Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu :
Wirmie Eka Putra, SE., M.Si

Di Susun Oleh :
ARIO SATRIA (C1C019008)

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
karunia-Nya sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keperilakuan tentang “Pengantar Akuntansi Keperilakuan.”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan materi dan pikirannya dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar
makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu
kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak. Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih.

Jambi, 28 Agustus 2021

Ario Satria

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengantar Akuntansi Keperilakuan -- Tinjauan Umum........................2
Akuntansi Konvensional................................................................................2
Akuntansi sebagai suatu Sistem Informasi..................................................4
Akuntansi adalah Sistem................................................................................4
Akuntansi adalah Informasi..........................................................................5
B. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan...................................6
C. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan...................7
1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif..............................................7
2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontinjensi.....................8
Aspek-Aspek Penting dalam Akuntansi Keperilakuan..................................9
1. Teori perusahaan dan keperilakuan manajerial..................................9
2. Penganggaran dan Perencanaan............................................................9
3. Pengambilan Keputusan.........................................................................9
4. Pengendalian..........................................................................................10
5. Pelaporan Keuangan.............................................................................10
BAB III KESIMPULAN......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan akuntansi hingga saat ini telah mengalami beberapa fase.


Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukkan bahwa manusia di zaman itu
telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat
sederhana. Dengan semakin majunya peradaban manusia menyebabkan
pentingnya pencatatan, pengihktisaran, dan pelaporan sebagai bagian dari proses
transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami
metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.

Akuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu manusia


itu sendiri menjadi tren positif di kalangan praktisi dan akademik di bidang
akuntansi. Dengan hanya melihat, mendengar, mengetahui informasi, bahkan
memberi pendapat terhadap laporan keuangan ternyata tidak dapat dipungkiri,
juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan psikologis manusia. Karena menurut
penulis sendiri faktor psikologis merupakan salah satu faktor internal dan
mempunyai andil penting ketika opini atau pendapat dikeluarkan terkait dengan
laporan keuangan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Keperilakuan?

2. Bagaimana perkembangan sejarah Akuntansi Keperilakuan?

3. Apa yang menjadi landasan teori dan pendekatan Akuntansi Keperilakuan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Akuntansi Keperilakuan.


2. Untuk mengetahui perkembangan sejarah Akuntansi Keperilakuan.
3. Untuk mengetahui landasan teori dan pendekatan Akuntansi Keperilakuan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Akuntansi Keperilakuan -- Tinjauan Umum

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan


yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan
bisnis. Pihak pemakai informasi dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai
internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Pihak internal
yang dimaksud untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja sedangkan pihak
eksternal yang dimaksud lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka
lakukan dalam organisasi tersebut. Informasi akuntansi dirancang untuk berfungsi
sebagai suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting dalam maupun
luar negeri. Akuntansi keperilakuan menggunakan metologi ilmu pengetahuan
perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan.

Akuntansi keperilakuan disusun dengan tiga kerangka, yaitu :

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang


dan kinerja perusahaan.
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan
terhadap perencanaan strategis.
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.

Akuntansi Konvensional

Menurut AICPA definisi akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan,


dan pengikhtisar transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan, dengan cara
yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan keuangan serta interprestasi dari hasil
tersebut. Sedangkan APB mendefinisikan akuntansi sebagai suatu jasa. Fungsinya
adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,
mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam

2
pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar dalam memilih diantara beberapa
alternatif.

AAA mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengindentifikasi,


pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan
pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi. Akuntansi mengacu pada
koinsep informasi kuantitatif yaitu akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya
adalah menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan,
mengenai entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan ekonomi.

Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki


garis dan staf personil, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasikan, dan pengambilan keputusan
operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham,
kreditor, serikat buruh, analis keuangan, dan para agen pemerintah. Dengan
demikan, informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari
sistem informasi keuangan memiliki tujuan diantaranya adalah :

1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan


bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan
dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari
kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat menunjukan
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-sumber
pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.

3
Akuntansi sebagai suatu Sistem Informasi

Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan


ekonomi dan sistem sosial kita. Seperti dalam pembahasan sebelumnya tujuan
utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses sebagai
pengambilan keputusan, sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan
yang kompleks dan bentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan.

Akuntansi adalah Sistem

Manajemen, pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan


sistem. Umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem
meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan
kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi teknis dan
mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan perlu dilakukan secara
terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan. Chusing (1990)
mengemukakan bahwa keterlibatan pemakai perlu dipertimbangkan bahakan pada
saat perancangan sistem.

Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting


yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi.
Jackson (1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menajemen
puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting,
yaitu:

1. Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan.


2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan
sistem.
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada
teknisnya.
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan
manfaat yang diperoleh.
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan
keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

4
Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson (1984)
mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi, yaitu :

1. Tidak ada keterlibatan (no-involvement)


2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen)
3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice)
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control)
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong control)

Akuntansi adalah Informasi

Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi. Suatu fenomena


menjadi menarik dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai
informasi berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan
memenangkan persaingan. Penguasaan informasi menjadi dominan, bahkan
informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya. Oleh karena itu,
perusahaaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk
mencapai tujuannya.

Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan


oleh Bodnar dan Hopwood (1995), yang terdiri atas :

a. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-
solusi masalah sistem, dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
b. Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih
oleh proses analisis sistem.

c. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur


dan metode baru atau revisi ke dalam operasi.

B. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan

Riset akuntansi keperilakuan merupakan bidang baru yang secara luas


berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama
yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit.

5
Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku nonakuntan telah banyak
dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset
akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan :

a. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.


b. Pengaruh dan fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik
karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
c. Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan peggunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori


suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah
penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada
anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat
sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Riset lain yang
dilakukan oleh Chris Argyris lebih berfokus pada hubungan antara manusia
dengan anggaran. Riset tersebut memperkenalkan permasalahan bidang serta
dimensi akuntansi keprilakuan bagi khalayak bisnis yang lebih luas. Selain itu
hasil riset dari Maslow, McGregor, dan Likert telah banyak mempertimbangkan
studi mengenai aplikasi ilmu pengetahuan keprilakuan dalam bisnis.

Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam


disertasinya di Carnegie Mellon University telah menggali pengaruh anggaran
motivasional (motivational budget) dengan menggunakan suatu eksperimen
analog. Selanjutnya disusul oleh karya benston (1963) serta Chruchill dan Cooper
(1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi
akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu
rangkaian studi oleh Mock (1969, 1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout
(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada
akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat
keputusan.

6
Riset yang dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975) memfokuskan
pada kinerja dari pembuat keputusan. Khususnya auditor, dan ditujukan pada
kemampuan auditor untuk mengombinasikan bagian-bagian informasi ke dalam
suatu pertimbangan menyeluruh yang meliputi konsistensi, konsensus, wawasan
diri auditor, dan penggunaan informasi tersebut.

Pentingnya bidang baru dari riset ini membuat banyak kemajuan pada aplikasi
teori dan teknik eksperimental terhadap studi perilaku dalam konteks akuntansi.
Hal ini telah meningkatlan relevansi dari pengakuan masalah-masalah
perilakudalam bidang akuntansi secara umum dan audit secara khusus, yaitu
dalam mempelajari dan membuat pertimbangan secara kritis untuk meningkatkan
efektivitas fungsi audit.

Pertumbuhan  studi akuntansi keprilakuan mulai muncul dan berkembang,


terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari
diterbitkannya jurnal-jurnal akuntansi seperti journal of Accounting, Organization
and Society (AOS) dan Research in Audit Program pada tahun 1976 oleh Peit
Marwick.

C. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

Hudayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan


(behavioral science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset
empiris atas perilaku manusia dalam organisasi.

1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset


diperluas dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting), dan masalah harga transfer
(transfer pricing). Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat
normatif, yaitu hanya mengangkat permasalahan mengenai desain pengendalian
manajemen dengan berbagai model seperti arus kas yang didiskonto (discounted
cash flow), atau pemograman linear (linear programming) guna membantu
manajer membuat keputusan ekonomi yang oprimal, tanpa melibatkan fackor-

7
faktor lain yang mempengaruhi efektivitas desain pengendalian manajemen,
seperti perilaku manusia serta kondisi lingkungan organisasi.

Sejak Tahun 1950-an, tepatnya sejak C. Argyris menerbitkan risetnya pada


tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang
signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat
itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa
menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontinjensi

Riset akuntansi keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan


universal (universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hpwood (1972),
dan Otley (1978). Akan tetapi pendekatan ini memiliki banyak kelemahan,
sehingga muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar
dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).

Berbagai riset yang meggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan


tujuan megidentifikasikan berbagai variabel kontinjensi yang memengaruhi
perancangan dan penggunaan sistem pengendalian menajemen. Secara ringkas,
berbagai variable kontinjensi yang memengaruhi desain sistem pengendalian
manajemen tersebut adalah sebagai berikut :

 Ketidakpastian (uncertainty).
 Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence).
 Industri, perusahaan, dan unit variabel.
 Strategi kompetitif (competitive strategy).
 Faktor-faktor yang dapat di amati (observability factor).

Kompleksitas desain riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi bisa


dibagi dalam empat tingkatan, yaitu :

1. Menghubungkan satu variabel kontinjensi dengan satu variabel sistem


pengendalian.

8
2. Menguji interaksi antara satu variabel kontinjensi dan satu variabel sistem
pengendalian terhadap variabel dependen tertentu (variable konsekuensi),
seperti kinerja atau kepuasan kerja.
3. Menguji interaksi antara satu variabel kontinjensi dengan lebih dari satu
variabel sistem pengendalian manajemen terhadap variabel konsekuensi.
4. Memasukkan berbagai variabel kontinjensi untuk menentukan desain
pengendalian yang optimal.

Aspek-Aspek Penting dalam Akuntansi Keperilakuan

1. Teori perusahaan dan keperilakuan manajerial

Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku


komponen entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-
motif mereka. Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antar elemen
organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Secara spesifik, teori organisasi
modern berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan perusahaan, motivasi dan
karakteristik penyelesaian masalah.

2. Penganggaran dan Perencanaan

Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organisasi dan interaksi perilaku
individu. Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi
anggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya
konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara
tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi kerangka manajerial
mengembangkan organisasi. Dua isu penting dalam bidang penganggaran dan
perencanaan adalah organizational slck dan budgetary slack.

3. Pengambilan Keputusan

Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang


pengambilan keputusan. Ada teori normative, paradox, dan model deskriptif
dalam pengambilan keputusan. Teori normative adalah bagaimana seharusnya
orang mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu bertentangan dengan teori
normatif, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang

9
mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi
(subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan informasi yang
digunakan tetaplah informasi akuntansi.

4. Pengendalian

Aspek pengendalian  sangat penting dalam organisasi perusahaan. Semakin


besar perusahaan, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif.
Pengendalian selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi
individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah
struktur organisasi, pengengalian internal, desentralisai-sentralisasi dan hubungan
antara dan antar hirearki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian
internal adalah diakuinya lingkunagn pengendalian sebagai salah satu kunci dalam
mengendalikan operasional perusahaan.

5. Pelaporan Keuangan

Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perataan laba dan


keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor.
Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak
manajemen yang mempunyai informasi privat untuk kepentiangan dirinya.
Manajemen laba adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang
mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup
manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi,
estimasi, klasifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan yang
bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan disini adalah antara format/bentuk sama
pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan. Orang biasa terpengaruh
dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.

10
BAB III

KESIMPULAN

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan


yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan
bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih
tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada
aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan
bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia
serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang
sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.

Awal perkembangan akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek


akuntansi manajemen, khususnya pada pembuatan anggaran. Tetapi dalam hal ini
terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi
akuntansi, dan audit. Perkembangan yang pesat dari akuntansi keperilakuan lebih
disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan pada ilmu-ilmu sosial
yang menyeluruh, bagaimana perilaku manusia memengaruhi data akuntansi dan
keputusan bisnis, serta bagaimana akuntansi memengaruhi keputusan bisnis dan
perilaku manusia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan dan Muhammad, Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:


Salemba Empat.

http://henrich27.blogspot.com/2013/01/pengantar-akuntansi-keperilakuan.html

12

Anda mungkin juga menyukai