Anda di halaman 1dari 22

REKAYASA IDE

Inovasi Dan Kreatifitas Dalam Pembelajaran

NAMA : Dino Alfindo


NIM : 5141111002
KELAS : VI. PTB Reguler 14
MK : Metodologi Penelitian

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Ide adalah sebuah rancangan yang tersusun didalam pikiran atau gagasan. Ide inilah yang
mendasari mengenai pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut yang bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif). Ide atau gagasan mengenai
belajar dan pembelajaran terbagi menjadi tiga, yaitu rasionalisme, empirisme, dan konstruktivisme.
Rasionalisme adalah paham yang menekankan sumber pengetahuan berasal dari akal atau
pikiran, sehingga pikiran akan berperan secara aktif dalam penyampaian informasi mengenai
pengetahuan. Empirisme adalah suatu paham yang menekankan sumber pengetahuan berasal dari
pengalaman indriawi. Konstruktivisme adalah suatu paham yang lebih memahami belajar sebagai
kegiatan membangun atau menciptakan pengetahuan dari pikiran secara aktif dengan memberi makna
pada pengetahuannya sesuai dengan pengalaman indriawi serta adanya interaksi dengan lingkungan.
Proses belajar dan pembelajaran akan menjadi lebih baik secara pengetahuan,
karakter,psikologi dan psikomotor, jika adanya pemahaman tentang ide atau gagasan mengenai
pembelajaran. Belajar merupakan pembentukan kebiasaan yang terjadi karena adanya interaksi antara
organisme dan lingkungan sehingga mampu mengakibatkan perubahan perilaku organisme tersebut,
sehingga belajar adalah proses penting dalam kehidupan.
Belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang tidak
dimiliki sebelumnya (Rahyubi, 2012: 2). Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga liang lahat. Salah
satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), dan sikap (afektif) (Siregar, 2011: 3). Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Purwanto
dalam Thobroni, 2013: 20). Pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah salah satu usaha yang
dilakukan untuk mencapai perubahan yang relatif tetap, baik perubahan pengetahuan dan perubahan
sikap maupun perubahan keterampilan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik (Rahyubi, 2012: 6). Pembelajaran tidak hanya dialami oleh
peserta didik melainkan semua manusia sepanjang hayat, serta berlaku di mana pun dan kapan pun.
Proses pembelajaran akan membuat manusia menjadi insane yang lebih baik, berkarakter, memiliki
keahlian, dan berguna bagi masyarakat luas. Dalam proses belajar dan pembelajaran perlu adanya
rekayasa sistem lingkungan yang mendukung. Penciptaan sistem lingkungan yaitu menyiapkan
kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik. Kondisi dapat berupa sejumlah tugas-tugas
sekolah, menyediakan sarana dan prasarana sekolah. Berikut adalah skema proses belajar dan hasil
akhir yang seharusnya dicapai (Rahyubi, 2012: 4).
Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan
sampai saat ini terus dilaksanakan.berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam
usaha peningkatan kualitas pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung sekolah,
pengadaan sarana prasarana pendidikan, pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan
sampai pengesahan peraturan perundang-undangan. Namun, sampai saat ini semua usahausaha
tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Salah satu usaha
peningkatan kualitas guru dan dosen melalui program sertifikasi. Melalui program ini para
guru dan dosen diharapkan betul-betul memiliki kemampuan profesional yang memerlukan
keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma-norma
tertentu.
Salah satu kemampuan dan keahlian profesional yang harus dimiliki oleh para
pendidik adalah kemampuan bidang pendidikan dan keguruan, khususnya terkait dengan
strategi pembelajaran. Seorang guru dan dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang
studi yang akan diajarkannya saja, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan
pengetahuan dan keterampilan tersebut pada pada peserta didik. Sebagian besar guru-guru
tingkat pendidikan dasar dan menengah di Indonesia belum pernah mengikuti pendidikan dan
latihan keguruan yang memadai, sehingga pengetahuan dan keterampilan pembelajaran hanya
didasari atas pengalaman semata-mata, kurang didukung oleh teori-teori pembelajaran.
Mengingat kondisi para pendidik yang demikian, maka kehadiran sajian Model
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif ini akan sangat penting artinya bagi guru untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. Di
samping itu, sajian ini juga sangat berguna bagi para mahasiswa kependidikan, khususnya
yang berhubungan dengan matakuliah strategi pembelajaran yang merupakan matakuliah
wajib bagi calon-calon guru
BAB II

ORIGINITAS IDE DAN KONTEKS SOSIALNYA

A. Pengertian Inovasi

Inovasi adalah an idea, practice or object that perceived as new by an individual or other unit
of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru,
inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan
produk dalam berbagai bidang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 381) Inovasi diartikan sebagai penemuan baru
yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, misalnya gagasan, metode
atau alat.

Menurut Peter Drucker (1997 : 84), innovation as change that creates a new dimention of
performance. Inovasi sebagai suatu perubahan yang menimbulkan dimensi baru dalam
penampilannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, inovasi merupakan sebuah temuan baru


baik dalam bentuk ide, barang atau jasa yang berbeda dari sebelumnya dalam lingkun gan tertentu,
dalam arti kreasi, dimensi dan penampilannya. Kemudian temuan baru itu diproses, dikenalkan secara
sistematis dengan maksud agar dimilii oleh individu lain supaya terjadi perubahan, sehingga
perubahan hasil inovasi tersebut menjadi kepuasan pada pihak yang menggunakannya

B. Pengertian Kreativitas

Beberapa pengertian kreativitas :

Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang tidak dibuat oleh orang lain,
sesuatu yang baru dan memiliki daya guna

Kreativitas adalah membuat sesuatu yang abstrak menjadi nyata, sesuatu yang potensial
menjadi aktual

Kreativitas adalah kombinasi dari tiga hal, yaitu :

Penalaran (thinking)

Kecakapan (skills)
Motivasi

Kreativitas adalah orisinalitas, artinya bahwa produk, proses, atau orangnya, mampu
menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan
dalam dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff (1990) sebagai kreativitas akademik
(academic creativity), Kreativitas akademik ini menjelaskan cara berpikir guru atau siswa dalam
belajar dan memproduksi informasi. Berpikir dan belajar kreatif memuat kemampuan untuk
mengevaluasi (kemampuan untuk menangkap akar masalah, ketidakkonsistenan dan elemen yang
hilang), berpikir divergen (fleksibilitas, originalitas dan elaborasi) dan redefinisi. Belajar secara
kreatif adalah hal yang alami karena berkaitan sifat manusia yang selalu ingin tahu. Psikologi belajar
telah menunjukkan bahwa individu yang menghadapi hal baru akan mengalami ketidakseimbangan
dalam dirinya. Dengan demikian peluang untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut secara kreatif
terbuka bagi semua orang.

Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang
tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan,
kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan tidak
langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau
motivasi. Apakah perbedaan antara kreativitas dan inovasi? Inovasi dapat diartikan sebagai proses
penyempurnaan produk atau proses yang sudah ada. Negara Jepang adalah negara yang inovatif
karena terus menerus menciptakan beragam produk otomotif, elektronik atau industri yang menguasai
pasar dunia. Negara Inggris dan Jerman adalah negara yang kreatif karena banyak ilmuwan mereka
banyak memenangkan hadiah Nobel. Kreativitas adalah jantung dari inovasi. Tanpa kreativitas tidak
akan ada inovasi. Semakin tinggi kreativitas, jalan ke arah inovasi semakin lebar pula.

C. Konsep dan Makna Pembelajaran

Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Menurut Gagne, Briggs
dan Wager (1992) yang diungkap Paulina Panen (1999,1.5) , pembelajaran adalah serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Konsep Pembelajaran menurut Corey, yang diungkap Syaiful Sagala (2003 : 61) adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau mengahasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset dari pendidikan.

Kegiatan pembelajaran adalah merupakan perpaduan antara aktivitas belajar dengan aktivitas
mengajar. Menurut Teori Gestalt, yang diungkap E. Kusmana Pachrudin (1985 : 3 ) menyatakan :
Belajar adalah proses interkasi antara berbagai potensi yang ada dalam diri siswa dengan aneka
potensi yang datang dari guru, siswa lainnya, fakta-fakta yang dihadapinya, konsep-konsep yang
diketahuinya serta lingkungan yang melandasi proses belajarnya.

Berdasarkan pengertian belajar tersebut maka kegiatan mengajar harus diberi makna sebagai
aktivitas yang dilakukan guru dalam menyiapkan berbagai konsep, fakta, masalah dan lingkungan
belajar yang akan sanggup memberi kemudahan kepada potensi yang ada pada diri siswa sebagai
subyek ajar dalam mencapai tujuan belajarnya.

Kegiatan pembelajaran tidak hanya berlangsung dalam konteks tatap muka antara guru dan
siswa di dalam kelas, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara phisik. Siswa dapat
belajar melalui bahan ajar cetak, modul, buku, LKS, program radio, program televisi atau media
lainya. Tentu saja guru tetap memainkan peranan penting dalam merancang setiap kegiatan
pembelajaran.

Dari pengertian diatas, kita dapat mengetahui bahwa ciri utama pembelajaran adalah
meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa, sedangkan ciri lainnya adalah adanya interaksi.
Interaksi tersebut terjadi antara siswa yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru,
siswa lainnya, tutor, media atau sumber belajar lainnya. Ciri lainnya adanya saling keterkaitan antara
komponen-komponen seperti tujuan, materi, kegiatan dan evaluasi pembelajaran. Tujuan
pembelajaran mengacu pada kemampuan/kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah
mengikuti suatu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dianggap
esensi yang harus dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan metode, model dan media dalam rangka
membahas materi sehingga siswa menguasai kompetensi yang dipersyaratkan. Evaluasi adalah
kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai keberhasilan pembelajaran. Baik materi, kegiatan maupun
evaluasi dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran.

Sedangkan Syaiful Sagala (2003 : 63 ) mengatakan Pembelajaran mempunyai dua


karakteristik yaitu Pertama , dalam proses pembelajaran melibatkan mental siswa secara maksimal,
bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktivitas siswa
dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya
jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir
siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh
npengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.

D. Prinsip Prinsip Pembelajaran


Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Oleh
karena itu, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa , untuk mengembangkan dan
memanfaatkan potensi, bakat dan kemampuan yang dimilikinya dalam membangun ide , gagasan.
Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan
memberikan kemudahan belajar, agar proses belajar lebih memadai. Guru bertanggung jawab untuk
menciptakan situasi yang mendorong terjadinya prakarsa, motivasi belajar pada peserta didik.

Oleh karena itu dalam merancang kegiatan pembelajaran, guru harus memperhatikan beberapa
prinsip-prinsip pembelajaran berikut ini :

1) Berpusat pada siswa, Kegiatan belajar yang memusatkan perhatian pada siswa diindikasikan oleh
tingginya perhatian terhadap keragaman yang dimiliki siswa, baik keragaman kemampuan, bakat,
minat, sikap maupun latar belakang ekonomi, sosial dan keluarga.

2) Melibatkan siswa secara aktif, Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia
mau belajar. Oleh karena itu kegiatan belajar harus dirancang yang memungkinkan siswa untuk
belajar secara aktif, aktif mendengar, aktif melihat, aktif bertanya, aktif menemukan informasi, aktif
melakukan dan aktivitas lainnya yang memungkinkan terjadi perubahan pada diri siswa.

Mel Silberman (1990;2) menyatakan :

Apa yang saya dengar, saya lupa.

Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.

Apa yang saya dengan, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan

beberapa teman lain, saya mulai paham.

Apa yang saya dengan, lihat dan tanyakan atau diskusikan dan lakukan ,

saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.

3) Belajar dengan melakukan (learning by doing), Siswa tidak hanya dicekoki dengan sejumlah
informasi, tetapi harus lebih banyak diberi kesempatan, tantangan untuk menerapkan, mempraktekan
konsep atai teori yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kemampuan sosial, Pemahaman siswa dalam penguasaan kompetensi akan lebih
meningkat , apabila diberi kesempatan dan peluang untuk mengemukakan berbagai gagasannya
terhadap siswa lain atau guru dengan cara berdiskusi, saling bertanya, saling menjelaskan.

5) Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal
dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif, oleh karena itu perlu dikembangkan dalam
pembelajaran.

6) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, Kegiatan belajar mengajar perlu dirancang


agar mampu mendorong dan melatih siswa untuk mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah
yang dihadapinya.

7) Mengembangkan kreativitas siswa, Kegiatan pembelajaran perlu dirancang agar memberikan


kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi secara berkesinambungan

8) Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, Kegiatan pembelajaran perlu


dirancang agar siswa mampu mamnfaatkan ilmu dan teknologi yang terus berkembang secara
dianamis.

9) Menumbuhkan kesadran siswa sebagai warga negara yang baik, Kegiatan pembelajaran perlu
memberikan wawasan nilai moral dan sosial yang dapat membekali siswa menjadi warga negara yang
bertanggung jawab, baik terhadap lingkungan sosialnya maupun lingkungan alamnya.

10) Belajar Sepanjang Hayat, Kegiatan pembelajaran harus mampu membekali siswa dengan
keterampilan yang meliputi rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama, sehingga mendorong siswa untuk terus
belajar , baik formal maupun nonformal, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
BAB III

PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI

A. Perangkat Dasar Peningkatan Kreativitas dan Kemampuan Inovasi pada Guru

1. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan pemaknaan dunia nyata secara menyeluruh dengan cara
menginterpretasikan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya

Pembelajaran sejati adalah lebih berdasar pada penjelajahan yang terbimbing dengan
pendampingan daripada sekedar transmisi pengetahuan

Belajar pada kehidupan secara nyata dan kontekstual yang memberikan kesempatan siswa
untuk memecahkan masalah yang ada dengan caranya sendiri

2. Prinsip Belajar Aktif

a) Authentic/raw data

b) Siswa memiliki otonomi

c) Relevan-bermakna-menarik

d) Membutuhkan prior knowledge

e) Aktifitas yang menantang

f) Guru sebagai fasilitator dan co-learner

g) Social interaction and dialogue

h) Problem & evidence based learning

i) Bermacam perspektif

j) Kolaborasi-negosiasi

Media Pembelajaran
Beberapa pengertian media pembelajaran, yaitu :

1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran


(Schramm, !982}

2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, media, video,
slide, dan sebagainya.

3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi
perangkat lunak.

B. Manfaat Perangkat Kreativitas dan Inovasi Guru dalam Pendidikan

Dalam proses belajar dan mengajar, kreativitas dalam pembelajaran merupakan bagian dari
suatu sistem yang tak terpisahkan dengan peserta didik dan pendidik. Peranan kreativitas guru tidak
sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja,
akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Secara umum
kreativitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat
dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi beberapa macam antara lain :

1. Kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat siswa terhadap mata pelajaran.

Produk kreativitas guru diharapkan akan memberikan situasi yang nyata pada proses pembelajaran.
Selama ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang
abstrak. Verbalisme adalah hal sangat sulit sekali dan membosankan bagi siswa jika terus menerus
dipacu di sekolah. Penerapan produk kreativitas guru misalnya berupa instrumen yang mampu
mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan mampu menurunkan rasa bosan siswa
dan meningkatkan minatnya pada mata pelajaran.

2.Kreativitas guru berguna dalam transfer informasi lebih utuh.

Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal
ini terlihat pada aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga
siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. Produk kreativitas guru akan melengkapi
gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah
mengenai informasi yang didapatkan dari teks. Pada kasus penerapan produk kreativitas guru pada
laboratorium, dengan memanipulasi objek dan situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek dan
situsi tersebut seakan-akan sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh siswa.
3. Kreativitas guru berguna dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam
mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar.

Produk kreativitas guru sangat penting dalam pengembangan kerangka berpikir ilmiah berupa langkah
rasional, sistematik, dan konsisten. Hasil-hasil kreativitas guru akan merangsang siswa untuk
membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahan data serta perumusan
hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya memperkuat ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi
juga berfungsi sebagai pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.

4. Produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas siswa.

Kreativitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat mengembangkan
kreativitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa akan
memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan keunikan dalam berpikir.

C. Wadah Perangkat Kreativitas dan Inovasi Guru dalam Pembelajaran

Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk
kreativitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreativitas dan hasil
inovasi dalam bentuk media pembelajaran.

1. Kreativitas dalam Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas, mengorganisasikan sumber
daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam
proses pembelajaran yang baik. Dalam hal manajemen kelas, kreativitas guru dalam manajemen kelas
diarahkan untuk:

Membantu siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif

Menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar

2. Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran

Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas. Fungsi
Media Belajar (1) membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan, (2)
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, (3) Mengurangi terjadinya mis understanding, (4)
Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan. Dalam hal media belajar, kreativitas guru
dalam media belajar diarahkan untuk:
1. Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar

2. Membantu siswa mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata

D. Peranan Guru Dalam meningkatkan Kreativitas Siswa

Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru yang
memasuki proses belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu. Guru pada tahap
ini diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan dengan learning skills
acquired, misalnya dengan jalan memberi kesempatan siswa untuk bertanya (questioning),
menyelidik (inquiry), mencari (searching), menerapkan (manipulating) dan menguji coba
(experimenting). Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang ditemui karena siswa
hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang abstrak. Rasa ingin tahu siswa harus
dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi mereka untuk melihat dari dekat, memegangnya
serta mengalaminya.

Guru diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendemontsrasikan perilaku
yang kreatif. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas siswa
antara lain :

1. Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa

2. Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)

3. Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan dengan cara
mendengarkan dan mempertimbangkan. Padatataran ini, guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.

E. Pemanfaatan Komputer sebagai Wahana Pendukung Kreativitas

Komputer dewasa ini telah dilengkapi dengan kemampuan yang tak tertandingi oleh peralatan lain,
baik dari segi kecepatan maupun keluwesan penggunaannya. Dalam kaitannyan dengan peningkatan
mutu pendidikan, tidak salah jika komputer menjadi pilihan tepat sebagai media pembelajaran. Salah
satu mata pelajaran yang dapat dibantu dengan berbagai fasilitas di dalam komputer adalah
matematika dan IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) atau yang lebih akrab disebut dengan MIPA. Mata
pelajaran matematikan dan IPA adalah mata pelajaran yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
sehingga selama ini ditakuti siswa sekolah, padahal mata pelajaran matematika dan IPA adalah ilmu
dasar yang mutlak harus dikuasai sebagai langkah awal dalam meletakkan landasan penguasaan
teknologi. Konsep MIPA tidak mungkin dapat dikuasai hanya dengan membaca buku ataupun
menghafal rumus-rumus saja.

Disamping cara ini sangat memerlukan waktu dan tenaga yang banyak, cara-cara seperti ini dapat
menyebabkan berbagai macam miskonsepsi. Oleh karena itu untuk mengatasi persoalan tersebut,
siswa harus dibawa sedekat mungkin dengan peristiwa alam, misalnya dengan metode eksperimental
atau metode demonstrasi. Dalam hal ini, komputer menjadi media yang cocok untuk menunjang cara
pengajaran seperti itu. Hal ini dikarenakan komputer memiliki beberapa karakteristik, antara lain :

1. Komputer dapat digunakan dimana saja dan kapan saja

2. Dapat dipakai dalam proses belajar mengajar baik secara klasikal maupun individual

3. Mudah dan murah pembuatannya

4. Komputer dapat memvisualisasikan fenomena alam seperti proses aslinya

5. Komputer mampu melakukan simulasi, perhitungan data untuk digunakan kapan saja

Secara spesifik, penggunaan komputer sebagai media bantu pendukung pembelajaran yang kreatif,
memiliki beberapa tujuan antara lain :

1. Pelajar lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan. Kemampuan siswa dalam hal
aplikasi, analisis dan sintesis dapat terus dibina.

2. Pelajar lebih berminat dan giat mempelajari mata pelajaran

3. Mengurangi terjadinya salah konsep dan verbalisasi, misalnya menghafal

4. Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan dan profesinya

Namun, meskipun banyak keuntungan yang bisa diperoleh, upaya komputerisasi media pendidikan
benyak menemui hambatan. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya guru yang mau dan mampu menyusun
sebuah aplikasi presentasi atau program pembelajaran. Selain itu sedikitnya pengetahuan guru tentang
pemrograman dan kurang tersedianya perangkat lunak pembelajaran juga menjadi kendala yang perlu
segera diatasi. Pada dasarnya, banyak guru yang telah mampu mengoperasionalkan komputer. Namun
patut disayangkan penggunaan komputer masih sebatas sebagai sarana bantu administratif dan bukan
untuk keperluan belajar yang menjadi tugas utamanya.
BAB IV

IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

A. Peluang Keterwujudan

Peluang dalam mewujudkan suatau pembelajaan yang inovasi dan kreatif sangat tebuka lebar
terlebih jika seorang guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
bagi siswa. Diantaranya sebagai berikut;

a. Kondisi Belajar yang Efektif


Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi yang strategi yang dapat
membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan
kondisi yang baik, hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan
kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan
sebagainya. Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar pribadi manusia, umpamanya
kebersihan rumah, penerangan serta keadaan lingkungan fisik yang lain.
Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya
ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan
cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam belajar yang
cukup atau lengkap. Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu dilakukan
langkah-langkah berikut ini:

1. Melibatkan Siswa secara Aktif


Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain :
a. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen.
b. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab.
c. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan guru.
d. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
e. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis.

Aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih
memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa :

1. Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai
teknik mengajar.

2. Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat
siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran.

2. Menarik Minat dan Perhatian Siswa

Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar.
Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa
dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang
dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.

3. Membangkitkan Motivasi Siswa


Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya
untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru
adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar. Berikut ini beberapa cara
bagaimana membangkitkan motivasi siswa :
a) Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya;
b) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa
tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut
serta didalam mencapai tujuan tersebut.
c) Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d) Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan
usahanya sendiri;
e) Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
f) Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin.

4. Memberikan pelayanan individu Siswa


Perlunya keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh
semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu adanya pelayanan
individu siswa. Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada
siswa secara perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu
kelas tertentu. Sistem pembelajaran individual atau privat, belakangan ini memang cukup marak
dilakukan melalui les-les privat atau melalui lembaga-lembaga pendidikan yang memang khusus
memberikan pelayanan yang bersifat individual.

5. Menyiapkan dan Menggunakan berbagai Media dalam Pembelejaran


Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya
verbalisme pada diri siswa. Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung yang
yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat
peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Di dalam menyiapkan
dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :

Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi
pelajaran yang diasjikan.

Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta
perbedaan individual dalam kelompok.

Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.

b. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda


Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar
siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi
antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada
siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada
siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal
daripada hanya diam mendengarkan.
2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa Anda.
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski
sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa diperhatikan.
Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam
kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan
perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.
3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda.
Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya
pikirkan sebelumnya.
4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau
pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik
Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa,
sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara. Saat siswa sudah mulai
merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa
canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia
akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon, ubah
format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui
seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa
siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa
pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan
hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka
tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi.
Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.
Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa.
Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah menangkap
pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu
jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta
didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang lain. Khusus dalam melakukan
pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar
apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua
ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis,
misalnya melalui pembelajaran mikro.Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional,
jumlah siswa dibatasi dalam setiap kelas maksimal 32 siswa.
Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan pelajaran dengan baik dan siswa
juga akan mudah menangkap yang nantinya akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah akan lebih mudah menyediakan alat praktikum
sesuai dengan jumlah siswa seperti komputer, alat praktik IPA, peralatan olahraga, labor bahasa dan
lain-lain. Dan juga guru menyampaikan materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan alat
multimedia. Bagi guru yang kreatif mereka membuat animasi karikatur dalam pembelajaran sehingga
siswa tidak merasa jenuh. Bagian kurikulum juga harus memikirkan bagaimana agar siswa juga dapat
menerima pembelajaran dengan baik dengan cara menyusun jadwal pelajaran dengan rapi. Dalam satu
hari siswa jangan diberikan pelajaran yang berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran yang
lainnya.

B. Nilai-nilai Inovasi

Nilai-Nilai Karakter Dalam Strategi Pembelajaran Inovasi


a. Karakter Kemandirian
Sikap madiri adalah sikap membangun diri dan melepaskan diri dari kebiasaan manja dengan
orang lain. Mandiri berarti melakukan sesuatu bersama diri sendiri. Secara sederhana, sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Kamandirian dalam lingkup luas, adalah bagaimana seorang mampu secara lahir dan batin mengatasi
segala persoalan yang dihadapinya. Baik persoalan yang terkait urusan pribadi atau kelompok.

b. Karakter pembaharu
Strategi inovatif dapat membantu siswa untuk berpikir merancang. Artinya, segala bentuk yang
sebelumnya belum diketahui akan dapat tercipta dengan daya imajinasi yang selalu diberi stimulus
berupa pertanyaan-pertanyaan baru dan proses reform atas bentuk yang tersedia mereka pelajari.
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. Mementuk karakter pembaharu, dengan harapan kelak
dalam kehidupan yang sesungguhnya para peserta didik ini mampu keluar dari jerat kejumudan, baik
pikiran maupun perbuatan secara nyata.

c. Karakter Kerja keras


Karakter kerja keras dalam kehidupan nyata adalah perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan)
dengan sebaik-baiknya. Kerja keras berlandaskan pada semangat juang dan proses memandang masa
depan yang cerah. Karakter ini sangat penting karena mampu menciptkan semangat optimism dalam
setiap pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Kerja keras adalah sikap pantang mundur walau kesulitan
dan masalah mendera bertubi-tubi. Dengan spirit kerja keras ini diharapakan peserta didik mampu
meningkatkan prestasi dan kekuatan kualitas diri demi menghadapi masa depan.

d. Karakter Percaya diri


Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan
dan harapannya. Sikap percaya diri dapat menjadikan kepuasan diri dalam memperoleh sesuatu yang
dikehendakinya. Percaya diri akan membentuk keyakinan atas kemampuan melakukan sesuatu dengan
sendiri. Karakter ini penting diaplikasikan ketika peserta didik menghadapi ujian. Peserta didik akan
terbebas dari nyontek atau kecurangan dalam proses ujian, sebab ia mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi, sehingga perasaannya akan terbangun untuk percaya pada kekuatan diri.
e. Karekter Keingintahuan
Seiring dengan kebiasaan manusia adalah sifat ingin tahu. Sesuatu yang baru adalah objek vital
dalam menarik rasa keingintahuan itu. Apabila sikap ini sering direspon, pengaruh positif akan
muncul dalam pembiasaan dan berujung pada pembentukan karakter seseorang. Di sinilah urgensi
strategi inovatif, yaitu menekankan kemunculan hal yang baru, yang sebelumnya masih awam di
benak peserta didik. Karena dengan begitu, peserta didik akan merasa tertantang untuk mengetauhi
segala sesuatu. Sikap dan tindakan yang selalu apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar, berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam.

C. Perkiraan Dampak

Dampak Positif dan Negatif Inovasi Pendidikan:


Di bidang teknologi komunikasi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan
antara lain:
1) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
2) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran.
3) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa
pos internet dan lain-lain

Disamping itu juga muncul dampak negatif yaitu:


Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.

Bidang Informasi Dan Komunikasi


Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan
dapat kita rasakan dampak positifnya antara lain:
1) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di manapun
melalui internet
2) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan
melalui handphone

Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata juga ada hal-hal yang negatif, antara
lain:
Penggunaan informasi tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan oleh pihak tertentu
untuk tujuan yang salah.

Bidang Sosial dan Budaya


1) Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator,
gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.

Meskipun demikian pengaruh negatif pada aspek budaya yaitu:


1. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai
keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi
tetapi miskin dalam rohani.
2. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong.
Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam
berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak
kejahatan
BAB V
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Untuk mewujudkan pembelajaran yang inovasi dan kreatif ditinjau dari kondisi dan suasana
serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses
pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang
inovasi dan kreatif dalam pembelajaran harus adanya factor-factor pendukung tertentu seperti
lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama
yang baik antara guru dan peserta didik.
Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi
dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara inovasi dan kreatif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan
maksimal. Jika pembelajaran tidak berjalan dengan efektif dan tidak menyenangkan bagi peserta
didik, peserta didik akan mengalami kejenuhan dalam belajar, guru henadaknya menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi
peserta didiknya. Agar pesrta didik tidak mengalami kejenuhan dalam belajar agar tujuan
pembelajaran dapat berjalan seperti yang di harapkan.

2. SARAN
Sebagai calon seorang guru, kita dituntut untuk bisa menciptakan inovasi dan kreatif dalam
belajar, membangkitkan semangat dan rasa percaya diri siswa. Jangan pernah mengejek siswa jika dia
salah, melainkan siswa tersebut harus semakin didorong agar tetap percaya diri dan bisa memperbaiki
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Suhardan, Dadang ;(2010) Inovasi dan Kreativitas Pendidikan, hand out perkuliahan

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI ;(2009) Manajemen Pendidikan, Alfa Beta, Bandung

Susilana, Rudi ; (2007), Media Pembelajaran, CV. Wacana Prima, Bandung

www. google.com

Anda mungkin juga menyukai