Disusun oleh :
Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada makalah ini kami
membahas tentang “Sistem Informasi Akuntansi Manajerial”.
Kami menyadari bahwa pada makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Kritik konstrutif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Bahasa
Indonesia sebagai bingkai keberagaman budaya bangsa dalam bhinneka tunggal Ika.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi mengakui dan merekam transaksi yang terjadi,
mencatat, meringkas, dan melaporkan informasi akuntansi kepada para pemakai
informasi. Jika proses tersebut dilakukan dengan menggunakan komputer, maka sebuah
sistem informasi disebut dengan sistem yang berbasis komputer, jika tidak menggunakan
alat bantu komputer, maka sebuah sistem informasi disebut dengan sistem manual. Baik
pada sistem berbasis komputer maupun sistem manual, dalam urutan aktivitas yang
dijalankannya terjadi aliran data dan informasi.
Dalam sistem informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir menuju ke-2
arah, yaitu mengalir dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Top-down flow adalah sistem yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian
ekonomi yang terjadi di jenjang manajemen puncak dalam sebuah organisasi dan
meneruskan serta mendistribusikan informasi ke jenjang organisasi yang lebih rendah.
Bottom-up flow adalah sistem yang mencatat dan meringkas transaksi dan kejadian
ekonomi yang terjadi pada jenjang organisasi paling bawah, kemudian secara terstruktur
melaporkan informasi kepada manajemen puncak. Sistem yang mengalirkan informasi
dari atas ke bawah ini adalah sistem penganggaran (budgeting system), dan sistem yang
mengalirkan informasi dari bawah ke atas adalah pelaporan pertanggungjawaban
(responsibility reporting).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Aliran Informasi Dari Atas Ke Bawah (Top-Down Information Flow)?
2. Bagaimana Aliran Informasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom-Up Information Flow)?
3. Bagaimana Pengumpulan Data Pada Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban?
4. Bagaimana Pelaporan Keuangan Dan Akuntansi Pertanggungjawaban?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami tentang Aliran Informasi Dari Atas Ke Bawah (Top-Down
Information Flow).
2. Mengetahui dan Memahami tentang Aliran Informasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom-Up
Information Flow).
3. Mengetahui dan Memahami tentang Pengumpulan Data Pada Sistem Akuntansi
Pertanggungjawaban.
4. Mengetahui dan Memahami tentang Pelaporan Keuangan Dan Akuntansi
Pertanggungjawaban.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur Organisasi
Sebuah struktur organisasi memberikan lingkungan bagi aliran informasi. Agar
system penganggaran dapat berfungsi secara tepat, lingkungan tersebut harus
memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut:
(1) organisasi harus menetapkan sebuah struktur yang membedakan setiap segmen
(unit) yang terlibat;
(2) organisasi harus memiliki ketentuan yang jelas mengenai wewenang dan
tanggung jawab setiap manajer segmen;
(3) setiap karyawan harus memberikan laporan hanya kepada atasan langsungnya;
(4) manajemen puncak harus menetapkan secara jelas hubungan "atasan-bawahan"
antarkaryawan.
Manajemen puncak mengkomunikasikan struktur organisasi dengan menggunakan
bagan organisasi (organization charts) dan uraian jabatan (job descriptions). Bagan
organisasi mengidentifikasi segmen-segmen yang ada dan mengkomunikasikan
3
hubungan atasan-bawahan. Uraian jabatan menetapkan tanggung jawab bagi
karyawan untuk tugas-tugas khusus. Gambar 3.1. berikut ini, menunjukkan bagan
organisasi tipikal untuk sebuah perusahaan manufaktur. Bentuk lain dari aliran
informasi dari atas ke bawah adalah pernyataan kebijakan yang digunakan oleh
manajemen puncak untuk mengkomunikasikan tanggung jawab kepada setiap
karyawan.
5
anggaran menerjemahkan tujuan perusahaan ke dalam tujuan jenjang organisasi
yang lebih rendah.
Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah perusahaan memberi kesempatan kepada
para manajer jenjang organisasi yang lebih bawah untuk berpartisipasi dalam menyusun
tujuan kinerjanya sendiri. Sistem semacam ini disebut dengan sistem penganggaran
partisipatit (participative budgeting system). Para akuntan yakin bahwa jika setiap
individu berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, maka dengan sendirinya mereka
lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri. Ini berarti
mereka akan bekerja lebih keras, dan berprestasi lebih baik. Namun demikian apabila
sistem ini digunakan dan tujuan kinerja jenjang yang lebih rendah ditetapkan untuk
6
mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan, maka antara atasan dan bawahan harus
melakukan negosiasi tujuan tersebut (ada kesepakatan).
Struktur organisasi, pernyataan kebijakan, dan tujuan kinerja dimulai pada jenjang
manajemen puncak dan diteruskan ke jenjang yang lebih bawah dalam perusahaan. Hal
ini mencerminkan aliran informasi akuntansi dari atas ke bawah. Ketika informasi ini
mengalir ke jenjang yang lebih bawah, maka informasi ini menjadi semakin spesifik dan
rinci. Proses ini dinamakan amplifikasi informasi (Information amplifications).
Penggambaran secara grafis dapat dilihat pada Gambar 3.4. berikut.
7
B. ALIRAN INFORMASI DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP
INFORMATION FLOW
Informasi jenis ini berasal dari kejadian atau transaksi yang terjadi pada jenjang
yang paling bawah dalam struktur organisasi. Sistem yang mencatat transaksi,
memprosesnya, dan melaporkan kepada manajer yang lebih atas disebut system
pelaporan pertanggungjawaban (responsibility reporting systems). Jika perusahaan
menerapkan sistem ini bersama-sama dengan sistem penganggaran kinerja, maka
berarti perusahaan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting system). Sistem pelaporan pertanggungjawaban mencatat
realisasi kegiatan (performance measures) yang telah dilaksanakan oleh setiap
segmen dalam organisasi. Realisasi kegiatan ini dapat berupa saluan moneter
pendapatan dan biaya, atau data statistik jam kerja dan unit diproduksi. Dalam
sistem akuntansi pertanggungjawaban, laporan yang dihasilkan bensi perbandingan
antara realisasi kegiatan dan tujuan kinerja (target) yang telah ditetapkan dalam
sistem penganggaran. Atas dasar laporan ini, perusahaan mengevaluasi kinerja
setiap manajer yang bertanggung jawab, guna mengetahui apakah ada
penyimpangan terhadap tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak.
8
bawahannya. Didalam SAP, manajer pusat pertanggungjawaban pada level yang
paling bawah memberikan laporan kepada manajer diatasnya dan seterusnya sampai
ke level yang paling tinggi.
Pusat Biaya
Pusat Biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai
berdasarkan jumlah biaya yang pengeluarannya menjadi tanggung jawab manajer
pusat biaya tersebut. Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan membandingkan
antara anggaran biaya dan realisasi biaya yang dilaporkan dalam laporan kinerja
pusat biaya.
Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai berdasarkan
laba unit tersebut. Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan membandingkan
antara anggaran laba dan realisasi laba yang dilaporkan dalam laporan kinerja pusat
laba tersebut.
Pusat Investasi
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai
berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan
untuk memperoleh laba tersebut. Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan
membandingkan antara anggaran dan realisasi yang dilaporkan dalam laporan
kinerja pusat investasi tersebut. Pada pusat investasi ini, manajer tidak hanya
mengendalikan biaya yang terjadi dan pendapatan yang diperoleh, namun juga
membantu menentukan berapa jumlah investasi yang harus ditanamkan untuk
memperoleh laba tertentu. Pada level tertentu dalam bagan organisasi, seluruh
perusahaan pada dasarnya merupakan pusat investasi.
9
Sistem akuntansi pertanggungjawaban mengkomunikasikan informasi yang
dihasilkannya dalam laporan kinerja. Laporan kinerja ini berisi informasi tentang
realisasi, anggaran, dan selisih antara realisasi dan anggaran, untuk setiap pusat
pertanggungjawaban. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tersebut
tergantung pada elemen yang dikendalikan oleh seorang manajer. Manajer pusat
biaya akan mengendalikan biaya, oleh karena itu laporan kinerja untuk pusat biaya
berisi informasi anggaran dan realisasi biaya. Contoh laporan kinerja dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
10
11
Laporan kinerja untuk pusat laba dan pusat investasi pada dasarnya sama, yang
berbeda hanya isi laporannya. Total angka pada lapisan organisasi paling bawah
akan menjadi salah satu baris pada laporan pusat laba atau pusat investasi di atasnya.
Namun untuk pusat pertanggungjawaban ini, sistem akuntansi pertanggungjawaban
menyajikan empat elemen, yaitu angaran pendapatan, realisasi pendapatan, anggaran
biaya, dan realisasi biaya. Contoh laporan jenis ini dapat dilihat pada Gambar 3.6.
berikut ini.
13
transaksi diklasifikasikan sesuai dengan rekening yang tercantum dalam bagan
rekening, (2) transaksi diklasifikasikan sesuai dengan tempat terjadinya biaya, dan
(3) menggabungkan jenis rekening dengan tempat terjadinya transaksi tersebut.
14
Karena dalam laporan kinerja ditunjukkan angka anggaran dan angka realisasi
sekaligus, yaitu kode anggaran dan kode realisasi. Kode tambahan ini disisipkan
diantara kode maka diperlukan kode tambahan agar angka yang dilaporkan dapat
dibedakar secara tegas pertanggungjawaban dan kode rekening. Sebagai contoh, jika
untuk anggaran diberi kode 9, Sedangkan untuk realisasi diberi kode 0, maka kode
yang lengkap untuk anggaran biaya gaji dan upah di Departemen A Pabrik nomor 1
adalah 5110-9-710, sedangkan kode yang lengkap untuk realisasi biaya gaji dan
upah di Departemen A Pabrik nomor 1 adalah 5110-0-710.
15
16
Untuk menghasilkan laporan keuangan pada akhir periode, perlu dilakukan proses
konversi dari laporan kinerja ke dalam laporan keuangan biasa. Sebagian informasi
yang dilaporkan dalam laporan kinerja dapat "langsung" dicantumkan dalam laporan
keuangan, sedangkan sebagian lainnya harus "diolah" dulu sebelum dilaporkan
dalam laporan keuangan. Gambar 3.9. memberikan penjelasan tentang bagaimana
proses konversi tersebut dilakukan. Jika digunakan cara manual, maka tentunya
proses konversi ini akan makan waktu, namun dengan menggunakan bantuan
program komputer, maka proses konversi dan reklasifikasi dari laporan kinerja
menjadi laporan keuangan reguler tentunya dapat dilakukan dengan lebih mudah,
cepat dan akurat.
17
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Sistem informasi akuntansi manajerial menghasilkan aliran informasi dari atas ke
bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up). Bagan organisasi, pernyataan
kebijakan, dan sistem anggaran kinerja menghasilkan aliran informasi dari atas ke bawah.
Sistem pelaporan pertanggungjawaban mencatat realisasi kinerja (performance measures)
yang terjadi pada setiap jenjang dalam organisasi dan mengikhtisarkannya dalam laporan
kepada manajer jenjang di atasnya. Hal ini menghasilkan aliran informasi dari bawah ke
atas.
Sistem informasi akuntansi yang menghasilkan arus anggaran kinerja dan
pelaporan pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting system). Dengan menggunakan sebuah bagan rekening
terpisah untuk setiap pusat pertanggungjawaban, sistem ini menghasilkan laporan kinerja
yang mengungkapkan anggaran kinerja dan realisasi kinerja. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban juga menghasilkan informasi bagi pelaporan keuangan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum atau standar akuntansi keuangan.
18
Meskipun demikian, akuntansi pertanggungjawaban akan lebih praktis apabila
diselenggarakan dengan menggunakan alat bantu komputer.
19
DAFTAR PUSTAKA
20