Anda di halaman 1dari 15

BAB VI

FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN, DAN INVESTASI

Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara

keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan kedalam dua kategori penggunaan,

yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi

yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan

pendapatan nasional dalam bentuk perekonomian. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi

yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan

pendapatan nasional dalam perekonomian. Sedangkan Investasi adalah memberikan

sesuatu kepada orang lain untuk dikembangkan dan hasil dari sesuatu yang

dikembangkan tersebut akan dibagi sesuai dengan perjanjian. Pada umumnya

pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dilambangkan dengan

C, tabungan dilambangkan dengan S, dan investasi dilambangkan dengan I.

A. FUNGSI KONSUMSI

Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau

menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang atau jasa, untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Fungsi konsumsi adalah

suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi rumah

tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional. Fungsi konsumsi

merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan


pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai

persamaan linear sebagai berikut.

C = a + bY

Keterangan:

C = tingkat konsumsi

a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol.

b = kecondongan konsumsi marginal

Y = tingkat pendapatan nasional

Untuk mengetahui besarnya b, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

MPC (Marginal Propencity to Consume)adalah angka perbandingan antara

besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional, sehingga

dapat dirumuskan:

MPC = ΔC/ΔY

ΔC = perubahan konsumsi

ΔY = perubahan pendapatan

Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

a = (APC – MPC) Y

Di mana Average Propencity to Consum(APC), artinya hasrat untuk berkonsumsi

rata-rata. APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat

pendapatan nasional (C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri

(Y).
Bila ditulis dengan rumus adalah:

APC = C/Y , sedangkan b atau MPC = ΔC/ΔY

Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break

Even Point (BEP). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP adalah tingkat

pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran

untuk konsumsi, yang dapat dirumuskan:

Y = C atau Y – C = 0.

C = fungsi konsumsi

Y = tingkat pendapatan (BEP)

Contoh Soal

Diketahui data pendapatan suatu negara beserta konsumsi sebagai berikut.

a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besar konsumsi

per tahun Rp950 miliar.

b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besar konsumsi

per tahun Rp1.100 miliar.

Tentukan:

a. Fungsi konsumsi.

b. Tingkat pendapatan nasional (Break Even Point).


Jawab:

1. Mencari fungsi konsumsi

APC = C/Y = 950/1000 = 0,95

b = MPC = ΔC/ΔY = (1100-950)/(1200-1000) = 150/200 = 0,75

a = (APC – MPC) Y

= (0,95 – 0,75)1000

= 0,20 x 1000

= 200 miliar

Jadi fungsi konsumsinya C = a + bY

C = 200 + 0,75Y

2. Besarnya titik keseimbangan (BEP)

Y–C =0

Y – 200 + 0,75Y =0

Y – 0,75Y = 200 miliar

0,25Y = 200 miliar

Y = 800 miliar

Jadi besarnya BEP adalah Rp 800 miliar


B. FUNGSI TABUNGAN

Tabungan dapat diartikan sebagai bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi

atau setiap kemampuan dan kesediaan untuk menahan sebagian dari hasrat

konsumsi. Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat

hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan

pendapatan nasional perekonomian tersebut. Jadi, baik dalam hukum psikologi

konsumsi dari Keynes dikemukakan bahwa setiap pertambahan pendapatan akan

menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan. Fungsi

tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan dan

pendapatan.

Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan sebagai

berikut.

Y=C+S

S = Y – C padahal C = a + bY,

sehingga S = Y – (a + bY)

S = Y – a – bY

S = -a + (1 – b) Y

Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut.

S = -a + (1 – b) Y

syarat mutlak :

-a : harus negatif

- (1 – b) : harus positif
Keterangan :

a = besarnya pengeluaran konsumsi

Y = tingkat pendapatan nasional

S = tingkat tabungan

1 – b = MPS

MPS (Marginal Propencity to Save) adalah perbandingan antara

bertambahnya tabungan dengan bertambahnya pendapatan nasional, yang dapat

dirumuskan sebagai berikut.

MPS = ΔS/ΔY

ΔS = pertambahan tabungan

ΔY = pertambahan pendapatan

Contoh :

Diketahui pada saat pendapatan Rp1000 maka jumlah tabungannya adalah Rp50

dan pada saat pendapatan Rp1200 maka jumlah tabungannya adalah Rp100.

Tentukan fungsi tabungannya!

Jawaban :

Pertama-tama, cari dulu nilai MPS dan APS nya!

MPS = ∆S/∆Y

MPS = 50/200

MPS = 0.25
APS = S/Y

APS = 50/1000

APS = 0.05

Setelah dapat nilai MPS dan APS, lalu cari nilai -a nya!

-a = (APS-MPS)Y

-a = (0.05 - 0.25) 1000

-a = -200

Lalu, masukan nilai-nilai yang sudah dicari kebentuk fungsi tabungan!

S = -a + (1-b)Y

S = -200 + (1-b)Y

S = -200 + 0.25Y

Jadi fungsi tabungannya adalah S = -200 + 0.25Y

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi dan Tabungan

Pembahasan mengenai fungsi konsumsi dan fungsi tabungan yang telah kita

lakukan di depan menunjukkan pada kita bahwa tinggi rendahnya pendapatan

merupakan faktor penting yang memengaruhi besar kecilnya konsumsi dan

tabungan. Selain pendapatan, masih ada beberapa faktor lain yang bisa

memengaruhi besar kecilnya konsumsi dan tabungan. Faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut.


a. Keadaan Perekonomian

Bila perekonomian dalam keadaan baik, stabil, dan tidak banyak

pengangguran maka masyarakat cenderung aktif melakukan konsumsi dan

kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila perekonomian dalam keadaan buruk,

tidak stabil dan terdapat banyak pengangguran maka masyarakat cenderung

berhati-hati dan mengurangi konsumsi, serta lebih memprioritaskan menabung

untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk.

b. Suku Bunga

Bila suku bunga tinggi, masyarakat akan lebih suka menabung dan akan

mengurangi konsumsi. Karena, dengan suku bunga yang tinggi masyarakat

akan memperoleh jumlah bunga yang besar. Sebaliknya, bila suku bunga

rendah, masyarakat akan malas menabung dan cenderung akan menambah

konsumsi.

c. Kekayaan yang Telah Dimiliki

Bila suatu rumah tangga telah memiliki kekayaan yang cukup atau

berlebih, hasil dari bekerja atau mendapat warisan maka rumah tangga tersebut

cenderung kurang aktif menabung dan lebih aktif melakukan konsumsi., bila

suatu rumah tangga belum memiliki kekayaan yang cukup maka rumah tangga

tersebut cenderung lebih aktif menabung agar memiliki sejumlah kekayaan

yang diinginkan.
d. Budaya Berhemat

Masyarakat memiliki budaya yang berbeda dalam menggunakan

pendapatan. Ada kelompok masyarakat yang sangat suka berhemat dan selalu

berusaha menabung untuk mempersiapkan masa depan. Ada pula kelompok

masyarakat yang lebih suka berkonsumsi dan kurang mengenal budaya

berhemat.

e. Distribusi Pendapatan

Pada masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, jumlah

tabungan umumnya lebih banyak. Mengapa demikian? Karena distribusi

pendapatan yang tidak merata mengakibatkan sebagian masyarakat

memperoleh pendapatan yang tinggi, sedangkan sebagian yang lain

memperoleh pendapatan yang rendah yang hanya cukup untuk berkonsumsi.

Masyarakat yang berpendapatan tinggi cenderung suka menabung sehingga

jumlah tabungan menjadi banyak. Adapun pada masyarakat yang distribusi

pendapatannya lebih merata, jumlah tabungan relatif lebih sedikit karena

hampir seluruh masyarakat senang berkonsumsi.

f. Dana Pensiun

Bila pemerintah suatu negara memberikan dana pensiun yang tinggi maka

para pegawai cenderung senang berkonsumsi dan kurang aktif menabung.

Sebaliknya, bila dana pensiun rendah, para pegawai cenderung labih aktif

menabung untuk mempersiapkan diri di hari tua.


C. INVESTASI

Investasi adalah memberikan sesuatu kepada investor untuk dikembangkan

dan hasil dari sesuatu yang dikembangkan tersebut akan diberikan keuntungan

sesuai dengan perjanjian.

Adapun beberapa manfaat yang bisa di dapatkan dalam berinvestasi,

misalnya seperti:

a. Dapat meningkatkan aset

Misalnya kamu menabung untuk masa depan merupakan salah satu cara

yang tepat untuk berinvestasi. Atau kamu dapat membeli tanah saat ini untuk

sebuah investasi, kemudian menjualnya di masa yang akan datang dengan nilai

yang berkali-kali lipat dari harga saat membelinya, atau pada tanah tersebut bisa

di bangun apartemen dan di sewakan atau di jual.

b. Dapat memenuhi kebutuhan hidup di masa depan

Tentunya kita tidak tahu kebutuhan apa saja yang diperlukan di masa

depan. Untuk mencapai target yang telah di rencanakan di masa yang akan

datang misalnya kita ingin membeli rumah, kendaraan dan kebutuhan lainnya.

Maka hal tersebut akan lebih cepat tercapai jika mulai melakukan

mengumpulkan uang atau berinvestasi mulai dari saat ini.

c. Hidup jadi lebih hemat

Investasi dapat membuat seseorang menjadi lebih hemat. Misalnya

dengan cara menabung, orang akan menyisihkan sebagian penghasilannya


untuk menabung dan hasil uang yang terkumpul dari menabung tersebut dapat

dinikmati di masa yang akan datang atau jika di butuhkan.

d. Mencegah dari tanggungan hutang

Seiring berkembangnya jaman maka banyak sekali kebutuhan hidup yang

harus dipenuhi, terutama mengenai kebutuhan akan gaya hidup. Pastinya setiap

orang memiliki gaya hidupnya masing-masing, misalnya seperti keinginan

untuk membeli barang-barang tertentu yang harganya tergolong relatif mahal.

Mungkin saja karena ingin memenuhi gaya hidupnya orang tersebut

memaksakan diri dan memutuskan untuk meminjam uang untuk memenuhi

gaya hidupnya dan tentunya dia akan terjerat hutang. Maka dengan investasi

kita dapat mencegah terjerat hutang, karena kita akan selalu memiliki komitmen

yang kuat untuk menghindari jeratan hutang yaitu dengan cara gaya hidup

hemat.

Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan investor saat melakukan

investasi yaitu :

1. Tidak memiliki rencana investasi yang jelas. Karena ini terkait dengan masa

depan investor tersebut, maka tanpa memiliki konsep yang kuat investasinya

bisa merupakan suatu kesalahan.

2. Investor terkadang kurang sabar dan ingin segera menikmati keuntungan

padahal investasi adalah suatu program jangka panjang dan kita mesti bisa

menerawang jauh ke depan dan jangan mengambil langkah yang emosional dan

terlalu cepat. Tetapi mesti melakukan langkah-langkah yang terukur.


3. Investor terkadang memperoleh informasi yang terlalu berlebih sehingga

mengaburkan analisis yang telah baik yang diperoleh sebelumnya.

4. Calon investor gampang terpengaruh gimik (rencana bisnis) yang menjanjikan

kaya dalam sekejap. Dan melupakan hukum ekonomi yang paling mendasar

yaitu High Risk High Return (Pengembalian tinggi pasti beresiko tinggi pula).

Misalnya bila uang diinvestasikan ke deposito bank maka bunga yang didapat

akan lebih rendah daripada bila diinvestasikan ke suatu bisnis seperti bisnis

makanan yang dapat memperloleh pengembalian 100% dari modal.

Jenis-Jenis Investasi

Adapun Beberapa Investasi finansial misalnya seperti:

a. Deposito

Investor akan menanamkan dana dengan jangka waktu tertentu, namun

umumnya berjangka pendek dan memperoleh keuntungan berupa bunga. Bunga

pada deposito biasanya sesuai dengan resikonya. Adapun deposito dibagi

menjadi umumnya terdapat dua macam, diantaranya:

1. Deposito berjangka

Merupakan investasi dengan cara menanamkan dana dalam jangka

waktu pendek yang umumnya tidak lebih dari satu tahun, dan pada saat jatuh

tempo akan menerima kembali dana yang ditanamkannya bersama dengan

bunga hasil dari investasinya.

2. Sertifikat deposito
Pada deposito ini umumnya bunga akan diterima di bagian awal,

waktunya biasanya sama dengan deposito berjangka, yaitu tidak lebih dari

satu tahun atau sesuai dengan aturan yang di sepakati.

b. Saham

Saham dapat dikatakan sebagai surat-surat berharga yang di terbitkan

oleh suatu perusahaan, dimana surat-surat tersebut menunjukan kepemilikan

dari perusahaan tersebut. Saham-pun bisa di perjual-belikan dengan syarat-

syarat tertentu. Jika memiliki saham pada suatu perusahaan maka sama halnya

memiliki aset perusahaan tersebut. Misalnya jika memiliki 60 persen saham

pada sebuah perusahaan, maka memiliki 60 persen aset perusahaan tersebut.

c. Obligasi

Yaitu surat tanda bukti dari pernyataan hutang, maksudnya suatu bukti

bahwa seseorang telah memberikan hutang kepada suatu perusahaan atau

lembaga tertentu. Jadi pihak yang berhutang akan membayar bunga dalam

jangka waktu tertentu, biasanya jangka waktu untuk mengembalikan hutang

lebih dari 12 bulan. Obligasi memiliki beberapa keuntungan seperti dapat

memberikan pendapatan yang tetap dan bunga yang besar daripada deposito.

Kerugiannya biasanya jika pihak yang berhutang bangkrut maka tidak dapat

membayar hutangnya dan memiliki jangka waktu yang cukup panjang.

d. Reksa dana

Reksa dana dapat diartikan sebagai tempat menghimpun dana secara

kolektif. Lalu dana yang terkumpul akan dikelola oleh manager investasi, yang
dimana nantinya dana yang terkumpul akan di investasikan. Biasanya jika

mendapatkan keuntungan maupun kerugian akan dibagi secara merata kepada

para investor. Reksa dana saat ini merupakan salah satu jenis dari investasi yang

perkembangannya cukup pesat, Meski begitu masih banyak orang yang belum

memahaminya. Dalam berinvestasi jenis ini harus berhati-hati karena rawan

terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

e. Menabung

Menabung dapat di artikan sebagai menyimpan uang di bank sehingga

uang tersebut terkumpul dan dapat digunakan di kemudian hari jika di

butuhkan. Investasi dengan cara menabung bisa dilakukan oleh semua

kalangan. Keuntungan menabung misalnya seperti uang dapat diambil kapan

saja jika di perlukan dan transaksinya yang tergolong mudah.

Adapun Beberapa Investasi pada sektor rill atau barang, misalnya seperti:

a. Sektor Manufaktur

Merupakan investasi dalam menangani mengelola barang-barang mentah,

bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi untuk di olah lagi sehingga

menjadi barang yang mempunyai nilai guna yang tinggi. Biasanya dalam sektor

ini ada juga yang berbasis kepada jasa transportasi, otomotif, agrobisnis dan

lain-lain.

b. Properti
Yaitu investasi pada semua sektor yang ada hubungannya dengan bangunan,

mulai dari perumahan, apartemen dan gedung-gedung. sehingga bangunan

tersebut bisa di jual atau disewakan.

c. Teknologi

Yaitu Investasi yang ada hubungannya dengan bisnis-bisnis pada sektor

teknologi, misalnya seperti pada dunia pertelevisian, perfilman, rumah

produksi, telekomunikasi dll.

d. Emas

Harga emas cenderung selalu stabil bahkan selalu naik setiap tahunnya. Banyak

orang yang berinvestasi dengan emas, kemudian menjualnya kembali saat

harganya mengalami kenaikan yang cukup tinggi dan emas yang di investasikan

umumnya emas batangan. Orang-orang berinvestasi dengan emas biasanya

memiliki alasan seperti karena emas mudah dijual, memiliki daya tahan yang

lama, dan yang paling utama yaitu harganya yang stabil. Mungkin kelemahan

jika berinvestasi emas misalnya seperti ada kemungkinan nilai emas mengalami

penurunan tapi hal seperti ini relatif jarang terjadi dan tidak memberikan

penghasilan rutin.

Anda mungkin juga menyukai