Anda di halaman 1dari 21

RANGKUMAN MATERI KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

2 DAN 3 SEKTOR

Oleh :

1. Siti Khodijah 7101419004


2. Juwarsih Ari Murti 7101419008
3. Siti Inta Sahayani 7101419121
4. Angga Setiawan 7101419152
5. Rizka Dwicahyani 7101419153
6. M. Nailul Fiqri 7101419174
7. Eflin Muji Ratnasari 7101419253
8. Annisa Septiana S.D 7101419258
9. Laurentina Lintang V. 7101419293

DOSEN PEMBIMBING

INAYA SARI MELATI, S.Pd., M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


A. Fungsi Konsumsi
Pengertian Fungsi Konsumsi
Pengertian suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
sifat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional
(atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut.

Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan


konsumsi.

Rumus Fungsi Konsumsi


C = a + b Yd
Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:
- nilai a = harus positif
- nilai b = harus positif

Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau
autonomous consumptio(konsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan
pengeluaran.

Marginal Prospensity to Consume (MPC)


Perbandingan diantara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan
dengan pertambahan pendapatan disposibel (ΔY ). Nilai MPC dapat
dihitung dengan menggunakan formula:

ΔC
MPC =
ΔY

Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to Consume (Kecondongan Mengkonsumsi
Marginal)
ΔC: Pertambahan KOnsumsi
ΔY: Pertambahan Pendapatan

Average Prospensity to Consume (APC)


Perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan pertambahan
tingkat pendapatan disposibel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd).
Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula:
C
APC =
Y

Keterangan :
APS: Average Prospensity to Consume
S : Konsumsi
Y : Pendapatan

Contoh Soal Fungsi Konsumsi


Diketahui data pendapatan suatu negara beserta konsumsi dan tabungannya
sebagai berikut.
a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besar
konsumsi per tahun Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besar
konsumsi per tahun Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.
Tentukanlah bagaimana Fungsi konsumsinya?

Jawaban
Diketahuai
Y1 = 1.000 Y2 = 1.200
C1= 950 C2 = 1.100
S1= 50 S2 = 100
Atau bisa mencari nilai a dengan cara memisalkan nilai Y dan C
C = a + bY
950 = a + 0,75 (1.000)
950 = a + 750
950 – 750 = a
a = 200

B. Fungsi Tabungan
Fungsi Tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (Pendapatan Disposebel) perekonomian tersebut.
Persamaan Fungsi Tabungan
Rumus :
S = -a+(1-b)Y

Keterangan :

a = Konsumsi

b = Kecondongan Konsumsi Marginal

Y = Tingkat Pendapatan Nasional

Marginal Prospensity to Save (MPS)


Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara
pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposable.

Rumus :

ΔS
MPS =
ΔY

Keterangan :

MPS : Marginal Prospensity to Saving (Kecondongan Menabung Marginal)

ΔS : Pertambahan Tabungan

ΔY : Pertambahan Pendapatan

Average Prospensity to Save (APS)

Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat


tabungan (S) dengan tingkat pendapatan.

Rumus :

S
APS =
Y

Keterangan :

APS : Average Prospensity to Save

S : Tabungan

Y : Pendapatan

MPS + MPC = 1

MPC = 1 – MPS atau MPS = 1 – MPC

Contoh Soal :
Diketahui pada tahun 2018 tingkat pendapatan 1000 maka jumlah tabungannya
adalah 300, sedangkan pada tahun 2019 tingkat pendapatannya 1500 maka
jumlah tabungannya adalah 500. Tentukan fungsi tabungannya!

Jawab :

Diketahui :

Y1 = 1000 Y2 = 1500

S1 = 300 S2 = 500

Ditanya : S ?

Dijawab :

S = -a + (1-b)Y

1-b = MPS

ΔS
MPS=
ΔY

500−300
¿
1500−1000

200
¿
500

MPS = 0,4

S
APS=
Y

300
¿
1000

= 0,3

-a = (APS – MPS)Y

= (0,3 – 0,4)Y
= (0,3 – 0,4)1000

= 300 – 400

= -100

S = -a + (1-b)Y

= -100 + 0,4Y

Kurva Fungsi Tabungan :

Permisalan :

S = 0 maka Y =? dan,

Y = 0 maka S = ?

Apabila S = 0 maka Y =?

S = -100 + 0,4Y

0 = -100 + 0,4Y

100 = 0,4Y

100
Y =
0,4

Y = 250

Apabila Y = 0 maka S = ?

S = -100 + 0,4Y

S = -100 + 0,4(0)

S = -100 + 0

S = -100
C. Fungsi Investasi
Pengeluaran investasi sebagai salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat merupakan pengeluaran untuk membeli barang modal riel.
Modal riel itu dapat berbentuk : 1) alat-alat produksi seperti pabrik, mesin-
mesin, peralatan pabrik, dan perlengkapan lainnya yang digunakan dalam
proses produksi; 2) rumah tempat timggal; 3) perubahan nilai barang cadangan.

Investasi dibedakan atas 2 golongan, yaitu

1. Investasi barang cadangan adalah kenaikan (atau penurunan) nilai


stok barang barang cadangan yang dimiliki perusahaan. Contohnya, ketika
barang cadangan pada awal tahun bernilai Rp200 milyar dan pada akhir tahun
bernilai Rp250 milyar, maka investasi barang cadangan bernilai Rp50 milyar.
2. Investasi tetap adalah penambahan alat-alat kantor baru berupa
gedung-gedung, mesin-mesin, perlengkapan dan peralatan kantor, dan rumah
tempat tinggal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi :

1. Pengharapan dan ramalan mengenai masa depan


Dalam menentukan apakah kegiatan investasi akan memberikan keuntungan
atau kerugian, para pengusaha haruslah membuat ramalan atau perkiraan
keadaan ekonomi di masa depan. Apabila kegiatan ekonomi di masa depan
memiliki prospek yang bagus atau keadaan ekonomi yang semakin cerah, maka
para pengusaha akan melakukan investasi, begitu juga sebaliknya.
2. Perubahan dan perkembangan teknologi
Penemuan-penemuan teknologi baru dalam proses produksi, misalnya
penciptaan mesin baru, serta perbaikan-perbaikan dalam proses produksi
sangat berpengaruh dalam mempertinggi produktivitasdi berbagai bidang
ekonomi. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya ongkos produksi dan
meningkatkan kualitas produk sehingga dapat meningkatkan laba yang
diharapkan.. Hal ini akan mendorong para pengusaha menambah investasinya.
3. Tingkat bunga dan efisiensi marginal produk
Efisiensi marginal produk adalah keuntungan yang diharapkan daari setiap
tambahan barang modal yang digunakan dalam proses produksi. Jika
keuntungan yang diharapkan sebesar Rp30 juta per tahun diperoleh dari suatu
pabrik yang biayanya Rp100 juta, maka EMM nya adalah 30%. Seandainya
tingkat bunga yang berlaku sebesar 3% sebulan (36% per tahun, pengusaha
tidak akan melakukan investasi. Namun, andaikata tingkat bunga yang berlaku
adalah 2% per bulan (24% per tahun), maka pengusaha akan melakukan
investasi. Jadi, jika EMM nya lebih rendah dari tingkat bunga maka investasi
tidak dapat dilakukan, tetapi jika EMM nya lebih besar dari tingkat bunga
maka investasi dapat dilakukan.

Contoh soal tentang investasi :

Jika suatu perusahaan memiliki pendapatan sebesar Rp15 milyar dan


pengeluaran untuk konsumsi sebesar Rp8 milyar, maka berapakah investasi
yang dilakukan perusahaan tersebut ?

Jawaban :

Diketahui : Y = 15

C=8

Ditanya : I = …. ?

Jawab : Y = C + I (persamaan perekonomian 2 sektor)

I=Y–C

I = 15 – 8
I=7

D. Keseimbangan Perekonomian 2 Sektor

ADAPUN HUBUNGAN DIANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

Yd = C + S
Keterangan :
Yd : Pendapatan disposebel
C : Konsumsi rumah tangga
S : Tabungan

Keterangan :
Pada Pendapatan yang rendah Rumah Tangga Menggorek Tabungan. Pada
waktu pendapatan disposebel adalah (Yd=0), pengeluaran konsumsi adalah Rp
125 ribu, ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa
lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.
Kenaikan Pendapatan menaikkan Pengeluaran Konsumsi. Biasanya
pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi.
Pada Pendapatan yang tinggi Rumah Tangga Menabung. Pertambahan
pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada akhirnya
Rumah Tangga “Tidak Menggorek Tabungan” ia akan mampu menabung
sebagian dari pendapatannya.
Pada suatu tingkat pendapatan disposebel yang cukup tinggi, konsumsi rumah
tangga akan sama besarnya dengan pendapatan disposebelnya. Apabila
pendapatan disposebel mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi, rumah tangga
tidak akan menggunakan seluruh pendapatan yang dapat dibelanjakannya tersebut.
Ini berarti pengeluaran rumah tangga adalah lebih rendah daripada pendapatan
disposebelnya. Pendapatan disposebel rumah tangga yang tidak di inginkan untuk
perbelanjaan tersebut merupakan tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga.
Pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh masyarakat dalam
perekonomian dinamakan pengeluaran konsumsi agregat dan tabungan agregat.
Pengeluaran konsumsi agregat adalah jumlah daripada pengeluaran-pengeluaran
yang dilakukan oleh seluruh rumahtangga yang ada dalam perekonomian.
Demikian juga, tabungan agregat adalah jumlah dari tabungan-tabungan yang
dibuat oleh seluruh rumah tangga. Ciri-ciri daripada pengeluaran konsumsi
agregat tidak berbeda dengan ciri-ciri pengeluaran konsumsi suatu rumahtangga,
dan ciri-ciri tabungan agregat tidak berbeda dengan ciri-ciri tabungan suatu
rumahtangga.

INVESTASI
Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk
kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan
mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk
kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan
digunakan untuk investasi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa jika investasi neto positif (investasi bruto
lebih besar daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemajuan. Jika
investasi neto bernilai nol (investasi bruto sama dengan penyusutan), dikatakan
bahwa perekonomian yang bersangkutan berada dalam keadaan stasioner.
Sementara itu, jika investasi neto bernilai negative (investasi bruto lebih kecil
daripada penyusutan), perekonomian itu mengalami kemunduran.
Investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan
nasional. Bila dirumuskan :
Y=C+S
Y=C+I
Sehingga I = S
Keterangan:
Y (yield)                 :    pendapatan
C (consumption)     :    konsumsi
S (saving)                :    tabungan

PENENTU-PENENTU TINGKAT INVESTASI


Faktor – faktor yang menentukan tingkat investasi :
1. Pendapatan nasional
2. Tingkat keuntungan
3. Suku bunga pinjaman
4. Perkiraan situasi perekonomian
5. Stabilitas keamanan

PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI

Dalam perekonomian tidak terdapat kekurangan permintaan, menurut


pandangan ahli-ahli ekonomi klasik dimana tingkat kegiatan ekonomi akan di
capai tergantung kepada kemampuan sector perusahaan untuk memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa. Kesanggupan ini dibatasi oleh banyaknya faktor
produksi yang tersedia dalam perekonomian itu. Oleh sebab itu menurut ahli-ahli
ekonomi klasik sampai dimana sesuatu perekonomian dapat memproduksikan
barang-barang dan jasa-jasa dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut:
Y = f (K,L,Q,T)
Keterangan :
Y         : Pendapatan nasional
K         : Jumlah seluruh barang modal
L          : Jumlahseluruh tenaga kerja
Q         : Jumlah kekayaan alam yang di gunakan
T          : Tingkat teknologi yang digunakan

Keseimbangan perekonomian Negara


Keseimbangan Perekonomian Negara adalah suatu keadaan dimana perekonomian
menjadi seimbang jika pendapatan nasiolanal sama dengan pengeluaran agrerat
dan investasi sama dengan tabungan.
Y=C+I
I = S
Untuk menunjukan proses penentuan tingkat keseimbangan
perekonomian Negara dapat digunakan 3 cara yaitu :
1. Dengan menggunakan contoh angka pendapatan nasional dan
perbelanjaan agregat
2. Dengan menggunakan grafik yang menunjukan:
(a) kesamaan perbelanjaan agregat dengan penawaran agregat, dan
(b) kesamaan diantara investasi dan tabungan.
3. Dengan menggunakan cara pembuktian secara aljabar

E. Keseimbangan Perekonomian 3 Sektor

Efek Pajak Terhadap Konsumsi Dan Tabungan

1. Pajak akan menurunkan Yd (Pendapatan Disposible)


2. Karena Yd turun, konsumsi (C) dan Tabungan (S) juga turun
Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara
pendapatan disposibel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan secara berikut:

Pendapatan disposibel (Yd) = Pendapatan nasional (Y) – Pajak (T)

Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan


rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi
kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Pajak
yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposibel sebanyak pajak yang
dipungut. Penurunan pendapatan disposibel menyebabkan pengeluaran konsumsi
dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Walaupun bentuk sistem pajak yaitu pajak tetap pemungutan pajak akan
mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang
ditentukan oleh persamaan berikut:
ΔC=MPCxT
ΔS = MPS x T
Pengeluaran Pemerintah
Penentu-Penentu Pengeluaran Pemerintah
a. Proyeksi jumlah pajak yang di terima
Dalam menyusun anggaran belanja pemerintah harus terlebih dahulu
membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan diterimanya. Makin
banyak jumlah pajak yang akan dapat di kumpulkan, makin banyak pula
perbelanjaan pemerintah yang akan di lakukan.
b. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
Mengatasi masalah pengangguran, menghidari inflasi dan mempercepat
pembangunan ekonomi. Untuk mempercepat kegiatan tersebut seringkali
membelanjakan uang yang lebih besar dari pendapatan yang di peroleh oleh
pajak.
c. Pertimbangan politik dan keamanan
Pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi
salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah.
Kekacauan politik, keamanan. Keadaan seperti itu akan menyebabkan
kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar.
Pajak dalam Perekonomian 3 Sektor

 Pengertian pajak

Pajak adalah pungutan yang dikenakan oleh pemerintah atas keuntungan


perusahaan, pendapatan individu, dan nilai jual suatu barang.

 Jenis jenis pajak


1. Pajak langsung yaitu pajak yang dipungut langsung dari pihak yang wajib
membayar pajak dan tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.
Contoh: Pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan, pajak
penghasilan.
2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada
pihak lain atau dapat diwakilkan. Contoh: pajak pertambahan nilai, pajak bea
masuk, dan pajak ekspor.

 Bentuk bentuk pajak pendapatan


1. Pajak regresif yaitu pajak yang presentse pemungutannya menurun apabila
pendapatan bertambah. Contoh: pajak impor dan pajak penjualan.
2. Pajak proporsional yaitu pajak yang presentase pemungutannya tetap pada
berbagai tingkat pendapatan. Contoh: pajak pertambahan nilai dan PBB.
3. Pajak progresif yaitu pajak yang presentase pemungutannya meningkat
apabila pendapatan bertambah. Contoh: pajak pengahasilan.
 Perhitungan pendapatan nasional
 Pendekatan pengeluaran
Keterangan:
Y = C+I+G
Y = Pendapatan nasional
Y = C0+bYd+I+G
T = Pajak (tax)
Y = C0+b(Y-T)+I+G
Yd = Pendapatan disposibel
Y = C0+bY-bT+I+G C = Konsumsi (consumption)

Y = 1/(1-b)(C0-bT+I+G) C0 = Konsumsi dasar, yaitu konsumsi


yang tidak tergantung pada Y

I = Investasi (investment)

G = Pengeluaran pemerintah
(government expenditure)

S = Tabungan (saving)
 Pendekatan injeksi kebocoran

I+G = S+T

I+G = -C0+(1-b)Yd+T

I+G = -C0+(1-b)(Y-T)+T

I+G = -C0+(1-b)Y+Bt

Y = 1/(1-b)(C0-bT+I+G)

F. Multiplier
A. PEMBAHASAN

Multiplier adalah faktor pelipat ganda (angka pengganda) sebagai akibat dari
adanya perubahan (baik penambahan ataupun pengurangan) salah satu faktor
penyusun variabel GDP atau pendapatan nasional (Y)

Dimana pendapatan nasional dipengaruhi oleh (C, I, G, Tx, Tr, X, M)maka


terdapat :

 Multiplier Consume (kc)


Dipengaruhi karena adanya perubahan konsumsi

kc = 1 ∆Y = kc . ∆C
1-b Nilai b merupakan koefisien
dari Yd pada fungsi
konsumsi.
 Multiplier Investment (kI)
C = a + bYd
Dipengaruhi karena adanya perubahan investasi
b = MPC

kI = 1 ∆Y = kI . ∆I 1-b = 1-MPC = MPS


1-b

 Multiplier Government Exp. (kG)


Dipengaruhi karena adanya perubahan pengeluaran pemerintah

kG = 1 ∆Y = kG . ∆G
1-b

 Multiplier Tax (ktx)


Dipengaruhi karena adanya perubahan pajak

kTx = -b ∆Y = kTX . ∆Tx


1-b

 Multiplier Transfer payment (ktr)


Dipengaruhi karena adanya perubahan subsidi

kTr = b ∆Y = kTR . ∆Tr


1-b

 Multiplier Ekspor (X) dan Impor (M)


Dipengaruhi karena adanya perubahan nilai ekspor maupun impor. Karena
ekspor dan impor adalah pasar 4 sektor (system perekonomian terbuka)
maka dirumuskan
dengan :
CONTOH SOAL
SOAL MULTIPLIER 2 SEKTOR
1. diketahui bahwa fungsi konsumsi masyarakat adalah C = 120 + 0,8Y dan
pengeluaran sector swasta I = 400 milyar. hitunglah :
a. Besarnya pendapatan nasional keseimbangan?
b. Jika investasi naik 30% maka hitunglah besarnya pendapatan nasional
keseimbangan yang baru?

PENYELESAIAN

a. Y?

C = 120 +0,8Y

Y=C+I

Y = 120 + 0,8Y + 400

0,2Y = 520

Y = 520/0,2

Y = 2600

b. Y’ yang baru jika investasi naik 30%?

∆I = 30%I1

∆I = 30% 400

∆I =120

k = 1/(1-b)

k= 1/(1-0,8)

k= 1/0,2

k=5
Y’ = Y-∆Y

= Y + k x ∆I

= 2600 + 5 x 120

Y’ = 3200

SOAL MULTIPLIER 4 SEKTOR

Diketahui fungsi konsumsi C=500+0,8Yd Pajak sebesar 25% dari Pendapatan


Nasional, Investasi swasta sebesar 500, pengeluaran pemerintah sebesar 1500,
ekspor sebesar 800, dan impor sebesar 10% dari Pendapatan Nasional, hitunglah :

a.Pendapatan Nasional keseimbangan ?

b. Konsumsi keseimbangan ?

c. Kondisi Neraca Perdagangan ?

d. Jika pada perekonomian terbuka ini akan mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh pada saat pendapatan nasional sebesar 6000, tentukanlah berapa besarnya
pajak harus diturunkan agar tercapai kondisi kesempatan kerja penuh /tidak ada
pengganguran ?

PENYELESAIAN

C=500+0,8Yd jadi a=500, b=0,8

Tx=25%Y = 0,25Y

Tr tidak disebutkan jadi = 0

I=500

G=1000

X=800

M=10%Y = 0,1Y jadi m=0,1


Ditanya & dijawab :

a. Y=….?

Y=C+I+G+X-M

Y=500+0,8Yd+500+1500+800-0,1Y

Y=0,8Yd-0,1Y+3300

Y=0,8(Y-0,25Y+0)-0,1Y+3300

Y=0,8(0,75Y)-0,1Y+3300

Y=0,6Y-0,1Y+3300

Y=0,5Y+3300

Y-0,5Y=3300

0,5Y=3300

Y=3300/0,5

Y=6600

b. C=……?

C=500+0,8(Yd)=500+0,8(Y-tY+To)

C=500+0,8(6600-0,25(6600)+0)

C =500+0,8(6600-1650)=500+0,8(4950)

=500+3960

C =4460

c. Ekspor dibanding Impor ?

X=800

M=0,1Y=0,1(6600)=660
X>M

jadi Surplus sebesar 140 (didapat dari X-M = 800-660 = 140)

d. Perubahan Pajak (ΔTx) agar Y2 menjadi 6000 ?

Y=5600

Y’=6000

kTx= -b/(1-b+m)

kTx = -0,8/(1-0,8+0,1)

kTx= -0,8/0,3

ΔY =kTx.ΔTx

Y’ =Y +(kTx.ΔTx)

6000=5600+((-0,8/0,3).ΔTx)

400=(-0,8/0,3)ΔTx

ΔTx=400(-0,3/0,8)

ΔTx=-150

Jadi untuk mencapai Y2=6000 maka Pajak (Tx) harus diturunkan 150.

Anda mungkin juga menyukai