DISUSUN OLEH:
ELSA (20320038)
Akhir kata penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik dan
petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian
hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi pada masa yang
akan datang. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
BAB 2........................................................................................................................................5
2.1.1. PROSES...............................................................................................................6
2.3. PENGIRIMAN..........................................................................................................21
2.4. PENAGIHAN............................................................................................................27
BAB 3......................................................................................................................................40
3.1. KESIMPULAN.........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat
yang tepat pada saat yang tepat untuk harga yang sesuai.
Saat ini akan dijelaskan bagaimana sistem informasi sebuah organisasi mendukung
tiap tiap aktivitas. dimulai dengan menjelaskan desain sistem informasi siklus pendapatan dan
pengendalian dasar yang untuk memastikan bahwa ia menyediakan manajemen dengan
informasi yang andal. Kemudian mendiskusikan secara detail tiap-tiap aktivitas siklus
pendapatan dasar tersebut. Untuk setiap aktivitas, akan dijelaskan bagaimana informasi yang
diperlukan untuk menjalankan dan mengelola aktivitas-aktivitas tersebut agar dapat
dikumpulkan, diproses, dan disimpan. Serta penjelasan mengenai pengendalian yang
diperlukan untuk memastikan tidak hanya keandalan (reliabilitas) atas informasi, tetapi juga
pengamanan atas sumber daya organisasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
Figure 12-1 Ikhtisar Desain Sistem ERP untuk mendukung Siklus Pendapatan
2.1.1. PROSES
Para pelanggan AOE dapat menempatkan pesanan secara langsung melalui Internet.
Selain itu, tenaga penjualan menggunakan laptop portabel untuk memasukkan pesanan ketika
menghubungi para pelanggan. Departemen penjualan memasukkan pesanan pelanggan yang
diterima melalui telepon, faks, atau surat. Terlepas dari bagaimana sebuah pesanan diterima
sebelumnya, sistem tersebut dengan cepat memverifikasi kelayakan kredit pelanggan,
mengecek ketersediaan persediaan, dan memberitahu departemen gudang dan pengiriman
mengenai penjualan yang disetujui. Para pegawai gudang dan pengiriman memasukkan data
mengenai aktivitas mereka segera setelah aktivitas dijalankan, sehingga memperbarui
informasi mengenai status persediaan secara real time. Setiap malam, program faktur berjalan
dalam modus kelompok (batch), menghasilkan faktur kertas atau elektronik bagi para
pelanggan yang memerlukan faktur. Beberapa pelanggan AOE masih mengirimkan cek
kepada salah satu bank daerah yang AOE telah menetapkan peti uang elektroniknya, tetapi
peningkatan jumlah yang menggunakan layanan pembayaran tagihan secara online bank
mereka. Setiap hari, bank tersebut mengirimkan AOE sebuah file yang berisi data pengiriman
uang, yang digunakan kasir untuk memperbarui saldo rekening kas perusahaan dan
digunakan petugas piutang untuk memperbarui rekening pelanggan.
Ancaman umum kedua dalam siklus pendapatan adalah pengungkapan yang tidak sah
terhadap informasi sensitif, seperti kebijakan penetapan harga atau informasi pribadi
mengenai para pelanggan. Tabel 12-1 (pengendalian 2.1) menunjukkan bahwa salah satu cara
untuk menanggulangi risiko dari ancaman ini adalah mengonfigurasi sistem untuk
menggunakan pengendalian akses yang kuat untuk membatasi siapa yang dapat menampilkan
informasi tersebut. Penting juga untuk mengonfigurasi sistem untuk membatasi kemampuan
para pegawai dalam menggunakan kemampuan pencarian yang melekat pada sistem untuk
mengakses hanya tabel dan bidang tertentu yang relevan guna menjalankan tugas yang telah
diberikan. Selain itu, data sensitif seharusnya dienkripsi (pengendalian 2.2) dalam
penyimpanan untuk mencegah pegawai TI yang tidak memiliki akses terhadap sistem ERP
dari penggunaan utilitas sistem operasi untuk menampilkan informasi sensitif. Organisasi
seharusnya juga mendesain situsnya untuk menggunakan SSL guna mengenkripsi informasi
yang diminta dari para pelanggan saat informasi tersebut sedang dalam transit melalui
Internet.
Data induk yang akurat memungkinkan manajemen menggunakan dengan lebih baik
kemampuan pelaporan ekstensif dari sistem ERP untuk mengawasi kinerja (lihat ancaman 4
dalam Tabel 12-1). Para akuntan harus menggunakan pengetahuan mereka mengenai proses
bisnis yang mendasari untuk mendesain laporan yang inovatif (pengendalian 4.1) yang
menyediakan manajemen dengan wawasan di luar yang disediakan oleh laporan keuangan
tradisional. Sebagai contoh, perusahaan selalu diawasi secara ketat dengan trend penjualan.
Informasi tambahan diperlukan, meskipun demikian, untuk mengidentifikasi penyebab-
penyebab perubahan dalam ukuran tersebut. Metrik seperti margin pendapatan' dapat
menyediakan informasi tersebut. Margin pendapatan sama dengan margin kotor dikurangi
seluruh biaya yang terjadi untuk menghasilkan penjualan, termasuk penggajian, perjalanan
tenaga penjualan terkait, biaya layanan dan dukungan pelanggan, biaya garansi dan
perbaikan, biaya-biaya pemasaran dan pengiklanan, dan biaya distribusi dan pengiriman.
Jadi, margin pendapatan mengintegrasikan efek dari perubahan, baik dalam produktivitas
maupun perilaku konsumen. Pertumbuhan dalam margin pendapatan mengindikasikan bahwa
para pelanggan merasa puas (seperti yang ditunjukkan penjualan berulang), produktivitas
meningkat (ditunjukkan dalam biaya yang berkurang setiap penjualan). atau keduanya.
Sebaliknya, margin pendapatan yang menurun mengindikasikan masalah dengan retensi
pelanggan, produktivitas, atau keduanya. Margin pendapatan adalah sebuah metrik untuk
mengevaluasi keseluruhan kinerja dari aktivitas siklus pendapatan. Sebagaimana yang akan
kita lihat pada bagian-bagian berikutnya, para akuntan dapat membantu manajer mendesain
laporan detail dan metrik yang relevan untuk mengevaluasi setiap aktivitas bisnis.
Figur 12-5 menunjukkan bahwa proses entri pesanan penjualan mengharuskan tiga
langkah: mengambil pesanan pelanggan, mengecek dan menyetujui kredit pelanggan, dan
mengecek ketersediaan persediaan. Figur 12-5 juga mencakup kejadian penting terkait yang
harus ditangani baik oleh departemen pesanan penjualan atau oleh sebuah departemen
layanan pelanggan terpisah (yang biasanya juga melaporkan kepada wakil presiden
pemasaran): merespons permintaan pelanggan.
PROSES
Di masa lalu, pesanan pelanggan dimasukkan ke dalam sistem oleh para pegawai.
Organisasi semakin berusaha memanfaatkan TI agar para pelanggan melakukan lebih banyak
entri data sendiri. Salah satu cara untuk melakukannya adalah membuat para pelanggan
melengkapi sebuah formulir dalam situs perusahaan tersebut. Cara lain bagi pelanggan adalah
menggunakan electronic data interchange (EDI) untuk mengirimkan pesanan secara
elektronik dalam format yang kompatibel dengan sistem pemrosesan pesanan penjualan
perusahaan. Kedua teknik tersebut meningkatkan efisiensi dan memotong biaya dengan
mengeliminasi kebutuhan keterlibatan manusia dalam proses entri pesanan penjualanan.
Selain memotong biaya, situs juga menyediakan peluang untuk meningkatkan penjualan.
Salah satu teknik yang digunakan oleh banyak pengecer Internet adalah menggunakan
informasi sejarah penjualan untuk membuat pesan pemasaran yang disesuaikan dengan
pelanggan individu. Sebagai contoh, setiap kali seorang pelanggan Amazon.com memilih
sebuah buku, situs menyarankan buku-buku terkait yang telah dibeli pelanggan ketika mereka
membeli satu yang pelanggan tersebut telah pilih. Amazon.com dan para pengecer Internet
lainnya juga menggunakan data sejarah penjualan untuk membuat kupon elektronik yang
disesuaikan secara periodik dalam mengirim ke para pelanggan untuk mendorong pembelian
tambahan. Teknik lain melibatkan penggunaan sistem entri penjualan interaktif Sebagai
contoh, pengunjung pada situs Dell Computer dapat mencoba berbagai kombinasi yang
mengizinkan pelanggan untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan tepat mereka.
komponen dan fitur sampai mereka menemukan sebuah konfigurasi yang sesuai kebutuhan
mereka pada harga yang dapat mereka jangkau. Sistem entri pesanan penjualan seperti itu
tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga membantu meningkatkan arus kas dalam
dua cara. Pertama, karena banyak penjualan dibangun untuk memesan, lebih sedikit modal
yang perlu ditanam untuk mengangkut persediaan barang jadi dalam jumlah besar. Kedua,
model dibangun untuk memesan yang memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan
seluruh atau sebagian pembayaran di muka, bahkan mungkin sebelum mereka harus
membayar untuk bahan baku.
Efektivitas dari sebuah situs sangat tergantung pada desainnya. Oleh karena itu,
perusahaan harus secara teratur meninjau catatan interaksi pelanggan dalam situsnya agar
dengan cepat mengidentifikasi masalah yang potensial. Sebuah situs yang sulit digunakan
mungkin dapat benar-benar mengurangi penjualan yang mengakibatkan pelanggan frustrasi
dan membuat keinginan buruk. Sebaliknya, sebuah situs yang didesain dengan baik dapat
menyediakan wawasan yang berguna. Sebagai contoh, ketika para manajer di National
Semiconductor melihat sebuah peningkatan yang ditandai dengan minat pelanggan pada alat
sensor panas yang baru, mereka menggenjot produksinya sehingga perusahaan tersebut
mampu memenuhi permintaan yang meningkat untuk produk tersebut.
Seperti AOE, banyak perusahaan terus menggunakan seorang staf penjualan di samping
menggunakan sebuah etalase situs disebabkan manfaat yang dikaitkan dengan kontak
bertatap muka dengan para pelanggan bisnis yang ada dan prospektif. Teknologi informasi
menyediakan banyak peluang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tenaga penjualan,
sebuah proses yang disebut sebagai otomatisasi tenaga penjualan (sales force automation).
Penyimpanan informasi promosi secara online lebih murah dibandingkan dengan mencetak
dan mengirimkan bahan-bahan tersebut kepada perwakilan penjualan. E-mail dan instant
messaging (IM) menurunkan biaya dan waktu yang diperlukan untuk menginformasikan
kepada staf penjualan atas perubahan harga dan promosi penjualan. Kedua teknik tersebut
juga dapat digunakan untuk menyediakan staf penjualan dengan pengingat menit terakhir
mengenai kebutuhan dan minat khusus pada pelanggan tertentu dan untuk memungkinkan
manajemen dengan cepat menyetujui penawaran khusus. E-mail atau surat elektronik (surel)
dan IM juga dapat menurunkan kebutuhan akan tenaga penjualan untuk kembali ke kantor
sehingga meningkatkan proporsi waktu yang mereka habiskan dengan para pelanggan.
Teknologi juga meningkatkan kualitas dari presentasi penjualan. Komputer laptop dan tablet
memungkinkan para tenaga penjualan untuk membuat presentasi multimedia, yang
meningkatkan kemampuan mereka untuk mendemonstrasikan dan menjelaskan kemampuan
dan fitur dari produk teknis yang kompleks
Tentu saja, seluruh pengawasan melekat (built-in control) ini mensyaratkan data induk
yang akurat, mengapa Tabel 12-1 juga mengindikasikan kebutuhan untuk membatasi akses ke
database terintegrasi (pengendalian 5.2) untuk mencegah perubahan tanpa izin yang dapat
menghancurkan integritas data. Selain itu, seluruh pengendalian edit entri data ini perlu
digabungkan dengan situs guna memastikan bahwa para pelanggan dengan akurat dan
lengkap telah memasukkan seluruh data yang diperlukan dan di dalam sistem EDI yang
digunakan untuk menerima pesanan elektronik dari para pelanggan.
Sebuah ancaman kedua yang dikaitkan dengan aktivitas entri pesanan penjualan
memerhatikan keabsahan dari pesanan (ancaman 6 dalam Tabel 12-1). Jika sebuah
perusahaan mengirimkan barang ke seorang pelanggan dan pelanggan tersebut kemudian
menolak untuk memasukkan pesanan, maka ada kehilangan yang potensial atas aset. Untuk
transaksi berbasis kertas, keabsahan pesanan pelanggan ditetapkan dengan tanda tangan si
pelanggan, tanda tangan digital (pengendalian 6.1) menyediakan penjaminan serupa atas
keabsahan dan bukti untuk mendukung nonrepudiation atas transaksi elektronik.
Terakhir, para akuntan dapat membantu manajer untuk mengawasi dengan lebih baik
aktivitas penjualan dengan menggunakan pengetahuan mereka mengenai proses bisnis untuk
mendesain laporan yang berfokus pada penggerak kinerja kunci. Sebagai contoh, laporan
yang menjabarkan penjualan berdasarkan tenaga penjualan, wilayah, atau produk akan
memberikan sebuah sarana untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas entri pesanan
penjualan. Laporan yang menunjukkan kontribusi laba marginal berdasarkan produk, saluran
distribusi, tenaga Penjualan, atau pelanggan dapat memberikan wawasan tambahan.
Untuk pelanggan yang sudah ada dengan sejarah pembayaran yang baik, pemeriksaan
kredit formal bagi setiap penjualan biasanya tidak diperlukan. Sebaliknya, manajemen
memberikan staf penjualan otorisasi umum untuk menyetujui pesanan dari para pelanggan
dengan kinerja yang baik, berarti mereka tanpa saldo melewati jatuh tempo, dengan ketentuan
bahwa penjualan tersebut tidak meningkatkan total saldo rekening pelanggan melampaui
batas kreditnya (pengendalian 7.1). Batas kredit (credit limit) adalah saldo rekening
maksimum yang dizinkan manajemen untuk seorang pelanggan berdasarkan sejarah kredit
masa lalunya dan kemampuan untuk membayar. Jadi, untuk pelanggan yang sudah ada,
persetujuan kredit hanya melibatkan pengecekan file induk pelanggan untuk memverifikasi
adanya rekening. mengidentifikasi batas kredit pelanggan, dan memverifikasi bahwa jumlah
dari pesanan plus saldo rekening terbaru tidak melebihi batasnya. Proses ini dapat dilakukan
secara otomatis oleh sistem.
Sistem juga dapat secara otomatis menandai pesanan yang memerlukan otorisasi
spesifik karena pesanan tersebut melebihi batas kredit seorang pelanggan yang telah disetujui
sebelumnya. Untuk kasus tersebut, dan untuk penjualan kepada pelanggan baru, Tabel 12-1
menunjukkan bahwa seseorang selain perwakilan penjualan seharusnya secara khusus
menyetujui perpanjangan kredit (pengendalian 7.2). Ini terutama penting jika staf penjualan
dibayar berdasarkan komisi karena motivasinya adalah membuat penjualan, tidak berfokus
pada ketertagihan. Bagan struktur organisasi AOE menunjukkan bagaimana sebagian besar
perusahaan memisahkan tugas-tugas ini. Manajer kredit, yang menentukan kebijakan kredit
dan menyetujui perpanjangan kredit ke pelanggan baru dan peningkatan batas kredit bagi
pelanggan yang sudah ada, terbebas dari fungsi pemasaran. Untuk melaksanakan pemisahan
tugas ini, dalam sistem ERP, pegawai entri pesanan penjualan seharusnya diberi akses "read-
only" terhadap informasi mengenai batas kredit pelanggan individu; kemampuan untuk
benar-benar mengubah batas kredit seharusnya diberikan hanya ke manajer kredit. Fitur
dalam sistem ERP dapat menunjukkan beberapa informasi untuk membantu manajer kredit
memutuskan untuk menyesuaikan batas kredit seorang pelanggan. Kualitas dari keputusan
tersebut tergantung pada pemeliharaan informasi yang akurat dan terbaru mengenai saldo
rekening, penjualan, dan kiriman uang pelanggan.
PROSES
Dokumen persediaan menunjukkan informasi yang biasanya tersedia untuk staf pesanan
penjualan: kuantitas di tangan, kuantitas yang telah terikat ke pelanggan lain, dan kuantitas
yang tersedia. Jika persediaan cukup tersedia untuk mengisi pesanan, maka pesanan
penjualan tersebut terpenuhi, dan kolom kuantitas yang tersedia dalam file persediaan untuk
tiap-tiap barang yang dipesan mengurangi dengan jumlah yang dipesan. Departemen
pengiriman, pengendalian persediaan, dan penagihan kemudian diberitahu atas penjualan
tersebut, dan sebuah tanda terima akan dikirimkan ke pelanggan. Jika tidak ada persediaan di
tangan yang cukup untuk mengisi pesanan, pemesanan kembali (back order) akan dilakukan
untuk mengotorisasi pembelian atau produksi dari barang-barang yang harus dibuat. Dalam
perusahaan manufaktur, membuat back order melibatkan pemberitahuan departemen
produksi untuk memulai produksi atas barang-barang yang diminta. Dalam perusahaan ritel,
departemen pembelian akan diberitahu mengenai kebutuhan untuk memesan barang yang
diperlukan.
Sistem ERP terintegrasi, seperti yang digambarkan pada Figur 12-1, memfasilitasi
penggunaan metode persediaan perpetual (pengendalian 8.1) yang mengurangi risiko dari
stockout yang tidak terduga. Meskipun demikian, ketepatan mengenai catatan persediaan
perpetual mensyaratkan entri data yang cermat selama menjalankan aktivitas siklus
pendapatan. Secara khusus, petugas pengiriman dan penjualan harus mencatat dengan benar
atas kuantitas barang yang dihapus dari persediaan dan dikirimkan ke para pelanggan. Tugas
ini terutama rawan kesalahan di perusahaan ritel (eceran). Sebagai contoh, ketika pelanggan
membeli berbagai barang dengan harga sama, petugas kasir dapat memindai hanya satu
barang dan memasukkan jumlah kuantitas yang dibeli. Meskipun ini akan menghasilkan
jumlah total penjualan yang benar, ini akan menyebabkan kesalahan ke dalam catatan
persediaan. Kuantitas di tangan yang dicatat untuk satu barang yang dipindai secara fisik
akan menjadi terlalu rendah, dan kuantitas di tangan yang dicatat untuk jenis barang lain akan
menjadi terlalu tinggi. Penanganan yang tepat atas retur penjualan adalah tugas lain yang
berkontribusi pada catatan persediaan yang tidak akurat, terutama dalam penetapan eceran.
Dalam toko pakaian, sebagai contoh, ketika seorang pelanggan mengembalikan sebuah
barang yang ukurannya salah dan menukarnya dengan yang lain, kasir seharusnya
memasukkan pertukaran tersebut ke dalam sistem. Sering kali, terutama selama periode
penjualan yang sangat sibuk, kasir dengan mudah membuat pertukaran dan meletakkan
barang yang dikembalikan ke rak, tetapi lalai untuk membuat entri yang tepat di dalam sistem
tersebut. Akibatnya, catatan pada sistem untuk kedua barang tersebut tidak akurat.
2.3. PENGIRIMAN
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan (lingkaran 2.0 dalam Figur 12-4)
adalah mengisi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang yang diminta. Seperti
ditunjukkan pada Figur 12-7, proses ini terdiri atas dua langkah: (1) memilih dan mengepak
pesanan dan (2) mengirimkan pesanan. Departemen gudang dan pengiriman menjalankan
aktivitas. aktivitas ini secara berurutan.
PROSES
Kartu pengambilan yang dibuat oleh proses entri pesanan penjualan akan memicu proses
pengambilan dan pengepakan. Para pekerja gudang menggunakan kartu pengambilan untuk
mengidentifikasi produk dan kuantitas dari setiap produk untuk mengeluarkannya dari
persediaan. Para pekerja gudang mencatat kuantitas setiap barang yang benar-benar dipilih,
baik dalam kartu pengambilan itu sendiri (jika sebuah dokumen kertas yang digunakan) atau
dengan memasukkan data ke dalam sistem (jika formulir elektronik yang digunakan).
Persediaan tersebut kemudian ditransfer ke departemen pengiriman.
AOE, seperti kebanyakan perusahaan, telah membuat investasi signifikan dalam sistem
gudang otomatis yang terdiri atas komputer, pemindai kode batang, sabuk konveyor, dan
teknologi komunikasi. Tujuan dari investasi tersebut adalah untuk mengurangi waktu dan
biaya dari memindahkan persediaan masuk dan keluar gudang, sementara juga meningkatkan
ketepatan dari sistem persediaan perpetual. Teknologi nirkabel, secara khusus, meningkatkan
produktivitas gudang dengan mengeliminasi kebutuhan bagi pekerja untuk berulang kali
kembali ke pusat pengiriman tersentralisasi untuk menerima perintah tercetak. Sebagai
contoh, JCPenney melengkapi forklift-nya dengan terminal komunikasi data berfrekuensi
radio (radio-frequency data communication-RFDC) untuk menyediakan informasi kepada
para operator mengenai barang mana yang diambil berikutnya dan di mana barang tersebut
ditempatkan. Pada Corporate Express, sebuah distributor perlengkapan kantor di Broomfield,
Colorado, para pekerja gudang menggunakan headset dan mendengarkan perintah suara
sintesis dari komputer mengenai barang mana yang akan diambil dan paket untuk
pengiriman. Perusahaan tersebut melaporkan bahwa perintah lisan menghasilkan lebih sedikit
kesalahan dibandingkan dengan yang terjadi ketika para operator mencoba membaca sebuah
layar terminal kecil dalam cahaya redup/temaram.
Label RFID meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam melacak pergerakan persediaan.
Dengan kode batang, barang atau kotak harus diposisikan sesuai sehingga kode batang dapat
dibaca oleh pemindai. Beralih ke label RFID mengeliminasi kebutuhan untuk menyelaraskan
barang dengan pemindai; bahkan, label dapat dibaca saat persediaan bergerak melalui gudang
Selain itu, tiap-tiap label RFID dapat menyimpan informasi lengkap untuk memfasilitasi
penyimpanan dan rute (routing) yang sesuai atas barang persediaan. Bagi perusahaan yang
menangani volume barang dalam jumlah besar, seperti Federal Express dan UPS,
kemampuan RFID untuk menurunkan hingga bahkan beberapa detik waktu yang diperlukan
untuk memproses setiap paket dapat menghasilkan penghematan biaya yang besar.
Sistem gudang otomatis tidak hanya memangkas biaya dan meningkatkan efisiensi dalam
penanganan persediaan, tetapi juga memungkinkan lebih banyak pengiriman responsif
pelanggan. Sebagai contoh, produsen dapat menggunakan kode batang dan sistem RFID
dalam gudangnya untuk memfasilitasi pengepakan dan pengiriman barang-barang terkait
(misalnya, kemeja dan dasi yang cocok) secara bersamaan. Kardusnya kemudian dapat diberi
kode batang atau diberi label RFID sehingga para pengecer dapat dengan cepat mengecek
barang dan memindahkannya ke lantai penjualan. Layanan ini tidak hanya menghemat waktu
dan uang bagi para pengecer, tetapi juga membantu meningkatkan perputaran (turnover),
sehingga meningkatkan penjualan produsen.
PROSES
Departemen pengiriman seharusnya membandingkan perhitungan fisik persediaan
dengan kuantitas yang diindikasikan dalam kartu pengambilan dan dengan kuantitas yang
diindikasikan pada pesanan penjualan. Diskrepansi (ketidakcocokan) dapat timbul baik
karena barang tidak disimpan dalam lokasi yang diindikasikan pada kartu pengambilan atau
karena catatan persediaan perpetual yang tidak akurat. Dalam kasus seperti itu, departemen
pengiriman perlu memulai back order atas barang-barang yang hilang dan memasukkan
kuantitas yang dikirimkan dengan benar pada slip pengepakan.
Setelah petugas pengiriman menghitung barang yang dikirim dari gudang, nomor
pesanan penjualan, nomor barang, dan kuantitas dimasukkan menggunakan terminal online.
Proses ini memperbarui kolom kuantitas di tangan dalam file induk persediaan. Proses ini
juga menghasilkan sebuah slip pengepakan dan berbagai salinan dari bill of lading. Slip
pengepakan (packing slip) mencantumkan kuantitas dan deskripsi setiap barang yang
disertakan dalam pengiriman. Bill of lading atau konosemen adalah sebuah kontrak hukum
yang menjelaskan tanggung jawab atas barang dalam transit. Ini mengidentifikasi kurir, asal.
tujuan, dan setiap perintah pengiriman khusus, dan mengindikasikan siapa (pelanggan atau
vendor) yang harus membayar kurir. Sebuah salinan bill of lading dan slip pengepakan yang
menyertai pengiriman. Jika pelanggan yang membayar biaya pengiriman.
salinan bill of lading ini dapat berfungsi sebagai pengiriman tagihan (freight bill),
untuk mengindikasikan bahwa jumlah yang pelanggan harus bayar ke kurir. Dalam kasus
lainnya, pengiriman tagihan adalah dokumen yang terpisah.
Satu keputusan penting yang perlu dibuat ketika mengisi dan mengirimkan pesanan
pelanggan yang berkaitan dengan pilihan metode pengiriman. Secara tradisional, banyak
perusahaan telah memiliki armada truknya sendiri untuk pengiriman. Meskipun demikian,
semakin bertambah banyak perusahaan yang mengalihdayakan (outsourcing) fungsi ini ke
kurir komersial seperti DHL, Federal Express, Ryder System, Inc., Schneider Logistics, UPS,
dan YRC. Pengiriman dengan outsourcing mengurangi biaya dan memungkinkan produsen
berkonsentrasi pada aktivitas bisnis intinya (produksi barang). Memilih kurir yang tepat,
demikian, mensyaratkan pengumpulan dan pengawasan informasi mengenai kinerja kurir
(misalnya, persentase pengiriman tepat waktu dan klaim kerusakan) karena pelanggan akan
menyalahkan perusahaan, bukannya kurir, untuk masalah pengiriman.
Keputusan penting lainnya terkait dengan lokasi dari pusat distribusi. Makin banyak
pelanggan meminta pemasok dan produsen untuk mengirimkan produk hanya ketika
diperlukan. Akibatnya, para pemasok dan produsen harus menggunakan perangkat lunak
logistik dalam mengidentifikasi lokasi optimal untuk menyimpan persediaan guna
meminimalkan jumlah total persediaan yang diangkut dan untuk memenuhi persyaratan
pengiriman pelanggan. Perangkat lunak logistik juga membantu mengoptimalkan aktivitas
harian, seperti bagaimana penggunaan paling efisien atas 17 truk yang tersedia untuk
Mengirimkan barang atau kuantitas barang yang salah dan mengirimkan ke alamat
yang salah dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan sehingga menyebabkan kerugian
penjualan di masa depan. Kesalahan pengiriman juga dapat menyebabkan kerugian aset jika
pelanggan tidak membayar untuk barang yang salah dikirimkan. Dalam meminimalkan risiko
kesalahan pengiriman, sistem ERP seperti yang digambarkan di Figur 12-1 harus
dikonfigurasikan untuk membandingkan kuantitas serta jumlah barang yang dimasukkan oleh
pegawai pengiriman ke informasi atas pesanan penjualan dan menampilkan sebuah
peringatan mengenai setiap diskrepansi sehingga masalah dapat diperbaiki sebelum
pengiriman. Tentu saja, efektivitas dari pengendalian tergantung pada ketepatan informasi
yang dikumpulkan mengenai kiriman keluar. Untuk mengurangi kesalahan entri data oleh
pegawai pengiriman, kode batang dan label RFID harus digunakan bila memungkinkan
(pengendalian 12.3). Jika data pengiriman harus dimasukkan secara manual pada sebuah
terminal, pengendalian entri data seperti pengecekan field, pengecekan batas atau jangkauan,
dan uji kelengkapan sangat diperlukan (pengendalian 12.4).
2.4. PENAGIHAN
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan (lingkaran 3,0 dalam Figur 12-4)
melibatkan penagihan para pelanggan. Figur 12-6 menunjukkan bahwa aktivitas ini
melibatkan dua tugas terpisah, tetapi terkait erat: menagihkan faktur dan memperbarui
piutang, yang dijalankan oleh dua unit terpisah dalam departemen akuntansi.
Figure 12-6 Diagram Arus Data Tingkat 1: Proses Penagihan
PROSES
Dokumen dasar yang dibuat dalam proses penagihan adalah faktur penjualan (sales
invoice) yang memberitahu pelanggan mengenai jumlah yang harus dibayar dan ke mana
harus mengirimkan pembayaran. Seperti kebanyakan perusahaan, AOE masih mencetak
faktur kertas yang dikirimkan ke banyak pelanggan yang lebih kecil. Para pelanggan yang
lebih besar, meskipun demikian, menerima faktur melalui EDI. EDI tidak hanya
mengeliminasi biaya cetak dan kirim, tetapi juga tenaga kerja yang terlibat dalam
menjalankan pekerjaan tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan ratusan ribu faktur
penjualan setiap tahun, menghemat bahkan hanya beberapa detik per faktur dapat
menghasilkan pengurangan biaya yang signifikan. Faktur EDI dan pembayaran tagihan
online juga memberi manfaat bagi pelanggan dengan mengurangi waktu dan biaya, yang
harus meningkatkan kepuasan dan loyalitas.
Faktanya, sebuah sistem akuntansi yang didesain dengan baik dapat mengeliminasi
seluruh kebutuhan untuk membuat dan menyimpan faktur, setidaknya dengan pelanggan
yang memiliki sistem yang sudah canggih. Untuk memahami konsep ini, memeriksa ulang
informasi disertakan dalam sebuah faktur penjualan khusus. Faktur tersebut mengindikasikan
kuantitas setiap barang yang dijual dan harga yang dibebankan barang tersebut; tetapi harga
tersebut biasanya ditetapkan pada waktu pesanan ditempatkan, dan kuantitas aktual yang
dijual diketahui pada waktu barang dikirimkan ke pelanggan. Jadi, sistem akuntansi
perusahaan yang menjual telah berisi seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menghitung
jumlah penjualan pada saat barang dikirimkan. Memang, faktur sering dicetak dalam proses
batch tanpa entri data manual. Sebaliknya, pembeli mengetahui harga pada saat pesanan
ditempatkan dan mengetahui kuantitas yang dibeli ketika barang diterima. Akibatnya, jika
kedua perusahaan memiliki sistem pemrosesan transaksi, memungkinkan untuk menetapkan
sebuah persetujuan yang mana pembeli secara otomatis akan mengirimkan pembayaran
dalam jumlah hari tertentu setelah menerima barang. Penjual mengirimkan sebuah notifikasi
(pemberitahuan) elektronik, biasanya melalui e-mail, pada saat barang dikirimkan dan
pelanggan mengirimkan pengakuan (acknowledgment) elektronik ketika barang diterima.
Ford adalah salah satu dari banyak perusahaan yang telah menetapkan hubungan
seperti itu dengan para pemasok besarnya. Perhatikan bahwa penjual masih dapat mengawasi
dan menentukan piutang dengan merekonsiliasi pengiriman untuk pengiriman pembayaran
pelanggan karena piutang merepresentasikan seluruh pengiriman bagi penjual yang belum
dibayarkan. Ketertarikan atas penagihan tanpa faktur seperti itu adalah bahwa hal tersebut
menghemat cukup waktu dan uang bagi penjual dan pembeli dengan mengeliminasi
kebutuhan untuk melaksanakan sebuah proses bisnis tradisional (penagihan faktur) yang tidak
menyediakan setiap informasi baru.
Kesalahan penagihan (ancaman 14 dalam Tabel 12-1), seperti salah harga dan
penagihan pelanggan untuk barang yang tidak dikirimkan atau dalam back order,
mencerminkan potensi ancaman lainnya. Penagihan yang berlebihan (overbilling) dapat
menyebabkan ketidakpuasan pelanggan, dan penagihan yang kurang (underbilling)
menyebabkan kerugian aset. Kalkulasi yang tidak tepat atas pajak penjualan dapat
menyebabkan denda dan penalti. Kesalahan memberikan harga dapat dihindari dengan
memiliki sistem yang memuat data yang tepat dari file induk harga (pengendalian 14.1) dan
dengan membatasi kemampuan dari pegawai untuk membuat perubahan data tersebut
(pengendalian 14.2). Jika pegawai harus memasukkan data penagihan secara manual,
penggunaan atas pengendalian edit entri data dapat meminimalkan kesalahan (pengendalian
14.3). Kesalahan yang melibatkan kuantitas yang dikirimkan dapat diketahui dengan
merekonsiliasi kuantitas yang tercantum dalam slip pengepakan dengan kuantitas dalam
pesanan penjualan (pengendalian 14.4).
2.4.2. PEMELIHARAAN PIUTANG
Fungsi bagian piutang, yang melapor kepada kontrolir, menjalankan dua tugas utama:
Menggunakan informasi dalam faktur penjualan untuk mendebit rekening pelanggan dan
berikutnya mengkredit rekening tersebut ketika pembayaran diterima.
PROSES
Dua cara dasar untuk memelihara piutang adalah metode faktur terbuka dan saldo
maju. Dua metode tersebut berbeda dalam persyaratan pada saat pelanggan mengirimkan
uang pembayaran, bagaimana pembayaran tersebut diterapkan untuk memperbarui file induk
piutang, dan format dari laporan bulanan yang dikirim ke pelanggan. Dalam metode faktur
terbuka (open-invoice method), pelanggan biasanya membayar berdasarkan setiap faktur.
Biasanya, dua salinan faktur dikirimkan ke pelanggan, yang diminta untuk mengembalikan
satu salinan dengan pembayaran. Salinan ini adalah dokumen yang dapat dikembalikan
kembali (turnaround document) yang disebut sebagai nota pengiriman uang (remittance
advice). Pembayaran dari pelanggan kemudian diterapkan dengan faktur-faktur tertentu.
Sebaliknya, dalam metode saldo maju (balance-forward method), para pelanggan biasanya
membayar berdasarkan jumlah yang ditunjukkan dalam laporan bulanan, bukannya
berdasarkan pada setiap faktur. Laporan bulanan (monthly statement) mencantumkan seluruh
transaksi, termasuk penjualan dan pembayaran, yang terjadi selama sebulan yang lalu dan
informasi atas saldo piutang terakhir pelanggan (Figur 12-12). Laporan bulanan biasanya
memiliki sebuah bagian yang dapat disobek yang berisi informasi tercetak sebelumnya,
termasuk nama pelanggan, nomor rekening, dan saldo. Para pelanggan diminta untuk
mengembalikan sobekan ini, yang berlaku sebagai nota pengiriman uang, bersama dengan
pembayarannya. Pengiriman uang akan diterapkan dengan total saldo rekening, bukan dengan
faktur-faktur tertentu.
Salah satu keuntungan dari metode faktur terbuka adalah bahwa metode ini kondusif
dalam menawarkan diskon untuk pembayaran awal karena masing-masing faktur akan dapat
ditelusur dan dihitung umurnya. Metode ini juga menghasilkan arus penagihan kas yang lebih
seragam di sepanjang bulan tersebut. Kelemahan dari metode faktur terbuka ini adalah
adanya tambahan kerumitan yang diperlukan untuk memelihara informasi mengenai status
dari masing-masing faktur bagi setiap pelanggan. Akibatnya, metode faktur terbuka biasanya
digunakan oleh bisnis yang pelanggannya memiliki bisnis utama lainnya karena jumlah dari
tiap-tiap transaksi biasanya relatif kecil dan nilai dolar dari transaksi tersebut memiliki nilai
yang tinggi. Perusahaan dengan jumlah pelanggan yang besar membuat pembelian kecil
setiap bulan, seperti perusahaan utilitas, penerbit kartu kredit (misalnya, Citibank), atau
jaringan eceran nasional (misalnya, Sears dan JCPenney) biasanya menggunakan metode
saldo maju. Bagi mereka, metode ini lebih efisien dan mengurangi biaya dengan menghindari
kebutuhan untuk memproses penerimaan kas bagi tiap-tiap penjualan individu. Metode ini
juga lebih nyaman bagi pelanggan untuk melakukan pengiriman uang hanya satu kali dalam
sebulan.
Banyak perusahaan yang menggunakan metode saldo maju dalam sebuah proses yang
disebut penagihan siklus untuk menyiapkan dan mengirimkan laporan bulanan ke para
pelanggannya. Dalam penagihan siklus (cycle billing), laporan bulanan dipersiapkan bagi
subset pelanggan pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh, file induk pelanggan mungkin
dibagi ke dalam empat bagian, dan setiap minggu laporan bulanan akan dipersiapkan untuk
seperempat pelanggan. Penagihan siklus menghasilkan arus penerimaan kas yang lebih
seragam di sepanjang bulan dan mengurangi waktu yang digunakan sistem komputer untuk
mencetak laporan bulanan. Penagihan siklus secara signifikan dapat memengaruhi
persyaratan pemrosesan. Pertimbangkan kasus di sebuah perusahaan utilitas yang melayani
beberapa juta pelanggan dalam area metropolitan yang besar. Jika perusahaan tersebut
menyiapkan laporan bulanan untuk seluruh pelanggannya pada waktu yang sama, dan
perusahaan tersebut perlu 10 detik untuk mencetak masing-masing laporan, printer-nya akan
macet selama beberapa hari.
Ancaman 16 yang dicantumkan dalam Tabel 12-1 adalah bahwa seorang pegawai
mungkin menerbitkan memo kredit untuk menghapus saldo rekening untuk seorang teman
atau untuk menutupi pencurian kas atau persediaan. Pemisahan tugas yang tepat
(pengendalian 16.1) dapat mengurangi risiko terhadap ancaman tersebut. Untuk mencegah
para pegawai membuat penjualan kepada teman yang kemudian dihapuskan maka sistem
ERP harus dikonfigurasi sehingga orang yang dapat menerbitkan memo kredit tidak memiliki
hak untuk memasukkan pesanan penjualan atau untuk memelihara piutang pelanggan. Sistem
tersebut juga dikonfigurasikan untuk menyesuaikan semua memo kredit dengan faktur
penjualannya. Selain itu, sistem tersebut harus dikonfigurasikan untuk memblokir memo
kredit yang tidak ada di dokumen tervalidasi yang barang tersebut telah diretur oleh
pelanggan (pengendalian 16.2). Pemblokiran memaksa tinjauan manajerial spesifik dan
persetujuan kasus yang mana perusahaan setuju untuk membiarkan pelanggan untuk
menyimpan barang dan menerima kredit.
2.5. PENERIMAAN KAS
Langkah terakhir dalam siklus pendapatan adalah penerimaan dan proses pembayaran
dari para pelanggan (lingkaran 4.0 dalam Figur 12-4).
PROSES
Oleh karena kas dan cek pelanggan dapat dicuri dengan mudah, penting untuk
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko pencurian. Seperti yang
didiskusikan secara lebih lengkap dalam bagian pengendalian, hal ini berarti bahwa fungsi
piutang, yang bertanggung jawab untuk mencatat pengiriman uang pelanggan, tidak harus
memiliki akses fisik terhadap kas atau cek. Sebaliknya, kasir, yang melapor ke bendahara,
menangani pengiriman uang pelanggan dan menyetorkannya ke bank.
Meskipun demikian, EFT hanya melibatkan transfer dana. Untuk mengkredit rekening
pelanggan secara benar, perusahaan juga perlu dana tambahan untuk tiap-tiap pengiriman
uang, seperti nomor faktur dan diskon yang diambil. Meskipun setiap bank dapat melakukan
EFT melalui sistem ACH, tidak setiap bank memiliki kemampuan EDI yang diperlukan
untuk mengolah data pengiriman uang yang terkait. Akibatnya, banyak perusahaan harus
memisahkan komponan-komponen EFT dan EDI dari pemrosesan pembayaran pelanggan.
Hal ini mempersulit pekerjaan perusahaan penjual untuk mengkredit rekening pelanggan
dengan benar untuk pembayarannya karena informasi mengenai total jumlah dana yang
diterima tiba secara terpisah dari informasi mengenai faktur yang pembayarannya harus
diterapkan. Sama halnya, pekerjaan pelanggan dipersulit dengan kebutuhan untuk
mengirimkan informasi mengenai pembayaran kepada dua pihak yang berbeda.
1. Menangani kas atau cek dan mem-posting pengiriman uang ke rekening pelanggan.
Seseorang yang menjalankan kedua tugas ini dapat melakukan jenis khusus dari
penggelapan yang disebut lapping yang didiskusikan di Bab 5. Oleh karena itu, hanya
data pengiriman uang yang seharusnya dapat dikirim ke departemen piutang, dengan
pembayaran pelanggan dikirimkan ke kasir. Pengaturan seperti itu menetapkan dua
pengecekan pengendalian yang sama-sama independen. Pertama, total kredit pada
piutang yang dicatat oleh departemen akuntansi harus sama dengan total debit pada
kas yang menunjukkan jumlah yang disetorkan kasir. Kedua, salinan atas daftar
pengiriman uang yang dikirimkan ke departemen audit internal dapat
diperbandingkan dengan slip setoran yang divalidasi dan laporan bank untuk
memverifikasi bahwa seluruh pengecekan organisasi yang diterima disetorkan.
Terakhir, laporan bulanan yang dikirimkan ke pelanggan memberikan lapisan
pengendalian lainnya, karena pelanggan akan memerhatikan kegagalan untuk
mengkredit rekening mereka dengan benar pada pembayaran yang dikirimkan.
2. Menangani kas atau cek dan mengotorisasi memo kredit. Seseorang yang
menjalankan kedua tugas ini dapat menyamarkan pencurian kas dengan membuat
sebuah memo kredit yang sama dengan jumlah yang dicuri.
3. Menangani kas atau cek dan merekonsiliasi laporan bank. Sebuah pengendalian
detektif yang penting adalah rekonsiliasi atas laporan rekening bank dengan saldo kas
yang dicatat dalam sistem informasi perusahaan. Dengan rekonsiliasi yang dijalankan
oleh seseorang yang tidak memiliki akses terhadap kas atau pengiriman uang
pelanggan memberikan sebuah pengecekan independen pada kasir dan mencegah
manipulasi laporan bank untuk menyamarkan pencurian kas.
Dalam sistem ERP, peran pegawai harus dikelola dengan benar untuk memisahkan
kombinasi tugas yang tidak kompatibel. Selain itu, sistem harus dikonfigurasi untuk meminta
persetujuan spesifik (khusus) oleh manajer yang sesuai atas transaksi risiko tinggi, seperti
menerbitkan memo kredit tanpa memerlukan retur pada barang dagangan.
Secara umum, penanganan uang dan cek dalam organisasi harus diminimalkan.
Metode yang optimal adalah pengaturan lockbox bank atau penggunaan EFT, FEDI atau
kartu kredit untuk pembayaran pelanggan (pengendalian 17.2), yang secara keseluruhan
mengeliminasi akses pegawai terhadap pembayaran pelanggan. Ketika pelanggan membayar
melalui EFT atau FEDI, penjual harus mendapatkan sebuah universal payment identification
code (UPIC-kode identifikasi pembayaran universal) dari banknya (pengendalian 17.3).
UPIC adalah sebuah nomor yang memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan pembayaran
melalui sebuah kredit ACH tanpa memerlukan pihak penjual untuk membocorkan informasi
detail mengenai rekening banknya. Biaya atas pengaturan ini harus dipertimbangkan terhadap
manfaat dari biaya pemrosesan internal yang dikurangkan dan akses yang lebih cepat
terhadap pembayaran pelanggan. Jika pembayaran pelanggan harus diproses secara internal,
dokumentasi segera atas pengiriman uang adalah hal yang krusial, karena risiko kerugian
yang terbesar adalah pada waktu penerimaan pertama. Oleh karena itu, sebuah daftar semua
cek yang diterima harus dipersiapkan segera setelah membuka surat (pengendallian 17.4).
Cek seharusnya juga terbatas dikuasakan pada waktu itu (pengendalian 17.5). Untuk
meminimalkan risiko lebih lanjut atas penyalahgunaan kas atau cek yang diterima, dua orang
harus membuka seluruh surat yang masuk (pengendalian 17.6).
Toko eceran dan organisasi yang menerima kas secara langsung dari pelanggan harus
menggunakan mesin kasir yang secara otomatis menghasikan sebuah catatan tertulis dari
seluruh kas yang diterima (pengendalian 17.7). Dalam situasi seperti ini, pelanggan juga
dapat memainkan sebuah peran dalam mengendalikan penerimaan kas. Sebagai contoh,
banyak toko menggunakan tanda untuk menginformasikan pelanggan bahwa pembelian
mereka gratis jika mereka tidak mendapatkan sebuah tanda bukti atau bahwa tanda bukti
yang ditandai dengan bintang merah memberikan diskon. Kebijakan seperti itu mendorong
pelanggan untuk mengamati bahwa para pegawai benar-benar mencatat penjualan tunai dan
melakukannya dengan benar.
Semua pengiriman uang pelanggan harus disetorkan, utuh, ke bank setiap hari
(pengendalian 17.8). Setoran harian mengurangi jumlah kas dan cek yang berisiko dicuri.
Menyetorkan semua pengiriman uang secara utuh, dan tidak menggunakannya untuk
pengeluaran lain-lain, memfasilitasi rekonsiliasi laporan bank dengan catatan penjualan,
piutang, dan penerimaan kas. Sistem ERP harus dikonfigurasikan untuk mensyaratkan bahwa
seluruh transaksi penerimaan kas diproses melalui sebuah daftar rekening bank yang
disetujui.
Pada akhirnya, sebagaimana yang diilustrasikan kasus AOE, masalah arus kas adalah
perihal yang serius (ancaman 18 dalam Tabel 12-1). Penggunaan pengaturan lockbox, EFT,
kartu kredit, dan penawaran diskon untuk pembayaran lebih awal dapat mempercepat
penerimaan kas (pengendalian 18.1 dan 18.2). Meskipun demikian, prosedur pengendalian
terbaik untuk mengurangi risiko atas penurunan kas yang tidak diantisipasi adalah
menggunakan sebuah anggaran arus kas (cash flow budget) (pengendalian 18.3). Sebuah
anggaran arus kas menyajikan estimasi arus kas masuk (penerimaan diproyeksikan dari
penjualan) dan arus kas keluar (utang yang beredar). Sebuah anggaran arus kas dapat
memperingatkan sebuah organisasi untuk menunda penurunan kas jangka pendek sehingga
memungkinkan untuk mengamankan pinjaman jangka pendek pada tingkat yang mungkin
terbaik. Sebaliknya, sebuah organisasi yang mengetahui surplus dari kas tertunda dapat
mengambil langkah untuk menginvestasikan kelebihan dana tersebut untuk menghasilkan
pengembalian (return) yang mungkin terbaik. Pengawasan yang teratur atas anggaran arus
kas akan membantu AOE dalam menghindari kebutuhan peminjaman jangka pendek pada
tarif yang tidak menguntungkan.
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sistem akuntansi sebuah organisasi harus didesain untuk memaksimalkan efisiensi
dan efektivitas dengan empat aktivitas siklus pendapatan dasar (entri pesanan penjualan,
pengiriman, penagihan, dan penerimaan kas) yang dijalankan. Sistem akuntansi tersebut juga
harus menggabungkan prosedur pengendalian internal yang memadai untuk. menanggulangi
ancaman seperti penjualan tidak tertagih, kesalahan penagihan, dan hilangnya atau
penyalahgunaan persediaan dan kas. Prosedur pengendalian juga diperlukan untuk
memastikan bahwa informasi yang disediakan untuk pembuatan keputusan akurat dan
lengkap.
Romney, Marshal B. & Paul John Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 13.
Jakarta Selatan: Salemba Empat.