PERSEKUTUAN LIKUIDASI
DI SUSUN OLEH:
ELSA (20320038)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tak lupa
shalawat serta salam dilimpahkan kepada suri tauladan umat islam yakni Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan 1. Adapun judul makalah ini adalah “PERSEKETUAN-LIKUIDASI”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati, kami mohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna perbaikan tugas mendatang. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
System likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau perubahan
terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya dan tidak mampu
untuk membayar segala kerugian tersebut. sehingga perusahaan tersebut dengan terpaksa
memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya agar tidak
menimbulkan resiko-resiko yang mungkin saja dapat terjadi, resiko merupakan aspek utama dari
kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan factor penting dalam dunia bisnis. Resiko
merupakan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak menguntungkan yaitu ketidakpastian
suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Dengan masuknya seseorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu kerja atau
meninggalnya seseorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan bersama persekutuan. Suatu
persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu untuk menjalankan usaha
bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya, persekutuan secara otomatis bubar jika
salah seorang sekutu meninggal dunia. Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para
sekutu untuk menjalankan perusahaannya juga berakhir.
1
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Persekutuan Firma-Likuidasi
Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha perusahaannya
dibubarkan semua. Dalam likuidasi ini perusahaan hanya berjalan beberapa saat guna
menyelesaikan proses likuidasi tersebut.
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai, yang disebut dengan proses
realisasi ;
2. Proses pembayaran kembali utang – utang kepada para kreditur dan pembayaran kembali
sisa modal kepada para anggota, yang disebut juga dengan proses likuidasi.
Prosedur Likuidasi :
1. Rekening – rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi bersih selama
periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing – masing sekutu, sesudah itu
dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi.
2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang kas, apabila ada perbedaan antara nilai buku
dan nilai realisasi yang menunjukkan laba atau rugi yang diperuntukkan atau dibebankan ke
pada para sekutu dalam resio laba-rugi. Saldo modal selanjutnya dipakai sebagai dasar
penyelesaian.
3. Apabila dijumpai keadaan di mana salah seorang sekutu mempunyai saldo debit di dalam
rekening modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang kepada persekutuan, maka piutang
kepada persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo debit rekening modal yang
bersangkutan. Di samping itu pada prinsipnya apabila seorang anggota mengalami defisit
maka anggota yang lain berkewajiban untuk menutupnya terlebih dahulu.
4. Apabila uang kas sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus dibayarkan terlebih
dahulu kepada para kreditur luar. Kemudian dapat digunakan dalam penyelesaian pinjaman
dan saldo modal sekutu.
2
2.1.2 Pembayaran Kepada Sekutu Sesudah Realisasi
Diasumsikan, bahwa pembagian kepada para sekutu dilakukan hanya setelah realisasi aktiva
diselesaikan sepenuhnya dan seluruh keuntungan atau kerugian realisasi diketahui.
Diasumsikan bahwa “ firma A,B,C, dan D “ memutuskan untuk melikuidasi diri. Semua
aktiva persekutuan firma ini harus dicaikan menjadi uang kas. A,B,C dan D membagi laba dan rugi
dalam rasio masing-masing 30%,30%,20% dan 20% . Neraca yang disusun per 1 Mei 1987, tepat
sebelum likuidasi, melaporkan saldo sebagai berikut :
AKTIVA KEWAJIBAN DAN MODAL
Sejumlah contoh dibawah ini diberikan dengan asumsi, bahwa aktiva persekutuan firma
direalisasi dengan jumlah-jumlah kas yang berbeda. Asumsi ini adalah sebagai berikut :
Kerugian Realisasi Aktiva yang Dibebankan Sepenuhnya Pada Saldo Modal Sekutu
Contoh 1. Asumsikan bahwa aktiva non-kas “ firma A,B,C dan D “, dengan nilai buku $
180.000 direalisasi sebesar $140.000. kerugian sebesar $40.000 dibagikan dalam rasio laba-rugi.
Uang kas pertama-tama digunakan lebih dulu untuk membayar pinjaman para sekutu dan saldo
modal mereka.
Hal ini diikhtisarkan dalam laporan likuidasi berikut :
3
Presentase modal dan bagi-bagi laba –
rugi
Saldo sebelum likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
(a) Penjualan aktiva
dan pembagian
kerugian……..
140.000 (180.000 ) ( 12.000) (12.000) ( 8.000 ) ( 8.000 )
Ayat-ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva dan pembagian uang kas adalah sebagai
berikut :
Transaksi pos jurnal
4
1. Jika realisasi aktiva menghasilkan keuntungan, maka perkiraan modal sekutu harus dikredit.
Apabila aktiva dijual dalam jumlah partai, maka dapat kita buka sebuah perkiraan tersendiri
untuk mengikhtisarkan keuntungan dan kerugian yang timbul. Setelah semua aktiva
direalisasi, maka saldo debet atau kredit dalam perkiraan ini dipindahkan keperkiraan modal
sekutu dalam rasio laba-rugi.
2. Kreditor luar harus dibayar lunas lebih dulu sebelum pada sekutu dibayar atas pinjaman
maupun saldo modal.
3. Apabila buku-buku melaporkan jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada para sekutu,
sebagai akibat panjar ataupun beban untuk barang-barang atau jasa-jasa, maka saldo ini akan
diimbangi dengan modal sekutu. Kemudian penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan jumlah
yang dilaporkan dalam perkiraan pinjaman dan modal sekutu.
5
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
Likuidasi
Penjualan
Aktiva dan
Pembagian 120.000 (180.00 ) (18.000) (18.000) (12.000) (12.000)
Kerugian…….
130.000 75.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)
Pembayaran
Kepada para
Kereditor …… (75.000) (75.000)
(2.
55.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 000)
Mengimbangi
D terhadap
Saldo debet
Perkiraan (2.000) 2.000
Modalnya …...
Pembaran
Kepada para (55.000) (6.000) (3.000) (24.000) (13.500) (8.500)
Sekutu ………..
Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan pinjaman D pada kekurangan modalnya akan
berbunyi sebagai berikut :
Transaksi ayat jurnal
Kerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan Kekurangan Modal Bagi Seorang Sekutu
Saja
Contoh 3. Asumsikan, bahwa aktiva non- kas dalam contoh kita direalisasikan sebesar
$100.000 dan hal ini menimbulkan kerugian realisasi sebesar $80.000. Dalam pembagian kerugian
realisasi sebesar $80.000, D dibebani $16.000. Hal ini menimbulkan saldo debet dalam perkiraan
modal D sebesar $6.000. Untuk mengimbangi seluruh jumlah dalam perkiraan pinjaman D
6
terhadap modalnya, dalam perkiraan modalnya, masih tersisa saldo debet sebesar $1.000. Jika D
membayar $1.000 kepada perusahaan pada saat ini, maka kekurangan modalnya tertutup dan
perusahaan dapat membagikan uang kas kepada A,B dan C pada likuidasi akhir. Akan tetapi, jika
perusahaan tidak berhasil memperoleh kembali jumlah ini dari D, dan perusahaan memutuskan
untuk membagi uang kas yang ada, maka pembagian ini harus menetapkan kemungkinan, bahwa D
gagal untuk memenuhi kewajibannya kepada persekutuan firma. Kemudian, uang kas yang
tersedia harus dibagikan dengan suatu cara menimbulkan saldo dalam perkiraan modal A,B, dan C,
yang dapat menutup kerugian sebesar $1.000. Jika D kemudian membayar $1.000 per kas, maka
jumlah ini dibayarkan kepada A,B, dan C sesuai dengan saldo dalam perkiraan modal mereka.
Dibawah ini terlihat laporan likuidasi yang didasarkan atas asumsi, bahwa D menyetorkan
jumlah kekurangan modalnya dan dengan itu tersedia uang kas, untuk dibagikan kepada A,B,dan
C.
Saldo sebelum
Likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
Penjualan
Aktiva dan
Pembagian
Kerugian……. 100.000 (180.00 ) (24.000) (24.000) (16.000) (16.000)
Pembayaran
Kepada para
Kereditor …… (75.000) (75.000)
(6.
35.000 6.000 5.000 18.000 7.500 4.500 000)
Mengimbangi
D terhadap
Saldo debet
Perkiraan
Modalnya …... (5.000) 5.000
7
55.000 6.000 18.000 7.500 4.500 (1.000)
Pembaran
Kepada para
Sekutu (lihat
skedul ) (35.000) (6.000) (17.625) (7.125) (4.250)
………..
375 375 250 (1.000)
Dalam contoh ini, tersedia uang kas sebesar $35.000 untuk membayar A, B, dan C,
sementara itu gabungan saldo pinjaman dan modal mereka berjumlah $36.000. dalam menetapkan
jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu ini, kerugian sebesar $1.000 yang ditutup oleh
A, B, dan C dalam hal D insolvensi, harus diperhitungkan.
Jumlah yang harus dibayarkan kepada sekutu dapat disebut sebagai kepentingan bebas.
Kepentingan bebas ini dihitung dengan jalan menyatukan saldo pinjaman dan modal masing-
masing sekutu sebelum pembagian uang kas dan mengurangkan dari jumlah ini setiap saldo yang
harus tetap tersedia, untuk menutup kerugian yang meungkin di masa mendatang. Hal ini
diperlihatkan dalam skedul pada halaman berikut ini.
Firma A, B, C & D
1- 31 Mei 1987
A B C D
( 30 %) ( 30 % ) ( 20 % ) ( 20 % )
Saldo modal sebelum pembagian kas 18.000 7.500 4.500 ( 1.000 )
Ditambah : saldo pinjaman.............. 6.000
8
Kepentingan bebas – jumlah yang harus
dibayarkan kepada masing – masing
sekutu.............................. 17.625 13.125 4.250
Apabila jumlah uang kas yang dapat dibayarkan kepada sekutu ditetapkan, maka uang kas ini
digunakan lebih dulu untuk membayar setiap pinjaman beredar dan sisanya kemudian digunakan
untuk saldo modalnya. Akan tetapi, D tidak menerima uang kas atau saldo pinjamannya, walaupun
dalam kenyataannya sekutu lainnya menerima pembayaran atas saldo modalnya. Prioritas hukum
diberikan untuk meniadakan hak mengimbangi atas saldo pinjaman. Pembagian uang kas dengan
cara lainnya akan menimbulkan pembayaran yang terlalu tinggi kepada sekutu tertentu dan
pembayaran yang terlalu rendah kepada sekutu lainnya, serta akan membutuhkan pemindahan
uang kas diantara para sekutu jika ternyata D gagal untuk memenuhi kewajibannya kepada
perusahaan.
Ayat-ayat jurnal untuk mencatat investasi tambahan D dan pembagian jumlah ini kepada A,
B dan C berbunyi sebagai berikut :
Jika D melakukan penyelesaian langsung dengan sekutu lainnya, maka ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut :
9
dan C dalam penyelesaian kewajibannya Modal B ...................... 375
kepada mereka Modal C ...................... 250
Modal D ...........................$ 1.000
Jika perusahaan tidak dapat menagih klaimnya dari D, maka ayat jurnal untuk mencatat
kerugian ini adalah sebagai berikut :
Kerugian Realisasi Aktiva Yang Menimbulkan Kekurangan Modal Bagi Lebih Dari Seorang
Sekutu
Contoh 4 . Asumsikan, bahwa aktiva non – kas dalam contoh kita direalisasi sebesar $ 80.000
dan hal ini menimbulkan kerugian sebesar $ 100.000. Dalam pembagian kerugian $ 100.000,
perkiraan modal D dibebani sebesar $ 20.000. Hal ini menimbulkan saldo debet sebesar $ 10.000
dalam perkiraan modal D. Untuk mengimbangi seluruh saldo pinjaman D sebesar $ 5.000 terhadap
modal saldo debetnya masih menyisakan kekurangan modal sebesar $ 5.000. Jika jumlah $ 5.000
ini diperoleh kembali dari D pada saat ini, maka kekurangan modalnya tertutupi dan perusahaan
dapat melikuidasi kegiatannya dengan membagikan uang kas kepada A, B dan C. Sebaliknya, jika
perusahaan tidak mampu memperoleh kembali jumlah $ 5.000 itu pada saat ini dan perusahaan
memutuskan untuk membagikan uang kas yang ada, maka kepentingan A, B dan C tetap dengan
saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin akibat ketidakmampuan D memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan. Penetapan kerugian seperti ini akan menimbulkan saldo debet
dalam perkiraan modal C. Dalam mengharapkan semua keuntungan, kemungkinan kerugian
tambahan bagi A dan B perlu diperhitungkan.
Jika D menyetorkan jumlah $ 5.000 tersebut, maka uang kas ini dapat dibagikan kepada par
sekutu sesuai dengan saldo yang dilaporkan dalam perkiraan modal mereka. Dalam hal ini C tidak
perlu menyerahkan setoran lebih lanjut. Dalam laporan likuidasi yang terdapat pada halaman 75 ,
kita asumsikan bahwa D melakukan investasi tambahan.
Uang kas yang tersedia untuk membayar A, B dan C adalah berjumlah $ 15.000, sementara
gabungan saldo pinjaman dan modal mereka seluruhnya berjumlah $ 20.000. Dalam menentukan
10
bagaimana uang kas ini dibagikan, kepentingan bebas untuk masing-masing sekutu dihitung dalam
skedul yang menyertai laporan likuidasi seperti yanhg terlihat pada halaman 75.
Kerugian yang mungkin sebesar $ 5.000, dalam hal D insolvensi, harus dipertimbangkan
lebih dulu. Karena A, B dan C berbagi laba dalam rasio 30 %, 30 % dan 20 % , maka rasio ini
digunakan dalam menetapkan kepentingan yang dibatasi untuk masing-masing sekutu sebesar $
1.875, $ 1.875 dan $ 1.250. Akan tetapi, modal C tidak cukup untuk menutup bagiannya dalam
kerugian tambahan yang mungkin ini. Kerugian yang mungkin tak dapat dit5utup oileh C sebesar
$750 ini kemudian diperhitungkan dalam kepentingan yang dibatasi berikutnya, yang dapat
ditetapkan bagi A dan B. Karena rasio laba rugi untuk A dan B adalah 30 % dan 30 %, maka
pengurangan lebih lanjut sebesar $375 dapat ditetapkan pada A dan B untuk menentukan
kepentingan bebas mereka.
Pembagian uang kas sebesar $ 15.000 , yang dikembangkan dala skedul yang menyertai
laporan likuidasi, menyebabkan pembayaran atas saldo modal A sebelum pinjaman B diselesaikan
sepenuhnya. Jika B menegaskan, bahwa penyelesaian sepenuhnya dilakukan atas saldo
pinjamannnya sebelum uang kas digunakan untuk membayar saldo modal, mengingat prioritas
yang dibrikan atas pinjaman sekutu tertentu dalam uniform partnership.
Firma A, B, D & D
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 1987
Persentase Modal
Dan Bagi Laba Rugi
Kas Aktiva Kewajiba Pinjaman Pinjaman Modal Modal B Modal Modal
Lainnya n B D A ( 30 % ) C D
( 30 % ) ( 20 % ) ( 20 % )
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
Penjualan aktiva
dan
Pembagian 80.000 (180.000) (30.000) (30.000) (20.000 (20.000)
kerugian )
90.000 75.000 6.000 5.000 12.000 1.500 500 (10.000)
Pembayaran
kepada para
Kreditor....... (75.000 (75.000)
)
15.000 6.000 5.000 12.000 1.500 500 (10.000)
Pembayaran
pinjaman
D terhadap
saldo debet
11
Dalam
perkiraan (5.000) 5.000
modalnya
15.000 6.000 12.000 1.500 500 (5.000)
Pembayaran
kepada para
Sekutu ( lihat
skedule ) (15.000 (5.250) (9.750)
)
750 2.250 1.500 500 (5.000)
Investasi
tambahan 5.000
D..............
5.000 750 2.250 1.500 500
Pembayaran
kepada para
Sekutu.............. (5.000) (750) (2.250) (1.500) (500)
Firma A, B , C, & D
A B C D
( 30 % ) ( 30 % ) ( 20 % ) ( 20 % )
12
Pembayaran untuk menutup jaminan........ 5.250
Uang kas yang dibayarkan kepada B dalam memenuhi saldo pinjamannya, kemudian akan
diperoleh kembali untuk menutup kekurangan modalnya, dan kegagalan untuk memperoleh
kembali ini dapat menyebabkan likuidator bertanggung jawab kepada sekutu yang menderita
kerugian oleh pembagian uang kas yang terlalu cepat tersebut. Dalam hal seperti itu, likuidator
harus menetapkan salah satu dari prosedur sebagai berikut :
1) Menetapkan prioritas hukum terhadap pinjaman sekutu tetapi membayar trustee atau wali
dengan ketentuan, bahwa uang kas dapat diperoleh kembali untuk mengimbangi
kekurangan modal jika hal ini terjadi pada satu orang sekutu; apabila tidak ada
kemungkinan untuk melakukan pengimbangan, maka uang kas itu dapat dibayarkan kepada
sekutu ini.
2) Menangguhkan penyelesaian sampai seluruh jumlah kerugian yang harus ditutup oleh
masing-masing sekutu dalam penyelesaian akhir, yang meliputi beban yang timbul ddari
kegagalan para sekutu untuk memenuhi bagian mereka yang layak dalam kerugian
perusahaan, dinilai; kemudian saldo pinjaman dapat digunakan untuk mengimbangi
kekurangan modal dan pembagian uang kas dapat dilakukan.
3) Membagikan uang kas dengan suatu cara yang menetapkan kemungkinhan kerugian
dimasa mendatang, yang meliputi beban yang timbul dari kegagalan para sektu untuk
memenuhi bagian mereka yang layak dalam kerugian perusahaan; kemudian pembayaran
atas saldo pinjaman dan atas saldo modal dapat dicegah jika saldo seperti itu dibutuhkan
untuk menutup kerugian.
Jika semua pihak mengetahui sifat dan arti penting permasalahannya, maka mereka tentu
tidak berkeberatan terhadap pembagian uang kas seperti yang diketengahkan pada bagian
(3) diatas ini. Pembagian uang kas apabila menyangkut saldo pinjama dan saldo modal,
dengan demikian , sama dengan pembagian yang akan dilakukan jika total kepentingan
berbentuk saldo modal.
Realisasi Aktiva dengan Hasil Uang Kas yang Tidak Cukup untuk Membayar Para Kreditor
13
Contoh 5.(a). Asumsikan bahwa aktiva non-kas firma A, B, C, dan D hanya terealisai
sebesar $60.000. Selanjutnya asumsikan bahwa semua sekutu solven secara pribadi dan mampu
memenuhi setiap kewajiban terhadap perusahaan, yang mungkin timbul dari likuidasi. Kerugian
sebesar $120.000 dibebankan terhadap saldo modal sekutu, dan uang kas yang ada sebesar $70.000
dibayarkan kepada kreditor. Pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekurangan modal dilakukan.
Dalam hal ini, para kreditor dengan total saldo sebesar $5.000 belum dibayar: A dan B mempunyai
kekayaan positif dalam perusahaan masing-masing sebesar $6.000 dan $1.500, sementara C dan D
berhutang kepada perusahaan masing-masing sebesar $3.500 dan $9.000. Jika C dan D membayar
kepada perusahaan dalam penyelesaian kewajiban mereka, maka uang kas sebesar $12.500 dapat
dibagikan kepada kreditor serta kepada A dan B dalam penyelesaian akhir. Dalam hal seperti ini,
laporan likuidasi terbaca seperti pada halaman berikutnya.
Firma A, B, C & D
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 1987
Dalam contoh di atas, penyelesaian dengan kreditor dicapai melalui setoran para sekutu yang
defisit modal kepada persekutuan firma. Akan tetapi, asumsikan bahwa para kreditor telah
mendapatkan aktiva persekutuan firma yang tidak cukup untuk memenuhi secara tuntas kewajiban
14
persekutuan firma dan, dengan demikian, kreditor mengalihkan tuntutan mereka kepada masing-
masing sekutu. Jika kreditor berhasil menagih saldo yang terutang kepada mereka sebesar $5.000
dari sekutu A, misalnya, maka kepentingan sekutu A dalam firma meningkat dengan sebesar
$5.000. Pada penagihan akhir ketekoran modal dari sekutu-sekutu C dan D masing-masing sebesar
$3.500 dan $9.000, sekutu A akan dibayar sebesar $11.500 dan sekutu B dengan sebesar $1.500.
Harus kita perhatikan, bahwa apabila likuidasi diselesaikan dengan perolehan kembali seluruh
ketekoran modal dari sekutu-sekutu yang bersangkutan, maka hasil-hasil yang sama dicapai
terlepas dari siapa yang membayar kreditur-kreditur. Pada masing-masing asumsi itu, sekutu-
sekutu A dan B memperoleh-kembali masing-masing sebesar $6.000 dan $1.500, dan sekutu-
sekutu C dan D menyetor masing-maing $3.500 dan $9.000.
b) Apabila sekutu tertentu solven secara pribadi dan sekutu lainnya tidak.
Contoh 5(b). dalam contoh diatas tadi diasumsikan bahwa semua sekutu solvensecara pribadi
dan mampu memenuhi setiap kewajiban apapun yang timbul dalam pencapaian penyelesaian akhir.
Akan tetapi, asumsikan bahwa sekutu tertentu insolven secara pribadi. Dalam hal seperti ini
undang-undang mengharuskan pengaturan aktiva (marshaling of assets), dengan prosedur yang
harus ditempuh sebagai berikut: Aktiva persekutuan firma pertama kali harus digunakan lebih dulu
dalam penyelesaian atas kewajibannya sendiri, dan setiap aktiva terpisah masing-masing sekutu
pertama kali harus digunakan untuk menyelesaikan kewajiban sekutu itu sendiri.
Apabila seorang sekutu pailit atau ahliwarisnya insolven, maka klaim terhadap harta
bendanya yang terpisah akan berurutan sebagai berikut:
15
C 25.000 15.000 $3.500
D 10.000 10.000 9.000
Aktiva pribadi A dan D harus digunakan seluruhnya untuk membayar para kreditor pribadi.
Akan tetapi, aktiva pribadi B dan C melebihi hutang pribadi mereka masing-masing dan kreditor
persekutuan firma memperoleh jaminan (recourse) dari kedua sekutu ini untuk saldo klaim mereka.
Kenyataan: bahwa B mempunyai kepentingan positif dalam persekutuan firma mengalihkan klaim
mereka kepadanya. Di samping itu, kreditor pribadi A yang tidak dapat memenuhi seluruhnya
dengan aktiva pribadi A, akan mengalihkan klaim mereka lewat likuidasi akhir persekutuan firma
dan penyelesaian akhir kepentingan positif A.
Asumsikan bahwa kreditor persekutuan firma menagih dari B. sebelum para sekutu
melakukan penyelesaian akhir, klaim terhadap D, yang secara pribadi insolven, dihapuskan dan
membebani modal A, B dan C dalam rasio 30 : 30 : 20, C yang berhutang kepada persekutuan
firma dan yang solven secara pribadi, membayar kepada A dan B, yang memiliki kekayaan positif
dalam persekutuan firma: jumlah yang dapat diperoleh kembali atas kepentingan A digunakan
untuk membayar kreditor pribadinya. Dengan mengasumsikan penyelesaian dengan cara ini, maka
laporan likuidasi akan diselesaikan sepeti yang ditunjukkan berikut:
Firma A, B, C & D
Laporan Likuidasi
Jika sebagai pengganti tagihan dari B, kreditor persekutuan firma menagih dari C, maka
penyelesaian akhir akan memberikan hasil bersih yang sama . B harus menyetor $1.875, yakni
selisih antara beban pada modalnya untuk kekurangan modal D sebesar $3.375; C, setelah
membayar kreditor pribadinya, harus menyetor $750 untuk menutup kekurangan modalnya sebesar
16
$5.750, yang terdiri dari saldo debet dalam perkiraan modalnya sebesar $3.500, ditambah dengan
beban untuk kekurangan modal D sebesar $2.250. Setoran B dan C sebesar $2.625 akan
dibayarkan kepada A.
Pembagian uang kas kepada para sekutu dilakukan denga cara memungkinkan perkiraan
modal mereka menyisakan saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin. Jika
pembagian uang kas dilakukan selama likuidasi berlangsung, maka jumlah yang akan direalisasi
atas aktiva yang masih harus di jual tidak di ketahui dan dengan demikian jumlah kerugian yang
akan ditutup belum dapat ditetapkan. Dalam hal seperti ini, setiap pembagian kepada para sekutu
harus dilakukan seakan-akan telah terjadi di masa lalu. Asumsi ini membutuhkan penetapan;
1. Kemungkinan total kerugian realisasi atas semua aktiva yang tersisa.
2. Kemungkinan para sekutu kekurangan modal atau yang mungkin kekurangan modal sehingga
tidak mampu memenuhi kewajiban mereka kepada perushaan. Akibat praktis dari prosedur ini
adalah melakukan pembagian, yang memungkinkan penetapan sesegera mungkin kepentingan para
sekutu dalam rasio laba-rugi.Sekali rasio laba-rugi dicapai, maka pembagian berikutnya dapat
dilakukan dalam rasio laba-rugi ini. Dengan demikian, kepentingan para sekutu tetap dalam rasio
laba-rugi ini dan mampu menutupi setiap kerugian di masa mendatang.
Asumsikan bahwa A dan B adalah dua orang sekutu, yang membagi laba dalam rasio 60:40.
Neraca per 1 oktober 1987 adalah sebagai berikut:
Firma A & B
Neraca
Per1 Oktober 1987
17
Kedua sekutu memutuskan untuk melikuidasi persekutuan firma.Selama bulan oktober,
aktiva dengan nilai buku $70.000 direalisasi sebesar $55.000. Kewajiban sebesar $20.000 dibayar.
Saldo perkiraan dalam buku persekutuan firm pada akhir bulan oktober adalah sebagai berikut:
Pada saat ini tersedia uang kas $50.000 untuk dibagikan dan sementara itu total kepentingan
mereka adalah sebesar $50.000. Karena jumlah uang kas yang tersedia bagi para sekutu di masa
mendatang tidak diketahui, maka pembagian sekarang dianggap terjadi di waktu lalu. Skedul yang
disusun untuk menetapkan pembagian uang kas terlihat sebagai berikut:
Firma A & B
Skedul yang menyertaiLaporanLikuidasi
Jumlah Yang HarusDibayarKepadaPadaSekutu
31 Oktober 1987
A B
Saldo modal sebelum pembagian uang kas…… $66.000 $19.000
Kepentingan yang dibatasi-kerugian yang mungkin sebesar $35.000 jika
sisa aktiva tidak direalisasi, yang dapat dibebankan kepada para sekutu
dalam rasio 60:40……….. (21.000) (14.000)
Kepentingan bebas-jumlah yang harus dibayarkan kepada
sekutu………………………………………… $45.000 $ 5.000
Pembagian kas dengan cara ini memberikan kepada A modal sebesar $21.000 dan kepada B
sebesar $14.000. Sekarang modal masing-masing sekutu ini yang ada dalam rasio 60:40. Tanpa
mempersoalkan berapa kerugian yang mungkin nanti, dan juga apakah sekutu dibayar-lebih atau
tidak, maka dengan demikian, sekutu yang bersangkutan wajib mengembalikan kelebihannya
kepada perusahan.
Dengan saldo modal dalam rasio laba-rugi, maka pembagian uang kas di masa mendatang
dapat dilakukan dalam rasio laba-rugi ini.Asumsikan bahwa dalam bulan Nopember aktiva dengan
18
nilai buku $25.000 dijual seharga $10.000 dijual seharga $12.500. Maka laporan likuidasi yang
mengikhtisarkan proses likuidasi lengkap terbaca sebagai berikut:
Firma A & B
LaporanLikuidasi
1 Oktober-31 Desember 1987
Rasio Modal Dan
Aktiva BagiLaba-rugi
Kas Lainnya Kewajiban Modal Modal
A B
60% 40%
Saldo sebelum likuidasi…………. $ 15.000 $105.000 $20.000 $75.000 $25.000
Oktober – penjualan aktiva dan pembagian
kerugian…………….. 55.000 (70.000) (9.000) (6.000)
$70.000 $35.000 $20.000 $66.000 $19.000
Pembayaran kepada para kreditor… (20.000) (20.000)
$50.000 $35.000 $66.000 $19.000
Oktober – cicilan kepada para sekutu (lihat
skedul)…………………… (50.000) (45.000)
$35.000 $21.000 $14.000
Nopember penjualan aktiva dan pembagian
kerugian………………. $10.000 (25.000) (9.000) (6.000)
10.000 10.000 $12.000 $ 8.000
Nopember – cicilan kepada para sekutu dalam (10.000) (6000) (400
rasio laba-rugi........... 0)
$10.000 $ 6.000 $ 4.000
Desember-penjualan aktiva dan pembagian
keuntungan………..... $12.500 (10.000) 1.500 (5000)
Dalam contoh berikut, jika penyelesaian dengan para sekutu ditangguhkan sampai semua
aktiva terjual, maka pembagia uang kas akan sama jumlahnya dengan total uang kas yang tersedia
lewat prosedur cicilan. Penjualan aktiva persekutuan firma dengan nilai buku $105.000, seharga
$77.500 menghasilkan kerugian sebesar $27.500; A akan dibebani dengan 60%dari jumlah ini,
atau sebesar $11.000. Kemudian, A dan B masing-masing berhak atas $58.000 dan $14.000.
19
Oktober – pembayaran kepada para sekutu, Modal A …………………. $45.000
yang menyisakan modal dengan saldo yang Modal B …………………. 5.000
dapat menutup setiap kerugian di masa Kas ………………….. $50.000
mendatang.
Nopember – penjualan aktiva dengan nilai Kas …………………….. $10.000
buku $25.000, seharga $10.000 Modal A ………………... 9.000
Modal B ………………… 6.000
Aktiva Lainnya …… $25.000
Nopember – penjualan aktiva dengan nilai Modal A ……………….. $6.000
buku $10.000 seharga $12.500 Modal B ……………….. 4.000
Kas …………………. $10.000
Desember – penjualan aktiva dengan nilai buku Kas …………………….. $12.500
$10.000 seharga $12.500 Aktiva Lainnya ……... $10.000
Modal A …………….. 1.500
Modal B …………….. 1.000
Desember – pembayaran kepada para sekutu Modal A ………………… $7.500
dalam rasio laba-rugi Modal B …………………. 5.000
Kas …………………. $12.500
Jika kepentingan A dan B terdiri dari saldo pinjaman dan modal, maka kepentingan ini
disatukan dan jumlah yang harus diambil sama dengan total saldo ini dalam penetapan pembagian
uang kas yang layak. Akan tetap, saldo pinjaman dan modal tidak harus disatukan dalam perkiraan
mengingat perbedaan yang harus dibuat antara saldo pinjaman dan saldo modal oleh ketentuan
hukum dan oleh kenyataan, bahwa bunga mungkin masih harus dibayarkan atas saldo pinjaman.
Apabila ditentukan bahwa uang kas harus disediakan bagi sekutu tertentu, maka uang kas ini harus
digunakan lebih dulu untuk mengurangi saldo pinjaman.
Dalam mempertimbangkan kemungkinan kerugian atas semua sisa aktiva mungkin akan
didapati, bahwa kepentingan skeutu tertentu tidak cukup untuk memenuhi kontingensi. Kemudia
harus ditentukan kemungkinan, bahwa sekutu yang kekurangan modal tidak dapat memenuhi
kewajiban mereka kepada perusahaan. Dalam hal ini, pembagian pertama tidak akan berhasil
untuk menetapkan kepentingan para sekutu dalam rasio laba rugi. Selanjutnya, penentuan
pembagian uang kas berikutnya akan membutuhkan pertimbangan kerugian yang mungkin atas
realisasi sisa aktiva. Setiap pembagian harus diusahakan untuk membawakan kepentingan para
sekutu mendekati rasio laba rugi. Setelah rasio laba rugi tercapai, kemudian pembagian uang kas
berikutnya dapat dilakukan dalam rasio ini.
Prosedur yang digunakan dalam contoh mengasumsikan bahwa X, Y, dan Z berbagi laba
rugi dalam rasio 50 : 30 : 20. Neraca disusun tepat sebeblum likuidasi terbaca sebagai berikut :
20
Firma X, Y, & Z
Neraca
Per 1 Juli 1987
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas ………………………………. $ 10.000 Kewajiban …………………………. $52.500
Aktiva Lainnya …………………... 230.000 Pinjaman X ………………………... 12.500
Pinjaman Y ……………………….. 10.000
Modal X ………………………….. 65.000
Modal Y …………………………… 50.000
Modal Z ……………………………. 50.000
________ _______
Total Aktiva …………………... $240.000 Total kewajiban dan modal …….. $240.000
Aktiva secara berturut-turut dijual dan uang kas dari realisasi aktiva dibagikan kepada para
sekutu pada tiap akhir bulan. Realisasi aktiva dilakukan berturut-turut sebagai berikut :
Proses likuidasi diikhtisarkan dalam laporan likuidasi dan skedul pendukungnya sebagai berikut :
Firma X, Y & Z
Laporan Likuidasi
1 Juli – 31 Oktober 1987
kas Aktiva Kewajiba Pinjaman Pinjama Rasio modal dan bagi laba-rugi
lainnya n X n Modal X Modal Y Modal Z
Y 50% 30% 20%
Saldo sebelum likuidasi….. 10.000 230.000 52.500 12.500 10.000 65.000 50.000 50.000
Juli - penjualan aktiva dan
pembagian kerugian…. 50.000 (70.000) (10.000) (6.000) (4.000)
60.000 160.000 52.500 12.500 10.000 55.000 44.000 46.000
Pembayaran pada kreditor… (52.500) (52.500)
7.500 160.000 12.500 10.000 55.000 44.000 46.000
Juli - cicilan pada sekutu
(skedul A)………………… (7.500) (7.500)
160.000 12.500 10.000 55.000 44.000 38.500
Agustus - penjualan aktiva dan
21
20.000 (30.000) (5.000) (3.000) (2.000)
20.000 130.000 12.500 10.000 50.000 41.000 36.500
Firma X, Y, & Z
Skedul A – Yang menyertai laporan likuidasi
Jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu
31 Juli 1987
X 50% Y 30% Z 20%
Saldo modal sebelum pembagian uang kas …... $55.000 $44.000 $46.000
Ditmabah : saldo pinjaman …………………... 12.500 10.000
22
kepada Z atas modalnya ………….
$7.500
Firma X, Y, & Z
Skedul B – Yang menyertai laporan likuidasi
Jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu
31 Agustus 1987
X 50% Y 30% Z 20%
Saldo modal sebelum pembagian kas …...…... $55.000 $41.000 $36.500
Ditmabah : saldo pinjaman …………………... 12.500 10.000
Firma X, Y, & Z
Skedul C – Yang menyertai laporan likuidasi
Jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu
Dalam menetapkan jumlah yang harus dibayarkan kepada masing-masing sekutu, hal-hal
yang harus dipertimbangkan ialah kemungkinan (1) bahwa kerugian akan timbul dari sisa aktiva
23
yang tidak terjual dan (2) bahwa kegagalan akan timbul bagi perusahaan untuk memperoleh
kembali sesuatu dari para sekutu yang mungkin kekurangan modal dalam keadaan ini. kerugian
seperti ini dipertimbangkan hanya untuk tujuan penetapan pembagian uang kas yang layak ;
perkiraan modal sekutu dalam buku besar akan dipengaruhi hanya oleh laba dan rugi yang terjadi
pada penjualanaktiva persekutuan firma.
Dalam beberapa hal mungkin dikehendaki untuk menyusun lebih duluprogram, untuk
pembagian uang kas yang dapat tersedia selama proses likuidasi berlangsung. Apabila uang kas
diperoleh dari penjualan aktiva, maka uang kas ini akan dibagikan kepada para sekutu sesuai
dengan program ini.
Untuk menggambarkan sifat dari pendekatan alternatif ini, asumsikan bahwa perkiraan
modal F dan G tepat menjelang persekutuan firma likuidasi adalah sebagai berikut :
Modal F ModalG
$ 30.000 $ 25.000
Asumsikan bahwa F dan G berbagi laba dalam ratio yang sama. Karena F tidak harus
menutup daam jumlah yang lebih besar untuk setiao kerugian realisasi aktiva daripada jumlah
kerugian realisasi yang harus ditutup oleh G , maka jelas, bahwa uang kas pertama yang tersedia
untuk dibagikan kepada para sekutu harus dibayar kepada F. F dapat dibayar dengan total $5.000
sebelum saldo modalnya dikurangi sampai jumlahnya sama dengan saldo G. karena perkiraan
modal ditetapkan dalam ratio laba rugi, maka pembagian uang kas berikutnya dapat dilakukan
dalam ratio ini dalam hal ini dengan ratio yang sama.
Akan tetapi asumsikan bahwa F dan G berbagi laba masing-masing 75% dan 25% dalam
hal ini, G harus menerima lebih dulu pembagian uang kas. Kerugian yang dapat di bebankan
kepada G yang mengurangi modalnya sampai sama dengan 1/3 dari saldo perkiraan modal F,
sebelum F memperoleh bagian dalam pembagian uang kas. G , kemudian, harus menerima $5.000
uang kas pertama yang tersedia. Dengan modal dalam ratio laba dan rugi, maka pembagian uang
kas selanjutnya layak dilakukan pada F dan G masing-masing dalam ratio laba-rugi 75% dan 25%.
Kenyataanya bahwa klaim G mengandung prioritas terhadap uang kas sebesar $15.000
yang dapat kita tetapkan dalam contoh di muka. Akan tetapi, sering terjadi bahwa saldo modal dan
ratiolaba-rugi tidak dapat segera kita analisis. Untuk ini kita perlu membuat perhitungan tersendiri
untuk menentukan program prioritas. Perhitungan yang ditetapkan dalam kaitannya deengan
contoh di atas, di perlihatkan sebagai berikut :
Prosedur Penjelasan
24
Menghitung Kemampuan Sekutu Menutup Kepentingan masing masing sekutu di bagi dengan
Kerugian: bagiannya dlam laba dan rugi yntuk memperoleh
Kerugian Yang kerugian maksimum, yang dapat ia tutup.
Rasio laba Akan Ditutup Kalkulasi ini menunjukkan, bahwa kerugian
Modal Dan Rugi Dengan Kepenting- sebesar $40.000 akan mengkonsumsi semua modal
an Sekutu F, tetapi kalkulasi ini akan menetapkan kerugian
F $30.000 : 0,75 = $40.000 sebesar $100.000 untuk mengkosumsi modal G.
G $25.000 : 0,25 = $100.000
Menghitung Prioritas menurut kelebihan kepasitas Kapasitas G dalam menutup kerugian lebih besar
Menutup Kerugian : daripada kapasitas F dengan sebesar $60.000.
pembayaran keada G dapat dilakukan pada saat
Kelebihan Kapa- kapasitasnya untuk menutup kerugian tidak lebih
Sitas G Bagian G Klaim besar daripada kapasitas F. Untuk memperoleh
Menutup ke- Dalam Laba- Prioritas kapasitas menutup kerugian dari kepentingan
rugian Rugi G seorang sekutu , kepentingan ini dibagi dengan
bagianya dalam laba rugi, untuk memperoleh
$60.000 X 0,25 = $15.000 jumlah modal yang dinyatakan oleh kelebihan
kapasitas menutup kerugian , kelebihan ini
dikalikan dengan bagian sekutu bersangkutan
dalam laba-rugi. Kelebihan kapasitas G dalam
menutup kerugian,sebesar $60.000, dikalikan
dengan bagiannya dalam laba rugi, 0,25 sama
dengan kepentingan yang dinyatakan dengan
kelebihan ini.
Setelah Prioritas Ditetapkan, Kemudian Setelah uang kas sebesar $15.000 dibayarkan
Pembagian Uang Kas Dapat Dilakukan Dalam kepada G, maka kepentingan para sekutu berada
Rasio Laba Rugi dalam rasio laba-rugi. Pembagian uang kas
berikutnya dapat dilakukan dalam rasio ini.
25
Pada saat ini, uang kas harus dibagikan kepada Z dan Y. Kepentingan Y dan Z dapat dikurangi
dengan pembayaran bersama sampai saar di mana kapasitas dua sekutu ini, dalam menutup
kerugian, tidak lebih besar daripada kapasitas X. Pada saat ini, kepentingan X, Y,dan Z akan
berada dalam rasio laba dan rugi, dan pembagian uag kas berikutnya layak dilakukan dalam rasio
ini. Pengembangan program prioritas pembayaran Nampak seperti dibawah ini.
Firma X, Y & Z
1 Juli 1987
Pembayaran kepada
X Y Z X Y Z
Saldo modal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . $65.000 $50.000 $50.000
Saldo pinjaman . . . . . . . . . . . . . . . . . 12.500 10.000
$77.500 $60,000 $50.000
Rasio laba dan rugi . . . . . . . . . . . . . . 50% 30% 20%
saldo penutup kerugian (kepentingan
dibagi dengan presentase laba-rugi
sekutu . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . ..
$155.000 $200.000 $250.000
Pembagian I :
uang kas kepada Z untuk mengurangi
saldo penutup kerugiannya sampai
jumlah yang dilaporkan oleh Y ; pengura-
ngan sebesar $50000 membutuhkan
pembayaran sebesar
0,20 X $50000… (50.000) $10.000
$155.000 $200.000 $200.000
Pembagian II:
uang kas kepada Y dan Z untuk mengura-
ngi saldo penutup kerugian mereka sam-
pai jumlah yang dilaporkan untuk X:
pengurangan sejumlah $45000 membut-
uhkan pembayaran sebagai berikut :
Kepada Y :
0,30 x $ 45000, atau $13500
Kepada Z :
0,20 x $45000, atau $9000 (45.000) (45.000) $13.500 9.000
$155.000 $155.000 $155.000 $13.500 $19.000
Pembagian III :
Pembagian uang kas berikutnya
dapat
dilaksanakan dalam rasio laba-rugi
26
Dalam pengembangan program prioritas pembayaran untuk firma X , Y dan Z pada awal
likuiditas , kerugian maksimum yang dapat ditutup oleh masing-masing kepentingan sekutu kita
hitung lebih dahulu. Saldo pinjaman disatukan dengan saldo modal untuk menetapkan kepentingan
para sekutu dan kepntingan ini dibagi kepada masing-masing sekutu menurut rasio laba rugi yang
dinyatakan dalam persentase. Kemudian uang kas dibagikan dengan cara, yang memungkinkan
kepentingan para sekutu lebih mendekati saat di mana mereka dapat menutup kerugian
persekutuan.
Informasi yang diberikan dalam program prioritas pembayaran di atas ini di iktisharkan
sebagai berikut :
(1) Uang kas pertama $10.000 yang tersedia bagi para sekutu yang harus dibayarkan lebih dulu
kepada Z.
(2) Uang kas berikutnya sebesar $22.500 harus dibayarkan kepada Y dan Z dalam rasio 30 :
20.
(3) Jumlah yang melebihi $32.500 harus dibayarkan kepada X,Y, dan Z dalam rasio laba-rugi
50 : 30 : 20.
Pembagian uang kas kepada X, Y dan Z yang dikempangkan dari program prioritas
pembayaran, adalah sama dengan pembagian uang kas yang dihitung dengan mempertimbangkan
kerugian yang mungkin atas aktiva yang tak terjual dan pembagian uang kas yang dilakkan
28
menurut modal bebas para sekutu (lihat halaman 95-96). Sebagaimana halnya dengan contoh di
muka, uang kas yang dibayarkan kepada masing-masing sekutu digunakan lebih dulu untuk
membayar atau menutup setiap saldo pinjaman yang mungkin dipunyai oleh salah seorang sekutu.
Ayat-ayat jurnal untuk mencatat proses likuidasi “ firma X, Y dan Z dan laporan likuidasi yang
mengikhtisarkan kegoatan untuk periode empat bulan, kemudia, akan sama seperti dalam contoh
dimuka.
Selama proses likuidasi mungkin sulit atau lebih tepat tak mungkin untuk menetapkan
keuntungan atau kerugian penjualan masing-masing aktiva. Dalam hal ini, penetapkan keuntungan
atau kerugian dapat ditangguhkan sampai semua aktiva terjual ; pada waktu itu, selisih anatar nilai
buku aktiva dan jumlah yang direalisasi dari penjualannya akan ditetapkan sebagai keuntungan
atau kerugian likuidasi dan akan dilaporkan dalam perkiraan modal. Kerugian atau keuntungan
baik yang ditetapkan sekarang maupun ditetapkan sekarang maupun ditetapkan saat likuidasi tidak
akan mempengaruhi pembagian uang kas, karena kerugian dan keuntungan dipindahkan ke
perkiraan modal dalam rasio laba-rugi dan tujuan dari prosedur pembagian uang kas ialah untuk
menetapkan kepentingan para sekutu dalam rasio laba dan rugi sedini mungkin.
Penyusunan program prioritas pembayaran dan penentuan pembagian uang kas, yang sesuai
dengan program seperti ini, relative kompleks , jika menyangkut banyak sekutu dan laba-rugi tidak
dibagikan dengan cara sederhana. Dalam hal ini, lebih mudah untuk menentukan pembagian uang
kas menurut metode yang pertama, yang menyangkut penetapan kerugian yang mungkin atas sisa
aktiva pada setiap pembagian uang kas.
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan oleh likuidator dan sekaligus pemberesan dengan
cara melakukan penjualan harta perusahaan, penagihan piutang, pelunasan utang, dan penyelesaian
sisa harta atau utang diantara para pemilik. Prosedur Likuidasi : 1. Rekening – rekening
pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. 2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang kas,
apabila ada perbedaan antara nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan laba atau rugi yang
29
diperuntukkan atau dibebankan ke pada para sekutu dalam resio laba-rugi.3. apabila seorang
anggota mengalami defisit maka anggota yang lain berkewajiban untuk menutupnya terlebih
dahulu.4. Apabila uang kas sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus dibayarkan
terlebih dahulu kepada para kreditur luar. Kemudian dapat digunakan dalam penyelesaian
pinjaman dan saldo modal sekutu.
Pembayaran sekutu setelah realisasi selesai diasumsikan, bahwa aktiva persekutuan firma
direalisasi dengan jumlah-jumlah kas yang berbeda. Asumsi ini adalah sebagai berikut :
1.Kerugian Realisasi Aktiva yang Dibebankan Sepenuhnya Pada Saldo Modal Sekutu; 2. Kerugian
Realisasi Aktiva yang Menimbulkan Pemindahan Perkiraan Pinjaman Sekutu Ke Perkiraan
Modalnya; 3. Kerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan Kekurangan Modal Bagi Seorang
Sekutu Saja; 4. Kerugian Realisasi Aktiva Yang Menimbulkan Kekurangan Modal Bagi Lebih
Dari Seorang Sekutu; 5. Realisasi Aktiva dengan Hasil Uang Kas yang Tidak Cukup untuk
Membayar Para Kreditor: a) apabila semua sekutu solven secara pribadi, b) Apabila sekutu tertentu
solven secara pribadi dan sekutu lainnya tidak.
Prosedur penetapan pembagian cicilan terdapat dua ratio: 1. Rasio Laba-Rugi yang Dicapai
pada Cicilan Pertama; 2. Ratio Laba-Rugi yang Dicapai Kemudian Setelah Cicilan Pertama.
Program pembagian uang kas terdapat dua metode: 1. Pengembangan program prioritas
pembayaran; 2. Pembagian cicilan berdasarkan program prioritas pembayaran.
DAFTAR PUSTAKA
Drebin, Allan R, Advance Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan ), Edisi Kelima, Jakarta,
Penerbit Erlangga, 1996.
30