Anda di halaman 1dari 12

CJR PENGANTAR EKONOMI MAKRO

August 19, 2017 CRITICAL JOURNAL RIVIEW

Critical Journal Riview

ANALISIS TINGKAT
PENGANGGURAN DAN PENGARUH SIGNIFIKAN
TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN
BARAT

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya
rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyusun atau menyelesaikan tugas CJR
(Critical Journal Riview). Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai
dengan kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disususun dalam rangka memenuhi tugas
CJR pada mata kuliah Ekonomi Makro.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu
karena telah memberikan bimbinganya kepada saya untuk menyelesaikan tugas CJR ini hingga
selesai.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………......…........
DAFTAR ISI…………………………………………………………………........….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….............
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan CJR............................................................................
1.3 Manfaat PenulisanCJR ………………..……………………................
1.4 Identitas Jurnal …………………………………………......................
BAB II RINGKASAN JURNAL..........................………………………...................
2.1 Ringkasan Jurnal Utama.........................................................................
A. Metode Penelitian..............................................................................
B. Pemaparan Data..................................................................................
C. Hasil Penelitian...................................................................................
D. Simpulan............................................................................................
E. Saran...................................................................................................
BAB III ANALISIS PERBANDINGAN..…………………………………...............
3.1 Riview Kedua Jurnal...............................................................................
3.2 Kekuatan Penelitian…….........................................................................
3.3 Kelemahan Penelitian..............................................................................
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………........
4.1 Kesimpulan..............................................................................................
4.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………..…..................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sehubungan dengan diterapkannya kurikulum KKNI Perguran Tinggi Terutama Bidang
keguruan, para mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide, dan
kreatifitasnya. Dalam Critical Journal Riview ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah
jurnal yang terkakreditasi, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat
dipahami oleh mahasiswa yang melakukan Critical Journal Riview ini, termasuk didalamnya
mengerti akan kelemahan dan keunggulan dari jurnal yang akan dikritisi dengan
membandingkannya dengan jurnal yang sejenis. Dalam hal ini saya mengkritik
jurnal“ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENGARUH SIGNIFIKAN
TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI
KALIMANTAN BARAT”,Penulis Rini Sumantri.
Pengangguran akan selalu muncul dalam sistem perekonomian modern. Hal ini terjadi
karena adanya kesenjangan antara penawaran tenaga dengan permintaan akan tenaga kerja.
Kesenjangan ini akan selalu terjadi karena berbagai faktor demografis, wilayah maupun
perubahan tehnologi yang dalam istilah ekonomi dinamakan pengangguran friksional dan
pengangguran struktural. Pasca reformasi politik di Indonesia, ternyata masalah penggangguran
masih menjadi persoalan serius bagi pemerintah.Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata
tidak mampu menekan angka pengangguran. Pada tahun 2013 tingkat pengangguran di Indonesia
masih tinggi di atas 6% . Hal ini menunjukkan adanya gejala deindustrilisasi prematur, peranan
sektor jasa lebih dari 35% dari PDB tahun 2013 jauh di atas sektor industri yang sebesar 24%.
Deindustrialisasi terjadi pada saat pendapatan perkapita masih pada kisaran US$ 3.000.Hal ini
mengakibatkan rendahnya penyerapan tenaga kerja pada saat laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi.Untuk itu perlu adanya perubahan kebijakan dalam pembangunan ekonomi yang bukan
hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi juga mampu meningkatkan penyerapan tenaga
kerja.
Dalam ekonomi kapitalisme modern masalah utama dalam ekonomi nasional adalah
adanya penggangguran .Masalah ini muncul karena perekonomian tidak mencapai kondisi
kesempatan kerja penuh sehingga ada sekelompok orang yang tidak dapat bekerja walaupun
mereke sangat menginginkan pekerjaan tersebut. Kesempatan untuk bekerja tersebut hilang
karena perusahaan, organisasi pemerintahan dan badan usaha lain sudah cukup mempekerjakan
karyawannya untuk menghasilkan produk barang dan jasa .Hal ini mengekibatkan adanya
sekelompok orang yang harus menerima kenyataan tidak dapat bekerja dalam sistem ekonomi
tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan CJR


1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro
2.Untuk mengulas isi setiap materi yang dibahas dalam sebuah jurnal
3.Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal yang dikritikalisasi
4.Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh
setiapmateri yang ada dalam sebuah jurnal
5.Membandingkan isi jurnal pada implikasinya terhadap pada kehidupan nyata

1.3 Manfaat Penulisan CJR


1.Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam jurnal
ini
2.Untuk memahami tentang teori Ekonomi Makro yang ada dalam jurnal ini
3.Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana kesehatan dan keselamatan kerja
4.Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritikalisasi sebuah jurnal dan memandingkannya
dengan jurnal yang lain

1.4 Identitas jurnal


A.Jurnal Utama
1.Jurnal utama : ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENGARUH
SIGNIFIKAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA DI
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2.Jurnal : Jurnal Ekonomi Makro
3.Penulis : Rini Sumantri
4.Download : http://journal.um.ac.id/index.php/ Ekonomi-
Makro/article/download/3400/617
5.Volume : Vol. 19, Hal. 212-2019
6.Kota Terbit : Riau
7.Tahun Terbit : 2011
B.Jurnal Pembanding
1.Jurnal pembanding: ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI KOTA AMBON
2.Jurnal : Jurnal Ekonomi Modern
3.Penulis : Ajeng Koswara
4.Download : http://journal.unpad.ac.id/index.php/ Makro-
Modern/article/download/8811/314
5.Volume : Vol. 6, Hal. 25-29
6.Kota Terbit : Bandung
7.Tahun Terbit : 2014
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A.Metode penelitian
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data yang di
perlukan meliputi Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2005 – 2010 (%) dan juga Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2005 – 2010 (%).Setelah menganalis sumber data tesebut dilakukan diskusi
mengenai Hasil estimasi pengaruh tingkat pengangguran (X) terhadap tingkat kemiskinan (Y)
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat signifikan. Hal ini terlihat dari nilai probabilita
signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil daripada taraf signifikansi yang ditentukan sebesar (α) 0,05
atau 0,002 < 0.05. Koefisien betha sebesar -0,405 yang bertanda negatif bermakna bahwa
pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan tidak searah, yaitu apabila tingkat
pengangguran meningkat berpotensi untuk menurunkan tingkat kemiskinan.Sebaliknya apabila
tingkat pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan berpotensi untuk naik, dan pengaruh
tersebut signifikan.
Kajian yang dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat ini bertentangan
dengan teori. Secara teoritis, tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti tingkat pengangguran.
Dalam hal ini ketika tingkat pengangguran mengalami kenaikan maka secara otomatis tingkat
kemiskinan akan meningkat. Hubungan yang positif antara kemiskinan dan pengangguran
tersebut ditemukan di beberapa negara.Kajian yang mendukung teori dan yang bertentangan
dengan kajian ini di lakukan di Nigeria, misalnya Osinubi (2005) menemukan hubungan yang
sangat kuat antara tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran.Ketika tingkat pengangguran
naik, maka tingkat kemiskinan juga naik dan ketika tingkat pengangguran menurun maka tingkat
kemiskinan juga ikut turun.Dalam teori, selalu ada hubungan antara pengangguran dan
kemiskinan. Karena masyarakat yang menganggur tidak mempunyai penghasilan dan
pengaruhnya adalah pasti miskin.
B. Pemaparan data
Samuelson (1992) memberikan definisi pengangguran ( unemployed) adalah orang yang
tidak bekerja namun giat mencari pekerjaan atau sedang dipanggil kembali untuk berkerja di
perusahaannya. Dengan kata lain seseorang dikatakan menganggur apabila dia tidak bekerja dan
(a) berusaha mencari pekerjaan selama empat minggu terakhir,
(b) baru diberhentikan dari pekerjaan serta sedang menunggu untuk dipanggil kembali atau
(c) sedang mempersiapkan lamaran pekerjaan untuk atu bulan yang akan datang.
Bentuk Pengangguran Dalam kajian ekonomi terdapat beberapa bentuk pengangguran
yaitu;
1. Pengangguran friksional, pengangguran friksional muncul karena perpindahan orang yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain atau karena
tahapan siklus hidup yang berbeda.
2. Pengangguran silikal, pengangguran jenis ini terjadi karena permintaan total tidak memadai
untuk membeli semua keluaran yang dapat dihasilkan oleh angkatan kerja dalam kondisi
ekonomi dalam pengerjaan penuh.
3. Penggangguran struktural, pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan
oleh ketidaksesuaian antara struktur angkatan berdasarkan jenis ketrampilan, pekerjaan, industri,
atau lokasi geografis dengan struktur permintaan tenaga kerja.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya pengangguran struktural yaitu faktor
alamiah dan faktor kebijakan. Faktor alamiah terjadi karena adanya pertumbuhan ekonomi yang
menyebabkan bauran masukan yang dibutuhkan akan berubah. Perubahan ini menuntut adanya
penyesuaian ekonomi agar produksi dapat berjalan. Pengangguran ini muncul apabila
penyesuaian yang dilakukan lebih lambat dari kebutuhan yang diperlukan, hal ini akan
membentuk kantong kantong pengangguran di daerah , wilayah industri, dan pekerjaan pekerjaan
tertentu yang terjadi karena permintaan akan faktor produksi menurun lebih cepat dibandingkan
dengan penawarannya. Struktur permintaan akan tenaga kerja bergeser sehingga ada permintaak
yang tinggi akan tenaga kerja tertentu seperti pilot pesawat, ahli komputer sementara pada sisi
lain terjadi penurunan permintaan akan tenaga kerja pembukuan maupun administrasi. Hal ini
juga berlaku dengan adanya perusahaan multinasional dan transnasional yang menyebabkan
perubahan metoda produksi barang .
Faktor kebijakan terjadi karena pemerintah menetapkan kebijakan tertentu yang
memerlukan waktu bagi perusahaan untuk melakukan perubahan permintaan tenaga kerja.
Menurut tipenya pengangguran dapat dikelompokkan dalam bentuk berikut ini ;
1. Pengangguran terbuka; penganghguran ini muncul sebagai akibat dari pertumbuhan
kesempatan kerja lebih rendah dari pertumbuhan angkatan kerja. Hal ini mengakibatkan dalam
perekonomian semakin banyak tenaga kerja yang tidak mendapatkan pekerjaan.Tenaga kerja ini
dalam jangka panjang tidak masuk dalam kegiatan ekonomi, mereka menganggur secara nyata
dan penuh waktu.
2. Setengah menganggur (under employment) , jenis pengangguran ini terjadi karena para
pekerja bekerja di bawah jam kerja normal, biasanya sekitar 36 jam per minggu. Mereka yang
bekerja kurang dari jam kerja tersebut dikelompokan dalam kelompok setengah penganggur.
3. Pengangguran terselubung (disguid unemployment), pengangguran ini muncul karena jumlah
pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan
yang sebenarnya untuk menghasilkan produksi yang efisien. Dalam teori produksi pengangguran
ini muncul karena Produktivitas Marginal dari perusahaan sudah dibawah nol tetapi perusahaan
atau organisasi tetap menambah tenaga kerja karena berbagai pertimbangan.
4. Pengangguran bermusim, pengaguran ini banyak terjadi di sektor pertanian, pada musi hujan
nelayan dan penyadap karet tidak dapat bekerja, mereka terpaksa mengganggur menunggu
musim hujan selesai. Hal ini juga terjadi pada para petani pada waktu musim kemarau yang
menyebabkan petani tidak dapat bekerja karena lahannya kering dan tidak ada air.Selama musim
kemarau ini para petani terpaksa menganggur.

C. Hasil Penelitian
Secara teoritis laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa ada investasi yang masuk
dalam sistem perekonomian nasional. Investasi tersebut akan mendorong adanya permintaan
akan faktor produksi yang berupa tenaga kerja dan tanah/sumberdaya alam. Adanya kebutuhan
akan tenaga kerja tentunya akan meningkatkan permintaan tenaga kerja yang pada gilirannya
akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Proses ini akan terus berlangsung selama ada
pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh investasi di sektor riil. Dengan demikian tingkat
pengangguran seharusnya menurun sejalan dengan kenaikan laju pertumbuhan
ekonomi.Kenyataannya fakta berbicara lain, dengan melihat data diatas dapat diketahui bahwa
sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, laju pertumbuhan ekonomi sudah mulai
membaik sejak tahun 2000. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2000 mencapai 4,8% dan terus
tumbuh cukup tinggi sejak tahun 2003 sampai tahun 2012 . Laju pertumbuhan yang tinggi
tersebut ternyata belum mampu menekan tingkat pengangguran kurang dari 5,8 - 6,1 % dari total
angkatan kerj sesuai dengan target pemerintah pada tahun 2013. Pemerintah hanya mampu
menekan tingkat pengangguran yang tinggi pada tahun 2006 sebesar 10,3% menjadi 6,25 % pada
tahunj 2013 . Ketidakmampuan pemerintah menurunkan angka pengangguran kurang dari 6 %
menunjukan adanya kegagalan pertumbuhan ekonomi dalam menyerap angkatan kerja.Laju
pertumbuhan ekonomi nampaknya hanya terjadi pada sektor jasa yang memang kurang dalam
penyerapan yenaga kerja, sementara sektor industri dan pertanian yang banyak menyerap tenaga
kerja laju pertumbuhannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Budiantoro
(2014) yang menyatakan bahwa kontribusi industri pengolahan Indonesia menurun drastis sejak
tahun 2004 dari lebih dari 28 persen terhadap PDB merosot menjadi kurang dari 24 persen pada
tahun 2013. Sektor industri pengolahan tidak berkembang membuat proses rantai nilai dan nilai
tambah lunglai. Kemampuan industri pengolahan menyerap tenaga kerja melambat (Kompas,
12/2/2014) Harjanto (2013) menyatakan bahwa pemerintah orde baru yang menggantikan
pemerintahan orde lama melakukan program pembangunan ekonomi secara besar besaran yang
didukung dengan investasi asing dan hutang luar negeri.Hasil dari program pembangunan
nasional dapat dirasakan adanya perubahan dalam struktur ekonomi.Dalam kurun waktu sekitar
40 tahun terjadi perubahan komposisi PDB Indonesia berdasarkan sector ekonomi. Pada tahun
2010 peranan sector pertanian turun menjadi 13,6 % dari PDB , Sektor pertambangan 8,3 %,
sector ndustri menjadi 26,2 %, sector listrik dan gas sebesar 0,8 % , sector bangunan sebesar 6,4
%, sector pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,8% dan sector perdagangan dan jasa-jasa
menjadi 35,6 %. Penurunan sektor pertanian tidak diimbangi dengan kenaikan peranan sektor
industri dalam perekonomian Indonesia, kontribusi sektor industri pada tahun 2013 sebesar 24
persen sementara sektor jasa menjadi lebih dari 35 persen. Artinya perkembangan sektor jasa
jauh lebih cepat dibandingkan dengan sektor industri.Tingginya kontribusi sektor jasa dalam
perekonomien yang karakteristikya tidak banyak menyerap tenaga kerja menyebabkan tingkat
pengangguran di Indonesia sulit menurun secara cepat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Hal ini berarti gejala deindustrialisai prematur yang terjadi di Indonesia. Sebagai
perbandingannya China yang laju pertumbuhan ekonomi rata rata tumbuh 10 persen selama
kurun waktu 2006 – 2012 tingkat penggangguran pada periode yang sama sebesar 4%.
Sementara di kawasan Euro laju pertumbuhan ekonomi yang rendah pada periode 2006-2012
ternanyata diikuti dengan tingginya angka penggangguran yang mencapai rata rata 7 sampai 10
persen.Hal ini juga terjadi di Amerika Serikat, Korea Selatan. Berdasarkan data negara negara
tersebut , kenaikan pertumbuhan ekonomi akan mendorong penurunan tingkat pengangguiran,
demikian pula jika laju pertumbuhan ekonomi menurun maka akan terjadi kenaikan angka
pengangguran. Kondisi yang berbeda terjadi di Rusia dimana pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi ternyata juga diikuti dengan tinggnya angka pengangguran

D. Simpulan
1. Tingkat pengangguran berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di
Provinsi Kalimantan Barat. Data empiris menunjukkan pola hubungan yang tidak selalu searah
antara tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan.
2. Penganggur yang ada di rumahtangga tersebut tidak secara otomatis menjadi miskin karena
ada anggota keluarga lain yang memiliki pendapatan yang cukup untuk mempertahankan
keluarganya hidup berada di atas garis kemiskinan. Ini terutama terjadi pada pengangguran
terdidik dan total pengangguran terbuka di Provinsi Kalimantan Barat yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota, sebanyak 47,86% adalah pengangguran terbuka dengan tingkat pendidikan
Tamat SLTA ke atas (pengangguran terdidik). Disisi lain, kenyataan besarnya tingkat
pengangguran tersembunyi (bekerja dengan jam kerja yang rendah atau dengan pendidikan yang
rendah). Walaupun mereka bekerja (tidak menganggur), namun pendapatan yang diterima relatif
rendah dan dibawah garis kemiskinan (angka pengangguran tersembunyi di Kalimantan Barat
yaitu sekitar 43,51% dari jumlah tenaga kerja yang bekerja).
3. Pada kelompok keluarga yang sangat miskin, justru tingkat pengangguran rendah karena
sebagian besar anggota keluarga bekerja untuk bisa bertahan hidup, terkadang anak-anak juga
dilibatkan dalam bekerja dengan alasan penghasilan kepala keluarga atau orang tua tidak
mencukupi kebutuhan keluarga, terutama pada keluarga petani dengan pendidikan yang rendah
(dari total angkatan kerja yang bekerja, 61,07 % nya berpendidikan SD ke bawah, sehingga
pendapatan yang diterima rendah). Di Kalimantan Barat walaupun sektor pertanian sebagai
penyumbang terbesar PDRB (25,00% ) tetapi sektor ini juga yang menyerap tenaga kerja paling
besar (60,43%) sehingga menghasilkan produktivitas paling rendah (Rp 5.828,08) dibandingkan
sektor lainnya. Dengan produktivitas yang sangat rendah, tidak mengherankan bahwa petani di
Kalimantan Barat secara rata-rata miskin, walaupun dalam kategori tidak menganggur.
E. Saran
1. Yang berhubungan dengan pengangguran dan kemiskinan, pemerintah daerah perlu
peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan
akses pendidikan sampai ke pelosok daerah. Meningkatkan angka partisipasi sekolah (APK) SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
2. Perlu mengembangkan infrastruktur daerah dan struktur industri yang kokoh dengan
menciptakan industri turunan untuk mendukung berkembangnya sektor pertanian. Perlu adanya
pengembangan industri yang berhubungan dengan pengolahan hasil pertanian seperti pengolahan
hasil dari perkebunan kelapa sawit, karet, perikakan dan peternakan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil Riview Kedua Jurnal


Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal utama, yaitu Tingkat pengangguran berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat.Data
empiris menunjukkan pola hubungan yang tidak selalu searah antara tingkat pengangguran dan
tingkat kemiskinan.
Pada kelompok keluarga yang sangat miskin, justru tingkat pengangguran rendah karena
sebagian besar anggota keluarga bekerja untuk bisa bertahan hidup, terkadang anak-anak juga
dilibatkan dalam bekerja dengan alasan penghasilan kepala keluarga atau orang tua tidak
mencukupi kebutuhan keluarga, terutama pada keluarga petani dengan pendidikan yang rendah
(dari total angkatan kerja yang bekerja, 61,07 % nya berpendidikan SD ke bawah, sehingga
pendapatan yang diterima rendah).
Jika dibandingkan dengan jurnal Pembanding : ANALISIS PENGARUH INFLASI
DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI KOTA
AMBONTingkat pengangguran dan Pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang
berkebalikan, apabila pertumbuhan ekonomi itu naik, maka tingkat pengangguran akan turun dan
sebailknya.
Akibat dari tingginya tingkat pengangguran tersebut dalam jurnal Pengaruh Tingkat
Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat
dikatkan bahwa
1. tingkat pengangguran berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Data empiris menunjukkan pola hubungan yang
tidak selalu searah antara tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan.
2. Penganggur yang ada di rumahtangga tersebut tidak secara otomatis menjadi miskin
karena ada anggota keluarga lain yang memiliki pendapatan yang cukup untuk mempertahankan
keluarganya hidup berada di atas garis kemiskinan. Ini terutama terjadi pada pengangguran
terdidik dan total pengangguran terbuka di Provinsi Kalimantan Barat yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota, sebanyak 47,86% adalah pengangguran terbuka dengan tingkat pendidikan
Tamat SLTA ke atas (pengangguran terdidik). Disisi lain, kenyataan besarnya tingkat
pengangguran tersembunyi (bekerja dengan jam kerja yang rendah atau dengan pendidikan yang
rendah). Walaupun mereka bekerja (tidak menganggur), namun pendapatan yang diterima relatif
rendah dan dibawah garis 184 Yarlina Yacoub Eksos kemiskinan (angka pengangguran
tersembunyi di Kalimantan Barat yaitu sekitar 43,51% dari jumlah tenaga kerja yang bekerja).
3. Pada kelompok keluarga yang sangat miskin, justru tingkat pengangguran rendah
karena sebagian besar anggota keluarga bekerja untuk bisa bertahan hidup, terkadang anak-anak
juga dilibatkan dalam bekerja dengan alasan penghasilan kepala keluarga atau orang tua tidak
mencukupi kebutuhan keluarga, terutama pada keluarga petani dengan pendidikan yang rendah
(dari total angkatan kerja yang bekerja, 61,07 % nya berpendidikan SD ke bawah, sehingga
pendapatan yang diterima rendah). Di Kalimantan Barat walaupun sektor pertanian sebagai
penyumbang terbesar PDRB (25,00% ) tetapi sektor ini juga yang menyerap tenaga kerja paling
besar (60,43%) sehingga menghasilkan produktivitas paling rendah (Rp 5.828,08) dibandingkan
sektor lainnya. Dengan produktivitas yang sangat rendah, tidak mengherankan bahwa petani di
Kalimantan Barat secara rata-rata miskin, walaupun dalam kategori tidak menganggur.

Gambar : Data Terbaru Tahun 2016

Dari perbandingan ketiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Tingkat pengangguran
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan
Barat.Data empiris menunjukkan pola hubungan yang tidak selalu searah antara tingkat
pengangguran dan tingkat kemiskinan.
Pada kelompok keluarga yang sangat miskin, justru tingkat pengangguran rendah karena
sebagian besar anggota keluarga bekerja untuk bisa bertahan hidup, terkadang anak-anak juga
dilibatkan dalam bekerja dengan alasan penghasilan kepala keluarga atau orang tua tidak
mencukupi kebutuhan keluarga, terutama pada keluarga petani dengan pendidikan yang rendah
(dari total angkatan kerja yang bekerja, 61,07 % nya berpendidikan SD ke bawah, sehingga
pendapatan yang diterima rendah).
Penganggur yang ada di rumahtangga tersebut tidak secara otomatis menjadi miskin
karena ada anggota keluarga lain yang memiliki pendapatan yang cukup untuk mempertahankan
keluarganya hidup berada di atas garis kemiskinan.
Disini dikatakan bahwa terdapat usaha yang lebih besar dari kelompok keluarga yang
miskin untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu dengan bekerja sehingga pengangguran tidak
terlalu tinggi. Dalam hal ini juga dikatakan bahwa perlunya usaha dari pemerintah, yakni :
1. Yang berhubungan dengan pengangguran dan kemiskinan, pemerintah daerah perlu
peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan
akses pendidikan sampai ke pelosok daerah. Meningkatkan angka partisipasi sekolah (APK) SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
2. Perlu mengembangkan infrastruktur daerah dan struktur industri yang kokoh dengan
menciptakan industri turunan untuk mendukung berkembangnya sektor pertanian. Perlu adanya
pengembangan industri yang berhubungan dengan pengolahan hasil pertanian seperti pengolahan
hasil dari perkebunan kelapa sawit, karet, perikakan dan peternakan.

3.2 Kekuatan Penelitian

Menurut saya kekuatan penelitian ini adalah landasan teori yang digunakan dalam penelitian
sangat kuat sebagai acuan, juga disertai dengan pendapat ahli dan hasil penelitian sangat relevan
dengan penelitian terdahulu yang dicantumkan dalam jurnal penilitan ini, selain itu menurut
analisa saya, metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini sudah tepat sesuai dengan
tujuan penelitian dan dijelaskan oleh penulis dengan sangat rinci.
3.3 Kelemahan Penelitian
Menurut saya kelemahan penelitian ini adalah pada bagian penulisan hasil penelitian dan
pembahasan, menurut penelaah terdapat beberapa kesalahan penulisan karena ada beberapa
kalimat yang sama digunakan berulang oleh penulis dan menurut penelaah hal itu akan
mengurangi kekuatan jurnal penelitian ini. Selain itu, materi yang ditulis pada bagian
pembahasan juga kurang mendalam.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisa secara keseluruhan, menurut saya jurnal penelitian ini secara sistematika
sudah cukup bagus karena penulis telah mengikuti aturan penulisan yang
benar sertamemberikan deskripsi yang detail dan mendalam tentang kasus karena itu merupakan
sebuah keharusan bagi penelitian kuantitatif, dan saran saya bagi penulis untuk penelitian
selanjutnya agar lebih memperbanyak koleksi kosa kata supaya kalimat yang ditulis lebih
menarik dibaca dan mudah dipahami.
4.2 Saran
Adapun saran yang saya dapat berikan dalam penyempurnaan jurnal ini adalah :
1.Sebaiknya penulis memberikan beberapa teori pendukung dan pendapat ahli yang guna
lebih menguatkan pemahaman pembaca dalam memahami jurnal ini
2.Penulis juga sebaiknya memberikan sistematika jurnal umum agar pembaca dapat secara
bertahap mengerti akan pembahasan yang ada dalam jurnal ini.
3.Pemaparan data dalam jurnal ini sebaiknya lebih dilengkapi ,seperti pemaparan metode
penelitian,assement data,daftar gambar dan tabel ,hipotesis dan sebagainya karena hal-hal tesebut
dapat langsung menguatkan pemahaman pembaca dalam memahami jurnal seperti ini.

DAFTAR PUSTAKA
Rini Sumantri .2011.Analisis Tingkat Pengangguran Dan Pengaruh Signifikan Terhadap
Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan
Barat.http://journal.um.ac.id/index.php/ Ekonomi-
Makro /article/download/3400/617. JurnalEkonomi Makro. Riau.2011
Ajeng Koswara .2014.Analisis Pengaruh Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran Di Kota Ambon. .http://journal.unpad.ac.id/index.php/ Makro-
Modern/article/download/8811/314.Jurnal Ekonomi Modern. Bandung.2014

Anda mungkin juga menyukai