Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

EKUITAS PEMEGANG SAHAM:


MODAL KONTRIBUSI
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

DOSEN PENGAMPU: WA ODE SUWARNI, S.E., M.Sc

DISUSUN OLEH :
ELSA (20320038)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
TAHUN 2022
Page |I

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat dan

rahmatnya makalah yang berjudul “EKUITAS PEMEGANG SAHAM: MODAL

KONTRIBUSI” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan

makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2,

yang diberikan oleh dosen.

Selama proses penulisan makalah ini, penulis merasa bersyukur karena mendapatkan

bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada beberapa pihak tersebut, diantaranya:

1. Ibu WA ODE SUWARNI, S.E., M.Sc selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan

Menengah 2.

2. Teman-teman sekelas.

Semua manusia tak luput dari kesalahan, seperti halnya penulis sendiri. Saya sadar

bahwa makalah ini belum dapat dikatakan sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan.

Itulah sebabnya, saya masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah

ini dapat berguna bagi saya maupun pembaca.

Baubau, 19 Juli 2022

Penulis
P a g e | II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB 1........................................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
BAB 2........................................................................................................................................2
2.1. BENTUK PERSEROAN............................................................................................2
2.1.1. HUKUM PERSEROAN NEGARA BAGIAN....................................................3
2.1.2. MODAL SAHAM ATAU SISTEM SAHAM.....................................................3
2.1.3. BERBAGAI KEPENTINGAN KEPEMILIKAN................................................4
2.1.4. KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM YANG TERBATAS.............................5
2.1.5. FORMALITAS PEMBAGIAN LABA...............................................................7
2.2. MODAL PERSEROAN..........................................................................................7
2.2.1. PENERBITAN SAHAM.....................................................................................9
2.2.2. SAHAM DENGAN NILAI PARI.......................................................................9
2.2.3. SAHAM TANPA NILAI PARI.........................................................................10
2.2.4. SAHAM YANG DIJUAL ATAS DASAR PESANAN....................................11
2.2.5. SAHAM YANG DITERBITKAN DENGAN SEKURITAS LAINNYA
(PENJUALAN LUMP SUMP).........................................................................................12
2.2.6. SAHAM YANG DITERBITKAN DALAM TRANSAKSI NON KAS...........13
2.2.7. PENILAIAN SAHAM.......................................................................................14
2.2.8. BIAYA PENERBITAN SAHAM......................................................................14
2.2.9. REAKUISISI SAHAM......................................................................................14
2.2.10. PEMBELIAN SAHAM TREASURI...................................................................16
2.2.11. PENJUALAN SAHAM TREASURI.............................................................17
2.2.12. PENARIKAN SAHAM TREASURI.............................................................17
2.2.13. METODE AKUNTANSI LAINNYA UNTUK SAHAM TREASURI.........17
2.3. SAHAM PREFEREN............................................................................................18
2.3.1. KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN.......................................................18
2.3.2. PELAPORAN SAHAM PREFEREN................................................................20
2.4. PENYAJIAN MODAL DISETOR........................................................................21
P a g e | III

BAB 3......................................................................................................................................22
2.1. KESIMPULAN.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24
Page |1

BAB 1
PEMBUKA

1.1. LATAR BELAKANG

Ekuitas pemegang saham biasanya menunjukkan Jumlah kontribusi dari para


pemegang saham serta Bagian yang dihasilkan dan yang ditahan oleh perusahaan.

Kepentingan pemilik atau pemegang saham pada perusahaan bisnis adalah suatu
kepentingan sisa(residual interest). Sumber utama ekuitas biasanya berasala dari Kontribusi
pemegang saham (modal disetor) dan Laba (penghasilan) yang ditahan oleh perusahaan.

Modal adalah bagian ekuitas pemegang saham yang disyaratkan menurut anggaran
dasar untukditahan dalam perusahaan sebagai perlindungan bagi kreditur. Umumnya modal
dasar adalah nilai pari semua saham yang diterbitkan, tetapi jika saham tanpanilai pari
diterbitkan, itu bisa berupa:

1. Total dari pembayaran untuk saham tersebut

2. Jumlah minimum yang ditetapkan dalam hukum perseroan yang berlaku

3. Jumlah yang diputuskan oleh dewan komisaris menurut kebijksanaannya.

Modal kontribusi (modal disetor) adalah jumlah uang yang dikeluarkan dimuka oleh
pemegang saham untuk dipakai dalam bisnis perusahaan. Modal yg dihasilkan adalah modal
yang terdiri dari semua laba yang belum dibagikan dan tetapdiinvestasikan pada perusahaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting yang akan

diulik lagi dalam makalah ini, diantaranya sebagai berikut.

1. Apa saja karakteristik bentuk organisasi perseroan?

2. Apa saja hak-hak pemegang saham?

3. Apa komponnen utama dari ekuitas pemegang saham?

4. Bagaimana prosedur akuntansi untuk penerbitan saham?

5. Apa alasan utama pembelian saham tresuri?

6. Bagaimana akuntansi untuk saham tresuri?

7. Apa saja karakteristik saham preferen?


Page |2

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. BENTUK PERSEROAN

Dari tiga jenis utama organisasi bisnis-perusahaan perorangan, persekutuan, dan


perseroan-bentuk perusahaan yang dominan adalah perseroan. Dari sisi jumlah sumber daya
yang dikuasai, barang serta jasa yang dihasilkan, dan karyawan, perseroan sejauh ini
merupakan pemimpin. Hampir semua perusahaan terbesar dalam "Fortune 500" adalah
perseroan. Meskipun bentuk perseroan atau korporasi memiliki sejumlah keunggulan dan
kelemahan atas kedua bentuk perusahaan lainnya, namun keunggulan utamanya adalah
kemudahannya menarik dan mengakumulasi sejumlah modal yang besar.

Perseroan dapat diklasifikasikan menurut sifat kepemilikannya sebagai

berikut:

1. Perseroan sektor publik: unit-unit pemerintah atau operasi bisnis yang dimiliki oleh
unit-unit pemerintah (seperti Federal Deposit Insurance Corporation).
2. Perseroan sektor swasta:
a. Nonsaham: bersifat nirlaba dan tidak menerbitkan saham (seperti gereja. yayasan
sosial, lembaga pendidikan)
b. Saham: perusahaan yang beroperasi untuk mencari laba dan menerbitkan saham.
i. Perseroan tertutup (perusahaan nonpublik atau swasta): saham dipegang oleh
beberapa pemegang saham (mungkin oleh sebuah keluarga) dan tidak tersedia
untuk pembelian umum.
ii. Perseroan terbuka (perusahaan publik): saham diperdagangkan secara luas
dan tersedia untuk dimiliki atau dibeli oleh publik.
(a) Perseroan terdaftar: saham diperdagangkan di bursa saham yang
terorganisasi.
(b) Perseroan tak terdaftar (atau over-the-counter corporation): saham
diperdagangkan di pasar di mana pialang sekuritas membeli dari dan
menjualnya kepada publik.

Di antara karakteristik khusus dari bentuk perseroan yang mempengaruhi akuntansi


adalah:

1. Pengaruh hukum perseroan negara bagian


2. Penggunaan modal saham atau sistem saham.
3. Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan.
4. Kewajiban pemegang saham yang terbatas.
5. Formalitas pembagian laba.
Page |3

2.1.1. HUKUM PERSEROAN NEGARA BAGIAN

Siapapun yang ingin mendirikan perusahaan harus menyerahkan anggaran dasar


perusahaan (articles of incorporation) pada negara bagian tempat perusahaan itu akan
didirikan. Dengan mengasumsikan bahwa kewajiban telah terpenuhi secara layak, izin
perusahaan diterbitkan, dan perusahaan diakui menjadi entitas hukum yang tunduk pada
hukum negara bagian. Tanpa memperhatikan jumlah Negara bagian di mana perusahaan
memiliki divisi operasi, perseroan hanya didirikan pada satu negara bagian.

Hal tersebut merupakan keunggulan perusahaan yang didirikan dalam negara bagian
yang mempunyai hukum yang menguntungkan bentuk organisasi bisnis perseroan. Sebagai
contoh, General Motors didirikan di Delaware; USX Corp. adalah sebuah perseroan di New
Jersey. Semakin banyak perseroan yang didirikan pada negara bagian yang memiliki hukum
yang menguntungkan manajemen. Sebagai contoh, untuk mencegah pengambilalihan
(takeover) yang mungkin tidak bersahabat, Gulf Oil pindah ke Delaware. Terdapat taktik
tertentu untuk menghadapi pengambilalihan yang dapat dilakukan oleh dewan direksi sendiri,
tanpa suara dari pemegang saham.

Setiap negara bagian mempunyai undang-undang pendirian bisnisnya sendiri, dan


akuntansi untuk ekuitas pemegang saham mengikuti ketentuan dari undang-undang tersebut.
Banyak negara bagian telah menggunakan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Model
Business Corporate Act yang dibuat oleh American Bar Association. Hukum negara bagian
bersifat kompleks dan bervariasi baik pada ketentuannya maupun pada definisinya mengenai
beberapa istilah. Beberapa dari hukum itu gagal mendefinisikan istilah teknis, dan satu istilah
seringkali mempunyai arti yang berbeda pada negara bagian yang ber lainan. Masalah ini
semakin berlipat ganda karena otoritas hukum sering menginterpretasikan pengaruh dan
pembatasan hukum secara berbeda.

2.1.2. MODAL SAHAM ATAU SISTEM SAHAM


Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar
unit atau lembar saham. Dalam satu kelompok saham, setiap lembar saham sama dengan
lembar saham lainnya. Setiap kepentingan pemilik peru sahaan diwakili oleh jumlah lembar
saham yang dimiliki. Jika sebuah perusahaan hanya memiliki satu kelompok saham yang
dibagi dalam 1.000 saham, maka seseorang yang memiliki 500 saham menguasai setengah
kepemilikan perusaha an; sementara seseorang yang memiliki 10 saham mempunyai
seperseratus bagian kepemilikan.

Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan atau privilege tertentu yang hanya dapat
dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti anggaran
dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum negara bagian untuk meyakinkan
pembatasan atas atau variasi dari hak dan keistimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan
yang membatasi, maka setiap saham memiliki hak-hak berikut:
Page |4

1. Untuk membagi laba dan rugi secara proporsional.


2. Untuk ikut serta dalam manajemen (hak untuk memilih direktur) secara proporsional.
3. Untuk membagi aktiva perusahaan bila terjadi likuidasi secara proporsional.
4. Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari
kelompok yang sama-disebut hak istimewa (preemptive right).

Tiga hak yang pertama diharapkan ada dalam kepemilikan atas semua perusahaan;
sementara yang keempat dapat digunakan pada perseroan untuk melindungi setiap
kepentingan proporsional pemegang saham atas perusahaan. Hak istimewa melindungi
seorang pemegang saham dari kehilangan kepentingan kepemilikan di luar kemauannya.
Tanpa hak ini, pemegang saham yang memiliki persentase kepentingan tertentu akan merasa
dirugikan akibat penerbitan saham tambahan tanpa sepengetahuannya dan pada tingkat harga
yang tidak menguntungkan mereka. Karena hak istimewa yang melekat pada saham yang ada
akan mencegah perusahaan untuk menerbitkan lebih banyak saham tambahan, seperti yang
sering dilakukan ketika mereka mengakuisisi perusahaan lain, maka hak ini dihilangkan oleh
banyak perusahaan.

Keunggulan utama dari sistem saham adalah kemudahannya dalam pemin dahan
kepentingan dalam perusahaan dari seseorang ke pihak lainnya. Orang orang yang memiliki
saham dalam suatu perusahaan dapat menjual sahamnya ke pihak lain setiap saat dan dengan
harga tertentu tanpa harus meminta izin dari perusahaan atau pemegang saham lainnya.
Setiap saham adalah aktiva pribadi pemiliknya dan dapat dilepaskan jika dikehendaki.
Perusahaan hanya diwajibkan untuk membuat daftar atau buku pembantu pemegang saham
sebagai pedoman untuk pembayaran dividen, penerbitan hak saham, hak pem berian suara
(voting proxies), dan yang sejenisnya. Karena saham dapat dipindah tangankan secara bebas
setiap saat, maka perusahaan perlu merevisi buku pembantu pemegang saham secara
periodik, yang umumnya dilakukan sebelum pembayaran dividen atau rapat pemegang
saham. Selain itu, bursa saham utama juga memerlukan pengendalian yang dinilai tidak
ekonomis jika diberikan oleh perusahaan biasa. Jadi, perusahaan biasanya menggunakan jasa
pencatat dan agen transfer (registrars and transfer agent) yang mengkhususkan diri pada
pemberian jasa pencatatan dan pemindahtanganan saham. Peraturan sertifikat saham diatur
oleh Uniform Stock Transfer Act dan Uniform Commercial Code.

2.1.3. BERBAGAI KEPENTINGAN KEPEMILIKAN


Dalam setiap perseroan, satu kelompok saham harus mewakili hak kepemilikan dasar.
Kelompok saham tersebut dinamakan sebagai saham biasa. Saham biasa (common stock)
adalah hak residu perseroan yang menanggung risiko terbatas bila terjadi kerugian dan
menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin akan menerima dividen
atau pembagian aktiva bila perusahaan dilikuidasi. Namun pemegang saham biasa umumnya
mengendalikan manajemen perusahaan dan memperoleh laba yang lebih besar jika
perusahaan sukses. Apabila perusahaan hanya memiliki satu terbitan modal saham yang
diotorisasi, maka menurut definisinya terbitan itu disebut sebagai saham biasa, apakah
disebutkan dalam anggaran dasar atau tidak.
Page |5

Dalam usaha menarik semua jenis investor, perseroan biasanya menawarkan dua atau
lebih kelompok saham dengan hak atau keistimewaan yang berbeda. Pada bagian terdahulu
telah disebutkan bahwa setiap lembar saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama
dengan saham lainnya dari terbitan yang sama dan ada empat hak yang melekat pada setiap
saham. Menurut kontrak saham khusus antara perusahaan dan pemegang saham, beberapa
dari hak ini mungkin dikorbankan oleh pemegang saham sebagai pengganti hak atau
keistimewaan khusus lainnya. Jadi kelompok saham khusus ini diciptakan. Karena saham ini
memiliki hak khusus tertentu, maka hal itu biasanya disebut sebagai saham preferen
(preferred stock). Sebagai pengganti atas setiap preferensi khusus, pemegang saham preferen
selalu mengorbankan beberapa hak yang melekat dalam modal saham.

Jenis preferensi yang biasanya diberikan kepada pemegang saham preferen adalah
prioritas untuk mengklaim laba. Mereka dijamin akan menerima dividen, biasanya pada
tingkat yang telah ditetapkan, sebelum ada jumlah tertentu yang dibayarkan kepada
pemegang saham biasa. Sebagai pengganti atas preferensi ini saham preferen akan
mengorbankan hak suaranya pada manajemen atau haknya untuk menerima laba di luar yang
ditetapkan. Suatu perusahaan dapat mencapai beberapa hal yang sama dengan menerbitkan
dua kelompok saham biasa, yaitu saham Kelompok A dan saham Kelompok B. Pada kasus
ini salah satu dari penerbitan itu adalah saham biasa sedangkan yang lainnya memiliki
beberapa preferensi atau pembatasan hak-hak mendasar. Sebagai contoh, pada suatu waktu
DeKalb Genetics Corporation didirikan dengan dua kelompok saham biasa, Kelompok A dan
Kelompok B. Baik kelompok A maupun B keduanya memiliki partisipasi yang sama (per
saham) atas pembayaran dividen dan memiliki klaim yang sama atas aktiva bila perusahaan
dilikuidasi. Perbedaannya adalah bahwa Kelompok A memiliki hak suara dan Kelompok B
tidak memiliki hak suara; Kelompok B diperdagangkan secara umum di pasar over the
counter, sementara Kelompok A. yang "dimiliki keluarga", harus dijual secara khusus (saham
Kelompok A bersifat konvertibel, satu untuk satu, terhadap saham Kelompok B tetapi tidak
untuk sebaliknya). Dengan menerbitkan dua kelompok saham biasa, pemilik saham
Kelompok A DeKalb Genetics telah memiliki pasar untuk saham perusahaan dan memiliki
penangkal yang efektif atas upaya pengambilalihan oleh pihak lain.

2.1.4. KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM YANG TERBATAS

Pemilik perseroan, yaitu para pemegang saham, menyetorkan kekayaannya atau jasa
kepada perusahaan yang ditukar dengan kepemilikan saham. Kekayaan atau jasa yang
diinvestasikan dalam perusahaan itu merupakan batas kerugian bagi pemegang saham.
Artinya, jika perseroan mengalami kerugian sehingga sisa aktiva tidak cukup untuk
membayar kreditor, maka kreditor tidak berhak mengklaim aktiva pribadi dari masing-
masing pemegang saham. Dalam persekutuan atau perusahaan perorangan, aktiva pribadi
pemiliknya dapat ditambahkan untuk melunasi klaim atas kewajiban perusahaan.
Kepentingan kepemilikan dalam suatu perseroan secara hukum dilindungi dari kontinjensi
seperti itu, sehingga pemegang saham memiliki kewajiban yang terbatas (limited liability)
Page |6

yaitu hanya akan kehilangan investasinya tetapi mereka tidak akan mengalami kerugian yang
melebihi nilai investasinya.

Saham yang memiliki jumlah per saham tetap yang tercetak pada setiap sertifikat
saham disebut nilai pari saham (par value stock). Nilai pari mempunyai satu signifikansi yang
nyata: yaitu, menetapkan tanggung jawab maksimum dari seorang pemegang saham jika
terjadi insolvensi atau likuidasi perusahaan. Jadi, nilai pari bukanlah "nilai" dalam arti kata
biasa. Nilai pari adalah nilai per saham yang ditentukan oleh pendiri perseroan dan
dicantumkan dalam perjanjian/akta perseroan. Nilai pari menentukan nilai nominal per saham
dan merupakan nilai minimum yang harus dibayar oleh setiap pemegang saham jika saham
dibayar penuh pada saat penerbitannya. Akan tetapi, sebuah perseroan dapat menerbitkan
modal saham di atas atau di bawah nilai pari, yang dalam kasus ini saham dikatakan
diterbitkan pada agio atau disagio.

Jika saham dengan nilai pari diterbitkan sebesar nilai pari atau pada harga di atas nilai
pari dan perusahaan mengalami kerugian sehingga aktiva untuk membayar pemegang saham
ketika perusahaan dilikuidasi jumlahnya tidak mencukupi, maka pemegang saham dapat
kehilangan seluruh investasinya. Akan tetapi, jika saham itu diterbitkan pada harga di bawah
nilai pari dan kerugian sedemikian besarnya sehingga tidak hanya menghabiskan investasi
pemegang saham tetapi juga bagian aktiva yang diperlukan untuk membayar kreditor, maka
kreditor dapat memaksa pemegang saham untuk membayar jumlah disagio atas modal saham
mereka kepada perusahaan. Jadi pembeli saham yang diterbitkan pada harga di bawah nilai
pari secara otomatis memiliki kewajiban kepada kreditor perusahaan. Dengan kata lain,
pemegang saham dapat kehilangan seluruh investasinya dalam perusahaan jika investasi
tersebut sama dengan atau melebihi nilai pari saham yang mereka miliki, atau jika investasi
lebih kecil dari nilai pari, maka mereka akan kehilangan jumlah investasinya ditambah nilai
tambahan yang sama dengan disagio ketika mereka membeli saham. Kewajiban yang terbatas
pada modal saham perusahaan melindungi mereka dari kerugian yang melebihi nilai pari
saham ditambah setiap agio yang dibayar atas pembelian itu.

Di sini harus ditekankan bahwa kewajiban kontinjen pemegang saham atas saham
yang dibeli pada harga di bawah nilai pari:

1. Adalah kewajiban kepada kreditor perusahaan, bukan kepada perusahaan itu


sendiri.
2. Menjadi kewajiban riil hanya jika jumlah di bawah pari harus dikumpulkan untuk
membayar kreditor jika perusahaan dibubarkan.
3. Adalah tanggung jawab pemegang sertifikat ash pada saat pembubaran perusahaan
kecuali menurut kontrak tanggung jawab ini dialihkan kepada pemegang lain,

Sekalipun bentuk organisasi perseroan menjamin karakteristik protektif atas


kewajiban yang terbatas dari pemegang saham, namun perseroan harus menjamin untuk tidak
mendistribusikan jumlah investasi pemegang saham, kecuali semua klaim terdahulu atas
aktiva perusahaan sudah dibayar. Perseroan harus mempertahankan modal resmi perusahaan
(umumnya nilai pari semua modal saham yang diterbitkan) sampai perusahaan dibubarkan,
Page |7

dan jika terjadi pembubaran, perusahaan harus memenuhi semua klaim sebelum
mendistribusikannya kepada pemegang saham.

Pada perusahaan perorangan atau persekutuan, pemilik dapat menarik jumlah tertentu
karena semua aktiva pribadi dapat ditarik untuk melindungi kreditor dari kerugian. Namun
pada perseroan, pemilik tidak dapat menarik sejumlah uang yang sudah disetorkannya karena
satu-satunya proteksi bagi kreditor jika perusahaan mengalami kerugian adalah jumlah
setoran itu ditambah setiap disagio di bawah nilai parinya.

2.1.5. FORMALITAS PEMBAGIAN LABA

Pada dasarnya pemilik perusahaan dapat menentukan apa yang akan di lakukannya
terhadap laba yang diperoleh dari operasi. Laba dapat ditanamkan lagi pada bisnis untuk
memungkinkan perluasan atau digunakan untuk menyediakan marjin pengaman (margin of
safety), atau mereka dapat menariknya serta membagikannya di antara para pemilik. Dalam
perusahaan perorangan atau persekutuan, keputusan ini dibuat oleh pemilik secara infor mal
dan tidak memerlukan tindakan khusus. Namun, dalam suatu perseroan, pembagian laba
dikendalikan oleh batasan hukum tertentu.

Pertama, pembagian kepada pemilik harus mematuhi hukum negara bagian mengenai
perseroan. Saat ini sekitar 50 negara bagian dapat diklasi fikasikan dalam salah satu dari tiga
kelompok untuk tujuan pembandingan batasan pembagian dividen kepada pemilik.
Umumnya, pada kelompok yang terbesar, pembagian dividen harus berasal dari laba ditahan
atau dari laba masa berjalan. Bab 16 akan membahas topik ini secara lebih terinci.

Kedua, pembagian kepada para pemegang saham harus disetujui secara formal oleh
dewan direksi dan dicatat dalam risalah rapat umum pemegang saham. Sebagai eksekutif
puncak perusahaan, dewan direksi harus yakin bahwa tidak terjadi pembagian kepada
pemegang saham yang tidak sesuai dengan laba perusahaan, dan direksi pada umumnya
menanggung kewajiban pribadi kepada kreditor jika kewajiban itu tidak dapat dipenuhi
karena aktiva perusahaan secara tidak sah telah dibayarkan kepada pemegang saham.

Ketiga, dividen harus sesuai dengan kontrak modal saham seperti preferensi,
partisipasi, dan lain-lain. Segera setelah perseroan membuat kontrak untuk berbagai
kelompok pemegang saham, persyaratan dalam kontrak ini harus dipenuhi.

2.2. MODAL PERSEROAN


Ekuitas pemilik dalam perseroan didefinisikan sebagai ekuitas pemegang saham,
shareholders equity, atau modal perseroan. Tiga kategori berikut ini biasanya muncul sebagai
bagian dari ekuitas pemegang saham:

1. Modal saham.
2. Tambahan modal disetor
Page |8

3. Laba ditahan.

Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor,
merupakan modal (disetor) kontribusi; sementara laba ditahan merupakan modal yang
diperoleh perusahaan. Modal kontribusi (modal disetor) adalah total jumlah yang disetorkan
ke modal saham jumlah tersebut diberikan oleh pemegang saham kepada perseroan untuk
digunakan dalam bisnisnya. Modal kontribusi meliputi pos-pos seperti nilai pari dari semua
saham yang beredar dan agio dikurangi disagio atas penerbitan saham itu. Modal yang
dihasilkan (earned capital) adalah modal yang dikembangkan jika bisnis berjalan dengan
menguntungkan; modal ini terdiri dari semua laba yang tidak dibagi yang tetap diinvestasikan
dalam perusahaan.

Perbedaan antara modal disetor dan laba ditahan sangatlah penting, baik dari sudut
pandang hukum maupun ekonomi. Dari sudut pandang hukum, dividen dapat diumumkan
dari laba ditahan di semua negara bagian, tetapi di banyak negara bagian dividen tidak dapat
diumumkan dari modal disetor. Dari sudut pandang ekonomi, manajemen, pemegang saham,
dan pihak lainnya akan melihat laba sebagai faktor penentu kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perseroan tersebut.

Ekuitas pemegang saham adalah perbedaan antara aktiva dan kewajiban perusahaan.
Oleh karena itu, kepentingan pemilik atau pemegang saham dalam perusahaan bisnis
merupakan suatu kepentingan residu. Ekuitas pemilik atau pemegang saham (stockholders'
/owner's equity) merupakan kontribusi kumulatif bersih oleh pemegang saham ditambah laba
yang telah ditahan. Sebagai kepentingan residu, ekuitas pemegang saham tidak memiliki
eksistensi di luar aktiva dan kewajiban perusahaan-ekuitas pemegang saham sama dengan
aktiva bersih. Ekuitas pemegang saham bukan merupakan klaim atas aktiva khusus tetapi
klaim atas bagian dari total aktiva. Jumlahnya tidak dapat ditentukan secara spesifik atau
tetap, karena hal itu tergantung pada profitabilitas perusahaan. Ekuitas pemegang saham
bertambah jika perusahaan memperoleh keuntungan, dan menurun atau hilang jika
perusahaan mengalami kerugian.

Komentar akhir: Beberapa pengertian yang berbeda melekat pada kata modal
(capital), karena kata tersebut seringkali digunakan secara berbeda oleh berbagai kelompok
pengguna. Sebagai contoh, dalam keuangan perseroan modal biasanya merupakan total aktiva
perusahaan. Dalam hukum, modal merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham yang
diwajibkan menurut anggaran dasar untuk disimpan dalam perusahaan untuk melindungi
kreditor. Pada umumnya modal dasar atau resmi (legal capital) atau modal ditetapkan (stated
capital) adalah nilai pari dari semua modal saham yang diterbitkan, tetapi jika saham
diterbitkan tanpa nilai pari, maka hal itu bisa berupa:

1. Total pembayaran untuk saham tersebut.


2. Jumlah minimum yang ditetapkan dalam hukum perseroan negara bagian yang
berlaku.
3. Jumlah arbitrer yang ditetapkan oleh dewan direksi menurut kebijaksanaannya,
Page |9

Sebagian besar akuntan mendefinisikan modal secara lebih sempit daripada total
aktiva, tetapi lebih luas daripada modal dasar atau resmi. Jika akuntan merujuk pada modal,
maka yang dimaksud adalah ekuitas pemegang saham alau ekuitas pemilik.

2.2.1. PENERBITAN SAHAM

Dalam penerbitan saham, prosedur berikut harus dilakukan. Pertama, saham harus
diotorisasi oleh negara bagian, umumnya dalam suatu sertifikat atau akta perusahaan;
kemudian, saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak untuk menjual saham itu; lalu,
dana dari saham dikumpulkan dan saham diterbitkan.

Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topik berikut:

1. Akuntansi untuk saham dengan nilai pari.


2. Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari.
3. Akuntansi untuk saham yang dijual atas dasar pesanan (subscription)
4. Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya
(penjualan lump sum)
5. Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi nonkas.
6. Akuntansi untuk penilaian saham.
7. Akuntansi untuk biaya penerbitan saham.

2.2.2. SAHAM DENGAN NILAI PARI

Seperti telah ditunjukkan sebelumnya, nilai pari saham tidak memiliki hubungan
dengan nilai pasar wajarnya. Saat ini, nilai pari yang berkaitan dengan penerbitan sebagian
besar modal saham sangat rendah ($1, $5, $10), yang sangat kontras dengan situasi pada awal
tahun 1990-an ketika secara praktis semua saham yang diterbitkan memiliki nilai pari $100.
Penyebab perubahan ini adalah untuk memungkinkan penjualan saham pada harga per saham
yang rendah dan menghindari kewajiban kontinjen yang berkaitan dengan saham yang dijual
di bawah nilai pari. Saham dengan nilai pari yang rendah jarang, kalaupun ada, dijual di
bawah nilai parinya. Selain itu, di negara bagian yang memungut pajak transfer berdasarkan
nilai pari saham, nilai pari yang rendah akan mengakibatkan pajak yang rendah pula.

Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun
harus dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham berikut:

1. Saham Preferen atau Saham Biasa. Mencerminkan nilai pari saham perseroan yang
diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan. Tidak ada ayat
jurnal tambahan pada akun ini kecuali ada saham tambahan yang diterbitkan atau
saham yang ditarik.
2. Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau Tambahan Modal Disetor
(Additional Paid-in Capital). Menunjukkan setiap kelebihan atas nilai pari yang
P a g e | 10

disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti saham yang diterbitkan untuk
mereka. Setelah disetor, kelebihan atas nilai pari akan menjadi bagian dari tambahan
modal disetor perusahaan, dan pemegang saham perorangan tidak memiliki klaim
yang lebih besar atas kelebihan setoran dibandingkan semua pemegang saham lainnya
dari kelompok saham yang sama.
3. Disagio Saham. Menunjukkan bahwa saham telah diterbitkan di bawah nilai pari.
Pembeli saham atau pemegang saham yang diterbitkan di bawah nilai pari dapat
diminta membayar jumlah disagio jika diperlukan untuk melindungi kreditor dari
kerugian bila perusahaan dilikuidasi.

2.2.3. SAHAM TANPA NILAI PARI

Banyak negara bagian mengizinkan penerbitan modal saham tanpa nilai pari. Saham
tanpa nilai pari (no-par stock) diterbitkan tanpa jumlah per saham yang tercetak pada
sertifikat saham. Alasan untuk penerbitan saham tanpa nilai pari bersifat dua arah. Pertama,
penerbitan saham tanpa nilai pari menghindari kewajiban kontinjen yang mungkin timbul bila
saham dengan nilai pari diterbitkan pada disagio. Kedua, masih ada kerancuan dalam
hubungan antara nilai pari dan nilai pasar wajar. Jika saham tidak mempunyai nilai pari,
maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar untuk
nilai wajar tidak akan muncul. Situasi ini memiliki keunggulan tertentu jika saham
diterbitkan untuk pos-pos properti seperti aktiva tetap berwujud atau tak berwujud.
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah bahwa beberapa negara bagian
mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini, dan totalnya akan dimasukkan sebagai
modal dasar.

Saham tanpa nilai pari, seperti saham dengan nilai pari, dijual untuk apa yang akan
diperoleh, tetapi tidak seperti saham dengan nilai pari, saham itu diterbitkan tanpa agio atau
disagio. Karena itu, tidak ada kewajiban kontinjen yang terutang kepada pemegang saham.

Saham tanpa nilai pari yang sebenarnya harus dicatat pada akun sebesar harga
penerbitannya tanpa kerumitan akibat tambahan modal disetor atau disagio. Namun beberapa
negara bagian mengizinkan penerbitan saham tanpa nilai pari dan selanjutnya mensyaratkan,
atau dalam beberapa kasus, mengizin kan saham seperti itu memiliki nilai ditetapkan (stated
value); yaitu nilai mini mum di mana saham tidak dapat diterbitkan di bawah nilai pari. Jadi,
saham itu bukan merupakan saham tanpa nilai pari tetapi saham dengan nilai pari yang
rendah sekali, untuk menghadapi kritik atas penerbitan saham tanpa nilai pari."

Jika saham tanpa nilai pari diharuskan mempunyai harga penerbitan minimum $5 per
saham dan tidak ada ketentuan mengenai bagaimana kelebihan nilai sebesar $5 per saham itu
ditangani, maka dewan direksi biasanya mengumumkan semua jumlah seperti itu sebagai
tambahan modal disetor, yang di banyak negara bagian semua atau sebagian dari jumlah itu
tersedia untuk dividen. Jadi, saham tanpa nilai pari dengan nilai ditetapkan minimum atau
nilai ditetapkan yang diputuskan oleh dewan direksi, akan memungkinkan sebuah perseroan
P a g e | 11

baru meningkatkan operasinya dengan tambahan modal disetor yang mungkin melebihi
modal ditetapkannya.

Dalam banyak hal, keunggulan nyata bagi perseroan yang membuat akun Tambahan
Modal Disetor adalah dapat mempengaruhi dewan direksi untuk mensyaratkan ayat jurnal
berikutnya. Karena alasan ini, ataupun yang lainnya, kecenderungannya adalah
memperhitungkan saham tanpa nilai pari dengan nilai ditetapkan seolah-olah saham itu
adalah dengan nilai pari yang sama dengan nilai ditetapkan.

2.2.4. SAHAM YANG DIJUAL ATAS DASAR PESANAN

Pembahasan sebelumnya mengasumsikan bahwa saham dijual secara tunai, tetapi


saham juga dapat dijual atas dasar pesanan (subscription). Penjualan saham atas dasar
pesanan (subscribed stock) umumnya terjadi apabila perusahaan kecil yang baru
melaksanakan "go public" atau bila perseroan menawarkan saham kepada pegawainya agar
mereka berpartisipasi dalam kepemilikan perusahaan. Jika saham dijual atas dasar pesanan,
maka harga penuh dari saham itu tidak diterima seluruhnya. Biasanya, hanya dilakukan
pembayaran sebagian dan saham tidak diterbitkan sampai harga pesanan penuh diterima.

Akuntansi untuk Saham yang Dipesan. Dua akun baru akan digunakan apabila saham
dijual atas dasar pesanan. Pertama, Saham Biasa atau Preferen yang Dipesan, menunjukkan
kewajiban perseroan untuk menerbitkan saham setelah pemesan melakukan pembayaran
akhir atas saldo pesanan. Akun ini menandakan suatu komitmen terhadap modal saham yang
belum diterbitkan.

Setelah harga pesanan dibayar penuh, akun Saham Biasa atau Prefeten yang Dipesan
lalu didebet dan akun Saham Biasa atait Preferen dikredit Saham B atau Protein yang
Dipesan harus disaukan pada kelompok ekuitas pemegang saham di bawah Saham Biasa atau
Preferen.

Akun kedua Piutang Pesanan (subscription receivable), menunjukkan jumlah yang


harus ditagih sebelum saham pesanan diterbitkan. Di sini terjadi kontversi sehubungan
dengan penyajian Putang Pesanan di neraca. Beberapa orang mengemukakan bahwa Piutang
Pesanan harus dilaporkan pada kelompok active lancar tentu sana dengan asumsi bahwa
pembayaran piutang akan diterima dalam siklus operasi atau satu tahun, mana yang lebih
panjang) Mereka menyatakan bahwa hal ini sama dengan piutang dagang Piutang dagang
terjadi dari pesanan yang berhubungan dengan transaksi penjualan pada kegiatan bisnis biasa
sedangkan piutang pesanan berhubungan dengan penerbitan saham sendiri dan merupakan
kontribusi modal yang belum dibayarkan kepada perseroan.

Pihak lainnya berpendapat bahwa Piutang Pesanan harus dilaporkan sebagai


pengurangan dari ekuitas pemegang saham (vang sama dengan saham treasur yang dicatat
pada biaya atau harga pokok). Mereka beralasan bahwa di banyak negara bagian tidak ada
pertimbangan kekurangan yang dapat diperoleh dari kegagalan pelanggan menibayar saldo
P a g e | 12

yang belum dibayar dari piutang pesanan Dengan risiko ketertagihan ini, SEC mensyaratkan
perusahaan menggunakan pendekatan kontra ekuitas (contra equity approach). Sebagai
contoh, pada prospektus Morlan International, Inc., piutang pesanannya dilaporkan sebagai
kontra ekuitas dengan cara berikut (saham biasa yang dipesan dimasukkan pada Saham
Biasa, dan tidak diperlihatkan secara terpisah).

Praktek sekarang umumnya mengikuti pendekatan kontra ekuitas. Karena itu, kecuali
dinyatakan lain, praktek ini harus dilakukan pada penyelesaian soal pekerjaan rumah.

Kebanyakan negara bagian menganggap saham biasa atau preferen yang dipesan sama
dengan saham biasa atau preferen yang beredar, yang berarti bahwa orang-orang yang telah
menandatangani kontrak pesanan yang sah biasanya memiliki hak dan keistimewaan
yang sama sebagai pemegang saham yang memiliki saham yang beredar.

Akun Pesanan yang Tidak Terbayar. Kadangkala seorang pemesan tidak dapat
membayar semua angsuran dan melanggar persetujuan. Pertanyaannya dalam hal ini adalah
bagaimana dengan saldo akun pesanan serta jumlah yang sudah dibayar. Jawabannya
tergantung pada hukum negara bagian yang berlaku. Beberapa negara bagian mengizinkan
perseroan untuk menahan setiap jumlah yang dibayar pada akun pesanan yang tidak
membayar; sementara negara bagian lainnya mensyaratkan bahwa setiap jumlah yang
direalisasikan atas penjualan kembali yang melebihi jumlah yang terhutang kepada pemesan
pertama harus dikembalikan.

2.2.5. SAHAM YANG DITERBITKAN DENGAN SEKURITAS LAINNYA (PENJUALAN


LUMP SUMP)
sehingga hasil relatif untuk setiap kelompok, dan bahkan relatif untuk setiap lot, dapat
diketahui. Kadangkala, dua atau lebih kelompok sekuritas diterbitkan untuk suatu
pembayaran tunggal atau sekaligus (lump sum). Sebagai contoh, sudah menjadi hal yang
umum bahwa sekuritas diterbitkan lebih dari satu jenis atau kelompok pada saat mengakuisisi
perusahaan lain. Masalah akuntansi dalam penjualan lump sum seperti ini adalah
mengalokasikan hasil di antara beberapa kelompok sekuritas. Ada dua metode alokasi yang
tersedia, yaitu: (1) metode proporsional dan (2) metode inkremental.

Metode Proporsional. Jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang baik untuk
menentukan nilai relatif setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang
diterima dialokasikan di antara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar proporsional, yaitu,
rasio masing-masing terhadap total.

Metode Inkremental. Jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat
ditentukan, maka metode inkremental dapat dipergunakan. Nilai sekuritas itu digunakan
sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari nilai lump sum
dialokasikan ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui.

Jika tidak ada nilai pasar wajar yang dapat ditentukan untuk setiap kelompok saham
yang terlibat dalam pertukaran lump sum, maka alokasi harus dilakukan secara arbitrer.
P a g e | 13

Penilaian para pakar dapat digunakan. Atau, jika diketahui bahwa satu atau lebih kelompok
sekuritas yang diterbitkan akan memiliki nilai pasar yang dapat ditentukan pada waktu yang
akan datang, maka dasar arbitrer itu dapat digunakan dengan maksud membuat penyesuaian
jika nilai pasar masa depan terbentuk.

2.2.6. SAHAM YANG DITERBITKAN DALAM TRANSAKSI NON KAS


Akuntansi untuk penerbitan saham atas properti atau jasa kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam penilaian. Aturan umumnya adalah: Saham yang diterbitkan
untuk jasa atau properti selain kas harus dicatat, baik pada nilai pasar wajar saham yang
diterbitkan maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan nonkas yang diterima, tergantung
mana yang dapat ditentukan secara lebih jelas.

Jika keduanya telah dapat ditentukan dan transaksi itu merupakan hasil dari
pertukaran jarak jauh, maka kemungkinan terjadinya perbedaan nilai pasar wajar sangatlah
kecil. Dalam kasus seperti itu, tidak menjadi masalah nilai mana yang akan digunakan
sebagai dasar untuk penilaian pertukaran.

Jika nilai pasar wajar saham yang diterbitkan dan properti atau jasa yang diterima
belum dapat ditentukan, maka nilai yang dipakai biasanya ditetapkan oleh dewan direksi atau
manajemen pada jumlah yang dinilai wajar dan tidak bertentangan dengan bukti yang ada.
Penilaian independen biasanya digunakan sebagai dasar yang dapat diandalkan. Penggunaan
nilai buku, pari, atau ditetapkan sebagai dasar penilaian transaksi harus dihindari.

Saham yang belum diterbitkan atau saham treasuri (terbitan saham yang telah dibeli
kembali tetapi belum ditarik) dapat ditukar dengan properti atau jasa. Jika saham treasuri
digunakan, maka biayanya tidak boleh dianggap sebagai faktor penentu dalam penetapan
nilai pasar wajar properti atau jasa tersebut. Disamping itu, nilai pasar wajar saham treasuri,
jika diketahui, harus digunakan untuk menilai properti atau jasa tersebut. Jika nilai pasar
wajar saham treasuri tidak diketahui, maka nilai pasar wajar properti atau jasa harus
digunakan, jika dapat ditentukan.

Dalam hukum perseroan, dewan direksi diberi kekuasaan untuk menetapkan nilai
transaksi nonkas. Namun kekuasaan ini telah disalahgunakan. Penerbitan saham untuk
properti atau jasa telah menghasilkan kasus modal perseroan yang dinyatakan terlalu tinggi
dengan cara sengaja mempertinggi nilai properti atau jasa yang diterima. Penilaian yang
terlalu tinggi atas ekuitas pemegang saham yang dihasilkan dari penilaian aktiva yang
dinaikkan menimbulkan apa yang disebut sebagai saham pompaan (watered stock). Saham
"pompaan" dapat dihapuskan dari struktur perusahaan dengan menghapus aktiva yang dinilai
terlalu tinggi.

Jika penerbitan saham untuk properti atau jasa mengakibatkan aktiva dicatat terlalu
rendah, maka cadangan rahasia (secret reserves) diciptakan. Struktur perusahaan yang dinilai
terlalu rendah atau cadangan rahasia dapat juga diperoleh dengan metode lain: penilaian
penyusutan atau amortisasi yang berlebihan, pembebanan pengeluaran modal, penghapusan
P a g e | 14

persediaan atau piutang yang berlebihan, atau setiap penilaian yang terlalu rendah atas aktiva
atau penilaian yang terlalu tinggi atas kewajiban. Suatu contoh penilaian kewajiban yang
terlalu tinggi adalah penyisihan yang berlebihan untuk estimasi jaminan produk yang
akhirnya menghasilkan penilaian terlalu rendah atas ekuitas pemilik, yang lalu menghasilkan
suatu cadangan rahasia.

2.2.7. PENILAIAN SAHAM


Hukum dari beberapa negara bagian menetapkan bahwa perusahaan dapat menilai
pemegang saham pada jumlah tambahan di atas nilai kontribusi awalnya. Meskipun situasi ini
jarang terjadi, namun apabila setiap pemegang saham dinilai, mereka harus membayar atau
mungkin didenda atas saham yang dimilikinya. Setelah menerima penilaian dari pemegang
saham, perusahaan harus menentukan apakah saham semula dijual pada disagio atau agio.
Jika saham pada awalnya dijual dengan disagio, maka hasil tambahannya dikredit ke akun
disagio. Jika saham pada awalnya diterbitkan pada agio, maka akum Tambahan Modal
Disetor yang berasal dari Penilaian dikredit.

2.2.8. BIAYA PENERBITAN SAHAM


Biaya langsung yang terjadi ketika menjual saham, seperti biaya penjaminan, biaya
akuntansi dan hukum, biaya percetakan, dan pajak, harus dilaporkan sebagai pengurang
jumlah yang disetor. Oleh karena itu, biaya penerbitan didebet ke Tambahan Modal Disetor
karena biaya tersebut tidak berhubungan dengan operasi perusahaan. Sebenarnya, biaya
penerbitan adalah biaya pendanaan dan harus mengurangi hasil yang diterima dari penjualan
saham.

Gaji manajemen dan biaya tidak langsung lainnya yang berhubungan dengan
penerbitan saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan
hubungan antara biaya-biaya tersebut dengan hasil yang diterima dari penjualan. Di samping
itu, setiap tahun perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyelenggarakan catatan pemegang
saham dan menangani transfer kepemilikan. Biaya yang berulang ini, terutama biaya
pendaftaran dan biaya agen transfer, biasanya dicatat sebagai beban pada periode terjadinya.

2.2.9. REAKUISISI SAHAM

Adalah umum bagi perusahaan untuk membeli kembali saham-sahamnya. Dalam


kenyataannya, pembelian kembali saham saat ini melebihi dividen sebagai bentuk distribusi
kepada pemegang saham.

Alasan perusahaan membeli kembali sahamnya yang beredar cukup bervariasi.


Beberapa alasan utamanya adalah:
P a g e | 15

1. Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang
saham. Tingkat keuntungan modal atas penjualan saham kepada perusahaan oleh
pemegang saham diperkirakan sekitar setengah tarif pajak biasa. Sebagai akibatnya,
kebanyakan pemegang saham akan membayar pajak yang lebih kecil jika mereka
menerima kas dalam pembelian kembali daripada penerimaan dividen tunai.
2. Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas (ROE) Dengan
mengurangi jumlah saham yang beredar dan mengurangi ekuitas pemegang saham,
rasio kinerja tertentu seringkali meningkat.
3. Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial. Honeywell Inc., melaporkan bahwa sebagian dari
pembeliannya atas satu juta lembar saham biasa akan digunakan untuk kontrak opsi
saham karyawan. Perusahaan lainnya membeli saham untuk keperluan akuisisi bisnis.
4. Untuk menghindari upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang
saham. Dengan mengurangi jumlah lembar saham yang dipegang publik, pemilik
sekarang dan manajemen dapat menghindari pihak luar untuk memperoleh kendali
atas perusahaan atau pengaruh yang signifikan. Ketika Ted Turner berusaha
mengakuisisi CBS, CBS mulai melakukan pembelian kembali saham-sahamnya.
Pembelian saham treasuri dapat juga digunakan untuk mengurangi pemegang saham
yang tidak disetujui.
5. Membentuk pasar bagi saham. Seperti dikatakan oleh seorang eksekutif perusahaan,"
Perusahaan kami berusaha membentuk bursa saham". Dengan membeli saham di
pasar modal, diciptakan suatu permintaan yang dapat menstabilkan harga saham, atau
dalam kenyataannya, meningkatkan harga saham itu.

Beberapa perusahaan terbuka akhir-akhir ini memilih "go private", yaitu,


mengeliminasi semua kepemilikan publik (di luar) dengan membeli seluruh saham mereka
yang beredar. Prosedur seperti ini seringkali dicapai melalui leveraged buyout (LBO), di
mana manajemen atau kelompok karyawan lainnya. membeli saham perusahaan dan
membiayai pembelian itu dengan menggunakan aktiva perusahaan sebagai jaminannya.

Setelah saham dibeli kembali, saham tersebut dapat dihapuskan atau disimpan di
bendahara untuk diterbitkan kembali. Jika tidak dihapuskan, maka saham-saham itu disebut
sebagai saham treasuri (treasury shares). Secara teknis saham treasuri adalah saham milik
perusahaan yang telah dibeli kembali setelah diterbitkan dan dibayar penuh.

Saham treasuri bukan merupakan aktiva. Ketika saham treasuri dibeli, maka terjadi
pengurangan baik pada aktiva maupun ekuitas pemegang saham. Menyimpulkan bahwa
perusahaan dapat memiliki sebagian dari dirinya sendiri merupakan hal yang tidak layak.
Saham treasuri dapat dijual untuk memperoleh dana, tetapi kemungkinan itu tidak membuat
saham treasuri menjadi aktiva di neraca. Pada saat perusahaan membeli kembali beberapa
sahamnya yang beredar, Pemilikan saham treasuri tidak memberikan perusahaan hak untuk
memberikan maka dia telah mengurangi kapitalisasinya tetapi tidak mengakuisisi aktiva.
dividen tunai, atau menerima aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Saham suara,
melaksanakan hak istimewa sebagai pemegang saham, hak menerima treasuri pada dasarnya
P a g e | 16

sama dengan modal saham yang belum diterbitkan, dan tidak ada yang mendukung untuk
mengklasifikasikan modal saham sebagai aktiva di neraca."

2.2.10. PEMBELIAN SAHAM TREASURI


Dua metode umum untuk menangani saham treasuri pada akun-akun adalah metode
biaya (cost method) dan metode nilai pari (par volue method). Kedua metode tersebut dapat
diterima secara umum. Metode biaya lebih banyak dipakai dan menghasilkan pendebetan
akun Saham Treasuri untuk biaya reakuisisi, serta dalam pelaporan akun ini sebagai suatu
pengurangan dari total modal disetor dan laba ditahan di neraca. Metode nilai pari atau nilai
ditetapkan, mencatat semua transaksi saham treasuri pada nilai parinya dan melaporkan
saham treasuri hanya sebagai pengurang atas modal saham. Tidak peduli metode mana yang
digunakan, biaya saham treasuri yang diakuisisi tidak boleh dimasukkan dalam laba ditahan
di kebanyakan negara bagian. Karena nilai pari atau nilai ditetapkan jarang digunakan, maka
akuntansi untuk pendekatan ini akan dibahas dalam lampiran bab ini.

Metode biaya atau harga pokok umumnya digunakan dalam akuntansi untuk saham
treasuri. Metode ini mengambil namanya dari kenyataan bahwa akun Saham Treasuri dibuat
pada biaya atau harga pokok saham yang dibeli.!! Menurut metode biaya, akun Saham
Treasuri didebet pada biaya saham yang diperoleh dan penerbitan kembali saham dikredit
pada biaya yang sama. Harga yang diterima untuk saham ketika pertama kali diterbitkan tidak
mempengaruhi ayat jurnal untuk mencatat akuisisi dan penerbitan kembali saham treasuri.

Perhatikan bahwa Saham Treasuri didebet sebesar biaya atau harga pokok saham
yang dibeli. Akun modal disetor awal, Saham Biasa, tidak dipengaruhi karena jumlah saham
yang diterbitkan tidak berubah. Hal yang sama juga berlaku pada akun tambahan modal
disetor. Saham treasuri dikurangi dari total modal disetor dan laba ditahan dalam kelompok
ekuitas pemegang saham.

Biaya saham treasuri dikurangi dari total saham biasa, ditambah modal disetor, dan
laba ditahan sehingga mengurangi ekuitas pemegang saham. Banyak Negara bagian
mensyaratkan perusahaan agar membatasi laba ditahan sebesar biaya saham treasuri yang
dibeli. Pembatasan ini dilakukan untuk menjaga kelengkapan modal dasar perusahaan yang
secara temporer akan ditahan sebagai saham treasuri. Pada saat saham treasuri itu dijual,
pembatasan ini dicabut.

Baik jumlah saham yang diterbitkan (100.000) dan jumlah saham treasuri (10.000)
harus diungkapkan. Selisihnya adalah jumlah lembar saham yang beredar (90.000). Istilah
saham yang beredar berarti jumlah lembar saham yang diterbitkan yang ada pada pemegang
saham.
P a g e | 17

2.2.11. PENJUALAN SAHAM TREASURI

Saham treasuri biasanya dapat dijual atau ditarik. Pada saat saham treasuri dijual,
akuntansi untuk penjualan itu tergantung pada harganya. Jika harga jual saham treasuri sama
dengan harga pokoknya, maka penjualan saham itu dicatat dengan mendebet Kas dan
mengkredit Saham Treasuri. Dalam kasus di mana harga jual saham treasuri tidak sama
dengan harga pokoknya, maka akuntansi untuk penjualan saham treasuri di atas harga
pokoknya akan berbeda dengan akuntansi untuk saham treasuri yang dijual di bawah harga
pokoknya. Akan tetapi, penjualan saham treasuri baik di atas atau di bawah harga pokoknya
akan meningkatkan total aktiva dan ekuitas pemegang saham.

Penjualan Saham Treasuri di Atas Harga Pokok. Apabila harga jual saham treasuri
lebih besar dari harga pokoknya, maka perbedaan ini dikredit ke Modal Disetor dari Saham
Treasuri.

2.2.12. PENARIKAN SAHAM TREASURI


Dewan direksi dapat menyetujui penarikan saham treasuri. Keputusan ini
menghasilkan pembatalan saham treasuri dan pengurangan jumlah saham yang diterbitkan.
Penarikan saham treasuri mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi dan saham yang
belum diterbitkan. Pengaruh akuntansinya adalah sama dengan penjualan saham treasuri
kecuali bahwa debet dilakukan ke akun modal disetor yang dapat diaplikasikan ke penarikan
saham, bukan ke kas.

Ada dua jenis penarikan saham treasuri-aktual dan konstruktif. Pembatalan saham
treasuri melalui aplikasi formal kepada sekretaris kantor negara bagian adalah penarikan
aktual (actual retirement). Penarikan konstruktif (constructive retirement) mempengaruhi
penarikan pada laporan keuangan oleh dewan tanpa pembatalan formal melalui sekretaris
negara bagian. Akuntansinya adalah sama untuk penarikan aktual dan konstruktif.

2.2.13. METODE AKUNTANSI LAINNYA UNTUK SAHAM TREASURI


Pada beberapa negara bagian saham treasuri harus dilaporkan secara berbeda. Sebagai
contoh, hukum negara bagian yang dapat diberlakukan mensyaratkan pengurangan permanen
atas laba ditahan, yang dalam kasus biaya saham yang dibeli melebihi nilai ditetapkan atau
pari akan dibebankan ke laba ditahan. Banyak perusahaan menggunakan saldo Tambahan
Modal Disetor, tanpa mem perhatikan sumbernya, untuk menampung semua pembebanan
yang berasal dari transaksi saham treasuri atau penggunaan alokasi prorata berdasarkan harga
penerbitan awal.
P a g e | 18

2.3. SAHAM PREFEREN

Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus yang ditetapkan
sebagai "preferen" (istimewa) karena saham ini memiliki beberapa preferensi atau kelebihan
yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik berikut adalah yang paling sering
berkaitan dengan penerbitan saham preferen.

1. Preferensi atas dividen.


2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi.
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan.
5. Tidak mempunyai hak suara.

Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa mungkin


terletak pada sifatnya yang lebih tertutup dan negatif di samping preferensinya, misalnya,
saham preferen tidak memiliki hak suara, tidak kumulatif, dan nonpartisipasi.

Saham preferen biasanya diterbitkan dengan suatu nilai pari, dan preferensi dividen
dinyatakan sebagai suatu persentase dari nilai pari. Jadi pemegang saham preferen S, dengan
nilai pari $100 memberikan hak dividen tahunan 58 per saham. Saham ini biasanya disebut
saham preferen 8%. Dalam kasus saham preferen tanpa nilai pari, preferensi dividen
dinyatakan sebagai jumlah dollar spesifik (specific dollar amount) per saham, misalnya $7
per saham. Saham ini umumnya disebut saham preferen $7. Preferensi untuk dividen tidak
memastikan bahwa dividen akan dibayar; hal itu hanya merupakan jaminan bahwa tingkat
dividen yang ditetapkan atau jumlah yang dapat ditetapkan pada saham preferen harus
dibayar sebelum ada dividen yang dibayar untuk saham biasa.

2.3.1. KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN

Sebuah perseroan dapat menyertakan preferensi atau batasan pada setiap kombinasi
yang diinginkan untuk penerbitan saham preferen sepanjang tidak bertentangan secara
spesifik dengan hukum negara bagian, dan perseroan itu dapat menerbitkan lebih dari satu
kelompok saham preferen. Karakteristik paling umum yang melekat pada saham preferen
akan dibahas berikut ini.

1. Saham Preferen Kumulatif. Dividen yang tidak dibayar dalam suatu tahun harus
dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada
pemegang saham biasa. Jika direktur tidak mengumumkan dividen pada tanggal
pembagian dividen yang biasa, maka dividen itu disebut sebagai "passed"
(terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen kumulatif
merupakan dividen tertunggak (dividend in arrears). Karena tidak ada kewajiban
yang terjadi sampai dewan direksi mengumumkan dividen, maka dividen
tertunggak tidak dicatat sebagai kewajiban tetapi diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan. (Menurut common law, jika akta perusahaan tidak
P a g e | 19

menyebutkan karakteristik kumulatif, maka saham preferen dipertimbangkan


sebagai kumulatif). Saham preferen nonkumulatif jarang diterbitkan karena
dividen yang terlewat akan hilang selamanya bagi pemegang saham preferen
dan penerbitan saham ini tidak dapat dipasarkan.
2. Saham Preferen Partisipasi. Pemegang saham preferen partisipasi membagi
rata dengan pemegang saham biasa setiap pembagian laba di luar tingkat yang
ditentukan. Jadi, saham preferen 5%, jika berpartisipasi penuh, akan menerima
tidak hanya pengembalian 5%, tetapi juga dividen pada tingkat yang sama
seperti yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa jika jumlah yang
melebihi 5% dari nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan kepada pemegang
saham biasa. Selain itu, saham preferen partisipasi juga tidak selalu
berpartisipasi penuh sebagaimana telah diuraikan, tetapi ber partisipasi sebagian
(parsial). Sebagai contoh, ketentuan dapat diberlakukan bahwa saham preferen
5% akan berpartisipasi sampai maksimum total tingkat 10%, setelah itu saham
berhenti berpartisipasi dalam pembagian laba tambahan; atau saham preferen
5% hanya dapat berpartisipasi pada pembagian laba tambahan yang melebihi
tingkat dividen 9% atas saham biasa. Meskipun saham preferen partisipasi tidak
digunakan secara ekstensif (tidak seperti ketentuan kumulatif), namun contoh
perusahaan yang telah menggunakan saham preferen partisipasi adalah LTV
Corporation, Southern California Edison, dan Allied Products Corporation.
3. Saham Preferen Konvertibel. Pemegang saham dapat, menurut opsinya,
menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan
sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya menikmati
klaim preferen atas dividen tetapi juga memiliki opsi konversi ke pemegang
saham biasa dengan partisipasi tak terbatas atas laba.
4. Saham Preferen yang Dapat Ditarik. Perusahaan penerbit saham dapat
menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar pada tanggal
tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan. Banyak penerbitan
saham preferen bersifat dapat ditarik. Harga penarikan atau penebusan biasanya
ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan awal dan biasanya ditentukan pada
satuan yang berkaitan dengan nilai pari. Karak teristik dapat ditarik
memungkinkan perusahaan menggunakan modal yang diperoleh melalui
penerbitan saham semacam itu, sampai kebutuhan telah terpenuhi atau saham
tidak menguntungkan lagi. Keberadaan harga penarikan ini cenderung
menetapkan plafon nilai pasar saham preferen kecuali jika hal itu bersifat
konvertibel untuk saham biasa. Jika saham preferen ditarik untuk ditebus, maka
setiap dividen yang tertunggak harus dibayar.

Saham preferen seringkali diterbitkan sebagai pengganti hutang karena rasio hutang
terhadap ekuitas perusahaan terlalu tinggi. Dalam contoh lainnya, penerbitan dilakukan
melalui penempatan swasta dengan perusahaan lain pada tingkat dividen yang lebih rendah
dari dividen pasar, karena perusahaan yang membeli akan menerima dividen yang sebagian
besar bebas pajak (terhutang kepada IRS 70% atau 80% dari dividen mendapatkan
pengurangan).
P a g e | 20

2.3.2. PELAPORAN SAHAM PREFEREN

Saham preferen biasanya dilaporkan pada nilai pari sebagai pos pertama dalam
kelompok ekuitas pemegang saham dari neraca perusahaan. Setiap kelebihan atas nilai pari
dilaporkan sebagai bagian dari tambahan modal disetor. Dividen saham preferen
diperlakukan sebagai distribusi laba dan bukan sebagai beban perseroan. Perusahaan harus
mengungkapkan hak-hak yang berhubungan dengan saham preferen yang beredar. Sebagai
contoh, dividen dan preferensi likuidasi, hak partisipasi, tanggal dan harga penarikan,
konversi atau harga penggunaan dan tanggal yang berkaitan, persyaratan dana pelunasan, hak
suara tidak biasa, dan persyaratan penting dalam kontrak penerbitan saham tambahan harus
diungkapkan. Pengungkapan yang berhubungan dengan preferensi likuidasi harus dibuat
dalam kelompok ekuitas pada neraca dan bukan pada catatan atas laporan keuangan untuk
menekankan pengaruh yang mungkin dari pembatasan ini terhadap arus kas masa depan.

Saham preferen umumnya tidak memiliki tanggal jatuh tempo, dan karena itu tidak
ada kewajiban hukum untuk membayar pemegang saham preferen. Akibatnya, saham
preferen diklasifikasikan sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham. Baru-baru ini semakin
banyak terbitan saham preferen yang memiliki karakteristik yang membuat sekuritas tersebut
lebih seperti instrumen hutang (kewajiban hukum untuk membayar) daripada sebagai
instrumen ekuitas. Sebagai contoh, saham preferen yang dapat ditebus adalah saham preferen
yang memiliki periode penebusan wajib atau karakteristik penebusan yang berada diluar
kendali penerbit. Dalam kasus ini, perusahaan telah memberikan hak kepada pemegang
saham untuk menerima arus kas masa depan perusahaan, dan banyak yang percaya bahwa
kewajiban ini harus dilaporkan sebagai hutang bukan ekuitas. FASB mensyaratkan
pengungkapan dalam catatan setiap karakteristik penebusan saham preferen yang diterbitkan
dan skedul penebusan vang diperlukan dalam lima tahun berikutnya.

Karena meningkatnya penggunaan sekuritas jenis ini, maka SEC melarang perusahaan
untuk menggabungkan saham preferen dengan saham biasa dalam Japoran keuangan. Jumlah
tersebut harus disajikan secara terpisah untuk saham preferen yang dapat ditebus," saham
preferen yang tidak dapat ditebus, dan saham biasa. Jumlah yang berlaku untuk ketiga
kategori itu tidak dapat dijumlah kan atau digabungkan untuk tujuan pelaporan SEC. Judul
umumnya, ekuitas pemegang saham, tidak boleh mencakup saham preferen yang dapat
ditebus.

Studi yang dilakukan baru-baru ini menyatakan bahwa atribut penerbitan saham
preferen telah berubah, di mana terbitan baru lebih mungkin dapat di tebus, ditarik, dan
ditukar dengan hutang, tetapi kurang dapat dikonversi menjadi saham biasa. Perubahan ini
nampaknya merupakan tanggapan langsung terhadap standar pelaporan keuangan, hukum
pajak, dan peraturan lainnya. Sekuritas yang dapat ditebus (seringkali disebut sebagai
sekuritas preferen amanat karena bentuk hukum yang digunakan) disebut sebagai Holy Grail
dari instrumen keuangan. Alasannya: Sekuritas preferen amanat itu diperlakukan sebagai
hutang untuk tujuan pajak (karena itu, dividen dikurangi untuk tujuan pajak) tetapi bukan
P a g e | 21

untuk tujuan pelaporan keuangan atau peringkat hutang. Hal ini tidak mengherankan apabila
penggunaan sekuritas jenis ini meningkat secara dramatis.

2.4. PENYAJIAN MODAL DISETOR

Seperti ditunjukkan di sepanjang bab ini, tambahan modal disetor da penerbitan


modal saham. Di samping itu, sejumlah transaksi jenis lainnya p mempengaruhi tambahan
modal disetor.

Dalam penyajian di neraca, hanya satu jumlah yang harus tampak, yaitu Tambahan
Modal Disetor, untuk mengikhtisarkan semua transaksi yang mungkin terjadi itu. Suatu buku
pembantu atau akun buku besar yang terpisah dapat dibuka untuk menyajikan sumber
tambahan modal disetor yang berbeda karena hukum negara bagian tertentu mengizinkan
pembagian dividen dari luar tambahan modal disetor yang telah ditetapkan itu.

Tidak ada keuntungan atau kerugian operasi atau keuntungan dan kerugian luar biasa
yang dapat didebet atau dikredit ke Tambahan Modal Disetor. Para profesi akuntan sudah
lama tidak menghendaki jalan pintas laba bersih dan laba ditahan melalui penghapusan rugi
secara langsung (misalnya, penghapusan diskonto obligasi, goodwill, atau pabrik dan
peralatan yang usang) ke akun tambahan modal disetor atau akun modal lainnya.
P a g e | 22

BAB 3
PENUTUP

2.1. KESIMPULAN

Di antara karakteristik spesifik dari bentuk organisasi yang mempengaruhi akuntansi


adalah: (1) pengaruh hukum perseroan negara bagian; (2) penggunaan modal saham atau
sistem saham; (3) pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan; (4) kewajiban
pemegang saham yang terbatas; (5) formalitas pembagian laba.

Dalam hal tidak adanya ketentuan pembatasan, setiap lembar saham mengandung
hak-hak berikut:

(1) untuk membagi laba atau rugi secara proporsional;

(2) untuk ikut serta dalam manajemen secara proporsional (hak untuk memilih
direktur);

(3) untuk membagi aktiva perseroan bila terjadi likuidasi secara proporsional;

(4) untuk ikut serta dalam setiap penerbitan saham baru dari kelompok yang sama
secara proporsional (disebut hak istimewa).

Ekuitas pemegang saham atau pemilik diklasifikasikan menjadi dua kategori: modal
kontribusi dan modal yang diperoleh. Modal kontribusi (modal disetor) adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan total jumlah yang disetorkan ke modal saham; cara lainnya
adalah jumlah tersebut diberikan oleh pemegang saham kepada perseroan untuk digunakan
dalam bisnis. Modal kontribusi meliputi pos-pos seperti nilai pari dari semua modal saham
yang beredar dan agio dikurangi setiap disagio atas terbitan saham. Modal yang dihasilkan
adalah modal yang dikembangkan jika bisnis berjalan dengan menguntungkan; modal ini
terdiri dari seluruh laba yang tidak dibagikan dan tetap diinvestasikan dalam perusahaan.

Akun- akun yang diperlukan untuk berbagai jenis saham adalah:

1. Saham dengan nilai pari: (a) saham preferen atau saham biasa; (b) agio saham atau
tambahan modal disetor; dan (c) disagio saham.
2. Saham tanpa nilai pari: saham biasa dan tambahan modal disetor, jika nilai ditetapkan
digunakan.
3. Saham yang dijual atas dasar pesanan: (a) saham preferen dan saham biasa yang
dipesan; dan (b) piutang pesanan.
4. Saham yang diterbitkan bersama dengan sekuritas lainnya (penjualan lump sum).
Dua metode alokasi yang tersedia adalah: (a) metode proporsional; dan (b) metode
inkremental.
5. Saham yang diterbitkan dalam transaksi nonkas: apabila saham diterbitkan untuk
ditukar dengan jasa atau properti selain kas, maka properti atau jasa tersebut harus
P a g e | 23

dicatat pada nilai pasar wajar saham yang diterbitkan atau pada nilai pasar wajar
pertimbangan nonkas yang diterima, mana yang lebih mudah ditentukan.

Alasan perusahaan membeli sahamnya yang beredar bervariasi. Beberapa alasan


utamanya adalah: (1) untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada
pemegang saham; (2) untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas; (3)
untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial; (4) untuk menghindari upaya pengambilalihan atau
mengurangi jumlah pemegang saham; (5) untuk membentuk pasar bagi saham.

Metode biaya atau harga pokok umumnya digunakan dalam akuntansi untuk saham
treasuri. Metode ini mengambil namanya dari kenyataan bahwa akun Saham Treasuri dibuat
pada biaya saham yang dibeli. Menurut metode biaya, akun Saham Treasuri didebet pada
biaya saham yang diperoleh dan dikredit pada biaya yang sama dengan penerbitan kembali.
Harga yang diterima untuk saham ketika pertama kali diterbitkan tidak mempengaruhi ayat
jurnal untuk mencatat akuisisi dan penerbitan kembali saham treasuri.
P a g e | 24

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai