Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

“SIKLUS PENGELUARAN : PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS”

OLEH :

Kelompok 8

1. INTAN M. MOWATA (2223142742)


2. JEVANDO Y. SAIPUTA (2223142743)
3. VERONIKA ROSALIA (2223142764)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

Jalan Adisucipto Penfui ; Kota/Kabupaten, Kota Kupang ; Kode Pos, 85361 ;


Telepon, 0380 881245, 881246 ; Faximile, 0380 881245.

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat kasih-
Nya kami dapat diberikan kesehatan dan kemampuan sehingga saat ini kami sebagai
mahasiswa mampu menyelesaikan Makalah Sistem Informasi Akuntansi: Siklus Pengeluara:
Pembelian dan Pengeluaran Kas. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Moni
Siahaan, ST., MM selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang telah
memberi kesempatan dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan
makalah ini.

Kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga kita selalu berada dalam
lindungan Tuhan yang Maha kuasa dalam menempuh hidup ini.

Kupang, 17 November 2023

Penyusun
Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Siklus Pengeluaran.................................................................................. 3
2.1.1 Proses ............................................................................................................................... 3
2.1.2 Ancaman Dan Pengendalian ............................................................................................ 4
2.2 Memesan Bahan Baku, Perlengkapan, dan Jasa ........................................................... 4
2.2.1 Proses ............................................................................................................................... 5
2.2.2 Ancaman dan Pengendalian ............................................................................................ 5
2.3 Memilih Pemasok ........................................................................................................... 6
2.3.1 Proses ................................................................................................................................ 6
2.3.2 Ancaman dan pengendalian .............................................................................................. 7
2.4 Penerimaan ..................................................................................................................... 8
2.4.1 Proses ................................................................................................................................ 9
2.4.2 Ancaman dan Pengendalian ............................................................................................. 9
2.5 Menyetujui Faktur Pemasok ......................................................................................... 9
2.5.1 Proses ................................................................................................................................ 9
2.5.2 Ancaman dan Pengendalian ........................................................................................... 10
2.6 Pengeluaran Kas ........................................................................................................... 10
2.6.1 Proses .............................................................................................................................. 10
2.6.2 Ancaman dan Pengendalian ........................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 12


3.2 Saran ............................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembelian serta
pembayaran barang dan jasa.
Dalam siklus pengeluaran, pertukaran informasi eksternal utama dengan pemasoknya
(vendor). Di dalam perusahaan, informasi mengenai kebutuhan untuk membeli barang dan
bahan baku mengalir ke siklus pengeluaran dari siklus pendapatan dan produksi,
pengendalian persediaan, dan berbagai departemen. Setelah barang dan bahan baku tiba,
pemberitahuan penerimaannya mengalir kembali ke sumber-sumber dari siklus pengeluaran.
Data biaya juga mengalir dari siklus pengeluaran ke buku besar umum dan fungsi pelaporan
untuk dimasukkan dalam laporan keuangan dan berbagai laporan manajemen.
Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya
perolehan dan pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang diperlukan
perusahaan untuk berfungsi. Dalam Siklus pengeluaran yang merupakan siklus kedua dari
siklus kegiatan pokok perusahaan, terkait empat kejadian ekonomi atau transaksi akuntansi
yakni : Pembelian, penerimaan barang, pencatatan utang dan pelunasan utang. Dalam
melaksanakan keempat transaksi tersebut, perusahaan menggunakan empat subsistem, yaitu :
sistem pembelian, sistem penerimaan, sistem pencatatan utang atau sistem voucher dan
sistem pengeluaran kas. Siklus pengeluaran dapat diselenggarakan secara manual dan
berbasis komputer. Perbedaan pokok kedua cara tersebut adalah pada mekanisme pengolahan
datanya, sedangkan input dan output yang dihasilkan relatif sama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan gambaran latar belakang yang sudah dipaparkan, makka rumusan masalah
pada makalah ini adalah “Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus
Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas ?”

1.3 Tujuan Pembahasan


Makalah ini dibuat dengan tiga tujuan pembelajaran sebagai berikut :
1. Menjelaskan aktivitas bisnis dasar dan operasi pemrosesan informasi terkait yang
dijalankan dalam siklus pengeluaran.

1
2. Mendiskusikan keputusan penting yang harus dibuat dalam siklus pengeluaran, dan
mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan tersebut.
3. Mengidentifikasi ancaman utama dalam siklus pengeluaran, dan mengevaluasi
kecukupan berbagai prosedur pengendalian untuk menghadapi ancaman tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Informasi Siklus Pengeluaran


Aktivitas-aktivitas dalam siklus pengeluaran adalah cerminan dari aktivitas-aktivitas
dasar yang dijalankan dalam siklus pendapatan. Berikut tabel perbandingan aktivitas siklus
pendapatan dan siklus pengeluaran:

2.1.1 Proses
Seperti kebanyakan organisasi besar, AOE menggunakan sebuah sistem ERP. Pada
bagan di atas menunjukan porsi dari sistem ERP yang mendukung aktivitas bisnis siklus
pengeluaran AOE.
Meskipun bagan di atas menunjukkan bahwa departemen pengendalian persediaan
AOE memeiliki tanggung jawab utama untuk memastikan kuantitas yang cukup atas bahan

3
baku dan perlengkapan, setiap departemen dapat mengirimkan permintaan untuk membeli
barang. Setelah permintaan pembeliaan telah disetuju, sistem akan mencari file induk
persediaan untuk mengidentifikasi pemasok yang cocok utuk barang tersebut.
2.1.2 Ancaman Dan Pengendalian
Ancaman umum pertama adalah data induk yang tidak akurat atau tidak valid.
Ancaman umum kedua adalah pengungkapan yang tidak diotorisasi atas informasi sensitive,
seperti informasi perbankan mengenai pemasok dan diskon harga khusus yang ditawarkan
oleh pemasok yang dipilih. Pengendalian untuk ancaman yang pertama membatasi akses
data induk siklus pengeluaran dan mengonfigurasi sistem sehingga hanya pegawai yang
berwenang yang dapat membuat perubahan atas data induk sedangkan Ancaman ke dua
dapat dikendalikan dengan mengonfigurasi sistem tersebut untuk menggunakan
pengendalian akses kuat untuk membatasi siapa yang dapat menampilkan informasi seperti
itu.

2.2 Memesan Bahan Baku, Perlengkapan, Dan Jasa


Aktivitas bisnis utama yang pertama dalam silus pengeluaran adalah memesan bahan
baku, perlengkapan, atau jasa. Berikut diagram arus data tingkat 1: memesan bahan baku,
perlengkapan, dan jasa (dijelaskan dengan menyertakan ancaman):

4
Mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak untuk pembelian
Sebagaimana yang ditunjukkan dalam kasus perkenalan, catatan persediaan yang tidak
akurat dapat menciptakan masalah signifikan bagi perusahaan. Oleh karena itu, akuntan dan
sistem Profesional memahami praktik terbaik untuk mengelola persediaan.
2.2.1 Proses
Economic order quantity (EQQ): ukuran pesanan optimal untuk meminimalkan
jumlah biaya pemesanan, penyimpanan, dan kehabisan stok. Pendekatan tradisional untuk
mengelola persediaan adalah menjaga stok cukup sehingga produksi dapat berlangsung
tanpa gangguan bahkan jika persediaan yang digunakan lebih besar dari yang diharapkan
atau jika pemasok terlambat dalam pengiriman Pendekatan tradisional biasanya disebut
sebagai pendekatan economic order quantity (kuantitas pesanan ekonomis-EOQ) karena
pendekatan ini didasarkan pada perhitungan ukuran pesanan optimal untuk meminimalkan
jumlah biaya pemesanan, penyimpanan. Dan kehabisan stok.
Reorder point (titik pemesanan ulang): menentukan tingkat yang mana saldo
persediaan dari suatu barang harus berada sebelum pesanan untuk mengisi stok dimulai.
Material requirement planning (MRP): sebuah pendekatan untuk manajemen
persediaan yang berupaya untuk mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan
meningkatkan akurasi teknik perkiraan untuk menjadwalkan pembelian dengan lebih baik
guna memenuhi kebutuhan produksi.
Sistem persediaan just-in-time (JIT): sebuah system yang meminimalkan atau
mengeliminasi persediaan secara virtual dengan membeli dan memproduksi barang hanya
sebagai respons terhadap penjualan actual, bukannya yang diperkirakan.
Permintaan pembelian (purchase requisition): sebuah dokumen atau formulir
elektronik yang mengidentifikasi requisitioner, menentukan lokasi pengiriman dan tanggal
yang diperlukan; mengidentifikasi nomor barang, deskripsi, kuantitas, dan harga dari
setiap barang yang diminta; dan mungkin akan menyarankan seorang pemasok.
2.2.2 Ancaman Dan Pengendalian
Catatan persediaan yang tidak akurat dapat menyebabkan kehabisan stok yang akan
mengakibatkan pada hilangnya penjualan atau menyimpan persediaan berlebih yang dapat
meningkatkan biaya. Untuk mengurangi risiko pada masalah ini, metode persediaan
perpetual seharusnya digunakan untuk memastikan bahwa informasi mengenal stok
persediaan selalu terbarui. Meskipun demikian, kesalahan entri data dapat menyebabkan
catatan persediaan perpetual yang tidak akurat karena pengetik ahli juga membuat kekeliruan.

5
Oleh karena itu, diperlukan penggunaan teknologi informas untuk mengeliminasi kebutuhan
bagi entri data manual agar dapat meningkatkan ketepatan pencatatan persediaan perpetual.
Untuk mencegah penyuapan, perusahaan harus melarang agen pembelian menerima segala
hadiah dan pemasok potensial atau yang sudah ada. Kebijakan ini seharusnya menerapkan
tidak hanya terhadap hadiah barang berwujud, tetapi juga terhadap jasa. Sebagai contoh,
perencana pertemuan harus diinformasikan bahwa ini melawan kebijakan perusahaan untuk
menerima poin pelancong sering dari hotel untuk pemesanan pertemuan perusahaan di sana.

2.3 Memilih Pemasok


Para agen pembelian biasanya menjalankan tugas ini, dalam perusahaan manufaktur
seperti AOE, fungsi pembelian berkaitan erat dengan siklus produksi.
2.3.1 Proses
Proses yang harus diperlukan ketika memilih pemasok yaitu: Harga, kualitas bahan
baku dan keandalan dalam pengiriman. Perlu diperhatikan bahwa mengevaluasi pemasok
yang tepat sangat melibatkan lebih dari sekedar membandingkan harga. Perusahaan juga
mengeluarkan biaya seperti pengerjaan ulang dan bahan tersisa setelah produksi ( scrap),
terkait dengan kualitas produkyang dibeli. Ada pula biaya yang terkait dengan kinerja
pengiriman pemasok. Keandalan pemasok sangat penting terutama bagi perusahaan yang
menggunakan sistem JIT karena pengiriman yang terlambat dapat memberhentikan seluruh
sistem. Setelah pemasok telah dipilih menjadi sebuah produk, identitas pemasok harus
menjadi bagian dari catatan induk persediaan produk untuk menghindari pengulangan proses
pemilihan pemasok untuk setiap pesanan selanjutnya. sebuah daftar pemasok alternatif
potensial bagi setiap barang yang seharusnya dipelihara, untuk mengantisipasi bila pemasok
utama barang dibutuhkan.
• Pesanan pembelian (purchase order) adalah dokumen atau formulir elektronik
yangsecara formal meminta pemasok untuk menjual dan mengirimkan produk tertentu
pada harga yang ditentukan. Ini juga merupakan sebuah janji untuk membayar
danmenjadi sebuah kontrak setelah pemasok menerimanya.
• Pesanan pembelian selimut (blanket purchase order) atau pesanan menyeluruh
merupakan sebuah komitmen untuk membeli barang tertentu pada harga yang telah
ditentukan dari pemasok tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan, seringnya
setahun.

6
• Vendor-managed inventory (VMI-persediaan vendor yang dikelola) adalah praktik
dimana para produsen dan distributor mengelola persediaan pelanggan eceran dengan
menggunakan EDI. Secara esensial mengalih dayakan sebagian besar pengendalian
persediaan dan fungsi pembelian: Para pemasok diberi akses terhadap data
penjualandan persediaan dan diotorisasi secara otomatis untuk mengisi kembali
persediaanketika stok jatuh pada titik pemesanan ulang yang telah ditentukan.
Persetujuan ini memotong biaya penyimpanan dengan mengurangi jumlah persediaan
ditangan dan menurunkan biaya pemrosesan dengan mengeliminasi kebutuhan untuk
menghasilkan dan mempertukarkan pesanan pembelian formal.
Pelelangan terbalik (reverse auction ) menyediakan teknik lain untuk mengurangi biaya
yang terkait pembeliaan. Dalam pelelangan terbalik, para pemasok bersaing dengan satu
sama lain untuk memenuhi permintaan pada harga terendah. Meskipun pelelangan terbalik
dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan, karena fokus utamanya adalah pada
harga, pelelangan ini mungkin paling cocok untuk membeli barang komoditas dibandingkan
komponen penting yang berkualitas, keandalan vendor, dan kinerja pengirimannya sangat
penting.
Salah satu cara untuk mengurangi biaya yang terkait pembelian lainnya adalah
melakukan auditpre-award. Audit pre-award biasanya digunakan untuk pembelian besar
yang melibatkan tawaran formal oleh pemasok. Audit pre-award biasanya mengidentifikasi
kesalahan matematis sederhana dalam formula pemberian harga yangrumit dan diskrepansi
lain, ketika dikoreksi, yang dapat memberikan penghematan yang cukup.
EDI, vendor – managed inventor, pelanggan terbalik, dan audit pre-award adalah
teknik-tehnik untuk mengurangi biaya terkait pembelian bahan baku dan persediaan barang
jadi. Perkembangan TI baru dapat juga mengubah bagaimana perusahaan menghitung
persediaannya.
2.3.2 Ancaman Dan Pengendalian
Ancaman dalam memilih pemasok adalah satunya (ancaman) melibatkan pembelian
barang pada harga yang melambung. Biaya komponen yang dibeli menunjukkan sebuah porsi
substansial dari total biaya beberapa produk yang diproduksi. Oleh karena itu, perusahaan-
perusahaan berjuang untuk mengamankan harga terbaik bagi barang-barang yang mereka
beli. Beberapa prosedur dapat membantu memastikan perusahaan tidak membayar terlalu
banyak untuk produk tertentu. Daftar harga bagi barang yang sering dibeli seharusnya
disimpan dalam komputer dan dikonsultasikan ketika pesanan dibuat. (pengendalian) Harga
dari barang-barang berbiaya rendah dapat langsung ditentukan dari katalog. Tawaran
7
kompetitif dan tertulis seharusnya diminta untuk produk berbiaya tinggi dan khusus, Pesanan
pembelian seharusnya ditinjau untuk memastikan bahwa kebijakan ini telah diikuti. Anggaran
juga membantu dalam pengendalian biaya pembelian. Pembelian seharusnya dibebankan ke
sebuah rekening yang merupakan tanggung jawab dan seseorang atau departemen yang
menyetujui permintaan.
Pembelian dari pemasok yang tidak diotorisasi (ancaman). Sistem ERP harus
dikonfigurasikan untuk mencegah penerbitan pesanan pembelian ke pemasok yang tidak di
dalam file induk yang disetujui, seluruh pesanan pembelian seharusnya ditinjau untuk
memastikan bahwa hanya para pemasok yang disetujui yang digunakan, membatasi akses
terhadap daftar pemasok yang disetujui dan secara periodik meninjau daftar untuk semua
perubahan yang tidak diotorisasi (Pengendalian).

2.4 Penerimaan
Aktivitas bisnis besar kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan
penyimpanan atas barang yang dipesan. Departemen penerimaan bertanggung jawab untuk
menerima pengiriman dari para pemasok. Ia biasanya melapor ke manajer gudang, yang
kemudian melapor ke wakil direktur manufaktur. Departemen penyimpanan persediaan, yang
juga melapor ke manajer gudang, yang bertanggung jawab untuk penyimpanan barang.
Informasi mengenai tanda terima barang dagangan yang dipesan harus dikomunikasikan ke
fungsi pengendalian persediaan untuk memperbarui catatan persediaan. Berikut ini diagram
arus data tingkat 1: Penerimaan (dijelaskan dengan menyertakan ancaman).

8
2.4.1 Proses
Ketika pengirim tiba, seorang petugas menerimaan membandingkan nomor pesanan
pembelian yang direferensikan pada slip termasuk dengan pesanan pembelian terbuka untuk
memverifikasi bahwa barang dipesan.
Laporan penerimaan (receiving report): sebuah dokumen yang mencatat detail setiap
pengiriman, termasuk tanggal diterima, pengirim, pemasok, kuatitas diterima.
Tiga pengecualian yang mungkin terhadap proses ini adalah
1. Menerima kuantitas barang yang berbeda dari jumlah yang dipesan
2. Menerima barang rusak
3. Menerima barang berkualitas interior yang gagal inspeksi
Dalam kasus barang rusak atau berkualitas buruk, setiap ada pemain yang disebut
memo debit disiapkan setelah pemasok setuju mengambil kembali barang atau memberikan
pengurangan harga. Memo debit mencatat penyesuaian yang diterima.
2.4.2 Ancaman Dan Pengendalian
Menerima pengiriman barang yang tidak dipesan menghasikan biaya- biaya terkait
dengan pembongkaran, penyimpanan, dan kemudian pengembalian barang-barang tersebut.
Ancaman lain adalah membuat kesalahan dalam menghitung barang yang diterima.
Menghitung dengan besar kuantitas yang diterima sangat penting untuk memelihara catatan
persediaan perpetual yang akurat. Sejauh ini, diskusi telah memusatkan pada pembelian
barang persediaan.
Salah satu cara untuk mengendalikan pembelian jasa adalah menahan penyedia yang
sesuai agar bertanggung jawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan departemen tersebut.
Sulit untuk mencegah penagihan yang curang bagi jasa. Oleh karena itu, pemisahan tugas
yang tepat dapat lebih membantu meminimalkan risiko pencurian persediaan.

2.5 Menyetujui Faktur Pemasok


Aktivitas Utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur pemasok
untuk pembayaran.
2.5.1 Proses
Paket voucher (voucher package): seperangkat dokumen yang digunakan untuk
mengotorisasi pembayaran kepada pemasok. Ini terdiri dari pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur pemasok. Sistem nonvoucher (nonvoucher system): sebuah metode
untuk memproses utang yang tiap-tiap fakturnya disetujui untuk diposting ke catatan

9
pemasok individual dalam file utang kemudian disimpan dalam file faktur terbuka.
Berkebalikan dengan system voucher.
Sistem voucher (voucher system): metode untuk memproses utang yang mana voucher
pencairan disiapkan, bukannya memposting faktur secara langsung ke catatan pemasok dalam
buku besar pembantu utang. Voucher pencairan mengidentifikasi pemasok, mencantumkan
faktur yang beredar, dan mengindikasikan jumlah bersih yang dibayarkan setelah dikurangi
diskon dan potongan yang berlaku. Berkebalikan dengan system nonvoucher.
Voucher pencairan (disbursement voucher): dokumen yang mengidentifikasi pemasok,
mencantumkan faktur yang beredar, dan mengindikasikan jumlah bersih yang dibayarkan
setelah dikurangi setiap diskon dan potongan yang berlaku. Evaluated receipt settlement
(ERS): sebuah pendekatan tanpa faktur terhadap utang yang menggantikan proses
pencocokan tiga cara (faktur pemasok, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian)
dengan mencocokan dua cara atas pesanan pembelian dan laporan penerimaan.
Kartu pengadaan (procurement card): sebuah kartu kredit korporasi yang para
pegawai dapat digunakan hanya pada pemasok tertentu untuk membeli jenis-jenis barang
tertentu. Berikut perbandingan pencocokan tiga cara tradisional untuk utang dengan
pencocokan dua cara yang digunakan oleh system ERS:
2.5.2 Ancaman Dan Pengendalian
Dalam menyetujui faktor pemasok, kesalahan dalam faktur pemasok merupakan
ancaman, seperti ketidaksesuaian antara barang yang dicantumkan dan harga actual yang
dibebankan atau salah hitung dari total jumlah jatuh tempo. Akibatnya ketepatan matematis
dari faktur pemasok harus diverifikasi dan harga serta kuantitas yang dicantumkan di sana
dibandingkan dengan yang diindikasikan pada pesanan pembelian dan laporan penerimaan.
Untuk pembelian kartu pengadaan, para pengguna harus disyaratkan untuk menyimpan tanda
bukti dan memverifikasi ketepatan atas laporan bulanan.

2.6 Pengeluaran Kas


Aktivitas final dalam siklus pengeluaran adalah membayar pemasok.
2.6.1 Proses
Kasir,orang yang melapor ke bendahara, bertanggung jawab untuk membayar pemasok
2.6.2 Ancaman Dan Pengendalian
Kegagalan untuk memanfaatkan diskon pembelian bagi pembayaran yang tepat waktu
dapat menjadi mahal. Ancaman lain adalah membayar untuk barang yang tidak diterima.

10
Faktor yang disetujui harus diajukan berdasarkan tanggal jatuh tempo dan sistem harus
didesain untuk melacak tanggal jatuh tempo faktur dan mencetak sebuah daftar seluruh faktor
yang beredar secara periodik, perusahaan mensyaratkan departemen pengendalian persediaan
untuk memverifikasi kualitas dalam laporan penerimaan sebelum dapat digunakan untuk
mendukung pembayaran faktor pemasok.
Kemungkinan besar ancaman serius yang berkaitan dengan fungsi pengeluaran kas
adalah pencurian atau penyalahgunaan dana, sehingga pengendalian yang diperlukan yaitu
cek harus di nomori secara urut dan secara periodik dihitung oleh kasir

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Siklus pengeluaran melibatkan aktivitas bisnis dasar yang dijalankan dalam termasuk
memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa; menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa;
menyetujui faktur pemasok untuk pembayaran; serta membayar barang dan jasa. Efisiensi
dan efektivitas ini dapat secara signifikan memengaruhi kinerja keseluruhan sebuah
perusahaan sehingga teknologi informasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dengan aktivitas siklus pengeluaran yang dijalankan. Secara khusus, EDI, kode
batang, RIFD, dan EFT dapat secara signifikan mengurangi waktu dan biaya yang terkait
dengan pemesanan, penerimaan, dan pembayaran untuk barang. Prosedur pengendalian yang
tepat, terutama pemisahan tugas, diperlukan untuk menanggulangi berbagai ancaman, seperti
kesalahan dalam menjalankan aktivitas siklus pengeluaran dan pencurian persediaan atau kas.

3.2 Saran
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kelompokmemohon akan kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini
ke depannya. Akhir kata, sekian dan terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 13.
Jakarta Selatan

13

Anda mungkin juga menyukai