah dan bendahara secara bertahap,
Negeri 2 Kota Lubuklinggau. Pelaksanaan mimimal di masing-masing kecamatan.
anggaran pendidikan meliputi: (a) melaku- Sedangkan untuk dana yang terbatas di
kan analisis internal dan eksternal terhadap upayakan kreativitas kepala sekolah untuk
potensi sumber dana; (2) mengidetifikasi, menggali dana dari berbagai sumber, salah
mengelompokan, dan memperkirakan satunya dengan melakukan kegiatan
sumber-sumber dana yang dapat digali dan mendirikan sekolah yang bisa menghasilkan
dikembangkan; (c) menetapkan sumber dana pendapatan sekolah.
musyawarah, mengalang partisipasi
masyarakat melalui komite sekolah; Saran
3. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional 1. Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau atau
Sekolah di SMP Negeri 2 Kota Lubuk- pihak terkait diharapkan dapat memberikan
linggau, meliputi: (a) Perencanaan anggaran bimbingan dan pelatihan dalam penyusunan
dana; (b) Pelaksanaan pengelolaan dana; (c) dan pembutan RAPBS;
Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan 2. Perlu Adanya Usaha Dan Kreativitas Dalam
secara insidental dalam bentuk pengawasan Mengatasi Kekurangan Dana Sekolah;
melekat oleh kepala sekolah dan monitoring 3. Realisasi pemanfaatan dana harus di
internal dilakukan oleh tim manajemen sesuaikan dengan kebutuhan sekolah,
BOS Kota Lubuklinggau, dan Pelaporan sehingga program bantuan operasional
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 303

sekolah benar-benar dapat memenuhi DAFTAR RUJUKAN


kebutuhan sekolah serta meningkatkan
mutu dan tujuan sekolah; Gitosudarmo, Indriyo dan Mulyono, Agus. 1999.
4. Sekolah harus terbuka atau transparan Prinsip Dasar Managemen (Edisi 3)
dalam pengelolaan keuangan sekolah dan Yogjakarta : BPFE
berpedoman pada ketentuan peraturan Nawawi. H. (2001). Administrasi Pendidikan.
perundang-undangan yang berlaku; Yogyakarta: Gajah Mada University
5. Dinas pendidikan Kota Lubuklinggau Press.
diharapkan melakukan pengawasan terhadap Robbin, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi.
pembiyaan pendidikan secara intensif dan (Alih Bahasa : Benyamin Molan). Klaten:
kontinyu untuk mengetahui ketetapan PT. Indek, Kelompok Gramedia.
penggunaan anggaran dan akuntabilitasnya; Wahjosumidjo. 2001. Kepala sekolah : Tinjauan
6. Kendala yang timbul hendaklah segera teoritis dan permasalahannya. Jakarta:
secepat mungkin, dengan melibatkan Rajawali Perss.
berbagai unsur yang terkait sesuai pedoman Winardi. 1993. Manajer dan Manajemen.
atau petunjuk teknis yang ada. Bandung: Citra Aditya Bakti

Anda mungkin juga menyukai