Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber Daya Manusia Kreatif

Flora(2003) berpendapat menggolongkan sumber daya kreatif di Amerika menjadi strata baru
yang disebut strata kreatif. Ia mengemukakan bahwa sumber daya kreatif terdiri dari dua
komponen utama, yaitu; pertama, strata ini super kreatif yang terdiri dari ilmuwa dan isnsinyur,
professor pada universitas, pujangga dan pengarang cerita, seniman dan seniwati, desainer dan
arsitek dan pekerja kreatif lainnya yang secara intensif berperan dalam proses kreatif tersebut.
Hal utama yang harus dihasilkan dalam pekerjaan kreatif adalah menghasilkan suatu bentuk baru
atau desain yang dipergunakan secara meluas. Misalnya, produk yang dapat dibuat secara luas,
dijual dan digunakan, teori dan strategi yang dapat diaplikasikan pada berbagai kasus, atau
mengubah music yang dapat dipertontonkan setiap kali.

Kedua, pekerja kreatif professional, dimana pada umumnya bekerja di industry yang memiliki
karakteristik dalam mengintensifkan penggunaan ilmu pengetahuan seperti industry berbasis
teknologi tinggi, berbasis jasa keuangan, berbasis umum, praktisi kesehatan, keteknikan, dan
manjemen bisnis. Misalnya dokter, pengacara atau manajer yang pada umumnya mampu
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.indvidu-individu inilah yang akan menjadi strata
inti super kreatif jika ikut terlibat dalam proses penciptaan akan sesuatu yang baru.

Sumber daya manusia kreatif merupakan orang-orang yang mampu menciptakan ide-ide baru,
teknologi dan metode baru, serta kandungan baru (Dapartemen Perdagangan, 2008). Dengan kata
lain, sumber daya kreatif adalah sumber daya manusia yang selalu mengasah kepekaan dan
kesiapan untuk proaktif dalam menghadapi perubahan-perubahan melalui kompetensi yang
kompetitif, dengan memperbanyak pelatihan yang berrentasi ke lapangan, eksperimen, penelitian
dan pengembangan.

Hal tersebut sejalan dengan Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kerangka ini untuk menyiapkan mahasiswa menjadi
sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan
semangat kebangsaan yang tinggi. Permendikbud No 3 Tahun 2020 memberikan hak kepada
mahasiswa untuk 3 semster blajar di luar program studi.

Sumber daya manusia (SDM) bagi industri kreatif merupakan sumber utama dalam melakukan
aktivitas bisnis dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada serta bersumber pada
kearifan lokal dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber daya manusia
dapat melahirkan kapabilitas fungsional dan cultural dikarenakan pengalaman, kemampuan,
nilai-nilai, integrasi dalam perusahaan dan faktor lain. Keterampilan dan kapabilitas sumber daya
manusia mempengauhi kinerja perusahaan dan keselarasan antara teknologi dan keterampilan
serta dapat memperbaiki produktivitas dan fleksibilitas perusahaan (Ellitan, 2005). Kualitas
sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya berdasarkan latar belakang pendidikan, pelatihan
yang diperoleh, pemahaman tentang tugasnya, kesiapan dalam melaksanakan perubahan dalam
cara kerja dan penguasaan teknologi dan kesehatan yang prima (Trihapsoro, 2015). Dengan
tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif, dan memiliki daya saing yang tinggi, maka
dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

1. Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi.


2. Peningkatan relevansi, kualitas, dan efisiensi pelatihan kerja melalui pembinaan dan
pemberdayaan lembaga pelatihan kerja.
3. Pemasyarakatan nilai dan budaya produktif, pengembangan kader dan tenaga ahli
produktivitas (Subandi, 2012).

2.2 Pola Pikir Masa Depan

Sumber daya kreatif merupakan orang-orang yang menciptakan ide-ide baru, teknologi dan
metode baru, serta untuk proaktif dalam menghadapi perubahan yang ditemukan dalam dunia
nyata. Menurut Departement Perdagangan (2008:2-3) mengungkapkan lima pola pikir yang
diperlukan di masa yang akan datang yaitu:

1. Pola pikir disiplioner merupakan pola pikir yang dipelajari dibangku sekolah seperti
disiplin ilmu sains, matematika dan sejarah.
2. Pola pikir menyintesis merupakan menggabunkan ide-ide dari berbagai disiplinan ilmu.
Pola pikir sistesis melatih kesadaran untuk berpikir luas dan fleksible manu menerima
dari sudut pandang berbagai disiplin ilmu.
3. Pola pikir menciptakan merupakan kemampuan untuk mengungkapkan dan menemukan
jawaban dari suatu permasalahan atau fenomena yang di hadapinya.
4. Pola pikir penghargaan merupakan kesadaran untuk menghargai dan mengpresiasi
perbedaan diantara kelompok-kelompok manusia sehinga tercipta keharmonisan dalam
lingkungannya.
5. Pola pikir etis merupakan kemampuan untuk menanamkan nilai-nilai etika kedalam
lingkungan secara bertanggung jawab. Dengan demikian, seseorang akan lebih produktif
dalam menghasilkan terobosan-terobosan baru dan tidak suka meniru produk-produk
yang dihasilkan orang lain

2.3 Kemampuan Yang Diperlukan Dalam Ekonomi Kreatif

Ekonomi Kreatif akan banyak menyerap tenaga kerja ketika industry yang semakin maju, dengan
kemampuan atau keterampilan yang kreatif akan diperlukan nantinya, berikut ini keterampilan
yang dibtuhkan untuk kedepannya;

1. Kemampuan beradaptasi. Agar mampu bersaing dalam Ekonomi Kreatif seseorang harus
mampu beradaptasi, ketika seseorang tak mampu beradaptasi dengan baik kemungkinan
akan membuat kesulitan dalam mengembangkan suatu usaha yang akan dicapai
kedepannya.

2. Skill Komunikasi. Memiliki keterampilan komunikasi yang kuat membantu dalam


semua aspek kehidupan, dari kehidupan professional hingga kehidupan pribadi dan
segala sesuatu yang ada. alam sebuah bisnis, komunikasi menjadi salah satu faktor
penting dalam keberhasilan pencapaian usaha. Dengan komunikasi yang baik, pebisnis
bisa menjual produk yang dimiliki dengan lebih baik dan juga bisa menghindari
terjadinya kesalahpahaman antar kedua belah pihak. dengan kemampuan berkomunikasi
dengan baik, tentu proses adaptasi pun akan menjadi lebih mudah.
3. Manajemen Waktu. Kemampuan untuk fokus dan memprioritaskan sebuah tugas adalah
kunci bagi siapapun yang ingin mempertahankan produktivitas di manapun. Masing-
masing dari kita tentunya memiliki tugas-tugas yang ingin dan harus dikerjakan dalam
beraktivitas sehari-hari. Untuk mencapai target dari tugas-tugas yang dikerjakan, kita
harus paham mengenai manajemen waktu. Manajemen waktu adalah suatu proses untuk
melakukan kontrol atas waktu dengan batas tertentu untuk melakukan tugas tertentu.
Manajemen waktu adalah kemampuan untuk merencanakan dan menggunakan waktu
semaksimal mungkin.
4. Kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik
yang benar-benar merupakan hal baru atau sesuatu ide baru yang diperoleh dengan cara
menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal baru. Selain
itu, kreativitas adalah hal-hal yang membuat kita takjub dengan hal-hal baru, karena
kreativitas bisa mewujudkan ide-ide cemerlang kita. Berikut ini adalah contoh-contoh
kreativitas. Berikut ini adalah contoh kreativitas di dunia fashion.
5. Knowledge. Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui
pengalaman atau pembelajaran disebut posteriori, atau melalui introspeksi diebut priori.
Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan
termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan
prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Pengetahuan  juga diartikan berbagai  gejala  yang  ditemui  dan  diperoleh  manusia
melalui  pengamatan  akal.  Pengetahuan terlihat pada saat seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Contoh pengetahuan adalah ketika seseorang mencicipi masakan
yang baru, ia mendapatkan pengetahuan berupa bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut
(Maier, 2007).

6. Skill. Soft Skill adalah kepribadian, atribut personal, serta kemampuan komunikasi


yang dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah pekerjaan. Baiknya  soft skill yang
kamu miliki menunjukkan bagaimana kamu berinteraksi dengan lingkungan di
sekitarmu. Jika hard skill merupakan sesuatu yang bisa diraih dan dipelajari,  soft
skill merupakan atribut ‘bawaan’ kita sebagai individu. Hal ini mungkin bisa
dipelajari, namun tidak dengan cara belajar layaknya mengenyam bangku kuliah,
namun dengan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain serta melatih kepekaan
terhadap lingkungan. Dari sini, kita bisa mengaplikasikannya pada perilaku dan
berimbas pada soft skill.

7. Attitude. Attitude atau sikap antara satu orang dengan lainnya akan berbeda. Ada orang
dengan good attitude ataupun sebaliknya. Good attitude merupakan kepribadian atau
sikap baik yang Anda miliki.

Utami Munandar (1992), dalam uraiannya tentang pengertian kreativitas menunjukkan


ada tiga tekanan kemampuan, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mengkombinasi, memecahkan/menjawab masalah dan cerminan kemampuan operasional
anak kreatif. Ketiga tekanan kemampuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau


unsur-unsur yang ada.

2. Kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak


kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah
pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban.

3. Kemampuan yang secara operasional mencerminkan kelancaran, keluwesan dan


orisionalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan/memperkaya/merinci) suatu gagasan.

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya
merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya
baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya.

2.4 Sumber Daya Manusia Kreatif dan Inovatif

Organisasi harus menanamkan budaya kerja yang mendukung sebagai terciptanya


kreativitas dan inovasi baru. Salah satu cara adalah dengan memberdayakan sumber daya
manusia agar selalu bersikap kritis dan menindaklanjuti sifat kritisnya dengan tindakan yang
nyata untuk secepatnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Kemudian sikap tersebut
diberikan kesempatan untuk melakukan proses aktualisasi diri. 

Dewasa ini segala aspek kehidupan dituntut untuk bersaing menunjukkan yang terbaik, karena
yang terbaiklah yang akan dapat bertahan untuk tetap bersaing dalam panggung globalisasi.
Sebuah organisasi seharusnya mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang ada dalam dunia
yang penuh gejolak global tersebut. Sebagai contoh, perkembangan bisnis dunia yang sangat
pesat menimbulkan persaingan pasar yang ketat dan alot. Setiap harinya muncul pelaku bisnis
yang menghasilkan dan mengenalkan produknya dengan kreativitas dan inovasi baru, sehingga
persaingan pun tidak bisa dihindarkan lagi. Jika para pelaku usaha tidak berusaha menjadi diri
yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produknya, maka usahanya akan tergilas oleh
kompetitor lain. Sejatinya, manusia yang memegang peran besar dalam sebuah organisasi atau
perusahaan. Manusia yang menjadi motor penggerak semua komponen yang ada di dalam
organisasi tersebut, sehingga manusia menjadi ujung tombak dari pengelolaan organisasi secara
keseluruhan. Untuk melakukan perubahan ke arah yang positif, maka dibutuhkan manusia-
manusia andal yang mampu mencari strategi yang tepat dan unik guna memenangkan
persaingan. Seperti diketahui, dalam organisasi terdapat salah satu unsur, yaitu manusia yang
merupakan sumber daya penggerak tujuan suatu organisasi dan paling banyak berperan untuk
menentukan berhasil atau tidaknya tujuan organisasi tersebut. Sumber daya manusia atau disebut
karyawan berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian organisasi
demi pencapaian misi yang maksimal. Demikian vitalnya manusia dalam sebuah organisasi,
sehingga untuk dapat menjalankan organisasi dengan baik, maka manusia tersebut haruslah
kreatif, inovatif, dan produktif. 

Yang dimaksud dengan kreatif adalah menciptakan ide atau gagasan baru yang mampu
menghasilkan produk baru yang belum ada sebelumnya dan bisa digunakan oleh masyarakat.
Ciri-ciri orang yang kreatif antara lain memiliki banyak ide dan kemauan, memiliki jiwa yang
suka dengan tantangan, selalu mencoba sesuatu yang baru, serta memiliki jiwa yang profesional.
Sedangkan yang dimaksud dengan inovasi adalah pembaruan yang bertujuan memberikan nilai
lebih pada suatu produk dengan ide baru yang berbeda dengan produk lainnya. 
Orang yang inovatif memiliki ciri-ciri seperti giat belajar dan bekerja, selalu berorientasi ke
depan, kaya ide-ide yang cemerlang, berpikir rasional dan berprasangka baik, menghargai dan
menggunakan waktu sebaik-baiknya, serta suka melakukan eksperimen dan penelitian.

Walaupun kedua kata ini memiliki arti yang berbeda, namun kedua hal tersebut sangat
berhubungan erat. Dengan bersikap kreatif dan inovatif, kita akan menjadi “beda” dengan yang
lain, menjadi unik dan akan berpotensi menjadi yang terdepan dalam persaingan yang semakin
ketat. Sikap kreatif dan inovatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun tidak semua
orang mampu mengembangkannya. Untuk bisa mengembangkan sikap kreatif dan inovatif,
diperlukan suatu kesungguhan dan ketekunan. Kreatif dan inovatif menjadi salah satu kunci
sukses untuk memenangkan persaingan. Pengembangan sikap kreatif dan inovatif juga akan
lebih baik apabila dikembangkan secara bersama-sama, karena keduanya memiliki suatu
sinergitas yang kokoh. Dengan menciptakan produk baru yang berbeda dengan produk lain,
maka akan memiliki suatu nilai “plus” dibandingkan dengan produk lain. Oleh karena itu,
penting untuk mendorong pengembangan kreativitas dan menjadi benar-benar inovatif.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjadi diri yang kreatif dan inovatif, antara lain
dengan membuat ide-ide baru sehingga dengan memiliki ide-ide yang kreatif, maka akan tercipta
program baru yang lebih inovatif, melawan ketakutan dalam melakukan perubahan dan tidak
takut akan kegagalan, memiliki motivasi diri yang kuat sehingga ide yang diciptakan dapat
diaplikasikan dengan mudah dan tidak akan menyerah dalam menghadapi kegagalan, menerima
pendapat pihak lain terhadap ide yang akan direalisasikan, serta memperluas wawasan dengan
membaca sehingga mendapat pengetahuan untuk menciptakan ide-ide baru. Dengan menjadi
pribadi yang kreatif dan inovatif, maka juga akan mendorong pada peningkatan produktivitas. Di
mana pribadi yang produktif memiliki kemauan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak
dari biasanya. Hal ini akan sangat membawa dampak baik kepada sebuah organisasi. Dengan
menjadi sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan produktif, maka secara otomatis juga
akan membawa organisasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan maksimal.

Inovasi sering menjadi dasar dibangunnya bisnis kewirausahaan karena menyediakan


keunggulan produk yang inovatif. Di sisi lain, tindakan kewirausahaan merupakan suatu cara
untuk membawa inovasi ke pasar. Kinerja inovasi merupakan kunci untuk keunggulan kompetitif
dalam lingkungan yang sangat bergejolak. Kinerja inovasi sebagai pendorong utama bagi
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kemampuan untuk berinovasi memiliki konsekuensi
langsung bagi kemampuan untuk bersaing di tingkat individu, perusahaan, tingkat regional, dan
nasional (Sofyan, 2017). Elitan dan Anatan (2009) inovasi dapat diartikan sebagai proses
adaptasi produk, jasa, ide, atau proses baik yang sudah ada dalam organisasi maupun yang
dikembangkan dari luar organisasi.

2.5 Daya Kreativitas dan Hasil Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif sangat erat hubungannya dengan kreativitas, karena kreativitas merupakan hasil
dari proses berpikir kreatif yang dilakukan oleh seseorang. Berfikir kreatif menurut Coleman dan
Hammen (Jalaludin Rakhmat, 1989) adalah berpikir yang menghasilkan metode baru, konsep
baru, pengertian baru, penemuan baru dan seni baru. Orang yang berpikir kreatif akan selalu
berusaha memperoleh sesuatu yang baru.

Rawlingson (1971) menjelaskan bahwa berpikir kreatif dinamakan berpikir divergen atau lateral
adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan. Berpikir kreatif
disebut juga berpikir divergen atau lateral karena terdapat banyak jawaban yang diajukan untuk
memecahkan pesoalan yang dimunculkan dan pikiran itu didorong untuk menyebar jauh dan
meluas mencari pemecahan masalah.

Dalam berpikir kreatif tidak boleh terlalu cepat memberikan evaluasi terhadap ide-ide yang
muncul dan membuangnya meskipun ide itu kurang berat. Sebaiknya semua ide itu dicatat dan
pada akhir periode barulah dilakukan evaluasi tentang setiap ide tersebut. Untuk dapat berpikir
kreatif dengan baik diperlukan keberanian dan keyakinan pada diri sendiri.
Orang berusaha berpikir kreatif karena adanya keinginan yang kuat pada pribadinya untuk
menghasilkan sesuatu kemajuan, akibat dari adanya dorongan untuk berprestasi tinggi, serta
adanya kesadaran akan pentingnya sesuatu yang baru tersebut. Orang berusaha untuk berpikir
kreatif dan hal itu telah dilakukan orang-orang hebat sejak berabad-abad yang lalu sampai
sekarang, hal ini disebabkan adanya keinginan yang kuat pada pribadi-pribadi orang yang
bersangkutan untuk menghasilkan sesuatu kemajuan karena adanya dorongan untuk
berprestasi (n-Ach) yang kuat, juga karena ada kesadaran akan pentingnya sesuatu yang
memberikan hal yang baru atau sesuatu yang menghasilkan kepuasan tertentu.
Dorongan-dorongan pada manusia yang cukup banyak jumlahnya perlu memperoleh kepuasan
dan penyaluran melalui kegiatan berpikir kreatif untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Potensi-
potensi yang dimiliki oleh manusia mendorongnya untuk mampu mengaktualisasikan diri dalam
kegiatan dan kehidupan masyarakat, sehingga pada hakekatnya setiap manusia itu bila ada
kesempatan, dana, ada kemauan untuk menggunakan daya kreatifitasnya, ia akan berusaha
melahirkan sesuatu yang baru melalui kegiatan untuk meciptakannya. Tidak mengherankan
bahwa hampir tiap kurun waktu tertentu terdapat hasil karya berpikir kreatif dari manusia yang
berwujud penemuan-penemuan dalam teknologi, ilmu pengetahuan, hasil seni ataupun budidaya
yang lain.

2.6 Investasi Modal Insani Dalam Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif menurut Howkins, (2005) menyatakan bahwa “the creative economy is an
economy where a person’s ideas, not land or capital, are the most important input and output”
dimana dapat dijelaskan bahwa kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan,
hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat
layak. Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Florida (2002) dalam Moelyono
(2010:219) menyatakan bahwa perbedaan pendapat tersebut maka muncullah pengembangan
ekonomi kreatif yang mana ekonomi kreatif tidak hanya bersumber pada sumber daya saja tetapi
juga membutuhkan sumber daya manusia dimana secara umum ekonomi kreatif merupakan
konsep ekonomi di era ekonomi modern yang mengidentifikasikan informasi dan kreativitas
dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusia (SDM) sebagai
faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan
(Hasibuan, 2000:10). Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan
global yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan
(Bling Community, 2008).
Investasi modal Insani dalam ekonomi kreatif dikemukakan bahwa industri kreatif yang sukses
dalam menciptakan nilai tambah ditentukan oleh kemampuan intelektuall dari modal insani
(human capital). Berdasarkan dibawah ini dapat ditunjukkan mengenai peran investasi sumber
daya manusia dalam membentuk modal insani untuk mencapai keunggulan daya saing. Hal ini
dapat dilihat sebagai berikut:

Investasi Sumber Daya Manusia:

1. Pendidikan

2. Pelatihan

3. Pengalaman

Modal Insani :

1. Modal social

2. Modal intelektual

3. Modal mental dan spiritual

4. Modal Emosional

5. Modal motivasi

Kreativitas :

1. Ide/gagasan

2. Persepektif

Inovasi :

1. Penciptaan

2. Pembaruan
3. Perubahan

Investasi sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan, pelatihan dan pengalaman, dan
praktik-praktik kerja akan membentuk modal insani berupa ilmu pengetahuan,
kecakapan, kpribadian kreatif dan inovatif. Modal insani yang semakin tinggi maka
kinerja sumber daya manusia akan semakin tinggi dan daya saing sumber daya manusia
juga semakin tinggi.

2.7 Komunitas Kreatif

Ekonomi kratif (ekraf) merupakan era baru dalam peradaban ekonomi dunia, ekraf
bukan hanya sekedar style kekinian. Pada pengembangan ekraf, menuntut generasi
menjadi manusia yang produktif, mengaktivasi jiawa kewirausahaan muda dalam
membangun bisnis industry kreatif yang tepat guna yang sesuai dengan hobi dan
karakternya, serta mampu melahirkan dan menumbuhkan kepekaan social untuk
bergotong royong agar tujuan yang ngin dicapai dapat berhasil. Menjadi bagian dalam
eknomi kreatif tersebut akan membawa pada jalan kebahagian, mam[u membuka
pintu kemakmuran dan kesejahteraan bagi insan kehidupan baik individu mapun
orang disekitar.

Dalam pengembangan ekonomi dan industry kreatif dibutuhkan sinergitas


stakeholders yaitu, academics, bussines, community, government dan media.

Pemerintah, sesuati dengan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


menjadi fasilitator, regulator dan pengangguran. Yang juga merangkap sebagai
eksekutor.

Akademisi, berperan dalam membangun transformasi kehidupan

Bisnismen dan asosiasi, berbagi atau menjadi sumber yang mampu memberikan ilmu
kesuksesan dengan khalayak yang mampu berperan lewat kekuatan modal,
pengalamn, pengetahuan dan akses pasar.
Media, mensosialisasikan dan menginformasikan mengenai sesuatu yang mampu
membangun kreatfitas anak abangsa dan juga dapat berguna, serta mampu
membackup proses pengembangan dan pemberdayaan.

Sedangkan posisi dan peran komunitas, komunitas bekerja membentuk ekosistem


serta menyiapakn button up untuk menumbuhkan inisiatif, partisipatif dan antusias.
Komunitas merupakan jantung dalam pengembangan ekraf, jika jantung sudah tidak
mampu berdetak lagi makan berhentilah segala prose. Jika jantung menjadi pasif
maka pengembangan ekraf tidak akan berjalan baik, tepat, dan benar.

2.8 Instrument Tes Untuk Mengukur Kreativitas

Asumsi-asumsi kreativitas, yaitu: 1) setiap orang memiliki kemampuan kreatif, 2) kreativitas


dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda atau berupa gagasan, 3)
aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis
dengan lingkungan, 4) dalam diri seseorang terdapat faktorfaktor yang dapat menunjang atau
menghambat kreativitas, 5) kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, 6) karya
kreatif tidak lahir hanya kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut
kecakapan, keterampilan dan motivasi yang kuat.

Pengukuran kreativitas dapat dilakukan dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan analisis obyektif terhadap produk kreatif,

2. pertimbangan subyektif,

3. inventori kepribadian,

4. inventori biografis dan

5. Tes kreativitas. Antara kreativitas dan inteligensi terdapat perbedaan.

Apabila kita mengacu kepada teori Guilford tentang Strukture of Intelect, maka inteligensi lebih
menyangkut pada cara berpikir konvergen (memusat), sedangkan kreativitas lebih berkenaan
dengan cara berpikir divergen (menyebar). Dalam hal ini Guilford (1967), sebagaimana
dikemukakan Utami Munandar (1992), menjelaskan bahwa berpikir konvergen adalah pemberian
jawaban atau penarikan kesimpulan yang logis (penalaran) dari informasi yang digunakan,
dengan penekanan pada pencapaian jawaban tunggal yang paling tepat. Adapun berpikir
divergen (yang juga disebut berpikir kreatif) adalah kemampuan memberikan bermacam-macam
jawaban berdasarkan informasi yang diberikan, dengan penekanan pada keragaman, jumlah dan
kesesuaian.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Mardhiyana, ,. E. (n.d.). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Rasa Ingin
Tahu Melalui.

DJKN. (2018, Desember 12). SDM yang Kreatif, Inovatif, dan Produktif. Kementrian Keuangan
Republik Indonesia.

Larassaty, A. L. (2016). KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG INDUSTRI


KREATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PARIWISATA(STUDI KASUS
PADADINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KEBUPATEN PASURUAN).
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA.

Rosmad, M. L. (2018, oktober 1). ANALISIS FAKTOR PENUNJANG PENGEMBANGAN


USAHA INDUSTRI SUSU. Jurnal Manajemen Deawantara, 2, (77-86).

Anda mungkin juga menyukai