Anda di halaman 1dari 19

TUGAS REKAYASA IDE & PROJEK

Dosen Pengampu : Tapi Rumondang Siregar.,S.E.,M.Acc

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Putri Delima Manalu (7161220028)
2. Bella Puspita (7163220006)
3. Evan Gabrial Depari (7163220018)
4. Khirunissa Tampubolon (7163220030)
5. Larisa Valiandra (7163220031)

Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan
dan petunjuknya, kami dapat menyelesaikan Tugas Rekayasa Ide & Projek Akuntansi
Keuangan Lanjutan ini yang berjudul “SEGMEN PERUSAHAAN YANG
MENDAPATKAN LABA YANG PALING TINGGI”, dengan baik. Judul Tugas
Rekayasa Ide & Projek ini merupakan judul yang telah diberikan oleh dosen pengampu untuk
memenuhi Tugas Rekayasa Ide & Projek kelompok Akuntansi Keuangan Lanjutan
Dalam penyusunan Tugas Rekayasa Ide & Projek ini, tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Tapi Rumondang Siregar.,S.E.,M.Acc karena telah membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas Tugas Rekayasa Ide & Projek Akuntansi Keuangan Lanjutan.
2. Orang tua kami masing-masing, yang selalu memberi kami semangat dan waktu untuk
mengerjakan Tugas Rekayasa Ide & Projek Akuntansi Keuangan Lanjutan ini.
3. Teman-teman dan pihak pihak yang turut serta membantu kami dalam menyelesaikan tugas
Tugas Rekayasa Ide & Projek ini.
Semoga Tugas Rekayasa Ide & Projek ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Kami mohon maaf jika ada penulisan kata atau kalimat yang tidak sesuai.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran atau masukan dari semua pihak, agar kedepannya
saat ada tugas Tugas Rekayasa Ide & Projek kelompok, kami mampu memberikan hasil tugas
yang lebih baik.

Medan, November 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2.Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................................................... 2
2.1.Pelaporan Segmen ........................................................................................................................ 2
2.2.Ruang Lingkup Pelaporan Segmen................................................................................................ 2
2.3.Tujuan Pelaporan Segmen ............................................................................................................ 6
2.4.Kebijakan Akuntansi Segmen ........................................................................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................................. 9
3.1.Rekayasa Ide ................................................................................................................................. 9
3.2.Projek ............................................................................................................................................ 9
3.2.1.Struktur Anak Perusahaan ..................................................................................................... 9
3.2.2.Informasi Laba Segmen Operasi .......................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................................. 15
4.1.Kesimpulan.................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal
material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta
catatan atas laporan keuangan, yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan,
rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang
digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Auditor
harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang harus diungkapkan
sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya pada saat audit.

Bila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya


diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk
catatan atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan
informasi yang cukup dalam laporannya, jika memungkinkan atau praktis; kecuali tidak
disajikannya informasi tersebut adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini, istilah "memungkinkan atau
praktis" diartikan bahwa informasi dapat diperoleh secara wajar dari akun dan catatan
manajemen dan bahwa penyajian informasi demikian dalam laporannya tidak menempatkan
auditor sebagai pihak yang menyusun laporan keuangan. Di dalam mempertimbangkan cukup
atau tidaknya pengungkapan dan dalam segala aspek lain auditnya, auditor menggunakan
informasi yang diterima dari kliennya atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh kliennya,
bahwa auditor akan merahasiakan informasi tersebut. Tanpa kepercayaan demikian, auditor
akan sulit untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan.

1.2.Tujuan

1.Untuk mengetahui segemn operasi apa saja yang ada dalam PT Astra International tbk
2.Untuk mengetahui laba yang paling besar yang dihasilkan oleh segmen pasar PT Astra
International Tbk
3.Untuk melengkapi Tugas Rekayasa Ide dan Projek dalam mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan

1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.Pelaporan Segmen

Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa atau beroperasi
di berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang pertumbuhan, prospek,
dan risiko berbada. Informasi tentang jenis-jenis produk atau jasa perusahaan dan operasinya
di wilayah geografis berbeda disebut informasi segmen. Informasi ini dibutuhkan untuk
menilai risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau
suatu perusahaan multinasional, namun informasi ini tidak mungkin diperoleh dari data
agregat. Oleh karena itu, informasi segmen merupakan suatu hal yang dipandang perlu untuk
memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan


guna menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga alternatif yang penting
adalah

 Divisi geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis mungkin sangat
informatif bagi perusahaan, terutama dalam membedakan opersi domestik dan luar
negeri).
 Divisi Lini produk atau industrial (memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
perbedaan profitabilitas, tingkay risiko, dan peluang pertumbuhan)
 Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen (mengumpulkan data
akurat yang diperlukan dengan biaya tambahan terkecil)

2.2.Ruang Lingkup Pelaporan Segmen

Pernyataan ini berlaku bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga yang
diperdagangkan kepada publik.Entitas yang secara ekonomi signifikan, termasuk anak
perusahaan, adalah entitas dengan tingkat pendapatan, laba, aktiva atau jumlah tenaga kerja
yang signifikan di negara tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan.Apabila yang
disajikan meliputi baik laporan keuangan induk perusahaan maupun laporan keuangan
konsolidasi, maka informasi yang dimaksud dalam Pernyataan ini hanya perlu disajikan alam
bentuk informasi yang dikonsolidasikan.Apabila laporan keuangan anak perusahaan juga
diterbitkan, maka informasi menurut segmen juga perlu disajikan untuk anak perusahaan.

2
1. Definisi Segmen Usaha Dan Segmen Geografis

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan
produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa
terkait) dan komponen ini memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan tarkait atau
tidaknya produk atau jasa, meliputi :

 Karakteristik produk atau jasa


 Karakteristik proses produksi
 Jenis atau golongan pelanggan (produk dan jasa)
 Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa
 Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, asuransi, atau
public utilities.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam


menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen
itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen
yang beropersai pada lingkungan (wilayah) ekonmi lain. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi :

 Kesamaan kondisi ekonomi dan politik


 Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
 Kedekatan geografis operasi
 Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
 Regulasi pengendalian mata uang
 Risiko mata uang

Ada dua bentuk atau format primer pelaporan segmen, yaitu segmen usaha dan segmen
geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik dan sumber
utama risiko dan imbalan perusahaan.

 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh perbedaan
produk atau jasa yang dihasilkan, bentuk primer pelaporan segmen ialah segmen
usaha, dan informasi sekundernya dilaporkan secara geografis diantaranya adalah :

3
a. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang
ditentukan berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan
untuk tiap segmen geografis yang pendapatan penjualan kepada pelanggan
eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan perusahaan yang
diperoleh dari penjualan kepada pelanggan eksternal.

b. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10 persen
atau lebih dari total aset semua segmen geografis yang ada

c. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset
segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset
tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset segmennya berjumlah 10 persen
atau lebih dari total aset emua segmen geografis.

 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi operasi
yang berbeda di berbagai negara atau wilayah geografis, bentuk primer pelaporan
segmen ialah segmen geografis dan informasi sekundernya dilaporkan berdasarkan
kelompok produk dan jasa diantaranya adalah :
a. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen berikut untuk setiap segmen
usaha yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10
persen atau lebih dari total pendapatan penjualan perusahaan kepada seluruh
pelanggan eksternal atau untuk tiap segmen usaha yang aset segmennya
berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen usaha, yaitu
 Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
 Jumlah nilai tercatat aset segmen
 Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset segen
yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan
aset tidak berwujud)
 Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset
 Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset
segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset
tetap dan aset tak berwujud) menurut lokasi aset.

4
2. Definisi Pendapatan, Beban, Hasil, Aset, Dan Kewajiban Segmen

Pendapatan Segmenadalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi


perusahaan secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi yang relevan dari
pendapatan perusahaan yang dapat dialokasikan secara rasinal kepada suatau segmen, bak
berasal dari penjualan kepada pelanggan eksternal maupun dari transaksi dengan segmen
lainnya dalam perusahaan yang sama. Pendapatan segman mencakup bagian perusahaan atas
laba atau rugi perusahaan asosiasi, usaha patungan (joint venture) atau investasi lainnya yang
dilaporkan berdaarkan metode ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut dalam pendapatan
konsolidasi atau pendapatan perusahaan keseluruhan.

Beban Segmenadalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara langsung dapat
dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi relevan beban yang dapat di alokasikan secara
rasiona kepada segmen tersebut, termasuk beban yang berkaitan dengan penjualan kepada
pelanggan eksternal dan beban yang berkaitan dengan transaksi kepada segmen lainnya
dalam perusahaan yang sama. Beban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint
venture) dalam beban pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan
metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK No.12 tentang pelaporan
keuangan mengenai bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi dan asset.

Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan umumnya
mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih cocok.
Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil segmen kecuali
kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak penghasilan, hak minoritas
(minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan sebagai
hasil segmen.Kalau pendapatan dan beban tidak dapat langsung ditriibusikan pada suatu
segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban tersebut dapat
dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak tersebut.Beban bersama pada banyak
perusahaan seperti beban kantor pusat tidak dialokasikan pada masing- masing segmenkarena
beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian rupa sehingga alokasi di antara segmen
dipandang tidak bermanfaat.

- Aktiva dan Kewajiban Segmen

5
Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan sumber daya untuk
mencapai hasil operasi segmen.Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak
berwujud yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua
atau lebih segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan dasar alokasi
yang layak.Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan
perusahaan secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan
bukan hasil operasi.

Informasi yang DisajikanUraian kegiatan setiap segmen industri yang dilaporkan dan
indikasi mengenai komposisi setiap wilayah geografis yang dilaporkan, penjualan atau
pendapatan operasi lainnya, dengan pemisahan antara pendapatan dari pelanggan di luar
perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, dan aktiva segmen yang
digunakan, dinyatakan baik dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang
dikonsolidasikan.
Hubungan antara jumlah dari informasi pada segmen-segmen individual dan informasi
agregat dalam laporan keuangan diperjelas dengan menyajikan rekonsiliasi.

Aset Segmen adalah asset operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya
dan dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan ke segmen
tersebut secara rasional.

2.3.Tujuan Pelaporan Segmen

Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan


informasi keuangan berdasarkan segmen, yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau
jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu
pengguna laporan keuangan dalam :

 Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik


 Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik
 Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai

6
2.4.Kebijakan Akuntansi Segmen

Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun dengan kebijakan


akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi atau
perusahaan. Kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan
konsoldasi atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang diyakini manajemen
paling sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan informasi segmen ialah
untuk membantu pengguna lporan keuangan dalam memahami dan membuat penilaian yang
lebih memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan, pernyataan ini mensyaratka bahwa
kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pelaporan informasi segmen sama dengan
kebijakan akuntansi yang telah dipilih manajemen. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti
bahwa kebijakan akuntansi konsolidasi atau perusahaan diterapkan kepada segmen
dilaporkan seolah-olah segmen tersebut ialah entitas pelaporan terpisah yang berdiri
sendiridalam menerapkan suatu kebijakan akuntansi pada tingkat perusahaan, perusahaan
mungkin melakukan perhitungan secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada
berbagai segmen jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut. Sebagai
contoh, biaya manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan secara keseluruhan,
tetapi angka yang dihitung untuk tingkat perusahaan itu mungkin dialokasikan ke berbagai
segmen berdasarkan data gaji dan demografis segmen tersebut.

Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas segmen yang
disusun berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan untuk laporan keuangan
konsolidasian atau perusahaan sepanjang :

 Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang


berwenang dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya kepada segmen
tersebut dan penilaian kinerja segmen tersebut
 Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut dijelaskan
secara memadai

Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan kepada
setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan kepada
segmen-segmen tersebut.

7
Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban kepada berbagai
segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang
dilakukan oleh segmen, dan otonomi segmen tersebut. Satu dasar alokasi tertentu tidak
mungkin atau tidak tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan. Demikian juga, tidak
tepat apabila unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang secara bersama
berkaitan dengan dua segmen atau lebih dipaksakan aokasinya, jika dasar alokasi tersebut
ditetapkan secara arbiter atau sulit dipahami. Disampng itu, definisi pendapatan segmen,
beban segmen, aset segmen, dan kewajiban segmen saling berkaitan dan alokasi dari unsur-
unsur tersebut harus dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, aset yang digunakan
bersama dialokasikan kepada setiap segmen, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang
terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Sebagai
contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika penyusutan atau amortisasi aset
terkait dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.

Penyajian dalam Pelaporan Segmen

 Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan


menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.
 Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan berikut
ini harus diungkapkan: penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara
pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari
segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang
atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga
antar segmen.
 Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual dan
informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Rekayasa Ide

Dari penjelasan diatas maka yang menjadi tugas rekayasa ide dalam mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan adalah

Dari beberapa segmen operasi dalam PT Astra International tbk, segmen operasi
manakah yang mendapatkan laba yang paling besar ?

3.2.Projek

3.2.1.Struktur Anak Perusahaan

1. Otomotif
- PT Arya Kharisma
- PT Astra Autoprima
- PT Astra Multi Trucks Indonesia
- PT Astra Otoparts tbk
- PT Fuji Technica Indonesia
- PT Gaya Motor
- PT Inti Pantja Industri
- PT Pulogadung Pawita Laksana
- PT Tjahja Sakti Motor
2. Jasa Keuangan
- PT Astra Mitra Ventura
- PT Astra Multi Finance
- PT Asuransi Sedaya Finance
- PT Asuransi Astra Buana
- PT Federal International Finance
- PT Grda Era Sedaya
- PT Matra Graha Sarana
- PT Sedaya Multi Investama
- PT Sedaya Pratama
- PT Stasco Estika Sedaya Finance

9
- PT Surya Artha Nusantara Finance
- PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance
3. Alat Berat dan Pertambangan
- PT Pmapersada Nusantara
- PT United Tractors Tbk
4. Agribisnis
- PT Astra Agro Lestari Tbk
5. Infrastruktur, Logistik dan Lainnya
- PT Astratel Nusantara
- PT Brahmayasa Bahtera
- PT Intertel Nusaperdana
- PT Marga Harjaya Infrastruktur
- PT Marga Mandalasakti
- PT Menara Astra
- PT Samidista Karya
- PT Serasi Autoraya
6. Teknologi Informasi
- PT Astra Graphia Tbk
7. Property
- PT Brahmayasa Bahtera
- PT Menara Astra
- PT Samadista Karya

3.2.2.Informasi Laba Segmen Operasi

1. Otomotif

Laba bersih dari bisnis otomotif Grup meningkat 45 persen menjadi Rp2,3 triliun,
terutama diakibatkan oleh momentum kesuksesan dari penjualan model-model baru yang
diluncurkan pada tahun 2016 dan terus berlanjut hingga tahun 2017. Penjualan mobil secara
nasional meningkat 6 persen menjadi 283.000 unit. Penjualan nasional mobil Astra
meningkat sebesar 27 persen menjadi 161.000 unit, mengakibatkan peningkatan pangsa pasar
dari 48 persen menjadi 57 persen. Grup telah meluncurkan satu model baru dan dua model
revamped selama periode ini.

10
Penjualan sepeda motor nasional menurun sebesar 7 persen menjadi 1,4 juta unit.
Walaupun penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami penurunan
sebesar 2 persen menjadi 1,1 juta unit, namun pangsa pasar AHM meningkat dari 72 persen
menjadi 77 persen, yang didukung oleh peluncuran empat model baru dan enam model
revamped selama periode ini. Astra Otoparts, bisnis komponen Grup, mencatat peningkatan
laba bersih sebesar 83 persen menjadi Rp148 miliar, didukung oleh peningkatan pendapatan
dari bisnis pasar pabrikan otomotif (OEM/ original equipment manufacturer) dan bisnis
aftermarket serta peningkatan kontribusi dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi.

2. Jasa Keuangan

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup meningkat 75 persen menjadi Rp1,1 triliun, sebagai
hasil peningkatan kontribusi dari sebagian besar bisnis jasa keuangan, termasuk Bank
Permata. Sektor bisnis pembiayaan konsumen Grup menunjukkan kenaikan total pembiayaan
sebesar 17 persen menjadi Rp18,7 triliun, termasuk melalui joint bank financing without
recourse. PT Astra Sedaya Finance (ASF) yang fokus pada pembiayaan roda empat mencatat
peningkatan laba bersih sebesar 11 persen menjadi Rp237 miliar, sementara pembiayaan roda
empat lainnya, PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) mencatat peningkatan laba bersih
sebesar 25 persen menjadi Rp100 miliar.

Peningkatan ini merupakan hasil dari pertumbuhan pasar mobil nasional dan peningkatan
pangsa pasar mobil Astra. Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan
roda dua mencatat kenaikan laba bersih sebesar 13 persen menjadi Rp444 miliar, sebagai
hasil dari kenaikan pangsa pasar sepeda motor Honda serta diversifikasi produk pinjaman.
Total pembiayaan yang dikucurkan oleh Grup pembiayaan alat berat meningkat 28 persen
menjadi Rp1,3 triliun. PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF), yang fokus pada
pembiayaan alat berat kelas kecil dan menengah, melaporkan laba bersih yang lebih rendah
yaitu sebesar Rp20 miliar. PT Bank Permata Tbk, yang 44,6 persen sahamnya dimiliki oleh
Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp453 miliar dibandingkan kerugian bersih sebesar
Rp376 miliar pada periode yang sama tahun 2016. Rasio kredit bermasalah kotor Bank
Permata menurun dari 8,8 persen pada akhir tahun 2016 menjadi 6,4 persen pada akhir bulan
Maret 2017 sedangkan rasio kredit bermasalah bersih Bank Permata stabil di 2,2 persen.

Kinerja positif Bank Permata merupakan hasil dari pendapatan bisnis utama yang tetap
berjalan baik serta penjualan sebagian porsi aset pinjaman bermasalah sebagaimana yang
telah direncanakan. Dalam rangka memperkuat permodalannya, Bank Permata diharapkan

11
dapat melaksanakan rights issue sejumlah Rp3 triliun pada semester pertama tahun 2017,
dimana kedua pemegang saham utama Bank Permata, Astra International dan Standard
Chartered Bank, telah menyertakan capital advance sejumlah Rp1,5 triliun pada bulan
Desember 2016. Perusahaan asuransi kerugian Grup, PT Asuransi Astra Buana (AAB),
mencatat peningkatan laba bersih sebesar 4 persen menjadi Rp215 miliar, terutama
disebabkan oleh peningkatan pendapatan underwriting segmen otomotif. Perusahaan
patungan bersama asuransi jiwa Grup, Astra Aviva Life, menambah hampir 67.000 nasabah
asuransi jiwa perorangan dan 145.000 nasabah asuransi program kesejahteraan karyawan,
sehingga pada akhir kuartal pertama tahun 2017 jumlah nasabah perorangan dan nasabah
melalui program kesejahteraan karyawan, masing-masing menjadi 267.000 dan 637.000
nasabah.

3. Alat Berat dan Pertambangan

Laba bersih Grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan meningkat sebesar 104
persen menjadi Rp902 miliar. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5 persen sahamnya
dimiliki oleh Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 105 persen menjadi
Rp1,5 triliun, disebabkan oleh peningkatan volume bisnis pada mesin konstruksi, kontraktor
penambangan dan kegiatan pertambangan, yang seluruhnya mendapatkan keuntungan dari
peningkatan harga batu bara. Pada segmen usaha mesin konstruksi, volume penjualan alat
berat Komatsu mengalami peningkatan sebesar 70 persen menjadi 847 unit, dimana
pendapatan dari suku cadang dan jasa perbaikan juga meningkat.

PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor


penambangan batu bara, mengalami peningkatan produksi batu bara sebesar 2 persen menjadi
25 juta ton, sementara peningkatan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal)
meningkat sebesar 3 persen menjadi 171 juta bank cubic metres. Anak perusahaan UT dalam
bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 9 persen menjadi
1,9 juta ton. PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan kontraktor umum yang 50,1 persen
sahamnya dimiliki UT, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 63 persen menjadi Rp31
miliar dan mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp6,9 triliun sepanjang kuartal pertama
tahun 2017, dibandingkan Rp2,4 triliun yang berhasil diterima pada kuartal pertama tahun
2016.

Pada Maret 2017, Bhumi Jati Power, yang 25 persen sahamnya dimiliki oleh UT dan akan
mengembangkan serta mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000

12
MW di Jawa tengah, telah menyelesaikan perjanjian pendanaan proyek dengan para kreditur.
Proyek BOT (build, operate and transfer) ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$4,2
miliar dan direncanakan akan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021. Bhumi Jati
Power merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha UT, Sumitomo
Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.

Pada bulan Maret 2017, UT melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung,
menyelesaikan juga akuisisi 80,1 persen kepemilikan PT Suprabari Mapanindo Mineral,
sebuah perusahaan coking coal (batu bara berkalori tinggi yang biasa digunakan sebagai
campuran dalam peleburan baja) yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

4. Agribisnis

Laba bersih dari segmen agribisnis Grup meningkat sebesar 92 persen menjadi Rp638 miliar
pada kuartal pertama tahun 2017.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan,
membukukan laba bersih sebesar Rp801 miliar, meningkat dari Rp418 miliar pada kuartal
pertama tahun 2016, disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari harga kelapa sawit yang
lebih tinggi serta peningkatan produksi dan penjualan kelapa sawit. Harga rata-rata minyak
kelapa sawit (CPO) mengalami peningkatan sebesar 36 persen menjadi Rp8.953/kg.
Sementara itu, penjualan kelapa sawit dan produk turunannya meningkat sebesar 1 persen
menjadi 410.000 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

5. Infrastruktur dan Logistik

Laba bersih segmen infrastruktur dan logistik Grup menurun sebesar 3 persen menjadi Rp67
miliar, sebagian besar disebabkan oleh kerugian awal dari dimulainya ruas jalan tol Cikopo-
Palimanan serta pendapatan yang lebih rendah dari bisnis penyedia air bersih. PT Marga
Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang-Merak
sepanjang 72km, yang 79,3 persen sahamnya dimiliki Perseroan, mencatat peningkatan
volume trafik kendaraan sebesar 5 persen menjadi 12 juta kendaraan. Pembangunan
konstruksi ruas jalan tol Jombang-Mojokerto sepanjang 41km, yang seluruhnya dimiliki
Perseroan dan telah mulai beroperasi sepanjang 20km, terus berlanjut. Ruas jalan tol
Semarang-Solo sepanjang 73km, yang 25 persen sahamnya dimiliki Grup, telah mulai
beroperasi sepanjang 23km.

13
Pada Januari 2017, Grup menuntaskan akuisisi awal kepemilikan 40 persen atas PT Baskhara
Utama Sedaya (BUS), pemilik 45 persen saham operator ruas jalan tol Cikopo-Palimanan
sepanjang 116km, dan selanjutnya telah menyetujui untuk mengakuisisi sisa kepemilikan
sebesar 60 persen di BUS. Berikut dengan kepemilikan 40 persen dari ruas jalan tol
Kunciran-Serpong sepanjang 11km dan kepemilikan 25 persen dari ruas jalan tol Serpong-
Balaraja sepanjang 40km, dimana keduanya merupakan proyek greenfield, total kepemilikan
jalan tol Grup secara keseluruhan menjadi 353km.

PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan penyedia air bersih yang melayani wilayah barat Jakarta
mencatat penurunan penjualan volume air bersih sebesar 2 persen menjadi 38 juta meter
kubik.

PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami kenaikan laba bersih sebesar 82 persen menjadi
Rp40 miliar, disebabkan oleh kenaikan marjin kontrak sewa mobil dan bisnis logistik,
meskipun terjadi penurunan sebesar 2 persen atas jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis
rental kendaraan.

6. Teknologi Informasi

Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup turun sebesar 23 persen menjadi Rp26
miliar. PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan,
melaporkan 23 persen penurunan laba bersih menjadi Rp33 miliar yang terutamanya
disebabkan oleh perolehan pendapatan yang lebih rendah dari bisnis solusi teknologi
informasi.

7. Properti

Laba bersih dari divisi properti Grup sebesar Rp42 miliar, lebih tinggi secara signifikan
dibandingkan dengan Rp13 miliar yang dihasilkan pada kuartal pertama tahun 2016, terutama
disebabkan oleh adanya peningkatan atas laba yang dihasilkan oleh Anandamaya Residences.

Sebagian besar bisnis Grup Astra memiliki kinerja yang baik pada kuartal pertama tahun
2017. Ke depan, Grup Astra berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang berkelanjutan, didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi, walaupun
bisnis otomotif diperkirakan menghadapi persaingan harga yang lebih kompetitif.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan

Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali


dinyatakan lain dalam laporan auditor. Dalam hal ini, laporan keuangan dan catatan kaki atau
materi penjelasan lainnya, harus memuat semua data yang dianggap sangat penting bagi
pembacanya untuk bisa memahami status keuangan perusahaan. Kriteria untuk
pengungkapan yang memadai, atau pengungkapan penuh seringkali harus didasarkan
pada pertimbangan nilai ketimbang pada fakta objektif.

Laporan keuangan akan lebih bermanfaat bila dicantumkan judul serta sub-judul, dan
dengan menggabungkan pos-pos menurut arti pentingnya. Misalnya, pembaca laporan tidak
memerlukan informasi rinci mengenai jumlah kas diberbagai dana khusus dan dana umum,
jumlah deposito di setiap bank, dan jumlah yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga
pemerintah. Informasi semacam itu, yang dicantumkan dalam neraca justru akan
membingungkan dan bukannya memperjelas. Di pihak lain, bila syarat dalam perjanjian
kredit yang besar mengharuskan adanya jaminan hipotek atas aktiva perusahaan, maka
rincian tersebut harus diungkapkan.

Dari penjelasan mengenai segmen operasi pada PT Astra International Tbk, dan
pembagian dari anak perusahaan dari perusahaan tersebut. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa dari beberapa segmen pasar yang ada yaitu terdiri daari 7 segmen operasi. Segmen
operasi dari PT Astra International Tbk yang menghasilkan laba yang paling besar berada
pada segmen otomotif dimana jumlah laba yang diperoleh pada tahun 2017 sebesar 2,3
Triliun.

15
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/martani/material/psak5segmenoperasi.pdf

https://www.academia.edu/35450202/PELAPORAN_KEUANGAN_SEGMEN

https://bisnis.tempo.co/read/1144074/pegadaian-kantongi-laba-rp-184-triliun-hingga-
september

16

Anda mungkin juga menyukai