Anda di halaman 1dari 34

CriticalJournalreviewini di buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

"ETIKA BISNIS"

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

SUMARIA SITANGGANG (7193210020)

CINDI INDRIATI (7191210020)

MANAJEMEN C 2019

DOSEN PENGAMPU : SULAIMAN LUBIS, SE., M.Si

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
hikmat karunia-Nya hingga saya dapat menyelesaikan Critical Journal Review
Etika Bisnis dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka pemenuhan tugas
mata kuliah Etika Bisnis

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan ,arahan, dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas segala partisipasinya
dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan didalam penulisan makalah ini. Sehingga penulis secara terbuka menerima
segala saran dan kritik positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat umumnya ,dan saya sendiri khususnya.

Medan, 12 April 2020

Penulis
I. RINGKASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal I

Judul Artikel : Pengaruh Lingkungan Eksternal, Internal dan Etika Bisnis

terhadap Kemitraan Usaha serta Implikasinya lada kinerja Usaha

Kecil

ISSN : 2088-4877

Penulis Artikel : Tatang Suryana

Publikasi : Universitas

Majalengka Volume Jurnal : Volume 2,

No. 2

Tahun Terbit : Nopember

2014 Jumlah Halaman : 68-88 hal

B. Latar belakang

Perkembangan ekonomi global, menjadi tantangan bagi Indonesia yang harus siap

menghadapi persaingan ketat dengan negara-negara lain baik dalam bidang

produk/perdagangan (product/trading) maupun jasa-jasa (services). Kekuatan

ekonomi global menyebabkan bisnis perlu melakukan tinjauan ulang terhadap

struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemennya dengan basis

kewirausahaan (entrepreneurship), efisiensi biaya (cost efficiency) dan

peningkatan daya saing (competitive advantages).Usaha kecil sebagai salah satu

pelaku ekonomi yang utama dalam perekonomian nasional telah memberikan


kontribusi positif sebagai katup pengaman dan stabilisator perekonomian nasional

pada saat krisis ekonomi. Usaha kecil diharapkan menerapkan strategi bisnisnya

dengan cermat dan seksama. Strategi


yang dilakukan dengan melakukan analisis lingkungan.

C. Objek kajian

Penelitian dilakukan terhadap usaha kecil batik cap di Jawa Barat dengan besarnya

sampel 116 perusahaan melalui teknik simple random sampling secara proporsional.

Pengaruh lingkungan eksternal, lingkungan internal, etika bisnis, kemitraan usaha,

kinerja usaha kecil.

D. Hasil pembahasan

1. Lingkungan eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan masyarakat dan lingkungan tugas.


Indikator-indikator lingkungan masyarakat adalah ekonomi, kebijakan pemerintah
daerah, teknologi dan sosiokultural. Indikator-indikator lingkungan tugas adalah
kekuatan memasuki persaingan, produk substitusi, kekuatan pembeli,
intensitas persaingan dan kekuatan supplier dimana perusahaan tersebut beroperasi

Didalam lingkungan ini sudah menunjukan kategori tingkat yang cukup/cukup


baik ke tinggi/baik,serta perlu diperhatikan mengenai kepastian pemerintah
dalam menetapkansistem pengupahan. Lingkungan internal sudah menunjukan
kategori tingkat yang baik/tinggi ke sangat baik/sangat tinggi, namun perlu
diperhatikan mengenai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan.Etika
bisnis menunjukkan kategori sudah baik/tinggi ke sangat baik/sangat tinggi, namun
masih perlu diperhatikan mengenai manfaat dan tanggung jawab perusahaan bagi
masyarakat.

2. Lingkungan internal

Indikator-indikator lingkungan internal adalah sumber daya, budaya organisasi dan


struktur. Indikator-indikator tersebut merupakan lingkungan dalam perusahaan yang
menunjang pencapaian tujuannya.
3. Pengaruh Lingkungan Eksternal, Lingkungan Internal, dan Etika Bisnis
terhadap Kemitraan Usaha Berdasarkan hasil pengolahan data program LISREL untuk
model struktural, adalah sebagai berikut :

A. variabel lingkungan eksternal berpengaruh positif terhadap kemitraan usaha


yang simultan oleh lingkungan eksternal, lingkungan internal, dan etika bisnis sebesar
64,6%. Nilai ini mengindikasikan bahwa masih terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kemitraan diluar faktor lingkungan eksternal, lingkungan internal, dan
etika bisnis yang ditujukan oleh error varian, sebesar 0,354 atau 35,4% Berdasarkan
nilai korelasi dan koefisien jalur yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan Lisrel
8.5 dapat diketahui besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung variabel
lingkungan eksternal, lingkungan internal, dan etika bisnis terhadap variabel
kemitraan. Pengaruh langsung variabel lingkungan eksternal terhadap variabel
kemitraan sebesar 6,35% sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 9,06%
melalui 2 variabel yang lain, yaitu variabel lingkungan internal sebesar 5,54% dan
etika bisnis sebesar 3,52%. Lingkungan eksternalterhadap kemitraan memberikan
pengaruh langsung paling kecil, hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan
eksternalbukan faktor yang dominan dalam meningkatkan kemitraan.Lingkungan
eksternal melalui lingkungan internal dan etika bisnis memiliki nilai pengaruh
masing-masing sebesar 5,22% dan 3,52%, sehingga dapat dijelaskan bahwa dengan
lingkungan eksternal yang baik, maka akan mencerminkanlingkungan internal dan
etika bisnis yang baikserta akan berdampak pada kemitraan yang lebih baik.

B. Pengaruh langsung variabel lingkungan internal terhadap variabel kemitraan


sebesar 17,97% dan pengaruh tidak langsung sebesar 10,76%, yaitu melalui lingkungan
eksternal melalui lingkungan eksternal sebesar 3,52% danlingkungan
internal5,22%. Nilai pengaruh ini menunjukkan bahwa etika bisnis melalui lingkungan
internal lebih besar peranannya terhadap kemitraan usaha dibandingkan
denganmelalui lingkungan eksternal.

4. Pengaruh Kemitraan terhadap Kinerja Usaha Kecil


Persamaan diatas menjelaskan bahwa variabel kinerja usaha kecil dipengaruhi secara
positif oleh variabel kemitraan dengan koefisien jalur sebesar 0,918.Nilai R2
untuk persamaan di atas adalah sebesar 0,843 yang mengambarkan bahwa kinerja
usaha kecil dipengaruhi oleh kemitraan usaha sebesar 84,3%. Nilai ini juga
mengindikasikan bahwa masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kinerja usaha kecil sebesar 15,7%.Pengujian atas hipotesis pengaruh kemitraan
usaha terhadap kinerja usahakecil diperoleh kesimpulan statistik bahwa kemitraan
usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usahakecil. Hal tersebut
ditandai dengan nilai t stastistik sebesar 3,322 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
1,96 dan dengan nilai jalur sebesar 0,918.Nilai koefisien elastisitas kemitraan
usaha terhadap kinerja sebesar 0,95 menunjukkan bahwa apabila kemitraaan
usaha meningkat 1% akan meningkatkan kinerja usaha kecil sebesar 0,95%.
Kesimpulan tersebut memberikan makna bahwa semakin baik kemitraan usaha
akan meningkatkan kinerja usaha kecil yang semakin baik. Faktor dominan variabel
kemitraan usaha ini adalah dimensi pembinaan.Indikator yang paling dominan yang
membentuk dimensi pembinaan adalah training/diklat.Program pendidikan dan
sukses sebuah kemitraan akan meningkatkan kinerja usaha kecil.

5. Kemitraan menunjukkan kategori tingkatan yang baik/tinggi ke sangat baik/sangat


tinggi, namun harus lebih diperhatikan kembali mengenai tingkat keuntungan
yang diperoleh yang belum sesuai dengan tujuan perusahaan. Kinerja usaha kecil
menunjukkan kategori tingkatan yangbaik/tinggi ke sangat baik/sangat tinggi, namun
harus lebih diperhatikan kembali mengenaiperusahaan selalu berusaha untuk
memperoleh pelanggan yang baru. Berdasarkan analisis SEM menunjukkan bahwa
lingkungan eksternal, lingkungan internal, dan etika bisnis secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kemitraan sebesar 64,6%.
Secara parsial lingkungan eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kemitraan usaha sebesar 15,41%. Lingkungan internal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kemitraan usaha sebesar 28,73%. Etika bisnis berpengaruh
positifdan signifikan

terhadap kemitraan usaha sebesar 20,30%. Kemitraan Usaha berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Usaha Kecil sebesar 84,3%.
D. Kelebihan dan kelemahan jurnal

1. Kelebihan jurnal

Didalam jurnal ini pembahasannya cukup menarik. Penulis jurnal ahli dalam
mendesain tata letak bagian dalam jurnal, judul jurnal, penulis jurnal dll. Desain
tata letak kalimat yang cukup menarik terkait dengan isi jurnal ditulis dalam satu
halaman penuh tetapi dengan membagi kertas menjadi dua bagian yang sama besar.

Kelebihan selanjutnya adalah penulis memiliki kemampuan menulis yang sangat


baik. Hal ini dapat dilihat dari teknik penulisan misalnya dalam penulisan judul besar
kalimat dalam huruf tebal serta judul-judul kecil.

Judul dalam jurnal sesuai dengan isi jurnal, Dalam jurnal ada abstrak yang
merepresentasikan isi jurnal. Dengan abstrak ini, kita tidak perlu membaca seluruh
isi jurnal, sehingga memudahkan pembaca yang ingin membaca karena dengan
abstrak, kita hanya perlu membaca abstrak dan kita bisa langsung mengetahui gambar
di jurnal tanpa perlu membaca seluruh isi jurnal yang membuat pembaca merasa
bosan dan bosan. Didalam jurnal tersebut terdapat kata kunci yang ada dibagian
abstrak.

2. Kelemahan

Dalam jurnal terdapat kata-kata yang tidak dimengerti yang hanya dapat
dipahami oleh penulis saja sehingga pembaca mengalami kesulitan atau tidak
mengerti maksud yang ditulis dalam jurnal.
E. Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

Hasil analisis SEM menunjukkan lingkungan eksternal, lingkungan internal, dan


etika bisnissecara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
Kemitraan sebesar 64,6%.Lingkungan eksternal secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kemitraan usaha sebesar 15,41%, dimensi paling
dominan adalah sosiokultural dengan indikator paling dominan perubahan gaya
hidup. Lingkungan internal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemitraan usaha sebesar 28,73%, dimensi paling dominan adalah budaya
organisasi dengan indikator paling dominan adalah nilai (value).Etika bisnis secara
parsial berpengaruhpositifdan signifikan terhadap kemitraan usaha secara sebesar
20,30%, dimensi paling dominan adalah prinsip keadilan dengan indikator paling
dominan adalah memperoleh kesempatan yang sama dalam pemilihan mitra usaha.
Kemitraan usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha kecil
sebesar 84,3%, dimensi yang paling dominan adalah pembinaan dengan indikator
paling dominan training/pendidikan dan pelatihan.

2. Saran

Agar perusahaan dapat berjalan atau berkembang maka sebaiknya perusahaan


memiliki etika dalam berbisnis. Begitu juga para pemimpin juga harus bisa
memperlakukan para karyawan dengan baik agar karyawan dapat betah dan nyaman
bekerja diperusahaan yersebut. Oleh sebab itu, etika memang memiliki peranan yang
sangat penting. Dengan demikina semua orang harus memiliki etika yang baik.
II. RINGKASAN JURNAL

A. Identitas jurnal II

Judul Artikel : PERSEPSI AKUNTAN DAN MAHASISWA YOGYAKARTA

TERHADAP ETIKA BISNIS

Nama Jurnal : Jurnal Penelitian & Pengabdian

dppm.uii.ac.id Penulis Artikel : Rifqi Muhammad

Volume Jurnal : Volume 6-Nomor

1 Tahun Terbit : Maret 2008

Jumlah Artikel 1

Penerbit : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

(DPPM) Univervitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

Situs web : http://www.uii.ac.id ; http://dppm.uii.ac.id

B. Latar belakang

Profesi akuntan Indonesia di abad 21 menghadapi tantangan yang semakin berat,

diantaranya adanya tiga tantangan antara lain: Pertama,

WTO/GATT/GATS, sebagaimana dalam putaran Uruguay (Uruguay Round) tidak saja

dirundingkan perdagangan komoditi riil (goods) tetapi juga sektor jasa (service).

Etika akuntan telah menjadi isu yang menarik. Di Indonesia isu ini berkembang

seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang terjadi baik yang

dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Oleh

karena itu sekaligus sebagai implementasi dari harapan yang semakin meluas di

kalangan praktisi dan akademisi terhadap pendidikan akuntansi, terdapatnya mata


kuliah-mata kuliah yang bermuatan
ajaran moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan dan mahasiswa

Yogyakarta terhadap etika bisnis. Selanjutnya, apakah ada perbedaan yang signifikan

antara persepsi akuntan, mahasiswa tingkat pertama dan mahasiswa tingkat akhir

terhadap etika bisnis. Bagaimana cakupan muatan etika dalam kurikulum akuntansi

pada perguruan tinggi di Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian

Pertama, mengetahui tingkat signifikansi perbedaan persepsi antara akuntan dan

mahasiswa Yogyakarta terhadap etika bisnis. Kedua, mengetahui tingkat signifikansi

perbedaan antara akuntan, mahasiwa tingkat pertama, mahasiswa tingkat akhir di

Yogyakarta terhadap etika bisnis. Ketiga, mengetahui cakupan muatan etika

dalam kurikulum akuntansi pada perguruan tinggi di Yogyakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diberikan langsung

kepada calon responden. Penyebaran kuisioner dilakukan melalui ketua jurusan

akuntansi di perguruan tinggi swasta.

A. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan

dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data


menggunakan uji kolmogorov smirnov, hasil pengujian akan menunjukkan tingkat

signifikansi pada p value. Apabila p value > 0.05 (tidak signifikan), maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis 1 dan 2 dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pebedaan

rata-rata diantara dua kelompok sampel yaitu antara akuntan dengan mahasiswa.

Karena diantara masing-masing kelompok sampel yang diuji saling independen maka

pengujiannya dilakukan dengan alat analisis independen sampel t-test atau

menggunakan mann whitney. Selain itu pengujian dengan Mann Willis (H-test)

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata di antara tiga

kelompok yang diuji yaitu antara akuntan, mahasiswa tingkat pertama serta

mahasiswa tingkat akhir.

E. Hasil dan pembahasan

1. Pengujian Validitas.

Hasil pengujian validitas intrumen dilakukan dengan alat uji SPSS 12.0 for windows.

Hasil analisis ditunjukkan dengan nilai p value pada pearson correlation. Apabila

nilai p value < 0.05 (signifikan), maka dapat disimpulkan bahwa intrumen adalah valid.

Apabila nilai p value pada pearson correlation > 0.05 (tidak signifikan), maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan alat uji SPSS 12.0 for windows. Hasil

pengujian reliabilitas akan ditunjukkan dengan besarnya nilai cronbach alpha seperti
pada Tabel
4.4. Hasil pengujian reliabilitas untuk pertanyaan kelompok 1 (otonomi) ditunjukkan

dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.621, karena nilai cronbach alpha lebih besar

dari batas minimum yang disyaratkan yaitu 0.60, maka dapat disimpulkan bahwa

instrumen kelompok 1 (otonomi) adalah valid. Pengujian reliabilitas untuk

pertanyaan kelompok II (Kejujuran) ditunjukkan dengan nilai cronbach alpha sebesar

0.752, karena nilai cronbach alpha lebih besar daripada batas minimum yang

disyaratkan, maka dapat disimpulkan bahwa intrumen kelompok II (Kejujuran)

adalah valid. Pengujian reliabilitas untuk pertanyaan kelompok III (Keadilan)

ditunjukkan dengan nilai cronbach .alpha sebesar 0.732, karena nilai cronbach alpha

lebih besar daripada batas minimum yang disyaratkan, maka dapat disimpulkan

bahwa intrumen kelompok III (Keadilan) adalah valid. Pengujian reliabilitas untuk

pertanyaan kelompok IV (Saling Menguntungkan) ditunjukkan dengan nilai cronbach

alpha sebesar 0.666, karena nilai cronbach alpha lebih besar daripada batas minimum

yang disyaratkan, maka dapat disimpulkan bahwa intrumen kelompok IV (Saling

Menguntungkan) adalah valid. Pengujian reliabilitas untuk pertanyaan kelompok V

(Integritas Moral) ditunjukkan dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.734, karena

nilai cronbach alpha lebih besar daripada batas minimum yang disyaratkan, maka

dapat disimpulkan bahwa intrumen kelompok V (Integritas Moral) adalah valid.

2. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukn dengan uji kolmogorov smirnov, alat uji

yang dugunakan adalah SPSS 12.0 for windows. Kesimpulan dari pengujian ini dapat

diambil berdasarkan nilai pada asymp sig (2-tailed), apabila nilai pada asymp sig (2-

tailed) lebih besar daripada 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

secara normal.
Apabila nilai asymp sig (2-tailed) kurang dari 0.05 (signifikan), maka dapat disimpulkan

bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas data yang menyimpulkan bahwa data adalah

terdistribusi secara normal, maka pengujian hipotesis selanjutnya digunakan

pengujian independent sample t test.

1. Pengujian hipotesis 1

Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan antara

persepsi akuntan dengan mahasiswa tentang etika bisnis. Pengujian dilakukan dengan

alat uji SPSS 12.0 for windows. Pengujian dilakukan dengan independent sample t test,

sedangkan kesimpulan dapat diambil dengan melihat nilai t value pada output

independent sample t test. Apabila nilai t value kurang dari 0.05 (signifikan), maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kedua sampel

tersebut. Perbedaan persepsi juga terjadi pada prinsip kejujuran, dimana akuntan

memiliki persepsi kejujuran yang lebih baik dibandingkan dengan persepsi

mahasiswa. Tingkat

kejujuran dalam penelitian ini diukur dengan kejujuran dalam hal pelanggaran

hukum. kuntan memiliki persepsi yang lebih baik pada prinsip moralitas, hal ini

ditunjukkan dengan sikap yang sangat tidak setuju apabila ada karyawan yang sering

datang terlambat masuk kerja. Akuntan memiliki ersepsi yang tidak setuju apabila

tidak mengungkapkan temuan-temuan atas penyimpangan laporan auditan. Akuntan

juga memiliki perhatian atas perngataatau teguran yang diberikan oleh atasan
karena adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pekerjaan, hal ini membuktikan

bahwa akuntan
memiliki persepsi terhadap prinsip moralitas yang lebih baik dibandingkan dengan

mahasiswa.

2. Pengujian Hipotesis 2

Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan persepsi

etika bisnis antara akuntan, mahasiswa tingkat pertama serta mahasiswa tingkat

akhir. Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan bantuan program SPSS 12.0 for

windows. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan persepsi ketiga sampel

tersebut, pengujian dilakukan dengan uji mann willis. Hasil pengujian hipotesis dapat

dilihat pada nilai asym sig, apabila nilai asiym sig < 0.05 (signifikan), hal ini berarti

bahwa terdapat berbedaan yang signifikan diantara ketiga sampel tersebut.

Sedangkan apabila nilai asym sig > 0.05 (tidak signifikan), hal ini berarti bahwa tidak

terdapat berbedaan yang signifikan antara ketiga sampel tersebut. hal ini berarti

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntan, mahasiswa tingkat

pertama dan mahasiswa tingkat akhir dalam persepsi terhadap etika bisnis.

Pengujian hipotesis secara bersama-sama tersebut menunjukkan bahwa antara

akuntan, mahasiswa tingkat pertama dan mahasiswa tingkat akhir memiliki

perbedaan persepsi tentang prisip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip kadilan, prinsip

saling menguntungkan, serta prinsip moralitas dalam etika bisnis.

E. Diskripsi Jajak Pendapat

Dalam hal jajak pendapat mengenai cakupan muatan etika dalam kurikulum

pendidikan tinggi akuntansi, terdapat 4 pertanyaan yang diajukan pada

responden. Pertanyaan pertama tentang cakupan muatan etika pada mata kuliah

yang disebutkan, dimana


untuk pertanyaan ini responden dimungkinkan untuk lebih memilih lebih dari satu

jawaban. cakupan dengan mengintegrasikan ke mata kuliah tertentu merupakan

alternatif terbaik jawaban ini dipilih oleh 38 responden atau sekitar 43 %, berikutnya

adalah alternatif jawaban diperluas dengan menyajikan secara terpisah sebagai mata

kuliah tersendiri sebanyak 27 responden atau sebesar 30 %. Alternatif jawaban

terakhir adalah diperluas dengan mengintegrasikan ke semua mata kuliah yang

diajarkan sebanyak 23 responden atau 27 %. Jawaban diatas konsisten dengan

pendapat yang mereka berikan pada pertanyaan keempat ketika peneliti meminta

mereka untuk memaparkan secara singkat pendapat tentang pendidikan etika di

pendidikan tinggi akuntansi. Dari pendapat responden yang berhasil peneliti

rangkum, setidaknya ada lima hal yang mereka sampaikan yaitu:

1) Sebagian besar responden 40% menekankan pentingnya memperhatikan pendidikan

etika secara multidimensional dan perlunya mengintegrasikan pendidikan etika ke

mata kuliah yang diajarkan.

2) Sebagian responden 30 % menyatakan bahwa pendidikan etika sangat penting

untuk diterapkan, karena hal tersebut merupakan bekal yang sangat mendasar untuk

melaksanakan kerja sebagai profesional.

3) Sebagian responden 15 % menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan etika sangat

tergantung pada dimensi-dmensi lingkungan yang melingkaridunia pendidikan itu

sendiri.

4) Sebagian responden 10 % menyatakan bahwa pendidikan etika yang ada sekarang

masih terbatas hanya pada mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila yang

pengajarannya terlalu normatif dan tidak mengarah pada substansi cara berpikir dan
berperilaku yang diharapkan.

5) Sebagian responden 5 % menyatakan bahwa pendidikan etika perlu dilaksanakan

dengan pendekatan khusus, yaitu dosen memberikan kasus pelanggaran etika

dan membahas dampak pelanggaran tersebut terhadap profesi.

F. Kelebihan dan kelemahan jurnal

1. Kelebihan

Dalam abstrak ada juga kata kunci yang berguna untuk pembaca. Dalam isi jurnal

ada kata kunci yang sangat membantu pembaca dan menjelajahi isi jurnal. penulis

memiliki kemampuan menulis yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari teknik

penulisan misalnya dalam penulisan judul besar kalimat dalam huruf tebal serta

judul-judul kecil lainnya

keunggulan Jurnal ini dapat dilihat berdasarkan pada bentuk jurnal, teknik penulisan
paparan isi. Penulis jurnal ahli dalam mendesain tata letak bagian dalam jurnal,
judul jurnal, penulis jurnal.

Judul yang ada dalam jurnal sesuai dengan isi jurnal. Dan isi jurnal ini sudah
lengakap dan terperinci. Terlihat dari penjelasan abstrak yang ada dalam jurnal.
Dimana dalam abstrak ini sudah mewakili isi keseluruhan dalam jurnal. Dengan
demikian pembaca tidak perlu membaca keseluruhan isi dari jurnal karena dengan
adanya abstrak pembaca langsung dapat mengetahui gambaran yang dalam jurnal.

Didalam jurnal ini telah Mencantumkan setiap pengertian variable dalam


jurnal,

Menjelaskan tentang penerapan etika lingkungan yang lebih baik, Mencantum nomor
ISSN, Mencantumkan referensi, Jurnal cukup jelas memberikan materi etika bisnis.
2. Kelemahan Jurnal
Dalam jurnal, kelemahannya adalah jurnal Abstrak dalam jurnal seharusnya tidak hanya
menggunakan bahasa Inggris tetapi juga menggunakan abstrak bahasa Indonesia. Karena
dengan bahasa Indonesia yang abstrak dapat membantu pembaca yang kurang mampu
memahami bahasa Inggris sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami isi jurnal tanpa
perlu menerjemahkan lagi ke dalam bahasa Indonesia.

identitas yang ada di jurnal tidak lengkap, dapat dilihat dari tidak adanya

penerbitan,karena dengan masalah ini, jurnal akan dijamin lebih akurat karena
memiliki standar nasional. Dalam jurnal terdapat kata-kata yang tidak dimengerti
yang hanya dapat dipahami oleh penulis saja sehingga pembaca mengalami kesulitan
atau tidak mengerti maksud yang ditulis dalam jurnal seperti : Tidak mencantumkan
nama peneliti, Banyaknya penggunaan tanda (,) koma pada jurnal tersebut

H. Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

pengujian hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara persepsi akuntan dengan mahasiswa terhadap etika bisnis tidak

dapat diterima (ditolak). Hasil pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan independent

sample t testmenghasilkan t value sebesar 0.016 (signifikan), karena nilai t value <

0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

persepsi akuntan dengan mahasiswa. Berdasarkan nilai mean pada independen

sample t test diperoleh nilai mean untuk akuntan sebesar 46.00 sedangkan mean

untuk mahasiswa adalah sebesar 47.40, karena nilai mean akuntan pendidik lebih

kecil dibandingkan dengan nilai mean pada mahasiswa, maka dapat disimpulkan

bahwa akuntan memiliki persepsi yang lebih baik terhadap etika bisnis daripada

mahasiswa. pengujian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara akuntan,


mahasiswa tingkat pertama dan mahasiswa tingkat akhir tidak dapat diterima

(hipotesis 2 ditolak). Hsil pengujian dengan mann willis diperolih nilai asym sig

sebesar

0.023 (signifikan), karena nilai asym sig < 0.05, maka dapat disimpulkn bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara akuntan, mahasiswa tingkat pertama, dan

mahasiswa tingkat akhir terhadap etika bisnis. Cakupan muatan etika dalam

perguruan tinggi pada Mata Kuliah Keahlian (MKK), mata kuliah Auditing menempati

urutan tertinggi, disusul dengan mata kuliah Akuntansi Keuangan dan Perpajakan.

2. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam menghadapi tantangan dimasa depan dan guna memperbaiki citra akuntan

maka dapat disarankan bahwa sebaiknya praktisi akuntan menambah pengetahuannya

tentang etika bisnis, baik melalui seminar-seminar, atau melaui pendidikan

profesi berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas akuntan kepada

pihak lain.

2. Kepada perguruan tinggi disarankan agar cakupan muatan etika dalam kurikulum

diperluas dengan mengintegrasikan ke semua mata kuliah yang diajarkan, atau

ditawarkan khusus mata kuliah etika, mengingat perilaku etika mahasiswa umumnya

sudah menurun.
III. RINGKASAN JURNAL

A. Identitas jurnal III

Judul Artikel : ANALISIS PENERAPAN ETIKA BISNIS PADA PT MAJU JAYA DI

PARE –JAWA TIMUR

Penulis Artikel : Lina Juliana Haurissa dan Maria

Praptiningsih Volume Jurnal : Vol. 2, No. 2,

Tahun Terbit 2014

Jumlah Artikel 1

Publikasi : Program Manajemen Bisnis, Program Studi

Manajemen, Universitas Kristen Petra

B. Latar belakang

Etika menjadi persoalan yang penting dalam aktifitas bisnis saat ini, bahkan

etika menjadi pusat sorotan bisnis kontemporer. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang

serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal

serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial.

Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang muncul. Ini bukan hanya

terkait pada individu saja, tetapi juga menyangkut emua etika yang lama menghilang,

namun banyak bermunculan tata nilai etika baru yang dianggap lebih sesuai dengan

masa kini.

Etika bisnis memiliki lima prinsip-prinsip yaitu prinsip otonomi, keadilan,


kejujuran,
saling menguntungkan dan integritas moral. Hal ini membuktikan bahwa etika bisnis

merupakan unsur penting supaya siklus hidup suatu bisnis dapat bertahan lama, atau
bahwa etika merupakan prasyarat tumbuhnya sikap-sikap moral, khususnya sikap

saling percaya, jujur, adil, dan tanggung jawab.

C. Rumusan

Etika bisnis apa yang diterapkan di PT Maju Jaya?

D. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan etika bisnis apa yang

diterapkan di PT Maju Jaya. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan etika

bisnis yang mana diterapkan pada PT Maju Jaya. Sehingga, peneliti ingin melakukan

penelitian yang berjudul ―Analisis Penerapan Etika Bisnis pada PT Maju Jaya di Pare

–Jawa Timur

E. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang

berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Sumber data yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu: sumber data primer pada penelitian

ini diperolehdari wawancara dan observasi yang dilakukan pada PT Maju Jaya,

dan sumber data sekunder dari penelitian ini bersumber dari dokumen-dokumen

perusahaan seperti profil perusahaan, sejarah perusahaan, serta dokumen-

dokumen lain yang terkait dengan penelitian.Untuk memperoleh data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini, maka digunakan beberapa teknik yaitu: dengan

teknik wawancara, peneliti akan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur.


Dalam penelitian ini teknik penentuan
informan yang digunakan adalah dengan non-probability sampling. Dengan

menggunakan teknik purposive sampling penulis akan mengumpulkan sumber data

dari informan di PT Maju Jaya, yaitu: Ibu Koo Megawati adalah owner dan direktur

dari PT Maju Jaya, ketua devisi keuangan PT Maju Jaya, serta pelanggan tetap PT

Maju Jaya. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,menjabarkannya

ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

kepada orang lain.

F. Hasil dan pembahasan

Dari hasil wawancara dan observasi, PT Maju Jaya menerapkan penetapan

harga didasarkan pada harga, manfaat dan biaya aktual. Hal tersebut terbukti

dengan hasil wawancara pemimpin PT Maju Jaya yang menyatakanan adanya garansi

yang diberikan terhadap pelanggan dengan menggantikan barang yang rusak atau

hilang sesuai dengan harga barang tersebut. Hasil wawancara tersebut sesuai dengan

hasil wawancara divisi keuangan PT Maju Jaya dan pelanggan tetap PT Maju Jaya. ari

hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, PT Maju Jaya menerapkan penetapan

harga berdasarkan relationship pricinghanya dengan menerapkan price bundling.

Dimana, perusahaan menetapkan perbedaan harga berdasarkan borongan dengan

muatan maksimal 8 ton dan eceran dengan perhitungan kubikasi. Hal tersebut

dibenarkan dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada pelanggan. Pelanggan

PT Maju Jaya, mengatakan bahwa PT Maju Jaya tentu mengedepankan kepentingan

konsumen hal itu tebukti bahwa pelanggan selama bertahun-tahun merasakannya.

Masalah promosi negatif tidak pernah mendapati hal tersebut.PT Maju Jaya mampu
memprediksi
posisinya dan pesaing dan apa yang perlu dipersiapkan kedepannya untuk menjadi

lebih baik. Dalam hal menciptakan peluang, PT Maju Jaya termasuk cukup kreatif.

Dimana, PT Maju Jaya perlahan merubah sistem kerja yang lama menjadi lebih baik

dan juga mulai merambah keusaha lain yakni hasil bumi seperti, jagung. Dalam

melakukan persaingan pada PT Maju Jaya, menerapkan etika bisnis dengan

mengedepankan mutu pelayanan dan keamanan pada pelanggan, tidak memberikan

promosi negative demi keuntungan semata, berusaha terbuka dalam pemberian

informasi kepada pelangan dan menganalisis pekembangan bisnis yang sedang

berlangsung dan membuktikan kreatifitaskan dengan membuka peluang usaha lainnya

untuk menunjang bisnis utamanya. Dari hasil wawancara tersebut dapat menerapkan

etka deontologi. Dalam hal ini, PT Maju Jaya masih melakukan pegelolaan aset tidak

secara efisien.

Implikasi Manajerial

Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa temuan, yaitu etika

bisnis pada PT Maju Jaya belum sempurna dan masih ditemui banyak kekurangan.

Karena, PT Maju Jaya belum sepenuhnya menerapkan semua aspek-aspek etika bisnis

dalam perusahaannya. Seperti terkadang dijumpai adanya pemberian imbalan dengan

maksud

-maksud tertentu saat terdesak. Walaupun selaku pemimpin menyadari bahwa

perlakuan tersebut salah. Namun, peneliti menemukan beberapa hal yang memberikan

dampak positif kepada perusahaan. Terbukti dengan keuntungan-keuntungan yang

diperoleh perusahaan dalam kaitannya dengan etika bisnis antara lain:

 Etika bisnis merupakan tolak ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau
efisiensi manajemen dalam PT Maju Jaya.
 Etika bisnis mampu menunjukan bahwa jasa yang ditawarkan oleh PT Maju

Jaya diterima dan dihargai oleh masyarakat.

 Etika bisnis merupakan syarat keberlangsungan jangka panjang bagi PT Maju

Jaya

 Etika bisnis juga menjadi cambuk untuk meningkatkan usaha pada PT Maju

Jaya dan dapat mengimbangi resiko.

 Etika bisnis juga mengarahkan PT Maju Jaya untuk berkembang

menjadi lebih baik, tertib, teratur, dan sejahterahWalaupun penerapan etika

bisnis pada PT Maju Jaya jauh dari kesmpurnaan.

Etika bisnis di seluruh organisasi harus dilihat/diterapkan secara terus-menerus secara

konstan.

G. Kelebihan dan kelemahan penelitian

1. Kelebihan

keunggulan Jurnal ini dapat dilihat berdasarkan pada bentuk jurnal, teknik penulisan
paparan isi. Penulis jurnal ahli dalam mendesain tata letak bagian dalam jurnal,
judul jurnal, penulis jurnal dll

Judul yang ada dalam jurnal sesuai dengan isi jurnal. Dan isi jurnal ini sudah
lengkap dan terperinci. Terlihat dari penjelasan abstrak yang ada dalam jurnal.
Dimana dalam abstrak ini sudah mewakili isi keseluruhan dalam jurnal. Dengan
demikina pembaca tidak perlu membaca keseluruhan isi dari jurnal karena dengan
adanya abstrak pembaca langsung dapat mengetahui gambaran yang dalam jurnal.

Kelebihan selanjutnya adalah penulis memiliki kemampuan menulis yang sangat


baik. Hal ini dapat dilihat dari teknik penulisan misalnya dalam penulisan judul besar
kalimat dalam huruf tebal serta judul-judul kecil lainnya.

Tidak hanya judul kecil tetapi setiap nama jurnal yang ditempatkan pada setiap
halaman jurnal dicetak tebal. Penulis juga menggunakan tanda baca dengan

baik,menulis huruf kapital yang benar. Konten jurnal juga memiliki tata letak yang baik

dari pengantar hingga kesimpulan. Selain itu, isi jurnal ini memiliki keterbacaan

yang jelas sehingga lebih mudah bagi pembaca untuk membaca jurnal.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jurnal menarik untuk dibaca,
teknik penulisan yang baik dan presentasi yang jelas dari isi jurnal.

2. Kelemahan

Dalam jurnal, kelemahannya adalah jurnal Abstrak dalam jurnal seharusnya tidak
hanya menggunakan bahasa Indonesia saja tetapi juga menggunakan abstrak bahasa
Inggris. Identitas yang ada di jurnal tidak lengkap, dapat dilihat dari tidak
adanya penerbitan, karena dengan masalah ini, jurnal akan dijamin lebih akurat
karena memiliki standar nasional.

Dalam jurnal terdapat kata-kata yang tidak dimengerti yang hanya dapat

dipahami oleh penulis saja sehingga pembaca mengalami kesulitan atau tidak

mengerti maksud yang ditulis dalam jurnal.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jurnal masih memiliki beberapa
kelemahan.

H. Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

penerapan etika bisnis di PT Maju Jaya jauh dari baik dalam menerapkan etika

deontologi. Maka, dapat disimpulkan bahwa, PT Maju Jaya tidak

sepenuhnya menerapkan etika deontologi. PT Maju Jaya menerapkan etika

relativisme dan etika utilitarianisme dalam berbisnis.


2. Saran

Diharapkan melalui penelitian critical jurnal review ini pembaca dapat mendalami

dan memaknai isi dari jurnal. Adapun saran yang perlu diterapkan bagi perusahaan

adallah sebagai berikut:

 Perusahaan sebaiknya dapat meningkatkan etika bisnis merupakan unsur

penting supaya siklus hidup suatu bisnis dapat bertahan lama, atau bahwa

etika merupakan prasyarat tumbuhnya sikap-sikap moral, khususnya sikap

saling percaya, jujur, adil, dan tanggung jawab.

 Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari

maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam

manajemen korporasi yakni dengan cara memperkuat sistem pengawasan dan

menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

 Untuk dapat memperbaiki penerapan etika bisnis yang kurang konsisten pada

PT Maju Jaya, PT Maju Jaya seharusnya menerapkan etika deonologi sebagai

dasar etika bisnis dalam perusahaan. Supaya suatu tindakan punya nilai moral,

maka tindakan itu harus dijalankan berdasarkan aturan, prosedur, atau

kewajiban secara konsisten.

Anda mungkin juga menyukai