Anda di halaman 1dari 25

SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN

(SISTEM INFORMASI AKUTANSI)

DOSEN PENGAMPU: LAILY RAMADHANI, S.Pd., M.Ak.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. CICILIA PUTRI (20210071)


2. TIARA AGUSTIA NINGRUM (20210016)
3. PUTRI CELINE TIOFANNY (222210096)

JURUSAN : AKUTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMENT
INDONESIA

MEDAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana
atas berkat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih
kami ucapkan kepada Dosen Pengampu dalam Mata Kuliah Sistem Informasi
Akutansi yang telah memberikan pembelajaran sehingga kami dapat menyusun
makalah ini. Semoga makalah yang kami buat dapat memberikan pembelajaran
lebih bagi para pembaca.

Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah
Sistem Informasi Akutansi. Serta memberikan pemahaman dan Pengetahuan lebih
kepada pembaca mengenai Sistem buku besar dan pelaporan sehingga dapat
memperluas pembaca mengenai sudut pandang kami tentang materi yang telah
kami pelajari.

Dalam membuat makalah ini pastinya kami tidak luput dari


kesalahankesalahan baik itu kesalahan penulisan maupun kesalahan lain yang
luput dari pandangan kami, maka dari itu kami sebagai penulis memohon maaf
bila terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini dan semoga
menjadi pembelajaran bagi kami sehingga kami akan lebih baik lagi dalam
menyusun tulisan-tulisan yang akan datang

Penulis

Kelompok 2

03 juli 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….…………..……..1

DAFTAR ISI………………………………………………………………...….…2

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………...……...3

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………....


…..3
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………...
……..4
1.3. Tujuan Pembahasan……..…………………………………….………..
……..4

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………...……5

2.1. Sistem buku besar dan pelaporan……………………………………………..5


2.2. Ancaman dan Pengendalian dalam Buku Besar…………………………...…8
2.3. Aktivitas Buku Besar dan Laporan…………….……………………………10
2.3.1. Aktivitas memperbarui Buku Besar………………………..……….10
2.3.2. Posting jurnal penyesuaian……………………………………….….12
2.3.3. Membuat Laporan Keuangan………………………………………..17
2.3.4. Membuat Laporan Manajerial……………………………………….18

BAB III : PENUTUP……………………………………………………….……23

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………….....23
3.2. Saran…………………………………………………….…………….…….23

DAFTAR ISI…………………………………………………………..…………24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam perkembangannya, akuntansi banyak menghadapi tantangan. Salah
satunya berasal dari inovasi teknologi komputer. Terlebih dengan
ditemukannya basis data (database) relasional oleh Codd pada tahun 1970
(Romney, Steinbart, Cushing, 1997:138). Basis data dilengkapi sarana
pemakaian bahasa Query yang mudah cara penggunaannya dan memberikan
manfaat yang lebih. Bahasa Query yang diaplikasikan pada basis data
keuangan akan dapat menghasilkan informasi keuangan yang siap pakai dan
memenuhi kebutuhan pemakai setiap saat.
Laporan keuangan dapat dibuat dengan mudah, cepat, akurat, benar dan
dapat dibuat dalam periode waktu yang diinginkan oleh pemakai laporan
untuk diperiksa kebenarannya. Informasi mengenai aktiva tidak hanya
dilaporkan berdasarkan historical cost, tetapi juga dilaporkan dalam current
replacement cost dan market value (Romney, Steinbart, Cushing, 1997:156).
Selain itu basis data juga menyediakan data-data non-keuangan misalnya data
pelanggan, data produk dan lain-lain. Dengan demikian pelaku bisnis
mempunyai kelebihan, yaitu memiliki sekumpulan data yang memberikan
dukungan dalam menjalankan strategi pemasaran dan mengambil keputusan-
keputusan yang bersifat strategik.

Tantangan di atas makin memacu para akuntan untuk meningkatkan


pemahamannya akan basis data secara umum selain keahlian akuntansi yang
dimilikinya. Hal ini dirasa perlu agar akuntan tidak sekedar mampu
menjalankan praktek akuntansi secara manual, namun juga mampu
menjalankan praktek akuntansi secara komputerisasi. Dengan demikian

4
akuntan makin memiliki nilai tambah dan mampu menghadapi tantangan-
tantangan yang berasal dari inovasi teknologi komputer, khususnya dengan
adanya perkembangan basis data.
Maraknya kemajuan teknologi komputer yang mampu membuat atau
menampilkan data keuangan, jurnal dan laporan keuangan setiap saat, akurat
dan cepat mengakibatkan siklus akuntansi dengan cara manual menjadi tidak
terpakai. Selain itu komputer juga mampu melakukan analisis laporan
keuangan dan analisis pasar, sehingga peranan seorang akuntan menjadi
berkurang. Fenomena tersebut menjadi makin kuat dengan munculnya isu
yang mengatakan bahwa lambat laun teknik double entry bookkeeping dapat
ditinggalkan akibat fasilitas yang diberikan oleh basis data (Romney,
Steinbart, Cushing, 1997:156). Pembukuan secara berpasangan dianggap
redundant dalam basis data. Redundancy tidak dikehendaki di dalam basis
data karena salah satu tujuan dari basis data adalah berusaha untuk
menciptakan efisiensi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Sistem buku besar dan pelaporan
2. Ancaman dan pengendalian sistem buku besar dan pelaporan
3. Aktivitas buku besar,pelaporan dan ancaman serta pengendaliannya
4. Manajerial
1.3. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu sistem buku besar dan pelaporan
2. Untuk mengetahui apa saja ancaman dan pengendalian di dalam sistem
buku besar dan pelaporan
3. Untuk mengetahui apa saja aktivitas yang ada dalam buku besar dan
pelaporan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN


Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem
yang mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya
dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan
pelaporan keuangan. Sistem buku besar dan Pelaporan mencakup proses-
proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan menyiapkan
laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi.
Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data
yang berkaitan dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening
buku besar dan pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi
perusahaan. Siklus ini berinteraksi dengan siklus lain dan berbagai pihak,
baik eksternal maupun internal.
Siklus ini menerima berbagai informasi dari sumber lain:
1. Informasi mengenai transaksi regular (siklus pendapatan,
pengeluaran, sistem produksi, akuntansi biaya, dan sistem
persediaan).
2. Bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi
3. Departemen anggaran (berupa data anggaran)
4. Kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian)

Tujuan dari kegiatan dasar dalam Sistem Buku Besar dan Pelaporan
adalah:
a. Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat
b. Untuk memposting pada rekening yang tepat
c. Mengakomodai kebutuhan pembuatan jurnal penyesuian

6
d. Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat

Salah satu fungsi utama dari Sistem Buku Besar dan Pelaporan adalah
untuk mengumpulkan dan mengatur data dari:
a. Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri
ringkasan yang berkaitan dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
b. Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan
non-rutin seperti transaksi dengan kreditor dan investor.
c. Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
d. Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
e. Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna
internal dan eksternal.
f. Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik
teratur dan untuk mendukung pertanyaan real-time

Pada pembahasan mengenai operasi pemrosesan informasi yang


dilibatkan dalam memperbarui buku besar dan menyisipkan laporan yang
merangkum hasil dari aktivitas sebuah organisasi. Dalam sistem buku
besar dan pelaporan merupakan peran yang penting dalam sistem
informasi akuntansi sebuah perusahaan.

Fungsi utama adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari


sumber-sumber sebagai berikut:

a. Siklus pendapatan memberikan bukti penjualan dan penerimaan kas.


b. Siklus pengeluaran memberi bukti pengeluaran dan pembelian barang
c. Bagian keuangan memberi informasi mengenai aktivitas pembiayaan
dan investasi, seperti pengeluaran atau pemberhentian penggunaan
instrumen utang dan ekuitas pembelian atau penjualan surat berharga
investasi
d. Bagian konversi memberi banyaknya biaya produksi
e. Siklus sumber daya manusia memberikan bukti pembayaran gaji

7
f. Bagian anggaran memberi jumlah anggaran
g. Kontroler memberi ayat jurnal penyesuaian.
h. Buku besar dan pelaporan memberikan laporan ke bagian
keuangan,manajer,pihak luar,dan kontroler.

Diagram konteks sistem buku besar dan pelaporan

Diagram arus data level 0 siklus buku besar dan pelaporan

Proses dari diagram arus data level 0 siklus buku besar dan pelaporan:

a. Perbarui buku besar

8
aktivitas memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal
dari dua sumber yaitu subsistem akuntansi dan bendahara. Ayat jurnal
untuk memperbarui buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah
formulir yang disebut sebagai voucher jurnal.
b. Memasukkan ayat jurnal penyesuaian
ayat jurnal penyesuaian terbagi ke dalam lima kategori dasar, yaitu akrual,
pembayaran di muka, perkiraan, penilaian ulang dan perbaikan.
c. Buat laporan keuangan
dalam pembuatan laporan keuangan, laporan laba rugi dibuat pertama,
dengan menggunakan data dari saldo akun pendapatan dan biaya di neraca
saldo disesuaikan. aktivitas ini membutuhkan ayat jurnal penutupan yang
akan menolkan semua akun pendapatan dan pengeluaran serta
memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba ditahan.
d. Membuat laporan manajerial
aktivitas keuangan dalam system bu ku besar dan pelaporan menghasilkan
berbagai laporan manajerial. laporan anggaran dan kinerja harus
dikembangkan atas dasar akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi
pertanggungjawaban melaporkan hasil keuangan atas dasar tanggung
jawab manajerial dalam organisasi

2.2. Ancaman dan Pengendalian di dalam buku besar


Dari diagram tersebut terdapat beberapa ancaman yaitu:
1. ancaman umum pertama adalah data buku besar yang tidak tepat atau
tidak valid. Data buku besar yang tidak akurat dapat menghasilkan
laporan yang menyesatkan yang menyebabkan para manajer membuat
keputusan keliru. Sama halnya, kesalahan dalam laporan keuangan
yang disediakan untuk para kreditur, investor, dan badan pemerintah
dapat menyebabkan para pemegang kepentingan tersebut melakukan
pengambilan keputusan yang salah. Lagi pula, kesalahan dalam
pernyataan dan laporan keuangan yang disediakan kepada pemegang

9
kepentingan eksternal juga dapat menimbulkan denda dan reaksi
negative dari pasar modal.

Salah satu cara untuk menggulangi ancaman diatas data buku besar yang
tidak tepat atau tidak valid adalah menggunakan berbagai pengendalian
integritas pemrosesan yaitu :
a. Meminimalkan risiko kesalahan input data ketika bendahara dan
kontrolir membuat entri jurnal langsung.
b. Mempersempit akses terhadap buku besar dan membuat konfigurasi
sistem, sehingga hanya para pegawai yang diotorisasi saja yang dapat
membuat perubahan terhadap data induk.
c. Menunjukkan bahwa nilai penting dari sebuah pengawasan
pengendalian adalah untuk menghasilkan sebuah laporan mengenai
seluruh perubahan terhadap buku besar secara teratur dan meninjaunya
untuk memverifikasi bahwa database masih cukup akurat.

2. Ancama umum kedua dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah
pengungkapan informasi keuangan mengenai yang tidak diotorisasi.
Khususnya, perusahan tidak perlu terburu-buru menerbitkan laporan
keuangan: penerbitan laporan keuangan secara premature cenderung
menimbulkan sanksi dari berbagai agensi terkait dan timbulnya
tuntutan hukum dari pemegang kepentingan.
Prosedur pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko pengungkapan
laporan keuangan yang tidak diotorisasi bisa dilakukan dengan sebagai
berikut:
a. Menerapkan autentifikasi multifactor dan pengendalian keamanan fisik
guna mempersempit akses terhadap buku besar, diberikan hanya
pegawai yang memerlukan akses tersebut untuk melakukan
pekerjaannya.

10
b. Melakukan enkripsi database, memberikanproteksi tambahan karena
menyediakan informasi yang tidak dapat dimengerti oleh mereka yang
berhasil mendapatkan akses databse yang tidak diotorisasi.
3. Ancaman umum ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah
berkaitan dengan hilangnya atau penghancuran data induk. Cara
terbaik untuk menggulangi risiko atas ancaman ini adalah
menggunakan backup dan proses pemulihan bencana.

2.3 Aktivitas Buku Besar Dan Laporan

Pada sistem buku besar dan pelaporan terdapat aktivitas-aktivitas dasar


yang dijalankan. Terdapat Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam
sistem buku besar dan pelaporan yang menunjukkan sistem online umum
yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Dari empat
aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya yakni menyajikan
langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan
produksi rangkaian laporan keuangan tradisional. Aktivitas keempat
menunjukkan bahwa, sebagai tambahan dari laporan keuangan untuk
pemakai eksternal, SIA menghasilkan laporan untuk pihak manajemen
internal juga.

A. Aktivitas Memperbarui Buku Besar

11
Proses pada aktivitas memperbarui buku besar yaitu:

Aktivitas pertama dalam sistem buku besar dan pelaporam adalah


memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang berasal dari
data sumber, yaitu :

a. Subsistem akuntansi
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal
untuk memperbarui buku besar. Secara teori, buku besar dapat
diperbarui setiap saat terjadinya transaksi. Biasanya subsistem
akuntansi memeperbarui buku besar dengan cara meringkas entri jurnal
yang menunjukan hasil dari seluruh transaksi yang terjadi selama
periode waktu tertentu (hari, minggu, atau bulan).
b. Bendahara
Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal untuk
memperbarui buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti penerbitan
dan penarikan utang, pembelian dan penjualan sekuritas investasi, atau
akuisisi saham treasury.

Entri jurnal per transaksi yang digunakan untuk memperbarui buku besar
disimpan dalam file voucher jurnal. File voucher junal ini berisi informasi
yang akan ditemukan dalam jurnal umum dalam sebuah sistem akuntansi
manual, yaitu tanggal entri jurnal, akun0akun yang didebit dan dikreditkan,
dan jumlahnya. Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah file voucher
jurnal tersebut merupakan hasil tambahan dari proses posting, bukan input ke
proses posting. File voucher jurnal merupakan bagian penting dari jejak audit,
yang memberikan bukti bahwa seluruh transaksi yang diotorisasi telah dicatat
dengan akurat dan lengkap.

Ancaman dan Pengendalian pada pembaruan buku besar

Ancaman Pengendalian
1. Pembaruan yang tidak akurat 1. Pengendalian integrotas

12
atas buku besar pemrosesan data
2. Rekonsiliasi dan laporan
pengendalian
3. Pembuatan dan tinjauan jejak
audit
2. Entri jurnal yang tidak 1. Pengendalian akses
diotorisasi 2. Rekonsiliasi dan laporan
pengendalian
3. Tinjauan dan pembuatan jejak
audit

B. Posting jurnal penyesuaian

Proses posting jurnal penyesuaian

Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah posting berbagai jurnal
penyesuaian. Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir, setelah
neraca saldo awal disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi lima kategori dasar
sebagai berikut.:

a. Akrual adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang
menggambarkan transaksi-transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya belum

13
diterima atau dikeluarkan. Contohnya meliputi pencatatan pendapatan
bunga yang masuk harus diterima dan upah yang belum dibayar.
b. Pembayaran dimuka adalah entri yang dibuat pada akhir periode
akuntansi yang menggambarkan penerimaan kas sebelum pekerjaan terkait
transaksi yang dilaksanakan. Contohnya meliputi pengakuan pendapatan
diterima dimuka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran tertentu
(misalnya sewa, bunga, dan asuransi) sebagai aset yang dibayar di muka.
c. Perkiraan adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang
diharapkan terjadi selama sejumlah periode akuntansi. Contohnya meliputi
depresiasi dan beban utang tak tertagih.
d. Penilaian uang adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih
antara nilai aktual dan nilai tercatat dari suatu aset atau perubahan dalam
prinsip akuntansi. Contohnya meliputi perubahan dalam metode yang
digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan yang
menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian persediaan
yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan perhitungan fisik
persediaan.
e. Koreksi adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari kesalahan
yang ditemukan dalam buku besar.

Informasi mengenai jurnal penyesuaian ini juga disimpan dalam file voucher
jurnal. Setelah seluruh jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca
saldo penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input
terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan
keuangan, persiaan penyusunan laporan keuangan.

Ancaman dan Pengendaliannya yaitu:

1. Kesalahan dalam Memperbarui General Ledger dan General report.

Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat


mengakibatkan buruknya proses pengambilan keputusan yang
menggunakan informasi salah dalam pelaporan keuangan.Prosedur

14
pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan data dibagi menjadi 3
kategori, yaitu:

1. pengawasan edit input dan pemrosesan,


2. laporan pengawasan dan rekonsiliasi,
3. pemeliharaan jejak audit yang memadai.

Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang
digunakan untuk memutakhirkan buku besar adalah:
1. ihtisar jurnal dari siklus SIA lainnya
2. jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian
akuntansi. Jurnal yang pertama merupakan output dari serangkaian
tahap pemrosesan, yang masing-masing merupakan subyek bagi
berbagai prosedur pengawasan aplikasi yang dirancang untuk
menjamin akurasi dan kelengkapan data. Konsekuensinya,
pengawasan utama edit input bagi ihtisar jurnal ini mencakup
pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut
merupakan transaksi yang terkini dan belum di-posting. jurnal yang
dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan
adalah jurnal asli yang baru saja dibuat.

Jenis-jenis pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk


menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku
besar tersedia untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua
jurnal.
2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field
dalam sebuah jurnal berisi data numeric.
3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan
total kredit dalam sebuah jurnal.

15
4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua
data yang relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal
dapat diidentifikasi sehingga informasi ini memiliki daya telusur audit.
5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan
nomor rekening dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran
rekening buku besar yang menerima posting. Untuk sistem entry data
on-line, prosedur ini disebut closed-loop verivication.
6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang
sering terjadi pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input
diperbaiki tanpa memulang pemasukan data. Kemungkinan lupa
membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga
menjamin kelengkapan input.
7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat
setelah dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya
tepat.
8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan
kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening
buku besar, atas dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang
dimasukkan ke dalam rekening yang bersangkutan, dan kemudian
membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika terjadi
antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.

Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apakah ada


kesalahan yang dibuat selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu
bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam system manual adalah pembuatan
neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan total kredit seimbang,
hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses pencatatan.
Dalam system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekening
suspense (rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar
selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening khusus tersebut harus

16
bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses pemutakhiran buku
besar.

Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang


terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut
nomor rekening memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang
berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini
juga dapat menunjukan ketiadaan beberapa posting. Akhirnya, daftar jurnal
umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama
rekening, angka yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting
ke buku besar. Laporan ini menunjukkan apakah otal debit dan total kredit
yang di-posting-kan ke buku besar sama angkanya.

Jejak audit ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk


melaksanakan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:

a. Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar,


dan ke laporan atau dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen
sumber.
b. Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah
laporan atau dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber
aslinya.
c. Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo
awal ke saldo akhir.
2. Rugi, Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .

Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data
yang bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku
besar. Akses semacam ini juga dapat menciptakan peluang untuk melakukan
pencurian aktifa,oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan
yang memadai untuk mencegah akses kbuku besar secaratidak sah.

17
Identitas dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besar
dan untuk memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang
akan dilaksanakan oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh,
karyawan yang bertugas menjaga aktiva atau memiliki wewenang untuk
mengontrolisasi pengeluaran barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku
besar. Contoh lain manajemen harus diberi wewenang “hanya” dapat membaca
catatan buku besar. Matrix pengendalian akses harus membatasi fungsi-fungsi
yang dapat dilaksanakan pada berbagai terminal di kantor kepala bagian akuntansi

Pengendalian tergadap pembuatan catatan foucherv= jurnal juga penting


karena mereka mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan
demikian sistem harus mengecek eksistensi  kode otorisasi yang falid pada setiap
jurnal. Jika hal ini tidak dilakukan, itegritas buku besartidak terganggu. Kode
otorisasi juga ikut membentuk jejak audit. Insfeksi terhadap jejak audit
memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar secara tidak sah.

3. Poor Performance (Kinerja Miskin)

Buku besar adalah sebuah komponen kunci dalam sebuah sistem informasi
akuntansi sebuah perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan
prosedur pembuatan cadangan data (back up) dan prosedur pemulihan untuk
memulihkannya pengawasan back up mencakup :

1. Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap


kerusakan yang tidak sengaja terhadap buku besar.
2. Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar).
Minimum 2 copy cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus
diletakan di lokasi pengolahan data,sehingga setiap dibutuhkan segera
tersedia. 1 copy lagi harus diletakan diloksi diluar perusahaan (misalnya di
simpan di bank dalam safe deposite box) untuk mengantisipasi terjadinya
bencana seperti terjadinya banjir,kebakaran,dll.
3. Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga
penting. Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap

18
EDI,EFT,dan internet untuk melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada
satu pun perusahaan dapat survive untuk jangka waktu lama,jika
komputernya tidak dapat berfungsi dengan baik.dengan dimilikinya
rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan yang mengalami
bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari setelah
bencana.

C. Membuat Laporan Keuangan

Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan sistem pelaporan adalah
menyiapkan laporan keuangan. Cara membuat laporan keuangan yaitu:

a. Laporan laba rugi dimana data dari saldo akun pendapatan dan
biaya di neraca saldo disesuaikan.
b. Neraca yang didalamnya membutuhkan ayat jurnal penutupan yang
akan menolkan semua akun pendapatan dan pengeluara,, serta
memindahkan laba bersih atau kerugian ke laba ditahan.
c. laporan arus kas yang menggunakan data dari laporan laba rugi dan
neraca untuk memberikan rincian mengenai aktivitas investasi dan
keuangan organisasi.

Proses Menyiapkan laporan keuangan yaitu: Sebagian besar perusahaan


melakukan “tutup buku” untuk membuat laporan keuangan, baik secara bulanan
maupun tahunan. Entri jurnal penutup membuat nol seluruh akun pendapatan dan
biaya dalam neraca saldo disesuaikan dan memindahkan pendapatan (atau rugi)
bersih pada laba ditahan. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan
informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu waktu
tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi mengenai cara perusahaan
dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sehingga
berpengaruh terhadap saldo kasnya.

D. LAPORAN MANAJERIAL

19
Aktivitas keuangan dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan
berbagai laporan manajerial. Contoh laporan pengendalian buku besar termasuk:
a. daftar voucher jurnal berdasarkan urutan nomor, nomor akun, atau
tanggal
b. daftar saldo akun buku besar. Laporan-laporan ini digunakan untuk
memverifikasi akurasi proses memasukkannya ke buku besar.

Beberapa anggaran dibuat untuk perencanaan dan pengevaluasian kinerja.


Anggaran operasional memperlihatkan pendataan dan pengeluaran yang
direncanakan untuk setiap unit organisasi. Anggaran pengeluaran modal
memperlihatkan perkiraan aliran masuk dan keluar kas untuk setiap proyek.
Anggaran arus kas membandingkan perkiraan aliran kas masuk dari kegiatan
operasi dengan perkiraan pengeluaran, dan digunakan untuk menetapkan
kebutuhan peminjaman.
Laporan anggaran dan kinerja harus dikembangkan atas dasar akuntansi
pertanggung jawaban. Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan hasil
keuangan atas dasar tanggung jawab manajerial di dalam organisasi. Hasilnya
adalah serangkaian laporan berkaitan, yang merinci kinerja keseluruhan organisasi
berdasarkan subunit tertentu. Ingatlah bahwa setiap laporan mencerminkan biaya
aktual dan penyimpangan dari anggaran untuk bulan sekarang, dan awal tahun
hingga hari ini, tetapi hanya untuk bagian-bagian yang berada dalam kendali awal
tahun hingga hari ini, tetapi hanya untuk bagian-bagian yang berada dalam
kendali manajer subunit tersebut. Ingatlah juga bahwa sifat hierarki dari laporan
adalah: Total biaya setiap subunit ditampilkan sebagai satu bagian dalam laporan
berikutnya yang lebih tinggi tingkatnya.
Sistem ERP menggunakan database tersentralisasi, untuk berbagi data
antarfungsi. Sistem semacam ini biasanya menguasakan banyak orang yang
berbeda untuk memasukkan data yang berkaitan dengan aktivitas bisnis tertentu,
tetapi hal ini mempersulit untuk memberikan tanggung jawab memelihara
integritas data. Selanjutnya, sistern ERP sering kali menghasilkan efisiensi proses
dengan memungkinkan seseorang untuk melakukan berbagai langkah dalam

20
proses bisnis, hingga mengurangi pemisahan tugas. Terakhir, sifat sistem ERP
yang terintegrasi dan lintas fungsi dapat meningkatkan eksposur yang berasal dari
kerusakan sistem.
Akan tetapi, berbagai ancaman ini dapat dikurangi melalui desain dan
implementasi yang benar. Prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan pemisahan
tugas yang dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, dapat dan harus diterapkan ke
dalam sistem ERP. Contohnya, pegawai yang memasukkan pengeluaran kas tidak
boleh merekonsiliasi rekening bank. Sebagai tambahan, para pegawai yang
memiliki akses ke pemeliharaan file utama tidak boleh juga melakukan proses
bisnis terkait.
Sistem ERP ini membantu membantu para manajer merencanakan dan
mengevaluasi kinerja. Sebuah anggaran aktivitas operasional menggambakan
pendapatan dan pengeluaran yang direncanakan oleh tiap-tiap unit. Sebagai
tambahan pada anggaran sistem ERP memungkinkan para manajer untuk
membuat sejumlah laporan kinerja yang hampir tidak terbatas dan mudah .
Seperti yang telah dijelaskan pada fungsi utama SIA yakni memberikan
para manajer informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan.

Dalam hal ini terdapat dua topik untuk pengambilan keputusan yaitu:

1. balanced scorecard
2. gudang data untuk mendukung intelijen bisnis.

A. Balanced Scorecard

Balanced Scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif


multidimensi dari kinerja organisasi dengan berbagai ukuran yang mencerminkan
empat perspektif organisasi yaitu:

1. keuangan
2. pelanggan
3. operasi internal
4. novasi serta pembelian.

21
Untuk setiap dimensi, balanced scorecard menunjukkan tujuan organisasi
dan ukuran spesifik yang mencerminkan kinerja berkaitan dengan tujuan-tujuan
tersebut. Keempat dimensi balanced scorecard memberikan gambaran umum
yang lebih komprehensif atas kinerja organisasi daripada yang disediakan oleh
ukuran keuangan sendiri. Bahkan, balanced scorecard yang didesain dengan baik
akan mengukur berbagai aspek penting dari strategi organisasi dan mencerminkan
hubungan sebab akibat yang penting diantara keempat dimensi tersebut.

Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam


pengembangan balanced scorecard. Pihak manajemen puncak harus
menspesifikasikan tujuan-tujuan yang akan dikejar dalam setiap dimensi. Mereka
dapat membantu pihak manajemen memilih ukuran yang paling tepat untuk
menelusuri pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Sebagai tambahan, mereka dapat
memberi input berkaitan dengan kekayaan mengumpulkan data yang akan
dibutuhkan untuk mengimplementasikan berbagai ukuran yang diajukan.

B. Menggunakan Gudang Data untuk Intelijen Bisnis

Gudang Data berisi rincian dan ringkasan data untuk beberapa tahun dan
digunakan untuk analisis, daripada untuk pemrosesan transaksi. Gudang data
sangatlah besar, bisa mencapai ratusan terabyte data. Gudang data biasanya
merupakan sistem terpisah dari SIA yang digunakan untuk mendukung aktivitas
bisnis harian organisasi. Organisasi sering kali membangun gudang data terpisah
untuk fungsi keuangan, lainnya untuk fungsi sumber daya manusia, dan
seterusnya, gudang yang lebih kecil ini disebut sebagai data mart. Gudang data
dan data mart tidak dipergunakan untuk pemrosesan transaksi. Akibatnya, mereka
biasanya tidak diperbarui secara real time, tetapi secara periodik diperbarui untuk
mencerminkan hasil dari semua transaksi yang terjadi sejak pembaruan yang
terakhir.

Gudang data seringkali didesain untuk sengaja berulang-ulang agar dapat


memaksimalkan efisiensi pertanyaa. Jadi, daripada berdasarkan model data REA,
gudang data biasanya didesain secara dimensional. Arsitektur dimensional yang

22
paling umum disebut skema, disebut demikian karena datanya diatur mirip dengan
bintang.Proses mengakses data yang termasuk dalam gudang data dan
menggunakannya untuk pengambilan keputusan strategis sering kali disebut
sebagai intelijen bisnis.

Terdapat dua teknik dalam intelijen bisnis yaitu:

A. pemrosesan analitikal
B. pengendalian data.

Pemrosesan analitikal on-line (OLAP) menggunakan bahasa pertanyaan


yang memungkinkan pemakai mengarahkan penyelidikan hubungan yang
dihipotesiskan dalam data tersebut. Contohnya, seorang manajer
mungkin mulai dengan pertanyaan yang merinci pembelian berdasarkan
pemasok selama tiga tahun terakhir. Penggalian data menggunakan
analisis statistik yang canggih, termasuk teknik intelijensi bukan seperti
neural metworks, untuk “menemukan” hubungan yang belum
dihipotesiskan dalam data. Contohnya, perusahaan kartu kredit
menggunakan penggalian data untuk mengidentifikasi pola penggunaan
indikasi penipuan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data
yang berkaitan dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening
buku besar dan pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi
perusahaan. Siklus ini berinteraksi dengan siklus lain dan berbagai pihak,
baik eksternal maupun internal. Empat aktivitas dasar yang dilakukan
dalam sistem buku besar dan pelaporan menunjukkan sistem online umum
yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut
Dari empat aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya yakni
menyajikan langkahlangkah dasar dalam siklus akuntansi, yang
menghasilkan produksi rangkaian laporan keuangan tradisional. Aktivitas
menunjukkan bahwa, sebagai tambahan dari laporan keuangan untuk
pemakai eksternal, SIA menghasilkan laporan untuk pihak manajemen
internal juga. Selanjutnya setiap aktivitas ini akan dipelajari secara lebih
terinci. Sistem akuntansi yang digunakan masih manual sehingga dalam
penyajian informasi masih kurang cepat dan akurat serta dalam
penyimpanan data masih kurang begitu aman. Maka dari itu BPR Intidana
harus mengubah sistem informasi akuntansi general ledger yang masih
manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Implementasi aplikasi yang
menunjang akan mempermudah BPR Intidana dalam mendapatkan
informasi yang lebih cepat, tepat dan akurat. Diharapkan teknologi

24
komputer dapat berkembang sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan
yang dapat memaksimalkan sumber daya manusia
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membangun bagi pembaca
pada umumnya. Dan penulis jug memahami bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan untuk makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Romney, Steinbart, Cushing, 1997, Accounting System, 7th Edition, USA: Addison
Wesley Publishing Company.

Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,


Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting
Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.

Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization of Information Technology Toward Quality the
Quality of MSME’s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573

Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants
of Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1, (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775

Putra, Y. M., (2018). Implementasi Aplikasi Basis Data Relasional. Modul Kuliah
Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: FEB - Universitas Mercu Buana

Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129

25

Anda mungkin juga menyukai