Anda di halaman 1dari 18

Critikal Journal Review

PRODUKSI DALAM EKONOMI ISLAM

Mata Kuliah Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu: Dr.Noni Rozaini,M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
 AINUN SYIFA NIM.7193540013
 DORMA PIONAULI SILITONGA NIM.7193240022
 FADIYAH INKA DESANDRA NIM.7193540004
 MARCELL E R SINAGA NIM.7193240029
 RETTYANI GANUMBA NIM.7191240003
 SARAH CLAUDYA NAINGGOLAN NIM.7193240011

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya juga berterimakasih kepada Ibu Dr.Noni
Rozaini,M.Si selaku dosen mata kuliah Ekonomi Syariah yang telah memberikan tugas ini
demi menambah wawasan tentang bagaimana cara mereview suatu jurnal serta memenuhi
tugas Critical Journal Review. Terimakasih juga kepada Orangtua saya yang selalu
mendukung dan semua pihak yang berpartisipasi dalam penyelesaiakan makalah ini.

Selain sebagai pemenuhan tugas,makalah ini dibuat bertujuan memberikan informasi


kepada pembaca tentang Produksi Dalam Ekonomi Islam.Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,untuk itu kritikan dan saran saudara-saudari semua sangat penting dalam
pengembangan makalah ini.Ahir kata saya ucapkan terimakasih.

Medan, 15 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………….……………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………….…… ii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang …………………………………………………… 1

B Rumusan Masalah …………………………………………..…… 1

C Tujuan Penulisan …………………………………………………… 1

BAB II RINGKASAN JURNAL

2.1  Identitas Jurnal ………………..……………………………………… 2

2.2 Ringkasan Jurnal ……………………………………………………… 2

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Jurnal Pertama ………………………………………………………… 12

3.2 Jurnal Kedua …………………………………………………………… 12

3.3 Persamaan dan Perbedaan Jurnal ………………………………………… 13

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 14

4.2 Saran ……………………………………………………………………... 14

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kerangka kehidupan ekonomi, aktivitas produksi merupakan elemen penting


yang sangat menentukan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Bahkan barangkali
tak salah bila kemudian itu menjadi urat nadi dalam semua level kegiatan ekonomi. Sebab
tanpa diawali proses produksi, kegiatan konsumsi, distribusi ataupun perdagangan barang
dan jasa tidak akan pernah ada. Secara umum, produksi merupakan proses untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa atau proses peningkatan utility (nilai) suatu benda.
Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu siklus kegiatan-kegiatan ekonomi
untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-faktor
produksi dalam jangka waktu tertentu.

Semua sumberdaya yang terdapat di langit dan di bumi disediakan Allah SWT untuk
kebutuhan manusia, agar manusia dapat menikmatinya secara sempurna, lahir dan batin,
material dan spiritual. Apa yang diungkapkan oleh Hasan Al Banna ini semakin
menegaskan bahwa ruang lingkup keilmuan ekonomi islam lebih luas dibandingkan
dengan ekonomi konvensional. Ekonomi islam bukan hanya berbicara tentang pemuasan
materi yang bersifat fisik, tapi juga berbicara cukup luas tentang pemuasan materi yang
bersifat abstrak, pemuasan yang lebih berkaitan dengan posisi manusia sebagai hamba
Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana produksi dalam islam menurut jurnal pertama ?
2. Bagaimana Produksi dalam islam menurut jurnal kedua ?
3. Bagaimana perbandingan jurnal kedua tersebut ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan memaparkan bagaimana produksi dalam islam menurut jurnal
pertama dan kedua.Makalah ini juga akan memaparkan perbandingan dari kedua jurnal.

1
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 Identitas Jurnal

JURNAL UTAMA PEMBANDING


Nama Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq Ekonomi Islam
Judul Jurnal Etika Produksi Perspektif Etika Produksi Islami:
Ekonomi Islam Maslahah Dan Maksimalisasi
Keuntungan
Penulis Fahrudin Sukarno Eja Armaz Hardi
ISSN - -
Hal / Vol / No Vol. 1 No. 1 Vol. 8 No. 1
Tahun 2010 2020
Link http://www.ejournal.iainpurwok http://150.107.142.43/index.php/a
erto.ac.id/index.php/eljizya/articl l-infaq/article/download/86/86
e/view/3995

2.2 Ringkasan Jurnal

1. Jurnal Utama

Konsep Produksi Islam


“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka
bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber)
penghidupan. Sangat sedikit darimu yang bersyukur”. (QS al-A’raf:
PENDAHULUAN 10)
Pandangan umum al-Qur’an tentang kegiatan produksi dapat
diidentifikasi pada beberapa konteks:
 Status manusia sebagai ‘abd (hamba Allah) dengan
kewajiban beribadah pada-Nya dan memakmurkan bumi
(QS Hud: 61).

2
 Status manusia sebagai wakil Allah SWT (khalifah fi al-
Ardh) yang memiliki perbedaan derajat, kemampuan, dan
keahlian serta kewajibannya untuk saling tolong menolong
dan bekerja sama (QS al-An’am: 165; at-Taubah: 71; dan al-
Maidah: 32) serta berlaku adil (QS Shad: 26).
 Kewajiban setiap manusia untuk bekerja dalam mencukupi
kebutuhan hidup dan mengaktualisasikan kemampuannya
(QS at-Taubah: 105; Yunus: 61, 67; Hud: 121, 123).
 Kewajiban manusia mengelola dan mengambil manfaat dari
sumber daya alam yang telah disediakan Allah SWT (QS al-
Baqarah: 29; al-A’raf: 10; dan al-Qashash: 77).
 Landasan moral dan pengetahuan yang terpatri dalam diri
manusia (QS as-Syam: 7- 10; al-Baqarah: 31-32 dan an-Nur:
37-38).
 Kewajiban mendistribusikan harta kekayaan bagi
kemaslahatan masyarakat (QS alMa’arij: 24-25; al-Hujarat:
10; at-Taubah: 103; dan al-Baqarah: 261-265).
Sebagai kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, produksi
menekankan hubungan antara input yang digunakan dan output
yang dihasilkan. Posisi produsen adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat.Selain untuk memenuhi skala kebutuhan berdasarkan
permintaan konsumen dan meningkatnya kesejahteraan produsen,
kegiatan produksi juga memiliki fungsi sosial yaitu
mendistribusikan kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab
sosial produsen. Dengan kata lain, peningkatan kesejahteraan
produsen dibarengi dengan kewajiban mendistribusikan
kekayaannya dalam bentuk zakat, sedekah, infak atau dana CSR
(corporate social responsibility). Tujuan pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan peningkatan kesejahteraan produsen dilakukan
dalam koridor syariah yaitu larangan menjalankan bisnis yang
bertentangan dengan Islam atau larangan menghasilkan barang dan
jasa haram serta dapat menghancurkan martabat manusia.

3
Tujuan penting untuk merumuskan etika produksi dalam Islam
adalah:
Moralitas Produksi  Sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah
Islam mengandung dimensi moral yang dominan melalui petunjuk
pada manusia untuk bertindak dan berakhlak mulia. Hal ini
bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia
itu sendiri.
 Dalam kegiatan produksi, peran moral bertujuan memberi
arah yang jelas tentang manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, mengelola sumber daya ekonomi, meningkatkan
taraf kesejahteraan hidup, serta menggagas kesejahteraan
bagi masyarakat luas .
 Peran moral dalam kegiatan produksi adalah keberpihakan
pada kehidupan manusia, alam, dan Tuhan serta
mendorongnya untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi
sesuai dengan tuntunan Allah SWT.
 Dalam kegiatan produksi, aksioma etika menjadi dasar
dalam memberi arah dengan mempertimbangkan tatanan
nilai dan norma Islam seperti hak dan kewajiban manusia
dalam hidup, kewajiban produsen/pemilik modal, hak dan
kewajiban karyawan, kewajiban menjaga kelestarian sumber
alam, produksi barang yang mempromosi keluhuran
martabat manusia, serta mengembangkan mekanisme
produksi yang efektif dan efisien.

Kerangka etika produksi yang dibangun al-Qur’an adalah sebagai


berikut:
 Aksioma Tauhid
 Aksioma Keadilan
 Aksioma Kebajikan
 Aksioma Kebebasan dan Tanggung Jawab

Pemberlakuan etika dalam kegiatan produksi memberi pengaruh


positif bagi pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan,

4
Implikasi Moralitas kelestarian lingkungan hidup, dan tanggung jawab sosial
Produksi perusahaan.
1. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dalam Islam bersifat sarat nilai
(value-loaded). Ekonomi tidak dapat dikatakan tumbuh
(growing on) jika sektor produksi tidak memberikan
pengaruh bagi peningkatan kesejahteraan.
2. Pemerataan dan keadilan distributif
Implementasi etika pada sektor produksi menggugah
kesadaran masyarakat untuk mengeliminasi jurang sosial
dan ekonomi.
3. Kelestarian lingkungan hidup
Memelihara kelestarian lingkungan hidup menjadi tugas
setiap manusia (QS Hud: 61) karena sumber daya alam
merupakan amanah.
4. Tanggung jawab sosial perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
produsen untuk memberikan konstribusinya dalam
mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable
economic) dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan hidup
dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan

2. Jurnal Pembanding

ABSTRAK Artikel ini mengeksplorasi konsep maksimalisasi keuntungan dan


maslahah pada proses penentuan harga akhir dalam siklus produksi.
Dalam produksi ekonomi konvensional keuntungan dapat terbentuk
melalui model-model pasar untuk mencapai keuntungan maksimal.
Keuntungan yang diperoleh oleh seorang produsen harus mengandung
nilai-nilai Islam. Nilai tersebut tercermin dari tujuan dalam siklus
produksi tersebut harus mengandung maslahah dan menjunjung tinggi
etika dan norma kedua belah pihak yaitu konsumen dan produsen

5
yang tujuan akhirnya adalah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
falah
Kegiatan produksi merupakan salah satu faktor penting dalam siklus
perekonomian suatu negera. Aktifitas produksi yang diselenggarakan
oleh produsen untuk menghasilkan barang atau jasa menjadi salah
satu tujuan yang nicaya dalam kegiatan produksi. Disamping itu,
akumulasi kegiatan produksi sebagai akhir dari kombinasi beberapa
input tersebut memiliki tujuan rasional yaitu memaksimumkan
keuntungan. Dalam aktifitas produksi suatu perusahaan,
maksimalisasi keuntungan tidak dapat dilepaskan dengan fungsi
produksi. Fungsi produksi adalah hubungan antara sejumlah input dan
jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dengan pengetahuan
tentang teknologi dan perusahaan.
Dari fungsi produksi inilah kemudian perusahaan dapat merumuskan
kombinasi antara barang-barang input dan biaya, kemudian
menetapkan harga jual dan keuntungan yang akan diperoleh.
PENDAHULUA Perdebatan kemudian muncul bahwa terdapat tujuan lain dari
N perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksi selain
memaksimalkan keuntungan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
Peter bahwa tujuan perusahaan adalah menentukan harga dan jumlah
output untuk mendapatkan keuntungan besar.
Sedangkan Summers menyebutkan bahwa tujuan dari perusahaan
sebenarnya adalah produktifitas dalam mengkombinasi barang input
dan output.
Dilain pihak, Munrokhim mengemukakan bahwa dalam konteks
perekonomian Islam seorang produsen tidak hanya profit oriented
akan juga harusmemperhitungkan maslahah
Islam seorang produsen tidak hanya profit oriented akan juga harus
memperhitungkan maslahah.
Produktifitas yang di nyatakan Summers sejalan dengan teori
efesiensi, yaitu memproduksi jumlah output dengan kualitas sumber
daya dengan biaya seminimal mungkin.
METODE Pada artikel ini dilaksanakan dengan metode kualitatif, kemudian
dalam mendapatkan gambaran yang utuh untuk menghasilkan

6
kesimpulan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan studi
pustaka (library research). Disamping itu juga, strategi yang
digunakan adalah melakukan studi komparasi (comparative study)
antara kedua disiplin ilmu yang saat ini berkembangan yaitu ilmu
ekonomi Islam dan ilmu ekonomi konvensional dalam hal etika, teori
produksi, biaya produksi, dan maslahah.
a. Etika
Adanya etika dalam berbisnis seorang pengusaha cenderung
PEMBAHASAN tidak dapat melakukan tindakan yang diluar lingkup etika dan
DAN DISKUSI moral. Berkaitan dengan etika dan etika moral bisnis Islam
juga memiliki pandangan tersendiri.
b. Agama dan Etika
Perbedaan antara konsep menyertakan agama dalam ilmu
ekonomi konvensional menjadi pembeda kegiatan
perekonomian dalam Islam. Pemisahaan antara etika dan
moral dengan otoritas agama didalam matrik yang disusun
oleh Hinman masuk dalam kategori Supremacy of Reason.
c. Teori Produksi
Pada penjelasan di paragraf ini menunjukkan bahwa produsen
dan produksi dalam perspektif ekonomi Islam memiliki
spektrum yang lebih luas, produsen dalam ekonomi Islam
tidak hanya memikirkan keuntungan materil bagi dirinya
sendiri, akan tetapi juga memikirkan kebermanfaatan barang
dan jasa bagi konsumen, kebutuhan di masa datang,
keberkahan dan ridho dari Allah SWT. Dengan model yang
disebutkan sebelumnya yaitu memaksimalkan maslahah dalam
kegiatan produksi, Munrokhim mengkritisi konsep
memaksimalkan keuntungan yang selama ini menjadi motivasi
perusahaan seringkali memiliki dampak negatif bagi diri
sendiri maupun masyarakat. Dengan demikian lanjutnya,
apabila tujuan produksi dalam ekonomi Islam adalah
kemaslahatan dunia dan akhirat maka tujuan utama
perusahaan melalui produksi adalah bukan memaksimalkan
keuntungan akan tetapi memaksimalkan maslahah. Akan

7
tetapi dengan perkembangan industri modern saat ini, tujuan
perusahaan konvensional tidak hanya sebatas profit maximizer
akan tetapi tujuan tersebut berlahan bergeser. Peralihan
maksimalisasi keuntungan ini terlihat bahwa saat ini terutama
perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah
dipisah antara perusahaan syariah dan konvensional.
Kemudian perusahaan ditetapkan oleh Undang-Undang untuk
menyisihkan pendapatan melalui Corporate Social
Responsibility (CSR) yang kemudian dimanfaatkan untuk
kegiatan sosial dan lingkungan.
d. Biaya Produksi dan Keuntungan
Biaya produksi merupakan faktor penting dalam pelaksanaan
proses produksi. Akan tetapi dalam analisis ekonomi “biaya
produksi adalah biaya untuk suatu produksi output tententu
sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang) dari alternatif
produksi yang menggunakan input dimana input tersebut
digunakan untuk memproduksi output tertentu di atas”.
Determinasi dari biaya produksi adalah biaya yang timbul
dikarenakan terjadinya proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa (explicit cost) dan biaya yang tidak masuk
dalam proses produksi (implicit cost). Disamping itu juga
perusahaan akan menghadapi dua jenis biaya, yaitu biaya tetap
(fixed cost) yang pengeluarannya selalu tetap walapun jumlah
barang atau jasa yang dihasilkan berubah dan biaya variabel
(variable cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
setiap terjadi perubahan jumlah barang atau jasa yang
diproduksi dalam satu waktu. Pada umumnya keuntungan
yang diperoleh oleh produsen/perusahaan ketika menjual
produk dan jasa kepada konsumen dengan cara mengurangi
penerimaan total dengan total biaya produksi (Π = TR-TC)
dimana (Π) adalah keuntungan yang diperoleh, (TR) total
penerimaan perusahaan, dan (TC) total biaya. Sedangkan
dalah teori maslahah yang dikemukakan oleh Munrokhim
biaya dalam mencapai maslahah dalam Islam cenderung atau
8
bisa jadi menimbulkan biaya lebih besar yang berimplikasi
kepada meningkatnya harga jual, kemudian ia melanjutkan
kepada persamaan bagaimana seorang produsen mendapatkan
maslahah dalam kegiatan produksi dengan M = TR-TC-BC
yaitu keuntungan diperoleh dengan mengurangi total
penerimaan dengan total biaya dikurangi lagi dengan biaya
berkah.
e. Keuntungan dan Harga
Dalam Islam seorang pengusaha tidak ditentukan berapa
persen harus mengambil keuntungan dari barang dagangannya
atau barang hasil produksi yang ia lakukan. Hal ini berlaku
apabila syarat dan ketentuan antara penjual dan pembeli tidak
saling mendzolimi dan ridho sama ridho sebagaimana dalam
firman Allah QS An-Nisa: Ayat 29. Hal ini juga didukung
oleh Antonio yang menyebutkan bahwa dalam kegiatan
perniagaan harus ada transaksi penyeimbang untuk terhindar
dari praktik riba. Dalam pengentian ini sebenarnya pengusaha
atau produsen muslim tidak memiliki acuan yang pasti dalam
menentukan keuntungan, ia diperbolehkan mengambil
keuntungan yang banyak tergantung dengan transaksi
penyeimbang yang telah ia keluarkan untuk memproduksi atau
mendapatkan suatu barang dan jasa sehingga sampai pada
konsumen.
f. Maqasid Syariah
Menurut at-Tahir dalam buku Auda, maqasid berasal dari kata
bahasa Arab maqasid yang merupakan bentuk jamak dari
maqsad, yang bermakna maksud, sasaran, prinsip, niat, tujuan,
tujuang akhir sedangkan maksud dari maqasid shar‘iyah
adalah sasaran-sasaran atau maksud-maksud di balik hukum
itu. Bagi sebagian ulama menyebutkannya sebagai maslahah-
maslahah. Dari definisi tersebut mengandung juga makna
bahwa segala sesuatu yang ditentukan oleh Al-Quran dan
Sunnah Nabi Muhammad SAW memiliki hikmah dan tujuan

9
masing-masing.
g. Maslahah dan Produksi
konsep maslahah dalam rangkaian proses produksi
menghasilkan barang dan jasa adalah menyempurnakan dan
memperbaiki teori-teori produksi dalam analisis ilmu ekonomi
konvensional. Jangkauan proses produksi tersebut tercermin
dari keterjangkauannya terhadap aspek horizontal sosial
kemasyarakatan yaitu hubungan manusia sebagai makhluk
sosial. Disamping itu juga mengjangkau aspek transendeltal
yang itu hubungan manusia dengan Allah SWT sebagai sang
pencipta alam semesta. Akan tetapi, terkadang pada sisi
abstrak tidak dapat secara murni untuk dituangkan dalam
angka namun dapat dicapai dan dirasa dengan berjalannya
waktu dalam kegiatan produksi tersebut, dengan kata lain
mendapatkan berkah dan keridhoan Allah SWT dari rangkaian
produksi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan.
KESIMPULAN Siklus kegiatan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa terdapat
beberapa proses yang harus dilalui oleh seorang produsen. Pemilihan
faktor-faktor produksi yang berimplikasi kepada perngeluaran yang
harus ditanggung oleh produsen atan perusahaan modal berupa
tekhnologi, tenaga kerja dan modal berupak uang. Dikarenakan biaya
yang dikeluarkan oleh produsen untuk menghasilkan barang dan jasa
maka produsen akan mencari keuntungan dari harga jual yang terima
konsumen. Proses mencapatkan keuntungan dikenal sebagai profit
maximazitation dengan berbagai metoda yang digunakan, termasuk
bentuk-bentuk pasar yang kemudian memperngaruhi terbentuknya
harga-harga. Disisi lain, selain motif memaksimalkan keuntungan
terdapat juga beberapa produsen yang cenderung merugikan
konsumen untuk mencapai keuntungan pribadi dan perusahaan,
sebagai contoh kasus penipuan biro perjalanan umroh PT. First Travel
yang merugikan kurang lebih 60.000an nasabah dengan nomimal
hampir mencapai 800 milyar.
Dari kegelisahan yang terjadi akibat beberapa motif produsen yang
tidak mengindahkan etika dan moral sehingga merugikan konsumen

10
maka muncul arus baru yang menawarkan sinergitas nilai-nilai agama
dalam proses kegiatan produksi.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jurnal Pertama

Dalam jurnal pertama pembahasannya mencangkup konsep produksi dalam


islam,moralitas dalam produksi islam,implementasi moralitas.Dalam jurnal pertama
memaparkan bahwa adanya etika produksi yang dibangun al-Qur’an seperti :

 Aksioma Tauhid
 Aksioma Keadilan
 Aksioma Kebajikan
 Aksioma Kebebasan dan Tanggung Jawab
Karena dalam produksi Pemberlakuan etika dalam kegiatan produksi memberi
pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian
lingkungan hidup, dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kelebihan Dan Kelemahan Jurnal

1) Struktur jurnal ini tidak seperti jurnal pada umumnya,yaitu terdapat


abstrak,pendahuluan,metode penelitian,kajian teori,pembahasan dan
kesimpulan.Namun dalam dipaparkan materi yang memang sangat jelas terkait
dengan etika produksi dalam islam.
2) Jurnal dilengkapi juga dengan ayat-ayat alquran

3.2 Jurnal Kedua

Dalam Jurnal kedua juga memuat pembahasan tentang etika produksi dalam
islam.Namun lebih memusatkan pembahasan mengenai Maslahah Dan Maksimalisasi
Keuntungan.Namun dalam jurnal juga memuat ,mengenai etika sama dengan jurnal
pertama.Dalam jurnal memaparkan hubungan antara agama dan etika,teori
produksi,faktor produksi,tujuan produksi,biaya produksi,harga dan keuntungan,
Maqasid Syariah,maslahah dan produksi,serta produksi.

12
Kelebihan Dan Kelemahan Jurnal

1) Struktur jurnal hanya terdapat abstrak,pendahuluan,pembahasan atau diskusi


dan kesimpulan ,Namun pembahasan terkait judul jurnal sangatlah jelas,jurnal
kedua ini memuat semua yang berkaitan dengan produksi dalam islam.hanya
saja tidak menjelaskan produksi yang diharamkan dalam islam secara
khusus,namun dalam jurnal sudah terdapat hal tersebut.
2) Jurnal dilengkapi juga dengan ayat-ayat alquran.

3.3 Perbedaan Dan Persamaan Kedua Jurnal

Kedua jurnal memiliki judul jurnal yang sama,yaitu mengenai etika produksi
dalam islam.Tetapi dari kedua jurnal yang terdapat diatas,jurnal kedua merupakan
jurnal lebih lengkap dan jelas terkait pembahasannya.Walaupun jurnal kedua menjadi
jurnal yang lebih lengkap,Namun kedua jurnal tersebut mampu dan bisa digunakan
sebagai pedoman atau referensi dalam mempelajari etika produksi dalam islam.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi. Maksudnya


adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi berbagai kebutuhannya,
sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan. Apa yang bisa dilakukan manusia dalam
“memproduksi” tidak sampai pada merubah substansi benda. Yang dapat dilakukan
manusia berkisar pada misalnya mengambilnya dari tempat yang asli dan mengeluarkan
atau mengeksploitasi (ekstraktif).

Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk


memperoleh laba sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam ekonomi
konvensional, tujuan produksi dalam islam yaitu memberikan Mashlahah yang
maksimum bagi konsumen.Walaupun dalam ekonomi islam tujuan utamannya adalah
memaksimalkan mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang selama berada dalam
bingkai tujuan dan hukum islam. Dalam konsep mashlahah dirumuskan dengan
keuntungan ditambah dengan berkah.

4.2 Saran

Apabila ingin memilih jurnal sebagai pedoman atau referensi untuk


belajar,sebaikannya jurnal yang sudah direview atau jurnal yang memiliki daftar pustaka
yang jelas.

14
DAFTAR PUSTAKA

S.Fahrudin.2010. Ekonomi Islam Al-Infaq. Etika Produksi Perspektif Ekonomi


Islam.http://www.ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/eljizya/article/view/3995 (diakses
15 Maret 2021).

H.A.Eja.2020.Ekonomi Islam. Etika Produksi Islami:Maslahah Dan Maksimalisasi


Keuntungan. http://150.107.142.43/index.php/al-infaq/article/download/86/86 (Diakses
15 Maret 2021 )

15

Anda mungkin juga menyukai