Abstract:
The Objective of this study is to describe Education financial management at Junior high School
2 lubuklinggau city. The study applied the descriptive qualitative method. The subject of this
study are headmaster, treasures, teacher parents and school committee, Data Collection was use
through interview, Observation, and decomentation through interview, Observation and
documentation technigues. The result of study showed: (1) Finacial planning education created 1
year budget. (2) Implementation of the financing done by RAPBS and reported on a quarterly
basis. (3) Monitoring and evaluation of education financing is done periodically.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengelolaan keuangan Pendidikan di SMP
Negeri 2 kota Lubuklinggau. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah kepala sekolah, harta, guru orang tua dan komite sekolah, Pendataan itu
digunakan melalui wawancara, observasi, dan dekumentasi . Hasil penelitian menunjukkan (1)
pendidikan perencanaan Finacial dibuat anggaran 1 tahun. (2) Pelaksanaan pembiayaan dilakukan
sesuai dengan RAPBS dan dilaporkan setiap tiga bulan. (3) Pemantauan dan evaluasi
pembiayaan pendidikan dilakukan secara berkala.
296
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 297
pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, Oleh karena itu, pendidikan tanpa didukung
dan peningkatan efisiensi pendidikan. Salah satu biaya yang memadai, proses pendidikan di
unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah sekolah tidak akan berjalan sesuai harapan.
agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak Penerapan peraturan dan sistem
didik yang baik adalah dari segi pembiayaan. manajemen pembiayaan yang baku dalam
Manajemen biaya pendidikan sangat penting lembaga pendidikan tidak dapat disangkal lagi.
hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan Permasalahan yang terjadi di dalam lembaga
sekolah. Beragam sumber yang dimiliki oleh terkait dengan manajemen pembiayaan
suatu sekolah, baik dari pemerintah maupun pendidikan diantaranya sumber dana yang
pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana terbatas, pembiayaan program yang kurang jelas,
pihak ketiga lainnya mengalir masuk, harus tidak transparan, tidak mendukung visi, misi,
dipersiapkan sistem pengelolaan pembiayaan dan kebijakan sebagaimana tertulis dalam
yang profesional dan jujur. Kondisi di lapangan rencana strategis lembaga pendidikan. Disatu
memperlihatkan bahwa tidak semua kalangan sisi, lembaga pendidikan perlu dikelola dengan
dapat memperoleh pendidikan yang bermutu dan tata pamong yang baik sehingga menjadikan
bekualitas karena mahalnya biaya yang harus lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai
dikeluarkan. Kondisi inilah kemudian malfungsi dan malpraktik pendidikan yang
mendorong dimasukkannya Peraturan Peme- merugikan pendidikan. Perkembangan dunia
rintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun dalam bidang pendidikan dengan mudah dapat
2008 tentang Pendanaan Pendidikan pasal 80 dikatakan bahwa masalah pembiayaan menjadi
ayat \DQJ EHUEXQ\L ´ $QJJDUDQ EHODQMD XQWXN masalah yang cukup pelik untuk dipikirkan oleh
melaksanakan fungsi pendidikan pada sektor para pengelola pendidikan. Masalah
pendidikan dalam anggaran pendapatan dan pembiayaan pendidikan akan menyangkut
belanja negara setiap tahun anggaran sekurang- masalah tenaga pendidik, proses pembelajaran,
kurangnya dialokasikan 20% dari belanja sarana prasarana, pemasaran dan aspek lain
QHJDUD´ +DO LQL GLWXMXNDQ DJDU PDV\DUDNDt dapat yang terkait dengan masalah keuangan. Fungsi
menikmati pelayanan pendidikan, khususnya pembiayaan tidak mungkin dipisahkan dari
pendidikan dasar. Sumber daya pendidikan yang fungsi lainnya dalam pengelolaan sekolah. Oleh
dianggap penting adalah uang. Pendidikan tidak karena itu, dapat dikatakan bahwa pembiayaan
akan berjalan tanpa adanya biaya atau uang. menjadi masalah sentral dalam pengelolaan
Uang ini termasuk sumber daya yang langka dan kegiatan pendidikan. Ketidakmampuan suatu
terbatas. Sehingga, uang perlu dikelola dengan lembaga untuk menyediakan biaya, akan
efektif dan efisien agar membantu pencapaian menghambat proses belajar mengajar.
tujuan pendidikan. Pendidikan yang berkualitas Hambatan pada proses belajar mengajar
merupakan suatu investasi yang mahal. dengan sendirinya menghilangkan kepercayaan
Kesadaran masyarakat untuk menanggung masyarakat pada suatu lembaga. Namun, bukan
biaya pendidikan pada hakekatnya akan berarti bahwa apabila tersedia biaya yang
memberikan suatu kekuatan pada masyarakat berlebihan akan menjamin bahwa pengelolaan
untuk bertanggungjawab terhadap penyeleng- sekolah akan lebih baik. Pada tingkat sekolah
garaan pendidikan. (satuan pendidikan), pembiayaan pendidikan
Pendidikan dipandang sebagai sektor diperoleh dari subsidi pemerintah pusat,
publik yang dapat melayani masyarakat dengan pemerintah daerah, iuran siswa, dan sumbangan
berbagai pengajaran, bimbingan dan latihan masyarakat. Sejauh tercatat dalam Rencana
yang dibutuhkan oleh peserta didik. Salah satu Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah (RAPBS), sebagian besar biaya pendidikan di
agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat,
didik yang baik adalah dari segi pembiayaan. sedangkan pada sekolah swasta berasal dari para
Manajemen pembiayaan pendidikan sangat siswa atau yayasan. Partisipasi masyarakat di
penting hubungannya dalam pelaksanaan dalam penyelenggaraan pendidikan telah
kegiatan sekolah. diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 20
Berbagai upaya dalam mencapai tujuan Tahun 2003 pasal 8, yang disebutkan bahwa
pendidikan baik yang bersifat kuantitatif maupun ³PDV\DUDNDW EHUKDN EHUSHUDQ VHUWD GDODP
kualitatif, tetap saja biaya pendidikan memiliki perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
peran yang sangat penting dan menentukan. HYDOXDVL SURJUDP SHQGLGLNDQ´ VHUWD SDVDO \DQJ
298 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 4, Juli 2017, hlm. 296-303
EHUEXQ\L ³PDV\DUDNDW EHUNHZDMLEDQ PHPEHULNDQ tetapi dalam prakteknya sekolah swasta hanya
dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan mendapatkan porsi anggaran yang jauh lebih
pendiGLNDQ´ kecil daripada sekolah negeri. Selain itu,
Tingginya biaya pendidikan yang mekanisme penyaluran dana BOS bagi sekolah
ditanggung orangtua disebabkan banyaknya swasta dan sekolah negeri sangat berbeda. Di
komponen biaya pendidikan yang menjadi SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau contohnya,
beban orangtua, seperti biaya transportasi bagi sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah
siswa, biaya pembelian seragam, pembayaran yang besar dan maju di Kota Lubuklinggau.
SPP, dan lainnya. Alokasi anggaran pendidikan Disekolah ini kegiatan Ektrakulikuler dan Mutu
dari pemerintah lebih banyak dialokasikan untuk Pendidikan didalam maupun luar sekolah dapat
komponen biaya penunjang, yang menyangkut berjalan dengan baik dengan prestasi-prestasi
penyediaan sarana dan prasarana, seperti gaji yang membanggakan, pemberian reward pada
guru, pengembangan fisik sekolah, serta peng- siswa yang berprestasi dalam bidang akademik
adaan buku pelajaran. Pengelolaan pembiayaan maupun nonakademik dalam berbagai kategori
secara umum sebenarnya telah dilakukan dengan di akhir tahun pelajaran, pemberian reward pada
baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi guru dan karyawan yang berprestasi, dan lain
pelaksanaannya yang beragam antara sekolah sebagainya. Untuk mendukung kelancaran
yang satu dengan yang lainnya. Adanya kegiatan- kegiatan sekolah tersebut tentunya
keragaman ini bergantung kepada besar kecilnya membutuhkan biaya yang memadai yang
tiap sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah. besarnya lebih besar dari sekolah menengah
Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung pertama lainnya.Dan pembiayaan pada sekolah
masyarakatnya masih tergolong rendah, SMP Negeri 2 ini tidak semuanya kebutuhan
manajemen pembiayaan pendidikan pun masih dapat terpenuhi baik dalam ketersediaan bahan-
sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah bahan pelajaran dan kegiatan Penunjang lainnya.
biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, Selain masalah pembiayaan diatas tidak hanya
tentu saja manajemen pembiayaan cenderung besarnya dana yg diberikan ketepatan dalam
lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena mengalokasikan dana-dana tersebut apakah
sekolah harus mampu menampung berbagai sudah tepat guna.
kegiatan yang semakin banyak dituntut oleh Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
masyarakatnya. untuk melakukan penelitian lebih tentang
Berdasarkan fakta di lapangan yang manajemen pembiayaan pendidikan sekolah di
dilakukan mengungkapkan bahwa sekolah tidak SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau. Sehingga
terlepas dari manajemen pembiayaan karena dalam hal ini, penulis menulis artikel
dibutuhkan untuk operasional sekolah mulai dari ´0DQDMHPHQ 3HPELD\DDQ 3HQGLGLNDQ GL 603
penggajian tenaga pendidik, TU sampai Negeri 2 .RWD /XEXNOLQJJDX´
menambah/memperbaiki fasilitas sekolah guna Berdasarkan uraian tersebut diatas tujuan
meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah itu yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
sendiri, dan untuk, membiayai kebutuhan (1) Untuk mendeskripsikan bagaimana Peren-
sekolah yang lain. Pihak sekolah mengakui canaan Pembiayaan Pendidikan di SMP Negeri
bahwa untuk menjalankan itu semua para orang 2 Kota Lubuklinggau; (2) Untuk Mendes-
tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam kripsikan Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan
melaksanakan tujuan sekolah yang dalam hal ini di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau; (3) Untuk
adalah masalah pembiayaan. Mendeskripsikan Monitoring Evaluasi Pembiayaan
Terlebih di sekolah swasta, meskipun Pendidikan di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau;
sudah mendapat dana BOS namun untuk (4) Untuk Mendeskripsikan Hambatan dan
menunjang operasional yang lain orang tua tetap Dukungan Manajemen Pembiayaan Pendidikan
memberikan dana tiap bulannya (SPP). Menurut di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau.
Wijaya dalam jurnal penilitiannya yang berjudul
´,PSOLNDVL 0DQDMHPHQ .HXDQJDQ 6HNRODK METODE
7HUKDGDS .XDOLWDV 3HQGLGLNDQ´ PHQjelaskan Penelitian yang digunakan adalah
bahwa meskipun pemerintah telah memenuhi deskriptif kualitatif yang mengacu pada
amanat konstitusi Undang-undang Nomor 20 penjelasan tentang Manajemen Pembiayaan
Tahun 2003 tentang alokasi APBN maupun Pendidikan. Dengan memfokuskan penelitian
APBD sebesar 20% untuk sektor pendidikan, ini, penulis akan menggunakan metodelogi
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 299
pengawasan pelaksanaan anggaran dilakukan untuk pihak sekolah. Selain itu juga dana yang
dengan maksud untuk mengetahui: (1) digunakan harus berdasarkan juklak bukan
kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan kebutuhan sekolah sebenarnya sebenarnya
ketentuan yang telah ditetapkan dan sesuai sehingga dana BOS cederung terbatas untuk
dengan prosedur yang berlaku; (2) kesuaian dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan siswa.
yang dicapai baik bidang terkait, administrasif
maupun operasional denga peraturan yang Pembahasan
ditetapkan; (3) kemanfaatan sarana yang ada Pengawasaan keuangan di sekolah
(manusia, biaya, perlengkapan dan organisasi) dilakukan oleh kepala sekolah dan instansi
secara efektif dan efisien; (4) sistem yang lain vartikal di atasnya, serta aparat pemeriksaan
ada perubahan sistem guna mencapai hasil yang keuangan pemerintah,pembiayaan sekola yang
telah sempurna. bersumber dari pemerinta, seperti dana BOS
Berdasarkan sifatnya, kegiatan monitoring diawasi oleh Dinas Pendidikan kota Lubuk-
dapat dibedakan menjadi monitoring internal dan linggau. Tujuan pengawasan keuangan ini ada
monitoring eksternal. Monitoring internal adalah lah untuk menjaga dan mendorong agar; (a)
monitoring yang dilakukan oleh Tim Manajemen pelaksanaan anggaraan dapat berjalan sesuai
BOS Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi dan dengan rencana yang telah didiskusikan; (b)
Tingkat Kabupaten/Kota. Monitoring internal ini pelaksanaan sesuai dengan peraturan instruksi
bersifat supervisi klinis, yaitu melakukan serta atas asas-asas yang telah ditentukan; (c)
monitoring dan ikut menyelesaikan masalah jika kesulitan dan kelemaan bekerja dapat dicegah
ditemukan permasalahan dalam pelaksanaan dan ditanggulangi; (d) pelaksanaan tugas dapat
program BOS. Monitoring lebih bersifat evaluasi berjalan dengan efisien, efektif dan tepatwaktu.
eksternal terhadap pelaksanaan program dan Pengawasan yang dilakukan untuk melihat
Melakukan analisis terhadap dampak program, apakah dana tersebut sudah ggtepaat dallaam
kelemahan dan rekomendasi untuk perbaikan penggunaannya dan admistrasi keuangannya
program. Monitoring eksternal ini dapat sudahh tertib atu belum dan apakah sudah sesuai
dilakukan oleh Balitbang atau lembaga dengan aturan yang berlaku, ciri-ciri pengawasan
independen lainnya yang kompeten. yang baik adalah; (a) menemukan fakta
Komponen utama yang akan dimonitor pelaksanaan tugas; (b) mencega penyimpangaan
adalah: alokasi dana sekolah, penerima bantuan, dan penyeleweng susunan rencana; (c) diaraahh
penyaluran dan penggunaan dana, pelayanan dan kan padaa masa sekarang; (d) meningkatkkan
penanganan pengaduan, dan administrasi efisiensi; (e) menemukan kesalahan; (f)
keuangan. Pengawasan keuangan memiliki membimbing pelaksanaaan melaksanakan tugas.
fungsi mengawasi perencanaan keuangan dan Berdasarkan temuan penelitian menunjukan
pelak-sanaan penggunaan keuangan, sudah bahwa pengawasan pembiayaan di SMP Negeri
sesuai dengan juknis atau belum sehingga untuk 2 Kota Lubuklinggau secara internal dilakukaan
melakukan pengawasan yang tepat, kepala ole Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, dan
sekolah di tuntut untuk memahami pekerjaan pengawasan juga tidak terlalu ketat, karena
yang dilakukan oleh pelaksanaan administrasi bendahara yang mengatur laporan ke Dinas
keuangan, memahami peraturan pemerintah Pendidikan, kemudian untuk pengawasan
yang mengatur penggunaan dan pertanggung external yang dilakukan oleh inspektorat
jawaban serta pengadministrasian keuangan. dilakukan tiga kali dalam setahun, dan instansi
Hambatan yang sering terjadi adalah yang berwenang. Bagian akhir dari pengelolaan
sering keterlambatan dana masuk (cair) sehingga BOS adalah penyusunan laporan Pelaporan
untuk proses pembelajaran siswa, ekstra keuangan BOS merupakan perwujudan dari
kulikuler dan kegiatan lainnya menjadi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana
terhambat. Proses pencairan dana yng sering BOS terhadap publik. Transparansi keuangan
terlambat membuat sekolah kesulitan dalam diperlukan untuk meningkatkan dukungan
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan sesegera orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam
mungkin untuk digunakan siswa. Selain itu penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
belum adanya kewenangan sepenuhnya yang sekolah.
diberikan bendahara sekolah dalam mengelola Dana yang bersumber dari sekolah di
dana pendidikan menyebabkan sekolah perlu SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau, dana yang
menunggu dana cair kemudian baru digunakan bersumber dari pemerintah yaitu dana BOS
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 301
Perlu ditegaskan kembali bahwa kemung- BOS di SMP Negeri 2 Kota Lubuklinggau
kinan terjadinya kelemahan atas adanya dana dilaksanakan secara per bulan, triwulan, dan
BOS adalah karena kelalaian, kurangnya/ per tahun dengan format penyusunan
lemahnya pengawasan dan tanggung jawab laporan mengikuti petunjuk penyusunan
masing-masing pihak. laporan serta mengedepankan transparansi
dan akuntabilitas publik terutama terhadap
SIMPULAN DAN SARAN orang tua siswa;
Simpulan 4. Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan
Simpulan umum masalah ini menunjukan pendidikan di SMP Negeri 2 Kota Lubuk-
bahwa manajemen pembiayaan di SMP Negeri 2 linggau. Kegiatan memonitor kegiatan yang
Kota Lubuklinggau selalu mengikuti prosedur berkenaan dengan kegiatan pertanggung
dan aturan yang berlaku. Sumber pembiayaan jawaban penerimaan, penyimpanan dan
yang berasal dari pemerintah, yaitu dana rutin pembayaran atau penyerahan uang yang
dan dana bantuan operasional sekolah (BOS), dilakukan bendaharawan kepada pihak-
pengalokasian, realisasi penempaatan dan pihak yang berwenang selain itu dilakukan
tanggung jawabnnya berdasarkan petunjuk dan evaluasi, untuk memperbaiki jika ada
buku pedeman penggunaan BOS bukan kesalahan untuk ditindaklanjuti. Secara
berdasarkan kebutuhan sekolah. internal, Dinas Pendidikan Kota Lubuk-
Simpulan secara khusus dapat diuraikan linggau belum melakukan pengawasan
sebagai berikut: secara menyeluruh terhadap pembiayaan
1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan SMP sekolah di SMP Negeri 2 kota lubuk-
Negeri 2 Lubuklinggau disusun oleh kepala linggau, Dinas Pendidikan hanya melihat
sekolah dengan melibatkan bendahara, pembukuan dan laporan pertanggung
dewan guru, pengurus dan ketua komite jawaban yang dilaporkan oleh sekolah saja.
serta wali murid mengenai kegiatan-kegiatan Pengawasan secara eksternal oleh inspek-
yang akan dilakukan selama periode torat dilakukan dilakukan secara periodik;
anggaran, Semua sumber dinyatakan dalam 4. Hambatan dan dukungan dalam upaya
bentuk uang sebab uang pada dasarnya pemecahan permasalahan dalam pembiayaan
merupakan pernyataan financial, memfor- sekolah di SMP Negeri 2 Lubuklinggau
mulasikan anggaran dalam bentuk format adalah pada kesulitan dalam penyusunan
yang telah disetuju bersama, dengan RAPBS, untuk itu dilakukan upaya dengan
melakukan revisi usulan anggaran, meminta pihak Dinas Pendidikan Kota
persetujuan revisi anggaran, pengesahan Lubuklinggau agar dapat melakukan
Anggaran.yang kemudian dirangkum dalam realisasi dan memberikan pembinaan
RAPBS. tentang pembuatan RAPBS kepada kepala
2. Pelaksanaan pembiayaan pendidikan di SMP sekolah dan bendahara secara bertahap,
Negeri 2 Kota Lubuklinggau. Pelaksanaan mimimal di masing-masing kecamatan.
anggaran pendidikan meliputi: (a) melaku- Sedangkan untuk dana yang terbatas di
kan analisis internal dan eksternal terhadap upayakan kreativitas kepala sekolah untuk
potensi sumber dana; (2) mengidetifikasi, menggali dana dari berbagai sumber, salah
mengelompokan, dan memperkirakan satunya dengan melakukan kegiatan
sumber-sumber dana yang dapat digali dan mendirikan sekolah yang bisa menghasilkan
dikembangkan; (c) menetapkan sumber dana pendapatan sekolah.
musyawarah, mengalang partisipasi
masyarakat melalui komite sekolah; Saran
3. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional 1. Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau atau
Sekolah di SMP Negeri 2 Kota Lubuk- pihak terkait diharapkan dapat memberikan
linggau, meliputi: (a) Perencanaan anggaran bimbingan dan pelatihan dalam penyusunan
dana; (b) Pelaksanaan pengelolaan dana; (c) dan pembutan RAPBS;
Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan 2. Perlu Adanya Usaha Dan Kreativitas Dalam
secara insidental dalam bentuk pengawasan Mengatasi Kekurangan Dana Sekolah;
melekat oleh kepala sekolah dan monitoring 3. Realisasi pemanfaatan dana harus di
internal dilakukan oleh tim manajemen sesuaikan dengan kebutuhan sekolah,
BOS Kota Lubuklinggau, dan Pelaporan sehingga program bantuan operasional
Yulianti, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SMP 303