Anda di halaman 1dari 23

Sistem Informasi Akuntansi Manajerial

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu : Vera Rizki Amelia, S.E., M.Acc

Disusun oleh :

Anisa Noor Aulia (2114140292)

Noor Ariska (2114140281)

Ahmad Jumansyah (2114140276)

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan Akuntansi Syari’ah

Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada makalah ini kami
membahas tentang “Sistem Informasi Akuntansi Manajerial”.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Kritik konstrutif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Bahasa
Indonesia sebagai bingkai keberagaman budaya bangsa dalam bhinneka tunggal Ika.

Palangka Raya, 3 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Aliran Informasi Dari Atas Ke Bawah (Top-Down Information Flow).................. 3


B. Aliran Informasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom-Up Information Flow) ................ 8
C. Pengumpulan Data Pada Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban ......................... 13
D. Pelaporan Keuangan Dan Akuntansi Pertanggungjawaban ................................... 15

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 18

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 18

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi mengakui dan merekam transaksi yang terjadi,
mencatat, meringkas, dan melaporkan informasi akuntansi kepada para pemakai
informasi. Jika proses tersebut dilakukan dengan menggunakan komputer, maka sebuah
sistem informasi disebut dengan sistem yang berbasis komputer, jika tidak menggunakan
alat bantu komputer, maka sebuah sistem informasi disebut dengan sistem manual. Baik
pada sistem berbasis komputer maupun sistem manual, dalam urutan aktivitas yang
dijalankannya terjadi aliran data dan informasi.
Dalam sistem informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir menuju ke-2
arah, yaitu mengalir dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Top-down flow adalah sistem yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian
ekonomi yang terjadi di jenjang manajemen puncak dalam sebuah organisasi dan
meneruskan serta mendistribusikan informasi ke jenjang organisasi yang lebih rendah.
Bottom-up flow adalah sistem yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian
ekonomi yang terjadi pada jenjang organisasi paling bawah, kemudian secara terstruktur
melaporkan informasi kepada manajemen puncak. Sistem yang mengalirkan informasi
dari atas ke bawah ini adalah sistem penganggaran (budgeting system), dan sistem yang
mengalirkan informasi dari bawah ke atas adalah pelaporan pertanggungjawaban
(responsibility reporting).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Aliran Informasi Dari Atas Ke Bawah (Top-Down Information Flow)?
2. Bagaimana Aliran Informasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom-Up Information Flow)?
3. Bagaimana Pengumpulan Data Pada Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban?
4. Bagaimana Pelaporan Keuangan Dan Akuntansi Pertanggungjawaban?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami tentang Aliran Informasi Dari Atas Ke Bawah (Top-Down
Information Flow).
2. Mengetahui dan Memahami tentang Aliran Informasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom-Up
Information Flow).
3. Mengetahui dan Memahami tentang Pengumpulan Data Pada Sistem Akuntansi
Pertanggungjawaban.
4. Mengetahui dan Memahami tentang Pelaporan Keuangan Dan Akuntansi
Pertanggungjawaban.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ALIRAN INFORMASI DARI ATAS KE BAWAH (TOP-DOWN


INFORMATION FLOW)
Sistem penganggaran sebuah organisasi merupakan sistem yang mengalirkan
informasi dari atas ke bawah. Sistem informasi ini menghasilkan anggaran periodik,
yang memberikan informasi kepada para manajer tentang rencana kuantital
organisasi untuk periode mendatang. Dengan menetapkan dan mengkoordinasikan
tujuan yang terukur untuk setiap segmen dalam organisasi, anggaran membantu
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Sistem penganggaran yang efektif
dirancang untuk diterapkan dalam struktur organisasi. Untuk itu, manajemen puncak
perlu menetapkan kebijakan tentang tujuan organisasi, mengkomuni- kasikan
kebijakan tersebut dengan menggunakan pernyataan kebijakan (policy statement)
dan menetapkan tujuan kinerja (performance goal) untuk organisasi.

Struktur Organisasi
Sebuah struktur organisasi memberikan lingkungan bagi aliran informasi. Agar
system penganggaran dapat berfungsi secara tepat, lingkungan tersebut harus
memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut:
(1) organisasi harus menetapkan sebuah struktur yang membedakan setiap segmen
(unit) yang terlibat;
(2) organisasi harus memiliki ketentuan yang jelas mengenai wewenang dan
tanggung jawab setiap manajer segmen;
(3) setiap karyawan harus memberikan laporan hanya kepada atasan langsungnya;
(4) manajemen puncak harus menetapkan secara jelas hubungan "atasan-bawahan"
antarkaryawan.
Manajemen puncak mengkomunikasikan struktur organisasi dengan menggunakan
bagan organisasi (organization charts) dan uraian jabatan (job descriptions). Bagan
organisasi mengidentifikasi segmen-segmen yang ada dan mengkomunikasikan
3
hubungan atasan-bawahan. Uraian jabatan menetapkan tanggung jawab bagi
karyawan untuk tugas-tugas khusus. Gambar 3.1. berikut ini, menunjukkan bagan
organisasi tipikal untuk sebuah perusahaan manufaktur. Bentuk lain dari aliran
informasi dari atas ke bawah adalah pernyataan kebijakan yang digunakan oleh
manajemen puncak untuk mengkomunikasikan tanggung jawab kepada setiap
karyawan.

Pernyataan Kebijakan (Policy Statement)


Pernyataan kebijakan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan menjelaskan tentang
harapan manajemen puncak tentang perilaku karyawan. Pernyataan kebijakan ini
memberikan arahan bagi karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
uraian jabatan. Agar dapat berjalan secara efektif, pernyataan kebijakan harus
lengkap (comprehensive) dan memiliki daya paksa (enforceable).
Salah satu jenis pernyataan kebijakan adalah standar perilaku (code of conduct),
yaitu sebuah dokumen yang menguraikan standar perilaku yang diharapkan untuk
diikuti oleh para karyawan. Berikut ini adalah contoh standar perilaku yang dipakai
oleh beberapa perusahaan besar, yang dikelompokkan ke dalam enam kelompok,
yaitu:
4
1. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk:
a. UU Anti monopoli dan peraturan perdagangan
b. Peraturan tentang sekuritas, terutama yang terkait dengan penggunaan
informasi insider dan perdagangan sekuritas
2. Hubungan dengan aparat pemerintah
3. Pencatatan yang benar terhadap dana, aktiva, dan pengeluaran kas.
4. Kegiatan di luar tugas yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan
5. Perusahaan anak dan perusahaan afiliasi
6. Laporan-laporan dan jaminan.

Tujuan Kinerja (Performance Goals)


Sistem penganggaran yang efektif mensyaratkan bahwa manajemen menetapkan
tujuan kinerja untuk setiap segmen dalam organisasi. Selanjutnya, manajemen
puncak mengkomunikasikan tujuan ini ke setiap manajer segmen dengan
mengeluarkan anggaran periodik. Sistem ini, disebut dengan sistem penganggaran
kinerja (performance budget- ing system), yang mengkoordinasikan tujuan kinerja
setiap segmen sedemikian rupa sehingga, jika setiap segmen dapat mencapai
tujuannya, maka tujuan organisasi secara keseluruhan dapat dicapai.

Tujuan Organisasi dan Tujuan Departemen


Umumnya perusahaan menetapkan tujuannya dengan menggunakan ukuran
berupa residual income atau return on invested capital. Sistem penganggaran kinerja
menjabarkan tujuan perusahaan ke dalam tujuan yang lebih rinci dan spesifik untuk
jenjang yang lebih bawah seperti departemeni, divisi, biro, bagian, dan lain-lain.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan melakukan investasi modal sebesar Rp17
miliar. Dengan investasi tersebut, diharapkan dapat diperoleh kembalian (retum)
investasi sebesar 11,8 persen. Salah satu cara untuk mencapai tujuan kinerja ini
adalah dengan menjual senilai Rp30 miliar. Gambar 3.2, menunjukkan bagaimana
system anggaran menetapkan biaya dan modal kerja yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Gambar 3.3. juga menunjukkan bagaimana sistem

5
anggaran menerjemahkan tujuan perusahaan ke dalam tujuan jenjang organisasi
yang lebih rendah.

Metode-metode Penyusunan Tujuan Departemental


Jika manajemen puncak menetapkan tujuan departemental untuk jenjang manajer
yang lebih bawah, maka sebuah sistem penganggaran kinerja disebut dengan system
otoritatif (authoritative systems). Para akuntan menggunakan istilah ini sebab
system penganggaran bergantung pada otoritas manajemen puncak untuk
memotivasi karyawan guna mencapai tujuannya.

Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah perusahaan memberi kesempatan kepada
para manajer jenjang organisasi yang lebih bawah untuk berpartisipasi dalam menyusun
tujuan kinerjanya sendiri. Sistem semacam ini disebut dengan sistem penganggaran
partisipatit (participative budgeting system). Para akuntan yakin bahwa jika setiap
individu berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, maka dengan sendirinya mereka
lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri. Ini berarti
mereka akan bekerja lebih keras, dan berprestasi lebih baik. Namun demikian apabila
sistem ini digunakan dan tujuan kinerja jenjang yang lebih rendah ditetapkan untuk

6
mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan, maka antara atasan dan bawahan harus
melakukan negosiasi tujuan tersebut (ada kesepakatan).

Struktur organisasi, pernyataan kebijakan, dan tujuan kinerja dimulai pada jenjang
manajemen puncak dan diteruskan ke jenjang yang lebih bawah dalam perusahaan. Hal
ini mencerminkan aliran informasi akuntansi dari atas ke bawah. Ketika informasi ini
mengalir ke jenjang yang lebih bawah, maka informasi ini menjadi semakin spesifik dan
rinci. Proses ini dinamakan amplifikasi informasi (Information amplifications).
Penggambaran secara grafis dapat dilihat pada Gambar 3.4. berikut.

7
B. ALIRAN INFORMASI DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP
INFORMATION FLOW
Informasi jenis ini berasal dari kejadian atau transaksi yang terjadi pada jenjang
yang paling bawah dalam struktur organisasi. Sistem yang mencatat transaksi,
memprosesnya, dan melaporkan kepada manajer yang lebih atas disebut system
pelaporan pertanggungjawaban (responsibility reporting systems). Jika perusahaan
menerapkan sistem ini bersama-sama dengan sistem penganggaran kinerja, maka
berarti perusahaan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting system). Sistem pelaporan pertanggungjawaban mencatat
realisasi kegiatan (performance measures) yang telah dilaksanakan oleh setiap
segmen dalam organisasi. Realisasi kegiatan ini dapat berupa saluan moneter
pendapatan dan biaya, atau data statistik jam kerja dan unit diproduksi. Dalam
sistem akuntansi pertanggungjawaban, laporan yang dihasilkan bensi perbandingan
antara realisasi kegiatan dan tujuan kinerja (target) yang telah ditetapkan dalam
sistem penganggaran. Atas dasar laporan ini, perusahaan mengevaluasi kinerja
setiap manajer yang bertanggung jawab, guna mengetahui apakah ada
penyimpangan terhadap tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak.

Pusat Pertanggungjawaban (Responsibility Centers)


Sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban mengumpulkan informasi
tentang realisasi kegiatan dan tujuan kinerja pada jenjang organisasi yang paling
rendah dalam hirarki organisasi. Segmen dalam organisasi yang digunakan untuk
mengumpulkan data ini disebut dengan pusat pertanggungjawaban. Dengan kata lain
pusat pertanggungjawaban adalah unit atau bagian dalam organisasi yang terlibat
dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban (SAP). Sebuah pusat
pertanggungjawaban pada jenjang paling bawah, umumnya terdiri atas seorang
manajer dan beberapa karyawan, namun dalam kondisi tertentu dapat hanya terdiri
atas satu orang saja. Pada jenjang yang lebih tinggi, pusat pertanggungjawaban
terdiri atas seorang manajer dan manajer pusat pertanggungjawaban yang menjadi

8
bawahannya. Didalam SAP, manajer pusat pertanggungjawaban pada level yang
paling bawah memberikan laporan kepada manajer diatasnya dan seterusnya sampai
ke level yang paling tinggi.

Pusat Biaya
Pusat Biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai
berdasarkan jumlah biaya yang pengeluarannya menjadi tanggung jawab manajer
pusat biaya tersebut. Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan membandingkan
antara anggaran biaya dan realisasi biaya yang dilaporkan dalam laporan kinerja
pusat biaya.

Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai berdasarkan
laba unit tersebut. Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan membandingkan
antara anggaran laba dan realisasi laba yang dilaporkan dalam laporan kinerja pusat
laba tersebut.

Pusat Investasi
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai
berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan
untuk memperoleh laba tersebut. Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan
membandingkan antara anggaran dan realisasi yang dilaporkan dalam laporan
kinerja pusat investasi tersebut. Pada pusat investasi ini, manajer tidak hanya
mengendalikan biaya yang terjadi dan pendapatan yang diperoleh, namun juga
membantu menentukan berapa jumlah investasi yang harus ditanamkan untuk
memperoleh laba tertentu. Pada level tertentu dalam bagan organisasi, seluruh
perusahaan pada dasarnya merupakan pusat investasi.

Laporan Kinerja (Performance Reports)

9
Sistem akuntansi pertanggungjawaban mengkomunikasikan informasi yang
dihasilkannya dalam laporan kinerja. Laporan kinerja ini berisi informasi tentang
realisasi, anggaran, dan selisih antara realisasi dan anggaran, untuk setiap pusat
pertanggungjawaban. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tersebut
tergantung pada elemen yang dikendalikan oleh seorang manajer. Manajer pusat
biaya akan mengendalikan biaya, oleh karena itu laporan kinerja untuk pusat biaya
berisi informasi anggaran dan realisasi biaya. Contoh laporan kinerja dapat dilihat
pada Gambar 3.1.

Kadang-kadang manajemen menghendaki bahwa anggaran biaya dirinci ke dalam


biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajerial
membuat anggaran fleksibel (flexible budget), sehingga akuntan menamakan selisih
anggaran ini dengan nama selisih anggeran fleksibel. Anggaran fleksibel bermanfaat
bagi pusat biaya jenjang paling rendah, karena output pusat biaya tersebut lebih
mudah diukur dalam satuan non-moneter. Contoh laporan kinerja yang memuat
anggaran fleksibel dapat dilihat pada Tabel 3.2 Contoh proses pelaporan
pertanggungjawaban dapat dilihat pada Gambar 3.5. yang menunjukkan bahwa
semakin ke atas semakin ringkas.

10
11
Laporan kinerja untuk pusat laba dan pusat investasi pada dasarnya sama, yang
berbeda hanya isi laporannya. Total angka pada lapisan organisasi paling bawah
akan menjadi salah satu baris pada laporan pusat laba atau pusat investasi di atasnya.
Namun untuk pusat pertanggungjawaban ini, sistem akuntansi pertanggungjawaban
menyajikan empat elemen, yaitu angaran pendapatan, realisasi pendapatan, anggaran
biaya, dan realisasi biaya. Contoh laporan jenis ini dapat dilihat pada Gambar 3.6.
berikut ini.

Akuntansi pertanggungjawaban menghasilkan laporan kinerja pada setiap pusat


pertanggungjawaban dalam organisasi. Pada pusat pertanggungjawaban di jenjang
atas, laporan mengikhtisarkan anggaran dan realisasi biaya dan pendapatan untuk
12
setiap pusat yang ada di bawahnya. Pada setiap pusat di atasnya lagi, laporan
menjadi kurang rinci, kurang spesifik, dan semakin tinggi jenjangnya laporan ini
semakin ringkas. Dengan cara ini maka informasi mengalir dari bawah ke atas
(bottom-up information flow) dan merupakan sebuah proses peringkasan data (data
reduction) sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 3.7. berikut ini.

C. PENGUMPULAN DATA PADA SISTEM AKUNTANSI


PERTANGGUNGJAWABAN
Sistem akuntansi pertanggungjawaban mengalirkan informasi dari bawah ke atas
berupa realisasi kinerja (actual performance) dan dari atas ke bawah berupa
anggaran kinerja (budgeted performance). Sistem ini menghasilkan laporan kinerja
untuk setiap pusat pertanggungjawaban, yang meringkas anggaran pendapatan,
anggaran biaya, realisasi pendapatan, dan realisasi biaya.
Untuk mengumpulkan data, perusahaan menggunakan kode pertanggungjawaban
(responsibility codes). Dengan demikian sistem ini mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pusat pertanggungjawaban dan berdasarkan rekening dalam bagan
rekening sekaligus. Sebagai contoh, sistem mengklasifikasikan pengeluaran tenaga
kerja sebesar Rp50.000.000,00 untuk bulan Juni 2000, sebagai biaya Gaji dan Upah
Departemen Produksi A. Klasifikasi ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1)

13
transaksi diklasifikasikan sesuai dengan rekening yang tercantum dalam bagan
rekening, (2) transaksi diklasifikasikan sesuai dengan tempat terjadinya biaya, dan
(3) menggabungkan jenis rekening dengan tempat terjadinya transaksi tersebut.

Kode Pertanggungjawaban (Responsilibity Codes)


Kode ini digunakan untuk mencatat tempat terjadinya transaksi. Karena setiap
unit dalam organisasi terlibat dalam berbagai macam transaksi, maka setiap unit
tersebut merupakan tempat terjadinya transaksi, dan dengan demikian setiap unit
harus memiliki kode khusus yang disebut dengan kode pusat pertanggungjawaban.
Contoh kode pertanggungjawaban dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Kode Rekening (Account Codes)


Pada dasarnya, kode pertanggungjawaban hanya digunakan untuk
mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab terhadap transaksi tersebut. Oleh
karena itu, perusahaan tetap membutuhkan kode rekening untuk keperluan
pencatatan dan pelaporan informasi. Dengan demikian struktur kode rekening dalam
sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan kombinasi antara kode rekening
dan kode pertanggungjawaban. Struktur ini secara unik mengidentifikasi setiap
rekening dalam bagan rekening pusat pertanggungjawaban. Cuntoh struktur kode
rekening dan kode pertanggungjawaban dapat dilihat pada Tabel 3.3. Pada gambar
tersebut, setiap kolom berisi kode rekening, se jangkan setiap baris berisi kode
pertanggungjawaban. Untuk mengetahui besarnya atau nilai transaksi secara utuh,
harus dilihat pada perpotongan antara kolom dan baris (sel). Sebagai contoh kode
untuk biaya gaji dan upah yang terjadi di departemen produksi A Pabrik nomor 1,
dapat dilihat pada baris berkode 5110 dan kolom berkode 710. Dari sel tersebut
diperoleh angka sebesar Rp910.000,00 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
biaya gaji dan upah di Departemen A Pabrik nomor 1 berkode 5110-710 dan
berjumlah Rp910.000,00.

Kode Anggaran (Budget Code)

14
Karena dalam laporan kinerja ditunjukkan angka anggaran dan angka realisasi
sekaligus, yaitu kode anggaran dan kode realisasi. Kode tambahan ini disisipkan
diantara kode maka diperlukan kode tambahan agar angka yang dilaporkan dapat
dibedakar secara tegas pertanggungjawaban dan kode rekening. Sebagai contoh, jika
untuk anggaran diberi kode 9, Sedangkan untuk realisasi diberi kode 0, maka kode
yang lengkap untuk anggaran biaya gaji dan upah di Departemen A Pabrik nomor 1
adalah 5110-9-710, sedangkan kode yang lengkap untuk realisasi biaya gaji dan
upah di Departemen A Pabrik nomor 1 adalah 5110-0-710.

D. PELAPORAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI


PERTANGGUNGJAWABAN
Pada dasarnya laporan kinerja yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi
pertanggungjawaban hanya bermanfaat untuk keperluan intern (manajemen). Oleh
karena itu, bentuk dan isi laporan kinerja tersebut sangat spesifik, dan tidak bisa
langsung dikonversi untuk menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan
ekstern. Dengan demikian sistem informasi akuntansi harus menyusun kembali
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan dengan menggunakan
data yang dihimpun oleh sistem akuntansi pertanggungjawaban.

15
16
Untuk menghasilkan laporan keuangan pada akhir periode, perlu dilakukan proses
konversi dari laporan kinerja ke dalam laporan keuangan biasa. Sebagian informasi
yang dilaporkan dalam laporan kinerja dapat "langsung" dicantumkan dalam laporan
keuangan, sedangkan sebagian lainnya harus "diolah" dulu sebelum dilaporkan
dalam laporan keuangan. Gambar 3.9. memberikan penjelasan tentang bagaimana
proses konversi tersebut dilakukan. Jika digunakan cara manual, maka tentunya
proses konversi ini akan makan waktu, namun dengan menggunakan bantuan
program komputer, maka proses konversi dan reklasifikasi dari laporan kinerja
menjadi laporan keuangan reguler tentunya dapat dilakukan dengan lebih mudah,
cepat dan akurat.

17
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Sistem informasi akuntansi manajerial menghasilkan aliran informasi dari atas ke
bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up). Bagan organisasi, pernyataan
kebijakan, dan sistem anggaran kinerja menghasilkan aliran informasi dari atas ke bawah.
Sistem pelaporan pertanggungjawaban mencatat realisasi kinerja (performance measures)
yang terjadi pada setiap jenjang dalam organisasi dan mengikhtisarkannya dalam laporan
kepada manajer jenjang di atasnya. Hal ini menghasilkan aliran informasi dari bawah ke
atas.
Sistem informasi akuntansi yang menghasilkan arus anggaran kinerja dan
pelaporan pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting system). Dengan menggunakan sebuah bagan rekening
terpisah untuk setiap pusat pertanggungjawaban, sistem ini menghasilkan laporan kinerja
yang mengungkapkan anggaran kinerja dan realisasi kinerja. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban juga menghasilkan informasi bagi pelaporan keuangan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum atau standar akuntansi keuangan.

18
Meskipun demikian, akuntansi pertanggungjawaban akan lebih praktis apabila
diselenggarakan dengan menggunakan alat bantu komputer.

19
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Krismiaji, M. A. (2010). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan


Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

20

Anda mungkin juga menyukai